• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perbandingan dan acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perbandingan dan acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai perbandingan dan acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian

1. Zulfa dan Hidayati, 2018

Variabel Bebas:

1. Persepsi Risiko

2. Kualitas Situs Web

3. Kepercayaan Konsumen Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di kota Semarang yang pernah melakukan pembelian online pada e-commerce Shopee Sampel yang

digunakan berjumlah 100 responden Pengumpulan data dengan cara

penyebaran kuesioner Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian, kualitas situs web

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,

kepercayaan konsumen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Erdini dan Susilo, 2015

Variabel Bebas:

1. Kualitas Website 2. Promosi

Variabel Terikat:

1. Sikap 2. Keputusan

Penggunaan

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna

UseeTV.com Sampel yang

digunakan berjumlah 200 responden Pengumpulan data melalui observasi dan penyebaran kuesioner

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas website dan promosi berpengaruh signifikan terhadap sikap dan

keputusan

konsumen. Kualitas

website adalah

(2)

No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian Alat analisis yang

digunakan adalah SEM (Structural Equation Model)

variabel signifikan terbesar dalam mempengaruhi sikap dan keputusan konsumen untuk menggunakan UseeTV.com 3. Safuan,

2018

Variabel Bebas:

1. Kualitas Website 2. Diskon 3. Kesadaran

Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsumen yang pernah menggunakan aplikasi maupun website Zalora pada mahasiswa STIESIA Surabaya

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas website

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian, diskon berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian, kesadaran merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian.

4. Safitri dan Patrikha, 2020

Variabel Bebas:

1. Citra Perusahaan 2. Promosi

Penjualan Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli make up dan skin care pada online marketplace di Surabaya.

Sampel berjumlah 201 responden

Pengumpulan data dengan cara

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra perusahaan dan promosi penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kecantikan di online marketplace.

Citra perusahaan

dan promosi

(3)

No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian menyebarkan

kuesioner online Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda

penjualan secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di online marketplace.

5. Oktavania, 2019

Variabel Bebas:

1. Pemasaran Langsung 2. Promosi

Penjualan Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian

Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memutuskan untuk membeli produk Wardah Exclusive Matte Lip Cream di Tokopedia

Sampel yang

digunakan berjumlah 107 responden Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan secara online

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemasaran langsung secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian,

sedangkan promosi penjualan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

6. Fatuh dan Widyastuti , 2017

Variabel Bebas:

1. Promosi Penjualan 2. Perceived

Ease Of Use 3. Perceived

Usefulness Variabel Terikat:

1. Keputusan Penggunaan

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Uber di Surabaya Pusat Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sampel yang

digunakan berjumlah 220 responden

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu promosi penjualan, perceived ease of use dan perceived usefulness

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap keputusan

penggunaan.

(4)

No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian Alat analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda

7. Vongurai et al., 2018

Variabel Bebas:

1. Social media usage

2. E-WOM 3. Trust

Variabel Mediasi:

4. Trust Variabel Terikat:

1. Purchase Decision 1.

Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang tinggal di Bangkok yang telah

berpengalaman

dengan jaringan sosial Sampel yang

digunakan sebanyak 390 responden Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner online Alat analisis data yang digunakan adalah Multiple Regresi Linear (MLR)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa social media usage, E-WOM berpengaruh signifikan terhadap trust. Selain itu social media usage dan E-WOM dan trust berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan

keputusan pembelian.

8. Anwar dan Aprillia, 2018

Variabel Bebas:

1. Kepercayaan 2. Media Sosial

Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Hijup.com Sampel yang

digunakan sebayak 100 responden Pengumpulan data dengan cara

penyebaran kuesioner secara online

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepercayaan dan variabel media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

pembelian.

9. Khatib, 2016

Variabel Bebas:

1. Social Media

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

Penelitian ini

menemukan bahwa

pengaruh social

media berbeda

(5)

No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian Variabel

Terikat:

1. Purchase Decision

yang membeli di wilayah Aseer

Sampel sebanyak 310 orang di wilayah Aseer Arab Saudi Pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda

sesuai dengan berbagai tahap proses

pengambilan keputusan pembelian konsumen.

10. Indriyani dan Suri, 2020

Variabel Bebas:

1. Media Sosial Variabel Mediasi:

2. Motivasi Konsumen Variabel Terikat:

1. Keputusan Pembelian 1.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen fast fashion di Surabaya

Sampel yang

digunakan sebanyak 100 responden Pengumpulan data menggunakan angket Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Partial Least Square (PLS)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel yang diteliti terbukti mempengaruhi variabel yang lain.

B. Landasan Teori 1. E-commerce

E-commerce mengacu pada penggunaan internet, World Wide

Web (Web) dan aplikasi seluler untuk melakukan transaksi bisnis

(Laudon dan Traver, 2014). Menurut Kotler dan Keller (2009) E-

commerce berarti bahwa suatu perusahaan menyediakan situs yang

(6)

menawarkan untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah proses transaksi jual beli barang ataupun jasa dengan memanfaatkan internet dimana terdapat terdapat website yang digunakan untuk memfasilitasi proses transaksi tersebut.

Tujuan dari aplikasi e-commerce sendiri salah satunya adalah untuk memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi pembelian barang atau jasa dengan hanya membutuhkan akses internet dan menggunakan web browser sebagai interface. Adanya e-commerce membuat konsumen dapat melihat berbagai pilihan produk, serta dapat melakukan perbandingan dengan berbagai e-commerce lainnya untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga yang paling sesuai.

Perusahaan menggunakan sistem e-commerce dengan tujuan agar dapat meningkatkan keuntungannya secara lebih efektif dan efisien. Bagi perusahaan pemanfaatan e-commerce dapat memberikan berbagai keuntungan diantaranya; perusahaan dapat melakukan penjualan produk secara global, pengurangan biaya operasional, meningkatkan keuntungan perusahaan serta meningkatkan loyalitas konsumen.

E-commerce memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah

antara pedagang dan konsumen serta antar konsumen (Laudon dan

Traver, 2014).

(7)

a. Jenis-jenis e-commerce

Laudon dan Traver (2014) mengelompokkan jenis e-commerce sebagai berikut:

1) Business-to-Consumer (B2C) e-commerce

Business-to-Consumer (B2C) adalah jenis e-commerce yang paling sering dibahas, dimana bisnis online berusaha untuk menjangkau konsumen individu. B2C e-commerce melibatkan pelaku bisnis yang melakukan penjualan ke konsumen.

2) Business-to-Business-to-Business (B2B) e-commerce

Business-to-business (B2B) e-commerce adalah jenis e- commerce yang berfokus pada penjualan bisnis lainnya. B2B e- commerce melibatkan transaksi online yang dilakukan antar pelaku bisnis.

3) Consumer-to-Consumer (C2C) e-commerce

Consumer-to-Consumer (C2C) e-commerce adalah jenis e- commerce yang menyediakan sarana bagi konsumen untuk melakukan penjualan produk atau jasa ke konsumen lainnya.

Transaksi jual beli dilakukan secara online melalui marketplace.

C2C berperan sebagai perantara antara penjual dan pembeli.

4) Social e-commerce

Social e-commerce adalah e-commerce yang menggunakan

jejaring sosial dan media sosial. Social commerce adalah

(8)

aktivitas jual beli yang dilakukan melalui platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp dan lain-lain.

5) Mobile e-commerce

Mobile e-commerce mengacu pada penggunaan perangkat seluler untuk memungkinkan terjadinya transaksi online. M- commerce melibatkan penggunaan jaringan seluler dan nirkabel untuk menghubungkan laptop, smartphone serta iPad ke internet.

6) Local e-commerce

Local e-commerce adalah salah satu bentuk e-commerce yang berfokus melibatkan konsumen berdasarkan lokasi geografisnya saat ini.

b. Berbagai perpektif e-commerce

Kalakota dan Whinston dalam Chaffey (2015) melihat berbagai perspektif berbeda untuk e-commerce diantaranya adalah:

1) Perspektif komunikasi

Penyampaian informasi, produk atau layanan serta pembayaran melalui sarana elektronik.

2) Perspektif proses bisnis

Penerapan teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan

alur kerja.

(9)

3) Perspektif layanan

Memungkinkan pemotongan biaya pada saat yang sama dengan meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan pengiriman.

4) Perspektif online

Pembelian dan penjualan produk serta informasi secara online.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa e-commerce tidak hanya terbatas pada pembelian dan penjualan produk, tetapi juga mencakup aktivitas pra-penjualan dan pasca-penjualan di seluruh rantai pasokan.

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan oleh Davis (1986) merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang secara khusus dibuat untuk memodelkan penerimaan pengguna atas sistem informasi (Davis et al., 1989). Penerimaan pengguna terhadap sistem teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai kemauan kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut ke dalam pekerjaannya (Loekamto, 2012).

Persepsi pengguna mengenai teknologi informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut.

Teknologi informasi menawarkan potensi untuk meningkatkan kinerja,

akan tetapi peningkatan kinerja sering kali terhalang oleh keengganan

pengguna untuk menerima sistem yang ada. Kegunaan yang dirasakan

(perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of

(10)

use) menjadi penentu mendasar dalam penggunaan sistem. Orang cenderung memilih menggunakan atau tidak menggunakan sebuah aplikasi sejauh mereka yakin bahwa penggunaan aplikasi akan membantu mereka untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.

Kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan prestasi kerja (memberikan manfaat).

Kemudahan penggunaan (perceived ease of use) sebaliknya mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan terbebas dari usaha. Sebuah aplikasi yang dianggap lebih mudah digunakan akan lebih mungkin diterima oleh pengguna.

Pengguna terdorong untuk mengadopsi sebuah aplikasi terutama karena fungsinya dapat bekerja untuk mereka serta mudah atau sulit untuk membuat sistem tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya.

Kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) memiliki hubungan yang kuat dengan penerimaan pengguna dan tidak boleh diabaikan bagi mereka yang mencoba merancang atau menerapkan sistem yang berhasil (Davis, 1989).

Situs web pada dasarnya adalah teknologi informasi, dengan

demikian niat membeli secara online sebagian harus dijelaskan oleh

model penerimaan teknologi yaitu TAM. Jalur yang diprediksi oleh

TAM juga berlaku untuk e-commerce. Pada studi TAM, logika yang

(11)

mendasari adalah pengguna teknologi informasi, dalam hal ini adalah pelanggan online yang menggunakan situs web (Gefen et al., 2003).

3. Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) secara umum, keputusan adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan, sehingga untuk membuat keputusan harus terdapat beberapa alternatif pilihan apabila alternatif pilihan tidak ada maka tidak dapat dikategorikan sebagai pengambilan keputusan.

Keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen mengenali masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian akan mengarah kepada keputusan pembelian (Tjiptono, 2008).

Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Gambar 2.1

menunjukkan bahwa konsumen melewati kelima tahap tersebut dalam

setiap pembelian, namun dalam pembelian yang lebih rutin konsumen

sering melewatkan atau membalik beberapa tahap ini. Model pada

gambar 2.1 digunakan karena model tersebut menunjukkan semua

pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi situasi

pembelian yang baru dan kompleks.

(12)

Sumber: Kotler dan Armstrong (2012)

Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Berikut penjelasan dari 5 tahap proses keputusan pembelian diatas:

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan. Dimana pembeli menyadari masalah atau kebutuhannya. Kebutuhan dapat disebabkan oleh adanya rangsangan internal dan eksternal.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik untuk memenuhi kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi lebih lanjut.

c. Evaluasi Alternatif

Pada tahap ini konsumen mengevaluasi beberapa alternatif yang telah didapatkan melalui tahap pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang akan mengarahkan mereka kepada keputusan pembelian.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen memberikan tingkatan pada merek dan membentuk niat membeli. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, akan tetapi dua faktor dapat muncul antara niat membeli dan

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku

Pasca

Pembelian

(13)

keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak terduga. Preferensi dan niat membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang sebenarnya.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Pada tahap ini konsumen mengambil tindakan berikutnya setelah melakukan pembelian, berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan mereka. Puas atau tidaknya konsumen dengan pembelian yang dilakukan tergantung pada kesesuaian antara harapan konsumen dan kinerja atau manfaat yang diterima dari produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen.

Terdapat banyak alasan konsumen berbelanja secara online diantaranya kenyamanan berbelanja, lebih mudah untuk membandingkan produk dan harga (konsumen dapat menemukan produk yang sama dengan harga yang lebih rendah), lebih mudah menemukan produk secara online daripada di toko, konsumen dapat menghemat waktu, pengurangan biaya transaksi dan lain sebagainya (Laudon dan Traver, 2014).

4. Kualitas Website

Persepsi kualitas website adalah persepsi keseluruhan konsumen

tentang seberapa baik fungsi dan tampilan sebuah website, terutama jika

dibandingkan dengan situs lain (Lowry et al., 2008). Sarwono dan

(14)

Prihartono (2012) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan terhadap e- commerce tergantung dari tiga kualitas utama yaitu kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas pelayanan.

Website berfungsi sebagai titik kontak bagi perusahaan, penting bagi perusahaan untuk menilai keefektifan atau kualitas website sebagai cara untuk memahami apakah perusahaan telah menyediakan jenis dan kualitas informasi serta interaksi yang memuaskan kepada pengguna website, hal ini terutama berlaku untuk perusahaan yang menjual barang dan jasa pada website mereka. Pelanggan harus merasa puas dengan pengalaman mereka mengenai website agar pelanggan dapat kembali mengunjungi website (Kim dan Stoel, 2004).

Website quality merupakan salah satu metode pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. WebQual ini merupakan pengembangan dari SERVQUAL yang telah banyak digunakan pada pengukuran kualitas jasa. WebQual didasarkan pada penerapan Quality Function Deployment (QFD). WebQual telah dikembangkan sejak 1998 dan telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir pertanyaannya.

WebQual telah mengalami beberapa perkembangan mulai dari

WebQual 1.0 sampai dengan WebQual 4.0 (Barnes dan Vidgen, 2002).

(15)

a. WebQual 1.0

Pada versi WebQual 1.0, WebQual hanya kuat pada information quality, dimensinya adalah ease of use, experience, information, communication dan integration.

b. WebQual 2.0

Pada WebQual 2.0 aspek interaksi diperluas dengan mengadaptasi dan menerapkan pekerjaan pada kualitas layanan terutama SERVQUAL ke dalam evaluasi situs web. Pada versi ini, lebih menekankan pada aspek kualitas interaksi.

c. WebQual 3.0

WebQual 1.0 kuat pada kualitas informasi, namun kurang kuat pada interaksi layanan. Demikian pula pada WebQual 2.0 yang menekankan kualitas interaksi, namun kehilangan beberapa kekayaan kualitas informasi dari WebQual 1.0.

Pada versi WebQual 3.0 analisis kualitas situs dikategorikan ke dalam tiga fokus area yang berbeda, yaitu kualitas situs (site quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas interaksi layanan (service interaction quality).

d. WebQual 4.0

Analisis lanjutan dari WebQual 3.0 menghasilkan pendekatan model

WebQual 4.0 yang disusun berdasarkan tiga dimensi yaitu usability,

information quality dan service interaction quality. Pada WebQual

(16)

4.0, dimensi kualitas situs (site quality) telah digantikan dengan usability.

Berikut penjelasan dari dimensi WebQual 4.0 (Alhasanah et al., 2014):

1) Usability

Kegunaan (usability) adalah kualitas kemudahan dan kecepatan dalam pengoperasian suatu aplikasi atau web dengan tampilan desain yang diberikan pada pengguna.

2) Information Quality

Kualitas informasi (information quality) adalah kualitas website yang didalamnya terdiri dari isi website, kesesuaian dan bentuk informasi, jumlah, akurasi dan relevansi tentang produk atau jasa pada web yang diberikan pada pengguna.

3) Service Interaction

Kualitas interaksi layanan (service interaction) adalah keterlibatan pengguna situs web saat mempelajari situs web itu sendiri sehingga timbul rasa percaya dan empati.

5. Promosi penjualan

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha untuk

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan

pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan

(17)

yang bersangkutan. Promosi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran (Tjiptono, 2008).

Bauran promosi total sebuah perusahaan juga disebut dengan bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix), terdiri dari gabungan spesifik dari periklanan (advertising), hubungan masyarakat (public relations), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan pemasaran langsung (direct marketing) yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan. Kelima alat promosi tersebut didefinisikan sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2012):

1) Advertising

Advertising (periklanan) adalah segala bentuk berbayar atas presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi.

1) Sales promotion

Sales promotion (promosi penjualan) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa.

2) Personal selling

Personal selling adalah presentasi pribadi oleh tenaga penjualan

yang bertujuan untuk menghasilkan penjualan serta membangun

hubungan dengan pelanggan.

(18)

3) Public relations

Public relations (hubungan masyarakat) bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan berbagai perusahaan dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau mencegah rumor, cerita dan kejadian yang tidak menguntungkan.

4) Direct makerting

Direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen individu yang ditargetkan untuk mendapatkan tanggapan langsung dan membangun hubungan pelanggan yang berkelanjutan.

Promosi penjualan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix). Promosi penjualan adalah bentuk ajakan langsung melalui penggunaan beragam insentif yang dapat diatur untuk mendorong pembelian produk dengan segera dan meningkatkan kuantitas barang yang dibeli konsumen (Tjiptono, 2008). Promosi penjualan (sales promotion) adalah elemen inti dalam kampanye pemasaran yang terdiri dari alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk memberikan stimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen dan pedagang (Kotler dan Keller, 2009).

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi

penjualan adalah insentif jangka pendek yang digunakan untuk

(19)

mendorong pembelian konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, dimana promosi penjualan ini bertujuan untuk mendapatkan respon cepat dari konsumen. Promosi penjualan harus dapat membantu memperkuat posisi produk dan membangun hubungan pelanggan jangka panjang (Kotler dan Armstrong, 2012).

Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik konsumen baru, mempengaruhi konsumennya untuk mencoba produk baru, mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan retailer (Tjiptono, 2008).

Sifat-sifat yang terdapat dalam promosi penjualan, diantaranya adalah komunikasi, insentif dan undangan (invitation). Sifat komunikasi berarti bahwa promosi penjualan mampu menarik perhatian dan memberikan informasi yang memperkenalkan produk kepada pelanggan. Sifat insentif yaitu memberikan keistimewaan dan stimulus yang bernilai bagi pelanggan, sedangkan sifat undangan (invitation) adalah mengundang khalayak untuk melakukan transaksi pembelian pada saat itu juga (Tjiptono, 2008).

Banyak alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

promosi penjualan, diantaranya sebagai berikut (Kotler dan Armstrong,

2008):

(20)

1) Consumer Promotions

Promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong pembelian konsumen jangka pendek atau meningkatkan hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Consumer promotions mencakup berbagai macam alat mulai dari sampel, kupon, pengembalian tunai, premi dan display pembelian dan kontes, undian maupun sponsor acara.

2) Trade Promotions

Promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong retailer menjual barang baru dan menyediakan persediaan lebih banyak, membeli lebih awal, atau mengiklankan produk perusahaan dan memberikan ruang rak yang lebih banyak. Produsen dapat menawarkan barang gratis kepada pengecer yang membeli dalam jumlah tertentu.

3) Business Promotions

Promosi penjualan yang bertujuan untuk menghasilkan prospek bisnis, mendorong pembelian, memberikan penghargaan kepada pelanggan dan memotivasi tenaga penjualan. Alat promosi bisnis berfokus pada konvensi dan pameran dagang serta kontes penjualan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi penjualan mencakup

alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian

dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaan patronage,

(21)

percobaan gratis, garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian dan demonstrasi); promosi dagang (potongan harga, insentif untuk iklan dan tampilan, serta barang gratis); dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang dan konvensi, kontes wiraniaga dan iklan khusus).

6. Media Sosial

Media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video dengan satu sama lain, dengan perusahaan dan juga sebaliknya (Kotler dan Keller, 2012).

Menurut Kotler dan Keller (2012) media sosial terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Online communities and forums

Komunitas online dibuat oleh konsumen atau sekelompok konsumen tanpa adanya bunga komersial ataupun afiliasi perusahaan. Sebagian disponsori oleh perusahaan dimana anggota yang tergabung didalamnya berkomunikasi melalui posting, instan messaging dan chat discussions tentang minat khusus yang berhubungan dengan produk dan merek perusahaan.

2) Blogs

Jurnal online atau buku harian yang diperbarui secara teratur dan menjadi outlet penting bagi Electronic Word Of Mouth (E-Wom).

Blog sangat bervariasi, sebagian diantaranya adalah blog pribadi

(22)

bagi teman dekat dan keluarga, sedangkan blog lainnya dirancang untuk menjangkau dan mempengaruhi khalayak luas.

3) Social networks

Jaringan sosial telah menjadi kekuatan penting dalam kegiatan pemasaran baik dalam business to customer (B2C) ataupun business to business (B2B). Beberapa diantaranya adalah Facebook, Twitter, Instagram dll.

Gunelius (2011) menyatakan bahwa terdapat lima tujuan paling umum dari pemasaran media sosial yaitu:

1) Membangun hubungan

Manfaat utama dari pemasaran media sosial adalah kemampuan untuk membangun hubungan secara aktif dengan konsumen.

2) Membangun merek

Media sosial menyediakan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan pengenalan dan ingatan tentang merek serta meningkatkan loyalitas merek.

3) Publisitas

Media sosial menyediakan tempat dimana perusahaan dapat berbagi informasi penting dan merubah persepsi negatif.

4) Promosi

Melalui pemasaran media sosial, dapat memberikan diskon

eksklusif dan peluang bagi audiens, untuk membuat mereka merasa

dihargai dan khusus serta untuk memenuhi tujuan jangka pendek.

(23)

5) Riset pasar

Menggunakan alat-alat dari social web untuk mempelajari konsumen, membuat profil demografi dan perilaku konsumen, mempelajari keinginan dan kebutuhan konsumen, serta mempelajari pesaing.

Media sosial memberikan kesempatan kepada pemasar untuk dapat berinteraksi lebih dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan bentuk komunikasi yang lebih individual, personal dan dua arah. Melalui media sosial, pemasar dapat mengetahui kebiasaan konsumennya dan melakukan interaksi secara personal serta membangun keterikatan yang lebih dalam.

Pemasaran media sosial biasanya berfokus pada upaya perusahaan

untuk membangun konten yang menarik perhatian dan mendorong

konsumen untuk terhubung dan berbagi informasi dengan perusahaan

melalui jaringan sosial media yang tersedia. Media sosial menjadi

platform yang mudah diakses bagi siapapun, oleh karena itu peluang

perusahaan untuk meningkatkan kesadaran merek dalam jangka panjang

menjadi lebih mudah. Salah satu aspek yang paling penting dari media

sosial dilihat dari perspektif pemasar adalah membangun dan memelihara

umpan balik (Priansa, 2017).

(24)

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian digunakan sebagai acuan bagi peneliti untuk mempermudah dalam penelitian agar memiliki arah dan sesuai dengan tujuan. Kerangka pikir menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahan yang dibahas dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas website, promosi penjualan, media sosial terhadap keputusan pembelian pada situs e-commerce Lazada. Maka dapat digambarkan kerangka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Media Sosial (X3) Promosi Penjualan

(X2) Kualitas Website

(X1)

Keputusan Pembelian (Y) H1

H2

H3

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir penelitian pada gambar diatas, maka

dapat diketahui pengaruh kualitas website, promosi penjualan dan media

sosial terhadap keputusan pembelian. Kemudian hasil dari pengaruh ketiga

variabel tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui variabel mana yang

lebih besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

(25)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan- pertanyaan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengaruh Kualitas Website Terhadap Keputusan Pembelian

Penelitian yang dilakukan oleh Zulfa dan Hidayati (2018) menunjukkan bahwa kualitas situs web berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian Erdini dan Susilo (2015) menunjukkan bahwa kualitas website berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan, hal ini menunjukkan kualitas website yang baik dapat mempengaruhi keputusan penggunaan website. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Safuan (2018) menunjukkan bahwa variabel kualitas website berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kharakteristik desain dan kualitas website sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan konsumen berbelanja di sebuah situs (Zhang et al., 2009).

Dalam bisnis online situs web menjadi titik kontak pertama antara perusahaan dengan konsumen, sehingga penting bagi sebuah situs untuk merancang dengan baik situs web mereka agar memberikan kesan pertama yang baik untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Sebuah website yang memberikan kemudahan penggunaan,

menyediakan informasi yang berkualitas dan juga memberikan layanan

(26)

dengan baik akan memberikan daya tarik bagi situs tersebut dan membuat konsumen percaya terhadap situs.

Konsumen yang telah memiliki kepercayaan terhadap situs, kemungkinan besar akan melakukan keputusan pembelian pada situs tersebut. Website yang berkualitas akan menciptakan kenyamanan bagi konsumen dalam mengunjungi situs yang kemudian akan mendorong mereka untuk melakukan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan anggapan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1: Kualitas website berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga semakin berkualitas website maka semakin mantap keputusan pembelian konsumen pada situs e-commerce Lazada.

b. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri dan Patrikha (2020) menyatakan bahwa promosi penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil dari penelitian yang dilakukan tersebut menjelaskan bahwa promosi penjualan adalah bagian penting dalam strategi pemasaran untuk menarik perhatian pembeli agar memutuskan membeli.

Berikutnya penelitian yang dilakukan Oktavania (2019)

menunjukkan bahwa promosi penjualan secara parsial berpengaruh

(27)

terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Fatuh dan Widyastuti (2017) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel promosi penjualan keputusan penggunaan.

Promosi penjualan yang menarik akan membuat konsumen mantap untuk melakukan pembelian pada sebuah situs. Konsumen akan memiliki ketertarikan terhadap penawaran-penawaran jangka pendek yang diberikan Lazada seperti diskon, flashsale, voucher belanja dan lain sebagainya, kemudian akan mendorong mereka untuk mengambil keputusan pembelian dengan segera.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan anggapan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2: Promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga semakin menarik promosi penjualan maka semakin mantap keputusan pembelian konsumen pada situs e- commerce Lazada.

c. Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian

Penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan Aprilia (2018)

menunjukkan bahwa variabel media sosial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pembelian. Indriyani dan Suri (2020)

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

(28)

Begitu pula Khatib (2016) dalam penelitiannya membuktikan bahwa pengaruh media sosial sangat kuat pada tahap pencarian informasi dan tahap keputusan pembelian. Hubungan antara media sosial dan pengambilan keputusan konsumen menunjukkan bahwa media sosial mempengaruhi sikap periklanan, sikap merek dan niat beli konsumen.

Media sosial mempengaruhi cara konsumen dalam berperilaku selama berbagai tahap proses pengambilan keputusan pembelian mereka.

Sebelum membuat keputusan pembelian, konsumen mencari berbagai informasi terkait produk dan layanan di media sosial.

Konsumen cenderung mencari informasi yang lebih mereka percaya dengan meminta saran dari orang terdekatnya ataupun orang lain melalui media sosial, selain itu konsumen menggunakan media sosial untuk berbagi ulasan mengenai pengalaman mereka pada saat berbelanja di Lazada. Ulasan positif yang disampaikan konsumen melalui media sosial, akan mempengaruhi konsumen lain untuk tertarik memutuskan berbelanja di Lazada.

Lazada menyediakan akun media sosial untuk menanggapi keluhan

dari konsumen mengenai berbelanja di Lazada, sehingga Lazada dapat

merubah persepsi negatif dari konsumen. Media sosial memberikan cara

bagi Lazada untuk membangun hubungan baik dengan konsumen

dengan melakukan interaksi secara personal. Selama tahapan proses

keputusan pembelian konsumen, media sosial berperan sebagai

pendukung terjadinya keputusan pembelian.

(29)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan anggapan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H3: Media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga semakin interaktif media sosial Lazada maka semakin mantap keputusan pembelian konsumen pada situs e-commerce Lazada.

d. Pengaruh Variabel Independen yang Dominan Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas website berperan penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Website yang memiliki kualitas baik, akan mengurangi keraguan konsumen dalam memutuskan pembelian pada sebuah situs e-commerce. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safuan (2018) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas website terhadap keputusan pembelian dan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar diantara variabel-variabel yang lain. Hasil penelitian Erdini dan Susilo (2015) menunjukkan bahwa kualitas website merupakan variabel signifikan terbesar dalam mempengaruhi sikap dan keputusan konsumen untuk menggunakan website.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan anggapan diatas maka

hipotesis penelitian ini adalah:

(30)

H4: Kualitas website dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen  Berikut penjelasan dari 5 tahap proses keputusan pembelian diatas:
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian Leksono dan Herwin (2017) ditemukan bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan penggunaan jasa transportasi

Berdasarkan Gambar 2.2 tersebut menunjukkan bagaimana nantinya pengaruh Country of Origin (X1) atau negara asal terhadap keputusan pembelian selain itu, mencari pengaruh

Peneliti tidak menemukan penelitian yang berfokus untuk mengetahui adakah pengaruh promosi penjualan dan sosial media marketing terhadap keputusan pembelian produk

1) Keterlibatan dengan produk seseorang akan terlibat dengan suatu produk tertentu dan bermaksud untuk membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi

Penerimaan diri adalah dasar interaksi yang sukses dengan orang lain. Dalam situasi kerja, orang dengan konsep diri yang positif cenderung lebih baik dalam

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berdasarkan yang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasi

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu

Good Corporate Gonernance berpengaruh dengan manajemen laba, Good Corporate Gonernance digunakan untuk mengendalikan perusahaan agar dapat berjalan baik sesuai