• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai September Lokasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai September Lokasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

15

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai September 2020. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian kali ini dibagi menjadi dua yaitu alat yang digunakan pada ekstraksi karagenan dan alat yang digunakan analisa karagenan. Alat yang digunakan untuk ekstraksi karagenan adalah gunting, pisau, cabinet dryer, loyang, gelas ukur, gelas beker, timbangan analitik merek Pioner Ohaus PA413, baskom, spatula, blender, kain saring, waterbath sheeker merek Digital Termostal. Alat yang digunakan untuk analisa karagenan adalah color reader CR-10 (KONICA MINOLTA), oven (WTC Binder 7200 tipe E53 No. 89749), Texrure Analyzer by TA-viscometer Broofield, Termometer, freezer, desikator, tanur (Nabertherm Germany 24).

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian kali ini dibagi menjadi dua yaitu bahan utama untuk ekstraksi karagenan dan bahan analisa karaginan. Bahan yang digunakan dalam ekstraksi karagenan adalah rumput laut Eucheuma cottonii var. erecta yang didapatkan dari Pulau Karimunjawa (Jawa Tengah) dengan umur simpan setelah panen lebih dari 40 hari dalam keadaan kering, Isopropanol Proanalis (PA) dan air kelapa muda dengan pH asam (5,18). Bahan yang

(2)

digunakan untuk analisa karaginan adalah aquades. Aquades yang diperoleh dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3 Metode Penalitian

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan tersarang (nested) dengan 2 faktor untuk uji fisik-kimia, di mana faktor I yang menjadi sarang adalah perbandingan air kelapa dan faktor II adalah suhu pengeringan yang terasarang pada perbandingan air kelapa. Kombinasi 2 faktor tersebut akan diperoleh 9 perlakuan dengan 2 kali ulangan.

Faktor 1 : Perbandingan air kelapa (mL) K1 : 300

K2 : 400 K3 : 500

Faktor 2 : Suhu Pengeringan Karagenan (°C) S1 : 40

S2 : 50 S3 : 60 Tabel 1. Kombinasi Perlakuan

K/S S1 S2 S3

K1 K1S1 K1S2 K1S3

K2 K2S1 K2S2 K2S3

K3 K3S1 K3S2 K3S3

K1S1: Perbandingan air kelapa 300 mL dan suhu pengeringan 40 °C K1S2: Perbandingan air kelapa 300 mL dan suhu pengeringan 50 °C K1S3: Perbandingan air kelapa 300 mL dan suhu pengeringan 60 °C K2S1: Perbandingan air kelapa 400 mL dan suhu pengeringan 40 °C K2S2: Perbandingan air kelapa 400 mL dan suhu pengeringan 50 °C

(3)

K2S3: Perbandingan air kelapa 400 mL dan suhu pengeringan 60 °C K3S1: Perbandingan air kelapa 500 mL dan suhu pengeringan 40 °C K3S2: Perbandingan air kelapa 500 mL dan suhu pengeringan 50 °C K3S3: Perbandingan air kelapa 500 mL dan suhu pengeringan 60 °C

Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga total percobaan yang akan dilakukan sebanyak 18. Parameter yang akan diamati pada karagenan hasil ekstraksi rumput laut Eucheuma cotonii meliputi kadar air, viskositas, kadar abu, rendemen, kekuatan gel dan derajat putih.

1.4 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam satu tahapan yaitu ekstraksi karagenan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii var. erecta. Karagenan hasil ekstraksi diamati kadar air, kadar abu, rendemen, viskositas, kekuatan gel dan derajat putih. 1.4.1 Ekstraksi Karagenan

Bahan baku disiapkan dan ekstraksi karagenan menggunakan metode Distantia (2012) secara kimiawi yang telah dimodifikasi. Rumput laut Eucheuma cottonii var. erecta yang didapatkan dari Pulau Karimun Jawa dibersihkan dan dipotong kecil-kecil dengan ukuran ± 1 cm menggunakan pisau, setelah itu dikeringkan dengan cabinet dryer dengan suhu 50 °C selama 24 jam (Gambar 3). Rumput laut yang telah dikeringkan kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer yang berisi pelarut air kelapa sesuai perlakuan masing-masing sebanyak 300 mL, 400 mL dan 500 mL lalu direndam selama ± 15 menit. Selanjutnya rumput laut diekstraksi di dalam waterbath sheeker pada suhu 90 °C selama 120 menit. Setelah itu sampel disaring menggunakan kain saring dan ditampung dalam erlenmeyer yang berisi isopropanol dengan perbandingan rumput laut dan

(4)

isopropanol (1:2). Selanjutnya, dilakukan pengendapan selama 30 menit. Sampel yang sudah diendapkan dicuci menggunakan aquades kemudian diletakkan dalam loyang dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu perlakuan 40 °C, 50 °C dan 60 °C selama 24 jam sehingga karagenan kering yang selanjutnya dihaluskan hingga menjadi bubuk (Gambar 4).

Rumput laut basah

Pencucian 3x

Pemotongan ± 1 cm

Pengeringan dengan cabinet dryer T=50 °C, t=24 jam

Rumput laut kering

(5)

Rumput laut kering

Perendaman dengan air kelapa t= 15 menit

Ekstraksi T=90 °C, t=120 menit Penyaringan I Filtrat Konsentrsi air kelapa (mL): rumput laut kering

(g) (300:20) (400:20) (500:20) Ampas rumput laut Tepung karagenan

Presipitasi T= ruang, t=30 menit

Penyaringan II

Filtrat

Pencucian dengan aquades 250 mL 1 kali

Pengeringan dengan oven T=40 °C, 50 °C dan 60 °C, t=24 jam

Penghancuran Analisis Fisik : 1.Viskositas 2.Rendemen 3.Kekuatan gel 4. Derajat Putih Analisis Kimia : 1.Air 2.Abu Filtrat (mL):isopropanol (mL) 1:2 Pelarut Iso-Propanol

Tahap I

Tahap II

(6)

1.5 Parameter Penelitian

1.5.1 Analisa Viskositas (Andarwulan dkk., 2011)

1. Sampel larutan karagenan konsentrasi 1,5 % dipanaskan 2. Spindel dipanaskan pada suhu 75 °C

3. Spindel dipasangkan pada alat ukur viscosimeter brookfield

4. Jarak spindel dalam larutan diatur

5. Viscosity standart diketahui dengan nilai pembacaan 10% hingga 100% 6. Pembacaan dilakukan setelah satu menit putaran penuh

7. Hasil bacaan digandakan dengan spindel yang digunakan dengan kecepatan 120 rpm

1.5.2 Analisa Rendemen (Jaya dkk., 2018) 1. Rumput laut kering ditimbang 2. Karagenan ditimbang

3. Rendemen sampel dihitung dengan persamaan 4.

1.5.3 Analisa Kekuatan Gel Menggunakan Texture Analyzer (Rohimah, 2014)

1. Sampel diletakkan di atas meja objek

2. Probe silinder (75 mm) diturunkan hingga mengenai sampel 3. Angka pada alat di nolkan

4. Pengukuran dimulai

Gambar 2. Diagram Alir Ekstraksi Rumput Laut yang telah Dimodifikasi (Distantia, 2012)

Rendemen = massa karagenan (g) x 100% massa rumput laut kering (g)

(7)

5. Hasil yang tertera pada layar monitor dicatat 1.5.4 Analisa Kadar Air (Andarwulan dkk., 2011) a. Preparasi wadah timbangan

1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 100 °C selama 24 jam 2. Cawan dinginkan dalam desikator

3. Massa dari masing-masing cawan dicatat b. Pengukuran kadar air

1. Sampel ditimbang dalam cawan sebanyak 4 g 2. Cawan dimasukkan ke dalam oven

3. Suhu oven diatur (100 °C) selama 6 jam 4. Cawan dan sampel ditimbang

5. Kadar air dihitung dengan persamaan :

Keterangan : a = berat cawan kering yang sudah konstan b = berat sampel awal

c = berat cawan dan sampel yang sudah konstan 1.5.5 Analisa Kadar Abu (Andarwulan dkk., 2011)

a. Preparasi wadah timbangan

1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 100 °C selama 24 jam 2. Cawan didinginkan dalam desikator

3. Cawan ditimbang b. Pengukuran kadar abu

1. Sampel ditimbang dalam cawan sebanyak 4 g

2. Cawan dan sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 600 °C selama 6 jam

% Kadar Air (basis basah) = b – (c – a) x 100% b

(8)

3. Cawan dan sampel ditimbang

4. Kadar abu dihitung dengan persamaan :

Keterangan : W2 = berat cawan dan sampel setelah pengabuan (g) W0 = berat cawan kosong (g)

W1 = berat cawan dan sampel sebelum pengabuan (g) 1.5.6 Analisa Derajat Putih (Mawarni, 2015)

1. Sampel disiapkan

2. Color reader dinyalakan menggunakan system L,a,b 3. Color reader dikalibrasi dan dipilih warna putih 4. Ujung reseptor ditempelkan pada sampel

5. Hasil yang diperoleh dicatat dan di hitung menggunakan rumus :

Derajat putih = 100 – [(100 – L)2 + a2 + b2]0,5 Kadar Abu (%) = W2 – W0 x 100%

Gambar

Gambar  1. Diagram Alir Pengeringan Rumput Laut
Gambar  2. Diagram Alir  Ekstraksi Rumput Laut yang telah Dimodifikasi (Distantia, 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan bangsa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, dan tercemin pada

Kejadian DRPs (Drug Related Problems) dapat dibagi menjadi delapan kejadian yaitu : indikasi tidak diobati, tidak tepat obat, dosis sub- therapeutic, kegagalan untuk

Secara lebih spesifik, penelitian ini akan menunjukkan wilayah-wilayah yang telah menjadi basis usahaternak ayam ras petelur di Tasikmalaya, dan wilayah-wilayah yang

Sistem jaringan air bersih untuk kawasan dan bangunan cottage yang digunakan yaitu air bersih ditampung di bangunan utama dan dialirkan ke 2 ruang kontol yang berada di sisi

Ketika daya yang dihasilkan generator tidak mencapai/kurang dari daya yang dibutuhkan maka akan dilakukan pengulangan tahap mencari debit dan head pada lokasi lain,

Karlina, A, & Handayani N (2017) dengan judul penelitian “ Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan APBD kota Surabaya Tahun 2012-2015”. Teknik

Berdasarkan data karakteristik isolat yang didapatkan dari hasil PCR Multiplek pada penelitian sebelumnya, 42 isolat MDR TB yang telah diisolasi dapat dikelompokkan menjadi

pada konsep perkiraan bobot term berdasar seberapa sering term muncul atau tidak dalam dokumen relevan dan non-relevan... •   Term dalam query dapat dilihat sebagai