• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESTIMASI KAPASITAS TRAFIK BASE STATION MOBILE WIMAX BERBASIS TEKNOLOGI OFDMA PADA LEBAR PITA 5 MHZ DAN 10 MHZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ESTIMASI KAPASITAS TRAFIK BASE STATION MOBILE WIMAX BERBASIS TEKNOLOGI OFDMA PADA LEBAR PITA 5 MHZ DAN 10 MHZ"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JREC

Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1

ESTIMASI KAPASITAS TRAFIK BASE STATION MOBILE WIMAX BERBASIS TEKNOLOGI OFDMA PADA LEBAR PITA 5

MHZ DAN 10 MHZ

Fharid Larashandy

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” Bekasi Jl Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113, Jawa Barat, Indonesia

Email: fharid.larashandy@gmail.com

ABSTRAK

Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan lelang seleksi penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Berbasis Packet switched yang menggunakan frekuensi radio frekuensi 2,3 GHz untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (Wireless Broadband). Permasalahan yang akan dialami oleh perusahaan penyelenggara layanan pita lebar nirkabel adalah bagaimana memperhitungkan penggunakan frekuensi yang terbatas sebesar 15 MHz agar bisa memberikan layanan broadband. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu metoda yang sangat tepat untuk merencanakan dan menganalisa kapasitas penggunaan infrastruktur serta pemilihan strategi yang efisien untuk memanfaatkan sumber daya frekuensi yang sangat terbatas. Dalam penelitian ini dilakukan analisa kesesuaian pemilihan channel bandwidth untuk pita frekuensi 2,3 GHz, analisa dan rekomendasi penggunaan channel bandwidth yang paling efisien dengan ketersediaan spektrum frekuensi 15 MHz, serta dilakukan perbandingan ketelitian data terhadap data yang diberikan oleh wimax forum. Dari hasil analisa yang dilakukan, untuk band frekuensi 2,3 GHz yang paling sesuai adalah menggunakan channel bandwidth 5 MHz dan 10 MHz. Dengan ketersediaan spektrum sebesar 15MHz maka yang paling optimal adalah menggunakan channel bandwidth 5 MHz. Hasil analisa standar deviasi terhadap data rekomendasi wimax forum, nilai deviasi terbesar terletak pada channel bandwidth 5MHz dengan modulasi QPSK1/2 yaitu sebesar 0,21% dengan rincian hasil analisa perhitungan 2,285 Mbps sedangkan wimax forum sebesar 2,28Mbps.

Kata Kunci : Mobile WiMAX, OFDMA, Base Station, Channel Bandwidth, IEEE 802.16e, Broadband Wireless Acces I. PENDAHULUAN

Pengaturan spektrum frekuensi yang ada di Indonesia menetapkan beberapa blok frekuensi yang dapat digunakan untuk penerapan broadband wireless access seperti pada blok frekuensi 2,3 GHz, 2,5 GHz 3,3 GHz.

Sesuai hasil seleksi penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan pita frekuensi 2,3 GHz untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband). Berdasarkan standar ITU (IMT – 2000) pita frekuensi 2,3 GHz digunakan layanan broadband dan berdasarkan standar IEEE (wimax forum) pita tersebut digunakan untuk teknologi wimax mobile dengan layanan Nomadic atau Mobile.

WiMAX sebagai salah satu standar teknologi yang dikembangkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dengan standar ieee.802.16d dan ieee.802.16e memanfaatkan udara sebagai media pengiriman data. WiMAX mempunyai nilai batasan dalam mengirimkan data sesuai dengan lebar kanal frekuensi yang digunakan. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan perhitungan secara tepat sesuai standar yang digunakan agar penerapan di kondisi riil tidak mengalami penurunan performansi.

II. LANDASAN TEORI a. Standar IEEE

Dalam penelitian ini diperlukan acuan baku yang bersumber dari standar internasional, Adalah IEEE

sebagai dasar acuan teknis dengan fokus pada standar 16x, IEEE 802.16d dan IEEE 802.16e. standar teknis tersebut mengarahkan kepada teknologi WiMAX.

b. System Profile WiMAX Forum

Melengkapi dokumentasi standar IEEE, tedapat aturan forum internasional dan dijadikan rekomendasi pengembangan teknologi berbasiskan WiMAX untuk komunikasi data. WiMAX forum merupakan forum internasional yang non profit yang ditujukan untuk pengembangan teknologi broadband wireless standar teknologi 802.16. Saat ini telah memiliki ratusan anggota terdiri atas mayoritas operator, vendor komponen dan vendor peralatan dalam ekosistem telekomunikasi.

Forum ini juga mengeluarkan standar teknis dan mensertifikasi perangkat agar bisa jadikan acuan standarisasi internasional kepentingan interoperability.

c. Troughput dan Data Rate

Konsep efisiensi saluran ”channel” digunakan untuk mendapatkan throughput yang lebih tinggi dengan memanfaatkan channel bandwidth yang tersedia.

Troughput dihitung berdasarkan porsi data date yang dapat digunakan untuk mentransfer data secara tepat (bukan termasuk sinyal atau bagian controling). Berikut rumus data rate di WiMAX OFDM lapisan fisik [2].

R = (1)

dimana bm adalah jumlah bit per simbol modulasi, 1 untuk BPSK, 2 untuk QPSK dan 4 untuk 16-QAM dan

(2)

JREC

Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2

secara umum M adalah modulasi level dari M-QAM konstalasi, M = 2^bm. Cr adalah coding rate untuk semua jenis burst profile. Simbol durasi Ts [2].

Ts = Tg + Tb = [G+1] Tb (2) dimana G adalah rasio Tg/Tb nilainya bisa berupa : ¼, 1/8, 1/16 atau 1/32. Dan Tb = 1/Δf [2]dimana spasi antar sub- carriers Δf sebagai berikut,

Δf = dan Fs =floor ( ) 8000 (3) Berikut channel bandwidth berdasarkan rekomenasi wimax forum [3]

a. Bila channel bandwidth yang digunakan adalah kelipatan dari 1,75 MHz, maka sampling factor adalah 8/7.

b. Bila channel bandwidth yang digunakan adalah kelipatan dari 1,25 MHz atau 1,5 MHz atau 2,75 MHz, maka sampling factor adalah 28/25.

Bila channel bandwidth yang digunakan tidak spesifik dari kelipatan yang disebutkan point a dan b, maka sampling factor yang digunakan adalah 8/7.

d. Adaptif Modulasi

Adaptive modulation and coding (AMC), Hybrid Automatic Repeat Request (HRQ) dan Fast Channel Feedback (CQICH) telah dikenalkan dalam Mobile WiMAX untuk meningkatkan coverage dan kapasitas untuk aplikasi dalam mobile WiMAX. WiMAX mendukung QPSK, 16QAM dan 64QAM sifatnya keharusan ”mandatory” di bagian download, sedangkan upload sifatnya opsional. Convulitonal Code (CC) dan Convolutional Turbo Code (CTC) dengan variabel code rate dan pengulangan kode bisa dilakukan. Tabel 1 merupakan rangkuman dari jenis kode dan modulasi yang didukung profil mobile WiMAX [3].

Tabel 1. Kode dan modulasi yang didukung Download Upload

Modulasi QPSK,

16QAM, 64QAM

QPSK, 16QAM, 64QAM Code

Rate CC 1/2, 2/3, 3/4,

5/6 1/2, 2/3,

5/6 CTC 1/2, 2/3, 3/4,

5/6 1/2, 2/3,

5/6 Repetition x2, x4, x6 x2, x4, x6

Standar profil WiMAX mendukung beberapa modulasi dan skema kode dan bisa berubah sesuai dengan kondisi kuat sinyal yang melewati lintasan udara yang ditunjukkan pada Gambar 1 tentang penyebaran modulasi sesuai tingkat energi yang ditransmisikan.

Menggunakan indikator feedback terhadap kualitas kanal, perangkat terminal pelanggan ”subcriber station”

dapat memberikan informasi kepada base station untuk elakukan pengaturan modulasi dan kuat sinyal yang akan dikirim ke terminal pelanggan atau yang dikenal dengan

modulasi downlink. Untuk uplink, base base station dapat melakukan estimasi kualitas kanal berdasarkan sensitivitas sinyal yang diterima dari terminal pelanggan.

Base station dapat mengatur jenis modulasi yang diberikan kepada terminal pelanggan sesuai dengan kualitas sinyal yang diterima, kemudian dibandingkan dengan noise pada kanal atau yang disebut SNR (Signal to Noise Ratio). Semakin tinggi nilai SNR maka semakin tinggi orde modulasi yang digunakan sehingga berdampak padakenaikan kecepatan pengiriman data.

Standar lapisan fisik wireless MAN-OFDMA, terdapat parameter kebutuhan transmit dan kebutuhan receive.

Tabel 1 konstelasi relatif error dibandingkan data rate bisa menjelaskan kebutuhan kuat sinyal per modulasi [4].

Gambar 1. Sebaran modulasi Tabel 2. Relatif konstelasi error vs data rate Bust Type Retatif konstelasi

untuk SS (dB)

Retatif konstelasi untuk BS (dB)

QPSK-1/2 -15 -15

QPSK-3/4 -18 -18

16QAM-1/2 -20,5 -20,5

16QAM-3/4 -24 -24

64QAM-1/2 -26 -26

64QAM-2/3 -28 -28

64QAM-3/4 -30 -30

Tabel 3. Kebutuhan sensitifitas sinyal Modulasi SNR (dB)

QPSK-1/2 2,9

QPSK-3/4 6,3

16QAM-1/2 8,6

16QAM-3/4 12,7

64QAM-1/2 13,8

64QAM-2/3 16,9

64QAM-3/4 18,0

64QAM-5/6 19,9

Semakin tinggi orde modulasi yang digunakan maka diperlukan signal to noise ratio lebih tinggi. Keunggulan dari WiMAX yang telah dilengkapi dengan adaptive modulasi yang ditentukan berdasarkan SNR, sehingga pelanggan dapat terlayani walaupun kekuatan sinyal

(3)

JREC

Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1

berubah-ubah dan dapat disesuaikan dengan modulasi yang digunakan.

Tabel 3 memberikan acuan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) per modulasi pada adaptif modulasi. Adaptif modulasi dapat digunakan sebagai acuan rancangan penentuan kualitas layanan. Dalam radio frekuensi planning, model best signal serve ditentukan dari cakupan wilayah terhadap modulasi, begitu pula best serving sector dilihat berdasarkan cakupan wilayah berdasarkan modulasi yang diterima oleh pelanggan.

Sebagai bahan pengingat, bahwa yang menentukan kecepatan transfer data adalah jenis modulasi yang digunakan, semakin tinggi order modulasi maka semakin tinggi kecepatan transfer datanya.

III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini yang menjadi objek adalah ketersediaan spektrum frekuensi dan parameter teknis penentu konfigurasi sistem yang didapat dari rekomendasi sistem profile wimax forum. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Metoda Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Rumus

1. Menentukan nilai ”sampling factor”

Nilai sampling factor ditentukan berdasarkan channel bandwidth, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Bila channel bandwidth yang digunakan adalah kelipatan 1,75 MHz, maka sampling factor adalah 8/7

- Bila channel bandwidth yang digunakan adalah kelipatan 1,25 MHz atau 1,5 MHz atau 2 MHz atau 2,75 MHz, maka sampling factor adalah 28/25

- Bila chanel bandwidth yang digunakan tidak spesifik dari kelipatan yang disebutkan dalam sub (a dan b), maka sampling factor yang digunakan adalah 8/7

2. Perhitungan sampling

Sampling = Channel Bandwidth x

Sampling Factor (4) 3. Perhitungan Frekuensi Sampling (Fsc)

Fsc = (5)

4. Perhitungan periode simbol (Tb)

Tb = (6)

5. Perhitungan time guard (Tg)

Tg = Tb x Tb (7) 6. Perhitungan OFDM Time Symbol (Ts)

Ts = Tb + Tg (8) 7. Perhitungan Download Symbol per Frame

Download symbol/ frame = (9) 8. Perhitungan over head symbol per frame. Untuk download dikurangi 4 symbol per frame sedangkan untuk upload dikurangi sebanyak 6 symbol per frame dan dibulatkan ke bawah.

9. Untuk analisa menggunakan TDD Rasio, maka nilai overhead dihilangkan kemudian dilakukan pentuan nilai rasio download dan upload.

10. Mendapatkan data Sub-Carries berdasarkan nilai FFT yang digunakan. Tabel 4 menjelaskan nilai sub- carrire berdasarkan nilai FFT.

Tabel 4 FFT berdasarkan channel bandwidth

FFT Dowload

Data Sub- Carrier

Upload Data Sub-

Carrier

2048 1440 1136

1024 720 560

512 360 272

256 96 96

128 18 18

11. Untuk analisa yang dilengkapi TDD Rasio, maka proses simbol per frame dilakukan sebagai berikut : Download symbol/frame = xTDD Rasio (10) Upload symbol/frame = x TDD Rasio (11) 12. Perhitungan jumlah simbol per detik (symbol per

second) (Fs+)

Fs+ = ( ( ) ) (12) 13. Perhitungan konversi dari symbol per second ke bit per second dilakukan berdasarkan jenis modulasi yang digunakan. Kondisi riil, jenis modulasi sangat

Persiapan:

1. Studi literatur

Pengumpulan data:

1. Profile dan f iture base station mobile wimax

2. Profile dan f iture subcriber station mobile WiMAX

Pembuatan / Perumusan model perhitungan berdasarkan rekomendasi wimax f orum

Pengolahan data :

1. Input : Parameter teknis mobile wimax 2. Output : Estimasi sektoral base station

Pembahasan & Analisa

Kesimpulan & Saran

(4)

JREC

Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2

ditentukan oleh nilai SNR yang diterima. Tabel 5 menjelaskan jumlah simbol berdasarkan modulasi [3].

Tabel 5. Jumlah simbol modulasi Modulasi Pengulangan

(Simbol)

64QAM 6

16QAM 4

QPSK 2

BPSK 1

14. Perhitungan Bit Rate berdaarkan nilai FEC [3]

Bit Rate = data bit per second x FEC (13) b. Hasil Simulasi Perumusan

Tabel 6. Analisa tanpa TDD Rasio untuk kapasitas penuh

Tabel 7. Penggunaan TDD Rasio

Analisa menggunakan kapasitas penuh untuk download dan upload tanpa menggunakan TDD Rasio dihasilkan seperti pada Tabel 6. Tabel UL merupakan bagian opsional dalam penggunaan. Untuk mengadopsi kebutuhan pembagian trafik antara download dan upload maka ditambahkan satu parameter TDD Rasio. Hasil analisa untuk beberapa model modulasi dengan menggunakan rasio 32:15 ditunjukkan pada Tabel 7.

c. Pembahasan

Dengan keterbatasan sumber daya frekuensi, maka dipelukan analisa yang mendalam untuk dapat memanfaatkan sumberdaya secara maksimal dan efisien.

Perbandingan penggunaan channel bandwidth atau lebar kanal per sektor diperlihatkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Perbandingan antar Channel Bandwidth Parameter Lebar kanal per sektor

3,5 MHz

3,5 MHz

3,5 MHz

3,5 MHz Aggregate per

sektor (Mbps) 7 16 32 65

Jumlah Sektor 4 3 1 0

Kapasitas BTS

(Mbps) 26,50 47,88 32,16 -

d. Analisa pemilihan kanal

Gambar 2. Penggunaan kanal

Ketersediaan hanya 15MHz spektrum frekuensi, maka dituntut untuk melakukan pemilihan lebar kanal yang sesuai agar dihasilkan sebuah base station yang menghasilkan kapasitas data rate paling efisien. Gambar 2 berikut memberikan penjelasan komperehensif perbandingan beberapa lebar kanal yang tersedia.

Berdasarkan Gambar 2, maka yang memungkinkan adalah penggunaan kanal 3,5MHz, 5MHz dan 10MHz.

Proses analisa selanjutnya dengan membandingkan data

Bandwidth

(MHz) DL UL DL UL DL UL

1/32 1,36 1,32 4,09 3,97 6,13 5,96

1/16 1,32 1,29 3,97 3,86 5,96 5,79

1/8 1,25 1,21 3,74 3,63 5,62 5,44

1/4 1,11 1,08 3,34 3,23 5,01 4,84

FFT : 256 1/2 0,92 0,88 2,76 2,65 4,15 3,97

1/32 3,53 2,56 10,58 7,67 15,88 11,51 1/16 3,38 2,45 10,15 7,34 15,23 11,02 1/8 3,17 2,28 9,50 6,85 14,26 10,28

1/4 2,81 2,01 8,42 6,04 12,64 9,06

FFT : 512 1/2 2,30 1,63 6,91 4,90 10,37 7,34

1/32 7,06 5,26 21,17 15,79 31,75 23,69 1/16 6,77 5,04 20,30 15,12 30,46 22,68 1/8 6,34 4,70 19,01 14,11 28,51 21,17 1/4 5,62 4,14 16,85 12,43 25,27 18,65 FFT : 1024 1/2 4,61 3,36 13,82 10,08 20,74 15,12 1/32 14,69 11,20 44,06 33,60 66,10 50,40 1/16 14,11 10,75 42,34 32,26 63,50 48,38 1/8 13,39 10,19 40,18 30,58 60,26 45,86 1/4 11,95 9,07 35,86 27,22 53,78 40,82 FFT : 1024 1/2 9,79 7,39 29,38 22,18 44,06 33,26

10 5

20 3,5

16-QAM 3/4 Cyclic PreffixTg (Tb

*n)

QPSK 1/2 64-QAM 3/4

Bandwidth Cyclic Preffix

(MHz) Tg (Tb *n) DL UL DL UL DL UL

1/32 5,88 1,38 17,63 4,15 26,44 6,22 1/16 5,76 1,32 17,28 3,97 25,92 5,96 1/8 5,41 1,27 16,24 3,80 24,36 5,70 1/4 4,84 1,09 14,52 3,28 21,77 4,92 FFT : 256 1/2 4,03 0,92 12,10 2,76 18,14 4,15 1/32 15,55 2,61 46,66 7,83 69,98 11,75 1/16 15,12 2,61 45,36 7,83 68,04 11,75 1/8 14,26 2,45 42,77 7,34 64,15 11,02 1/4 4,84 1,09 37,58 6,36 56,38 9,55 FFT : 512 1/2 4,03 0,92 31,10 5,39 46,66 8,08

1/32 31,10 5,38 93,31 16,13 139,97 24,19 1/16 30,24 5,38 90,72 16,13 136,08 24,19 1/8 28,51 5,04 85,54 15,12 128,30 22,68 1/4 25,06 4,37 75,17 13,10 112,75 19,66 FFT : 1024 1/2 20,74 3,70 62,21 11,09 93,31 16,63

1/32 62,21 11,09 186,62 33,26 279,94 49,90 1/16 60,48 10,75 181,44 32,26 272,16 48,38 1/8 57,02 10,42 171,07 31,25 256,61 46,87 1/4 50,98 9,07 152,93 27,22 229,39 40,82 FFT : 1024 1/2 42,34 7,73 127,01 23,18 190,51 34,78

10

20 3,5

5

QPSK 1/2 16-QAM 3/4 64-QAM 3/4

3,5 MHz

f1 f2 f3 f4

15 MHz

1 MHz 1 MHz

5 MHz

f1 f3 f2

15 MHz 10 MHz

f1 2,5 MHz

15 MHz Ch BW: 3,5 MHz

Ch BW: 5 MHz

Ch BW: 10 MHz

2,5 MHz 20 MHz

f1 2,5 MHz

15 MHz Ch BW: 20 MHz

2,5 MHz

(5)

JREC

Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1

perbandingan kapasitas seperti yang tertera pada Tabel 8, maka penggunaan kanal 5MHz adalah paling sesuai dan efektif. Penggunaan lebar kanal yang berbeda dalam satu sistem merupakan hal yang tidak direkomendasikan karena akan membuat kesulitan proses radio frequency planning.

Nilai standar deviasi untuk tiap modulasi besarnya tidak lebih dari 0,21%. Maksimum deviasi Downlink untuk lebar kanal 5MHz dan 10MHz adalah sama sebesar 0,06%. Maksimum deviasi Uplink untuk lebar kanal 5MHz adalah 0,21% dan untuk 10MHz sebesar 0,09%.

Pada channel bandwidth 5 MHz, rata-rata deviasi download sebesar 0,04% dan upload 0,06%. Sedangkan pada channel bandwidth 10 MHz, rata-rata deviasi download sebesar 0,02% dan upload sebesar 0,03%.

Gambar 3. Analisa perbandingan dengan hasil rekomendasi wimax forum

Trend standar deviasi cenderung turun untuk modulasi orde tinggi. Dari Gambar 3 terlihat bahwa nilai deviasi tertinggi terjadi pada orde modulasi terendah QPSK1/2. Hasil perhitungan dapat menunjukkan data lebih detil, karena bisa menunjukkan bilangan desimal tiga digit dibelakang koma. Hasil analisa menunjukkan maksimal deviasi antara perhitungan dan data rekomendasi WiMAX Forum sebesar 0,21% dapat dikatakan nilai tersebut sangat mendekati hasil sebenarnya.

VI. KESIMPULAN Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan : a Dengan ketersediaan lebar frekuensi 15 MHz dan

dengan memadukan standarisasi internasional yang direkomendasikan oleh WiMAX forum [5], dimana band 2300MHz s.d 2400MHz terletak pada grup kelas 1.B. Pada grup kelas 1.B, ditetapkan hanya dapat menggunakan channel bandwidth 5 MHz dan 10 MHz.

b Untuk memanfaatkan lebar band frekuensi 15 MHz, dari hasil pemetaan pembagian kanal, hanya tiga macam kanal (channel bandwidth) yang memungkinkan untuk digunakan yaitu (3,5 MHz, 5 MHz dan 10 MHz) sedangkan kanal 20MHz tidak bisa digunakan karena alokasi frekuensi yang

digunakan tidak mencukupi. Perhitungan menunjukkan hasil bahwa penggunaan lebar kanal 3,5 MHz dengan menggunakan total 4 sektor didapatkan aggregate troughput sebesar 26,50 Mbps, bila menggunakan lebar kanal 5 MHz dengan total 3 sektor didapatkan aggregate troughput 47,88 Mbps dan bila menggunakan kanal 10 MHz dengan total 1 sektor maka didapatkan aggregate troughput 32,16 Mbps. Dengan demikian, maka penggunaan lebar kanal 5 MHz adalah paling efisien karena menghasilkan aggregate troughput paling besar.

c Hasil perhitungan didapat ketelitian lebih detil karena bisa menunjukkan angka dibelakang koma lebih banyak dari data WiMAX Forum. Penggunaan lebar kanal 5 MHz nilai deviasi aggregate troughput tertinggi terjadi pada modulasi QPSK1/2 Uplink, dimana standar rekomendasi wimax forum adalah 2,28 Mbps sedangkan dalam perhitungan didapatkan 2,285 Mbps sehingga deviasinya sebesar 0,21% hal ini terjadi karena dalam perhitungan dapat dilakukan ketelitian di belakang koma yang lebih besar.

Sedangkan pada lebar kanal 10 MHz maksimum deviasi adalah 0,91% pada modulasi QPSK1/2 Uplink dimana nilai rekomendasi wimax forum 4,7 Mbps dan hasil perhitungan sebesar 4,704 Mbps.

Penelitian lebih lanjut sangat berpeluang dilakukan, terutama dalam mengoptimalkan pembelajaran melalui simulasi, virtual, mobile, maupun gamification dengan bantuan Internet of Things.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G´omeza, Jorge, Juan F. Hueteb, Oscar Hoyosa, Luis Perezc, Daniela Grigorid. “Interaction System Based on Internet of Things as Support for Education”. The 4th International Conference on Emerging Ubiquitous Systems and Pervasive Networks (EUSPN-2013)

[2] International Telecommunication Union. Internet of Things. ITU Internet Reports 2005.

[3] Sankey M.D., D. Birch and M.W. Gardiner. The impact of multiple representations of content using multimedia on learning outcomes across learning styles and modal preferences. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 2011, Vol. 7, Issue 3, pp. 18-35. Url:

http://www.editlib.org/p/42356/article_42356.pdf [4] Shahin, Ghassan Omar, Diljit Singh, and Teh Ying

Wah. An Activity-Level Internet-Based eLearning Model For University Level Courses. URL Adress:

http://www.ijcim.th.org/SpecialEditions/v15nSP4/

P28SEARCC_AnActivityLevelInternetBased.pdf [5] Yusuf, Mudasiru Olalere. Information and

communication technology and education:

Analysing the Nigerian national policy for information technology. International Education Journal, 2005, 6(3), 316-321. Url:

http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ854985.pdf

-0.05%

0.00%

0.05%

0.10%

0.15%

0.20%

0.25%

QPSK1/2 16

QAM1/2 64

QAM3/4 64

QAM5/6

5MHz Downlink 5MHz Uplink 10MHz Downlink 10MHz Uplink Linear (5MHz Downlink) Linear (5MHz Uplink)

Gambar

Tabel 1. Kode dan modulasi yang didukung  Download  Upload  Modulasi  QPSK,  16QAM,  64QAM  QPSK,  16QAM, 64QAM  Code  Rate  CC  1/2, 2/3, 3/4, 5/6  1/2, 2/3, 5/6  CTC  1/2, 2/3, 3/4,  5/6  1/2, 2/3, 5/6  Repetition  x2, x4, x6  x2, x4, x6
Tabel 3 memberikan acuan nilai Signal to Noise Ratio  (SNR)  per  modulasi  pada  adaptif  modulasi
Tabel 5. Jumlah simbol modulasi  Modulasi  Pengulangan  (Simbol)  64QAM  6  16QAM  4  QPSK  2  BPSK  1
Gambar 3. Analisa perbandingan dengan hasil rekomendasi  wimax forum

Referensi

Dokumen terkait

X saat ini tidak memakai alat bantu untuk mengangkut tabung LPG 3 kg, hanya menggunakan secara manual sehingga perlu dilakukan perancangan alat angkut tabung LPG 3 kg

Edem memberikan kuasa kepada Naas, malaikat ketiganya, untuk menyiksa roh Elohim yang ada di dalam diri manusia, sehingga dengan ini roh Elohim juga tersiksa karenanya –

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO- ODTWA) melalui pengamatan baik itu sarana prasarana dan

4.3 Menyajikan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa daerah hasil pengamatan tentang lingkungan sehat dan lingkungan

 pemahaman dan pengertian yang ngertian yang sama serta m sama serta mengetahui tug engetahui tugas masing-masin as masing-masing dan standar g dan standar HES yang akan d HES

Setelah data terkumpul, metode analisis yang penulis gunakan adalah content analisis atau yang lebih dikenal dengan istilah "analisis isi" yang dalam hal ini

Pada Gambar 9, check constraint diimplementasikan pada tabel pesertaUjian kolom Status_Ujian, pada kolom ini hanya diisi angka 0 atau 1 Pada Gambar 10, saat pengujian

maupun swasta yang dapat digunakan untuk kepentingan penanggulangan bencana alam. V.6.3 Implementasi, meliputi langkah-langkah operasional yang perlu dilakukan dalam