• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Swasta GKPS 2

Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014

Oleh:

Rifkawaty Pasaribu Drs. Azhar Umar, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran discovery terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian One Group Pre-test Post-test Design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas atau kelompok saja. Di dalam desain ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test dan pengukuran sesudah eksperimen disebut post-test. Instrumen yang digunakan adalah tes essay menulis teks laporan hasil observasi. Dari pengolahan data sebelum eksperimen diperoleh nilai rata-rata yaitu 62,83 yang termasuk dalam kategori cukup dan standard deviasi yang diperoleh yaitu 9,10. Sementara setelah eksperimen nilai rata- rata yang diperoleh yaitu 79,50 dan berada pada kategori baik, standard deviasi yang diperoleh yaitu7,57. Dari uji data pre-test dan post-test didapat kedua hasil berdistribusi normal. Dari uji homogenitas di dapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, di dapatlah to sebesar 7,58. Selanjutnya setelah to diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df=N-1=30-1=29 dari df =30 diperoleh taraf signifikasi 5% = 2,04, karena to yang diperoleh lebih besar dari tabel yaitu 7,58 > 2,04, maka hipotesis diterima. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penerapan model pembelajaran discovery terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014.

Kata Kunci: Pengaruh, Model Pembelajaran Discovery, Teks Laporan Hasil Observasi

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis teks. Perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, semakin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, semakin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan

(3)

2

sosial dan akademiknya. Dengan cara tersebut, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.

Dalam kompetensi dasar bahasa Indonesia kurikulum 2013, salah satu teks yang harus dikuasai oleh siswa tingkat SMA, SMK dan MA yaitu mampu menulis teks laporan hasil observasi. Teks laporan atau dalam bahasa Inggris disebut report merupakan teks yang berisi penjabaran umum untuk melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan juga disebut teks klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Timbul suatu masalah di lapangan yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Salah satu masalah tersebut yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menulis. Trimantara (2005:2) menyatakan bahwa,

“pembelajaran menulis telah lama menjadi satu masalah dalam sistem pembelajaran bahasa Indonesia.” Salah satu solusi yang baik untuk menangani masalah ini yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran discovery. Model pembelajaran discovery merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa belajar secara saintifik dengan mengamati, mengklasifikasi, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan.

Menurut Cahyo (20013:101), “discovery merupakan salah satu model pembelajaran yang membantu siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, membuat dugaan, menjelaskan, dan membuat kesimpulan.”

Persfektif yang ditunjukkan oleh model pembelajaran discovery yaitu mengarah pada keaktifan siswa dalam menemukan konsep pelajaran itu sendiri. Model pembelajaran discovery menuntut siswa untuk berperan aktif yaitu dengan menemukan informasi sendiri. Hal ini serupa dengan pendapat Cahyo (2013:103) yang mengatakan bahwa, “model pembelajaran discovery mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.”

Model pembelajaran Discovery ini cocok untuk menulis teks laporan hasil observasi karena model ini menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki

(4)

3

keingintahuan terhadap sesuatu, perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik, menetapkan jawaban sementara atau hipotesis, mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, menarik kesimpulan jawaban. Penerapan model pembelajaran Discovery akan membantu siswa membangkitkan ide-ide orisinil dan memacu ingatan secara lebih mudah.

Siswa tidak akan merasa kesulitan untuk menuangkan ide-ide yang telah ia temukan sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian memegang peran penting di dalam penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Tujuan yang dimaksud untuk menguji serangkaian hipotesis agar lebih mudah memperoleh data yang dibutuhkan. Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan pendekatan One Group Pre-Test And Post-Test Design. Desain penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja yaitu kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding. Prosedur dalam penelitian eksperimen ini dimulai dengan pemberian tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery dan selanjutnya diadakan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah adanya perlakuan. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran Discovery terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi oleh siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi sebelum menggunakan model pembelajaran discovery menunjukkan hasil dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 62,83, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah yaitu 45.

Kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi siswa setelah

(5)

4

penerapan model pembelajaran discovery masuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 79,50 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah yaitu 60.

Pengujian hipotesis thitung = 7,58> ttabel = 2,04, maka telah membuktikan bahwa hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima yaitu model pembelajaran discovery berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014.

Pembahasan Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran discovery. Adapun populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun Pembelajaran 2013/2014 dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 siswa.

Dari hasil penelitian sebelum penerapan model pembelajaran discovery (pre-test) diketahui dua orang siswa mendapatkan nilai 45, tiga orang siswa mendapatkan nilai 50, tiga orang siswa mendapatkan nilai 55, empat orang siswa mendapatkan nilai 60, sepuluh orang siswa mendapatkan nilai 65, empat orang siswa mendapatkan nilai 70, dua orang siswa mendapatkan nilai 75, dan dua orang siswa mendapatkan nilai 80. Kemampuan menulis teks laporan hasil observasi sebelum penerapan model pembelajaran discovery masuk dalam tiga kategori, yaitu kategori baik sebanyak 8 orang atau 26,67%, kategori cukup sebanyak 17 orang atau 56,66%, dan kategori kurang sebanyak 5 orang atau 16,67%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum penerapan model pembelajaran discovery masuk ke dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 62,83.

Sementara dari hasil penelitian setelah penerapan model pembelajaran discovery (post-test) diketahui satu orang siswa mendapatkan nilai 60, satu orang siswa mendapatkan nilai 65, tiga orang siswa mendapatkan nilai 70, enam orang siswa mendapatkan nilai 75, delapan orang siswa mendapatkan nilai 80, enam

(6)

5

orang siswa mendapatkan nilai 85, dan lima orang siswa mendapatkan nilai 90.

Kemampuan menulis teks laporan hasil observasi setelah menggunakan model pembelajaran discovery masuk dalam tiga kategori, yaitu kategori sangat baik sebanyak 11 orang atau 36,67%, kategori baik sebanyak 17 orang atau 56,66%, dan kategori cukup sebanyak 2 orang atau 6,67%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014 setelah penerapan model pembelajaran discovery masuk ke dalam kategori baik dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 79,50.

Perubahan kategori penilaian dari kategori cukup pada pre-test menjadi kategori baik pada post test membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Selain itu, data pre-test dan post-test yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari uji normalitas data pre-test yaitu Lhitung< Ltabel (0,14< 0,16) dan uji normalitas hasil data post-test yaitu Lhitung<Ltabel (0,11< 0,16). Dari uji homogenitas juga terbukti bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Nilai uji homogenitas yaitu, Fhitung < Ftabel yakni 1,45 < 1,84. Melalui pengujian hipotesis, yaitu to > ttabel yakni 7,58> 2,04 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Dari hasil pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran discovery yang dilakukan diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada post-test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pre-test. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014.

Teks laporan atau dalam bahasa Inggris disebut report berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Kemendikbud (2013:6) mengungkapkan bahwa, “struktur teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun.” Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum atau klasifikasi diikuti oleh anggota atau aspek yang dilaporkan. Struktur teks laporan hasil observasi biasanya ditulis dengan pernyataan umum atau klasifikasi^anggota atau aspek yang dilaporkan. Tanda “^”

(7)

6

berarti “diikuti oleh”. Tahap pernyataan umum atau klasifikasi merupakan semacam pembuka atau pengantar tentang hal yang akan dilaporkan. Tahap pembuka berisi definisi objek yang diobservasi sedangkan tahap anggota atau aspek yang dilaporkan merupakan bagian teks yang menyatakan pembagian atau aspek-aspek objek yang diteliti atau diobservasi. Tahap anggota atau aspek yang dilaporkan berisi deskripsi objek yang diobservasi, habitat atau manfaat objek yang diobservasi.

Model pembelajaran discovery adalah model pembelajaran yang memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Dengan teknik tersebut, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri sedangkan guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan membuat kesimpulan.

Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti pembelajaran tersebut bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang mereka mengerti. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi model pembelajaran discovery harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner dalam Kemendikbud (2013:212) mengatakan bahwa “proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan sehari-hari.”

Dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Guru hendaknya menjadikan siswa menjadi problem solver, seorang scientis, atau historis. Dalam model pembelajaran discovery, bahan yang diajarkan tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan

(8)

7

arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajar konsep-konsep di dalam bahasa yang mereka mengerti. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi model pembelajaran discovery harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri.

Berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran discovery memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Model pembelajaran discovery mampu membantu siswa untuk menemukan konsep dan arti pembelajaran itu sendiri yaitu dengan menemukan struktur teks laporan hasil observasi melalui langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran discovery.

Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam model discovery Learning menurut Bruner dalam Kemendikbud (2013:212) adalah “hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historian, atau ahli matematika.” Melalui kegiatan tersebut, siswa akan menguasainya, menerapkannya, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Model pembelajaran discovery mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented di mana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented dimana siswa menjadi subjek aktif belajar.

Deskriptor penilaian kemampuan memahami teks laporan hasil observasi dapat diuraikan dalam sebagai berikut.

Tabel Nilai Rata-Rata Pada Aspek Penilaian

No. Aspek Penilaian

Pencapaian Aspek Penilaian

Rata-rata Selisih rata-

rata Pre-

test

Post-

test Pre-test Post-test

1 Struktur teks laporan

hasil observasi 615 770 20,5 25,67 5,17

2 Karakteristik teks

laporan hasil observasi 600 780 20 26 6

(9)

8

3 Ejaan 95 120 3,17 4 0,83

4 Tanda Baca 90 100 3 3,33 0,33

5 Kosa Kata 140 205 4,67 6,83 2,16

6 Konjungsi 115 130 3,83 4,33 0,5

7 Kalimat Efektif 230 280 7,67 9,33 1,66

Dari data di atas, deskriptor penilaian kemampuan memahami teks laporan hasil observasi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Struktur teks laporan hasil observasi

Struktur teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun.

Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum atau klasifikasi diikuti oleh anggota atau aspek yang dilaporkan.

Struktur teks laporan hasil observasi biasanya ditulis dengan pernyataan umum atau klasifikasi^anggota atau aspek yang dilaporkan. Tanda “^”

berarti “diikuti oleh”.

Nilai (skor) maksimal penilaian struktur teks laporan hasil observasi yaitu 35. Hasil penelitian pada indikator struktur teks laporan hasil observasi sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 20,5 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata struktur teks laporan hasil observasi yaitu 25,67. Selisih antara post-test dan pre-test yaitu 5,17.

2. Karakteristik teks laporan hasil observasi

Di dalam teks laporan hasil observasi akan ditemukan kalimat deskripsi dan kalimat definisi.

Kalimat deskripsi adalah kalimat yang dapat berisi gambaran sifat- sifat atau ciri benda yang dideskripsikan. Sifat-sifat itu, antara lain, berupa ukuran (besar-kecil, tinggi-rendah), warna (merah, kuning, biru, putih), rasa (manis, pahit, halus, kasar), atau sifat-sifat fisik yang lain.

Dalam sebuah teks laporan hasil observasi diperlukan sebuah definisi yang berupa sebuah pengertian. Kalimat definisi dapat dirumuskan sebagai X = Y. X adalah benda yang didefinisikan dan Y adalah definisinya.

(10)

9

Sementara itu, tanda = adalah kata kerja penghubung seperti adalah, ialah, merupakan, dan termasuk.

Nilai (skor) maksimal aspek penilaian karakteristik teks laporan hasil observasi yaitu 30. Hasil penelitian pada indikator karakteristik teks laporan hasil observasi sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 20 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata struktur teks laporan hasil observasi yaitu 26. Selisih antara post-test dan pre-test yaitu 6.

3. Unsur kebahasaan

Unsur kebahasan merupakan pengenalan teks secara utuh. Unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi yaitu ejaan, tanda baca, kosa kata, konjungsi dan kalimat efektif.

a. Ejaan

Nilai (skor) maksimal untuk aspek penilaian ejaan yaitu 5. Hasil penelitian pada indikator ejaan sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 3,17 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata ejaan untuk teks laporan hasil observasi yaitu 4. Selisih antara nilai post-test dan pre-test yaitu 0,83.

b. Tanda baca

Nilai (skor) maksimal untuk aspek penilaian tanda baca yaitu 5.

Hasil penelitian pada indikator tanda baca sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 3 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata tanda baca untuk teks laporan hasil observasi yaitu 3,33. Selisih antara nilai post-test dan pre-test yaitu 0,33.

c. Kosa kata

Nilai (skor) maksimal untuk aspek penilaian kosa kata yaitu 10.

Hasil penelitian pada indikator kosa kata sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 4,67 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai

(11)

10

rata-rata kosa kata untuk teks laporan hasil observasi yaitu 6,83.

Selisih antara nilai post-test dan pre-test yaitu 2,16.

d. Konjungsi

Nilai (skor) maksimal untuk aspek penilaian konjungsi yaitu 5. Hasil penelitian pada indikator konjungsi sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 3,83 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata konjungsi untuk teks laporan hasil observasi yaitu 4,33.

Selisih antara nilai post-test dan pre-test yaitu 0,5.

e. Kalimat efektif

Nilai (skor) maksimal untuk aspek penilaian kalimat efektif yaitu 10.

Hasil penelitian pada indikator kalimat efektif sebelum penerapan model pembelajaran discovery, diperoleh nilai rata-rata yaitu 7,67 sedangkan setelah penerapan model pembelajaran discovery nilai rata-rata kalimat efektif untuk teks laporan hasil observasi yaitu 9,33.

Selisih antara post-test dan pre-test yaitu 1,66.

Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar 7,58. Setelah nilai thitung diketahui, maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dengan df = N-1 = 30-1 = 29 diperoleh taraf signifikan 5% sebesar 2,04. Dengan demikian hipotesis diterima. Dengan pengujian hipotesis, yaitu to>ttabel 7,58>2,04 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Dengan demikian, model pembelajaran discovery berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa dengan penerapan model pembelajaran discovery masuk ke dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 79,50 dari rata-rata sebelumnya yaitu 62,83. Adanya peningkatan yang signifikan dalam penerapan

(12)

11

model pembelajaran discovery ini diakibatkan oleh dampak positif berupa siswa menjadi aktif dengan berperan sebagai problem solver dan menemukan sendiri atau mengalami proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah:

mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, membuat kesimpulan, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menuliskan teks laporan hasil observasi.

Penggunaan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkan dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Jadi model pembelajaran discovery memberikan siswa pemahaman untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui masalah yang telah dipecahkan dan menumbuhkan kreativitas untuk menulis teks laporan hasil observasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Swasta GKPS 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press

Kemendikbud. 2013. Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X. Jakarta: Kemendikbud

--- 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia.

Jakarta: Kemendikbud

Trimantara, Petrus. 2005. Metode Sugesti-Imajinasi dalam Pembelajaran Menulis dengan Media Lagu. Jurnal Pendidikan Penabur, Vol.5, 1-14

Gambar

Tabel Nilai Rata-Rata Pada Aspek Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

CATATAN DISKUSI DAN KONSULTASI GURU.. Nama

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasikan masalah yaitu penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M dengan Gangguan Persepsi Sensori

[r]

Oleh karena itu perlu ditingkatkan kerja sama jaringan ( networking ) di antara para peneliti lokal untuk kemajuan penelitian pada masa datang. Mengingat rendahnya

banjir terhadap karakteristik campuran SMA Grading 0/11, sedangkan penelitian oleh Waryanto, (1995) meninjau Kinerja SMA Grading 0/11 dengan Filler Portland Cement dan

[r]

terjadi di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta,

Dimyati Khudzaifah, Metode Penelitian Hukum.. Data primer adalah data utama yang diperoleh melalui data-data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak