• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER WATER TREATMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER WATER TREATMENT"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN

ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR

PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER

WATER TREATMENT

OLEH

ISMAIL DJAMIL INDRA WIJAYA K.S.S 105 82 1420 14 105 82 1564 15

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

ANALISIS PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN

ARUS HUBUNG SINGKAT MOTOR-MOTOR

PADA RUANG PRODUKSI DAN BOILER

WATER TREATMENT

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan Oleh

ISMAIL DJAMIL INDRA WIJAYA K.S.S 105 82 1420 14 105 82 1564 15

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Abstrak : Ismail Djamil dan Indra Wijaya K.S.S (2021) Analisis Penentuan Kapasitas Arus Hubung Singkat Motor – Motor Pada Ruang Produksi Dan Boiler Water Treatment dibimbing oleh DR. Ir Zahir Zainuuddin, M.Sc, Rizal A Duyo, S.T,. M.T. Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penentuan kapasitas pengaman arus hubung singkat motor – motor dan menganalisis sistim instalasi daya listrik pada pabrik agar memenuhi standar kelistrikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah mengadakan penelitian dan pengambilan data di Penelitian dilaksanakan di PT. Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa Hasill yang didapatkan pada penelitian ini adalah. Pengaman yang kapasitasnya di bawah 35 A digunakan MCB, Pengaman utama yang digunakan adalah MCCB dengan kapasitas 390-630 A, pengaman yang digunakan pada panel utama dan sub panel yang menyuplai beberapa motor adalah MCCB sedangkan pengaman yang digunakan pada sub panel yang menyuplai 1 motor adalah MCB, Penghantar yang digunakan pada panel utama adalah NYY 4 x 240 mm2 penghantar dari panel utama ke sub panel dan sub panel ke motor ada NYY dengan menggunakan saluran kabel., Besarnya pentanahan yang digunakan adalah R < 5 Ohm

(6)

ABSTRACT

Abstract: Ismail Djamil and Indra Wijaya K.S.S (2021) Analysis of Determination of Motor-Motor Short Circuit Current Capacity in Production Room and Boiler Water Treatment under the guidance of DR. Ir Zahir Zainuuddin, M.Sc, Rizal A Duyo, S.T ,. M.T. The purpose of this research is to find out how to determine the safety capacity of the motor-motor short circuit current and to analyze the electrical power installation system at the factory in order to meet the electrical standards in accordance with applicable regulations. The method used in this research is to conduct research and data collection in the research conducted at PT. Fresh Passion Fruit In Malino Kab. The Gowa Hasill obtained in this study are. Safety with a capacity below 35 A is used by MCB, the main safety used is MCCB with a capacity of 390-630 A, the safety used on the main panel and sub panel that supplies several motors is MCCB while the safety used on the sub panel that supplies 1 motor is MCB, the conductor used on the main panel is NYY 4 x 240 mm2, the conductor from the main panel to the sub panel and the sub panel to the motor is NYY using cable channels. The amount of grounding used is R <5 Ohm

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

Rahmat dan HidayahNyalah sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan

dapat kami selesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah pensyaratan akademik yang harus

ditempuhdalam rangka penyelesaian program studi pada Jurusan Elektro Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul tugas akhir adalah : “Analisis Penentuan Kapasitas Arus Hubung Singkat Motor – Motor Pada Ruang Produksi Dan Boiler Water Treatment ”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa

tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu ditinjau dari segi tehnis penulis

maupun dari perhitungan-perhitungan. Oleh karena itu penulis menerima dengan

ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan

ini agar kelak dapat bermanfaat.

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan, arahan, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segalan ketulusan dan kerendahan hati,

kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas

Muhammadiya Makassar

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, S.T, M.T, IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik

(8)

3. Ibu Adriani, S.T, M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak. DR. Ir. H. Zahir Zainuddin, M.Sc, Selaku Pembimbing I dan Bapak

Rizal A Duyo, S.T, M.T, selaku Pembimbing II, yang telah banyak

meluangkan waktunya dalam membimbing kami.

5. Bapak dan ibu dosen serta staf pegawai pada fakultas teknik atas segala

waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama mengukiti proses

belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua Orang tua yang tercinta, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa dan pengorbanan

terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.

Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda

di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhan ini dapat bermanfaat bagi penulis,

rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.

Makassar, Maret 2021

(9)

DAFTAR ISI SAMPUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... ii ABSTRAK ...iii ABSTRACT ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan penulisan ... 3 D. Batasan Masalah ... 3 E. Manfaat Penelitian... 4 F. Metode Penulisan ... 4 G. Sistimatika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Motor Listrik... 6

B. Pengaman Peralatan ... 10

C. Sistim Pentanahan ... 19

D. Hantaran ... 24

(10)

F. Alat Ukur dan Indikator ... 28

G. Panel ... 29

H. Saklar ... 30

I. Pemutus Daya (Kontaktor) ... 31

J. Pipa Instalasi ... 32

K. Saluran Kabel ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Waktu dan Tempat ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Gambar rangkaian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38

A. Hasil Penetian ... 38

B. Material Yang Digunakan ... 41

C. Perhitungan Tehnis... 43

D. Metode pemasangan hantaran ... 51

E. Metode pemasangan panel ... 52

F. Pentanahan ... 52

BAB IV PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran-Saran ... 55

(11)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 ... 9 Gambar 2.2 ... 9 Gambar 2.3 ... 20 Gambar 2.4 ... 21 Gambar 2.5 ... 21 Gambar 3.1 Rangkaian ... 35

Gambar 4.1 Metode Pemasangan Hantaran ... 51

Gambar 4.2. Retail Sub Panel & Pemasangannya ... 52

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pengaruh Tegangan Sentuh Pada Manusia ... 13

Tabel 2.2 Nilai Nominal ... 17

Tabel 2.3 Luas Penampang Minimum Elektroda Pentanahan... 23

Tabel 2.4. Resistansi Jenis Tanah ... 24

Tabel 2.5 Dalam hal ini mengacu pada PUIL( 2000) : ... 26

Tabel 2.6 Identifikasi Hantaran dengan Warna ... 27

Tabel 4.1. Data Tehnis Motor-motor Proses I ... 38

Tabel 4.2. Data Tehnis Motor-motor Proses II ... 39

Tabel 4.3. Data Tehnis Motor-motor Sterilisasi ... 39

Tabel 4.4. Data Tehnis Motor-motor Water Treatment ... 39

Tabel 4.5. Data Tehnis Motor-motor Boiler ... 40

Tabel 4.6. Data Tehnis Motor-motor ELPO ... 40

Tabel 4.7. Data Tehnis Motor-motor Kompressor ... 40

Tabel 4.8. Data Tehnis Motor-motor untuk Pompa ... 40

Tabel 4.9 Material Yang Digunakan ... 41

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Panel Daya 1 ... 45

Tabel 4.11, Hasil Perhitungan Panel Daya 2 ... 45

Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Panel Daya 3 ... 46

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Panel daya 4 ... 46

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Panel Daya 5 ... 46

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Panel daya 6 ... 47

(13)

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Panel daya 8 ... 47

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Panel daya 9 ... 47

Tabel 4.19. Perhitungan Rangkaian Cabang ... 49

(14)

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan wujud

dari peran hidup peradaban manusia dan laju perekonomian yang semakin tinggi,

maka penggunaan energi listrik dalam berbagai bidang kehidupan dari tahun ke

tahun terus meningkat terutama untuk industri yang mana dewasa ini mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat

Kemajuan ekonomi semakin pesat, khususnya negara-negara di Asia, tidak

terkecuali bangsa Indonesia, dengan demikian pembangunan di Indonesia akan

semakin maju dan berkembang sebagai salah satu solusi agar Indonesia dapat

menguasai perekonomian terutama dengan meningkatkan kinerja industri.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat di segala bidang, maka kehidupan

sehari-harinya harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dimana

dalam waktu 24 jam sebagian besar pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan

kegiatan harus menggunakan jasa energi listrik. Kemajuan suatu wilayah daerah

yang sedang berkembang harus ditunjang dengan penyediaan infrastruktur yang

memadai, maka dari itu pihak pemerintah setempat harus menyikapinya dengan

menyediakan fasilitas pendukung yang dapat mewujudkan tujuan tersebut misalnya

dengan pengadaan suatu pembangkit listrik yang memadai bagi kebutuhan daerah

(15)

Pada umumnya industri-industri menghasilkan suatu produk dengan

menggunakan peralatan yang digerakkan oleh motor-motor listrik. Secara otomatis

sistem kelistrikan suatu industri adalah hal yang penting dalam menghasilkan suatu

produk yang berkwalitas dan berkwantitas tinggi. Oleh karena itu untuk

penggunaan instalasi daya listrik pada suatu industri dibutuhkan sumber daya

manusia yang mempunyai disiplin ilmu tertentu. PT. Markisa Segar di Malino Kab.

Gowa merupakan salah satu industri yang menghasilkan suatu produk bertaraf

internasional. Produk yang dihasilkan perusahaan ini langsung di ekspor ke

mancanegara.

Namun selama ini hasil produksi PT. Markisa Segar belum bisa dikatakan

maksimal. Karena berdasarkan pengamatan secara langsung pada PT. Markisa

Segar sistim kelistrikan untuk menyuplai energi listrik dari sumber daya listrik ke

beban kurang memenuhi standar kelistrikan secara teknis. Hal ini sangat

berpengaruh kepada produk yang dihasilkan.

Dalam mengoperasikan pabrik ini sering terjadi gangguan yang sulit untuk

di identifikasi karena tidak ada identifikasi peralatan pada panel serta penghantar

yang digunakan kurang memenuhi standar kelistrikan sehingga sering terjadi drop

tegangan dan terjadi rugi-rugi daya yang mengakibatkan MCB trip. Hal ini

menandakan bahwa perencanaan instalasi terdahulu tidak sepenuhnya memenuhi

(16)

I. Rumusan Masalah

Adapun rumuasan masalalah penulis tugas akhir ini adalah :

1. Instalasi daya yang harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Terhadap

penggunaan MCB, pengidentifikasian peralatan, pemilihan penghantar dan

sebagainya,

2. Distribusi tenaga lstrik di Pabrik PT. Markisa Segar adalah masalah Jatuh

Tegangan pada system kelistrikan terhadap motor-motor pada ruang

produksi dan boiler water treatment

J. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, adalah :

1. Mengetahui bagai mana penentuan kapasiotas pengaman arus hubung

singkat motor – motor.

2. Menganalisis sistim instalasi daya listrik pada pabrik agar memenuhi

standar kelistrikan sesuai dengan peraturan yang berlaku

K. Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup pembahasan yang terlalu luas dan jauh dari

sasaran yang ingin dicapai, maka dipandang perlu untuk membatasi permasalahan

yang akan dibahas, adalah :

1. Pembahasan tentang instalasi daya listrik PT. Markisa Segar yaitu sistim

instalasi daya listrik yang dimulai dari panel utama sampai ke motor-motor

(17)

2. Mengetahui penyebab terjadinya penyebab arus hubung singkat di ruang

produksi dan boiler water treatment

L. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk menghindari atau membatasi jatuh tegangan pada jaringan tegangan dan

beban terbagi rata

2. Beban-beban terpasang secara seimbang pada setiap phasa jaringan tegangan

M. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Field research, yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tinjauan

langsung untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pembahasan tugas

akhir ini. Untuk mendapatkan data itu dipergunakan cara yaitu :

- Observasi yaitu melakukan peninjauan ke lokasi dan mengumpulkan data

pengamatan langsung pada obyek yang diteliti.

- Interview yaitu mengadakan tanya jawab atau wawancara kepada informan

yang berkompoten dalam topik yang dibahas.

2. Library research yaitu membaca buku - buku yang berhubungan dengan pokok

(18)

N. Sistimatika Penulisan

BAB I: Pendahuluan Menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masala, manfaat penelitian, metode penulisan, dan

sistimatika penulisan.

BAB II : Landasan Teori Pada bab ini dibahas secara umum tentang instalasi

daya listrik pada motor-motor di PT. Markisa Segar.

BAB III : Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri

dari jadwal penelitian, tempat dan alur penelitian

BAB IV : Hasil penelitian Instalasi Daya Listrik PT. Markisa Segar. Pada bab ini

membahas tentang perencanaan instalasi daya listrik yang memenuhi

standar kelistrikan. Perhitungan hasil peneitian dan pembahasan yang

terdiri dari Uraian teknis yang berisikan perhitungan teknis dalam

instalasi, rancangan instalasi, diagram panel

BAB V : Penutup. Merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan

saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMP1RAN

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

L. Motor Listrik

Secara umum instalasi listrik terbagi atas dua yaitu instalasi penerangan dan

instalasi daya. Apabila beban yang dilayani pada suatu instalasi listrik berupa

lampu disebut instalasi penerangan sedangkan apabila yang dilayani berupa

motor-motor listrik dan peralatan-peralatan yang dipasang pada suatu instalasi

disebut instalasi daya.

Dalam merancang, memasang dan mengoperasikan suatu instalasi listrik,

ada beberapa prinsip instalasi yang harus menjadi pertimbangan. Tujuannya adalah

agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum.

Menurut Muhaimin (2020) prinsip dasar instalasi tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Keandalan

Keandalan adalah handal secara mekanik maupun secara elektrik (instalasi

bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan). Keandalan juga

menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan.

2. Ketercapaian

Ketercapaian adalah pemasangan peralatan instalasi yang mudah dijangkau

oleh pengguna.

3. Ketersediaan

Ketersediaan adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik daya,

(20)

4. Keindahan

Keindangan adalah kerapian pemasangan peralatan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

5. Keamanan

Keamanan adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak dan

peralatan.

6. Ekonomis

Ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus sehemat

mungkin.

Dengan memperhatikan keenam prinsip dasar tersebut di atas, maka dalam

perencanaan instalasi daya listrik harus diperhitungkan kapasitas dan jenis beban.

Hal ini dimaksudkan untuk perhitungan kapasitas pengaman, kapasitas penghantar

dan sistim penyaluran daya listrik. Untuk menentukan kode dari instalasi yang

sesuai hams mengacu pada PUIL.

1. Jenis dan Kapasitas Motor

Beban yang dipakai dalam perencanaan instalasi listrik PT. MARKISA

SEGAR adalah motor listrik AC tiga fasa jenis Asinkron, induksi tipe rotor sangkar

dan motor 1 fasa tipe motor kapasitor.

Kapasitas suatu motor listrik seperti daya, tegangan arus nominal dan

efisiensi tertera pada plat nama yang terdapat pada luar stator. Data teknis motor

listrik sangat penting, karena merupakan acuan untuk menghitung kapasitas

penghantar dan kapasitas pengaman. Menurut Muhaimin (2020) besar arus nominal

(21)

I =

√ ……….(2.1)

Sedangkan untuk motor 1 fasa

I = ………(2.2)

Keterangan :

I : Arus nominal (A)

U : Tegangan (V)

P : Daya(\V)

Cos : Faktor daya

2. Sistem Starting Motor

Starting adalah suatu proses yang mengakibatkan motor beroperasi dari

keadaan diam hingga motor berputar pada keadaan kerja,

a. Starting dengan Direct On Line (DOL)

Pengasutan dengan sistem DOL adalah pengasutan yang dihubung

langsung dengan catu daya oleh sebuah saklar.

Sistem pengasutan ini merupakan cara yang paling sederhana tetapi

mempunyai banyak kelemahan yaitu lonjakan arus dan torsi startnya tinggi,

yang mengakibatkan hentakan mekanis yang merugikan dan panas motor yang

(22)

Gambar 2.1

b. Starting dengan Y 

Pengasutan sistem ini adalah belitan motor dihubung secara bintang pada

saat motor mulai start kemudian setelah motor mengalami percepatan, hubungan

belitan stator diubah hubungan delta.

Perubahan dari Y - A dimaksudkan untuk memperkecil arus starter. Arus

stater pada saat star dengan beban atau tanpa beban arus tetap kecil.

(23)

c. Pemilikan Stalling Motor

Dalam pemilihan starting ada tiga pertimbangan utama yang perlu

diperhatikan, yaitu :

- Penyesuaian Teknik

Cara-cara pengasutan hams diusahakan sesuai dengan tipe perencanaan dari

beban yang digunakan.

- Ekonomis

Dalam memilih stalling diusahakan memilih yang paling sederhana dan sesuai,

karena pada umumnya harga peralatan starting itu mahal serta memerlukan

tempat untuk peralatan tersebut.

- Pembatasan Penyediaan Daya

Bila arus starting pada motor-motor tinggi terjadi pada gardu distribusi

setempat yang berdaya rendah dapat menimbulkan penurunan tegangan

(Voltage drop). Hal ini dapat mempengaruhi sistem instalasi penerangan

disekelilingnya. Oleh karena itu pihak penyedia daya membatasi arus starting

yang diizinkan dari motor-motor pada pemakai. Besarnya pembatasan

semacam itu tergantung pada daya distribusi setempat.

M. Pengaman Peralatan

1. Jenis Pengaman

Pengaman terhadap arus hubung singkat pada suatu instalasi listrik

menggunakan fuse, MCB dan MCCB sedangkan pengaman terhadap arus beban

(24)

a. Pengaman dengan Fuse

Pengaman dengan fuse, selain untuk mengamankan peralatan dari arus

hubung singkat juga sebagai pembatas arus. Fuse akan memutuskan rangkaian

yang diamankan-nya jika terjadi hubung singkat.

Pengaman dengan fuse mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan

MCB dan MCCB, yaitu harganya lebih ekonomis dengan kapasitas yang sama.

Sedangkan kelemahannya adalah :

1. Hanya dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dalam kondisi

abnormal.

2. Hanya dapat memutuskan aliran arus pada satu saluran saja

3. Untuk saluran tiga fasa digunakan tiga buah fuse yang saling berpisah.

4. Tidak dapat di setting kapasitas arus pemutusnya.

b. Pengaman Dengan MCB dan MCC6

Seperti halnya dengan fuse, Miniatur Circuit Breaker (MCB) dan Moulded

Case Circuit Breaker (MCCB) juga digunakan sebagai pengaman terhadap akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya arus hubung singkat. MCB dan MCCB

merupakan relay elektromagnetis yang bekerjanya secara otomatis memutuskan

bagian rangkaian yang mengalami gangguan.

MCB digunakan pada kapasitas arus pemutusan yang lebih kecil yang tidak

dapat di setting. Sedangkan MCCB digunakan pada kapasitas arus pemutusan yang

(25)

Sistem pengaman dengan MCB dan MCCB mempunyai keimtiingan bila

dibandingkan dengan sistem pengaman yang menggunakan fuse karena MCB dan

MCCB mempunyai kelebihan seperti :

1. Selain dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dengan jala-jala

kondisi abnormal, juga dapat memutuskan rangkaian yang diamankan dengan

kondisi normal.

2. Dapat digunakan berulang sepanjang MCB dan MCCB tersebut tidak rusak.

3. Dapat memutuskan aliran arus pada semua saluran tegangan sekaligus.

4. Untuk saluran tiga fasa,, cukup digunakan satu buah MCB dan MCCB 3 fasa.

5. Dapat di setting kapasitas arus pemutusannya sesuai dengan yang diinginkan

untuk MCCB.

Sedangkan kelemahannya adalah harganya lebih mahal bila dibandingkan

dengan fuse pada kapasitas yang sama

c. Pengaman dengan Thermal Overhead Relay (TOR)

Sistem pengaman dengan TOR digunakan untuk mendeteksi terjadinya

gangguan arus beban lebih. Jika terjadi kondisi overload maka TOR ini secara

otomatis akan memutuskan hubungan pada bagian yang overload dengan bagian

rangkaian yang bertegangan.

d. Pengaman Terhadap Tegangan Sen tub

Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang

disentuh.

Tegangan sentuh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia dan hewan,

(26)

yang ditimbulkan terhadap manusia dengan adanya tegangan sentuh dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Pengaruh Tegangan Sentuh Pada Manusia

kuat arus yang mengalir melalui

badan

pengaruh pada organ badan manusia

waktu tahan tegangan pada

bagian-bagian yang di tanahkan, jika tahanan pentanahannya 5000  0,5mA 1mA 2 mA 5mA 10mA 15mA 20 mA 30mA 40mA

terasa.. mulai rasa kaget terasa jelas mulai kejang kejang keras sulit untuk melepaskan pegangan kejang dengan rasa nyeri, tidak mungkin

melepaskan pegangan nyeri hebat nyeri tak tertahankan

mulai tidak sadan bahaya maut

tidak tentu tidak tentu tidak tentu tidak tentu tidak tentu 15 sekon 5 sekon 1 sekon 0,2 sekon 2,5V 5V 10 V 25V 50V 75V 100 V 150V 200 V

Untuk menghindari akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya tegangan

sentuh, maka perlu diadakan tindakan pengaman terhadap tegangan sentuh

tersebut, baik terhadap sentuhan langsung maupun terhadap sentuhan tidak

langsung. Tujuan dari tindakan pengamanan dari tegangan sentuh dimaksudkan

untuk menjamin keselamatan manusia dan binatang.

1) Pengaman Terhadap Sentuhan Langsung

Yang dimaksud sentuhan langsung adalah tersentuhnya bagian-bagian

(27)

Untuk menghindari tersentuhnya bagian-bagian peralatan yang bertegangan

secara tidak sengaja pada saat peralatan tersebut tidak bekerja, maka bagian-bagian

peralatan yang bertegangan harus dilindungi dari jangkauan dengan cara:

1. Mengisolasi atau membuatkan penutup dart bahan non konduktif pada

bagian-bagian peralatan yang bertegangan.

2. Penutup, kisi penyekat, rumah peralatan dan lain-lainnya harus dikencangkan

baut-bautnya dengan seksama agar tahan terhadap gaya mekanis dan getaran.

3. Peralatan yang karena dasar kerjanya tidak memungkinkan di isolasi seperti

peralatan las, tungku pelebur dan sejenisnya,, ditempuh dengan cara

pengamanan lain, misalnya dengan memakai alas kaki dan sarung tangan dari

bahan non konduktif membuatkan kurungan yang terkunci, memberi tanda

peringatan bahaya yang mudah dilihat dan lain-lain.

2) Pengaman Terhadap Sentuhan Tidak Langsung

Walaupun bagian-bagian peralatan yang bertentangan telah dilindungi

sedemikian rupa? tetapi karena sesuatu hal misalnya terjadi penurunan nilai

tahanan isolasi (kegagalan isolasi) dari peralatan tersebut, atau karena gangguan

mekanis sehingga bagian-bagian peralatan yang bertegangan bersentuhan dengan

body peralatan sehingga terjadi kebocoran arus para peralatan tersebut. Jika body

peralatan tersebut terbuat dart bahan konduktif. maka bila peralatan tersentuh akan

dirasakan tegangan sentuh pada body peralatan itu.

Untuk menghindari atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat

terjadinya sentuhan tidak langsung terhadap tegangan pada peralatan, hams

(28)

a) Isolasi Pengaman

Tindakan pengamanan peralatan terhadap sentuhan tidak langsung

dengan cara isolasi pengaman dengan cara:

1. Memakaikan isolasi tambahan pada peralatan disamping isolasi utamanya,

Syaratnya: badan peralatan ditutupi dengan isolasi yang kokoh dan tahan

lama serta luasnya mencukupi, atau dengan alternatif lain yaitu bagian

logam yang dapat tersentuh dipisahkan dari bagian peralatan yang dapat

bertegangan bila terjadi kegagalan isolasi.

2. Memberikan isolasi pada tempat kaki berpijak dan pada benda-benda

konduktif lainnya yang berhubungan dengan tanah dan dapat terjangkau

dengan tanah sedemikian rupa, sehingga tercegah orang terkena tegangan

sentuh bila terjadi kegagalan isolasi pada peralatan

b) Pentanahan Body Peralatan

Pentanahan body peralatan dapat dilakukan pada peralatan-peralatan

(mesin-mesin listrik) yang dipasang tetap dan menggunakan sumber tegangan

yang rangkaian-nya telah ditanahkan maupun yang tidak ditanahkan, dengan

cara :

1. Menghubungkan body peralatan dengan hantaran netralnya (digunakan

untuk peralatan yang tegangan kerjanya tidak lebih dari 50 Volt)

2. Menghubungkan body peralatan dengan elektroda pentanahan yang

(29)

Pentanahan body peralatan dimaksudkan untuk mengalirkan arus

gangguan yang terjadi akibat adanya tegangan sentuh pada peralatan ke dalam

tanah secepat mungkin.

Ketentuan-ketentuan menurut PUIL (2020) pasal 520 L.1 motor harus

dibumikan jika terdapat salah satu keadaan sebagai berikut:

1. Motor disuplay dengan penghantar terbungkus logam

2. Motor ditempatkan ditempat basah dan tidak terpencil atau di lindung

3. Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya

4. Motor bekerja pada tegangan ke bumi diatas 50 V.

Menurut PUIL (2000) jika digunakan dua buah elektroda yang jarak antara

elektroda tersebut lebih besar dari panjang elektrodanya dan ujung atas kedua

elektroda tersebut dibawah permukaan tanah maka rumus yang digunakan adalah :

R = ( )+ ( )………..(2.3)

Keterangan:

R : Tahanan pentanahan (ohm) ρ : Tahanan jenis tanah (Ohm-m) L : Panjang elektroda pentanahan (m)

a : Jari-jari elektroda (m)

S : Jarak antar elektroda (m)

2. Menentukan Kapasitas Pengaman

a. Ketentuan Penggunaan Pengaman Hubung Pendek Sirkit Motor

Menurut PUIL (2020), pasal 520.E.2 tentang nilai nominal atau setelah

(30)

1. Nilai nominal atau setelah gawai pengaman arus hubung pendek harus dipilih

sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai kendali,

dan motor, tetapi diamankan terhadap arus hubung pendek.

2. Untuk sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal, nilai nominal atau stelan alat

pengaman arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan

dalam label 2.2.

3. Untuk sirkit akhir yang menyuplai beberapa motor, nilai nominal atau setelan

alat pengaman hubung pendek, tidak boleh melebihi nilai terbesar dihitung

menurut tabel 2.2 untuk masing-masing motor ditambah dengan jumlah arus

beban penuh pada motor lain dalam sirkit akhir itu.

Tabel 2.2 Nilai Nominal atau Setelan tertinggi gawai pengaman sirkit motor

terhadap hubung pendek

Jenis Motor Prosentase arus beban penuh

Pemutus daya Pengaman lebur

Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan bintang segitiga, langsung pada jaringan , dengan reaktor atau resistor, dan motor fase satu.

Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan auototrans formator, atau motor sangkar reaktans tinggi.

Motor rotor lilit atau arus searah

250 200 150 400 400 400

Pengaman hubung pendek sirkit cabang menurut PUIL (2000) 520 Fl :

Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri atas

penghantar dengan ukuran berdasarkan sub bab 2.4.2 harus dilengkapi dengan

(31)

pengaman sirkit akhir motor yang tertinggi berdasarkan poin 3 diatas, ditambah

dengan jumlah arus beban penuh semua. motor lain yang disuplai oleh sirkit

tersebut

b. Ketentuan Penggunaan Pengaman Beban Lebih

Ketentuan penggunaan pengaman arus beban lebih untuk motor listrik

menurut PUIL (2000) pasal 520.D2 adalah :

1. Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau mudah

meledak setiap motor dipasang hams diamankan terhadap beban lebih.

2. Setiap motor fasa tiga atau motor berdaya nominal satu daya kuda atau lebih,

yang dipasang tetap dan dijalankan tanpa pengawasan harus diamankan

terhadap beban lebih.

3. Alat pengaman beban lebih yang dimaksud dalam poin 2 tidak boleh

mempunyai nilai nominal atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang

diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Dalam pada itu waktu

tunda alat pengaman beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang

diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban

penuh.

Bila tidak terdapat nilai nominal standar yang dapat memenuhi nilai

nominal yang diinginkan, maka dapat dipergunakan harga nominal standar atau

(32)

N. Sistim Pentanahan

Pada dasarnya sistim pentanahan adalah peralatan yang terdiri dari

elektroda pentanahan yang dibutuhkan bersama hantaran pentanahan.

Elektroda pentanahan dapat berupa batang yang ditanam tegak lurus atau

ditanam sejajar permukaan tanah, dan berupa lempeng atau pelat. yang kesemuanya

ini dirancang untuk memperkecil tanahan pentanaman. Untuk hal tersebut terlebih

dahulu harus ditentukan bahan maupun sifat elektroda harus tahan terhadap korosi.

Elektroda pentanahan yang sering digunakan untuk pentanahan peralatan

maupun sistim pembangkit atau gardu induk terhubung dengan kerangka generator,

motor, CB, serta peralatan lainnya

1. Jenis Elektroda

Elektroda yang digunakan pada sistim pentanahan yaitu :

a. Elektroda batang

b. Elektroda strip

c. Elektroda plat

a. Elektroda Batang

Elektroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang

dipancangkan tegak lurus ke dalani tanah. Dalam pemasangan elektroda batang

ini., diusahakan supaya pemasangannya setegak lurus mungkin.

Pada elektroda batang ini besarnya tahanan pentanahan tergantung

(33)

Gambar 2.3

b. Elektroda Strip

Elektroda strip ini merupakan logam (besi, baja dan 1 din-lain) yang

mempunyai penampang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat atau

hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

Elektroda pita ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman 0,5 - 1

meter dari permukaan tanah tergantung dari kondisi dan jenis tanahnya.

Elektroda pita ini dalam pemasangannya dapat ditanam dalam bentuk

memanjang dengan cara radial, melingkar atau kombinasi dari radial dengan

(34)

Gambar 2.4

c. Elektroda Plat

Elektroda plat adalah elektroda dari bahan plat logam atau kawat kasa

Pada pemasangan elektroda plat dapat ditanam tegak lurus (vertikal) atau

mendatar (horisontal) tergantung dari tujuan pemasangannya.

Berikut akan digambarkan elektroda plat yang dipasang secara tegak

lurus seperti berikut:

(35)

Dimana :

a= panjang plat (meter)

b = lebar plat (meter)

c = jarak permukaan tanah dengan tepi atas plat (meter)

Menurut T.S. Hutauruk (2020) untuk menentukan jenis elektroda

pentanahan yang digunakan maka perlu diketahui harga tahanan jenis tanah pada

daerah kedalaman yang terbatas tergantung dari beberapa faktor, yaitu :

- Jenis tanah : tanah liat, berpasir, berbatu, dan lain-lain.

- Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan

- Kelembaban tanah

- Temperatur.

Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah rata-rata untuk keperluan

perencanaan maka diperlukan penyelidikan atau pengukuran dalam jangka waktu

tertentu misalnya selama satu tahun. Biasanya tahanan tanah juga tergantung dari

tinggi permukaan tanah dari permukaan air yang konstan.

2. Bahan dan Ukuran Elektroda Pentanahan

Bahan yang digunakan untuk elektroda pentanahan ialah bahan konduktif

berupa logam; seperti tembaga dan baja yang digalvanisir atau dilapisi tembaga.

Untuk keadaan-keadaan khusus (misalnya untuk pabrik kimia) kadang-kadang

diperlukan bahan-bahan lain yang lebih tanah korosi dibandingkan tembaga atau

(36)

Ukuran luas penampang minimum elektroda pentanahan yang

diperkenankan menurut PUIL (2000) pasal 320.D2 adalah seperti pada tabel

berikut:

Tabel 2.3 Luas Penampang Minimum Elektroda Pentanahan

1 2 3

No. Bahan

Jenis Elektroda

Baja berlapis

seng dengan proses

pemanasan

Baja berlapis

tembaga

Tembaga

1. Elektroda pita Pita baja 100 mm2 tebal minimum 3 mm Hantaran pilin 95 mm2 (bukan kawat halus) 50mm2 Pita tembaga 50 mm2 tebal minimum 2 mm Hantaran pilin 35 mm2 (bukan kawat halus)

2. Elektroda batang Pipa baja 1" Baja profil : L 65 x 65 x 7

U 6 1/2

T 6 x50x3 atau batang profil lain yang setaraf

Baja berdiameter 15 mm dilapisi tembaga setebal 2,5 mm

3. Elektroda plat Plat besi tebal 3 mm luas 0,5 m2 sampai 1 m2

Pelat tembaga tebal 2 mm luas 0,5 ni2 sampai I ml

3. Tahanan Elektroda Pentanahan

Tahanan pentanahan dari elektroda pentanahan tergantung dari jenis dan

keadaan tanah serta pada ukuran dan cara pengaturan dari elektroda Besarnya

tahanan pentanahan diusahakan sekecil mungkin (mendekati nol Ohm) dan nilai

tahanan pentanahannya tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Untuk daerah yang tahanan

jenis tanahnya tinggi, boleh mencapai 10 Ohm.

Adapun tahanan jenis tanah yang telah distandarkan dalam PUIL (2000)

(37)

Tabel 2.4. Resistansi Jenis Tanah

1 2 3 4 5 6 7

Jenis tanah Tanah Rawa

Tanah Hat dan tanah lading

Pasir basah Kerikil basah Pasir dan kerikil kering Tanah berbatu Tahanan jenis Ohm-meter 30 100 200 500 1000 3000 O. Hantaran

Semua logam dapat menghantarkan listrik. Namun karena harus memenuhi

beberapa syarat normalisasi, baik mengenai daya hantar listrik maupun mengenai

sifat-sifat mekanis serta pertimbangan ekonomi maka tidak semua logam dapat

dibuat sebagai penghantar secara komersil. Jenis-jenis logam yang banyak dibuat

sebagai penghantar seperti tembaga, aluminium, atau perpaduan antara kedua jenis

logam tersebut.

Dalam hal ini dikenal dua macam penghantar, yaitu kawat dan kabel.

1. Kawat

Kawat ini merupakan penghantar yang telanjang dengan inti tunggal atau inti

banyak. Digunakan untuk hantaran transmisi dan distribusi seperti ACSR

(Aluminium Cable Steel Reinforced), serta untuk hantaran pentanahan, seperti

BCC (Bare Chopper Conductor),

2. Kabel

Kabel merupakan jenis penghantar dengan inti tunggal dan berinti banyak yang

(38)

1. Pemilihan Hantaran

Pemilihan hantaran balk kawat berisolasi maupun kabel harus

menggunakan pertimbangan teknik meliputi tegangan nominal konstruksi,

kemampuan hantar arus, luas penampang penghantar, bahan penghantar, kebutuhan

instalasi, kualitas dan harga dari penghantar tersebut

Jenis hantaran yang penulis pilih dalam perencanaan instalasi daya listrik

PT. Markisa Segar di Malino :

1. Untuk hantaran instalasi digunakan kabel NYY.

2. Untuk hantaran pentanahan digunakan kawat BBC.

2. Menentukan Kemampuan Hantar Anis (KEA)

Ketentuan mengenai kemampuan hantar arus suatu hantaran untuk motor

listrik menurut PUIL (2000) adalah sebagai berikut:

1. Hantaran rangkaian akhir yang mensuplai motor tunggal tidak boleh

mempunyai kemampuan hantaran arus kurang dari 110% dari arus nominal

motor yang disuplainya.

2. Hantaran rangkaian akhir yang mensuplay 2 atau lebih motor listrik tidak boleh

mempunyai KHA hantaran kurang dari jumlah arus nominal dari semua motor

yang disuplainya ditambah dengan 10 % dari arus nominal motor yang terbesar

dalam kelompok tersebut yang dianggap motor terbesar adalah motor yang

mempunyai arus nominal tertinggi.

Berdasarkan ketentuan di atas maka untuk menghitung besar KHA

rangkaian akhir yang mensuplai motor tunggal dapat ditulis sebagai berikut:

(39)

Sedangkan KHA rangkaian akhir yang menyuplai beberapa motor dapat

dituliskan sebagai berikut:

KHA motor ganda = 110% In terbesar + Z In motor lain... (2.6)

3. Menentukan Luas Penampang Hantaran

Luas penampang hantaran untuk motor listrik dapat ditentukan dengan cara

berdasarkan kemampuan hantar arusnya

Tabel 2.5

Dalam hal ini mengacu pada PUIL( 2000) :

KHA terus menerus untuk kabel tanah berinti tunggal, berpengantar

tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah

dengan tegangan kerja maksimum 1,8 KV, serta untuk kabel tanah berinti dua, tiga

dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC yang dipasang

pada sistem arus fasa tiga dengan tegangan nominal 0,6/1 KV, pada suhu keliling

30 ° C. Jenis Kabel 1 Luas Penampang nominal mm2 2

KHA terus menerus

Berinti tunggal Berinti dua Berinti tiga dan

empat Ditanah (A) 3 Diudara (A) 4 Ditanah (A) 5 Diudara (A) 6 Ditanah (A) 7 Diudara (A) 8 1,5 33 26 27 21 24 18 2,5 45 35 36 29 32 25 4 58 46 47 38 41 34 6 74 58 59 48 52 44 10 98 80 78 66 69 60 16 126 105 102 90 89 80 NYY NYBY 25 169 140 134 120 116 105 NYFGbY 35 209 175 160 150 138 130 NYRGbY 50 249 215 187 180 165 160 NYCY NYCWY 70 312 270 231 230 205 200

(40)

NYSY 95 374 335 280 275 245 245 NYCEY 120 427 390 320 320 280 285 NYYESEY dan 150 481 445 356 375 316 325 NYHSY 185 552 510 409 430 356 370 240 641 620 472 510 414 435 300 730 710 525 590 463 500 400 854 850 605 710 534 600 500 988 1000 - - -

4. Identifikasi Hantaran dengan Warna

Identifikasi hantaran dengan warna dimaksudkan untuk mendapatkan

kesatuan pengertian mengenai penggunaan suatu warna atau warna majemuk yang

dipergunakan untuk mengenai hantaran guna keseragaman dan mempertinggi

keamanan.

Warna-warna yang dipakai untuk mengidentifikasi hantaran sesuai dengan

PUIL (2000) pasal 701 Gl, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Identifikasi Hantaran dengan Warna

Penggunaan Inti Sistem Identifikasi

Dengan huruf

Dengan simbol

Dengan Warna

A. Instalasi arus bolak balik: Fasa l

Fasa 2 Fasa3 Netral

B. Instalasi pada peralatan listrik:

Fasa l Fasa 2 Fasa3

C. Instalasi arus searah Positif Negatif Kawat tengah D. Hantaran pentanahan L l/R L2/S L3/T N U/X V/Y W/Z L + L- M PE/HT Merah Kuning Hitam Biru Merah Kuning Hitam Tidak ditetapkan -sda- Biru Hijau – Kuning

(41)

P. Busbar

Busbar atau rel adalah tempat untuk menghubungkan hantaran dari catu

daya ke beban dalam panel. Busbar ini terbuat dari tembaga atau logam lainnya

yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Dalam penggunaannya,

boleh di cat dengan warna sesuai dengan warna hantaran yang dihubungkannya

Penampang busbar di tentukan berdasarkan arus yang akan mengalir pada busbar

tersebut Tabel yang memperlihatkan besarnya kemampuan hantar arus dari suatu

busbar dalam ukuran tertentu berdasarkan PUIL (2000) pasal 630 D2. 8.

(Lampiran).

Q. Alat Ukur dan Indikator

Alat ukur dan indikator, seperti Voltmeter, Amperemeter dan lampu

indikator yang dipasang pada panel daya hams terlihat jelas dan hams ada petunjuk

tentang besaran apa yang harus diukur dan gejala apa yang ditunjukkannya.

Alat ukur seperti Voltmeter dipasang guna menunjukkan apakah tegangan

suplay yang masuk ke panel normal atau tidak (apakah terjadi susut atau kenaikan

tegangan). Begitu pula halnya dengan Amperemeter, hanya saja besaran listrik

yang diukur adalah arus. Sedangkan lampu indikator menunjukkan apakah setiap

fasa hantaran mengalirkan arus atau tidak, yang ditandai dengan menyala dan

(42)

R. Panel

Pada panel ditempatkan peralatan-peralatan kontrol, instrumentasi, dan

pengaman. Bila panel tersebut berisi peralatan-peralatan kontrol, maka disebut

panel kontrol- Sedangkan bila panel tersebut sebagai tempat pelayanan daya ke

beban, maka disebut panel daya

1. Pembagian beban

Pembagian beban pada suatu instalasi listrik dilakukan dengan memisahkan

jenis beban dan membagi jumlah beban.

Bila suatu gedung yang instalasi listriknya terbagi dua jenis, misalkan

instalasi penerangan dan daya, maka antara instalasi penerangan dan daya

dipisahkan. Hal ini dimaksudkan agar bila salah satunya beroperasi atau mengalami

gangguan, maka sistim lainnya tidak terpengaruh. Jadi sistim instalasi listriknya

lebih handal bila dibandingkan dengan menggabungkan kedua jenis instalasi

tersebut

Adapun pembagian jumlah beban harus sedapat mungkin jumlah daya

setiap kelompok sama Hal ini dimaksudkan agar setiap fasa melayani jumlah beban

yang sama dengan fasa yang lainnya Selain itu, dengan beban yang seimbang

memudahkan pemilihan material dan peralatan.

2. Penempatan Peralatan Panel

Penempatan peralatan panel dipasang sedemikian rupa untuk memudahkan

(43)

Adapun beberapa macam cara penempatan peralatan pada panel, yaitu :

- Diletakkan langsung pada tembok bangunan. Cara ini dilakukan dengan alasan

ekonomis.

- Diletakkan langsung pada panel. Peralatan dan komponen di pasang pada

bagian depan pintu panel dan pengawatannya dikerjakan di bagian belakang

pintu panel. Contoh : seperti panel-panel kontrol dan instrumentasi.

- Diletakkan di dalam panel. Peralatan dan komponennya dipasang dalani kotak

panel dan disatukan dengan pengawatannya Contohnya: seperti panel daya

3. Penempatan Panel

Lokasi suatu panel harus sedapat mungkin dipasang ditempat yang terlihat

jelas dan mudah di capai, serta di tempat yang memudahkan penyambungan kabel

yang masuk dan kabel yang keluar ke beban agar memudahkan pelayanan,

perawatan dan perbaikan.

S. Saklar

Saklar digambarkan untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian

dan pemasangan saklar hams diperhatikan sebaik mungkin tata cara

pemasangannya sehingga semua pelayanan, pemeliharaan dan instalasi dapat

dilakukan dengan aman.

1. Saklar Tekan

Saklar tekan adalah saklar yang bekerja bila ditekan dan akan kembali ke

posisi normal jika dilepas. Saklar ini terdiri dari 2 jenis, yakni saklar NO (Normaly

(44)

2. Saklar Pilih (Selektor)

Saklar pilih selektor adalah saklar yang mempunyai 2 keluaran, dan

mempunyai posisi nol. Saklar ini banyak digunakan pada panel kontrol suatu sistim

yang memerlukan 2 kondisi.

3. Saklar Waktu

Saklar waktu biasa juga disebut tinier. Saklar ini digunakan untuk

menghubungkan dan memutuskan instalasi listrik secara otomatis sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Saklar ini mempunyai sebuah piringan waktu, pada tepi piringan terdapat

segmen-segmen yang berjumlah 48 bagian yang sama. Setiap bagian ekivalen

mewakili setengah jam. Saat-saat perhubungan dan pemutusan berikutnya dapat

diatur dengan segmen-segmen hubung yang dipasang di tepi piringan. Piringannya

berputar satu setiap 24 jam.

T. Pemutus Daya (Kontaktor)

Kontaktor adalah saklar yang bekerja berdasarkan gaya kemagnetan.

Sebuah kontaktor harus tahan dan mampu mengalirkan dan memutuskan arus

dalam keadaan normal.

Kontaktor arus bolak balik pada inti maguetnya dipasang cincin hubung

singkat untuk menjaga arus kemagnetan yang kontinue sehingga kontraktor

tersebut normal. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak bantu pada

keadaan normal terbuka (NO) dan normal tertutup (NC). Dalam menentukan

(45)

U. Pipa Instalasi

Untuk instalasi didalam gedung sering digunakan pipa instalasi . Adapun

pipa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pipa PVC. Pipa ini harus cukup

kuat terhadap tekanan mekanis, tahan panas dan lembab serta tidak menjalarkan

api. Permukaannya harus licin baik diluar maupun didalam. Pipa PVC memiliki

sifat:

- Daya isolasinya baik sehingga mengurangi gangguan tanah

- Tahan hampir pada semua jenis bahan kimia

- Tidak menjalarkan api

- Mudah digunakan.

Pipa PVC tidak boleh digunakan untuk kerja pada suhu normal diatas 60°.

V. Saluran Kabel

Saluran kabel atau wiring chanel digunakan untuk merapikan kabel. Kabel

dilewatkan dalam saluran kabel tanpa diikat. Saluran kabel yang digunakan dalam

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

D. Waktu dan Tempat a. Waktu

Pembuatan aplikasi ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari bulan

Pebruari 2021 sampai dengan juni 2021 sesuai dengan perencanaan waktu yang

terdapat pada jadwal penelitian.

b. Tempat

Penelitian dilaksanakan di PT. Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa.

E. Metode Penelitian Alur Penelitian MULAI PENGUMPULAN DATA STOP STUDI LITERATUR MULAI DISKUSI SEMINAR PENYUSUSNAN LAPORAN

(47)

Metode penelitian ini berisikan langkah-langkah yang ditempuh penulis

dalam menyusun tugas akhir ini. Metode penelitian ini disusun untuk memberikan

arah dan cara yang jelas bagi penulis sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat

berjalan dengan lancar.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penyusunan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Metode Pustaka

Yaitu mengambil bahan-bahan penulisan tugas akhir ini dari referensi-referensi

serta literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas tentang

penentuan kapasits pengaman arus hubung singkat motor-motor pada ruang

produksi dan boiler water teatment

Metode Penelitian

Mengadakan penelitian dan pengambilan data pada sistem kelistrikan di PT.

Markisa Segar Di Malino Kab. Gowa pada sistem distribusi tenaga listrik tentang

penentuan kapasits pengaman arus hubung singkat motor-motor pada ruang

produksi dan boiler water teatment, Kemudian mengadakan pembahasan/analisa

hasil pengamatan dan menyimpulkan hasil analisa tersebut.

Metode Diskusi/Wawancara

Yaitu mengadakan diskusi/wawancara dengan dosen yang lebih mengetahui bahan

yang akan kami bahas atau dengan pihak praktisi pada sistem kelistrikan di PT.

(48)

F. Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Gambar Rangkaian

Pengaman dengan fuse, selain untuk mengamankan peralatan dari arus

hubung singkat juga sebagai pembatas arus. Fuse akan memutuskan rangkaian

yang diamankan-nya jika terjadi hubung singkat.

Pengaman dengan fuse mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan

MCB dan MCCB, yaitu harganya lebih ekonomis dengan kapasitas yang sama.

Sedangkan kelemahannya adalah :

5. Hanya dapat memutuskan rangkaian yang diamankannya dalam kondisi

abnormal.

6. Hanya dapat memutuskan aliran arus pada satu saluran saja

7. Untuk saluran tiga fasa digunakan tiga buah fuse yang saling berpisah.

8. Tidak dapat di setting kapasitas arus pemutusnya.

e. Pengaman Dengan MCB dan MCC6

(49)

Untuk menghindari tersentuhnya bagian-bagian peralatan yang bertegangan

secara tidak sengaja pada saat peralatan tersebut tidak bekerja, maka bagian-bagian

peralatan yang bertegangan harus dilindungi dari jangkauan dengan cara:

4. Mengisolasi atau membuatkan penutup dart bahan non konduktif pada

bagian-bagian peralatan yang bertegangan.

5. Penutup, kisi penyekat, rumah peralatan dan lain-lainnya harus dikencangkan

baut-bautnya dengan seksama agar tahan terhadap gaya mekanis dan getaran.

6. Peralatan yang karena dasar kerjanya tidak memungkinkan di isolasi seperti

peralatan las, tungku pelebur dan sejenisnya,, ditempuh dengan cara

pengamanan lain, misalnya dengan memakai alas kaki dan sarung tangan dari

bahan non konduktif membuatkan kurungan yang terkunci, memberi tanda

peringatan bahaya yang mudah dilihat dan lain-lain.

3) Pengaman Terhadap Sentuhan Tidak Langsung

Walaupun bagian-bagian peralatan yang bertentangan telah dilindungi

sedemikian rupa? tetapi karena sesuatu hal misalnya terjadi penurunan nilai

tahanan isolasi (kegagalan isolasi) dari peralatan tersebut, atau karena gangguan

mekanis sehingga bagian-bagian peralatan yang bertegangan bersentuhan dengan

body peralatan sehingga terjadi kebocoran arus para peralatan tersebut. Jika body

peralatan tersebut terbuat dart bahan konduktif. maka bila peralatan tersentuh akan

dirasakan tegangan sentuh pada body peralatan itu.

Untuk menghindari atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat

terjadinya sentuhan tidak langsung terhadap tegangan pada peralatan, hams

(50)

c) Isolasi Pengaman

Tindakan pengamanan peralatan terhadap sentuhan tidak langsung

dengan cara isolasi pengaman dengan cara:

3. Memakaikan isolasi tambahan pada peralatan disamping isolasi utamanya,

Syaratnya: badan peralatan ditutupi dengan isolasi yang kokoh dan tahan

lama serta luasnya mencukupi, atau dengan alternatif lain yaitu bagian

logam yang dapat tersentuh dipisahkan dari bagian peralatan yang dapat

bertegangan bila terjadi kegagalan isolasi.

4. Memberikan isolasi pada tempat kaki berpijak dan pada benda-benda

konduktif lainnya yang berhubungan dengan tanah dan dapat terjangkau

dengan tanah sedemikian rupa, sehingga tercegah orang terkena tegangan

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Hasil Penetian

Data Tehnis Motor

Motor-motor vane digunakan pada PT. Markisa Segar adalah motor induksi

tipe rotor sangkar dan motor 1  tipe rotor kapasitor. Adapun data tehnis motor tersebut adalah :

Tabel 4.1. Data Tehnis Motor-motor Proses I

No. Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus (A) Cos  Total Daya (kw) Arus (A) 1 1 Blower 1 380 2,2 5,2 0,8 2,2 5,2 2 2 Washing 1 380 M 3,5 0,78 1,4 3,5 3 3 Belt l 1 380 0,35 1,2 0,67 0,35 1.2 4 4 Elevator 1 380 1,1 2,8 0,8 U 2,3 5 5 Destorner 1 380 5,5 12 0,8 5,5 12 6 6 Skin Separation 1 380 3 7 0,81 3 7 7 7 Belt 2 1 380 0,7 1,8 0,75 0,7 1,9 Jumlah 7 14,25 33,6

(52)

Tabel 4.2. Data Tehnis Motor-motor Proses II No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Teganga n (V) Daya (Kw) Arus (A) cose Total Daya (kw) Arus (A)

1 8 Mono Pump Tank 2 380 5,5 12,5 0,8 11 25

2 9 Juice extraction 2 3SO 7,5 16 0,84 15 32

3 10 Agitator 5 3SO 0,7 1,9 0,75 3,5 9,5

4 11 Mono Pump 3 380 3 8,8 0,81 9 20,4

5 12 Vacum Pump 1 380 4 9 0,81 4 9

Jumlah 13 42,5 95 .9

Tabel 4.3. Data Tehnis Motor-motor Sterilisasi

No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus W Cos  Total Daya (kw) Arus (A) 1 13 Mono Pump Produk 1 380 4 9,5 0,8 4 9,5 2 14 Washing Pump 1 380 4 9,5 0,8 4 9,5 3 15 Agitator 1 380 0,7 2 0,75 0,7 2 4 16 Coolong 6 380 1,5 3,5 0,7 9 21 Jumlah 9 17,7 42

Tabel 4.4. Data Tehnis Motor-motor Water Treatment

No No. Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (Kw) Arus (A) Cos  Total Daya (kw) Arus (A) 1 17 Pompa Utama 1 380 14,9 29 0,8 14,9 29 2 18 Pompa 2 380 5,5 29,5 0,8 11 25 3 19 Pengaduk 6 220 0,02 0,48 0,8 0,12 2,88 4 20 DAP 4 220 0,5 1.2 0,8 2 4,8 5 21 Pompa air 1 220 0.02 0,48 0,8 0,25 0(48 Jumlah 14 28,27 62,16

(53)

Tabel 4.5. Data Tehnis Motor-motor Boiler No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos  Total Daya (KW) Arus (A) 1 22 Pompa Utama 2 380 5 11 0,75 10 22 2 23 Pompa 2 380 3 6,5 0,75 6 13 Jumlah 4 16 35

Tabel 4.6. Data Tehnis Motor-motor ELPO

No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos  Total Daya (KW) Arus (A) 1 24 Elpo 1 380 9,235 2,8 0,5 9,235 2,8 Jumlah 1 9,235 2,8

Tabel 4.7. Data Tehnis Motor-motor Kompressor

No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos  Total Daya (KW) Arus (A) 1 25 Kompressor 1 380 4 9,5 0,64 4 9,5 Jumlah 1 4 9,5

Tabel 4.8. Data Tehnis Motor-motor untuk Pompa

No Kode Motor Fungsi Motor Jumlah Tegangan (V) Daya (KW) Arus (A) Cos  Daya Total (KW) Arus (A) 1 26 Pompa 1 380 5,6 11,3 0,75 5,6 11,3 Jumlah 1 5,6 11,3

(54)

H. Material Yang Digunakan

Tabel 4.9. Material Yang Digunakan

NO URAIAN SATUAN VOLUME

1 2 3 4

1 PANEL

1 . Lemari panel, 200 x 150 cm set 1

2. Lemari panel, 200 x 100 cm set 4

3. Lemari panel. 50 x 30 cm set 5

4.MCB3  40A buah 2 5.MCB3  32A buah 12 6.MC83  25A buah 1 7.MCB3  20A buah 3 8.MCB3  16A buah 7 9.MCB3  10A buah 8 10.MCB3  6A buah 9 11.MCB1  6A buah 11 12.MCCB35-50A buah 7 13.MCCB50-70A buah 4 14MCCB70-100A buah 2 15.MCCB90-130A buah 2 16Amperemeter 0 - 8 A buah 30

1 7. Vot meter 0-500 A buah 10

1 8. Trafo Arus 500/5 A (AEG) buah 10

19. Setektor Switch buah 10

20. Lampu tanda buah 30

21. Busbar 12x12 set 10

22. Busbar 30x5 set 1

23.ProfildudukanMCB meter 15

24. Dudukan panel dari beton buah 1

25. Kontaktor 10 ampere buah 28

26. Kontaktor 20 ampere buah 6

27. Kontaktor 24 ampere buah 2

28. Kontaktor 35 ampere buah 11

29. Kontaktor 80 ampere buah 1

30. TOR 0,63 - 1 ampere buah 1

31. TOR 0,64 -0,96 ampere buah 4

32. TOR 1,25 -2 ampere buah 1

33. TOR 1,4 -2,2 ampere buah 2

34. TOR 1,8 -2,5 ampere buah 1

35. TOR 2.5 -4 ampere buah 1

36. TOR 2,8 -4,2 ampere buah 7

37. TOR 4-6 ampere buah 2

(55)

1 2 3 4

39. TOR 7 -11 ampere buah 4

40. TORS - 16 ampere buah 6

41. TOR 10- 13 ampere buah 1

42. TOR 12 -18 ampere buah 2

43. TOR 24 - 38 ampere buah 1

2 INSTALASI DAYA

1.Kabel NYY4x4mm2 meter 4000

2. Kabel NYY 4x6 mm2 meter 200

3.Kabel NYY4x25mm3 meter 28

4. Wiring Channel meter 500

5.PipaPVC1,5' meter 200

3 PENTANAHAN

1. 2 batang etektroda pentanahan 15 mm buah 2

2. Karat BC 50 mm2 meter 10

3. Unimax Idem buah 1

(56)

I. Perhitungan Tehnis

1. Perhitungan Tehnis untuk rangkaian akhir yang menyuplai 1 motor.

a. Motor 3 

Untuk motor dengan kode 1

Berdasarkan rumus 2.1 maka didapatkan Arus nominal (In):

In = =

√ = 4,18A b. Motor 1

Untuk motor dengan kode 19

Berdasarkan rumus 2.2 maka didapatkan Arus nominal (In) :

In = = = 0,11A

Untuk In motor lain dapat dilihat pada Tabel 4.8 ,3.16

a. Menentukan KHA dan Penampang Hantaran

Berdasarkan rumus 2.5 sub bab 2.4.2. KHA hantaran motor tunggal.

Untuk motor dengan kode 1

KHA = 110 % x In motor

= 1,1 x 4,18

= 4,59 A

Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel 2.5

sub bab 2.4.3. Namun berdasarkan ketentuan menurut peraturan yang

dikeluarkan oleh Perusahaan Listrik Negara (S-PLN/1978) tentang peraturan

Instalasi Listrik Kabel minimum yang digunakan untuk motor-motor listrik

adalah4 mm2, maka penampang 1,5 mm2 yang didapat menurut tabel tidak

(57)

b. Menentukan kapasitas pengaman beban lebih (Thermal Over lood Relay )

Berdasarkan sub bab 2.2.2.2 tentang kapasitas pengaman beban lebih

(TOR) yaitu setelan pengaman beban lebih tidak boleh lebih tinggi dari yang

diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Namun untuk

menghindari tripnya pengaman ini saat In motor beban penuh maka di setel

lebih tinggi dari lit motor.

Contoh:

Untuk motor dengan kode 1 ;

I Pemutusan TOR = In motor

= 4,18 perencanaan

= 5-6 perencanaan

c. Menentukan Kapasitas Pemutus Daya (Kontaktor)

Berdasarkan sub bab 2,10 maka besar anis pemutusan kontaktor adalah :

Contoh :

Untuk motor dengan kode 1

I pemutus kontaktor = 250 % x In motor

= 250% x 4,18

= 10,45 perencanaan

= 13 A digunakan

d. Menentukan kapasitas pengaman arus hubung singkat & beban lebih (MCB)

Berdasarkan tabel 2.2 sub bab 2.2.2.1, kapasitas pengaman arus hubung singkat

dan beban lebih (MCB) adalah:

Contoh:

(58)

MCB = 250 % x In motor

= 2,5 x 4,18

= 10,45 A perencanaan

= 16 A digunakan

Dengan cara seperti diatas maka hasil perhitungan untuk semua motor dapat

dilihat pada Tabel 4.10 – 4.18.

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Panel Daya 1

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 1 1 4,18 4,59 4 4-6 10,45 13 10,45 16 4.18 4,59 2 2 1 2,73 3 4 2,5-4 6,83 13 6,83 10 2,73 3 3 3 1 0,73 0,87 4 0,63-1 1,38 13 1,98 6 0,73 0,87 4 4 1 2.09 2,3 4 1,6-2.5 5,23 13 5,23 6 2.09 2.3 5 5 1 10,4 5 11,49 4 10,13 26,13 35 26,13 32 10,45 11,49 6 6 1 5,63 6,19 4 4-6 14,06 20 14,08 16 5,63 6,19 7 7 1 1,42 1,56 4 1,25-2 3,35 13 3,55 6 1,42 1,50 Jumlah 27,29 30

Tabel 4.11, Hasil Perhitungan Panel Daya 2

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 8 2 10,4 5 11,5 4 8-16 26,13 35 26,13 32 20,9 23 2 9 2 13,5 7 14,93 4 12-18 33,93 35 33,93 40 27,14 29,86 3 10 5 1,42 1,56 4 1,4-2,2 3,55 13 3,55 6 7,1 7,8 4 11 3 5,63 6,2 4 5-8 14,08 20 14,08 16 16,89 18,6 5 12 1 7,50 8,25 4 1-11 18,75 20 26,13 20 7,50 8,25 Jumlah 79,53 87,51

(59)

Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Panel Daya 3 No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 13 1 7,6 8,36 4 7-11 19 24 19 20 7,6 8,36 2 14 1 7,6 8,36 4 7-11 19 24 19 20 7,6 8,36 3 15 1 1,42 1,56 4 1,4-2,2 3,55 13 3,55 20 1,42 1,56 4 16 6 3,26 3,59 4 2,8-4,2 8,15 13 8,15 20 19,56 21,54 Jumlah 38,18 39,82

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Panel daya 4

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 17 1 2,83 31,13 4 24-36 70 80 70,75 70-160 28,3 31,13 Jumlah 28,3 59,39

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Panel Daya 5

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 18 2 10,45 11,5 4 8-16 26,13 35 26,13 32 20,9 23 2 19 6 0,114 0,125 4 0,48-0,72 0,29 13 0,29 6 0,684 0,75 3 20 4 0,85 0,94 4 0,64-,96 2,13 13 2,13 6 3,4 3,76 4 21 1 0,114 0,125 4 0,48-0,72 0,29 13 0,29 6 0,114 0,125 Jumlah 53,39 8 59,39

(60)

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Panel daya 6 No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 22 2 10,12 11,22 4 8-16 25,15 35 25,15 32 20,4 22,44 2 23 2 6,08 8,36 4 5-8 15,2 20 15,2 16 12,6 13,36 Jumlah 32,56 35,6

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Panel daya 7

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 24 1 2,8 3,08 4 2,8-4,2 7 13 7 10 2,8 3,08 Jumlah 2,8 3,08

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Panel daya 8

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 25 1 9,5 10,45 4 7-11 23,75 35 23,75 25 9,5 10,45 Jumlah 9,5 10,45

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Panel daya 9

No Kode Motor ju ml ah In (A) KHA (A) Luas penampang (mm2) Kapasitas TOR (A)

Kapasitas Kontaktor Kapasitas MCB Total

Perencanaan (A) Digunakan (A) Perencanaan (A) Digunakan (A) in (A) KHA (A) 1 26 1 11,3 12,43 4 8-16 28,25 35 28,25 32 11,3 12,43 Jumlah 11,3 12,43

(61)

2. Perhitungan tehnis untuk rangkaian cabang (Menyuplai beberapa motor)

Rangkaian cabang pada panel daya 1

a. Menentukan KHA dan Luas Hantaran

Berdasarkan rumus 2.6 sub bab 2.4.2 dan Tabel 4.1, maka KHA hantaran

adalah:

KHA = 110 % In terbesar + 2 In motor lain

= (1,1 x 10,45 ) + 4,18 + 2,73 + 0,79 + 2,09 + 5,63 + 1,42

= 28,34

Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel 2.5

sub bab 2.4.3. Berdasarkan perhitungan diatas, maka luas penampang yang

digunakan adalah 4 mm2.

b. Menentukan kapasitas pengaman (MCCB)

Berdasarkan sub bab 2.2.2.1 (PUIL 87 ayal 520.R2.3) dan Tabel 4.8 maka: I

MCCB = I pengaman terbesar + Z In motor lain

= 26,13 + 4,1 + 2,73 + 0,79 + 2,09 + 5,63 +1,42

= 42,97 A perencanaan

= 35 - 50 A digunakan

c. Menentukan luas penampang busbar

Kemampuan hantar arus busbar adalah sama dengan besar arus yang

akan mengalir pada busbar tersebut. Sesuai dengan tabel 2.8 sub bab 2.5

maka busbar yang digunakan adalah:

Ukuran =12x2

Penampang = 24

(62)

Adapun hasil perhitungan untuk semua panel daya dapat dilihat

pada Tabel 4,18

Tabel 4.19. Perhitungan Rangkaian Cabang

No Panel Daya KHA

Hantaran (A) Luas Penampang Hantaran (mm2) Kapasitas Pena Perencanaan (A) aman (MCB) Digunakan (A) Busbar Ukuran (mm) Penampang (mm2) I 1 28,34 E 42,97 35-50 12x2 24 2 II 80,05 25 99,39 90-130 12x2 24 3 III 36,94 6 47,58 35-50 12x2 24 4 IV 31,13 6 70,75 70-100 12x2 24 5 V 26,14 6 46,65 35-50 12x2 24 6 VI 33,56 6 47,78 35-50 12x2 24 7 VII 3,08 6 7 10 12x2 24 8 VIII 10,45 6 23,75 32 12x2 24 I 9 IX 12S43 6 28,25 32 12x2 24 10 Panerangan 175,01 159,1 200 15X3 45 Jumlah

3. Perhitungan teknis untuk panel utama

a. Menentukan KHA dari luas hantaran

Kemampuan hantar arus padarangkalan cabang utama adalah :

KHA = KHA rangkaian cabang terbesar + In motor dari cabang lain

= 175,01+252,558

(63)

Untuk menentukan luas penampang hantaran dapat dilihat pada tabel

2.5 sub bab 2.4.3. Berdasarkan perhitungan diatas maka luas penampang yang

digunakan adalah : 4 X 240 MM2

b. Menentukan CB Utama (MCCB)

Dalam menentukan kapasitas CB utama selain memperhitungkan panel

daya juga memperhitungkan panel penerangan.

I CB - I pengaman terbesar dari rangkaian cabang (panel) + In motor pada

rangkaian (panel lain)

Sehingga : I MCCB = 200+ 252,56

= 452,56  perencanaan = 390-630 A digunakan

c. Menentukan KHA dan penampang busbar

Kemampuan hantar arus busbar adalah sama dengan besar arus yang akan

mengaliri busbar tersebut Untuk perencanaan instalasi daya dan penerangan

listrik PT. Markisa Segar, besar arus yang digunakan adalah 411,7 A.

Berdasarkan tabel 2.8 sub bab 2.5 maka busbar yang digunakan adalah ;

Ukuran = 30 x 5 mm

Penampang =100 mm2

Dicat

d. Menentukan kapasitas pengaman (MCCB) yang terdapat pada panel utama

Untuk menentukan kapasitas MCCB yang terdapat pada panel utama adalah

diset lebih tinggi dari kapasitas pengaman panel yang disuplainya

Gambar

Gambar 2.1  b.  Starting dengan Y 
Tabel 2.1. Pengaruh Tegangan Sentuh Pada Manusia  kuat arus yang
Tabel 2.2 Nilai Nominal atau Setelan tertinggi gawai pengaman sirkit motor  terhadap hubung pendek
Gambar 2.4  c.  Elektroda Plat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Musik Klasik Menurunkan Tekanan Darah Intradialsis Pada Pasien cKD stage v yang Menjalani Hemodialisa: systematic Review. Nia FirdiantyDwiatmojo, Shofacasani, Henny

Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dilakukan dengan syarat : (1) tidak untuk spekulasi (untung-untungan); (2) ada kebutuhan transaksi atau untuk

Hal yang seperti ini bisa menjadi belief negatif dan ini yang mensabotase diri klien, bukan malah menyelesaikan masalah tapi member masalah baru bagi klien, oleh karena

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008, tanggal 23 Desember 2008 tersebut dipertimbangkan kembali dalam Putusan Nomor 20/PUU-XI/2013, tanggal 12 Maret 2014, pukul

Pelaksanaan pembayaran Gaji, Lembur, Honorarium dan Vaksi yang benar dan tepat waktu sangat bergantung pada kemampuan SDM (sumber Daya Manusia), Bagian gaji di Satuan Kerja

Kinerja bank dianalisis menggunakan CAMEL (aspek permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas dan likuiditas), dengan hasil penelitian tidak adanya perbedaan yang

For example, the glucose values showed a signi fi cant decrease after the warm up and a signi fi cant increase after the show jumping test and 45 min after the end of the

Dalam hal ini Polda DIY sudah menjalankan tugas sesuai dengan Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia yaitu memelihara keamanan dan