SKRIPSI
ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN
ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR
PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER
WATER TREATMENT
OLEH
ISMAIL DJAMIL INDRA WIJAYA K.S.S 105 82 1420 14 105 82 1564 15
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN
ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR
PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER
WATER TREATMENT
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan Oleh
ISMAIL DJAMIL INDRA WIJAYA K.S.S 105 82 1420 14 105 82 1564 15
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
ABSTRAK
Abstrak : Ismail Djamil dan Indra Wijaya K.S.S (2021) Analisis Penentuan Kapasitas Arus Hubung Singkat Motor – Motor Pada Ruang Produksi Dan Boiler Water Treatment dibimbing oleh DR. Ir Zahir Zainuuddin, M.Sc, Rizal A Duyo, S.T,. M.T. Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penentuan kapasitas pengaman arus hubung singkat motor – motor dan menganalisis sistim instalasi daya listrik pada pabrik agar memenuhi standar kelistrikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah mengadakan penelitian dan pengambilan data di Penelitian dilaksanakan di PT. Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa Hasill yang didapatkan pada penelitian ini adalah. Pengaman yang kapasitasnya di bawah 35 A digunakan MCB, Pengaman utama yang digunakan adalah MCCB dengan kapasitas 390-630 A, pengaman yang digunakan pada panel utama dan sub panel yang menyuplai beberapa motor adalah MCCB sedangkan pengaman yang digunakan pada sub panel yang menyuplai 1 motor adalah MCB, Penghantar yang digunakan pada panel utama adalah NYY 4 x 240 mm2 penghantar dari panel utama ke sub panel dan sub panel ke motor ada NYY dengan menggunakan saluran kabel., Besarnya pentanahan yang digunakan adalah R < 5 Ohm
ABSTRACT
Abstract: Ismail Djamil and Indra Wijaya K.S.S (2021) Analysis of Determination of Motor-Motor Short Circuit Current Capacity in Production Room and Boiler Water Treatment under the guidance of DR. Ir Zahir Zainuuddin, M.Sc, Rizal A Duyo, S.T ,. M.T. The purpose of this research is to find out how to determine the safety capacity of the motor-motor short circuit current and to analyze the electrical power installation system at the factory in order to meet the electrical standards in accordance with applicable regulations. The method used in this research is to conduct research and data collection in the research conducted at PT. Fresh Passion Fruit In Malino Kab. The Gowa Hasill obtained in this study are. Safety with a capacity below 35 A is used by MCB, the main safety used is MCCB with a capacity of 390-630 A, the safety used on the main panel and sub panel that supplies several motors is MCCB while the safety used on the sub panel that supplies 1 motor is MCB, the conductor used on the main panel is NYY 4 x 240 mm2, the conductor from the main panel to the sub panel and the sub panel to the motor is NYY using cable channels. The amount of grounding used is R <5 Ohm
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
Rahmat dan HidayahNyalah sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan
dapat kami selesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah pensyaratan akademik yang harus
ditempuhdalam rangka penyelesaian program studi pada Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul tugas akhir adalah : “Analisis Penentuan Kapasitas Arus Hubung Singkat Motor – Motor Pada Ruang Produksi Dan Boiler Water Treatment ”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa
tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu ditinjau dari segi tehnis penulis
maupun dari perhitungan-perhitungan. Oleh karena itu penulis menerima dengan
ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan
ini agar kelak dapat bermanfaat.
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segalan ketulusan dan kerendahan hati,
kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas
Muhammadiya Makassar
2. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, S.T, M.T, IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik
3. Ibu Adriani, S.T, M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak. DR. Ir. H. Zahir Zainuddin, M.Sc, Selaku Pembimbing I dan Bapak
Rizal A Duyo, S.T, M.T, selaku Pembimbing II, yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing kami.
5. Bapak dan ibu dosen serta staf pegawai pada fakultas teknik atas segala
waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama mengukiti proses
belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Kedua Orang tua yang tercinta, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa dan pengorbanan
terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda
di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhan ini dapat bermanfaat bagi penulis,
rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.
Makassar, Maret 2021
DAFTAR ISI SAMPUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... ii ABSTRAK ...iii ABSTRACT ... iv KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan penulisan ... 3 D. Batasan Masalah ... 3 E. Manfaat Penelitian... 4 F. Metode Penulisan ... 4 G. Sistimatika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Motor Listrik... 6
B. Pengaman Peralatan ... 10
C. Sistim Pentanahan ... 19
D. Hantaran ... 24
F. Alat Ukur dan Indikator ... 28
G. Panel ... 29
H. Saklar ... 30
I. Pemutus Daya (Kontaktor) ... 31
J. Pipa Instalasi ... 32
K. Saluran Kabel ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Waktu dan Tempat ... 33
B. Metode Penelitian ... 33
C. Gambar rangkaian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38
A. Hasil Penetian ... 38
B. Material Yang Digunakan ... 41
C. Perhitungan Tehnis... 43
D. Metode pemasangan hantaran ... 51
E. Metode pemasangan panel ... 52
F. Pentanahan ... 52
BAB IV PENUTUP ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran-Saran ... 55
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 ... 9 Gambar 2.2 ... 9 Gambar 2.3 ... 20 Gambar 2.4 ... 21 Gambar 2.5 ... 21 Gambar 3.1 Rangkaian ... 35
Gambar 4.1 Metode Pemasangan Hantaran ... 51
Gambar 4.2. Retail Sub Panel & Pemasangannya ... 52
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pengaruh Tegangan Sentuh Pada Manusia ... 13
Tabel 2.2 Nilai Nominal ... 17
Tabel 2.3 Luas Penampang Minimum Elektroda Pentanahan... 23
Tabel 2.4. Resistansi Jenis Tanah ... 24
Tabel 2.5 Dalam hal ini mengacu pada PUIL( 2000) : ... 26
Tabel 2.6 Identifikasi Hantaran dengan Warna ... 27
Tabel 4.1. Data Tehnis Motor-motor Proses I ... 38
Tabel 4.2. Data Tehnis Motor-motor Proses II ... 39
Tabel 4.3. Data Tehnis Motor-motor Sterilisasi ... 39
Tabel 4.4. Data Tehnis Motor-motor Water Treatment ... 39
Tabel 4.5. Data Tehnis Motor-motor Boiler ... 40
Tabel 4.6. Data Tehnis Motor-motor ELPO ... 40
Tabel 4.7. Data Tehnis Motor-motor Kompressor ... 40
Tabel 4.8. Data Tehnis Motor-motor untuk Pompa ... 40
Tabel 4.9 Material Yang Digunakan ... 41
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Panel Daya 1 ... 45
Tabel 4.11, Hasil Perhitungan Panel Daya 2 ... 45
Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Panel Daya 3 ... 46
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Panel daya 4 ... 46
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Panel Daya 5 ... 46
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Panel daya 6 ... 47
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Panel daya 8 ... 47
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Panel daya 9 ... 47
Tabel 4.19. Perhitungan Rangkaian Cabang ... 49
BAB I PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan wujud
dari peran hidup peradaban manusia dan laju perekonomian yang semakin tinggi,
maka penggunaan energi listrik dalam berbagai bidang kehidupan dari tahun ke
tahun terus meningkat terutama untuk industri yang mana dewasa ini mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
Kemajuan ekonomi semakin pesat, khususnya negara-negara di Asia, tidak
terkecuali bangsa Indonesia, dengan demikian pembangunan di Indonesia akan
semakin maju dan berkembang sebagai salah satu solusi agar Indonesia dapat
menguasai perekonomian terutama dengan meningkatkan kinerja industri.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat di segala bidang, maka kehidupan
sehari-harinya harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dimana
dalam waktu 24 jam sebagian besar pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan
kegiatan harus menggunakan jasa energi listrik. Kemajuan suatu wilayah daerah
yang sedang berkembang harus ditunjang dengan penyediaan infrastruktur yang
memadai, maka dari itu pihak pemerintah setempat harus menyikapinya dengan
menyediakan fasilitas pendukung yang dapat mewujudkan tujuan tersebut misalnya
dengan pengadaan suatu pembangkit listrik yang memadai bagi kebutuhan daerah
Pada umumnya industri-industri menghasilkan suatu produk dengan
menggunakan peralatan yang digerakkan oleh motor-motor listrik. Secara otomatis
sistem kelistrikan suatu industri adalah hal yang penting dalam menghasilkan suatu
produk yang berkwalitas dan berkwantitas tinggi. Oleh karena itu untuk
penggunaan instalasi daya listrik pada suatu industri dibutuhkan sumber daya
manusia yang mempunyai disiplin ilmu tertentu. PT. Markisa Segar di Malino Kab.
Gowa merupakan salah satu industri yang menghasilkan suatu produk bertaraf
internasional. Produk yang dihasilkan perusahaan ini langsung di ekspor ke
mancanegara.
Namun selama ini hasil produksi PT. Markisa Segar belum bisa dikatakan
maksimal. Karena berdasarkan pengamatan secara langsung pada PT. Markisa
Segar sistim kelistrikan untuk menyuplai energi listrik dari sumber daya listrik ke
beban kurang memenuhi standar kelistrikan secara teknis. Hal ini sangat
berpengaruh kepada produk yang dihasilkan.
Dalam mengoperasikan pabrik ini sering terjadi gangguan yang sulit untuk
di identifikasi karena tidak ada identifikasi peralatan pada panel serta penghantar
yang digunakan kurang memenuhi standar kelistrikan sehingga sering terjadi drop
tegangan dan terjadi rugi-rugi daya yang mengakibatkan MCB trip. Hal ini
menandakan bahwa perencanaan instalasi terdahulu tidak sepenuhnya memenuhi
I. Rumusan Masalah
Adapun rumuasan masalalah penulis tugas akhir ini adalah :
1. Instalasi daya yang harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Terhadap
penggunaan MCB, pengidentifikasian peralatan, pemilihan penghantar dan
sebagainya,
2. Distribusi tenaga lstrik di Pabrik PT. Markisa Segar adalah masalah Jatuh
Tegangan pada system kelistrikan terhadap motor-motor pada ruang
produksi dan boiler water treatment
J. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, adalah :
1. Mengetahui bagai mana penentuan kapasiotas pengaman arus hubung
singkat motor – motor.
2. Menganalisis sistim instalasi daya listrik pada pabrik agar memenuhi
standar kelistrikan sesuai dengan peraturan yang berlaku
K. Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup pembahasan yang terlalu luas dan jauh dari
sasaran yang ingin dicapai, maka dipandang perlu untuk membatasi permasalahan
yang akan dibahas, adalah :
1. Pembahasan tentang instalasi daya listrik PT. Markisa Segar yaitu sistim
instalasi daya listrik yang dimulai dari panel utama sampai ke motor-motor
2. Mengetahui penyebab terjadinya penyebab arus hubung singkat di ruang
produksi dan boiler water treatment
L. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk menghindari atau membatasi jatuh tegangan pada jaringan tegangan dan
beban terbagi rata
2. Beban-beban terpasang secara seimbang pada setiap phasa jaringan tegangan
M. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Field research, yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tinjauan
langsung untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pembahasan tugas
akhir ini. Untuk mendapatkan data itu dipergunakan cara yaitu :
- Observasi yaitu melakukan peninjauan ke lokasi dan mengumpulkan data
pengamatan langsung pada obyek yang diteliti.
- Interview yaitu mengadakan tanya jawab atau wawancara kepada informan
yang berkompoten dalam topik yang dibahas.
2. Library research yaitu membaca buku - buku yang berhubungan dengan pokok
N. Sistimatika Penulisan
BAB I: Pendahuluan Menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masala, manfaat penelitian, metode penulisan, dan
sistimatika penulisan.
BAB II : Landasan Teori Pada bab ini dibahas secara umum tentang instalasi
daya listrik pada motor-motor di PT. Markisa Segar.
BAB III : Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri
dari jadwal penelitian, tempat dan alur penelitian
BAB IV : Hasil penelitian Instalasi Daya Listrik PT. Markisa Segar. Pada bab ini
membahas tentang perencanaan instalasi daya listrik yang memenuhi
standar kelistrikan. Perhitungan hasil peneitian dan pembahasan yang
terdiri dari Uraian teknis yang berisikan perhitungan teknis dalam
instalasi, rancangan instalasi, diagram panel
BAB V : Penutup. Merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan
saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMP1RAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
L. Motor Listrik
Secara umum instalasi listrik terbagi atas dua yaitu instalasi penerangan dan
instalasi daya. Apabila beban yang dilayani pada suatu instalasi listrik berupa
lampu disebut instalasi penerangan sedangkan apabila yang dilayani berupa
motor-motor listrik dan peralatan-peralatan yang dipasang pada suatu instalasi
disebut instalasi daya.
Dalam merancang, memasang dan mengoperasikan suatu instalasi listrik,
ada beberapa prinsip instalasi yang harus menjadi pertimbangan. Tujuannya adalah
agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum.
Menurut Muhaimin (2020) prinsip dasar instalasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Keandalan
Keandalan adalah handal secara mekanik maupun secara elektrik (instalasi
bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan). Keandalan juga
menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan.
2. Ketercapaian
Ketercapaian adalah pemasangan peralatan instalasi yang mudah dijangkau
oleh pengguna.
3. Ketersediaan
Ketersediaan adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik daya,
4. Keindahan
Keindangan adalah kerapian pemasangan peralatan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
5. Keamanan
Keamanan adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak dan
peralatan.
6. Ekonomis
Ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus sehemat
mungkin.
Dengan memperhatikan keenam prinsip dasar tersebut di atas, maka dalam
perencanaan instalasi daya listrik harus diperhitungkan kapasitas dan jenis beban.
Hal ini dimaksudkan untuk perhitungan kapasitas pengaman, kapasitas penghantar
dan sistim penyaluran daya listrik. Untuk menentukan kode dari instalasi yang
sesuai hams mengacu pada PUIL.
1. Jenis dan Kapasitas Motor
Beban yang dipakai dalam perencanaan instalasi listrik PT. MARKISA
SEGAR adalah motor listrik AC tiga fasa jenis Asinkron, induksi tipe rotor sangkar
dan motor 1 fasa tipe motor kapasitor.
Kapasitas suatu motor listrik seperti daya, tegangan arus nominal dan
efisiensi tertera pada plat nama yang terdapat pada luar stator. Data teknis motor
listrik sangat penting, karena merupakan acuan untuk menghitung kapasitas
penghantar dan kapasitas pengaman. Menurut Muhaimin (2020) besar arus nominal
I =
√ ……….(2.1)
Sedangkan untuk motor 1 fasa
I = ………(2.2)
Keterangan :
I : Arus nominal (A)
U : Tegangan (V)
P : Daya(\V)
Cos : Faktor daya
2. Sistem Starting Motor
Starting adalah suatu proses yang mengakibatkan motor beroperasi dari
keadaan diam hingga motor berputar pada keadaan kerja,
a. Starting dengan Direct On Line (DOL)
Pengasutan dengan sistem DOL adalah pengasutan yang dihubung
langsung dengan catu daya oleh sebuah saklar.
Sistem pengasutan ini merupakan cara yang paling sederhana tetapi
mempunyai banyak kelemahan yaitu lonjakan arus dan torsi startnya tinggi,
yang mengakibatkan hentakan mekanis yang merugikan dan panas motor yang
Gambar 2.1
b. Starting dengan Y
Pengasutan sistem ini adalah belitan motor dihubung secara bintang pada
saat motor mulai start kemudian setelah motor mengalami percepatan, hubungan
belitan stator diubah hubungan delta.
Perubahan dari Y - A dimaksudkan untuk memperkecil arus starter. Arus
stater pada saat star dengan beban atau tanpa beban arus tetap kecil.
c. Pemilikan Stalling Motor
Dalam pemilihan starting ada tiga pertimbangan utama yang perlu
diperhatikan, yaitu :
- Penyesuaian Teknik
Cara-cara pengasutan hams diusahakan sesuai dengan tipe perencanaan dari
beban yang digunakan.
- Ekonomis
Dalam memilih stalling diusahakan memilih yang paling sederhana dan sesuai,
karena pada umumnya harga peralatan starting itu mahal serta memerlukan
tempat untuk peralatan tersebut.
- Pembatasan Penyediaan Daya
Bila arus starting pada motor-motor tinggi terjadi pada gardu distribusi
setempat yang berdaya rendah dapat menimbulkan penurunan tegangan
(Voltage drop). Hal ini dapat mempengaruhi sistem instalasi penerangan
disekelilingnya. Oleh karena itu pihak penyedia daya membatasi arus starting
yang diizinkan dari motor-motor pada pemakai. Besarnya pembatasan
semacam itu tergantung pada daya distribusi setempat.
M. Pengaman Peralatan
1. Jenis Pengaman
Pengaman terhadap arus hubung singkat pada suatu instalasi listrik
menggunakan fuse, MCB dan MCCB sedangkan pengaman terhadap arus beban
a. Pengaman dengan Fuse
Pengaman dengan fuse, selain untuk mengamankan peralatan dari arus
hubung singkat juga sebagai pembatas arus. Fuse akan memutuskan rangkaian
yang diamankan-nya jika terjadi hubung singkat.
Pengaman dengan fuse mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan
MCB dan MCCB, yaitu harganya lebih ekonomis dengan kapasitas yang sama.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1. Hanya dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dalam kondisi
abnormal.
2. Hanya dapat memutuskan aliran arus pada satu saluran saja
3. Untuk saluran tiga fasa digunakan tiga buah fuse yang saling berpisah.
4. Tidak dapat di setting kapasitas arus pemutusnya.
b. Pengaman Dengan MCB dan MCC6
Seperti halnya dengan fuse, Miniatur Circuit Breaker (MCB) dan Moulded
Case Circuit Breaker (MCCB) juga digunakan sebagai pengaman terhadap akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya arus hubung singkat. MCB dan MCCB
merupakan relay elektromagnetis yang bekerjanya secara otomatis memutuskan
bagian rangkaian yang mengalami gangguan.
MCB digunakan pada kapasitas arus pemutusan yang lebih kecil yang tidak
dapat di setting. Sedangkan MCCB digunakan pada kapasitas arus pemutusan yang
Sistem pengaman dengan MCB dan MCCB mempunyai keimtiingan bila
dibandingkan dengan sistem pengaman yang menggunakan fuse karena MCB dan
MCCB mempunyai kelebihan seperti :
1. Selain dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dengan jala-jala
kondisi abnormal, juga dapat memutuskan rangkaian yang diamankan dengan
kondisi normal.
2. Dapat digunakan berulang sepanjang MCB dan MCCB tersebut tidak rusak.
3. Dapat memutuskan aliran arus pada semua saluran tegangan sekaligus.
4. Untuk saluran tiga fasa,, cukup digunakan satu buah MCB dan MCCB 3 fasa.
5. Dapat di setting kapasitas arus pemutusannya sesuai dengan yang diinginkan
untuk MCCB.
Sedangkan kelemahannya adalah harganya lebih mahal bila dibandingkan
dengan fuse pada kapasitas yang sama
c. Pengaman dengan Thermal Overhead Relay (TOR)
Sistem pengaman dengan TOR digunakan untuk mendeteksi terjadinya
gangguan arus beban lebih. Jika terjadi kondisi overload maka TOR ini secara
otomatis akan memutuskan hubungan pada bagian yang overload dengan bagian
rangkaian yang bertegangan.
d. Pengaman Terhadap Tegangan Sen tub
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang
disentuh.
Tegangan sentuh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia dan hewan,
yang ditimbulkan terhadap manusia dengan adanya tegangan sentuh dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Pengaruh Tegangan Sentuh Pada Manusia
kuat arus yang mengalir melalui
badan
pengaruh pada organ badan manusia
waktu tahan tegangan pada
bagian-bagian yang di tanahkan, jika tahanan pentanahannya 5000 0,5mA 1mA 2 mA 5mA 10mA 15mA 20 mA 30mA 40mA
terasa.. mulai rasa kaget terasa jelas mulai kejang kejang keras sulit untuk melepaskan pegangan kejang dengan rasa nyeri, tidak mungkin
melepaskan pegangan nyeri hebat nyeri tak tertahankan
mulai tidak sadan bahaya maut
tidak tentu tidak tentu tidak tentu tidak tentu tidak tentu 15 sekon 5 sekon 1 sekon 0,2 sekon 2,5V 5V 10 V 25V 50V 75V 100 V 150V 200 V
Untuk menghindari akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya tegangan
sentuh, maka perlu diadakan tindakan pengaman terhadap tegangan sentuh
tersebut, baik terhadap sentuhan langsung maupun terhadap sentuhan tidak
langsung. Tujuan dari tindakan pengamanan dari tegangan sentuh dimaksudkan
untuk menjamin keselamatan manusia dan binatang.
1) Pengaman Terhadap Sentuhan Langsung
Yang dimaksud sentuhan langsung adalah tersentuhnya bagian-bagian
Untuk menghindari tersentuhnya bagian-bagian peralatan yang bertegangan
secara tidak sengaja pada saat peralatan tersebut tidak bekerja, maka bagian-bagian
peralatan yang bertegangan harus dilindungi dari jangkauan dengan cara:
1. Mengisolasi atau membuatkan penutup dart bahan non konduktif pada
bagian-bagian peralatan yang bertegangan.
2. Penutup, kisi penyekat, rumah peralatan dan lain-lainnya harus dikencangkan
baut-bautnya dengan seksama agar tahan terhadap gaya mekanis dan getaran.
3. Peralatan yang karena dasar kerjanya tidak memungkinkan di isolasi seperti
peralatan las, tungku pelebur dan sejenisnya,, ditempuh dengan cara
pengamanan lain, misalnya dengan memakai alas kaki dan sarung tangan dari
bahan non konduktif membuatkan kurungan yang terkunci, memberi tanda
peringatan bahaya yang mudah dilihat dan lain-lain.
2) Pengaman Terhadap Sentuhan Tidak Langsung
Walaupun bagian-bagian peralatan yang bertentangan telah dilindungi
sedemikian rupa? tetapi karena sesuatu hal misalnya terjadi penurunan nilai
tahanan isolasi (kegagalan isolasi) dari peralatan tersebut, atau karena gangguan
mekanis sehingga bagian-bagian peralatan yang bertegangan bersentuhan dengan
body peralatan sehingga terjadi kebocoran arus para peralatan tersebut. Jika body
peralatan tersebut terbuat dart bahan konduktif. maka bila peralatan tersentuh akan
dirasakan tegangan sentuh pada body peralatan itu.
Untuk menghindari atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat
terjadinya sentuhan tidak langsung terhadap tegangan pada peralatan, hams
a) Isolasi Pengaman
Tindakan pengamanan peralatan terhadap sentuhan tidak langsung
dengan cara isolasi pengaman dengan cara:
1. Memakaikan isolasi tambahan pada peralatan disamping isolasi utamanya,
Syaratnya: badan peralatan ditutupi dengan isolasi yang kokoh dan tahan
lama serta luasnya mencukupi, atau dengan alternatif lain yaitu bagian
logam yang dapat tersentuh dipisahkan dari bagian peralatan yang dapat
bertegangan bila terjadi kegagalan isolasi.
2. Memberikan isolasi pada tempat kaki berpijak dan pada benda-benda
konduktif lainnya yang berhubungan dengan tanah dan dapat terjangkau
dengan tanah sedemikian rupa, sehingga tercegah orang terkena tegangan
sentuh bila terjadi kegagalan isolasi pada peralatan
b) Pentanahan Body Peralatan
Pentanahan body peralatan dapat dilakukan pada peralatan-peralatan
(mesin-mesin listrik) yang dipasang tetap dan menggunakan sumber tegangan
yang rangkaian-nya telah ditanahkan maupun yang tidak ditanahkan, dengan
cara :
1. Menghubungkan body peralatan dengan hantaran netralnya (digunakan
untuk peralatan yang tegangan kerjanya tidak lebih dari 50 Volt)
2. Menghubungkan body peralatan dengan elektroda pentanahan yang
Pentanahan body peralatan dimaksudkan untuk mengalirkan arus
gangguan yang terjadi akibat adanya tegangan sentuh pada peralatan ke dalam
tanah secepat mungkin.
Ketentuan-ketentuan menurut PUIL (2020) pasal 520 L.1 motor harus
dibumikan jika terdapat salah satu keadaan sebagai berikut:
1. Motor disuplay dengan penghantar terbungkus logam
2. Motor ditempatkan ditempat basah dan tidak terpencil atau di lindung
3. Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya
4. Motor bekerja pada tegangan ke bumi diatas 50 V.
Menurut PUIL (2000) jika digunakan dua buah elektroda yang jarak antara
elektroda tersebut lebih besar dari panjang elektrodanya dan ujung atas kedua
elektroda tersebut dibawah permukaan tanah maka rumus yang digunakan adalah :
R = ( )+ ( )………..(2.3)
Keterangan:
R : Tahanan pentanahan (ohm) ρ : Tahanan jenis tanah (Ohm-m) L : Panjang elektroda pentanahan (m)
a : Jari-jari elektroda (m)
S : Jarak antar elektroda (m)
2. Menentukan Kapasitas Pengaman
a. Ketentuan Penggunaan Pengaman Hubung Pendek Sirkit Motor
Menurut PUIL (2020), pasal 520.E.2 tentang nilai nominal atau setelah
1. Nilai nominal atau setelah gawai pengaman arus hubung pendek harus dipilih
sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai kendali,
dan motor, tetapi diamankan terhadap arus hubung pendek.
2. Untuk sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal, nilai nominal atau stelan alat
pengaman arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan
dalam label 2.2.
3. Untuk sirkit akhir yang menyuplai beberapa motor, nilai nominal atau setelan
alat pengaman hubung pendek, tidak boleh melebihi nilai terbesar dihitung
menurut tabel 2.2 untuk masing-masing motor ditambah dengan jumlah arus
beban penuh pada motor lain dalam sirkit akhir itu.
Tabel 2.2 Nilai Nominal atau Setelan tertinggi gawai pengaman sirkit motor
terhadap hubung pendek
Jenis Motor Prosentase arus beban penuh
Pemutus daya Pengaman lebur
Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan bintang segitiga, langsung pada jaringan , dengan reaktor atau resistor, dan motor fase satu.
Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan auototrans formator, atau motor sangkar reaktans tinggi.
Motor rotor lilit atau arus searah
250 200 150 400 400 400
Pengaman hubung pendek sirkit cabang menurut PUIL (2000) 520 Fl :
Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri atas
penghantar dengan ukuran berdasarkan sub bab 2.4.2 harus dilengkapi dengan
pengaman sirkit akhir motor yang tertinggi berdasarkan poin 3 diatas, ditambah
dengan jumlah arus beban penuh semua. motor lain yang disuplai oleh sirkit
tersebut
b. Ketentuan Penggunaan Pengaman Beban Lebih
Ketentuan penggunaan pengaman arus beban lebih untuk motor listrik
menurut PUIL (2000) pasal 520.D2 adalah :
1. Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau mudah
meledak setiap motor dipasang hams diamankan terhadap beban lebih.
2. Setiap motor fasa tiga atau motor berdaya nominal satu daya kuda atau lebih,
yang dipasang tetap dan dijalankan tanpa pengawasan harus diamankan
terhadap beban lebih.
3. Alat pengaman beban lebih yang dimaksud dalam poin 2 tidak boleh
mempunyai nilai nominal atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang
diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Dalam pada itu waktu
tunda alat pengaman beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang
diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban
penuh.
Bila tidak terdapat nilai nominal standar yang dapat memenuhi nilai
nominal yang diinginkan, maka dapat dipergunakan harga nominal standar atau
N. Sistim Pentanahan
Pada dasarnya sistim pentanahan adalah peralatan yang terdiri dari
elektroda pentanahan yang dibutuhkan bersama hantaran pentanahan.
Elektroda pentanahan dapat berupa batang yang ditanam tegak lurus atau
ditanam sejajar permukaan tanah, dan berupa lempeng atau pelat. yang kesemuanya
ini dirancang untuk memperkecil tanahan pentanaman. Untuk hal tersebut terlebih
dahulu harus ditentukan bahan maupun sifat elektroda harus tahan terhadap korosi.
Elektroda pentanahan yang sering digunakan untuk pentanahan peralatan
maupun sistim pembangkit atau gardu induk terhubung dengan kerangka generator,
motor, CB, serta peralatan lainnya
1. Jenis Elektroda
Elektroda yang digunakan pada sistim pentanahan yaitu :
a. Elektroda batang
b. Elektroda strip
c. Elektroda plat
a. Elektroda Batang
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan tegak lurus ke dalani tanah. Dalam pemasangan elektroda batang
ini., diusahakan supaya pemasangannya setegak lurus mungkin.
Pada elektroda batang ini besarnya tahanan pentanahan tergantung
Gambar 2.3
b. Elektroda Strip
Elektroda strip ini merupakan logam (besi, baja dan 1 din-lain) yang
mempunyai penampang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat atau
hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.
Elektroda pita ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman 0,5 - 1
meter dari permukaan tanah tergantung dari kondisi dan jenis tanahnya.
Elektroda pita ini dalam pemasangannya dapat ditanam dalam bentuk
memanjang dengan cara radial, melingkar atau kombinasi dari radial dengan
Gambar 2.4
c. Elektroda Plat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan plat logam atau kawat kasa
Pada pemasangan elektroda plat dapat ditanam tegak lurus (vertikal) atau
mendatar (horisontal) tergantung dari tujuan pemasangannya.
Berikut akan digambarkan elektroda plat yang dipasang secara tegak
lurus seperti berikut:
Dimana :
a= panjang plat (meter)
b = lebar plat (meter)
c = jarak permukaan tanah dengan tepi atas plat (meter)
Menurut T.S. Hutauruk (2020) untuk menentukan jenis elektroda
pentanahan yang digunakan maka perlu diketahui harga tahanan jenis tanah pada
daerah kedalaman yang terbatas tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
- Jenis tanah : tanah liat, berpasir, berbatu, dan lain-lain.
- Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan
- Kelembaban tanah
- Temperatur.
Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah rata-rata untuk keperluan
perencanaan maka diperlukan penyelidikan atau pengukuran dalam jangka waktu
tertentu misalnya selama satu tahun. Biasanya tahanan tanah juga tergantung dari
tinggi permukaan tanah dari permukaan air yang konstan.
2. Bahan dan Ukuran Elektroda Pentanahan
Bahan yang digunakan untuk elektroda pentanahan ialah bahan konduktif
berupa logam; seperti tembaga dan baja yang digalvanisir atau dilapisi tembaga.
Untuk keadaan-keadaan khusus (misalnya untuk pabrik kimia) kadang-kadang
diperlukan bahan-bahan lain yang lebih tanah korosi dibandingkan tembaga atau
Ukuran luas penampang minimum elektroda pentanahan yang
diperkenankan menurut PUIL (2000) pasal 320.D2 adalah seperti pada tabel
berikut:
Tabel 2.3 Luas Penampang Minimum Elektroda Pentanahan
1 2 3
No. Bahan
Jenis Elektroda
Baja berlapis
seng dengan proses
pemanasan
Baja berlapis
tembaga
Tembaga
1. Elektroda pita Pita baja 100 mm2 tebal minimum 3 mm Hantaran pilin 95 mm2 (bukan kawat halus) 50mm2 Pita tembaga 50 mm2 tebal minimum 2 mm Hantaran pilin 35 mm2 (bukan kawat halus)
2. Elektroda batang Pipa baja 1" Baja profil : L 65 x 65 x 7
U 6 1/2
T 6 x50x3 atau batang profil lain yang setaraf
Baja berdiameter 15 mm dilapisi tembaga setebal 2,5 mm
3. Elektroda plat Plat besi tebal 3 mm luas 0,5 m2 sampai 1 m2
Pelat tembaga tebal 2 mm luas 0,5 ni2 sampai I ml
3. Tahanan Elektroda Pentanahan
Tahanan pentanahan dari elektroda pentanahan tergantung dari jenis dan
keadaan tanah serta pada ukuran dan cara pengaturan dari elektroda Besarnya
tahanan pentanahan diusahakan sekecil mungkin (mendekati nol Ohm) dan nilai
tahanan pentanahannya tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Untuk daerah yang tahanan
jenis tanahnya tinggi, boleh mencapai 10 Ohm.
Adapun tahanan jenis tanah yang telah distandarkan dalam PUIL (2000)
Tabel 2.4. Resistansi Jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Rawa
Tanah Hat dan tanah lading
Pasir basah Kerikil basah Pasir dan kerikil kering Tanah berbatu Tahanan jenis Ohm-meter 30 100 200 500 1000 3000 O. Hantaran
Semua logam dapat menghantarkan listrik. Namun karena harus memenuhi
beberapa syarat normalisasi, baik mengenai daya hantar listrik maupun mengenai
sifat-sifat mekanis serta pertimbangan ekonomi maka tidak semua logam dapat
dibuat sebagai penghantar secara komersil. Jenis-jenis logam yang banyak dibuat
sebagai penghantar seperti tembaga, aluminium, atau perpaduan antara kedua jenis
logam tersebut.
Dalam hal ini dikenal dua macam penghantar, yaitu kawat dan kabel.
1. Kawat
Kawat ini merupakan penghantar yang telanjang dengan inti tunggal atau inti
banyak. Digunakan untuk hantaran transmisi dan distribusi seperti ACSR
(Aluminium Cable Steel Reinforced), serta untuk hantaran pentanahan, seperti
BCC (Bare Chopper Conductor),
2. Kabel
Kabel merupakan jenis penghantar dengan inti tunggal dan berinti banyak yang
1. Pemilihan Hantaran
Pemilihan hantaran balk kawat berisolasi maupun kabel harus
menggunakan pertimbangan teknik meliputi tegangan nominal konstruksi,
kemampuan hantar arus, luas penampang penghantar, bahan penghantar, kebutuhan
instalasi, kualitas dan harga dari penghantar tersebut
Jenis hantaran yang penulis pilih dalam perencanaan instalasi daya listrik
PT. Markisa Segar di Malino :
1. Untuk hantaran instalasi digunakan kabel NYY.
2. Untuk hantaran pentanahan digunakan kawat BBC.
2. Menentukan Kemampuan Hantar Anis (KEA)
Ketentuan mengenai kemampuan hantar arus suatu hantaran untuk motor
listrik menurut PUIL (2000) adalah sebagai berikut:
1. Hantaran rangkaian akhir yang mensuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai kemampuan hantaran arus kurang dari 110% dari arus nominal
motor yang disuplainya.
2. Hantaran rangkaian akhir yang mensuplay 2 atau lebih motor listrik tidak boleh
mempunyai KHA hantaran kurang dari jumlah arus nominal dari semua motor
yang disuplainya ditambah dengan 10 % dari arus nominal motor yang terbesar
dalam kelompok tersebut yang dianggap motor terbesar adalah motor yang
mempunyai arus nominal tertinggi.
Berdasarkan ketentuan di atas maka untuk menghitung besar KHA
rangkaian akhir yang mensuplai motor tunggal dapat ditulis sebagai berikut:
Sedangkan KHA rangkaian akhir yang menyuplai beberapa motor dapat
dituliskan sebagai berikut:
KHA motor ganda = 110% In terbesar + Z In motor lain... (2.6)
3. Menentukan Luas Penampang Hantaran
Luas penampang hantaran untuk motor listrik dapat ditentukan dengan cara
berdasarkan kemampuan hantar arusnya
Tabel 2.5
Dalam hal ini mengacu pada PUIL( 2000) :
KHA terus menerus untuk kabel tanah berinti tunggal, berpengantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah
dengan tegangan kerja maksimum 1,8 KV, serta untuk kabel tanah berinti dua, tiga
dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC yang dipasang
pada sistem arus fasa tiga dengan tegangan nominal 0,6/1 KV, pada suhu keliling
30 ° C. Jenis Kabel 1 Luas Penampang nominal mm2 2
KHA terus menerus
Berinti tunggal Berinti dua Berinti tiga dan
empat Ditanah (A) 3 Diudara (A) 4 Ditanah (A) 5 Diudara (A) 6 Ditanah (A) 7 Diudara (A) 8 1,5 33 26 27 21 24 18 2,5 45 35 36 29 32 25 4 58 46 47 38 41 34 6 74 58 59 48 52 44 10 98 80 78 66 69 60 16 126 105 102 90 89 80 NYY NYBY 25 169 140 134 120 116 105 NYFGbY 35 209 175 160 150 138 130 NYRGbY 50 249 215 187 180 165 160 NYCY NYCWY 70 312 270 231 230 205 200
NYSY 95 374 335 280 275 245 245 NYCEY 120 427 390 320 320 280 285 NYYESEY dan 150 481 445 356 375 316 325 NYHSY 185 552 510 409 430 356 370 240 641 620 472 510 414 435 300 730 710 525 590 463 500 400 854 850 605 710 534 600 500 988 1000 - - -
4. Identifikasi Hantaran dengan Warna
Identifikasi hantaran dengan warna dimaksudkan untuk mendapatkan
kesatuan pengertian mengenai penggunaan suatu warna atau warna majemuk yang
dipergunakan untuk mengenai hantaran guna keseragaman dan mempertinggi
keamanan.
Warna-warna yang dipakai untuk mengidentifikasi hantaran sesuai dengan
PUIL (2000) pasal 701 Gl, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.6 Identifikasi Hantaran dengan Warna
Penggunaan Inti Sistem Identifikasi
Dengan huruf
Dengan simbol
Dengan Warna
A. Instalasi arus bolak balik: Fasa l
Fasa 2 Fasa3 Netral
B. Instalasi pada peralatan listrik:
Fasa l Fasa 2 Fasa3
C. Instalasi arus searah Positif Negatif Kawat tengah D. Hantaran pentanahan L l/R L2/S L3/T N U/X V/Y W/Z L + L- M PE/HT Merah Kuning Hitam Biru Merah Kuning Hitam Tidak ditetapkan -sda- Biru Hijau – Kuning
P. Busbar
Busbar atau rel adalah tempat untuk menghubungkan hantaran dari catu
daya ke beban dalam panel. Busbar ini terbuat dari tembaga atau logam lainnya
yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Dalam penggunaannya,
boleh di cat dengan warna sesuai dengan warna hantaran yang dihubungkannya
Penampang busbar di tentukan berdasarkan arus yang akan mengalir pada busbar
tersebut Tabel yang memperlihatkan besarnya kemampuan hantar arus dari suatu
busbar dalam ukuran tertentu berdasarkan PUIL (2000) pasal 630 D2. 8.
(Lampiran).
Q. Alat Ukur dan Indikator
Alat ukur dan indikator, seperti Voltmeter, Amperemeter dan lampu
indikator yang dipasang pada panel daya hams terlihat jelas dan hams ada petunjuk
tentang besaran apa yang harus diukur dan gejala apa yang ditunjukkannya.
Alat ukur seperti Voltmeter dipasang guna menunjukkan apakah tegangan
suplay yang masuk ke panel normal atau tidak (apakah terjadi susut atau kenaikan
tegangan). Begitu pula halnya dengan Amperemeter, hanya saja besaran listrik
yang diukur adalah arus. Sedangkan lampu indikator menunjukkan apakah setiap
fasa hantaran mengalirkan arus atau tidak, yang ditandai dengan menyala dan
R. Panel
Pada panel ditempatkan peralatan-peralatan kontrol, instrumentasi, dan
pengaman. Bila panel tersebut berisi peralatan-peralatan kontrol, maka disebut
panel kontrol- Sedangkan bila panel tersebut sebagai tempat pelayanan daya ke
beban, maka disebut panel daya
1. Pembagian beban
Pembagian beban pada suatu instalasi listrik dilakukan dengan memisahkan
jenis beban dan membagi jumlah beban.
Bila suatu gedung yang instalasi listriknya terbagi dua jenis, misalkan
instalasi penerangan dan daya, maka antara instalasi penerangan dan daya
dipisahkan. Hal ini dimaksudkan agar bila salah satunya beroperasi atau mengalami
gangguan, maka sistim lainnya tidak terpengaruh. Jadi sistim instalasi listriknya
lebih handal bila dibandingkan dengan menggabungkan kedua jenis instalasi
tersebut
Adapun pembagian jumlah beban harus sedapat mungkin jumlah daya
setiap kelompok sama Hal ini dimaksudkan agar setiap fasa melayani jumlah beban
yang sama dengan fasa yang lainnya Selain itu, dengan beban yang seimbang
memudahkan pemilihan material dan peralatan.
2. Penempatan Peralatan Panel
Penempatan peralatan panel dipasang sedemikian rupa untuk memudahkan
Adapun beberapa macam cara penempatan peralatan pada panel, yaitu :
- Diletakkan langsung pada tembok bangunan. Cara ini dilakukan dengan alasan
ekonomis.
- Diletakkan langsung pada panel. Peralatan dan komponen di pasang pada
bagian depan pintu panel dan pengawatannya dikerjakan di bagian belakang
pintu panel. Contoh : seperti panel-panel kontrol dan instrumentasi.
- Diletakkan di dalam panel. Peralatan dan komponennya dipasang dalani kotak
panel dan disatukan dengan pengawatannya Contohnya: seperti panel daya
3. Penempatan Panel
Lokasi suatu panel harus sedapat mungkin dipasang ditempat yang terlihat
jelas dan mudah di capai, serta di tempat yang memudahkan penyambungan kabel
yang masuk dan kabel yang keluar ke beban agar memudahkan pelayanan,
perawatan dan perbaikan.
S. Saklar
Saklar digambarkan untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian
dan pemasangan saklar hams diperhatikan sebaik mungkin tata cara
pemasangannya sehingga semua pelayanan, pemeliharaan dan instalasi dapat
dilakukan dengan aman.
1. Saklar Tekan
Saklar tekan adalah saklar yang bekerja bila ditekan dan akan kembali ke
posisi normal jika dilepas. Saklar ini terdiri dari 2 jenis, yakni saklar NO (Normaly
2. Saklar Pilih (Selektor)
Saklar pilih selektor adalah saklar yang mempunyai 2 keluaran, dan
mempunyai posisi nol. Saklar ini banyak digunakan pada panel kontrol suatu sistim
yang memerlukan 2 kondisi.
3. Saklar Waktu
Saklar waktu biasa juga disebut tinier. Saklar ini digunakan untuk
menghubungkan dan memutuskan instalasi listrik secara otomatis sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Saklar ini mempunyai sebuah piringan waktu, pada tepi piringan terdapat
segmen-segmen yang berjumlah 48 bagian yang sama. Setiap bagian ekivalen
mewakili setengah jam. Saat-saat perhubungan dan pemutusan berikutnya dapat
diatur dengan segmen-segmen hubung yang dipasang di tepi piringan. Piringannya
berputar satu setiap 24 jam.
T. Pemutus Daya (Kontaktor)
Kontaktor adalah saklar yang bekerja berdasarkan gaya kemagnetan.
Sebuah kontaktor harus tahan dan mampu mengalirkan dan memutuskan arus
dalam keadaan normal.
Kontaktor arus bolak balik pada inti maguetnya dipasang cincin hubung
singkat untuk menjaga arus kemagnetan yang kontinue sehingga kontraktor
tersebut normal. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak bantu pada
keadaan normal terbuka (NO) dan normal tertutup (NC). Dalam menentukan
U. Pipa Instalasi
Untuk instalasi didalam gedung sering digunakan pipa instalasi . Adapun
pipa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pipa PVC. Pipa ini harus cukup
kuat terhadap tekanan mekanis, tahan panas dan lembab serta tidak menjalarkan
api. Permukaannya harus licin baik diluar maupun didalam. Pipa PVC memiliki
sifat:
- Daya isolasinya baik sehingga mengurangi gangguan tanah
- Tahan hampir pada semua jenis bahan kimia
- Tidak menjalarkan api
- Mudah digunakan.
Pipa PVC tidak boleh digunakan untuk kerja pada suhu normal diatas 60°.
V. Saluran Kabel
Saluran kabel atau wiring chanel digunakan untuk merapikan kabel. Kabel
dilewatkan dalam saluran kabel tanpa diikat. Saluran kabel yang digunakan dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
D. Waktu dan Tempat a. Waktu
Pembuatan aplikasi ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari bulan
Pebruari 2021 sampai dengan juni 2021 sesuai dengan perencanaan waktu yang
terdapat pada jadwal penelitian.
b. Tempat
Penelitian dilaksanakan di PT. Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa.
E. Metode Penelitian Alur Penelitian MULAI PENGUMPULAN DATA STOP STUDI LITERATUR MULAI DISKUSI SEMINAR PENYUSUSNAN LAPORAN
Metode penelitian ini berisikan langkah-langkah yang ditempuh penulis
dalam menyusun tugas akhir ini. Metode penelitian ini disusun untuk memberikan
arah dan cara yang jelas bagi penulis sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat
berjalan dengan lancar.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penyusunan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Metode Pustaka
Yaitu mengambil bahan-bahan penulisan tugas akhir ini dari referensi-referensi
serta literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas tentang
penentuan kapasits pengaman arus hubung singkat motor-motor pada ruang
produksi dan boiler water teatment
Metode Penelitian
Mengadakan penelitian dan pengambilan data pada sistem kelistrikan di PT.
Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa pada sistem distribusi tenaga listrik tentang
penentuan kapasits pengaman arus hubung singkat motor-motor pada ruang
produksi dan boiler water teatment, Kemudian mengadakan pembahasan/analisa
hasil pengamatan dan menyimpulkan hasil analisa tersebut.
Metode Diskusi/Wawancara
Yaitu mengadakan diskusi/wawancara dengan dosen yang lebih mengetahui bahan
yang akan kami bahas atau dengan pihak praktisi pada sistem kelistrikan di PT.
F. Gambar Rangkaian
Gambar 3.1 Gambar Rangkaian
Pengaman dengan fuse, selain untuk mengamankan peralatan dari arus
hubung singkat juga sebagai pembatas arus. Fuse akan memutuskan rangkaian
yang diamankan-nya jika terjadi hubung singkat.
Pengaman dengan fuse mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan
MCB dan MCCB, yaitu harganya lebih ekonomis dengan kapasitas yang sama.
Sedangkan kelemahannya adalah :
5. Hanya dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dalam kondisi
abnormal.
6. Hanya dapat memutuskan aliran arus pada satu saluran saja
7. Untuk saluran tiga fasa digunakan tiga buah fuse yang saling berpisah.
8. Tidak dapat di setting kapasitas arus pemutusnya.
e. Pengaman Dengan MCB dan MCC6
Untuk menghindari tersentuhnya bagian-bagian peralatan yang bertegangan
secara tidak sengaja pada saat peralatan tersebut tidak bekerja, maka bagian-bagian
peralatan yang bertegangan harus dilindungi dari jangkauan dengan cara:
4. Mengisolasi atau membuatkan penutup dart bahan non konduktif pada
bagian-bagian peralatan yang bertegangan.
5. Penutup, kisi penyekat, rumah peralatan dan lain-lainnya harus dikencangkan
baut-bautnya dengan seksama agar tahan terhadap gaya mekanis dan getaran.
6. Peralatan yang karena dasar kerjanya tidak memungkinkan di isolasi seperti
peralatan las, tungku pelebur dan sejenisnya,, ditempuh dengan cara
pengamanan lain, misalnya dengan memakai alas kaki dan sarung tangan dari
bahan non konduktif membuatkan kurungan yang terkunci, memberi tanda
peringatan bahaya yang mudah dilihat dan lain-lain.
3) Pengaman Terhadap Sentuhan Tidak Langsung
Walaupun bagian-bagian peralatan yang bertentangan telah dilindungi
sedemikian rupa? tetapi karena sesuatu hal misalnya terjadi penurunan nilai
tahanan isolasi (kegagalan isolasi) dari peralatan tersebut, atau karena gangguan
mekanis sehingga bagian-bagian peralatan yang bertegangan bersentuhan dengan
body peralatan sehingga terjadi kebocoran arus para peralatan tersebut. Jika body
peralatan tersebut terbuat dart bahan konduktif. maka bila peralatan tersentuh akan
dirasakan tegangan sentuh pada body peralatan itu.
Untuk menghindari atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat
terjadinya sentuhan tidak langsung terhadap tegangan pada peralatan, hams
c) Isolasi Pengaman
Tindakan pengamanan peralatan terhadap sentuhan tidak langsung
dengan cara isolasi pengaman dengan cara:
3. Memakaikan isolasi tambahan pada peralatan disamping isolasi utamanya,
Syaratnya: badan peralatan ditutupi dengan isolasi yang kokoh dan tahan
lama serta luasnya mencukupi, atau dengan alternatif lain yaitu bagian
logam yang dapat tersentuh dipisahkan dari bagian peralatan yang dapat
bertegangan bila terjadi kegagalan isolasi.
4. Memberikan isolasi pada tempat kaki berpijak dan pada benda-benda
konduktif lainnya yang berhubungan dengan tanah dan dapat terjangkau
dengan tanah sedemikian rupa, sehingga tercegah orang terkena tegangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
G. Hasil Penetian
Data Tehnis Motor
Motor-motor vane digunakan pada PT. Markisa Segar adalah motor induksi
tipe rotor sangkar dan motor 1 tipe rotor kapasitor. Adapun data tehnis motor tersebut adalah :
Tabel 4.1. Data Tehnis Motor-motor Proses I
No. Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus (A) Cos Total Daya (kw) Arus (A) 1 1 Blower 1 380 2,2 5,2 0,8 2,2 5,2 2 2 Washing 1 380 M 3,5 0,78 1,4 3,5 3 3 Belt l 1 380 0,35 1,2 0,67 0,35 1.2 4 4 Elevator 1 380 1,1 2,8 0,8 U 2,3 5 5 Destorner 1 380 5,5 12 0,8 5,5 12 6 6 Skin Separation 1 380 3 7 0,81 3 7 7 7 Belt 2 1 380 0,7 1,8 0,75 0,7 1,9 Jumlah 7 14,25 33,6
Tabel 4.2. Data Tehnis Motor-motor Proses II No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Teganga n (V) Daya (Kw) Arus (A) cose Total Daya (kw) Arus (A)
1 8 Mono Pump Tank 2 380 5,5 12,5 0,8 11 25
2 9 Juice extraction 2 3SO 7,5 16 0,84 15 32
3 10 Agitator 5 3SO 0,7 1,9 0,75 3,5 9,5
4 11 Mono Pump 3 380 3 8,8 0,81 9 20,4
5 12 Vacum Pump 1 380 4 9 0,81 4 9
Jumlah 13 42,5 95 .9
Tabel 4.3. Data Tehnis Motor-motor Sterilisasi
No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus W Cos Total Daya (kw) Arus (A) 1 13 Mono Pump Produk 1 380 4 9,5 0,8 4 9,5 2 14 Washing Pump 1 380 4 9,5 0,8 4 9,5 3 15 Agitator 1 380 0,7 2 0,75 0,7 2 4 16 Coolong 6 380 1,5 3,5 0,7 9 21 Jumlah 9 17,7 42
Tabel 4.4. Data Tehnis Motor-motor Water Treatment
No No. Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus (A) Cos Total Daya (kw) Arus (A) 1 17 Pompa Utama 1 380 14,9 29 0,8 14,9 29 2 18 Pompa 2 380 5,5 29,5 0,8 11 25 3 19 Pengaduk 6 220 0,02 0,48 0,8 0,12 2,88 4 20 DAP 4 220 0,5 1.2 0,8 2 4,8 5 21 Pompa air 1 220 0.02 0,48 0,8 0,25 0(48 Jumlah 14 28,27 62,16
Tabel 4.5. Data Tehnis Motor-motor Boiler No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos Total Daya (KW) Arus (A) 1 22 Pompa Utama 2 380 5 11 0,75 10 22 2 23 Pompa 2 380 3 6,5 0,75 6 13 Jumlah 4 16 35
Tabel 4.6. Data Tehnis Motor-motor ELPO
No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos Total Daya (KW) Arus (A) 1 24 Elpo 1 380 9,235 2,8 0,5 9,235 2,8 Jumlah 1 9,235 2,8
Tabel 4.7. Data Tehnis Motor-motor Kompressor
No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos Total Daya (KW) Arus (A) 1 25 Kompressor 1 380 4 9,5 0,64 4 9,5 Jumlah 1 4 9,5
Tabel 4.8. Data Tehnis Motor-motor untuk Pompa
No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos Daya Total (KW) Arus (A) 1 26 Pompa 1 380 5,6 11,3 0,75 5,6 11,3 Jumlah 1 5,6 11,3
H. Material Yang Digunakan
Tabel 4.9. Material Yang Digunakan
NO URAIAN SATUAN VOLUME
1 2 3 4
1 PANEL
1 . Lemari panel, 200 x 150 cm set 1
2. Lemari panel, 200 x 100 cm set 4
3. Lemari panel. 50 x 30 cm set 5
4.MCB3 40A buah 2 5.MCB3 32A buah 12 6.MC83 25A buah 1 7.MCB3 20A buah 3 8.MCB3 16A buah 7 9.MCB3 10A buah 8 10.MCB3 6A buah 9 11.MCB1 6A buah 11 12.MCCB35-50A buah 7 13.MCCB50-70A buah 4 14MCCB70-100A buah 2 15.MCCB90-130A buah 2 16Amperemeter 0 - 8 A buah 30
1 7. Vot meter 0-500 A buah 10
1 8. Trafo Arus 500/5 A (AEG) buah 10
19. Setektor Switch buah 10
20. Lampu tanda buah 30
21. Busbar 12x12 set 10
22. Busbar 30x5 set 1
23.ProfildudukanMCB meter 15
24. Dudukan panel dari beton buah 1
25. Kontaktor 10 ampere buah 28
26. Kontaktor 20 ampere buah 6
27. Kontaktor 24 ampere buah 2
28. Kontaktor 35 ampere buah 11
29. Kontaktor 80 ampere buah 1
30. TOR 0,63 - 1 ampere buah 1
31. TOR 0,64 -0,96 ampere buah 4
32. TOR 1,25 -2 ampere buah 1
33. TOR 1,4 -2,2 ampere buah 2
34. TOR 1,8 -2,5 ampere buah 1
35. TOR 2.5 -4 ampere buah 1
36. TOR 2,8 -4,2 ampere buah 7
37. TOR 4-6 ampere buah 2
1 2 3 4
39. TOR 7 -11 ampere buah 4
40. TORS - 16 ampere buah 6
41. TOR 10- 13 ampere buah 1
42. TOR 12 -18 ampere buah 2
43. TOR 24 - 38 ampere buah 1
2 INSTALASI DAYA
1.Kabel NYY4x4mm2 meter 4000
2. Kabel NYY 4x6 mm2 meter 200
3.Kabel NYY4x25mm3 meter 28
4. Wiring Channel meter 500
5.PipaPVC1,5' meter 200
3 PENTANAHAN
1. 2 batang etektroda pentanahan 15 mm buah 2
2. Karat BC 50 mm2 meter 10
3. Unimax Idem buah 1
I. Perhitungan Tehnis
1. Perhitungan Tehnis untuk rangkaian akhir yang menyuplai 1 motor.
a. Motor 3
Untuk motor dengan kode 1
Berdasarkan rumus 2.1 maka didapatkan Arus nominal (In):
In = √ =
√ = 4,18A b. Motor 1
Untuk motor dengan kode 19
Berdasarkan rumus 2.2 maka didapatkan Arus nominal (In) :
In = = = 0,11A
Untuk In motor lain dapat dilihat pada Tabel 4.8 ,3.16
a. Menentukan KHA dan Penampang Hantaran
Berdasarkan rumus 2.5 sub bab 2.4.2. KHA hantaran motor tunggal.
Untuk motor dengan kode 1
KHA = 110 % x In motor
= 1,1 x 4,18
= 4,59 A
Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel 2.5
sub bab 2.4.3. Namun berdasarkan ketentuan menurut peraturan yang
dikeluarkan oleh Perusahaan Listrik Negara (S-PLN/1978) tentang peraturan
Instalasi Listrik Kabel minimum yang digunakan untuk motor-motor listrik
adalah4 mm2, maka penampang 1,5 mm2 yang didapat menurut tabel tidak
b. Menentukan kapasitas pengaman beban lebih (Thermal Over lood Relay )
Berdasarkan sub bab 2.2.2.2 tentang kapasitas pengaman beban lebih
(TOR) yaitu setelan pengaman beban lebih tidak boleh lebih tinggi dari yang
diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Namun untuk
menghindari tripnya pengaman ini saat In motor beban penuh maka di setel
lebih tinggi dari lit motor.
Contoh:
Untuk motor dengan kode 1 ;
I Pemutusan TOR = In motor
= 4,18 perencanaan
= 5-6 perencanaan
c. Menentukan Kapasitas Pemutus Daya (Kontaktor)
Berdasarkan sub bab 2,10 maka besar anis pemutusan kontaktor adalah :
Contoh :
Untuk motor dengan kode 1
I pemutus kontaktor = 250 % x In motor
= 250% x 4,18
= 10,45 perencanaan
= 13 A digunakan
d. Menentukan kapasitas pengaman arus hubung singkat & beban lebih (MCB)
Berdasarkan tabel 2.2 sub bab 2.2.2.1, kapasitas pengaman arus hubung singkat
dan beban lebih (MCB) adalah:
Contoh:
MCB = 250 % x In motor
= 2,5 x 4,18
= 10,45 A perencanaan
= 16 A digunakan
Dengan cara seperti diatas maka hasil perhitungan untuk semua motor dapat
dilihat pada Tabel 4.10 – 4.18.
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Panel Daya 1
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 1 1 4,18 4,59 4 4-6 10,45 13 10,45 16 4.18 4,59 2 2 1 2,73 3 4 2,5-4 6,83 13 6,83 10 2,73 3 3 3 1 0,73 0,87 4 0,63-1 1,38 13 1,98 6 0,73 0,87 4 4 1 2.09 2,3 4 1,6-2.5 5,23 13 5,23 6 2.09 2.3 5 5 1 10,4 5 11,49 4 10,13 26,13 35 26,13 32 10,45 11,49 6 6 1 5,63 6,19 4 4-6 14,06 20 14,08 16 5,63 6,19 7 7 1 1,42 1,56 4 1,25-2 3,35 13 3,55 6 1,42 1,50 Jumlah 27,29 30
Tabel 4.11, Hasil Perhitungan Panel Daya 2
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 8 2 10,4 5 11,5 4 8-16 26,13 35 26,13 32 20,9 23 2 9 2 13,5 7 14,93 4 12-18 33,93 35 33,93 40 27,14 29,86 3 10 5 1,42 1,56 4 1,4-2,2 3,55 13 3,55 6 7,1 7,8 4 11 3 5,63 6,2 4 5-8 14,08 20 14,08 16 16,89 18,6 5 12 1 7,50 8,25 4 1-11 18,75 20 26,13 20 7,50 8,25 Jumlah 79,53 87,51
Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Panel Daya 3 No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 13 1 7,6 8,36 4 7-11 19 24 19 20 7,6 8,36 2 14 1 7,6 8,36 4 7-11 19 24 19 20 7,6 8,36 3 15 1 1,42 1,56 4 1,4-2,2 3,55 13 3,55 20 1,42 1,56 4 16 6 3,26 3,59 4 2,8-4,2 8,15 13 8,15 20 19,56 21,54 Jumlah 38,18 39,82
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Panel daya 4
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 17 1 2,83 31,13 4 24-36 70 80 70,75 70-160 28,3 31,13 Jumlah 28,3 59,39
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Panel Daya 5
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 18 2 10,45 11,5 4 8-16 26,13 35 26,13 32 20,9 23 2 19 6 0,114 0,125 4 0,48-0,72 0,29 13 0,29 6 0,684 0,75 3 20 4 0,85 0,94 4 0,64-,96 2,13 13 2,13 6 3,4 3,76 4 21 1 0,114 0,125 4 0,48-0,72 0,29 13 0,29 6 0,114 0,125 Jumlah 53,39 8 59,39
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Panel daya 6 No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 22 2 10,12 11,22 4 8-16 25,15 35 25,15 32 20,4 22,44 2 23 2 6,08 8,36 4 5-8 15,2 20 15,2 16 12,6 13,36 Jumlah 32,56 35,6
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Panel daya 7
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 24 1 2,8 3,08 4 2,8-4,2 7 13 7 10 2,8 3,08 Jumlah 2,8 3,08
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Panel daya 8
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 25 1 9,5 10,45 4 7-11 23,75 35 23,75 25 9,5 10,45 Jumlah 9,5 10,45
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Panel daya 9
No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)
Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total
Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 26 1 11,3 12,43 4 8-16 28,25 35 28,25 32 11,3 12,43 Jumlah 11,3 12,43
2. Perhitungan tehnis untuk rangkaian cabang (Menyuplai beberapa motor)
Rangkaian cabang pada panel daya 1
a. Menentukan KHA dan Luas Hantaran
Berdasarkan rumus 2.6 sub bab 2.4.2 dan Tabel 4.1, maka KHA hantaran
adalah:
KHA = 110 % In terbesar + 2 In motor lain
= (1,1 x 10,45 ) + 4,18 + 2,73 + 0,79 + 2,09 + 5,63 + 1,42
= 28,34
Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel 2.5
sub bab 2.4.3. Berdasarkan perhitungan diatas, maka luas penampang yang
digunakan adalah 4 mm2.
b. Menentukan kapasitas pengaman (MCCB)
Berdasarkan sub bab 2.2.2.1 (PUIL 87 ayal 520.R2.3) dan Tabel 4.8 maka: I
MCCB = I pengaman terbesar + Z In motor lain
= 26,13 + 4,1 + 2,73 + 0,79 + 2,09 + 5,63 +1,42
= 42,97 A perencanaan
= 35 - 50 A digunakan
c. Menentukan luas penampang busbar
Kemampuan hantar arus busbar adalah sama dengan besar arus yang
akan mengalir pada busbar tersebut. Sesuai dengan tabel 2.8 sub bab 2.5
maka busbar yang digunakan adalah:
Ukuran =12x2
Penampang = 24
Adapun hasil perhitungan untuk semua panel daya dapat dilihat
pada Tabel 4,18
Tabel 4.19. Perhitungan Rangkaian Cabang
No Panel Daya KHA
Hantaran (A) Luas Penampang Hantaran (mm2) Kapasitas Pena Perencanaan (A) aman (MCB) Digunakan (A) Busbar Ukuran (mm) Penampang (mm2) I 1 28,34 E 42,97 35-50 12x2 24 2 II 80,05 25 99,39 90-130 12x2 24 3 III 36,94 6 47,58 35-50 12x2 24 4 IV 31,13 6 70,75 70-100 12x2 24 5 V 26,14 6 46,65 35-50 12x2 24 6 VI 33,56 6 47,78 35-50 12x2 24 7 VII 3,08 6 7 10 12x2 24 8 VIII 10,45 6 23,75 32 12x2 24 I 9 IX 12S43 6 28,25 32 12x2 24 10 Panerangan 175,01 159,1 200 15X3 45 Jumlah
3. Perhitungan teknis untuk panel utama
a. Menentukan KHA dari luas hantaran
Kemampuan hantar arus padarangkalan cabang utama adalah :
KHA = KHA rangkaian cabang terbesar + In motor dari cabang lain
= 175,01+252,558
Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel
2.5 sub bab 2.4.3. Berdasarkan perhitungan diatas maka luas penampang yang
digunakan adalah : 4 X 240 MM2
b. Menentukan CB Utama (MCCB)
Dalam menentukan kapasitas CB utama selain memperhitungkan panel
daya juga memperhitungkan panel penerangan.
I CB - I pengaman terbesar dari rangkaian cabang (panel) + In motor pada
rangkaian (panel lain)
Sehingga : I MCCB = 200+ 252,56
= 452,56 perencanaan = 390-630 A digunakan
c. Menentukan KHA dan penampang busbar
Kemampuan hantar arus busbar adalah sama dengan besar arus yang akan
mengaliri busbar tersebut Untuk perencanaan instalasi daya dan penerangan
listrik PT. Markisa Segar, besar arus yang digunakan adalah 411,7 A.
Berdasarkan tabel 2.8 sub bab 2.5 maka busbar yang digunakan adalah ;
Ukuran = 30 x 5 mm
Penampang =100 mm2
Dicat
d. Menentukan kapasitas pengaman (MCCB) yang terdapat pada panel utama
Untuk menentukan kapasitas MCCB yang terdapat pada panel utama adalah
diset lebih tinggi dari kapasitas pengaman panel yang disuplainya