• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

i

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR

(Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDIT Irsyadul ‘Ibad Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh

ISUTI RACHMAN

(2)

ii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN

BELAJAR

(Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDIT Irsyadul

‘Ibad

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Isuti Rachman

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

(3)

iii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

ISUTI RACHMAN 0908092

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR

(Penelitian Studi Quasi Eksperiman Terhadap Siswa Kelas V SDIT

Irsyadul ‘Ibad

Tahun Ajaran 2012/2013 Kabupaten Pandeglang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

(4)

iv

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembimbing II

Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd NIP 19570830 198101 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501198603100

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada

penulis. Atas limpahan nikmat yang tiada terkira sehingga penulis diberikan

kekuatan untuk menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam bagi Rasulullah

SAW yang telah memberikan inspirasi dalam menjalani masa-masa yang penuh

tantangan selama penyusunan karya tulis ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kebiasaan belajar siswa

kelas V di SDIT Irsyadul ‘Ibad Pandeglang. Karena pada masa anak-anak, anak

lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman

(5)

v

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menghabiskan waktu dengan teman-temannya, hal tersebut mendorong

terciptanya kondisi dimana teman lebih berpengaruh dan sekolah mempunyai

peluang untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk siswa.

Adapun sistematika dari Tesis ini terdiri dari lima Bab. Bab 1 berisi

latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi

dan hipotesis. Bab 2 berisi tentang tinjauan pustaka mengenai kebiasaan belajar.

Bab 3 menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan

definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur

dan teknik pengolahan data. Bab 4 deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian. Bab 5 berisi tentang simpulan dan rekomendasi.

Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat semoga

bermanfaat, khususnya bagi penulis dalam memaksimalkan pelaksanaan

implementasi layanan Bimbingan dan Konseling serta bagi pembaca dan semua

pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT menganugerahkan rahmat serta

Hidayah-Nya. Amin Yaa Robbal’alamin.

(6)

vi

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Isuti Rachman

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji penulis panjatkan pada Illahi Robbi, karena berkat

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan baik. Penulisan tesis

(7)

vii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbagai pihak maka selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada semua pihak, terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Suherman, M.Pd. Selaku Pembimbing I, yang dengan tulus dan

ikhlas membimbing, memberikan petunjuk, dan memotivasi penulis untuk

menyelesaikan penyusunan tesis.

2. Ibu Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan dorongan kepada penulis untuk meyelesaikan tesis ini tepat

waktu, memberikan pemahaman tentang kebiasaan belajar secara teoritis dan

penerapannya.

3. Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf. L.N, M.Pd. sebagai penilai dalam

pengembangan instrumen penelitian, terima kasih atas waktu yang

diluangkan untuk mengkoreksi, dan memberikan penimbangan terhadap

instrumen penelitian yang dikembangkan.

4. Bapak Dr. Ilfiandra, M.pd. sebagai penilai dalam pengembangan instrumen

penelitian, terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk mengkoreksi, dan

memberikan penimbangan terhadap instrumen penelitian yang

dikembangkan.

5. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana di

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan

(8)

viii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Bapak Hendri dan Ibu Ruli selaku staf di Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang selalu siap membantu kemudahan penulis dalam masalah

administrasi.

7. Bapak Zaenusholihin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Irsyadul ‘Ibad yang

telah membantu mempermudah perizinan penelitian.

8. Bapak Lukman Hakim, S.Pd.I dan Ibu Atik Afifah, S.Ag, selaku wali kelas V

yang telah membantu penulis dalam membantu kelancaran pelaksanaan

program bimbingan akademik dilapangan untuk penyelesaian tesis.

9. Siswa-siswi kelas V SDIT Irsyadul ‘Ibad Pandeglang tahun ajaran 2012/2013

yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket dan melaksanakan

proses treatment dengan ikhlas.

10. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2009 dan 2010 yang telah bersama-sama mengukir keindahan

selama proses perkuliahan dan motivasi penulis untuk terus maju meraih

cita-cita.

11. Ibu tecinta yang telah mencurahkan rasa kasih sayang, mendorong dan

mendoakan penulis dengan penuh kesabaran dan ketulusan, sehingga dapat

menghantarkan penulis untuk menyelesaikan studi dan menyelesaikan

(9)

ix

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12. Adik – adikku yang tersayang Hasilah Rachman, Amini Rachman, Haeriah

Rachman, Aldi Rachman, Hasbun Rachman, menjadikan kalian sebagai

anak-anak yang soleh dan soleha. Amin

13. Teman – teman BK angkatan 2009 dan 2010.

Ucapan terima kasih juga disampaikan pada semua pihak yang telah memberi

bantuan dan dorongan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan, dorongan, simpati dan kerjasama yang telah dberikan

mendapat balasan yang sempurna dari Allah SWT. Amin Yaa

Robbal’alamiin.

Penulis

(10)

x

Isuti Rachman, 2013

(11)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Isuti Rachman (0908092)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi profil kebiasaan belajar siswa sekolah dasar kelas V sebelum dan sesudah diberikan treatment . Metode penelitian yang digunakan adalah

quasi-eksperiments dengan desain nonequivalent control groups. Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas V sekolah dasar dengan lokasi penelitian adalah SDIT Irsyadul ‘Ibad pandeglang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kebiasaan belajar sebelum treatment berada pada kategori sedang. Berdasarkan kebutuhan siswa, disusun rancangan program bimbingan belajar lalu diujicobakan dengan pemberian tindakan pada kelompok eksperimen, gambaran kebiasaan siswa setelah treatment terjadi perubahan dengan adanya peningkatan dari kategori sedang menjadi tinggi. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan dari setiap aspek kebiasaan belajar. Adapun rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah bagi sekolah perlu adanya program layanan khusus seperti home visit untuk menangani siswa yang membutuhkan kerjasama dengan orang tunya karena program bimbingan yang dijalankan sekolah terkadang tidak dapat memberikan hasil yang signifikan tanpa adanya bantuan dari orang tua siswa.

(12)

i

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Metode Penelitian ... 11

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KONSEP KEBIASAAN DAN BIMBINGAN BELAJAR A.Konsep Kebiasaan Belajar 1. Pengertian Kebiasaan ... 14

2. Pengertian Belajar ... 15

3. Pengertian Kebiasaan Belajar ... 17

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar ... 24

5. Cara - Cara untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar ... 34

6. Aspek – Aspek Kebiasaan Belajar ... 37

B. Konsep Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar 1. Makna Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar ... 38

2. Karakteristik Bimbingan Belajar Perkembangan di Sekolah Dasar ... 40

3. Tujuan Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar ... 42

C.Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar .... 44

D.Hasil – Hasil Studi Terdahulu 1. Studi yang Berfokus pada Kebiasaan ... 45

(13)

ii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A.Prosedur Penelitian ... 50

B. Definisi Operasional ... 53

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

D.Teknik Pengumpulan Data ... 61

E. Pengembangan Instrumen ... 61

F. Pengembangan Program ... 64

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 70

H.Langkah – Langkah Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 121

B. Rekomendasi ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... ix LAMPIRAN

(14)

iii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Desain Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ... 51

3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 60

3.3 Daftar Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar ... 63

3.4 Daftar Kisi – Kisi Instrumen Kebiasaan Belajar ... 63

3.5 Daftar Pengembangan Program Kebiasaan Belajar ... 65

3.6 Daftar Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar ... 70

3.7 Daftar Hasil Uji Coba Validitas Angket Kebiasaan Belajar ... 73

3.8 Daftar Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 74

4.1 Daftar Profil Kebiasaan Belajar ... 78

4.2 Daftar Profil Kebiasaan Belajar Siswa Pretes Kelompok Eksperimen 79 4.3 Gambaran Pemahaman Siswa pada Aspek Delay Avoidance ... 80

4.4 Gambaran Pemahaman Aspek Work Methode ... 81

4.5 Gambaran Pemahaman Siswa tentang Kebiasaan Belajar pada Kelompok Kontrol Berdasarkan Kecenderungan ... 81

(15)

iv

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aspek Work Methode ... 83

4.9 Tabel Kegiatan Pelaksanaan Program Bimbingan Belajar ... 89

4.10 Gambaran Rencana Operasional Progaram Bimbingan Akademik ... 89

4.11 Gambaran Perilaku Seksual Sehat Kelompok Eksperimen Sesudah Diberikan Perlakuan Berdasarkan Kecenderungan ... 102

4.11 Gambaran Kebiasaan Siswa Postest Kelompok Eksperimen ... 102

4.12 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa Pada Aspek Delay Avoidance ... 103

4.13 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa Pada Aspek Work Methode ... 103

4.14 Gambaran Pemahaman Siswa tentang Kebiasaan Belajar ... 104

4.15 Gambaran Kebiasaan Siswa Postest Kelompok Kontrol ... 105

4.16 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa pada Aspek Delay Avoidance ... 106

4.17 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa pada Aspek Work Methode ... 106

4.18 Statistik Deskriptif Skor Kebiasaan Belajar Menurut Kelompok dan Tes ... 107

GAMBAR Gambar Halaman 4.1 Format Isian Jadwal Pribadi ... 91

4.2 Hambatan dalam Mengerjakan Tugas ... 92

4.3 Gambar Belajar ... 94

(16)

v

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Rata – Rata Skor Pretes Profil Kebiasaan Belajar pada

(17)

vi

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2 Rata – Rata Skor Perilaku Seksual Sehat pada Kelompok Kontrol ... 82 4.3 Rata – Rata Skor Postes Profil Kebiasaan Belajar pada

Kelompok Eksperimen ... 102 4.4 Rata – Rata Skor Postest Kebiasaan Belajar pada

Kelompok Kontrol ... 105 4.5 Rata – Rata Skor Pretes dan Postes Kebiasaan Belajar ...108

(18)

vii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bagan Halaman

(19)

viii

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi – Kisi Angket Sebelum Judgment 2. Kisi – Kisi Angket Sesudah Judgment

3. Program Bimbingan Akademik sebelum Judgment 4. Program Bimbingan Akademik sesudah Judgment

5. SKLBK

6. Hasil Pengolahan Data Penelitian 7. Surat Permohonan Penelitian

(20)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan

mengembangkan perilaku yang diinginkan. Menurut Crow and Crow (1960),

pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang

akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu

dalam perkembangannya menuju tingkat kedewasaan (Suharno, 2008). Dalam

pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya

positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan, dan

pengetahuan baru. Selain itu, pendidikan mempunyai peran strategis dalam

mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sejalan dengan apa yang

termuat dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, yang menyatakan :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Selain itu, sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal

sebagai sarana dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan. Sekolah

(21)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam

prestasi belajar yang didapatnya. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional

maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP

nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).

Berdasarkan ketentuan di atas, mengisyaratkan bahwa melalui

pendidikan harus adanya upaya untuk mengembangkan potensi peserta

seoptimal mungkin. Pengembangan potensi peserta didik ini salah satunya

melalui sistem yang sudah teroganisir yaitu program bimbingan sekolah.

Hal ini didasari oleh tujuan pemberian layanan bimbingan sendiri,

yaitu (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier,

serta kehidupannya pada masa yang akan datang; (2) mengembangkan

seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin; (3)

menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,

serta lingkungan kerjanya, dan (4) mengatasi hambatan serta kesulitan yang

dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, ataupun lingkungan kerja (Achmad Juntika, 2007 : 2).

Dengan adanya keserasiaan antara fungsi pendidikan dengan tujuan

bimbingan sekolah diharapkan menjadi dasar penguat bahwa pengembangan

(22)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bimbingan ini harus di mulai dari sejak usia dini atau dalam hal ini di

khususkan pada siswa sekolah dasar.

Pengembangan potensi ini salahsatunya, bagaimana siswa sekolah

dasar diberikan layanan bimbingan belajar agar prestasi belajarnya

mengalami peningkatan atas peran diri sendiri yang dominan.

Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari

kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Winkel (1983)

menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap

proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah

penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan

hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah

ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku (Mukodim, 2004).

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor

tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu

faktornya adalah kebiasaan belajar yang hadir dari internal peribadi sendiri.

Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan

kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang

Kebiasaan belajar ini diperlukan karena manfaat yang akan diperoleh

siswa. Menurut Sumadi manfaat kebiasaan belajar, diantaranya adalah : (1)

Kebiasaan dapat menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau

memakai pikiran hal ini karena kebiasaan mempunyai sifat spontan yang

tidak memerlukan banyak kesengajaan, (2) Meningkatkan efisiensi manusia.,

(23)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menjadikan seseorang lebih konsisten dalam kegiatannya sehari-hari (dalam

Muhyono, 2001 : 12).

Perlunya layanan bimbingan untuk sekolah dasar karena terkadang

siswa tersebut dalam menjalankan tugas – tugas perkembangannya sering

menemui hambatan – hambatan dan permasalahan – permasalahan sehingga

mereka banyak bergantung kepada orang lain, terutama orang tua, dan guru.

Salah satu permasalahannya adalah belum terbentuknya pola kebiasaan

belajar yang seharusnya dikarenakan belum adanya kesadaran internal dalam

pribadi siswa tersebut. Oleh sebab itu, anak usia SD memerlukan perhatian

khusus dari para guru. Penyelenggaraaan pengajaran, pelatihan dan

bimbingan diharapkan dapat menunjang pencapaian tugas – tugas

perkembangan itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan

pendidikan di SD.

Fenomena yang memperkuat perlu adanya bimbingan adalah

berdasarkan Penelitian AGB Nielsen Media Research yang terakhir

menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton

siaran televisi dalam sepekan rata-rata 28 hingga 35 jam. Jumlah tersebut

lebih besar daripada jam sekolah anak-anak yang biasanya berlangsung antara

pukul 07.00 – 12.00 WIB, dikurangi waktu istirahat. Masih berdasarkan data

Nielsen, sebanyak 21 persen pemirsa TV adalah anak-anak dengan usia 5-14

tahun. Waktu menonton TV bagi mereka terutama pada pukul 06.00 – 10.00

(24)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekitar 1,4 juta anak-anak yang menonton TV. Padahal waktu tersebut

seharusnya dipakai untuk belajar di rumah.

Selain itu, sebelumnya di tahun 2002 rata – rata anak-anak di Jakarta

menonton TV selama 30-35 jam. Dalam penelitian YPMA tahun 2006, angka

itu meningkat menjadi sekitar 35-40 jam seminggu. Anak menonton TV

rata-rata selama 3,5 jam per hari pada hari biasa dan 5 jam per hari pada saat libur.

Bila dibandingkan dengan lamanya anak bersekolah selama setahun, maka

didapatkan angka sekitar 1.600 jam untuk menonton TV dan sekitar 800 jam

untuk belajar di sekolah dasar negeri di Jakarta.

Dari data di atas terlihat bahwa anak menonton di atas batas waktu

yang ditoleransi para ahli (maksimal 2 jam per hari). Bahkan, ada anak yang

dapat dikatakan cukup ekstrem menghabiskan waktunya di depan TV, yakni

sekitar 8 jam (dalam kategori 7-8 jam dan lebih dari 8 jam). Artinya, dalam

aktivitas sehari-hari, sepertiga waktu anak tersebut tersita oleh TV (YPMA,

2009).

Data Nielsen Media Januari-Maret 2008 menemukan bahwa anak

menonton TV rata-rata 3 jam per hari. Dari total penonton televisi, 21%

adalah anak usia 5-14 tahun. Jumlah anak yang menonton pada pagi hari

(06.00-10.00) dan siang-malam hari (12.00-21.00) lebih banyak dari

kelompok umur lainnya. Pada pagi hari sebagian besar anak menonton

sendirian sementara pada siang hingga malam hari mereka akan menonton

dengan ibu mereka berbagai tayangan yang tidak ditujukan untuk anak,

(25)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang guru Sekolah Dasar

Negeri yang menyatakan bahwa proses belajar seringkali terabaikan hanya

anak terlalu sering bermain playstation. Di sini jelas terlihat bahwa

ketidakmampuan anak dalam mengatur jadwal belajar dengan bermain

sehingga akan berdampak pada kebiasaan belajar yang kurang baik.

Perkembangan kebiasaan belajar sebenarnya sudah mulai

berlangsung pada saat anak mulai memasuki lingkungan sekolah. Di sekolah,

anak dituntut untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar, misalnya

belajar untuk memusatkan perhatian pada saat pelajaran sedang berlangsung,

mencatat setiap pelajaran yang diperolehnya selama dikelas mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu dituntut perhatian dari

orang tua masing – masing untuk memulai menerapkan disiplin sejak dini.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Gunarsa (1991), bahwa keberhasilan

disiplin diri dan disiplin waktu akan mendukung kelancaran perkembangan

kognitif sehingga anak mampu mencapai keberhasilan prestasi yang optimal.

Menurut Boekaerts : ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seorang siswa untuk mencapai prestasi yang optimal. Di

antaranya adalah intelegensi, kepribadian, lingkungan sekolah, dan

lingkungan rumah. Namun selain faktor – faktor tersebut ternyata kebiasaan

belajar yang baik turut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai

prestasi yang optimal. Meskipun seorang siswa memiliki tingkat intelegensi

yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah yang

(26)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa tersebut tidak akan mampu mencapai prestasi yang optimal (Boekaerts,

2005).

Berdasarkan hasil pengamatan guru kelas V di SDIT Irsyadul „Ibad

Pandeglang, masih sering ditemukan siswa yang kebiasaan belajarnya kurang

positif, seperti: ada data siswa tidak masuk sekolah tanpa keterangan,

terlambat datang ke sekolah atau datang tidak tepat waktu, ribut/kurang

memperhatikan disaat guru memberikan penjelasan, tidak mengerjakan

pekerjaan rumah (PR), dan melupakan tugas – tugas sekolah lainnya, mereka

lebih menyukai mangkir dari sekolah dan bermain. Selain itu, hasil

pengamatan wali murid (orang tua siswa) kebanyakan para siswa sering

menghabiskan waktu untuk memainkan games online. Kebiasaan belajar

siswa yang negative atau ragu – ragu dimungkinan dapat mengakibatkan

prestasi belajar rendah dan prestasi di bawah potensi yang dimiliknya.

Kondisi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Aunrrahman

(2011:185), dimana mengungkapkan kebiasaan belajar yang kurang baik yang

dimiliki siswa, diantaranya:

1. Belajar tidak teratur

2. Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa)

3. Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian

4. Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap

5. Tidak biasa membuat ringkasan

(27)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7. Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di

dalam menyelesaikan tugas

8. Sering datang terlambat

9. Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok)

Jenis – jenis kebiasaan belajar diatas merupakan bentuk-bentuk

perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa

dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang

diperoleh.

Selain itu, menurut catatan para guru kelas bahwa, para siswa yang

tidak mengerjakan tugas – tugas sekolah rata – rata karena belum adanya

jadwal belajar atau kebiasaan yang kurang baik sehingga waktu senggang

dihabiskan untuk bermain. Hal ini, tentu mengisyaratkan belum adanya

kesadaran yang tumbuh dari internal pribadi siswa dan jika kebiasaan yang

kurang baik ini terus terjadi maka akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa

dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang

diperoleh siswa. Sehingga dibutuhkan adanya usaha dari lingkungan untuk

membiasakan pribadi yang memiliki kebiasaan belajar yang baik melalui

berbagai pendekatan.

Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti. Gambaran bagaimana

program bimbingan akademik yang diharapkan dapat mengembangkan

kebiasaan belajar siswa yang terintegrasi dalam proses pembelajaran secara

(28)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Latar belakang masalah yang dipaparkan di atas memfokuskan studi

pada upaya peneliti untuk mengetahui bagaimana program bimbingan

akademik sekolah kebiasaan belajar siswa sekolah dasar. Agar diperoleh arah

dan fokus dalam ruang penelitian ini, maka perlu dirumuskan masalahnya

secara jelas. Fenomena yang digambarkan pada latar belakang masalah

mengantarkan pada pentingnya memperoleh gambaran tentang program

bimbingan untuk mengembangkan kebiasaan belajar siswa sekolah dasar

dalam sistem sekolah dasar Islam terpadu berbasis full day yang dilaksanakan

di SDIT Irsyadul „Ibad.

Masalah utama yang perlu dijawab melalui penelitian ini dirumuskan

dalam pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Seperti apa profil kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Irsyadul „Ibad?

2. Upaya apakah yang dilakukan wali kelas dalam rangka meningkatkan

kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyadul

„Ibad?

3. Bagaimana rumusan program bimbingan akademik dalam

mengembangkan kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam

(29)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Bagaimana profil kebiasaan belajar siswa setelah implementasi progam

bimbingan akademik siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam terpadu

Irsyadul „Ibad?

Adapun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana rumusan program bimbingan belajar untuk meningkatkan

kebiasaan belajar siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan program bimbingan akademik untuk mengembankan kebiasaan

belajar siswa sekolah dasar. Penemuan program ini bertolak dari karakteristik

siswa kelas V sekolah dasar, upaya – upaya guru dalam mengembangkan

kebiasaan belajar siswa, karakteristik kebiasaan belajar siswa dan konsep –

konsep bimbingan akademik yang ideal bagi anak sekolah dasar.

Untuk mencapai tujuan umum penulisan, didukung oleh tujuan khusus

yaitu :

1. Deskripsi profil kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Irsyadul „Ibad.

2. Upaya yang dilakukan wali kelas dalam rangka untuk meningkatkan

kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyadul

„Ibad.

3. Rumusan program bimbingan akademik yang sesuai untuk meningkatkan

(30)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Deskripsi Profil kebiasaan belajar siswa setelah implementasi program

akademik siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam terpadu Irsyadul „Ibad.

D. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk mengungkap kebiasaan belajar siswa kelas V.

Metode yang digunakan yakni quasi eksperiment, karena metode ini sebagai

bagian dari pendekatan kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri

terutama dengan adanya kelompok yang dikontrol. Desain yang digunakan

adalah kuasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design dimana

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random

(Sugiyono, 2009). Pengukuran pertama sebelum diberikan bimbingan atau

perlakukan dan pengukuran kedua dilakukan setelah adanya intervensi

menggunakan model program bimbingan akademik. Selanjutnya hasil

penelitian ini akan diuji melalui uji t.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada latar (setting) proses pembelajaran di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyaduul „Ibad yang teletak di Jl. Raya Km.

4 Maja Barat Kelurahan Sukaratu Kecamatan Majasari Pandeglang.

Subjek penelitian adalah siswa kelas V (lima).

2. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka

(31)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Bentuk Instrumen

b. Kisi – Kisi Instrumen

c. Penilaian Instrumen

d. Uji Coba Instrumen

3. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah melalui angket dan

pengamatan, wawancara, studi dokumentasi.

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Pengembangan khasanah baru bagi konselor dalam mengembangkan

kebiasaan belajar melalui progam bimbingan akademik.

b. Memperkaya studi keilmuan tentang bimbingan belajar yang

dipandang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa dan

memberikan kontribusi berupa konsep – konsep dan kajian mengenai

program bimbingan akademik untuk sekolah dasar, baik secara

lengkap bagi penelitian terdahulu maupun pendukung bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Rujukan bagi guru bimbingan dan konseling agar dapat lebih

mengoptimalkan pelayanan dalam pengembangan kebiasaan belajar

(32)

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Masukan bagi guru sekolah dasar juga orang tua dalam melaksanakan

perannya sebagai pembimbing, khususnya dalam rangka membantu

optimalisasi potensi siswa sekolah dasar.

c. Masukan yang diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pengelola

sekolah dasar dalam mengembangkan kebiasaan belajar siswa yang

pada akhirnya meningkatkan prestasi belajarnya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penelitian ini terdiri dari BAB I. Pendahuluan yang

berisi tentang: Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat/Siginifikasi

Penelitian, Sitematika Penulisan. BAB II. Kajian pustaka, mengenai konsep

bimbingan dan konseling, Peran Bimbingan dalam mengembangkan

kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari konsep konsep kebiasaan belajar,.

BAB III. Mengenai Metode Penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,

Pengolahan dan Analisa Data, serta Pendekatan dan langkah-langkah

penelitian. BAB IV. Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian. BAB V. Kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan

(33)

1

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dengan pendekatan ini menekankan pada data angka-angka

(numerical) yang dilakukan pengolahan dengan metode statistik. Metoda

penelitian secara kuantitatif dapat diperoleh secara signifikan untuk

memperoleh perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti.

Dalam konteks penelitian ini metoda kuantitatif ditunjukan untuk mengetahui

perbedaan perubahan antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dan

setelah dilakukan tindakan.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian,

guna melihat profil kebiasaan belajar siswa SD, maka penelitian ini

menggunakan metode penelitian quasi-experiments. Penelitian ini tidak

menggunakan percobaan murni (true experiment), karena tidak mungkin

menempatkan subjek penelitian dalam situasi laboratorik murni yang sama

sekali bebas dari pengaruh lingkungan sosial selama diberikan perlakuan

eksperimental.

Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini

(34)

2

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian dengan nonequivalent control groups design, sebuah kelompok

treatment dan sebuah kelompok pembanding (control) dibandingkan dengan

menggunakan ukuran-ukuran pra uji (pretest) dan pasca uji (postest) dalam

menentukan sampel penelitian dilakukan random secara acak berdasarkan

konsep undian (Kartini Kartono, 1996:137). Desain kelompok nonequivalent

dapat diiktisarkan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Desain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Pretest Perlakukan Postes

Eksperimen Q1 X Q2

Kontrol Q3 - Q4

Penjelasan gambar 3.1 tersebut di atas sebagai berikut: Q1 adalah

skor kebiasaan belajar siswa SD sebelum dilakukan treatment yang dilakukan

melalui pretest layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kebiasaan

belajar. Skor kebiasaan belajar siswa SD didapatkan melalui pengumpulan

data menggunakan Intrumen Kebiasaan belajar atau diberi identitas IKB. X

adalah perlakuan yang diberikan atau treatment yaitu pelayanan bimbingan

belajar. Layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa terlebih

dahulu dilakukan penyusunan program melalui proses penimbangan baik oleh

para ahli sebagai team pen-judgment atau oleh praktisi dilapangan. Q2 adalah

(35)

3

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar. Skor kebiasaan belajar siswa SD setelah pelayanan bimbingan belajar

didapatkan melalui posttest pengumpulan data menggunakan instrument yang

sama dengan pretest, yaitu Instrument kebiasaan belajar (IKB). Q2 adalah

skor kebiasaan belajar siswa SD pada kelompok kontrol yang dilakukan

melalui prestest dengan diberikan treatment melalui layanan informasi

melalui metoda atau teknik ceramah. Q4 Adalah tes yang diperlakukan

sebagai posttest terhadap kelompok kontrol yang tidak diberikan layanan

bimbingan belajar.

Adapun prosedur atau tahapan pelaksanaan penelitiannya, yaitu:

Bagan 3.1

Alur Penelitian Pretest-Postest nonequivalent control groups design Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar

Pendahuluan Identifikasi Masalah

(36)

4

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Definisi Operasional

1. Kebiasaan Belajar

Konsep kebiasaan belajar dapat dipahami dari dua konsep

mendasar, konsep kebiasaan dan konsep belajar. Pemahaman dari konsep

ini akan membantu memahami hakikat dan karakteristik kebiasaan belajar

itu sendiri.

Konsep pertama, yaitu konsep mengenai kebiasaan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) pengertian kebiasaan adalah

sebagai sesuatu yang biasa dikerjakan.

Masturoh (2000:11) mendefinisikan kebiasaan sebagai suatu

tingkah laku yang sudah terpola yang akan mempengaruhi tindakan dalam

belajar dan prestasi yang dicapai. Adapun Kebiasaan menurut Paul Swartz

(37)

5

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“….integrated systems of conditional responses…leading fearly

steoreotyped forms of responses in the face of recurrent situation of

similar type”.

Kebiasaan tersebut pada dasarnya merupakan suatu sistem

terintegrasi dari usaha yang membawa kepada bentuk kegiatan yang

sifatnya berulang-ulang.

Natawidjaja (Triaji, 1998:48) menyatakan bahwa : “Kebiasaan

adalah cara berbuat atau bertindak, seragam, dan otomatis”. Berdasarkan

pernyataan-pernyataan di atas yang kemudian dihubungkan dengan studi,

maka dapat diatikan bahawa kebiasaan belajar itu adalah perilaku individu

atau siswa yang terintegrasi dilakukan berulang-ulang yang sifatnya

menetap, seragam, dan otomatis.

Beberapa pengertian di atas menunjukkan benang merah

mengenai hakikat kebiasaan, yaitu perilaku individu yang terpola sehingga

menjadi berulang-ulang dan sifatnya menetap, seragama, dan otomatis.

Konsep kedua, yaitu belajar. Syamsu Yusuf, LN (2009:162)

mendefinisikan, di bawah ini:

(38)

6

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu, menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,

1984: 252) menyatakan bahwa :

“Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.”

Sedangkan definisi belajar menurut Gagne (1977), adalah :

“Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.”

Wingkel (1997:193) berpendapat bahwa :

“Belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap.”

Moh. Surya (1981:32), mendefinisikan, bahwa:

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.”

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri

siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar

karena perubahan tingkah laku akibat belajar memilki ciri-ciri perwujudan

(39)

7

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari beberapa definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang

sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara

sesudah belajar dan sebelum belajar.

Dua konsep utama yang membangun konsep kebiasaan belajar,

yaitu konsep kebiasaan dan konsep belajar, menunjukkan benang merah

mengenai kebiasaan belajar merupakan bagian dari perkembangan

individu yang harus ditingkatkan, sehingga dengan ditingkatkannya

kebiasaan belajar individu dapat mencapai kebiasaan belajar positif

sehingga meningkatkan prestasi belajarnya yang memuaskan.

Selain itu, konsep kebiasaan belajar ditinjau dari beberapa kajian

ilmiah yang dirujuk dalam penelitian ini antara lain:

Kebiasaan belajar menurut Syamsu Yusuf, LN (2006:116), adalah

:

“Perilaku (kegiatan) belajar yang relatif menetap, karena sudah berulang-rulang (rutin) dilakukan, baik cara, strategi belajar, maupun

pendekaatan yang digunakan dalam belajar”. Kebiasaan belajar ini

meliputi kegiatan belajar di rumah, sekolah (di kelas, di perpustakaan, di tempat praktek), dan di perusahaan (industri).”

Adapun ciri – ciri siswa yang memiliki kebiasaan positif,

diantaranya adalah :

(40)

8

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Merasa senang untuk mengikuti kegiatan belajar yang diprogramkan

sekolah

c. Mempunyai jadwal belajar yang teratur

d. Mempunyai disiplin diri dalam belajar (bukan karena orang lain)

e. Masuk kelas tepat pada waktunya

f. Memperhatikan penjelasan dari guru

g. Mencatat pelajaran dalam buku khusus secara rapi dan lengkap

h. Senang mengajukan pertanyaan apabila tidak memahami

i. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi di kelas

j. Membaca buku pelajaran secara teratur

k. Mengerjakan tugas-tugas atau PR dengan sebaik-baiknya

l. Meminjam buku-buku ke perpustakaan untuk menambah wawasan

keilmuan

m. Ulet dan tekun dalam melaksanakan pelajaran

n. Senang dalam membaca buku-buku lain, majalah atau koran yang

isinya relevan dengan pelajaran atau program studi yang ditempuh

o. Tidak mudah putus asa apabila mengalami kegagalan dalam belajar

(seperti tidak lulus tes, atau nilainya rendah).

Selanjutnya menurut Prayitno (2004:19) mendefinisikan

kebiasaan adalah “Tingkah laku yang cenderung selalu ditampilkan oleh

(41)

9

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keadaan tertentu. Kebiasaan ini dapat terwujud dalam tingkah laku nyata

seperti member salam, tersenyum, ataupun yang tidak nyata seperti: berfikir,

merasa, bersikap. Sikap atau kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti

dalam hubungan sosial, mengikuti aturan, belajar serta sikap dan kebiasaan

dalam menghadapi kondisi tertentu seperti: jatuh sakit, menghadapi ujian,

bertemu guru atau orang tua dan juga ketika menjumpai sesuatu yang

menakutkan dan lain sebagainya”.

Adapun definisi kebiasaan belajar menurut Aunurrahman, (2011:

185) adalah :

“Perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.”

Menurut, Sugiyanto (1999:12) kebiasaan belajar merupakan

manisfestasi kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar dengan

metode dan teknik yang tepat.

Adapun menurut Sulaeman (1984:71), kebiasaan belajar adalah

cara-cara atau teknik-teknik yang menetap yang dilakukan siswa pada

waktu ia menerima pelajaran dari guru, membaca buku dan mengerjakan

tugas-tugas sekolah, serta pengaturan waktu untuk menyelesaikan

kegiatan-kegiatan tersebut. Brown & Holtzman dalam Sulaeman (1984:

17) membagi kontsruk kebiasaan belajar menjadi dua bagian yakni Delay

(42)

10

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Methods (metode kerja yang meliputi aspek-aspek kebiasaan belajar yang

berhubungan dengan cara-cara belajar yang efektif, efisien, dan kecakapan

dalam teknik belajar).

Adapun sikap mental yang menimbulkan kebiasaan belajar yang

baik menurut Verkuyl dan Lempp dalam Syahrawi (1997:35), yaitu :

1. Membuat ringkasan bahan pelajaran yang dipelajari.

2. Membaca buku.

3. Membuat ikhtisar dari tulisan-tulisan ilmiah.

4. Membuat tugas.

Menurut, Djaali (2008) menambahkan bahwa kebiasaan belajar

adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara

berulang-rulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Oemar

Hamalik (2005) mengemukakan pula bahwa seseorang yang ingin berhasil

dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang

baik.

Adapun kontruk kebiasaan belajar dalam penelitian ini yang

disandur dari Brown dan Holtzman (1967), yaitu :

1) Kebiasaan menyelesaikan tugas-tugas belajar (delay avoidance), dengan

indikator adalah :

a) Ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademik

(43)

11

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Pelaksanaan tugas

2) Metode kerja (work methods), dengan indikator adalah:

a) Penggunaan cara belajar yang efektif (meliputi membaca, mempelajari

buku, dan membuat catatan)

b) Efisiensi dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.

c) Kecakapan dalam teknik belajar.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas IV, V, dan SDIT

Irsyadul „Ibad Pandeglang. Penentuan populasi didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan berikut :

1. SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang merupakan sekolah swasta yang baru

berdiri berada di daerah kabupaten sehingga program yang dapat

memfasilitasi perkembangan siswa belum tersedia.

2. Siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang berada pada rentang usia

anak akhir dimana pada usia ini anak secara psikologis mengalami

berbagai macam perubahan sikap, kebiasaan, ataupun perilaku yang

berubah-ubah dimana faktor lingkungan biasanya sangat mendominasi.

3. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dari hasil wawancara dan studi

dokumentasi ditemukan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang

(44)

12

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebiasaan bermain game online sehingga melupakan waktu belajar,

kurang memperhatikan penjelasan guru, bercanda dikelas atau kurang

konsentrasi.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VI, V, VI SDIT

Irsyadul „Ibad tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel populasi Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO Kelas Jumlah

1 Kelas VI 60

2 Kelas V 57

3 Kelas VI 47

JUMLAH 164

Jumlah siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang adalah 60

orang, dengan demikian seluruh siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad

Pandeglang diambil untuk menjadi sampel penelitian.

Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini

menggunakan metode quasi-eksperimen. Penentuan sampel penelitian sesuai

pendapat Tini Kartono (1996:137) bahwa teknik pengambilan sampel dapat

menggunakan cara pengambilan sampel secara pilihan random sembarang

tanpa memilih dulu. Dikarenakan penelitian ini memilih kelas V yang ada dua

kelas maka. Peneliti mengundi kelas untuk pembagiannya maka diperoleh

(45)

13

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kontrol. Perlakukan atau treatment ini diberikan kepada kelas yang memiliki

karakteristik kematangan yang berbeda-beda yaitu ada siswa yang tergolong

tinggi, sedang dan rendah. Tujuan perlakukan diberikan kepada kelompok

yang memiliki keragaman kebiasaan belajar didasari oleh prinsip bimbingan

yaitu bersifat development.

Sumber penelitian siswa yang ada di SDIT Irsyadul „Ibad

berjumlah 57 siswa, peneliti juga mengambil sumber lain yang

memungkinkan dapat membantu dalam mengungkap masalah kebiasaan

belajar, dengan guru wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan

orang tua siswa, selain itu untuk mempertajam dan menggali lebih luas demi

akuratnya penelitian ini, peneliti juga mengmbil data-data lain dari para

peneliti terdahulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan

angket dalam bentuk instrumen kebiasaan belajar (IKB), yaitu cara

pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon reponden hanya

tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan cepat (Sudjana, 1975 :57).

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas studi

(46)

14

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan fokus masalah di atas, sebelum penulis menyusun

program bimbingan, terlebih dahulu penulis mengetahui profil gambaran

mengenai kebiasaan belajar yang diperoleh siswa Sekolah Dasar Islam

Terpadu Irsyadul „Ibad Pandeglang, maka untuk mendapatkan profil dan

gambaran yang akurat peneliti memerlukan data yang akurat pula. Adapun

instrument yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan

definisi operasional variabel, kemudian menyusun kisi-kisi, dan dilakukan

judgement kepada ahli (dosen) yang kompeten. Setelah instrumen di judge

kemudian dilakukan uji coba (instrument berupa angket kebiasaan belajar

siswa). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk

mengungkap profil kebiasaan belajar siswa.

1. Jenis Instrumen yang digunakan

Instrumen pertama yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa angket yang mengungkap profil kebiasaan belajar siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup

(berstruktur). Angket tertutup (closed questionnaire), adalah angket yang

pertanyaan atau pernyataannya tidak memberi kebebasan kepada

responden untuk menjawabnya sesuai pendapat dan keinginan mereka

(47)

15

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban

yang sesuai dengan karakteristik dirinya.Dimana skala yang digunakan

adalah Skala Guttman dimana hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau

“tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala ini karena peneliti ingin

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang ditanyakan.

Bentuk skalanya dibuat dalam pilihan ganda dengan menyediakan jawaban

yang dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban

setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 dengan memberikan

tanda cek list (√).

Secara sederhana, setiap pilihan alternative responden

memiliki pola skor seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel.3.3

Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar Pernyataan Skor Dua Pilihan Alternatif Respon

Ya Tidak

Positif 1 0

Negatif 1 0

Keterangan:

Ya = 1 Tidak = 0

2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Kisi – kisi dikembangkan berdasarkan definisi operasional

penelitian. Kisi – kisi dibuat dimaksudkan sebagai acuan dalam

(48)

16

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian.Adapun fungsi kisi-kisi untuk mengungkap profil atau gambaran

kebiasaan belajar. Kisi – kisi yang disusun adalah seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kebiasaan Belajar (Sebelum Uji Coba)

Sebelum angket diujicobakan dan digunakan, dilakukan penimbangan

oleh kelompok penilai yaitu pakar yang berkompeten untuk memvalidasi

materi (content), konstruk (construct), redaksi, dan kesesuaian antara butir

pernyataan dengan aspek yang ingin diungkap. Dalam hal yang menjadi

penilai judgment yaitu Prof. Syamsu Yusuf dan Dr. Ilfiandra.

(49)

17

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fase dalam pengembangan program bimbingan dan konseling di

sekolah, menurut Gysbers dan Haenderson (Muro & Kottman, 1995: 55-61)

ada empat fase, yaitu: (1) Perencanaan (Planning), (2) Perancangan

(Designing), (3) Penerapan (Implementing), dan (4).Evaluasi (Evaluating).

Berdasarkan hal tersebut, adapun pengembangan program bimbingan belajar

untuk meningkatkan kebiasaan belajar ini dikembangkan berdasarkan hasil

analisis kebutuhan kepada siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang

tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh melalui pretest dengan penyebaran

instrumen kebiasaan belajar. Struktur program yang dibuat memuat dasar

pemikiran/rasional, tujuan layanan, sistem sosial, kompetensi konselor,

penunjang teknis layanan, komponen program, materi program, sasaran

program, rencana operasional, evaluasi.

Landasan pengembangan program disusun berdasarkan hasil

analisis kebutuhan siswa setiap indikator yang memiliki kategori rendah pada

siswa. Adapun indikator yang akan dijadikan landasan pengembangan

(50)

18

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Rancangan Pengembangan Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar

Aspek Indikator Materi Nama

Kegiatan

Tujuan Media Strategi Teknik Waktu

Delay

Pelaksanaan tugas Tips Melatih Konsentrasi

Belajar yang efektif Trik Belajar Efektif

Kerja yang efisien Yuk, Kenali Gaya belajar yang baik

(51)

19

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecakapan dalam teknik belajar

Cara Membaca yang Efisien

Membaca Efesien

Agar siswa mampu mempelajari buku teks dengan efektif

Hand Out dan Alat tulis

Bimbingan Klasikal

Simulasi dan Diskusi

(52)

20

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Program yang dikembangkan yang telah disusun, selanjutnya

diberikan pertimbangan atau judgment oleh dua pakar yakni dosen dari

Prodi Bimbingan dan Konseling dan satu praktisi yakni wali kelas,

dengan tujuan untuk menilai program dan satuan kegiatan layanan

bimbingna pribadi sosial sehingga layak diujicobakan.

Hasil judgment dari pakar dan praktisi tersebut dibuat sebagai

bahan masukan, dan perbaikan pada setiap struktur program. Dengan

penjelasan sebagai berikut.

a. Dasar Pemikiran

Pada bagian rasional dikemukakan latar belakang tentang

pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan

program pendidikan di sekolah. Alasan-alasan pentingnya

menggunakan melaksanakan bimbingan akademik untuk

meningkatkan kebiasaan belajar siswa.

Dasar pemikiran dengan melaksanakan program bimbingan

akademik sebagai upaya untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa

SD, menggambarkan data-data hasil studi pendahuluan dan angket

penelitian yang memperlihatkan kondisi dan fenomena kesadaran

siswa tentang kebiasaan belajar.

(53)

21

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan layanan dirumuskan berdasarkan hasil analisis

kebutuhan siswa, kemudian dirumuskan tujuan untuk yang akan

dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai siswa setelah

memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Sistem Sosial

Sistem sosial dalam pelaksanaan program bimbingan

akademik adalah kerangka batasan peran konselor-konseli yang

mengikat dalam situasi hubungan bantuan.

Konselor dan konseli dalam proses pelaksanaan program

bimbingan konseling mengembangkan kesepakatan berupa komitmen

bersama untuk menjalankan proses dengan penuh tanggung jawab.

Komitmen bersama ini menjadi dasar tercapainya keberhasilan atau

kegagalan dalam menjalani proses layanan.

Komitmen bersama yang dibangun mempertegas peran dan

tanggung jawab konselor dan konseli. Berikut ini adalah penjelasan

peran konselor dan konseli dalam seting pemberian layanan melalui

PBA.

d. Kompetensi Konselor

Kompetensi konselor dalam pelaksanaan program bimbingan

(54)

22

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terkadung atau melekat pada karakteristik pribadi konselor itu sendiri,

dan dapat dikembangkan melalui pendidikan (Supriatna, 2010: 65).

Berikut ini adalah kompetensi konselor dalam pelaksanaan

program bimbingan akademik, yang diadaptasi dari hasil penelitian

Supriatna (2010: 65) disesuaikan dengan focus penelitian untuk

meningkatkan kebiasaan belajar siswa sekolah dasar, kompetensi

tersebut adalah sebagai berikut.

1) Konselor memahami potensi diri konseli, baik yang menunjang

maupun menghambat bagi perkembangan kehidupannya.

2) Konselor mampu mengidentifikasi profil kebiasaan belajar siswa

sekolah dasar, yang meliputi : kebiasaan sebelum belajar, kebiasaan

belajar diwaktu senggang, kebiasaan belajar bersama, kebiasaan

belajar di kelas, kebiasaan belajar kelompok, kebiasaan belajar

dirumah.

3) Konselor mampu mengkomunikasikan gagasan melalui ungkapan

pemikiran, perasaan, dan perbuatan yang mendorong konseli

berperan serta dalam proses layanan.

4) Konselor terampil dalam menggunakan pengalaman baik yang

berasal dari riwayat kehidupan, bacaan, simakan, maupun tontonan

(55)

23

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Konselor memahami makna atau keterkaitan antara nilai-nilai yang

terungkap dalam proses bantuan dengan pengalaman keseharian

konseli.

6) Konselor mampu menunjukkan penghargaan dan sikap positif

terhadap upaya, keputusan, dan atau perubahan konseli kea rah

yang lebih baik.

e. Penunjang Teknis Layanan

Pelaksanaaan prorgam bimbingan akademik membutuhkan

sarana penunjang yang membantu keterlaksanaan dan ketercapaian

program bimbingan akademik untuk meningkatkan kebiasaan belajar

siswa sekolah dasar.

Proses pelayanan dalam seting bimbingan akademik pada

dasarnya bukan hanya sekedar proses mengajarkan nilai-nilai sebagai

suatu pengetahuan (knowledge) kepada konseli,melainkan bagaimana

pengetahuan mengenai nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasikan

sebagai bagian yang melekat pada dirinya, sehingga berpengaruh

terhadap cara berpikir, merasa, dan bertindak (Supriatna, 2010:67)

Kerangka kerja pelaksanaan program bimbingan akademik

(56)

24

Isuti Rachman, 2013

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

psikologis guidance/psychoeducational group) yang digagas oleh

Gazda (Supriatna,2010:67), tujuan dari penggunaan aktivitas

kelompok ini adalah untuk pengembangan kecakapan hidup (termasuk

kebiasaan belajar).

f. Komponen Program

Komponen program dalam pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling meliputi: 1) komponen pelayanan dasar bimbingna, 2)

komponen perencanaan individual, 3) komponen pelayanan responsif,

dan 4) komponen dukungan sistem (manajemen).

Komponen program yang dijabarkan dalam program

mengacu pada model bimbingan komprehensif. Program layanan

memfokuskan pada layanan responsif, namun dalam strukturnya tetap

menggunakan seluruh komponen.

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik pengolahan dan analisa data mengikuti tiga prosedur

penelitian sebagai berikut:

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk menyeleksi dan

menandai data yang terkumpul pada tahap pengumpulan data. Kegiatan

Gambar

GAMBAR
GRAFIK
Tabel 3.1 Desain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel populasi Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan proses pembelajaran yang bermutu guru yang bersertifikasi maupun yang belum sertifikasi harus berkompeten dengan menerapkan empat kompetensi guru

Sahabat MQ/ Hampir semua bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia diperoleh dari IMPOR// Beras/ kedelai/ daging/ ayam/ telur/ gula/ sayuran/ dan

Namun, disisi lain pengetahuan riset partisipan tentang TB paru masih sederhana, sehingga perlu penambahan wawasan bagi keluarga untuk memaksimalkan peran keluarga bagi anak

Penerapan teknologi quantum ikhlas yang menganggap orang stres itu berada dalam Beta (14-100Hz) yaitu posisi dimana seseorang dalam kondisi sadar penuh,

Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama dapat disimpulkan bahwa teknik pengairan sebagian daerah akar meningkatkan kandungan ABA daun dan tidak dapat meningkatkan kualitas

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer relationships pada remaja etnis minoritas yang tergolong tinggi sebanyak 98 remaja (48,5%), peer relationships yang tergolong

Residu endosulfan yang terserap oleh ikan akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh melalui proses bioakumulasi karena endosulfan termasuk insektisida golongan