IV. HASIL PENELITIAN
*
Di dalam bab ini disaj ikan uraian mengenai hasil- hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan,
1, Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mempergunakan Program Statistic AoIoDoAo Livingwood milik Universitas Kristen Sa- tya Wacana, Salatiga. Hasil analisis korelasi sederhana an- tara peubah-peubah bebas dan peubah terikat yakni :
1.1. Kepemimpinan KUD ( X1 1, kemantapan kelembagaan KUD ( Xo ) kemantapan hubungan yang melembaga antara KUD dan kelompok tani ( Y ) ,
- Hubungan antara kepemimpinan KUD ( X1 ) dan kemantapan kelembagaan KUD ( Xo ) ditunjukkan oleh koefisien kore-
lasi r sebesar - 0,034 , tidak nyata sehingga X1 X2
dapat diabaikan, Dengan koefisien determinasi r 2
7 .
Xo X1
sebesar 0,001 kemantapan kelembagaan KUD tidak dapat dijelaskan oleh kepemimpinan KUDO
- Hubungan antara kemantapan kelembagaan KUD ( Xo ) dan kemantapan hubungan yang melembaga antara KUD dan ke- lompok tani ( Y ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar - 0,035 , tidak nyata dan secara anali-
x Y 0
sis dapat diabaikan. Dengan koefisien determinasi
rL sebesar 0,001 dapat ditafsirkan, bahwa keman-
4
Xo
tapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani tidak dapat dijelaskan oleh kemantapan kelembagaan. KUDO
- Hubungan antara kepemimpinan KUD ( X1 ) dan kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani ( Y )
ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar X1
0.61 , sangat nyata ( p ( 0,01 ) ,
Dengan koefisien determinasi r 2 sebesar 0,37 dapat X1 Y
ditafsirkan, bahwa 37 persen dari kemantapan hubungan antara KUD dan Kelompok tani dapat dijelaskan oleh ke- pemimpinan KUD, selebihnya oleh hal-ha1 lainnya.
1.2. Hubungan antara sikap petani terhadap KUD ( X2 )
dan kemantapan hubungan melembaga antara kelompok tani dan KUD ( Y ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebe-
X2 Y
sar 0.48 , sangat nyata ( p ( 0.01 ) . Dengan koefisien de-
7 .
terminasi r 2 sebesar 0,23 dapat ditafsirkan, bahwa x, Y
23 persen dari hubungan antara kelompok tani dan KUD dapat dijelaskan oleh sikap petani terhadap KUD, sisanya oleh hal- ha1 lainnya,
1.3. Hubungan antara kepemimpinan formal ( Xg ) dan
sikap petani terhadap KUD ( X2 ) ditunjukkan oleh koefisien
korelasi r x, x, sebesar 0,41 , sangat nyata ( p < 0,01 ) ,
rL sebesar 0,001 dapat ditafsirkan, bahwa keman-
4
Xo
tapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani tidak dapat dijelaskan oleh kemantapan kelembagaan. KUD.
- Hubungan antara kepemimpinan KUD ( X1 ) dan kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani ( Y )
ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar X1 y
0.61 , sangat nyata ( p ( 0.01 ) .
Dengan koefisien determinasi r 2 sebesar 0-37 dapat X1 Y
ditafsirkan, bahwa 37 persen dari kemantapan hubungan antara KUD dan Kelompok tani dapat dijelaskan oleh ke- pemimpinan KUD, selebihnya oleh hal-ha1 lainnya.
1.2. Hubungan antara sikap petani terhadap KUD ( X2 )
dan kemantapan hubungan melembaga antara kelompok tani dan KUD ( Y ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebe-
X2 Y
sar 0.48 , sangat nyata ( p ( 0001 1, Dengan koefisien de-
7 .
t l
terminasi rL sebesar 0.23 dapat ditafsirkan, bahwa X2 Y
23 persen dari hubungan antara kelompok tani dan KUD dapat dijelaskan oleh sikap petani terhadap KUD, sisanya oleh hal- ha1 lainnya,
1.3. Hubungan antara kepemimpinan formal ( X ) dan 3
sikap petani terhadap KUD ( X2 ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar 0.41 , sangat nyata ( p < 0,01 ) .
X3 X2
Dengan koefisien determinasi r 2 sebesar 0.17 dapat X3 X2
dkafsirkan, bahwa 17 persen dari sikap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepemimpinan formal,
1.4. Hubungan antara kepemimpinan informal ( X4 ) dan sikap petani terhadap KUD ( X2 ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar 0,38 , sangat nyata ( p ( 0,01 ) ,
X4 X2
Dengan koefis ien determinasi rL sebesar 0.14 dapat X4 X2
ditafsirkan, bahwa 14 persen dari sikap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepemimpinan informal, selebihnya 86 persen oleh hal-ha1 lainnya,
1.5. Hubungan antara kepemimpinan Kontak Tani ( X5 )
dan sikap petani terhadap KUD ( X2 ) ditunjukkan oleh koefi- sien korelasi r sebesar 0.41 , sangat nyata
X5 X2
( p ( 0.01 ) . Dengan koefisien determinasi r 2
sebe- xc XC)
sar 0.17 dapat ditgfsirkan, bahwa 17 persen dari sikap peta- ni terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepemimpinan Kontak Tani, sedangkan 83 persen sisanya oleh hal-ha1 lainnya,
1.6. Hubungan antara ketrampilan PPL ( X6 ) dan si- kap petani terhadap KUD ( X2 ditunjukkan oleh koefisien korelasi r sebesar 0.39 , sangat nyata ( p ( 0.01 ) .
X6 X2
Dengan koefisien determinasi r 2 sebesar 0.15 dapat
X6 X2
ditafsirkan, bahwa 15 persen dari sikap petani terhadap KUD
#
dapat dijelaskan oleh ketrampilan PPL, sedangkan 85 persen selebihnya oleh hal-ha1 lainnya.
01.7. Hasil analisis dan uji keberartian rearesi ganda dari seluruh KUD yang diteliti menghasilkan persamaan :
dengan n = 754 , F hitung = 108.02 ,
F tabel ( p < 0.01 , Db = 6 , 754 ) = 2.80 .
Dapat disimpulkan bahwa regresi ganda tersebut sangat ber- arti , karenanya dapat digunakan untuk membuat kesimpulan dan penafsiran mengenai pertautan antara Y dan X1 , X2 *
X3 , X4 S X5 , dan X6
Hasil analisis dan uji keberartian tiap koefisien re- gresi sebagai berikut :
*
koefisien bl , b2 , dan b sangat nyata ( p ( 0.01 ) dengan
6
t hitung masing-masing yaitu tl = 8.85 ; t2 = 7.03 ; dan
t6 = 3.90 . Keberartian koefisien b4 dan b5 nyata ( p 4 0.05 )
dengan t hitung masing-masing t4 = 1.66 dan t5 = 1.94 .
Sedangkan keberartian koefisien regresi bg tidak nyata yang
ditunjukkan oleh t hitung sebesar 0.58 ( tabel 14 halaman 203).
2. Penguj ian Hipotesis
, Seperti telah disebutkan dalam rumusan hipotesis di dalam Bab 11, bahwa hipotesis penelitian ini ialah :
Semakin tinggi penilaian pe'tani terhadap kepemimpinan setempat dan ketrampilan Penyuluh Pertanian Lapangan
( PPL ) yang mengarahkan ke KUD, semakin mantap hubung- an yang melembaga antara KUD dan kelompok tani,
Untuk pengujian hipotesis, maka hipotesis tersebut di- jabarkan menj adi beberapa yang lebih operasional :
2.1. Hipotesis pertama :
Semakin tinggi penilaian petani terhadap kepemim- pinan KUD, semakin mantap kelembagaan.KUD yang di bawah kepemimpinannya,
Hasil analisis korelasi antara kepemimpinan KUD ( XI )
dan kemantapan kelembagaan KUD ( Xo ) menunjukkan, bahwa an- tara keduanya tidak berkorelasi nyata. Penguj ian hipotesis menyimpulkan, bahwa tidak ada hubungan antara kepemimpinan KUD dan kemantapan kelembagaan KUDO
2,2. Hipotesis kedua :
Semakin mantap kelembagaan KUD, semakin mantap pula hubungan yang melembaga dengan kelompok tani.
Dari hasil analisis korelasi diketahui, bahwa antara
kemantapan kelembagaan KUD dan kemantapan hubungan yang melem-
baga dengan kelompok tani tidak berkorelasi nyata, Pengujian
hipotesis menyimpulkan, bahwa tidak ada hubungan antara keman-
tapan kelembagaan KUD dan kemantapan hubungan yang melem-
'bags dengan kelompok tani.
Berdasarkan hasil analisis korelasi dan pengujian hipotesis, ternyata hipotesis pertama dan kedua ditolak.
Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dijelas- kan oleh analisis jalur atau jejak yang menelusuri per-
tautan antara tiga peubah yang terlibat di dalam penguji- an di atas yaitu kepemimpinan KUD ( X1 , kemantapan per- kembangan KUD ( Xo ) , dan hubungan melembaga antara KUD
dan kelompok tani ( Y ) .
Proses analisis ketiga peubah yang dimaksud dapat dijelaskan dengan menyajikan model hubungan berikut ini :
(1). Untuk keperluan analisis, peubah-peubah kepemimpin- an KUD ( X1 , tingkat perkembangan KUD ( Xo ) dan keman- tapan hubungan melembaga dengan kelompok tani ( Y ) , se- cara berturut-turut diberi lambang 1 , 2 , dan 3.
Dalam model ini terdapat efek langsung dari 1 atas p 3 ~ ' 3. Di samping itu terdapat
efek 1 atas 3 melalui 2,
P32
Dari perhitungan komputer diperoleh koefisien- kpefisien korelasi :
r12 =-0.034 1 ( - ..034-
rI3 = 0'606 dan matriks =
r23 =-0.035
Dengan menggunakan sistem persamaan :
- koef isien
' 2 3 - P32
+P31 r12 j alur
Karena koefisien jalur p21 dan pg2 ternyata lebih kecil dari pada 0.05 , maka kedua-duanya dapat diabaikan,
sehingga dapat dibuat model yang lebih sederhana sebagai berikut :
(2). Jika pertautan antara peubah 2 dan 3 diabaikan, model menjadi sebagai berikut :
?
?
1 Dalam model ini peubah 1
b
memberi efek langsung , baik
atas peubah 2 maupun 3, p21 "12
5
2 3
t
* I
Sistem persamaannya menjadi :
r12 = P21 ' ' 1 3 - - P31 ' r23 - - P31 r12
Dengan memasukkan pZ1 = - 0.034 ; pgl - - - 0,6059;
dan p32 = - 0.014 ke dalam persamaan di atas, maka diperoleh r12 = - 0.034 ; r13 = 0,6059 ; dan
Matriks yang diperoleh : & J
Ternyata semua korelasi menghasilkan matriks yang sama dengank. Jadi model didukung oleh data. Dapat di- simpulkan terdapat efek langsung yang nyata dari peubah 1 atas peubah 3, dan efek langsung yang lemah dari peubah 1 atas 2.
9
(3). Jika pertautan antara peubah 1 dan 2 , demikian
juga pertautan antara peubah 2 dan 3 diabaikan, model menjadi sebagai berikut :
Dalam model ini peubah- peubah 1 dan 2 adalah eksogenus, jadi r12 masih tetap tidak teranalisis, 3 Peubah R tidak berkorelasi
. dengan peubah 1 dan 2,
Sistem persamaannya :
Jadi r13 = p31 = 0.6059 ; r12 = 0 ; r23 - 0 .
Matriks yang dihasilkan. mendekati matriks R - ' dengan per- bedaan antara koefisien-koefisien korelasi yang sesuai lebih kecil dari pada 0.05 . Dapat disimpulkan bahwa per- tautan antara peubah 1 dan 2 adalah semu, demikian pula peubah 2 dan 3. Pertautan yang nyata yaitu antara peubah
1 dan peubah 3, yaitu antata kepemimpinan KUD dan keman- tapan hubungan melembaga dengan kelompok tani.
Pertautan hubungan antara ketiga peubah tersebut di atas dapat juga dijelaskan oleh hasil analisis regresi ganda Y atas Xo dan X1 Persamaan regresi ganda yang di- hasilkan adalah Y = 32.807 - 0.024 Xo + 0.686 X1
Melalui uji t dapat diketahui bahwa koefisien regresi bo tidak berarti dan koefisien regresi bl berarti ( p < 0.05 ) .
Dengan demikian penelitian menyimpulkan, bahwa baik melalui analisis j alur atau j ejak maupun dengan analisis
regresi ganda ternyata tidak ada hubungan antara kepemim-
pinan KUD dan kemantapan perkembangan KUD, demikian juga
tidak ada hubungan antara kemantapan perkembangan KUD dan
hubungan melembaga dengan kelompok'tani.
2 , 3 , Hipotesis ketiga
b
Semakin positif sikap petani terhadap KUD, semakin mantap hubungannya yang melembaga dengan KUDO
Hasil analisis korelasi menunjukkan, bahwa hubungan antara sikap petani terhadap KUD ( X2 ) dan kemantapan hubungan melembaga dengan KUD ( Y ) berkorelasi positif
sebesar 0048, Melalui uji t dapat diketahui bahwa koefisien korelasi 0,48 memberikan harga t sebesar 15,OO yang jauh melebihi harga t. tabelnya ( t 00995 , 752 ) sebesar 2,58,
Ini memberikan arti bahwa korelasi itu sangat nyata. Lagi pula dengan r = O048 dapat ditafsirkan, bahwa 23 persen
dari kemantapan hubungan melembaga dengan KUD dapat dijelas- kan oleh sikap petani terhadap KUDO Atas dasar itu dapat disimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara sikap petani terhadap KUD dan kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani, Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga diferima.
2,4, Hipotesis keempat
Jika penilaian petani terhadap peranan kepemimpinan formal dalam mengarahkan ke KUD semakin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD semakin positif,
Dari analisis korelasi dapat diketahui bahwa hu- bungan antara kepemimpinan formal ( X3 ) dan sikap petani
terhadap KUD ( X2 ) memberikan koefisien korelasi sebesar
0 , 4 1 . Melalui uji t dapat diketahui bahwa koefisien ko-
relasi 0.41 memberikan harga t seharga 12.33 yang lebih beaar dari pada t tabelnya ( t 00995 , 752 ) sebesar 2,58 jadi sangat nyata. Di samping itu melalui penghitungan koefisien determinasinya yang memberikan hasil r 2
X3 X2 sebesar 0.17, dapat ditafsirkan, bahwa 17 persen dari si- kap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepemimpinan
formal, Atas dasar itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kepemimpinan formal dan
sikap petani terhadap KUDO Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis keempat diterima,
2,5, Hipotesis kelima
Jika penilaian petani terhadap dukungan kepemimpinan informal dalam mengarahkan ke KUD semakin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD semakin positif,
Dari analisis korelasi diperoleh hasil, bahwa hubung- an antara kepemimpinan informal ( X4 ) dan sikap petani
terhacap KUD ( X2 ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,38, Melalui uji t diperoleh harga t hitung se- besar 11,27 yang ternyata lebih besar dari pada
( 995 / 752 sebesar 2.58, jadi korelasi itu sangat
nyata, Melalui penghitungan koefisien determinasi diperoleh r L seharga 0,14 yang dapat diartikan bahwa 14 persen
X4 X2
dari sikap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepe-
mimpinan informal,
relasi 0.41 memberikan harga t seharga 12.33 yang lebih besar dari pada t tabelnya ( t 0.995 / 752 ) sebesar 2-58 jadi sangat nyata. Di samping itu melalui penghitungan koefisien determinasinya yang memberikan hasil r 2
X3 X2 sebesar 0.17, dapat ditafsirkan, bahwa 17 persen dari si- kap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepemimpinan
formal, Atas dasar itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kepemimpinan formal dan
sikap petani terhadap KUDO Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis keempat diterima.
2,5, Hipotesis kelima
Jika penilaian petani terhadap dukungan kepemimpinan informal dalam mengarahkan ke KUD semakin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD semakin positif,
Dari analisis korelasi diperoleh hasil, bahwa hubung- an antara kepemimpinan informal ( X4 ) dan sikap petani
terhac'ap KUD ( X2 ) ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0.38. Melalui uji t diperoleh harga t hitung se- besar 11.27 yang ternyata lebih besar dari pada
( 995 / 752 ) sebesar 2,58, jadi korelasi itu sangat
nyata, Melalui penghitungan koefisien determinasi diperoleh rL seharga 0,14 yang dapat diartikan bahwa 14 persen
X4 X2
dari sikap petani terhadap KUD dapat dijelaskan oleh kepe-
mimpinan inf ormal ,
Dengan ini pengujian hipotesis membuktikan, bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan informal dan sikap petani terhadap KUDO Dengan demikian, maka hipotesis ke- lima diterima dan penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan informal dan sikap petani
terhadap KUD,
2.6, Hipotesis keenam
Jika penilaian petani terhadap keteladanan dari kepemimpinan Kontak Tani dalam kegiatan KUD semakin tinggi, diduga sikap petani
terhadap KUD semakin positif,
Dari analisis korelasi antara kepemimpinan Kontak Tani ( X5 ) dan sikap petani terhadap KUD ( X2 ) diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0.41, Melalui uji t diper- oleh t hitung seharga 12,33 yang ternyata lebih besar dari pada t ( 00995 , 752 sebesar 2.58. Ini memberikan arti bahwa korelasi tersebut sangat nyata, Melalui penghitungan
7
koefisien determinasinya diperoleh r 2
x5 x2 seharga 0.17, yang dapat ditafsirkan bahwa 17 persen dari sikap petani dapat dijelaskan oleh kepemimpinan Kontak Tani.
Dengan dasar itu penguj ian hipotesis membuktikan, bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kepemimpin- an Kontak Tani dan sikap petani terhadap KUDO Dengan de-
mikian, maka hipotesis keenam diterima dan penelitian me-
Dengan ini pengujian hipotesis membuktikan, bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan informal dan sikap petani terhadap KUDO Dengan demikian, maka hipotesis ke- lima diterima dan penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan informal dan sikap petani terhadap KUD .
2,6, Hipotesis keenam
Jika penilaian petani terhadap keteladanan dari kepemimpinan Kontak Tani dalam kegiatan KUD semakin tinggi, diduga sikap petani
terhadap KUD semakin positif,
Dari analisis korelasi antara kepemimpinan Kontak Tani ( X5 ) dan sikap petani terhadap KUD ( X2 ) diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0 , 4 1 , Melalui uji t diper-
oleh t hitung seharga 1 2 , 3 3 yang ternyata lebih besar dari pada t
( 0,995 / 752 ) sebesar 2,58, Ini memberikan arti bahwa korelasi tersebut sangat nyata, Melalui penghitungan
*
koefisien determinasinya diperoleh r 2 x5 x2 seharga 0.17, yang dapat ditafsirkan bahwa 17 persen dari sikap petani dapat dijelaskan oleh kepemimpinan Kontak Tani,
Dengan dasar itu pengujian hipotesis membuktikan, bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kepemimpin-
an Kontak Tani dan sikap petani terhadap KUDO Dengan de-
mikian, maka hipotesis keenam diterima dan penelitian me-
nyimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan gontak Tani dan sikap petani terhadap KUD.
2.7, Hipotesis ketujuh
Jika penilaian petani terhadap pembinaan PPL yang mengarah kepada kerjasama dengan KUD semakin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD semakin positif.
Dari analisis korelasi diperoleh hasil, bahwa hu- bungan antara ketrampilan PPL ( X6 ) dan sikap petani terhadap KUD ( X2 ) berkorelasi positif sebesar 0.39.
Melalui uji t diperoleh t hitung seharga 11-61 yang ter- nyata lebih besar dari pada t ( 0 0 9 9 5 , 752 sebesar 2,58,
Ini dapat diartikan bahwa korelasi tersebut sangat nyata, Dengan menghitung koefisien determinasinya diperoleh
rL
X6 X2 seharga 0,15, yang dapat diartikan, bahwa 15 per- sen dari sikap petani dapat dijelaskan oleh ketrampilan PPL.
Berdasarkan .pengujian tersebut dapat dinyatakan, bahwa terdapat hubungan antara ketrampilan PPL dan sikap
petani terhadap KUDO Dengan demikian dapat dinyatakan,
bahwa hipotesis ketujuh diterima dan penelitian menyimpul-
kan bahwa terdapat hubungan antara ketrampilan PPL dan .
sikap petani terhadap KUDO
2.8, Hipotesis kedelapan
Faktor-faktor kepemimpinan KUD, sikap petani terhadap KUD, kepemimpinan formal, kepemim- pinan informal , kepemimpinan Kontak Tani ,
dan ketrampilan PPL merupakan peubah predik- tor terhadap kemantapan hubungan yang melem- baga antara KUD dan kelompok tani.
Dari analisis regresi ganda hasilnya diketahui bah- wa koefisien-koefisien regresi bl , b2 , b3 , b4 , b5 dan
b masing-masing harganya 0.379 6 , 0.232 , - 0.021 , 0.067,
0.087 dan 0.137. Untuk mengetahui kontribusi tiap-tiap koefisien regresi dari peubah-peubah X terhadap setiap
perubahan Y diuji melalui uji t o
Sebagai hasil pengujian diperoleh t hitung masing- masing yaitu tl = 8.85 , t2 = 7.03 , dan t6 = 3.90 , yang
ternyata harganya lebih besar dari pada t tabelnya
( p < 0.01 , dk = 752 ) seharga 2.58 . Dalam pada itu peng-
*
ujian menghasilkan juga tq sebesar 1.66 dan t5 seharga 1.94 yang melebihi besarnya t tabel ( p < 0.05 , dk= 752 )
yaitu 1.64 Sedangkan t3 seharga 0.58 keberartiannya ti- dak nyata, sehingga dapat diabaikan. Atas dasar harga -
harga yang diperoleh dari pengujian tersebut dapat disim- pulkan, bahwa keberartian koefisien-koefisien regresi bl ,
b2 dan b6 memberikan kontribusi sangat nyata, dan kontri-
busi b4 dan b5 nyata, sedangkan kontribusi b g dapat diabai- kan terhadap setiap perubahan Y o
Dengan demikian pengujiqn hipotesis membuktikan, bah- wa pada umumnya faktor-faktor kapemirnpinan KUD, sikap petani
terhadap KUD, kepemimpinan informal, kepemimpinan Kontak Tani, dan ketrampilan PPL merupakan peubah prediktor yang berarti terhadap kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani, sedangkan faktor kepemimpinan formal ku- rang berarti dan dapat diabaikan, Atas dasar pengujian itu dinyatakan bahwa hipotesis kedelapan diterima.
3 0 Pembahasan hasil penelitian
Sebagaimana telah disebutkan di dalam Bab I, bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan dua tujuan, yang pertama tujuan berupa hasil dari pengujian hipotesis dan yang kedua hasil dari penelitian melalui pengamatan dan wawancara, khususnya mengenai profil KUDO Hasil dari anali-
*
sis dan pengujian ini akan disoroti serta dikaitkan kembali dengan hipotesis yang diuji termasuk kerangka teori yang melandasi, tujuan penelitian dan proses pengumpulan data.
Hipotesis sebagaimana dirumuskan sebagai jawaban sementara
terhadap masalah pokok penelitian yaitu tentang bagaimana
gambaran mengenai hubungan yang bersifat melembaga antara
kelompok tani dan KUD serta faktor-faktor kepemimpinan se-
tempat dan ketrampilan PPL yang diduga mempengaruhinya, di- urAikan berikut ini :
3,1, Hipotesis pertama dan kedua
Hipotesis pertama dan kedua yang masing-masing menga- takan : "semakin tinggi penilaian petani terhadap kepemim- pinan KUD, semakin mantap kelembagaan KUD yang di bawah ke- pemimpinannya " dan " Semakin mantap kelembagaan KUD, sema- kin mantap pula hubungan melembaga dengan kelompok tani ", ternyata kedua hipotesis itu ditolak,
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadi- nya penolakan sesuatu hipotesis, di antaranya yaitu anggapan
dasar ( asumsi ) yang merupakan salah satu faktor sebagai landasan untuk menyusun suatu hipotesis, Anggapan dasar yang melandasi penyusunan kedua hipotesis tersebut bersumber dari kepemimpinan KUD. Kepemimpinan KUD dengan pengaruhnya yang bersumber dari kepribadiannya serta berasal dari kekuasaan yang diperoleh dari Rapat Anggota, diduga akan mampu membina KUD ke arah perkembangan yang mantap sebagai kelembagaan, dan pada gilirannya KUD yang sudah mantap itu akan mampu memberikan pelayanan kepada anggota serta menumbuhkan hu- bungan yang melembaga dengan kelompok tani secara mantap pula,
Tetapi hasil pengujian hipotesis menunjukkan gambaran
yang lain. Kepemimpinan KUD yang diduga melalui pembinaan
KUD sebagai kelembagaan akan mampu menumbuhkan kemantapan hubungan melembaga dengan kelompok tani tidak terwujud, Bah- kan terj adi gambaran yang lain,, yaitu kepemimpinan KUD se- cara langsung menumbuhkan kemantapan hubungan melembaga de- ngan kelompok tani. Kebenaran tentang gambaran itu didukung
oleh data yang menunjukkan adanya korelasi positif antara kepemimpinan KUD dan kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,61, Melalui uji t dan penghitungan korelasi determinasinya dapat diketahui dengan jelas tentang kuatnya kadar hubungan antara kedua peubah tersebut,
Kebenaran itu diperkuat oleh dukungan data hasil ana- lisis jalurljejak maupun hasil analisis regresi ganda antara tiga peubah yang bertautan, yang dapat ditagsirkan, bahwa kemantapan hubungan melembaga antara KUD dan kelompok tani
lebih nyata pertautannya dengan tokoh kepemimpinan KUD, yang
dinilai serta dirasa oleh petani lebih positif dari pada
pengaruh kepemimpinan itu melalui kelembagaannya, Dalam ha1
ini meskipun sebutan sebagai "tokoh masyarakat" itu dimiliki
oleh orang-orang yang melaksanakan kepemimpinan KUD dan ber-
hasil menarik masyarakat menjadi anggota KUD serta menempat-
kan KUD di tengah-tengah masyarakat, tetapi rupanya bagi ke-
pemimpinan KUD masih diperlukan syarat, di samping sebagai
tokoh, ia harus dapat memahami masalah-masalah ekonomi dan
bidang usaha. Syarat lain yang tidak kurang pentingnya yaitu ra'sa tanggung j awab yang didasari kejujuran, sebagaimana halnya yang sedang diperjuangkqn oleh beberapa pimpinan KUD yang diteliti dalam upayanya memulihkan citra KUD yang posi- tif di mata masyarakat,
3,2, Hipotesis ketiga
Hipotesis ketiga yang berbunyi : ' I semakin positif
sikap petani terhadap KUD, semakin mantap hubungannya yang
bersifat melembaga dengan KUD 'I, ternyata diterima. Hal itu
dapat ditafsirkan bahwa antara hipotesis yang merupakan ja-
waban sementara terhadap masalah penelitian di satu pihak,
dan masalah penelitian itu sendiri yang perlu dijawab, ter-
nyata terdapat keselarasan antara keduanya, Jelasnya dalam
ha1 ini, terjadinya korelasi positif antara sikap petani ter-
hadap KUD dengan kemantapan hubungan melembaga dengan KUD,
dikarenakan adanya ,keselarasan antara kecenderungan petani
yang bersumber dari pemikiran / keyakinan, perasaan dan ke-
hendak terhadap KUD dengan penyediaan pelayanan KUD sebagai
obyek sikap yang mengandung rangsangan positif, Betapa kuat-
nya kadar hubungan antara kedua peubah tersebut ditunjukk,an
oleh koefisien korelasi seharga 0,48 , yang melalui uji t
serta penghitungan korelasi determinasi, hasilnya mendukung
kebenaran pengujian terhadap hipotesis ketiga. Dari hasil
uji t diketahui bahwa kedua peubah tersebut sangat nyata p'ertautannya .
Data itu meng~ngkapkan~adanya hubungan yang sangat nyata antara sikap petani dan perilakunya dalam wujud pem- bentukan hubungan yang melembaga dengan KUD. Penemuan ini
sesuai dengan teori Krech dan kawan-kawan yang menyatakan, bahwa perbuatan seseorang itu sebagian besar dipengaruhi oleh sikapnya ( 1 9 6 2 : 1 4 6 ) , Namun, sikap petani terhadap KUD sebagai prediktor tersebut di atas bukanlah satu-satunya, Di samping sikap petani terhadap KUD masih terdapat peubah- peubah bebas lainnya sebagai prediktor dalam penelitian ini, Kecuali itu masih ada pula peubah-peubah bebas lainnya yang mungkin sebagai prediktor dalam penelitian ini dan belum terj angkau.
Tentang adanya faktor-faktor lain yang menyertai
pemunculan sikap menjadi perilaku nyata ( Krech et al.,
1962 : 63 ) dengan jelas ditunjukkan oleh harga koefisien
detenninasi sebesar 0,2304 yang memberi petunjuk, bahwa
hanya 23 persen dari kemantapan hubungan yang melembaga
antara KUD dan kelompok tani dapat dijelaskan oleh sikap
petani, sedangkan yang lain disebabkan oleh faktor-faktor
kebutuhan dan kondisi situasional yang berlangsung secara
serentak, Namun secara sendiri-sendiri dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan prakondisi bagi pemunculan perilaku
nyata,
3.3, Hipotesis keempat dan kelima
*
Hipotesis keempat yang menyatakan : " jika penilaian petani terhadap peranan kepeminlpinan formal dalam mengarah- kan ke KUD semakin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD se,makin positif ", dan hipotesis kelima yang berbunyi :
jika penilaian petani terhadap dukungan kepemimpinan in- formal dalam mengarahkan ke KUD semakin tinggi, diduga si- kap petani terhadap KUD semakin positif ", ternyata kedua hipotesis itu diterima,
Kepemimpinan formal dan informal merupakan dua jenis kepemimp inan yang berbeda sumber kekuasaan dan pengaruhnya, berbeda pula dalam ha1 hubungan pemimpin - pengikut, dan lagi berbeda dalam orientasi pada kepentingan atas desa dan pada kepentingan rakyat yang dipimpinnya. Kepemimpinan for- mal adalah kepemimpinan yang kekuasaannya sebagai sumber pengaruh berasal dari jabatan dan pengaruh pribadi, yang
7
dibebani tugas serta tanggungjawab dan di dalam pelaksanaan-
nya dibantu oleh beberapa staf atau pembantu, Kekuasaan ke-
pemimpinan informal bersumber dari pengaruh pribadinya, ti-
dak diatur dalam struktur organisasi dan tidak dibebani tu-
gas serta tanggungjawab yang jelas. Meskipun demikian, da-
lam penelitian ini masing-masing menunjukkan adanya korelasi
positif dengan sikap petani terhadap KUDO
Dengan komunikasi melalui saluran birokrasi kepe-
*
mimpinan formal ternyata mampu menumbuhkan sikap petani terhadap KUD dengan koef isien korelasi sebesar 0.41. Per- tautan antara dua peubah tersebut terbukti mempunyai kadar hubungan yang sangat nyata melalui uji t o Sedangkan kepe- mimpinan informal, karena dalam banyak ha1 komunikasi se- bagai sarana melaksanakan kepemimpinan dilakukan secara
langsung oleh pemimpin informal yang bersangkutan dengan anggota-anggota kelompok tani yang kebetulan berada di da- lam jangkauan pengaruhnya dan berakar kuat dalam kehidupan mereka, ternyata mampu menumbuhkan sikap petani terhadap KUD. Hubungan itu ditunjukkan oleh koefisien korelasi se- besar 0.38, Pertautan antara kepemimpinan informal dan si- kap petani terhadap KUD tersebut terbukti juga mempunyai kadar hubungan yang sangat nyata sebagaimana ditunjukkan
oleh hasil uji t o
*
3.4. Hipotesis keenam dan ketujuh
Hipotesis keenam yang mengatakan : " jika penilaian petani terhadap keteladanan kepemimpinan Kontak Tani turut berpartisipasi dalam kegiatan KUD semakin tinggi, diduga
sikap petani terhadap KUD semakin positif ", dan hipotesis
ketujuh yang berbunyi : " jika penilaian petani terhadap pehbtnaan PPL yang mengarah kepada kerjasama dengan KUD se- makin tinggi, diduga sikap petani terhadap KUD semakin po-
\
sitif ", ternyata kedua hipotesis tersebut diterima.
Penyuluhan pertanian dapat berlangsung karena adanya kerjasama antara petani, PPL dan Kontak Tani, Dalam mengarah- kan kegiatan penyuluhan pertanian agar petani mampu dan mau menerapkan teknologi baru secara koperatif dalam usaha tani
dengan wadah kelompok tani dalam rangka pengembangan KUD, Kontak Tani dan PPL mempunyai tugas masing-masing yaitu mengarahkan petani agar mau menjadi anggota KUD dan berpar-
tisipasi aktif dalam kegiatan usaha KUDO
Dengan pengarahan yang disertai keteladanan, Kontak Tani mampu menumbuhkan sikap petani terhadap KUD, sebagai- mana ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,41. Per-
tautan antara dua peubah tersebut yaitu kepemimpinan Kontak Tani dan sikap terhadap KUD terbukti mempunyai kadar hubungan yang sangat nyata, seperti terlihat dari hasil uji t o
Peranan Kontak Tani dalam mengarahkan anggotanya ke
KUD akan dapat dilaksanakan dengan perhatian yang lebih be-
sar, sekiranya kepemimpinan Kontak Tani tidak berada di ta-
ngan Kepala Dukuho Dalam penelitian ini dari 21 Kontak Tani
dijumpai sebanyak 12 orang Kontak Tani yang dirangkap oleh
Kepala Dukuh.
Sementara itu ketrampilan PPL, berupa penguasaan ma-
b
teri teknologi pertanian dan kemampuan untuk menyajikan di dalam proses penyuluhan, yang diperoleh secara teratur dan terus menerus melalui latihan, ternyata mampu menumbuhkan sikap petani terhadap KUD seperti terlihat pada koefisien korelasinya sebesar 0039,
Pertautan antara ketrampilan PPL dan sikap petani terhadap KUD terbukti mempunyai kadar hubungan yang sangat nyata, seperti terlihat pada hasil uji t o Peranan PPL dalam mengarahkan anggota kelompok tani untuk berpartisipasi se- cara koperatif dalam rangka pengembangan KUD akan lebih efektif, sekiranya semua PPL berdomisili di tempat tugas.
Dengan demikian papan yang bertuliskan " DI S I N 1 TEMPAT TINGGAL PPL " akan dapat berfungsi secara lebih efektif,
dalam arti pelayanan PPL dapat ditingkatkan dan dimanfaat- kan ,
7
3,5, Hipotesis kedelapan yang berbunyi : " Faktor-
faktor kepemimpinan KUD, sikap petani terhadap KUD, kepe- mimpinan formal, kepemimpinan informal, kepemimpinan Kontak
Tani, dan ketrampilan PPL merupakan prediktor terhadap ke- mantapan hubungan yang bersifat melembaga antara kelompok
tani dan KUD ", ternyata diterima,
Dari pengujian hipotesis melalui uji keberartian
tiap-tiap koefisien regresi dengan uji t diperoleh hasil,
bahwa keberartian koefisien-koefisien regresi bl , bp dan
6
b6 memberikan kontribusi sangat nyata, kontribusi b4 dan b5 nyata, sedangkan kontribusi bg Qidak nyata terhadap setiap perubahan Y sehingga peranannya belum dapat diperhitungkan, Hasil pengujian hipotesis itu terdapat beberapa ha1 yang me- narik perhatian, Pertama, mengenai koefisien regresi b yang
3 menurut pengujian, keberartiannya tidak nyata, Keadaan ini
tidak dapat diartikan bahwa kepemimpinan formal tidak membe- rikan kontribusi sama sekali dalam pembentukan melembaga an- tara kelompok tani dan KUD, Dari analisis korelasi serta pengujian dengan uji t dapat diketahui bahwa antara kepemim- pinan formal dan sikap petani terhadap KUD terdapat hubungan yang nyata, Hasil penghitungan koefisien determinasinya mem- berikan gambaran, bahwa hubungan antara kedua peubah terse- but sangat berarti, Sehingga dapat dinyatakan bahwa kepemim- pinan formal merupakan prakondisi bagi pembentukan sikap pe- tani terhadap KUDO '
Kedua, mengenai koefisien regresi b6 yang berdasarkan pengu- jian dengan uji t menunjukkan keberartian yang sangat nyata, meskipun PPL yang bertugas membina kelompok tani di Kalasan
dan Minggir 11, keduanya berdomisili di luar wilayah kerja-
nya, yaitu PPL yang bertugas di Kalasan berdomisili di Ke-
camatan Moyudan dan PPL yang bertugas di Minggir I1 domisi-
linya di Kecamatan Berbah, Keadaan semacam ini patut menda-
pat perhatian serta tindak lanjutnya.
*
Ketiga, mengenai koefisien regresi b5 yang berdasarkan peng- ujian yang mencakup seluruh KUD, hasilnya menunjukkan ke- berartian yang nyata, meskipun kepemimpinan Kontak Tani ada yang dirangkap oleh Kepala Dukuh, yang sehari-hari sudah si- buk dengan tugas utamanya, Berhubung dengan keadaan semacam ini pantas ada pemikiran untuk perbaikannya.
4. Profil Koperasi Unit Desa
Hasil penelitian lainnya yang penting untuk dikemuka- kan yaitu gambaran mengenai profil KUD yang diharapkan dan KUD menurut keadaan senyatanya. Profil KUD yang diharapkan dapat dilihat dari segi peranan dan status kemandiriannya.
4-1, Koperasi Unit Desa adalah suatu model pembinaan
Koperasi Indonesia melalui bimbingan, pengawasan, dan per-
lindungan dengan disertai berbagai fasilitas diarahkan un-
tuk menjadi koperas'i yang berperan ganda, Di satu pihak di-
harapkan dapat berperan sebagai wahana untuk meningkatkan
kesejahteraan serta taraf hidup anggota dan masyarakat desa,
di pihak yang lain berperan sebagai wahana untuk mensukses-
kan program pembangunan yang direncanakan oleh Pemerintah,
Dengan perkataan lain, tujuan pembinaan KUD oleh Pemerintah
yaitu menjadikan KUD sebagai koperasi yang berswadaya dan
mandiri yang dimiliki serta diatur oleh dan untuk warga
desa sendiri, sekaligus pada waktu yang bersamaan menjadi
4
alat kebijaksanaan Pemerintah untuk tujuan pembangunan na-
sional , I
Sebagai upaya untuk memampukan KUD menjadi organisasi ekonomi yang berswadaya, mandiri dan mampu menolong diri sendiri, Pemerintah menempuh pendekatan rbelalui tiga tahapan berikut ini :
Tahap pertama, pemberian bimbingan dan penyuluhan untuk men- ciptakan iklim dan kondisi bagi pertumbuhan dan perkembangan KUD dengan disertai berbagai fasilitas, bantuan usaha, dan permodalan. Dalam pembinaan ini Pemerintah terlibat secara langsung dalam pengendalian organisasi dan kegiatan usaha, Tahap kedua, pembinaan dan pengembangan KUD diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan dan kekuatannya melalui pengembangan usaha yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pokok, perluasan peranserta anggota, terutama penghimpunan modal sendiri melalui berbagai simpanan dan tabungan, sehingga mengurangi ketergantungan KUD pada bantuan pihak luar, khu-
susnya Pemerintah.
Tahap terakhir, KUD diharapkan sudah berkembang mantap men-
jadi organisasi perekonomian masyarakat pedesaan yang man-
diri dan berswadaya, mampu menolong diri sendiri dengan me-
nyelenggarakan kegiatan usaha yang dapat melayani kebutuhan
anggota dengan kekuatan permodalan sendiri secara memadai,
Dalam rangka mengefektifkan peranan KUD sebagai alat
*
kebijaksanaan Pemerintah, program KUD dikembangkan serta dimantapkan dengan dilandasi Imtruksi Presiden, secara ber- turut-turut mulai dari Inpres Nomor 4 tahun 1973, Inpres Nomor 2 tahun 1978, dan Inpres Nomor 4 tahun 1984, yang masing-masing dilengkapi dengan peraturan dan petunjuk pe-
laksanaannya.
Mula-mula BUUD / KUD ditumbuhkan dengan peranan se- bagai pendukung program Bimas dalam rangka peningkatan pro- duksi pangan, Wilayah kerjanya ditetapkan berdasarkan poten- si komoditi yaitu areal sawah seluas antara 600 - 1000 ha
yang terletak dalam satu wilayah Kecamatan atau lebih dalam satu Kabupaten, Pada masa pengembangan itu berperan sebagai koperasi pertanian aneka usaha.
Kemudian KUD dikembangkan dengan peranan sebagai ko- perasi pedesaan serba usaha yang melakukan berbagai kegiatan ekonomi atas seluruh potensi yang ada dalam satu wilayah Kecamatan.
Dalam tahap pengembangan berikutnya, peranan KUD le-
bih dipertegas lagi yaitu sebagai koperasi serba usaha yang
memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian pedesaan,
menyediakan pelayanan berbagai barang dan jasa mulai dari
produksi sampai pemasarannya. Wilayah kerjanya meliputi
satu atau.sekelompok desa dalam satu wilayah Kecamatan, de-
ngan kemungkinan dalam satu Kecamatan dapat didirikan satu
~ ~ ~ ~ a t a u lebih,
4.2. Profil KUD dapat juda dilihat dari segi perleng- kapan organisasinya yaitu Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam KUD berwenang membuat keputusan-keputusan yang harus dilaksanakan oleh Pengurub, Badan Pemeriksa dan anggota KUDO Rapat Anggota Tahunan harus diselenggarakan oleh KUD setiap tutup tahun buku. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota da- lam Rapat Anggota dan memenuhi persyaratan yang telah ditetap- kan dalam Anggaran 'Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KUD yang bersangkutan, Pengurus bertugas melaksanakan keputusan Rapat Anggota, baik yang mengenai bidang organisasi, usaha, maupun pelayanan dan peningkatan kesejahteraan anggota. Badan Peme- riksa dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Anggaran
7
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KUD yang bersangkutan. Badan Pemeriksa bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan organisasl dan usaha KUD yang dijalankan oleh Pengurus, Ma- najer dan Karyawan KUDO Pengurus dan Badan Pemeriksa harus membuat program kerja dan dilaksanakan serta dipertanggung- jawabkan kepada Rapat Anggota.
4 , 3 . Unsur lain yang dapat memberikan gambaran tentang
profil KUD yaitu unsur keanggotaan dan peransertanya, khu-
susnya dalam penghimpunan modal, KUD adalah suatu koperasi
4
yang merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal, KUD adalah milik para anggota sendiri yang pada da-
sarnya harus diatur serta diurus sesuai dengan keinginari para anggota. Karena itu segala kegiatan KUD h a m s dida- sarkan atas kesadaran para anggota, termasuk peranserta- nya dalam upaya penghimpunan modal, sebagai ungkapan si- kap mandiri dan menolong diri sendiri dalam bentuk berba- gai simpanan, Sehubungan dengan itu tu'juan KUD h a m s
benar-benar merupakan kepentingan bersama bagi para anggo- tanya, yang pencapaiannya harus berdasarkan karya dan
jasa yang disumbangkan oleh setiap anggota. Besar-kecilnya karya dan jasa h a m s diceminkan dalam pembagian sisa dari hasil usaha. Keanggotaan KUD bersifat sukarela, yang me- ngandung pengertian bahwa setiap orang yang masuk menjadi anggota h a m s berdasarkan kesadaran dan keyakinan untuk secara aktif turut'di dalam dan dengan KUD bertekad untuk memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat,
4.4. Peranan KUD dalam kegiatan perekonomian pedesaan
sebagai suatu aspek yang menggambarkan profil KUDO Sasar-
an pembinaan dan pengembangan KUD terutama diarahkan agar
KUD dapat memegang peranan utama dalam kegiatan perekono-
mian pedesaan, khususnya di sektor pertanian yang meli-
Puti pertanian pangan, peternakan, perikanan, perkebunani
4
penyaluran kebutuhan pokok masyarakat pedesaan terutama pangan, sandang dan papani be=bagai jasa yang antara lain mencakup perkreditan, simpan-pinjam, angkutan, listrik pedesaan; industri kecil dan kerajinan rakyat, dan lain- lain bidang usaha sesuai kemampuan KUD dan kebutuhan ma- syarakat setempat. Selai'n yang tersebut di atas KUD menye- lenggarakan kegiatan pelayanan berupa penyediaan dan penya- luran sarana-sarana produksi, pengolahan dan pemasaran
hasil-hasil produksi melalui kerjasama antara KUD dan badan-badan usaha lainnya,
4 . 5 . Manajer Koperasi Unit Desa dapat dilihat sebagai salah satu unsur yang mencerminkan profil KUD, Hal ini
mengingat bahwa kedudukan dan fungsi Manajer adalah pelak- sana sebagian tugas Pengurus di bidang usaha yang diang- kat oleh dan bertanggungjawab kepada Pengurus, Dengan di-
,
bantu oleh karyawan, Manaj er melaksanakan tugas pengelola-
an usaha yang meliputi beberapa bidang, antara lain penge-
lolaan produksi, pemasaran, keuangan, pergudangan, jasa
angkutan dan sebagainya, Untuk pengangkatan Manajer bila-
mana tidak dapat diperoleh dari dalam lingkungan KUD sen-
diri, maka dapat dimintakan untuk diangkat sebagai Manajer
tenaga Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen KO-
perasi dan instansi lain di luar Departemen Koperasi yang memenuhi syarat kemampuan dan ketrampilan sebagai tenaga *
yang diperbantukan kepada KUDA Demikianlah gambaran menge- nai profil KUD yang diharapkan,
4.1.1. Profil KUD yang menurut keadaan senyatanya dilukiskan dengan data penelitian sebagai berikut :
Peranan ganda KUD sebagqimana telah disebutkan dalam urai- an terdahulu, ternyata masih dapat ditemukan dalam peneli- tian ini. Pertama, peranan KUD sebagai wahana untuk men- sukseskan program pembangunan yang direncanakan oleh Ps- merintah diungkapkan oleh data berikut ini :
- Program pengadaan pangan dilaksanakan oleh semua KUD yang diteliti, kecuali KUD Kalasan dan KUD Pakem.
- Program Tebu Rakyat Intensifikasi ( TRI ) dilaksana- kan oleh semua KUD yang diteliti, kecuali KUD Tempel.
- Program Listrik Masuk Desa ( LMD ) dilaksanakan oleh semua KUD yang diteliti,
- Program Pelayanan Kredit Candak Kulak ( KCK ) dilak- sanakan oleh semua KUD yang diteliti, kecuali KUD Kalasan.
- Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi di*
laksanakan oleh semua KUD yang diteliti.
- Penggilingan gabah dengan RMU dilaksanakan oleh se-
mua KUD yang diteliti, kecuali KUD Depok dan KUD Gam- ping .
Bersamaan waktunya dengan pelaksanaan peranan ter- sebut di atas, dilaksanakan pula peranan KUD sebagai wa- hana untuk meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup
anggota dan masyarakat setempat, Pelaksanaan peran yang dimaksud dapat diikuti dengan rnemperhatikan data hasil penelitian yang memberikan gambaran, bahwa masing-masing KUD menyelenggarakan kegiatan pelayanan khususnya yang mampu dilaksanakan serta mampu memenuhi kebutuhan anggota
dan masyarakat setempat seperti rincian berikut ini :
- KUD Sleman menyelenggarakan pelayanan jasa angkutan, penyaluran gula pasir dan usaha ternak ayam,
- KUD Kalasan tidak melaksanakan program pelayanan sen- diri, yang bukan program Pemerintah.
- KUD Depok menyelenggarakan pelayanan berupa penyalur-
*
an gula pasir dan terigu.
- KUD Tempe1 menyelenggarakan usaha tembakau, penya- luran minyak tanah dan gula pasir,
- KUD Pakem rnenyelenggarakan pertokoan,
- KUD Gamping menyelenggarakan pelayanan jasa angkutan, Warung Serba Ada, Fotocopy, dan kredit sapi perah.
- KUD Moyudan menyelenggarakan usaha pertenunan dan
pande besi.
4
- KUD Seyegan menyelenggarakan usaha menjahit pakaian
dan bordir. I\
- KUD Minggir I1 menyelenggarakan jasa angkutan dan penyaluran gula pasir,
Itulah gambaran mengenai pelaksanaan peranan ganda KUD, baik sebagai alat k~bijaksanaan Pemerintah untuk tu- juan pembangunan maupun sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup anggota dan masyarakat pedesaan setem- pat.
Selanjutnya berikut ini adalah gambaran KUD yang telah dibina dan dikembangkan oleh Pemerintah melalui tiga tahapan pengembangan, agar menjadi koperasi yang mandiri, berswadaya mampu menolong diri sendiri. Hasil pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah selama ini, sejak berdirinya KUD sampai saat penelitian ini di- lakukan, nampaknya ' sasaran pembinaan untuk menj adikan KUD yang sungguh-sungguh mandiri, bsrswadaya mampu menolong diri sendiri belum tercapai sebagaimana diharapkan. Per- nyataan ini didukung oleh data yang menunjukkan, bahwa masih terdapat adanya turun tangan P-erintah di dalam ke- hidupan KUD dalam bentuk pengaturan yang dituangkan dalam
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1984 tanggal 24 Maret 1984.
Secara jelas disebutkan di dalam Inpres tersebut, bahwa
* .
Pemerintah masih menyediakan bantuan fasilitas permodalan serta sarana yang memadai untuk meningkatkgn pelayanan bagi anggota KUD dan masyarakat pedesaan setempat, Hal itu menunjukkan masih adanya ketergant~n~an KUD pada pihak luar, dalam ha1 ini Pemerintah, Di samping itu dengan ada- nya penempatan Manajer-manajer yang berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil untuk diperbantukan di semua KUD yang diteliti sejak tahun 1983, memberi petunjuk pula bahwa KUD yang bersangkutan belum mampu mandiri, khusus- nya dalam ha1 penyediaan tenaga yang mampu mengelola bi- dang usaha.
Peranan KUD sebagai alat kebijaksanaan Pemerintah untuk tujuan pembangunan yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan ekonomi pedesaan telah dilaksanakan dengan peman-
tapan program melalui pendekatan wilayah kerja, Pendekat-
,
an wilayah kerja yang semula ditempuh adalah pendekatan wilayah berdasarkan potensi komoditi tertentu ( padi ) .
Peranan KUD pada waktu itu sehagai Koperasi Pertanian
Aneka Usaha ( Inpres nomor 4 tahun 1973 ) . Pendekatan ter-
sebut kemudian dinyatakan tidak menguntungkan petani, ka-
rena bagi petani yang kebetulan mempunyai lebih dari satu
kegiatan usaha, mereka direpotkan berurusan dengan pela-
yanan d a r i berbagai koperasi. Karena i t u pendekatan t e r s e -
*
but ditinggalkan dan d i g a n t i dengan wilayah a d m i n i s t r a s i yang memiliki berbagai potensi'kkonomi. Peranan KUD ber- g a n t i menjadi Koperasi Desa Serba Usaha, yang b e r a r t i fung- s i KUD d i p e r l u a s dengan menyediakan pelayanan untuk berba- g a i kegiatan ekonomi bagi masyarakat pedesaan ( Bustanil
Pemantapan KUD berdasarkan Inpres nomor 4 tahun 1984 sebenarnya merupakan penegasan d a r i tahapan sebelumnya, y a i t u diarahkan untuk menj adikan KUD sebagai pusat pelayan- an kegiatan ekonomi d i pedesaan yang merupakan bagian d a r i pembangunan nasional, yang dibina dan dikembangkan secara terpadu melalui l i n t a s s e k t o r a l , Pada waktu p e n e l i t i a n i n i dilakukan, program pengembangan i n i belum dilaksanakan d i daerah p e n e l i t i a n . Laporan tutup tahun buku 1984 yang d i - sampaikan kepada Rapat Anggota Tahunan yang diselenggara- kan a n t a r a bulan ~ k b r u a r i dan Mei 1985 menyajikan pertang- gungjawaban kegiatan KUD berdasar Inpres nomor 2 tahun 1978.
Sebagai a k i b a t d a r i adanya perubahan pendekatan,
d a r i pendekatan j e n i s komoditi ( padi ) menjadi pendekatan
wilayah a d m i n i s t r a s i dengan berbagai potensi ekonomi, d i
Kabupaten Sleman terdapat beberapa KUD yang belum menyesuai-
kan wilayah kerjanya, a n t a r a l a i n KUD Tempe1 yang wilayah
kerjanya mencakup Desa Caturharjo dari Wilayah Kecamatan Sle~an, Keadaan itu belum disesuaikan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmig~si dan Koperasi ( Kep-34/
Men/1978 ) sebagai peraturan pelaksanaan Inpres Nomor 2 tahun 1978, yang menyatakan bahwa wilayah kerja BUUD / KUD pola lama sebagaimana diatur dalam Inpres nomor 4 tahun 1973 h a m s disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, Ke- adaan itu menimbulkan masalah pada waktu penagihan tunggakan kredit Bimas dan pelayanan Listrik Masuk Desa, Hal itu me- rupakan suatu keadaan yang perlu segera dibenahi, karena mengganggu tertib administrasi dan menyulitkan koordinasi,
4.2.1, Berfungsinya alat perlengkapan organisasi KUD mencerminkan sebagian dari gambaran tentang profil KUD se- nyatanya ,
- Dari sembilan KUD yang diteliti terdapat satu yang menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) 1984 pada bulan Januari 1985 yaitu KUD Seyegan, tujuh KUD menyelengga- rakannya pada bulan Pebruari 1985 yaitu KUD Sleman, Depok, Tempel, Pakem, Gamping, Moyudan, Jan Xinggir 11. Sedangkan KUD Kalasan menyelenggarakan RAT 1984 pada bulan Mei 1985,
- Kegiatan Pengurus antara lain diceminkan oleh banyak- nya program kerja yang telah dilaksanakan. KUD Minggir I1
telah melaksanakan 40 persen dari programnya, KUD Kalasan,
Depok, Tempel, Pakem, Gamping, Moyudan telah melaksanakan 60-75 persen dari programnya. KUD Sleman telah melaksana- kan 80 persen dan KUD Seyegan 90 persen,
Kegiatan pengurus dalam membuat Laporan Bulanan yang ha- rus dilaksanakan dalam satu tahun dilaksanakan oleh KUD Minggir I1 50 persen, .KUD Kalasan, Gamping, Depok dan Pa- kem masing-masing 75 persen, dan KUD Sleman, Tempel, Mo- yudan dan Seyegan masing-masing 100 persen.
- Kegiatan Badan Pemeriksa mengenai tugas pemeriksaan rutin telah dilaksanakan 50 persen di KUD Kalasan, 75 per-
sen di KUD Depok, Seyegan, Tempel, 100 persen di KUD Pa- kem, Gamping, Minggir 11, dan Moyudan, Pemeriksaan secara mendadak telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa KUD Moyudan satu kali, Badan Pemeriksa KUD Depok, KUD Pakem, KUD Gam- ping, KUD Seyegan, dan KUD Sleman, masing-masing dua kali.
Sedangkan KUD Kalasan, Minggir I1 dan Tempe1 belum pernah
,
melakukan pemeriksaan mendadak.
4.3.1. Unsur keanggotaan dan peransertanya yang mencer- minkan profil KUD senyatanya dapat diungkapkan seperti
berikut ini :
Keanggotaan dan peranserta yang merupakan dasar dan seka-
ligus sumber hidupnya yang pokok bagi KUD, di dalam ha1
ini di Kabupaten Sleman, memberikan gambaran bahwa dari
75,4 subyek contoh selaku responden ternyata yang menjadi anggota KUD sebanyak 258 orang atau 34 persen. Jika di- perinci menurut tingkat pendidikannya, dari 258 orang KUD tersebut yang tidak pernah bersekolah sampai dengan tidak tamat SLTP terdapat 183 orang, sedangkan selebihnya 75 orang tamat SLTP ke atas dan seorang di antaranya tamat dari IKIP Yogyakarta. Mengingat karena segala kegiatan KUD harus didasarkan atas kesadaran para anggota, terma- suk peransertanya dalam penghimpunan modal sebagai ung- kapan sikap mandiri, gambaran yang ditampilkan memberikan keterangan bahwa dari KUD yang diteliti terdapat sekitar 80 persen anggota KUD telah melunasi simpanan wajib, pada saat penelitian ini dilakukan, dan kira-kira 27 persen anggota telah membayar simpanan sukarela, Data tersebut memberikan gambaran tentang potensi anggota sebagai pen- cerminan kemampuan dalam arti ekonomi dan edukatif yang
?
ada implikasinya dengan prinsip koperasi mengenai kesuka-
relaan dan keterbukaan bagi anggota KUD. Keanggotaan KUD
yang bersifat sukarela mengandung pengertian, bahwa se-
tiap orang yang masuk menjadi anggota h a m s berdasarkan
kesadaran dan keyakinan untuk turut aktif di dalam dan
dengan KUD untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, De-
ngan lain perkataan sifat kesukarelaan hendaknya diarti-
kan sebagai kesempatan yang dapat diperoleh tanpa pembe-
4
daan apapun bagi semua orang yang dapat dan mampu memper- oleh manfaat dari KUD, sekaligds bersedia menerima dan memikul tanggung j awabnya selaku anggota.
4 . 4 . 1 . Aspek lain lagi yang dapat dilihat sebagai sesuatu
yang memberikan gambaran mengenai profil KUD yaitu kegiat- an usaha sebagai pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat pedesaan setempat, Kegiatan usaha ini merupakan sisi lain dari pada kegiatan usaha yang di- laksanakan oleh KUD sebagai wahana untuk mensukseskan program pembangunan yang direncanakan dari Pemerintah, Dalam upaya memenuhi harapan Pemerintah selaku pembinanya, KUD sekaligus melakukan kegiatan usaha untuk menjadikan
dirinya sebagai organisasi ekonomi pedesaan yang mandiri, diatur dan diurus sendiri bagi kepentingan anggotanya, Da- lam kegiatannya KUD menyediakan pelayanan khusus sesuai
7
dengan kemampuan dan dapat dilaksanakan serta mampu
pula memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat setempat,
Dari sembilan KUD yang diteliti berhasil diketahui bahwa
delapan di antaranya telah menyediakan pelayanan yang bu-
kan merupakan program Pemerintah, kecuali KUD Kalasan,
Bentuk pelayanan tersebut antara lain berupa penyediaan
jasa angkutan, Warung Serba Ada, usaha ternak ayam, pande
besi, pertenunan, fotocopy dan masih ada penyediaan pela- yarian lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
4 , 5 , 1 , Mengingat kedudukan dan fungsinya, maka Mana-
jer KUD dapat dilihat sebagai salah satu unsur yang mencer- minkan profil KUDO Manajer sebagai pelaksana sebagian tugas Pengurus di bidang pengelolaan usaha diangkat oleh dan ber- tanggungjawab kepada Pengurus demi kelancaran usaha dalam membantu Pengurus menyelesaikan tugas-tugasnya dengan le- bih baik, Karena tugas dan tanggungjawab Manajer begitu luas antara lain mengenai perencanaan dan pelaksanaan usaha yang mencakup bidang-bidang produksi, pergudangan, pemasar- an, kepegawaian, keuangan, pengawasan dan laporan, maka diperlukan tenaga Manajer yang memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang memadai, Untuk alasan dan kepentingan itu-
lah di semua KUD yang diteliti ditempatkan dan dipekerjakan Manajer yang berkedudukan Pegawai Negeri Sipil sejak tahun
1983. Namun demikian di empat KUD yaitu Kalasan, Depok,
Sleman dan Moyudan, Manajer yang berasal dari Pegawai
Negeri Sipil itu masih diperbantukan kepada Manajer yang
berasal dari KUD yang bersangkutan, Mereka merasa bahwa
dengan Manajer yang berasal dari lingkungan KUD-nya sen-
diri, tugas pengelolaan bidang usaha dapat dilaksanakan
dengan beres, Demikianlah gambaran mengenai profil KUD yang
senyatanya.
+
Jika kedua gambaran mengenai profil KUD sebagaimana telah dikemukakan itu dipelaj aei, tampak adanya kesenj ang- an antara harapan dan kenyataan, Kesenjangan yang dimaksud yaitu suatu keadaan, di mana terdapat jarak atau celah
yang membatasi antara keadaan KUD yang diharapkan dan keadaan KUD senyatanya, dalam wujud belum tercapainya kemandirian KUD yang menjadi sasaran pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah selama ini,
Cukup banyak data sebagai penunjuk bahwa KUD belum mandiri, antara lain masih terdapatnya keadaan yang membe- ri kesan, bahwa KUD masih tergantung pada pihak luar, da- lam ha1 ini Pemerintah, KUD masih dibina dan diatur oleh Pemerintah dengan disertai berbagai bantuan dan fasili- tas, termasuk permodalan, Demikian juga terdapat bantuan ketenagaan dari Pemerintah yang berupa Manajer dengan ke-
dudukan sebagai ~eg'awai Negeri Sipil. Meskipun di dalam prakteknya, empat Manajer yang diperbantukan di KUD Kala- san, Depok, Sleman, dan Moyudan tidak diberikan kedudukan dan tugas selaku Manaj er penuh, tetapi masih diperbantukan kepada Manajer lama yang berasal dari lingkungan KUD sen-
diri.
Selain turun tangannya Pemerintah dalam pembinaan
dan pengembangan KUD sebagai faktor luar, terdapat juga faktor dalam organisasi KUD yang bertautan dengan' ter- capainya kemandiriannya, Faktok-faktor dalam tersebut an-
tara lain yaitu kurang efektffnya fungsi alat perlengkap- an organisasi terutama Pengurus, bidang kegiatan usaha, permodalan, dan keanggotaan KUDO
Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) merupakan pentas
( 'forum ) yang sangat penting, cii mana Pengurus dan Badan
7
Pemeriksa menyampaikan laporan dan pertanggung j awaban mengenai pelaksanaan keputusan RAT yang diambil dalam RAT sebelumnya, Penyelenggaraan RAT yang dilaksanakan oleh KUD yang diteliti memberikan kesan, bahwa KUD Seyegan te-
lah memelopori menyelenggarakan RAT secepat mungkin sete- lah tutup tahun buku 1984 yakni pada bulan Januari 1985.
Sedangkan penyelenggaraan RAT oleh KUD lainnya baru dilak- sanakan pada bulan Pebruari 1985, bahkan KUD Kalasan baru melaksanakannya pada bulaa Mei 1985,
Faktor dalam lainnya yang -berkaitan dengan
'tercapainya kemandirian KUD yakni faktor Pengurus, Mengi-
ngat bahwa tugas utama Pengurus adalah melaksanakan kepu-
tusan Rapat Anggota mengenai bidang organisasi dan usaha,
maka keefektifan Pengurus, berpaut dengan kemantapan
perkembangan KUD yang bersangkutan. Ditinjau dari upaya
untuk mencapai kemandiriannya, keefektifan Pengurus dapat
b
dilihat dari ada atau tidak adanya Pengurus yang merangkap selaku pelaksana. Dari sembilah KUD yang diteliti terdapat enam KUD yang Pengurusnya ada yang merangkap sebagai pe- laksana sebanyak dua atau tiga orang dari keanggotaan Peng- urus yang berjumlah tujuh atau sembilan orang, Sedangkan tiga KUD yaitu Sleman, Seyegan dan Gamping tidak terdapat seorangpun yang merangkap selaku pelaksana, Ditilik dari program kerja Pengurus yang h a m s dilaksanakan dalam ta- hun buku 1984, ternyata belum ada satu KUD pun yang telah melaksanakan seluruh programnya. KUD Sleman dan Seyegan
telah melaksanakan 80-90 persen, sedangkan KUD lainnya, baru melaksanakan 60-75 persen dari programnya, Dalam ha1 pembuatan laporan bulanan yang berisi pertanggungjawaban atas kegiatan bulan yang bersangkutan dan merupakan bagian dari laporan tahunan, selalu dikerjakan oleh KUD Sleman, Seyegan, Tempe1 dan Moyudan,
Badan Pemeriksa sebagai alat perlengkapan organi-
sasi yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata ke-
hidupan KUD, termasuk pembinaan organisasi dan kegiatan
usaha serta pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus, merupakan
faktor pendukung bagi pencapaian kemandirian KUDO Salah
satu bentuk pemerfksaan yang efektif yaitu pemeriksaan
yang dilakukan secara mendadak. Dalam ha1 ini terdapat se-
*
banyak enam KUD yang telah dua kali mengadakan pemeriksaan mendadak, kecuali KUD Moyudan yang hanya satu kali, Sedang- \
kan tiga KUD lainnya yaitu KUD Kalasan, Minggir I1 dan Tempe1 belum pernah melakukannya,
Meskipun permodalan itu bukan faktor yang diutama- kan di dalam KUD, karena KUD itu kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal, namun pentingnya permodalan sangat berarti bagi pencapaian kemandirian sesuatu koperasi, da-
lam ha1 ini KUD. Dari KUD yang diteliti ternyata kira-kira 80 persen anggota KUD telah melunasi simpanan wajib dan 27 persen anggota telah membayar simpanan sukarela,
Salah satu pe tunjuk yang menyatakan bahwa sesuatu KUD itu telah mandiri yaitu semua kegiatan usaha pelayanan kepada anggota dan masyarakat tanpa kecualinya direncana- kan, dibiayai dan diurus sendiri tanpa campur tangan atau
,
keterlibatan dari pihak luar. Dari KUD yang diteliti ter- nyata kesemuanya dalam batas-batas kemampuan dan disesuai- kan dengan kebutuhan anggota dan masyarakat yang dilayani,
telah melakukan kegiatan usaha sendiri, dengan pengertian
KUD Kalasan belum melaksanakannya, Dengan gambaran ini ti-
dak berarti bahwa kedelapan KUD tersebut telah mandiri.
Faktor dalam lainnya yang berhubungan dengan keman-
*
dirian KUD yaitu keanggotaan dan peransertanya, karena keanggotaan itu merupakan sumbdr kehidupan yang pokok dan peransertanya yang menggerakkan kehidupan itu,
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 754 subyek contoh selaku responden ternyata hanya 258 orang atau 34 persen yang menjadi anggota KUD. Di antara 258 orang yang menjadi anggota KUD terdapat sebanyak 183 orang yang tidak bersekolah sampai dengan tidak tamat SLTP, se- dangkan 75 orang selebihnya tamat SLTP ke atas. Selain itu diperoleh gambaran bahwa dari 754 anggota kelompok rani
selaku responden terdapat sebanyak 28 persen yang meman- faatkan pelayanan sarana produksi dari KUD, tujuh persen yang memanfaatkan sarana pengolahan milik KUD, lima persen yang menjual gabah lewat KUDO Selebihnya memanfaatkan pe- layanan dari luar KUD yang menurut mereka lebih mudah da-
$