• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

NOMOR 31/KEP-DJP2HP/2014 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN USAHA MINA PEDESAAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan minat masyarakat dalam berusaha, menumbuh kembangkan kelompok usaha baru, serta meningkatkan produksi dan pendapatan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, perlu dilakukan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran berbasis kelompok masyarakat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan tentang Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Tahun 2014;

Mengingat : 1. Undang -Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun

2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5073);

(2)

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);

6. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);

8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 60/P Tahun 2013;

9. Keputusan Presiden Nomor 27/M Tahun 2012;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/

PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 340);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN USAHA MINA PEDESAAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014.

KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Tahun 2014 yang selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Pedoman Teknis PUMP-P2HP, sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan ini.

KEDUA : Pedoman Teknis PUMP-P2HP sebagaimana dimaksud

Diktum KESATU, digunakan sebagai acuan bagi aparat

pelaksana dan masyarakat dalam melaksanakan bantuan

langsung masyarakat (BLM) Pengembangan Usaha Mina

Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.

(3)

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 24 Maret 2014

DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN ttd

SAUT P. HUTAGALUNG

Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas

Esti Budiyarti

(4)

Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

Nomor 31/KEP-DJP2HP/2014 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir dan sentra-sentra perikanan merupakan salah satu kegiatan strategis dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Kemiskinan yang terjadi pada masyarakat kelautan dan perikanan merupakan salah satu masalah pokok nasional yang penanggulangannya harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pada tahun 2007 pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat telah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

PNPM Mandiri merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program- program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pelaksanaan PNPM Mandiri merupakan pelaksanaan dari prioritas nasional ke-4 yaitu Penanggulangan Kemiskinan. Pelaksanaan PNPM Mandiri juga merupakan pelaksanaan dari kebijakan percepatan dan perluasan program pro rakyat, khususnya pada klaster 2. Target yang diharapkan adalah Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat serta Perluasan dan Peningkatan Kesempatan Kerja, sehingga pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan.

Sejak tahun 2009 di bawah payung Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Kementerian Kelautan dan

Perikanan telah melaksanakan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan

sebagai PNPM sektoral atau pendukung dengan target sasaran

karakteristik kelompok usaha tertentu. Kemudian mulai tahun 2011

PNPM Mandiri KP dilakukan melalui tiga komponen yaitu Pengembangan

Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya

dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, dan Pemberdayaan

Usaha Garam Rakyat (PUGAR) serta Pengembangan Desa Pesisir

Tangguh (PDPT).

(5)

Dalam pelaksanaannya, PNPM Mandiri KP mengikuti delapan ciri- ciri dasar PNPM Mandiri, yaitu:

1. Mendukung tersedianya anggaran untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan skala desa/kelurahan masyarakat yang dicairkan langsung oleh pemerintah ke rekening lembaga yang berbasis kelompok usaha/kelompok masyarakat;

2. Ada pendampingan dan pengawasan secara menerus dari program;

3. Ada tindakan untuk memperkuat pemihakan kepada kepentingan kaum perempuan dan kaum yang hampir miskin;

4. Mendorong dan memperkuat peran dan fungsi kelembagaan (buat penjelasan lebih lanjut di pedoman teknis) yang berbasis kelompok usaha/kelompok masyarakat;

5. Pengambilan keputusan atas pendanaan kegiatan-kegiatan melalui musyawarah masyarakat atau musyawarah wakil-wakil masyarakat;

6. Masyarakat memilih dan mengevaluasi kinerja Tim Pengelola Kegiatan dan Dana secara demokratis;

7. Pelaksanaan kegiatan secara swakelola oleh organisasi/kelompok masyarakat; dan

8. Melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Pedoman Teknis PUMP-P2HP merupakan penjabaran Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/ PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan yang berisi tentang rangkaian teknis pelaksanaan kegiatan PUMP-P2HP. PUMP-P2HP merupakan kegiatan pemberdayaan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR). POKLAHSAR merupakan kelompok usaha kelautan dan perikanan bidang pengolahan dan pemasaran target sasaran PUMP-P2HP. Dengan adanya kegiatan PUMP-P2HP, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan POKLAHSAR dan menyerap tenaga kerja baru bidang pengolahan dan pemasaran.

1.2. Tujuan

Pedoman Teknis PUMP-P2HP ini disusun sebagai acuan bagi petugas pelaksana di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan PUMP-P2HP.

Tujuan pelaksanaan kegiatan PUMP-P2HP adalah tersalurkannya Bantuan Langsung Masyarakat kepada 1.000 Kelompok Usaha Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) di 33 provinsi; dan terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kelembagaan usaha POKLAHSAR.

1.3. Sasaran

Sasaran Pedoman Teknis PUMP-P2HP adalah terlaksananya kegiatan PUMP-P2HP di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Sasaran pelaksanaan kegiatan PUMP-P2HP adalah berkembangnya

usaha POKLAHSAR di Kabupaten/Kota.

(6)

1.4. Indikator Keberhasilan

Merujuk dari Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri KP menyebutkan bahwa indikator keberhasilan PNPM Mandiri KP harus sesuai dengan Peta Jalan PNPM Mandiri. TNP2K telah 8 (delapan) kriteria/ciri-ciri dasar program pemberdayaan masyarakat dan Indikator Kinerja Utama program yang terdiri 19 (sembilan belas) Indikator Output dan 4 (empat) Indikator Outcome yang telah disusun dan disepakati secara nasional oleh K/L pelaksana PNPM. Adapun jumlah dan jenis Indikator Kinerja untuk PNPM sektoral/penguatan dapat disesuaikan dengan komponen program yang dilaksanakan masing-masing dan dapat ditetapkan targetnya oleh masing-masing K/L pelaksana.

PNPM Mandiri KP telah menetapkan 7 (tujuh) kelompok indikator yang dapat diimplementasikan ke dalam indikator output pelaksanaan PUMP-P2HP, sebagai berikut:

Kelompok

Indikator Nama Indikator Kinerja Output Target Tahun 2014

Pemanfaat

Jumlah Kelompok 1.000 Poklahsar

Jumlah Kab/Kota 225 kab/kota

Partisipasi Umum

Jumlah PPTK/Penyuluh PNS 218 PPTK

Jumlah Anggota Kelompok yang hadir dalam kegiatan perencanaan

dan pengambilan keputusan. 7.000 orang Jumlah pertemuan/koordinasi SKPD

dengan TKPK

Provinsi/Kabupaten/Kota

Minimal 2 kali dalam satu tahun

Kualitas Ouput

Ketepatan waktu penyaluran BLM 100% persen pada Desember

Prosentase pemanfaatan BLM yang

sesuai dengan RUB dan

dimanfaatkan

100%

Penguatan Kapasitas

Prosentase jumlah anggota kelompok yang dilatih, diberikan bimtek dan/atau mengikuti temu usaha dibandingkan dengan total anggota kelompok

10%

Persentase jumlah kelompok yang dibina oleh Tenaga Pendamping

dalam menyusun RUB

memperhatikan RPJM Desa

100%

Tata Kelola yang baik

Persentase kepemilikan papan

informasi penerima PUMP-P2HP 100%

Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti dibandingkan dengan

total pengaduan 75%

(7)

Sedangkan indikator outcome PUMP-P2HP sesuai dengan amanat Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri KP yaitu meningkatnya rata-rata produksi, rata-rata pendapatan, serta penumbuhan wirausaha pengolahan dan pemasaran.

1.5. Proses Pemberdayaan

Merujuk pada Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri KP, maka proses pemberdayaan PUMP-P2HP didasarkan pada teori Community Driven Development (CDD) yang merupakan perencanaan partisipatif yang diikuti oleh masyarakat desa secara utuh diawali dengan sosialisasi, identifikasi, pemetaan masalah, pengorganisasian kelompok/

perencanaan mayarakat, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi secara bersama dalam POKLAHSAR.

Terdapat 6 (enam) elemen pemberdayaan yang harus diacu dalam proses pemberdayaan yang dilaksanakan melalui PUMP-P2HP, yakni : 1. Fasilitasi/Pendampingan

Fasilitasi PUMP-P2HP dilakukan oleh Tenaga Pendamping baik Penyuluh perikanan ASNmaupun Penyuluh Pendamping Tenaga Kontrak (PPTK) mulai dari (a) mengidentifikasi/menumbuhkan kelompok, (b) memfasilitasi kelompok dalam penyusunan menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB), (c) melakukan pembinaan, pendampingan dan bimbingan teknis/manajemen usaha KP selama kegiatan usaha berlangsung, dan (e) membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan.

2. Partisipasi Komunitas

Dari sisi perencanaan, seluruh unsur dalam kelompok dengan difasilitasi Tenaga Pendamping berpartisipasi menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB) sesuai kebutuhan yang diinginkan kelompok dalam pengembangan usaha dengan memperhatikan kelayakan usaha dan potensi desa.

Dari sisi pengawasan, seluruh anggota kelompok melakukan pengawasan bersama melalui pertemuan rutin yang dilakukan untuk membahas perkembangan usaha dan pengelolaan keuangan.

Kelompok

Indikator Nama Indikator Kinerja Output Target Tahun 2014

Gender

a. Prosentase rata-rata anggota

kelompok perempuan

dibandingkan dengan total anggota kelompok penerima.

b. Prosentase jumlah Tenaga Pendamping, dan atau Kader Desa perempuan.

c. Prosentase jumlah kehadiran peserta perempuan dalam forum perencanaan dan pengambilan keputusan.

a. 10%

b. 30%

c. 10%

Dukungan Pemda

Prosentase jumlah kabupaten/kota

yang memiliki dukungan

program/kegiatan dan anggaran untuk pemberdayaan

50% dari jumlah

kab/kota penerima

(8)

3. Pengorganisasian Kelompok

POKLAHSAR yang telah terbentuk memperoleh penguatan pengelolaan kelembagaan, kelompok, manajemen pengelolaan keuangan, bimbingan teknis usaha pengolah dan pemasar untuk memenuhi kebutuhan bersama.

4. Transparansi

Pertanggungjawaban keuangan kelompok difasilitasi oleh Tenaga Pendamping dilakukan melalui Laporan Perkembangan Usaha yang secara berkala dilaporkan secara berjenjang ke Tim Teknis (Kabupaten/Kota), Tim Pembina (Provinsi), dan Pokja PNPM Mandiri KP (Pusat).

5. Sistem Pengawasan

Penggunaan dana kelompok dan perkembangannya dikontrol secara bersama oleh seluruh anggota kelompok.

6. Perpektif Gender

Mulai dari proses perencanaan hingga pengambilan keputusan melibatkan peserta perempuan dan kaum rentan dengan difasilitasi oleh Tenaga Pendamping.

1.6. Pengertian dan Definisi

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang

selanjutnya disingkat PNPM Mandiri adalah kebijakan nasional

sebagai upaya bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan

pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk memfasilitasi

peningkatan aset sarana prasarana dasar dan akses terhadap

pelayanan publik bagi masyarakat, terutama kelompok perempuan

dan kelompok miskin, membuka dan memperluas lapangan kerja

serta meningkatkan kualitas tata kelola.

(9)

2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat PNPM Mandiri KP adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan, penumbuhan wirausaha kelautan dan perikanan serta meningkatnya kualitas lingkungan.

3. Pengembangan Usaha Mina Pedesaan yang selanjutnya disingkat PUMP adalah bagian dari PNPM Mandiri KP melalui bantuan pengembangan usaha dalam menumbuhkembangkan usaha perikanan sesuai dengan potensi desa.

4. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya menumbuhkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining power) sehingga memiliki akses dan kemampuan untuk mengambil keuntungan timbal balik dalam bidang sosial dan ekonomi.

5. Bantuan Langsung Masyarakat yang selanjutnya disingkat BLM adalah dana bantuan sosial dalam bentuk uang yang disalurkan melalui rekening KUKP untuk pengadaan prasarana dan sarana usaha secara swakelola.

6. Rencana Usaha Bersama yang selanjutnya disingkat RUB adalah rencana usaha untuk pengembangan wirausaha kelautan dan perikanan yang disusun oleh KUKP berdasarkan kelayakan usaha dan potensi desa.

7. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang selanjutnya disingkat TNP2K adalah Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan. TNP2K diketuai oleh Wakil Presiden Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.

8. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi yang selanjutnya disingkat TKPK Provinsi adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi.

9. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat TKPK Kabupaten/Kota adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan di tingkat kabupaten/kota.

10. Tim Koordinasi adalah Tim PNPM Mandiri KP di Pusat yang dibentuk oleh Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan PNPM Mandiri KP.

11. Kelompok Kerja PUMP-P2HP yang selanjutnya disingkat Pokja PUMP-P2HP adalah Tim Pelaksana PUMP P2HP di Pusat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan untuk mengkoordinasikan PUMP-P2HP.

12. Tim Pembina adalah tim pelaksana PUMP-P2HP di Provinsi yang dibentuk oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk untuk mengoordinasikan PUMP-P2HP di wilayahnya.

13. Tim Teknis adalah tim pelaksana PUMP-P2HP di Kabupaten/Kota

yang dibentuk oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk

untuk mengoordinasikan pengelolaan PUMP-P2HP di wilayahnya.

(10)

14. Tenaga Pendamping adalah orang yang bertugas mendampingi POKLAHSAR secara terus menerus selama berlangsungnya kegiatan PUMP-P2HP, yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman di bidang kelautan dan perikanan terdiri dari penyuluh perikanan ANS dan Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK).

15. Kelompok Pengolah Pemasar yang selanjutnya disingkat Poklahsar adalah kumpulan pengolah dan/atau pemasar hasil perikanan yang melakukan kegiatan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bersama dalam wadah kelompok.

16. Pengolah adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pengolahan hasil perikanan.

17. Pemasar adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pemasaran hasil perikanan termasuk produk olahannya.

18. Pelatihan adalah proses pembelajaran baik teori maupun praktik yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi di bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta bermanfaat bagi pesertanya dalam meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

19. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga Pendamping dalam rangka pemberdayaan POKLAHSAR dalam melaksanakan PUMP-P2HP.

20. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha perikanan agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

21. Papan informasi adalah media yang berisikan informasi tentang lokasi, nama kelompok, jumlah BLM yang diterima, pemanfaatan BLM, dan dilengkapi dengan logo PNPM Mandiri dan logo KKP.

22. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

23. Peningkatan Kehidupan Nelayan yang selanjutnya disingkat PKN adalah Program Pro-Rakyat yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat nelayan dan keluarganya atau masyarakat pesisir untuk melakukan kegiatan usaha budidaya ikan sebagai tambahan penghasilan atau mata pencarian alternatif

24. Kementerian Kelautan dan Perikanan disingkat KKP merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

25. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

yang selanjutnya disingkat Ditjen P2HP adalah salah satu Direktorat

Jenderal di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang

menyelenggarakan program PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan

dalam bentuk PUMP P2HP.

(11)

26. Dinas Provinsi adalah Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat Provinsi.

27. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang membidangi kelautan

dan perikanan di tingkat Kabupaten/Kota.

(12)

BAB II

POLA DASAR DAN STRATEGI PELAKSANAAN PUMP P2HP

2.1. Pola Dasar

Pola dasar PUMP-P2HP dirancang untuk meningkatkan kemampuan POKLAHSAR yang terdiri dari kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk mengembangkan usaha produktif dalam rangka mendukung peningkatan produksi, pendapatan dan pengembangan wirausaha bidang pengolahan dan pemasaran.

Untuk pencapaian tujuan tersebut di atas, komponen utama kegiatan PUMP-P2HP adalah:

1. keberadaan POKLAHSAR;

2. keberadaan tenaga pendamping, Tim Teknis, Tim Pembina, Pokja PUMP P2HP, dan Tim Koordinasi;

3. sosialisasi dan pelatihan;

4. penyaluran dana BLM; dan

5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

2.2. Strategi Dasar

Strategi dasar pelaksanaan PUMP-P2HP adalah:

1. adanya koordinasi program pemberdayaan masyarakat dalam kerangka PNPM Mandiri sejak proses perencanaan di tingkat desa melalui koordinasi dengan TKPK Daerah di Kab/Kota;

2. peningkatan kemampuan kelembagaan POKLAHSAR dalam mengelola BLM;

3. optimalisasi potensi usaha kelautan dan perikanan di pedesaan;

4. fasilitasi bantuan usaha bagi POKLAHSAR;

5. pendampingan POKLAHSAR oleh Tenaga Pendamping.

2.3. Strategi Operasional

Strategi Operasional pelaksanaan PUMP-P2HP adalah:

1. pola PUMP-P2HP sebagai bagian dari program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat mengikuti PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan yang telah disesuaikan dengan kekhususan pada masyarakat pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

2. penentuan lokasi BLM PUMP P2HP tahun 2014 memperhatikan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2014 dengan fokus tertentu yaitu lokasi minapolitan, Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN), industrialisasi, blue economy, mitra kerja dan lokasi strategis lainnya;

3. sosialisasi secara nasional;

4. rekruitmen tenaga pendamping;

(13)

5. integrasi dan koordinasi tenaga pendamping PUMP-P2HP dengan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat PNPM Nasional yang sudah memiliki sertifikasi kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP);

6. koordinasi tenaga pendamping dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) untuk integrasi program dengan PNPM lainnya pada forum Musrenbangdes;

7. penyiapan sumber daya manusia melalui pelatihan/bimbingan teknis dan manajemen usaha untuk tenaga pendamping;

8. identifikasi, seleksi dan verifikasi POKLAHSAR calon penerima BLM;

9. penyusunan RUB oleh POKLAHSAR dengan memperhatikan setiap usulan kebutuhan para anggota kelompok khususnya keterlibatan anggota perempuan untuk mendukung usaha ekonomi produktif kelompok;

10. verifikasi RUB dan dokumen administrasi oleh tim teknis sebagai dasar pengusulan pencairan BLM;

11. optimalisasi dukungan kebijakan, program, dan pendanaan dari Pemerintah Daerah.

12. pelaporan secara berjenjang mulai dari pengurus POKLAHSAR tenaga pendamping, tim teknis, tim pembina sampai dengan pokja.

2.4. Ruang Lingkup dan Jadwal Kegiatan

1. Ruang lingkup kegiatan PUMP-P2HP meliputi:

a. sosialisasi dan koordinasi kegiatan;

b. identifikasi, seleksi, verifikasi, dan penetapan calon POKLAHSAR penerima BLM;

c. rekruitmen tenaga pendamping;

d. penyusunan dan pengusulan RUB dan dokumen administrasi;

e. penetapan kelompok penerima BLM;

f. penyaluran BLM;

g. pemanfaatan BLM;

h. pendampingan dan penyuluhan;

i. pembinaan dan pengendalian;

j. pemantauan dan evaluasi; dan k. pelaporan.

2. Jadwal Kegiatan

a. Jadwal Kegiatan PUMP-P2HP

NO URAIAN KEGIATAN

BULAN J

A N

F E B

M A R

A P R

M E

I J U N

J U L

A G S

S E P

O K T

N O V

D E S 1. Persiapan

2. Sosialisasi

3. Rekruitmen dan Penetapan Tenaga Pendamping

4. Pengusulan POKLAHSAR Calon Penerima BLM

(14)

NO URAIAN KEGIATAN

BULAN J

A N

F E B

M A R

A P R

M E

I J U N

J U L

A G S

S E P

O K T

N O V

D E S 5. Identifikasi, Seleksi dan

Verifikasi Kelompok Calon Penerima BLM

6. Penetapan Kelompok Penerima BLM

7. Penyaluran dan Pemanfaatan BLM

8. Pendampingan dan Penyuluhan 9. Pembinaan dan Pengendalian 10. Pemantauan, Evaluasi, dan

Pelaporan

(15)

BAB III

ORGANISASI PELAKSANA PUMP-P2HP

Organisasi pelaksana PUMP-P2HP dibagi menjadi dua yaitu pada tingkat pusat yang terdiri atas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja serta pada tingkat daerah yang terdiri atas Tim Pembina, Tim Teknis, Tenaga Pendamping, sebagaimana diuraikan dibawah ini.

3.1. Tingkat Pusat 1) Tim Koordinasi

Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai pengarah membentuk Tim Koordinasi yang berfungsi untuk meningkatkan koordinasi antar unit kerja lingkup KKP dan antar lintas Kementerian/Lembaga. Tim Koordinasi terdiri atas ketua, sekretaris, dan anggota. Dalam pelaksanaannya Tim Koordinasi dapat dibantu sekretariat.

Tugas Tim Koordinasi adalah merumuskan kebijakan umum, menyusun pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri KP, melakukan sosialisasi pengembangan PNPM Mandiri KP, mengintegrasikan anggaran dan kegiatan yang mendukung kegiatan PNPM Mandiri KP, dan melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja terkait pelaksanaan serta monitoring, evaluasi, dan pelaporan PNPM Mandiri KP.

Selain mengkoordinasikan pelaksanaan PNPM Mandiri KP di lingkup eselon I KKP, Tim Koordinasi juga melakukan koordinasi dengan TNP2K selaku lembaga yang mengintegrasikan lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

2) Kelompok Kerja (Pokja)

Sebagai unit Eselon I yang menangani PUMP-P2HP, di tingkat pusat Dirjen P2HP membentuk Pokja PUMP-P2HP.

Tugas Pokja adalah melaksanakan seluruh kegiatan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

Rincian tugasnya sebagai berikut :

a) Melakukan penyusunan Pedoman Teknis PUMP-P2HP;

b) Melaksanakan sosialisasi dan pelembagaan PUMP-P2HP;

c) Melaksanakan koordinasi dan verifikasi POKLAHSAR calon penerima BLM PUMP-P2HP;

d) Melakukan pengusulan penetapan POKLAHSAR penerima BLM PUMP-P2HP kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan melalui Direktur Usaha dan Investasi;

e) Melakukan pendampingan pelaksanaan PUMP-P2HP kepada Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota;

f) Melakukan kompilasi, penelitian kelengkapan, dan verifikasi dokumen penyaluran BLM PUMP-P2HP;

g) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PUMP-P2HP; dan

h) Membuat Laporan Pelaksanaan PUMP-P2HP.

(16)

3.2. Tingkat Daerah 1). Tim Pembina

Untuk meningkatkan koordinasi di tingkat Provinsi, Gubernur atau pejabat yang ditunjuk membentuk Tim Pembina yang diketuai oleh Kepala Dinas Provinsi atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala dinas dengan anggota masing-masing bidang yang menangani teknis serta instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi. Tugas tim pembina adalah:

a) mengoordinasikan usulan calon kelompok penerima BLM PUMP dari Dinas Kabupaten/Kota di wilayahnya dan mengusulkan kepada Pokja;

b) meneliti dan melakukan validasi RUB dan dokumen administrasi lainnya sebagai dokumen penyaluran BLM;

c) melakukan koordinasi, pembinaan, pemantauan dan evaluasi, pelaksanaan PUMP-P2HP di wilayahnya;

d) membuat laporan tim pembina;

e) berkoordinasi dengan TKPK Provinsi terkait dengan sinergitas pelaksanaan PNPM Mandiri KP dengan PNPM inti di wilayahnya;

f) mengkoordinasikan sinergi pendanaan dari APBD Provinsi.

2) Tim Teknis

Dalam pelaksanaan PUMP-P2HP di Tingkat Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk membentuk Tim Teknis yang diketuai oleh Kepala Dinas Kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala dinas dengan anggota sesuai unsur-unsur yang dibutuhkan serta instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Kabupaten/Kota. Tugas tim teknis adalah:

a) melaksanakan kegiatan identifikasi, seleksi dan verifikasi POKLAHSAR;

b) mengusulkan tenaga pendamping yang terdiri dari Penyuluh Perikanan ASN dan/atau PPTK kepada pejabat yang menetapkan tenaga pendamping;

c) melaksanakan sosialisasi di tingkat kabupaten/kota;

d) melakukan verifikasi RUB dan dokumen administrasi lainnya guna pencairan BLM;

e) menyampaikan RUB dan dokumen administrasi lainnya kepada Tim Pembina melalui surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota tembusan direktur jenderal berdasarkan urutan prioritas kelompok calon penerima BLM;

f) Melakukan pemantauan terhadap pemanfaatan dana BLM PUMP P2HP;

g) melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan PUMP-P2HP di wilayahnya;

h) membuat laporan tim teknis;

i) berkoordinasi dengan TKPK Kabupaten/Kota terkait dengan sinergitas pelaksanaan PUMP-P2HP dengan PNPM inti di wilayahnya;

j) mengkoordinasikan sinergi pendanaan dari APBD Kab/Kota.

(17)

3.3. Tenaga Pendamping

Tenaga pendamping terdiri dari Penyuluh Perikanan ASNdan/atau PPTK (Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak). Tenaga Pendamping mempunyai tugas sebagai berikut :

a) membantu Tim Teknis melakukan identifikasi dan seleksi Poklahsar calon penerima BLM PUMP-P2HP di Kabupaten/Kota;

b) membantu Tim Teknis melakukan identifikasi dan verifikasi kelayakan kegiatan usaha Poklahsar calon penerima BLM;

c) memberikan bimbingan dan pendampingan manajemen, teknis, dan pemasaran usaha perikanan kepada kelompok secara berkelanjutan;

d) membantu dan mendampingi kelompok dalam penyusunan RUB dan dokumen administrasi lainnya;

e) membantu memfasilitasi kemudahan akses kelompok terhadap permodalan usaha, sarana produksi, teknologi, dan pasar;

f) membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Poklahsar;

g) membantu Poklahsar dalam membuat laporan perkembangan;

h) membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan setiap bulan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan Kepala BPSDMKP- KKP dengan tembusan kepada eselon I terkait sesuai dengan format yang telah ditetapkan; dan

i) bersama Tim Teknis Berkoordinasi dengan TKPK Kabupaten/Kota dan Fasiitator PNPM Mandiri Inti terkait dengan perencanaan pada forum Musrenbangdes.

Gambar 1. Organisasi Pelaksana PUMP-P2HP

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TIM KOORDINASI

TIM POKJA PUMP P2HP

TIM PEMBINA

TIM TEKNIS

POKLAHSAR

TNP2K

TKPK PROVINSI

TKPK KAB/KOTA TENAGA

PENDAMPING

FASILITATOR PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

(18)

BAB IV

SOSIALISASI, PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

4.1. Sosialisasi

Dalam rangka implementasi pelaksanaan PUMP-P2HP maka perlu dilakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan antara lain POKLAHSAR, Tenaga Pendamping, Tim Teknis dan Tim Pembina. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan dan menyamakan persepsi mengenai langkah-langkah pelaksanaan PUMP-P2HP baik di tingkat pusat maupun daerah. Sosialisasi dilakukan antara lain melalui :

1. Pertemuan dengan mengundang para pemangku kepentingan;

2. Kunjungan lapangan oleh Pokja PUMP-P2HP;

3. Publikasi melalui pembuatan Pedoman, Leaflet/Brosur.

4.2. Pelatihan

Guna pencapaian sasaran pelaksanaan PUMP-P2HP secara efektif diperlukan kesiapan SDM tenaga pendamping dan POKLAHSAR. Untuk itu, diperlukan pelatihan pembekalan bagi tenaga pendamping dan pelatihan teknis serta manajemen usaha bagi POKLAHSAR.

1. Pembekalan Tenaga Pendamping

Dalam rangka membekali tenaga Pendamping agar memiliki wawasan dan kemampuan serta ketrampilan dalam memfasilitasi, mendampingi dan melakukan kegiatan pemberdayaan kepada POKLAHSAR, maka Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu menyelenggarakan kegiatan pelatihan dalam rangka pembekalan bagi Tenaga Pendamping PUMP-P2HP.

2. Pelatihan POKLAHSAR

 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi POKLAHSAR;

 Direktorat Pengolahan Hasil dan Balai Besar Pengendalian dan Pengembangan Hasil Perikanan, Ditjen P2HP, dapat berkontribusi menyelenggarakan pelatihan/ alih teknologi/ bimbingan teknis bidang pengolahan, mutu dan kemasan serta diversifikasi produk olahan kepada POKLAHSAR;

 Direktorat Usaha dan Investasi, Ditjen P2HP, dapat berkontribusi menyelenggarakan pelatihan/bimbingan teknis kewirausahaan, manajemen usaha kecil dan penguatan kelembagaan POKLAHSAR;

dan

 Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Ditjen P2HP, dapat mendukung dalam penguatan jaringan pasar produk hasil olahan POKLAHSAR.

4.3. Pendampingan

Dalam rangka efektivitas penyaluran BLM PUMP-P2HP kepada

POKLAHSAR dan pembinaannya dilakukan pendampingan oleh Tenaga

Pendamping baik Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) maupun

Penyuluh Perikanan ASN. Pendampingan kepada POKLAHSAR meliputi

pendampingan manajemen usaha, pemanfaatan teknologi dan kemitraan,

serta pemanfaatan BLM PUMP-P2HP.

(19)

BAB V

SELEKSI POKLAHSAR CALON PENERIMA PUMP-P2HP

5.1. Kriteria Calon Penerima dan Lokasi BLM PUMP-P2HP

Kriteria umum kelompok usaha calon penerima BLM PUMP-P2HP adalah:

a. POKLAHSAR skala mikro yang melakukan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang direkomendasikan oleh Tim Teknis dan atau Tenaga Pendamping;

b. pengurus dan anggota bukan Perangkat Desa/Kelurahan, Pegawai ASN, TNI/Polri, dan PPTK;

c. berada di dalam satu desa yang sama atau desa yang berdekatan;

d. POKLAHSAR terdaftar di dinas dan atau instansi yang menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota;

e. setiap anggota POKLAHSAR tidak boleh menerima lebih dari satu BLM PNPM Mandiri KP; dan

f. POKLAHSAR harus memiliki anggota baru yang merupakan tambahan tenaga kerja baru (minimal sebanyak 20% dari jumlah anggota).

POKLAHSAR dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah pengurus dan anggota POKLAHSAR paling sedikit 5 orang.

Kriteria khusus POKLAHSAR calon penerima BLM PUMP-P2HP adalah :

a. memiliki profil usaha;

b. mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh pengolah dan pemasar;

c. terdaftar dan mau dibina oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota, yang tertuang dalam Keputusan Kepala Dinas Kab/Kota;

dan

d. satu POKLAHSAR hanya berhak memperoleh satu paket menu BLM PUMP-P2HP.

Adapun kriteria lokasi PUMP-P2HP memperhatikan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2014, lokasi minapolitan, lokasi Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN), lokasi industrialisasi, lokasi blue economy, serta lokasi berdasarkan usulan daerah dan mitra kerja.

Penentuan Alokasi BLM per Kabupaten/Kota ditentukan oleh Pokja PUMP-P2HP dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Jumlah alokasi BLM di Kabupaten/Kota yang telah direalisasikan sebelumnya;

2. Kemampuan pembinaan dan pengendalian dari Kabupaten/Kota;

3. Potensi bahan baku;

4. Potensi pangsa pasar.

5.2. Struktur Organisasi Calon Penerima BLM PUMP- P2HP

Untuk menjalankan pengelolaan dana BLM PUMP-P2HP maka

POKLAHSAR memiliki kepengurusan minimal terdiri dari: (a) Ketua, (b)

(20)

Sekretaris dan (c) Bendahara yang ditetapkan melalui Rapat Anggota (RA) yang dimasukkan dalam dokumen.

Dalam pelaksanaan BLM PUMP-P2HP, rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya memilih dan memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan program, penetapan unit usaha, evaluasi pengembangan pengelolaan unit usaha POKLAHSAR dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan setiap anggota memiliki hak suara yang sama.

5.2.1. Rapat Anggota

Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUMP-P2HP di tingkat POKLAHSAR, Rapat Anggota dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota POKLAHSAR serta Tenaga Pendamping.

2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota.

3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan : a. RUB (Rencana Usaha Bersama);

b. Mekanisme pemanfaatan dana BLM PUMP-P2HP;

c. Usaha produktif pengolahan dan pemasaran;

d. Tata tertib rapat anggota;

e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.

5.2.2. Pengurus POKLAHSAR

Pengurus POKLAHSAR yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah pengolah dan pemasar yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi organisasi dalam rangka pengelolaan dana BLM PUMP-P2HP, masing-masing Pengurus POKLAHSAR mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Ketua

Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan PUMP-P2HP dengan rincian sebagai berikut :

1. Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;

2. Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus POKLAHSAR dan tenaga pendamping;

3. Menandatangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUMP-P2HP antara lain RUB dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana BLM PUMP-P2HP;

4. Mewakili kelompok dalam pertemuan dengan pihak lain;

5. Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggungjawaban dana BLM PUMP-P2HP;

6. Memimpin organisasi dan administrasi POKLAHSAR dalam rangka pengelolaan usaha PUMP-P2HP.

b. Sekretaris

Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan kelompok dalam rangka pengelolaan PUMP-P2HP, dengan rincian sebagai berikut :

1. Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta

dokumen PUMP-P2HP lainnya.

(21)

2. Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.

3. Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB dan kegiatan organisasi lainnya.

4. Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan kegiatan kelompok.

c. Bendahara

Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan POKLAHSAR baik penarikan maupun pengelolaan dana BLM PUMP-P2HP, dengan rincian tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan yang ditetapkan;

2. Menyalurkan dana BLM PUMP-P2HP sesuai dengan RUB dan atau jadwal pemanfaatan dana yang disepakati kelompok;

3. Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana BLM PUMP-P2HP; dan

4. Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan kegiatan POKLAHSAR terkait pengelolaan dana BLM PUMP-P2HP.

5.3. Tahapan Pengusulan dan Penetapan POKLAHSAR Calon Penerima BLM Pengusulan dan penetapan POKLAHSAR calon Penerima BLM dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

a. Pokja atau Tim teknis menerima usulan POKLAHSAR calon penerima, untuk selanjutnya dilakukan identifikasi, seleksi, dan verifikasi usulan calon kelompok penerima PUMP-P2HP oleh Tim Teknis bersama Tenaga Pendamping;

b. Berdasarkan hasil identifikasi, seleksi, dan verifikasi calon kelompok penerima PUMP-P2HP, Tim Teknis mengusulkan calon kelompok penerima PUMP kepada Tim Pembina untuk divalidasi dan ditembuskan kepada Pokja PUMP-P2HP melalui Kepala Dinas Kabupaten/kota;

c. Tim Pembina mengoordinasikan usulan calon kelompok penerima PUMP dari Dinas Kabupaten/Kota di wilayahnya dan Tim Pembina mengusulkan calon kelompok penerima PUMP kepada Pokja melalui Kepala Dinas Provinsi;

d. Pokja mengusulkan calon kelompok penerima PUMP untuk selanjutnya ditetapkan melalui keputusan Dirjen terkait;

e. Direktur Jenderal selaku penanggung jawab program melaporkan

penetapan penerima PUMP kepada Tim Koordinasi.

(22)

BAB VI

MEKANISME PENYALURAN DAN PEMANFAATAN BLM PUMP-P2HP

6.1. Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB)

a. POKLAHSAR menyusun RUB (Formulir 2) berdasarkan hasil musyawarah bersama dengan memperhatikan kebutuhan usaha yang didampingi oleh tenaga pendamping. Penyusunan RUB harus mengakomodasi prioritas kebutuhan kelompok dalam operasional kegiatan usaha pengolahan/pemasaran.

b. Penyusunan RUB, harus memperhatikan kelayakan usaha produktif pengolah/pemasar dan mencantumkan target produksi/penjualan per bulan serta tujuan pasar.

c. RUB diajukan oleh Ketua POKLAHSAR meliputi : (1). Nama Kelompok; (2) Alamat; (3). Tanggal Pengukuhan; (4). Susunan Pengurus; (5) Nomor Rekening; (6). Nama Cabang Bank; (7).Alamat cabang bank; (8). Pilihan usaha; (9). Rencana Usaha; (10) Rencana belanja BLM PUMP-P2HP; (11) Tanda tangan Ketua POKLAHSAR; dan (12). Disetujui oleh Tim Teknis.

6.2. Pengesahan Rencana Usaha Bersama (RUB)

a. RUB POKLAHSAR disetujui dan disahkan sebagai dokumen PUMP- P2HP melalui musyawarah bersama.

b. RUB selanjutnya ditandatangani oleh ketua POKLAHSAR dan disetujui oleh Tim Teknis.

6.3. Perubahan RUB

Rencana Usaha Bersama (RUB) dapat dimungkinkan terjadi perubahan pada tahun berjalan setelah penyaluran dana BLM yang disebabkan (1) adanya perbedaan harga pada saat penyusunan RUB dan pemanfaatan dana BLM PUMP P2HP yang mengakibatkan beberapa jenis barang pada RUB baik volume maupun harga satuan mengalami perubahan; dan (2) adanya dinamika kelompok yang mengakibatkan adanya perubahan kebutuhan jenis barang baik jenis barang, volume maupun harga satuan.

Perubahan RUB dimungkinkan agar pemanfaatan BLM PUMP P2HP tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan POKLAHSAR untuk mendukung pengembangan usahanya.

Perubahan RUB harus dibuat kesepakatan kelompok yang dituangkan di dalam Berita Acara perubahan RUB yang disetujui oleh Tenaga Pendamping dan Tim Teknis. Dalam menyusun perubahan RUB harus melampirkan RUB sebelum dan sesudah perubahan RUB.

6.4. Dokumen Administrasi Pendukung Penyaluran BLM PUMP-P2HP

1. Administrasi pendukung Penyaluran Dana BLM PUMP yang disiapkan dan dibuat rangkap 2 (dua) asli oleh POKLAHSAR calon penerima BLM PUMP meliputi :

a) Data dasar POKLAHSAR PUMP-P2HP (Formulir 1a dan 1b);

b) RUB POKLAHSAR yang ditandatangani Ketua POKLAHSAR dan disetujui Tim Teknis (Formulir 2) ;

c) Foto copy buku tabungan dengan nomor rekening bank aktif atas nama POKLAHSAR yang ditandatangani ketua dan bendahara;

d) Fotocopy KTP (Ketua dan Bendahara) POKLAHSAR;

(23)

e) Perjanjian Kerjasama (PK) antara POKLAHSAR dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR bermaterai Rp. 6.000,- (Formulir 7);

f) Surat Perintah Kerja (SPK) PPK Satker Direktorat Usaha dan Investasi kepada POKLAHSAR ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR bermaterai Rp. 6.000,- (Formulir 8);

g) Berita Acara (BA) Serah Terima Dana ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR dan PPK Satker Direktorat Usaha dan Investasi (Formulir 9);

h) Pakta Integritas (PI) yang ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR dan PPK Satker Direktorat Usaha dan Investasi (Formulir 10);

i) Kwitansi ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara POKLAHSAR dan diketahui oleh Tim Teknis senilai dana BLM PUMP yang diterima oleh POKLAHSAR bermaterai Rp. 6.000,- (Formulir 11a);

j) Berita Acara Pembayaran ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR dan PPK Satker Direktorat Usaha dan Investasi (Formulit 11b);

dan

k) Surat Pernyataan Penambahan Anggota Baru Kelompok (Formulir 11c).

2. Administrasi pendukung yang disiapkan oleh Tim Teknis meliputi:

a) Form Hasil Identifikasi dan Seleksi POKLAHSAR (Formulir 3a);

b) Data rekapitulasi POKLAHSAR (Formulir 3b);

c) Berita Acara (BA) verifikasi dokumen administrasi pencairan dana BLM PUMP (Fomulir 5).

3. Administrasi pendukung yang disiapkan oleh Tim Pembina meliputi:

a) Data rekapitulasi POKLAHSAR (Formulir 4);

b) Berita Acara (BA) verifikasi dokumen administrasi pencairan dana BLM PUMP (Fomulir 6).

6.5. Verifikasi RUB dan Dokumen Administrasi 6.5.1. Proses Verifikasi

a. Verifikasi terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya dilakukan dan disetujui oleh Tim Teknis bersama-sama dengan tenaga pendamping di tingkat Kabupaten/Kota.

b. RUB dan dokumen administrasi lainnya yang telah dinyatakan lengkap oleh Tim Teknis selanjutnya disampaikan kepada Tim Pembina;

c. RUB dan dokumen administrasi pendukung diverifikasi kembali oleh Tim Pembina, apabila masih ada yang belum memenuhi syarat, akan dikembalikan kepada POKLAHSAR melalui Tim Teknis untuk diperbaiki;

d. RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya yang sudah dinyatakan memenuhi syarat selanjutnya dibuat rekapitulasi berita acara verifikasi sesuai Formulir 6.

Selanjutnya dikirimkan kepada : Pokja PUMP-P2HP

Direktorat Usaha dan Investasi, Ditjen P2HP

Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 (GMB III Lt. 12)

Jakarta Pusat 10110

(24)

6.5.2. Hal-hal Penting yang Diverifikasi

1. Verifikasi terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya dilakukan oleh Tim Teknis antara lain meliputi:

a) RUB dan dokumen lainnya ditandatangani Ketua POKLAHSAR dengan stempel POKLAHSAR;

b) Nama rekening harus atas nama POKLAHSAR yang dibuka oleh ketua dan bendahara di Bank BUMN/Bank Pemerintah Daerah. Penulisan nama rekening (nama POKLAHSAR), alamat kantor cabang dan atau unit bank harus jelas serta nomor rekening tidak boleh salah;

c) Penjumlahan dana BLM PUMP-P2HP dalam RUB tidak melebihi total bantuan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);

d) Pembetulan tulisan dan/atau angka yang salah dalam RUB dan dokumen administrasi dapat dicoret ditempat yang salah kemudian ditulis perbaikan dan dibubuhi paraf;

e) Kwitansi pembayaran dana BLM PUMP-P2HP tidak diperkenankan ada kesalahan;

f) Dokumen administrasi lainnya (PK, SPK, BAST,BAP, Kwitansi, dan PI) diisi dan ditandatangani oleh Ketua POKLAHSAR dan berstempel ;

g) RUB dan dokumen administrasi lainnya diajukan kepada Tim Teknis untuk memperoleh persetujuan;

h) Tim Teknis membuat berita acara pelaksanaan verifikasi dan rekapitulasi RUB POKLAHSAR.

2. RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya diteliti oleh Tim Pembina meliputi :

a) Fotokopy KTP ketua dan bendahara serta buku tabungan POKLAHSAR ;

b) Penjumlahan dana BLM PUMP-P2HP dalam RUB POKLAHSAR tidak melebihi total bantuan Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);

c) Kebenaran data-data yang diterima oleh Tim Pembina meliputi: nama POKLAHSAR, nama desa, kecamatan, nama bank cabang/unit, nomor rekening, dan jumlah rupiah (Rp);

d) RUB dan dokumen administrasi pendukung yang belum memenuhi syarat, dikembalikan kepada Tim Teknis untuk diperbaiki dan dilengkapi.

3. Berdasarkan usulan RUB dan dokumen pendukung administrasi yang telah diverifikasi oleh tim pembina kemudian disampaikan ke Pokja PUMP-P2HP, untuk dilakukan:

a) Penerimaan dan pengecekan kelengkapan dokumen dengan menggunakan formulir check-list;

b) RUB dan dokumen administrasi pendukung yang belum memenuhi syarat, dikembalikan kepada Tim Teknis melalui Tim Pembina untuk diperbaiki dan dilengkapi.

c) Proses penyiapan penyaluran dana BLM.

(25)

6.6. Prosedur Penyaluran Dana BLM PUMP-P2HP

1. Pejabat Pembuat Komitmen Satker Direktorat Usaha dan Investasi melakukan proses penyaluran dana BLM PUMP-P2HP kepada POKLAHSAR sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan;

2. Penyaluran dana BLM PUMP-P2HP dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) ke Rekening POKLAHSAR ;

3. Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) bermaterai Rp. 6.000,- kepada POKLAHSAR (Formulir 8);

4. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM);

5. Pejabat Penandatangan SPM mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I dengan melampirkan :

a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen Satker Direktorat Usaha (Formulir 12);

b) Rekapitulasi pembayaran kepada POKLAHSAR penerima dana BLM PUMP-P2HP yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen Satker Direktorat Usaha dan Investasi;

c) Surat Perintah Kerja (SPK);

d) Berita Acara Pembayaran (Formulir 11b);

e) Keputusan Direktur Jenderal tentang Penetapan POKLAHSAR.

6. Berdasarkan SPM-LS, KPPN I Jakarta menerbitkan SP2D ke rekening POKLAHSAR melalui Bank Operasional KPPN sesuai ketentuan berlaku.

Gambar 2. Prosedur Penyaluran BLM PUMP-P2HP

Transfer Dana BLM ke Rekening Kelompok SPM

SP2D

Usulan RUB

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

POKLAHSAR

KPPN

BANK OPERASIONAL

UNIT BANK TERDEKAT DENGAN KELOMPOK TENAGA

PENDAMPING

VERIFIKASI TIM TEKNIS

VERIFIKASI TIM PEMBINA

VERIFIKASI POKJA

(26)

6.7. Prosedur Penarikan Dana BLM PUMP-P2HP

a. Setelah diterbitkan SP2D, Pokja PUMP-P2HP menginformasikan kepada POKLAHSAR melalui Tim Teknis dan atau Tenaga Pendamping PUMP P2HP untuk melakukan pengecekan rekening masing-masing;

b. Penarikan dana BLM PUMP-P2HP dari Kantor Bank Cabang/Unit Bank Penyalur dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan POKLAHSAR dan kesepakatan dengan Tim Teknis maupun Tenaga Pendamping.

c. Batas waktu penarikan awal dana BLM PUMP P2HP-P2HP paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah SP2D terbit. Apabila terjadi retur SP2D hingga tahun berikutnya, penarikan dana BLM PUMP-P2HP harus dilengkapi dengan Berita Acara Keterlambatan Penarikan Dana BLM PUMP-P2HP yang disetujui oleh Tim Teknis.

6.8. Pemanfaatan Dana BLM PUMP-P2HP

a. Setelah penarikan dana BLM PUMP-P2HP dilakukan, POKLAHSAR langsung memanfaatkan dana BLM PUMP-P2HP sesuai RUB. Dana BLM PUMP-P2HP dibelanjakan oleh POKLAHSAR sesuai RUB didampingi oleh Tenaga Pendamping dan/atau Tim Teknis untuk dikelola dengan baik oleh POKLAHSAR agar berkembang dan berkelanjutan;

b. Setiap transaksi dilaksanakan secara transparan dan dibukukan, bukti transaksi harus disimpan secara tertib oleh Bendahara Poklahsar dan Fotocopynya disimpan oleh Tim Teknis;

c. Dana BLM PUMP-P2HP harus dioptimalkan pemanfaatannya sesuai RUB sehingga memberikan dampak pengembangan usaha bagi POKLAHSAR;

d. Dalam rangka transparansi pemanfaatan BLM PUMP-P2HP kepada masyarakat, maka POKLAHSAR wajib membuat papan informasi sebagaimana format yang tercantum dalam Formulir 20.

6.9. Menu Bidang Usaha Pengolahan dan Pemasaran

Menu bidang usaha pengolahan dan pemasaran meliputi : a. Usaha Pengolahan Abon Ikan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan abon ikan yang terdiri dari :

a) Pembelian alat pengolahan abon ikan sesuai dengan standar mutu, antara lain : meja stainless, keranjang/trays, pisau, talenan akrilic, wadah pengukusan, penyerat daging, pengepres, wajan penggorengan, panci perebusan, kompor, timbangan, pembeku (freezer), penutup plastik (hand sealer), peniris (spiner), penutup plastik hampa udara (vacum sealer), dan peralatan pendukung pengolahan abon ikan lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

b. Usaha Pengolahan Kerupuk/Snack Ikan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan kerupuk/snack ikan terdiri dari :

a) Pembelian alat pengolahan kerupuk/snack ikan sesuai dengan

standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic,

wajan penggorengan, pengaduk (mixer), penghancur (grinder),

timbangan, keranjang/trays, wadah pengukusan, kompor, para-

para/tampah, pemotong kerupuk, pencetak kerupuk, pembeku

(27)

(freezer), peti berinsulasi (cool box), penutup plastik (hand sealer), dan peralatan pendukung pengolahan kerupuk/snack ikan lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

c. Usaha Pengolahan Bakso Ikan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan bakso ikan terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan bakso ikan sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, penghancur (grinder), pencacah dan pengaduk (silent cutter), pencetak bakso (fish ball portable), wadah perebusan, kompor, timbangan, penutup plastik (hand sealer), sendok, pembeku (freezer), wadah/ember plastik, keranjang/trays, penutup plastik hampa udara (vacum sealer) dan peralatan pendukung pengolahan bakso ikan lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

d. Usaha Pengolahan Nugget Ikan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan nugget ikan terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan nugget ikan sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, wadah pengukusan, penghancur (grinder), pencacah dan pengaduk (silent cutter), pencetak nugget, wajan penggorengan, kompor, timbangan, penutup plastik (hand sealer), pembeku (freezer), dan peralatan pendukung pengolahan nugget lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

e. Usaha Pengolahan Kaki Naga/Ekado/Siomay/Otak-otak

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan kaki naga/ekado/siomay/otak-otak terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan kaki naga sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, penghancur (grinder), pencacah dan pengaduk (silent cutter), pencetak kaki naga (fish ball portable), wajan penggorengan, kompor, timbangan, penutup plastik (hand sealer), pembeku (freezer), peti berinsulasi (cool box), dan peralatan pendukung pengolahan kaki naga/ekado/siomay/otak-otak lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

f. Usaha Pengolahan Sosis Ikan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan sosis ikan terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan sosis ikan sesuai dengan standar mutu,

antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, penghancur

(grinder), pencacah dan pengaduk (silent cutter), pencetak sosis,

wadah perebusan, kompor, timbangan, penutup plastik (hand

sealer), pembeku (freezer), peti berinsulasi (cool box), penutup

(28)

plastik hampa udara (vacum sealer), dan peralatan pendukung pengolahan sosis ikan lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

g. Usaha Pengolahan Dodol/Selai/Permen/Manisan/Olahan Lainnya Berbahan Baku Rumput Laut

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan dodol/ selai/ permen/ manisan/ olahan lainnya berbahan baku rumput laut terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan dodol/selai/permen/manisan rumput laut sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, bak perendaman, penghancur (blender), pengaduk dodol, wadah perebusan, wajan penggorengan, kompor, timbangan, penutup plastik (hand sealer), pengering (oven), penyaring, dan peralatan pendukung pengolahan dodol/selai/permen/manisan/olahan lainnya berbahan baku rumput laut lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

h. Usaha Pengolahan Bandeng Tanpa Duri/Presto

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan bandeng tanpa duri/presto terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan bandeng tanpa duri/bandeng presto sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan acrilic, pinset, freezer, hand sealer, wadah, alat presto, dan peralatan pendukung pengolahan bandeng tanpa duri/presto lainnya.

b) Pembelian bahan kemasan

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

i. Usaha Pengolahan Ikan Pindang

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan ikan pindang terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan ikan pindang sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, kompor, wadah perebusan, ember/bak, rak penirisan, dan peralatan pendukung pengolahan ikan pindang lainnya

b) Pembelian bahan kemasan

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

j. Usaha Pengolahan Ikan Kering/Asin

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan ikan kering/asin terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan ikan kering/asin sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, wadah, para-para, hand sealer dan peralatan pendukung pengolahan ikan kering/asin lainnya

b) Pembelian bahan kemasan

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

(29)

k. Usaha Pengolahan Ikan Panggang/Asap

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan ikan panggang/asap terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan ikan panggang/asap sesuai dengan standar mutu, antara lain meja stainless, pisau, talenan akrilic, wadah, alat pengasapan, hand sealer, bangunan pengasapan dan peralatan pendukung pengolahan ikan panggang/asap lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

l. Usaha Kerajinan Kulit Kerang/Hasil Samping Perikanan Lainnya

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha kerajinan kulit kerang/hasil samping perikanan lainnya terdiri dari:

a) Pembelian alat kerajinan kulit kerang/hasil samping perikanan lainnya sesuai dengan standar mutu, antara lain pencuci kerang (molen), pemotong kerang, pelubang kerang, bor duduk, bor tangan, gerinda duduk, gerinda tangan, jet pump, mesin amplas, oven, jig saw, spray gun meiji, hand serkel, kompressor, gunting plat, tang, blok cetakan dan peralatan pendukung kerajinan kulit kerang/hasil samping perikanan lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan.

m. Usaha Pengolahan Fermentasi Hasil Perikanan

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pengolahan fermentasi hasil perikanan terdiri dari:

a) Pembelian alat pengolahan fermentasi hasil perikanan sesuai dengan standar mutu, antara lain timbangan, alat penghancur/penggiling/penumbuk, wadah fermentasi, wadah perebus, perangkat penjemuran, wadah plastik, kain penyaring, cetakan dan peralatan pendukung pengolahan fermentasi hasil perikanan;

b) Pembelian bahan kemasan.

n. Usaha Pemasaran

POKLAHSAR dapat menggunakan dana BLM PUMP-P2HP untuk membiayai usaha pemasaran hasil perikanan terdiri dari:

a) Pembelian alat pemasaran sesuai dengan standar mutu, antara lain pisau, talenan akrilic, wadah perebusan, wajan penggorengan, kompor, keranjang/trays, timbangan, wadah/bak besar/tong, wadah/ember, akuarium, tabung gas oksigen, aerator, blower, peti berinsulasi (cool box), pembeku (freezer), dan peralatan pendukung pemasaran lainnya;

b) Pembelian bahan kemasan;

c) Pembelian sarana pemasaran bergerak (sepeda, kereta dorong/gerobak, sepeda motor roda tiga) atau tidak bergerak (display atau rak/meja pajang/etalase);

d) Pembelian mesin pencetak tanggal kadaluwarsa.

(30)

BAB VII

PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

7.1. Pembinaan

7.1.1. Tingkat Pusat

Dalam rangka menjaga kelancaran pelaksanaan kegiatan PUMP-P2HP, Pokja PUMP-P2HP melakukan konsolidasi pembinaan teknis dengan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota.

Pembinaan PUMP-P2HP secara teknis terhadap POKLAHSAR dilakukan oleh direktorat teknis/Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal P2HP sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

7.1.2. Tingkat Provinsi

Pembinaan pelaksanaan PUMP-P2HP ditingkat provinsi dilakukan oleh Tim Pembina terhadap Tim Teknis difokuskan untuk: (a). menjamin penyampaian RUB dan dokumen administrasi lainnya dari Kabupaten/Kota kepada Pokja tepat waktu, dan (b). melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang disampaikan kepada Pokja PUMP-P2HP.

7.1.3. Tingkat Kabupaten/Kota

Pembinaan pelaksanaan PUMP-P2HP dilakukan oleh Tim Teknis untuk : (a) melakukan pembinaan kepada Tenaga Pendamping dan POKLAHSAR agar penyampaian RUB dan dokumen administrasi tepat waktu; dan (b) melakukan sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

7.2. Pengendalian

7.2.1. Tingkat pusat

Untuk menjamin pelaksanaan PUMP-P2HP dapat berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan, Pokja PUMP-P2HP menyediakan layanan informasi untuk menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat kepada pihak yang berwenang.

Pengendalian terhadap PUMP-P2HP dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan, penyiapan dokumen kelompok, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Pusat (Tim Koordinasi dan Pokja PUMP-P2HP), Provinsi (Tim Pembina), Kabupaten/Kota (Tim Teknis) dan POKLAHSAR.

Pokja PUMP-P2HP melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUMP-P2HP melalui pertemuan dan kunjungan lapangan ke Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan sekaligus menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan.

7.2.2. Tingkat Provinsi

Tim Pembina melakukan pengendalian terhadap

pelaksanaan PUMP-P2HP di wilayahnya melalui pertemuan dan

Referensi

Dokumen terkait

PenyiapanKelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kegiatan penyiapan kelembagaan KPH bermaksud untuk menyediakan hasil kajian akademik dalam rangka pembentukan

Ketidakstabilan tingkat ekspor sektor tambang di PT Bursa Efek Indonesia yang terus mengalami penurunan berturut-turut dari tahun 2012-2016 dapat menyebabkan dampak negatif

Keberhasilan kinerja akan tampak apabila terdapat motivasi kepala sekolah, lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang oleh karena itu, selain

Aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa besarnya tingkat rasio leverage dan earnings power

Daripada operasi prinsip wadiah tersebut, dapatlah difahami bahawa konsep hibah digunakan sebagai satu bentuk insentif, dividen atau sagu hati oleh pihak bank untuk menarik

Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar, dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada hotel sri wedari maka dalam menjalankan usahanya hotel sri wedari masih menerapkan sistem-sistem yang berjalan secara manual