• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional

Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah Cara Atasan Memimpin dengan Kinerja Bawahan.

Penggunaan definisi operasional (indicator empiric) untuk mengukur konsep, dipakai untuk menjawab permasalahan-permasalahan penelitian. Untuk mengukur suatu konsep, maka harus diukur adalah makna atau konsepsi dari konsep

tersebut, yang harus diungkap lewat definisi yang jelas. Adapun definisi operasional dari setiap variabel adalah :

a) Kinerja :

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan. Kinerja merupakan salah satu indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat

produktivitas yang tinggi dalam suatu instansi atau perusahaan (Sudayat,

2009, h.2).

(2)

b) Cara Atasan Memimpin :

Kouzes dan Posner (2007) meneliti dan mengembangkan lima perilaku kepemimpinan yang didasarkan pada karakteristik kepemimpinan yang dapar dikembangkan dan dilatih. Kelima dimensi diidentifikasi dari data adalah sebagai berikut :

1. Challenging The Process : pemimpin berfokus dalam mencari dan menerima tantangan, mengenali dan mendukung ide-ide inovatif, bereksperimen dengan sistem yang baru dan berani mengambil resiko untuk membawa perubahan.

2. Inspiring The Vision : kemampuan seorang pemimpin untuk membayangkan masa depan dan dengan jelas mengartikulasikan visi kepada orang lain, sehingga mendapatkan dukungan dari bawahannya dan kepercayaan dalam visi.

3. Enabling Others to Act : meliputi konsep-konsep seperti kerjasama tim, kepercayaan, keyakinan dan pemberdayaan.

4. Modelling The Way : pentingnya pemimpin menjadi suatu teladan bagi para bawahannya dan pemimpin bersedia bertindak atas keyakinannya, bukan hanya berbicara mengenai dirinya saja.

5. Encouranging the Heart : meliputi tindakan kecil atau besar oleh seorang pemimpin yang mendorong dan mendukung para bawahannya serta membantu tim merayakan kemenangan. Hal ini merupakan ekspresi perasaan yang tulus.

3.1.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih harus diuji

kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Menurut Nisfiannoor

(2009) hipotesis H

1

terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis tidak berarah

(3)

(nondirectional hypothesis) dan hipotesis berarah (directional hypothesis). Namun, dalam analisis penelitian ini dengan menggunakan SPSS, peneliti menggunakan hipotesis tidak berarah dengan menggunakan “two-tailed”. Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari lima hipotesis, yaitu:

1. H

0

: Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Modelling The Way dengan Kinerja bawahan.

H

1

: Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Modelling The Way dengan Kinerja bawahan.

2. H

0

: Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Inspiring a Shared Vision dengan Kinerja bawahan.

H

1

: Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Inspiring a Shared Vision dengan Kinerja bawahan.

3. H

0

: Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Challenge the Process dengan Kinerja kerja bawahan.

H

1

: Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Challenge the Process dengan Kinerja kerja bawahan.

4. H

0

: Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan memimpin Enable Others to Act dengan Kinerja bawahan.

H

1

: Ada korelasi antara Cara Atasan memimpin Enable Others to Act dengan Kinerja bawahan.

5. H

0

: Tidak Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Encourange the Heart dengan Kinerja bawahan.

H

1

: Ada korelasi antara Cara Atasan Memimpin Encourange the Heart

dengan Kinerja bawahan.

(4)

3.2 Responden Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

A. Populasi

Populasi target adalah sekelompok orang yang mempunyai pengetahuan dan pandangan serta mampu memberikan tanggapan terhadap isi survei. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan–satuan/individu–individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pengestu, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan setingkat manajer/supervisor (orang-orang yang memiliki beberapa bawahan) pada PT. PAS.

B. Sampel

Sampel adalah sebagian data yang diambil dari suatu populasi. Statistik yang dihitung berdasarkan sampel besar (> 30 sampel) akan lebih tepat daripada yang dihitung dari sampel kecil (< 30 sampel). Bila sampel yang diambil jumlahnya kecil maka besar kemungkinan akan diperoleh sampel yang tidak representatif dibandingkan dengan sampel yang diambil dalam jumlah besar. Sampel yang tidak representatif mengandung pengertian sampel tersebut tidak dapat dipercaya.

Sampel yang tidak terpercaya dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat (Nisfiannoor, 2009).

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih

berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk

dijadikan sampel penelitiannya (Istijanto, 2006 dalam Edi, 2011). Penentuan sampel

dengan metode purposive sampling tersebut dilakukan pada 40 orang pimpinan

dengan rentang usia antar 30-60 tahun setingkat manajer PT. PAS bagian Human

Resources & GA Affair.

(5)

3.2.2 Teknik Sampling

Teknik sampling terdiri dari pengambilan sampel secara tidak acak dan acak. Pengambilan sampel secara tidak acak disebut juga sebagai non-random sampling atau non-probability sampling (Mustafa, 2000). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan secara tidak acak atau non-probability sampling.

3.3 Desain Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai cara atasan memipin terhadap kinerja bawahannya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara:

a) Wawancara kepada pihak-pihak terkait. Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya atau berkomunikasi secara langsung dengan responden, maupun pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini dengan tidak terstruktur atau bebas.

b) Memberikan kuesioner kepada pihak yang bersangkutan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan Cara Atasan Memimpin.

c) Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pihak yang bersangkutan. Jawaban atas daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden dibuat dengan menggunakan

skala likert (likert scale), yaitu dengan rentang 1 sampai dengan 5 yang

terdiri dari pernyataan yang favourable (mendukung) dan unfavourable

(tidak mendukung). Tanggapan yang paling positif (sangat sering) diberi nilai

paling tinggi dan tanggapan paling negatif (sangat jarang sekali) diberi nilai

paling rendah (Fuad Mas’ud, 2004).

(6)

Tabel 3.1 Tabel Skala Interval dan Bobot Nilai Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Sering Dilakukan 5

Lebih Banyak Dilakukan 4

Lebih Banyak Tidak Dilakukan 3

Pernah satu atau dua kali Dilakukan 2

Sangat Jarang Dilakukan 1

Jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang diteliti.

Untuk item unfavorable pemberian skor dibalik (awal : 1-5, menjadi 5-1). Selain itu pada setiap variabel yang diuji selalu ditarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan nilai tengah data setelah data-data tersebut diurutkan (median).

3.4 Pengujian Terhadap Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian, peneliti menggunakan alat ukur kuesioner untuk mengukur cara atasan memimpin pada atasan setingkat manajer dan supervisor PT. Pelita Air Service. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2009, dalam Ismail 2012). Pengukuran dalam

penelitian ini menggunakan skala Likert, yang merupakan skala untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

fenomena sosial (Sugiyono 2009, dalam Ismail 2012). Peneliti mengembangkan

alat ukur kepemimpinan adaptasi menurut Kouzes & Posner (2007) dan untuk

mengukur kinerja karyawan, peneliti menggunakan performance appraisal (PA)

yang didapatkan dari data perusahaan.

(7)

3.4.1 Alat Ukur Cara Atasan Memimpin dan Alat Ukur Kinerja Bawahan

Untuk mengukur cara atasan memimpin, peneliti mengembangkan alat ukur kuesioner kepemimpinan dari adaptasi Kouzes & Posner. Kuesioner ini terdiri dari lima dimensi yaitu : (a) Modelling The Way, (b) Inspiring a Shared Vision, (c) Challenge the Process, (d) Enable Others to Act, dan (e) Encourange the Heart.

Setiap dimensi diwakili oleh delapan pernyataan, dua diantaranya adalah pertanyaan unfavorable.(lihat tabel 3.2 dimensi cara atasan kepemimpinan).

Tabel 3.2 Dimensi Cara Atasan Memimpin berdasarkan Kouzes & Posner (blue print pilot)

Dimensi Indikator

Item Pernyataan

Jumlah Item Favourable

Unfavo- rable Modelling

The Way

a) dapat memperjelas nilai-nilai yang digunakan dengan mengeluarkan pendapat

dan saling affirming shared ideals, b) Memberikan contoh

tindakan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang telah

ada.

4, 9, 14, 19, 24, 29

34, 39 8 item

Inspiring a Shared Vision

a) Envision the future dengan membayangkan

kemungkinan-

2, 7, 12, 17, 22, 27

32, 37 8 item

(8)

kemungkinan menarik yang muncul, b) Berbagi aspirasi untuk mengajak orang

lain mencapai visi bersama.

Challenge the Process

a) Mencari peluang dengan mengambil inisiatif dan looking

outward untuk meningkatkan inovasi, b) Bereksperimen dan

mengambil resiko dengan terus menghasilkan kemenangan- kemenangan kecil serta

belajar dai pengalaman yang didapat.

1, 6, 11, 16,21, 26

31, 36 8 item

Enable Others to

Act

a) Membina kolaborasi dengan membangun

kepercayaan dan memfasilitasi

relationship, b) Memperkuat orang

lain dengan

3, 8, 13, 18, 23, 28

33, 38 8 item

(9)

meningkatkan self- determination dan mengembangkan kompetensi yang ada.

Encouran ge the

Heart

, a) Mengenali kontribusi dengan menunjukan penghargaan kepada individu yang unggul, b) Merayakan nilai-nilai

dan kemenangan dengan menciptakan semangat komunitas.

5, 10, 15, 20, 25, 30

35, 40 8 item

Total

40 item pernyataan

Sumber : Diolah oleh Peneliti

Tabel 3.3 Dimensi Cara Atasan Memimpin berdasarkan Kouzes & Posner (blue print field)

Dimensi

Item Pernyataan

Jumlah Item Favourable

Unfavo- rable Modelling

The Way

4, 9, 19, 24, 29

34, 39 7 item

Inspiring a Shared

Vision

2, 7, 12, 17, 22, 27

37 7 item

(10)

Challenge the Process

1, 6, 11, 16, 26

31, 36 7 item

Enable Others to

Act

3, 8, 13, 23, 28

33, 38 7 item

Encourange the Heart

5, 10, 15, 20, 30

35, 40 7 item

Sumber : diolah oleh peneliti

Untuk mengukur kinerja bawahan, peneliti telah menyiapkan di dalam kuesioner berupa lembar skor total penilaian kinerja karyawan (performance

appraisal) yang diisi langsung oleh responden. Dalam bagian ini, responden diminta untuk menuliskan performance appraisal bawahan langsungnya secara spesifik.

Pengisian bagian ini disesuaikan juga dengan jumlah bawahan langsung dalam struktur organisasi. Alat ukur kinerja ini sebelumnya telah diuji secara content validity, yaitu dengan diuji oleh expert judgement.

3.4.2 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu

instrument atau alat pengumpul data dalam mengungkap sesuatu yang menjadi

sasaran pokok pengukuran yang dilakukan. Suatu instrument dikatakan valid, bila

instrument tersebut mampu mengukur apa saja yang harus diukurnya dan mampu

mengungkap apa yang ingin diungkap (Yusrizal, 2008). Uji validitas digunakan

untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam ilmu psikologi

validitas memiliki beberapa konteks, yaitu : (a) Validitas penelitian (research

validity), (b) Validitas soal (item validity), (c) Validitas alat ukur atau tes. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

(11)

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).

Pengujiannya dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika r hitung (corrected item total correlation) > r kritis, maka dinyatakan item

pertanyaan yang diuji valid.

- Jika r hitung (corrected item total correlation) < r kritis, maka dinyatakan item pertanyaan yang diuji tidak valid.

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan telah diuji validitas secara face validity dan content validity. Alat ukur yang diuji secara face validity diberikan kepada tiga orang responden yang memiliki karakteristik yang sesuai. Hasil yang didapatkan dari tiga orang responden yang melakukan uji keterbatasan adalah peneliti mengubah dua buah item pernyataan yang terdapat pada kuesioner.

Pengujian dengan menggunakan content validity yaitu alat ukur cara atasan memimpin dan kinerja karyawan yang diuji oleh expert judgement.

Sedangkan reliabilitas membicarakan sejauh mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama di waktu berbeda atau pada orang berbeda diwaktu yang sama.

a. Uji coba reliabilitas cara atasan memimpin

Jumlah item uji coba terdiri dari 40 pernyataan yang dibuat dalam skala likert

yang diberikan kepada 30 responden. Setelah diuji coba didapatkan bahwa

dari 40 item pernyataan terdapat tiga item yang memiliki reliabilitas < 0.2,

sehingga item yang rendah tersebut dibuang. Item-item tersebut adalah item

nomor 18, 21 dan 32.

(12)

Tabel 3.4 Tabel Jumlah Responden

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded

a

0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : SPSS 17

Tabel 3.5 Tabel Cronbach’s Alpha Uji 1

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.898 40

Sumber : SPSS 17

Tabel 3.6 Tabel Reliabilitas Item Data Uji 1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 149.60 225.076 .566 .894

VAR00002 149.47 222.326 .575 .893

VAR00003 149.30 233.597 .241 .898

VAR00004 149.23 230.737 .484 .895

VAR00005 150.23 225.978 .425 .896

VAR00006 149.87 230.051 .281 .898

VAR00007 149.83 230.764 .307 .898

VAR00008 148.77 234.254 .385 .897

VAR00009 149.07 231.995 .342 .897

VAR00010 149.27 229.444 .451 .895

VAR00011 149.93 223.306 .556 .894

VAR00012 149.73 228.478 .361 .897

(13)

VAR00013 149.67 231.747 .280 .898

VAR00014 149.80 231.890 .225 .899

VAR00015 149.30 232.355 .275 .898

VAR00016 149.43 228.185 .488 .895

VAR00017 149.57 225.564 .554 .894

VAR00018 149.07 239.306 .014 .901

VAR00019 149.97 232.309 .242 .899

VAR00020 149.43 228.944 .486 .895

VAR00021 149.53 235.154 .177 .899

VAR00022 149.73 228.823 .349 .897

VAR00023 149.00 233.310 .456 .896

VAR00024 148.93 235.237 .247 .898

VAR00025 149.83 227.040 .441 .895

VAR00026 150.43 222.254 .587 .893

VAR00027 149.43 221.357 .645 .892

VAR00028 149.43 223.289 .551 .894

VAR00029 149.27 228.547 .491 .895

VAR00030 150.20 224.579 .502 .894

VAR00031 149.80 231.683 .275 .898

VAR00032 149.77 234.875 .182 .899

VAR00033 149.73 230.064 .372 .896

VAR00034 149.20 225.131 .552 .894

VAR00035 149.33 225.264 .564 .894

VAR00036 149.03 230.654 .463 .895

VAR00037 149.50 225.155 .561 .894

VAR00038 149.43 230.185 .504 .895

VAR00039 149.70 226.907 .502 .895

VAR00040 149.47 228.395 .467 .895

Sumber : SPSS 17

Setelah ketiga item yang memiliki reliabilitas < 0,2 dihapus, peneliti melakukan pengecekan ulang 37 item yang tersisa. Didapatkan beberapa

perubahan, reliabilitas cronbach’s alpha meningkat menjadi 0,900. Akan tetapi

masih terdapat dua item yang memiliki reliabilitas rendah, yaitu item nomor 14 dan

40.

(14)

Tabel 3.7 Tabel Cronbach’s Alpha Uji 1.1

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.900 37

Sumber : SPSS 17

Tabel 3.8 Tabel Reliabilitas Item Data Uji 1.1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 137.67 208.368 .578 .895

VAR00002 137.53 206.326 .564 .895

VAR00003 137.30 217.045 .253 .899

VAR00004 137.30 213.803 .502 .897

VAR00005 138.30 208.355 .465 .896

VAR00006 137.93 213.306 .286 .900

VAR00007 137.90 214.438 .296 .899

VAR00008 136.83 217.523 .385 .898

VAR00009 137.13 215.361 .341 .898

VAR00010 137.33 213.333 .429 .897

VAR00011 138.00 206.621 .568 .895

VAR00012 137.80 211.062 .391 .898

VAR00013 137.73 214.064 .318 .899

VAR00014 137.87 216.878 .171 .902

VAR00015 137.37 216.309 .249 .900

VAR00016 137.50 211.224 .508 .896

VAR00017 137.63 209.344 .545 .895

VAR00019 138.03 215.826 .234 .900

VAR00020 137.50 212.810 .467 .897

VAR00022 137.80 211.959 .360 .898

VAR00023 137.07 216.892 .436 .898

VAR00024 137.00 218.690 .235 .899

(15)

VAR00026 138.50 205.362 .609 .894

VAR00027 137.50 205.224 .640 .893

VAR00028 137.50 207.086 .545 .895

VAR00029 137.33 212.851 .452 .897

VAR00030 138.27 207.237 .536 .895

VAR00031 137.87 215.706 .249 .900

VAR00033 137.80 213.890 .354 .898

VAR00034 137.27 208.823 .548 .895

VAR00035 137.40 208.386 .583 .895

VAR00036 137.10 214.300 .449 .897

VAR00037 137.57 208.254 .581 .895

VAR00038 137.50 213.155 .528 .896

VAR00039 137.77 210.668 .492 .896

VAR00040 137.80 217.269 .194 .901

Sumber : SPSS 17

Setelah item nomor 14 dan 40 dihapus, reliabilitas cronbach’s alpha meningkat menjadi 0,903 dengan jumlah item tersisa sebanyak 35 dan item yang lain sudah memiliki reliabilitas yang baik (> 0,2).

3.5 Prosedur

3.5.1 Persiapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pimpinan setingkat manajer/supervisor PT.

Pelita Air Service (PT. PAS) yang terletak di daerah Jakarta Pusat dengan alamat Jl. Abdul Muis 52-56 A Petojo Selatan, Jakarta Pusat 10160 DKI Jakarta. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan surat pengantar untuk melakukan survei penelitian skripsi dari Universitas Bina Nusantara. Kemudian peneliti berbincang dan meminta izin pada bagian Humas PT. PAS untuk mendapatkan informasi berupa sejumlah data yang diperoleh dari calon responden.

Alat ukur yang akan digunakan berupa kuesioner terlebih dahulu di uji

instrumen. Pengujian instrumen alat ukur diberikan kepada responden lain yang

(16)

memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian, karakteristiknya adalah kuesioner diberikan kepada pimpinan setingkat manajer atau supervisor suatu perusahaan di Jakarta dengan rentang usia 30-60 tahun dan memiliki bawahan.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu dengan menyebarkan kuesioner dan memperoleh informasi mengenai performance appraisal. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan dengan menyebarkan 40 buah kuesioner yang memiliki 35 pernyataan pada bagian pertama dan dilengkapi dengan lembar performance appraisal bawahan langsungnya di bagian ke dua.

Berikut beberapa langkah yang dilakukan peneliti setelah data diisi dan dikumpulkan oleh responden :

1. Memberikan skor pada masing-masing item yang telah diisi responden.

2. Mentabulasi data berdasarkan jumlah item (memilah-milah data menjadi data yang siap disajikan dan kemudian di analisis sesuai dengan

kebutuhan).

3. Merekap hasil data performance appraisal yang telah didapatkan.

4. Menentukan adakah kolerasi antara cara atasan memimpin dengan kinerja kerja bawahan pada PT. Pelita Air Service.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dari 40 responden. Teknik

pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan

tehnik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode

Product Moment Pearson. Menurut Priyatno (2011), Product Moment Pearson

(17)

digunakan untuk memproses data yang berbentuk interval guna menjawab rumusan masalah, hipotesis penelitian serta hubungan antar kedua variabel yang diteliti.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program Microsoft Excel 2010 dan program aplikasi statistik, SPSS 17.0. Menurut

Supardi (2007), pengolahan data terdiri dari tahap editing yaitu melakukan

pemerikasaan satu per-satu item jawaban kuesioner yang sudah terkumpul dan

tahap tabulating, yaitu tahapan ini peneliti memeriksa kuesioner yang memiliki isian

jawaban yang lengkap yang kemudian diberikan skor sesuai dengan skala yang

sudah ditentukan. Setelah memberikan skor untuk tiap-tiap kuesioner, data yang

sudah ada dikelompokkan dalam tabel indikatornya dengan menggunakkan

program Microsoft Excel. Kemudian data tersebut ditransfer ke dalam program

statistik SPSS 17.0 untuk dianalisis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada uraian yang telah diberikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa estimator linier dalam bentuk umum untuk model linier pada kasus homoskedastik dan

Teknik analisis bahan hukum yang dipergunakan dalam penulisan hukum ini adalah deduksi, sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi

Alat Analisis : Regresi Linier Berganda Variabel Dependen : Keputusan Pembelian Variabel Independen : Produk, Harga, Promosi, Tempat, Partisipan, Proses, Bukti Fisik Variabel

Pada gambar 3.18 mahasiswa login dan masuk ke dalam sistem terlebih dahulu selanjutnya sistem menampilkan halaman mahasiswa, lalu mahasiswa memilih menu pengajuan

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan pelatihan dan pembimbingan untuk menerapkan hasil pelatihan (dalam praktek simulasi). Berdasarkan evaluasi yang

Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berdasarkan indikator settingan kelas dari hasil angket berada pada kualitas “Baik”

Selain itu juga menelaah pendapat dari safety assessor industri kosmetika nasional besar, menengah, dan kecil tentang kesiapannya dalam penerapan notifikasi kosmetika mulai