i
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR
(Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDIT Irsyadul ‘Ibad Tahun Ajaran 2012/2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Oleh
ISUTI RACHMAN
ii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2013
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR
UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN
BELAJAR
(Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDIT Irsyadul
‘Ibad
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Isuti Rachman
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
iii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
ISUTI RACHMAN 0908092
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR
(Penelitian Studi Quasi Eksperiman Terhadap Siswa Kelas V SDIT
Irsyadul ‘Ibad
Tahun Ajaran 2012/2013 Kabupaten Pandeglang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
iv
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pembimbing II
Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd NIP 19570830 198101 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501198603100
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada
penulis. Atas limpahan nikmat yang tiada terkira sehingga penulis diberikan
kekuatan untuk menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam bagi Rasulullah
SAW yang telah memberikan inspirasi dalam menjalani masa-masa yang penuh
tantangan selama penyusunan karya tulis ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kebiasaan belajar siswa
kelas V di SDIT Irsyadul ‘Ibad Pandeglang. Karena pada masa anak-anak, anak
lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman
v
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menghabiskan waktu dengan teman-temannya, hal tersebut mendorong
terciptanya kondisi dimana teman lebih berpengaruh dan sekolah mempunyai
peluang untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk siswa.
Adapun sistematika dari Tesis ini terdiri dari lima Bab. Bab 1 berisi
latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi
dan hipotesis. Bab 2 berisi tentang tinjauan pustaka mengenai kebiasaan belajar.
Bab 3 menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan
definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur
dan teknik pengolahan data. Bab 4 deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Bab 5 berisi tentang simpulan dan rekomendasi.
Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat semoga
bermanfaat, khususnya bagi penulis dalam memaksimalkan pelaksanaan
implementasi layanan Bimbingan dan Konseling serta bagi pembaca dan semua
pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT menganugerahkan rahmat serta
Hidayah-Nya. Amin Yaa Robbal’alamin.
vi
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Isuti Rachman
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji penulis panjatkan pada Illahi Robbi, karena berkat
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan baik. Penulisan tesis
vii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbagai pihak maka selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada semua pihak, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Suherman, M.Pd. Selaku Pembimbing I, yang dengan tulus dan
ikhlas membimbing, memberikan petunjuk, dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan tesis.
2. Ibu Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan dorongan kepada penulis untuk meyelesaikan tesis ini tepat
waktu, memberikan pemahaman tentang kebiasaan belajar secara teoritis dan
penerapannya.
3. Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf. L.N, M.Pd. sebagai penilai dalam
pengembangan instrumen penelitian, terima kasih atas waktu yang
diluangkan untuk mengkoreksi, dan memberikan penimbangan terhadap
instrumen penelitian yang dikembangkan.
4. Bapak Dr. Ilfiandra, M.pd. sebagai penilai dalam pengembangan instrumen
penelitian, terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk mengkoreksi, dan
memberikan penimbangan terhadap instrumen penelitian yang
dikembangkan.
5. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana di
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan
viii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Bapak Hendri dan Ibu Ruli selaku staf di Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang selalu siap membantu kemudahan penulis dalam masalah
administrasi.
7. Bapak Zaenusholihin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Irsyadul ‘Ibad yang
telah membantu mempermudah perizinan penelitian.
8. Bapak Lukman Hakim, S.Pd.I dan Ibu Atik Afifah, S.Ag, selaku wali kelas V
yang telah membantu penulis dalam membantu kelancaran pelaksanaan
program bimbingan akademik dilapangan untuk penyelesaian tesis.
9. Siswa-siswi kelas V SDIT Irsyadul ‘Ibad Pandeglang tahun ajaran 2012/2013
yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket dan melaksanakan
proses treatment dengan ikhlas.
10. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2009 dan 2010 yang telah bersama-sama mengukir keindahan
selama proses perkuliahan dan motivasi penulis untuk terus maju meraih
cita-cita.
11. Ibu tecinta yang telah mencurahkan rasa kasih sayang, mendorong dan
mendoakan penulis dengan penuh kesabaran dan ketulusan, sehingga dapat
menghantarkan penulis untuk menyelesaikan studi dan menyelesaikan
ix
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12. Adik – adikku yang tersayang Hasilah Rachman, Amini Rachman, Haeriah
Rachman, Aldi Rachman, Hasbun Rachman, menjadikan kalian sebagai
anak-anak yang soleh dan soleha. Amin
13. Teman – teman BK angkatan 2009 dan 2010.
Ucapan terima kasih juga disampaikan pada semua pihak yang telah memberi
bantuan dan dorongan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan, dorongan, simpati dan kerjasama yang telah dberikan
mendapat balasan yang sempurna dari Allah SWT. Amin Yaa
Robbal’alamiin.
Penulis
x
Isuti Rachman, 2013
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Isuti Rachman (0908092)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi profil kebiasaan belajar siswa sekolah dasar kelas V sebelum dan sesudah diberikan treatment . Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi-eksperiments dengan desain nonequivalent control groups. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V sekolah dasar dengan lokasi penelitian adalah SDIT Irsyadul ‘Ibad pandeglang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kebiasaan belajar sebelum treatment berada pada kategori sedang. Berdasarkan kebutuhan siswa, disusun rancangan program bimbingan belajar lalu diujicobakan dengan pemberian tindakan pada kelompok eksperimen, gambaran kebiasaan siswa setelah treatment terjadi perubahan dengan adanya peningkatan dari kategori sedang menjadi tinggi. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan dari setiap aspek kebiasaan belajar. Adapun rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah bagi sekolah perlu adanya program layanan khusus seperti home visit untuk menangani siswa yang membutuhkan kerjasama dengan orang tunya karena program bimbingan yang dijalankan sekolah terkadang tidak dapat memberikan hasil yang signifikan tanpa adanya bantuan dari orang tua siswa.
i
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Metode Penelitian ... 11
E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 12
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KONSEP KEBIASAAN DAN BIMBINGAN BELAJAR A.Konsep Kebiasaan Belajar 1. Pengertian Kebiasaan ... 14
2. Pengertian Belajar ... 15
3. Pengertian Kebiasaan Belajar ... 17
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar ... 24
5. Cara - Cara untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar ... 34
6. Aspek – Aspek Kebiasaan Belajar ... 37
B. Konsep Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar 1. Makna Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar ... 38
2. Karakteristik Bimbingan Belajar Perkembangan di Sekolah Dasar ... 40
3. Tujuan Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar ... 42
C.Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar .... 44
D.Hasil – Hasil Studi Terdahulu 1. Studi yang Berfokus pada Kebiasaan ... 45
ii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A.Prosedur Penelitian ... 50
B. Definisi Operasional ... 53
C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 59
D.Teknik Pengumpulan Data ... 61
E. Pengembangan Instrumen ... 61
F. Pengembangan Program ... 64
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 70
H.Langkah – Langkah Penelitian ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 77
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 121
B. Rekomendasi ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... ix LAMPIRAN
iii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar Desain Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ... 51
3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 60
3.3 Daftar Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar ... 63
3.4 Daftar Kisi – Kisi Instrumen Kebiasaan Belajar ... 63
3.5 Daftar Pengembangan Program Kebiasaan Belajar ... 65
3.6 Daftar Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar ... 70
3.7 Daftar Hasil Uji Coba Validitas Angket Kebiasaan Belajar ... 73
3.8 Daftar Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 74
4.1 Daftar Profil Kebiasaan Belajar ... 78
4.2 Daftar Profil Kebiasaan Belajar Siswa Pretes Kelompok Eksperimen 79 4.3 Gambaran Pemahaman Siswa pada Aspek Delay Avoidance ... 80
4.4 Gambaran Pemahaman Aspek Work Methode ... 81
4.5 Gambaran Pemahaman Siswa tentang Kebiasaan Belajar pada Kelompok Kontrol Berdasarkan Kecenderungan ... 81
iv
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Work Methode ... 83
4.9 Tabel Kegiatan Pelaksanaan Program Bimbingan Belajar ... 89
4.10 Gambaran Rencana Operasional Progaram Bimbingan Akademik ... 89
4.11 Gambaran Perilaku Seksual Sehat Kelompok Eksperimen Sesudah Diberikan Perlakuan Berdasarkan Kecenderungan ... 102
4.11 Gambaran Kebiasaan Siswa Postest Kelompok Eksperimen ... 102
4.12 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa Pada Aspek Delay Avoidance ... 103
4.13 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa Pada Aspek Work Methode ... 103
4.14 Gambaran Pemahaman Siswa tentang Kebiasaan Belajar ... 104
4.15 Gambaran Kebiasaan Siswa Postest Kelompok Kontrol ... 105
4.16 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa pada Aspek Delay Avoidance ... 106
4.17 Gambaran Pemahaman Kebiasaan Belajar Siswa pada Aspek Work Methode ... 106
4.18 Statistik Deskriptif Skor Kebiasaan Belajar Menurut Kelompok dan Tes ... 107
GAMBAR Gambar Halaman 4.1 Format Isian Jadwal Pribadi ... 91
4.2 Hambatan dalam Mengerjakan Tugas ... 92
4.3 Gambar Belajar ... 94
v
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Rata – Rata Skor Pretes Profil Kebiasaan Belajar pada
vi
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.2 Rata – Rata Skor Perilaku Seksual Sehat pada Kelompok Kontrol ... 82 4.3 Rata – Rata Skor Postes Profil Kebiasaan Belajar pada
Kelompok Eksperimen ... 102 4.4 Rata – Rata Skor Postest Kebiasaan Belajar pada
Kelompok Kontrol ... 105 4.5 Rata – Rata Skor Pretes dan Postes Kebiasaan Belajar ...108
vii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan Halaman
viii
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi – Kisi Angket Sebelum Judgment 2. Kisi – Kisi Angket Sesudah Judgment
3. Program Bimbingan Akademik sebelum Judgment 4. Program Bimbingan Akademik sesudah Judgment
5. SKLBK
6. Hasil Pengolahan Data Penelitian 7. Surat Permohonan Penelitian
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan
mengembangkan perilaku yang diinginkan. Menurut Crow and Crow (1960),
pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang
akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu
dalam perkembangannya menuju tingkat kedewasaan (Suharno, 2008). Dalam
pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya
positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan, dan
pengetahuan baru. Selain itu, pendidikan mempunyai peran strategis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sejalan dengan apa yang
termuat dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, yang menyatakan :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Selain itu, sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal
sebagai sarana dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan. Sekolah
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam
prestasi belajar yang didapatnya. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional
maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP
nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Berdasarkan ketentuan di atas, mengisyaratkan bahwa melalui
pendidikan harus adanya upaya untuk mengembangkan potensi peserta
seoptimal mungkin. Pengembangan potensi peserta didik ini salah satunya
melalui sistem yang sudah teroganisir yaitu program bimbingan sekolah.
Hal ini didasari oleh tujuan pemberian layanan bimbingan sendiri,
yaitu (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier,
serta kehidupannya pada masa yang akan datang; (2) mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin; (3)
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,
serta lingkungan kerjanya, dan (4) mengatasi hambatan serta kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, ataupun lingkungan kerja (Achmad Juntika, 2007 : 2).
Dengan adanya keserasiaan antara fungsi pendidikan dengan tujuan
bimbingan sekolah diharapkan menjadi dasar penguat bahwa pengembangan
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bimbingan ini harus di mulai dari sejak usia dini atau dalam hal ini di
khususkan pada siswa sekolah dasar.
Pengembangan potensi ini salahsatunya, bagaimana siswa sekolah
dasar diberikan layanan bimbingan belajar agar prestasi belajarnya
mengalami peningkatan atas peran diri sendiri yang dominan.
Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari
kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Winkel (1983)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap
proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah
penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan
hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah
ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku (Mukodim, 2004).
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor
tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu
faktornya adalah kebiasaan belajar yang hadir dari internal peribadi sendiri.
Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang
Kebiasaan belajar ini diperlukan karena manfaat yang akan diperoleh
siswa. Menurut Sumadi manfaat kebiasaan belajar, diantaranya adalah : (1)
Kebiasaan dapat menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau
memakai pikiran hal ini karena kebiasaan mempunyai sifat spontan yang
tidak memerlukan banyak kesengajaan, (2) Meningkatkan efisiensi manusia.,
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menjadikan seseorang lebih konsisten dalam kegiatannya sehari-hari (dalam
Muhyono, 2001 : 12).
Perlunya layanan bimbingan untuk sekolah dasar karena terkadang
siswa tersebut dalam menjalankan tugas – tugas perkembangannya sering
menemui hambatan – hambatan dan permasalahan – permasalahan sehingga
mereka banyak bergantung kepada orang lain, terutama orang tua, dan guru.
Salah satu permasalahannya adalah belum terbentuknya pola kebiasaan
belajar yang seharusnya dikarenakan belum adanya kesadaran internal dalam
pribadi siswa tersebut. Oleh sebab itu, anak usia SD memerlukan perhatian
khusus dari para guru. Penyelenggaraaan pengajaran, pelatihan dan
bimbingan diharapkan dapat menunjang pencapaian tugas – tugas
perkembangan itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan di SD.
Fenomena yang memperkuat perlu adanya bimbingan adalah
berdasarkan Penelitian AGB Nielsen Media Research yang terakhir
menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton
siaran televisi dalam sepekan rata-rata 28 hingga 35 jam. Jumlah tersebut
lebih besar daripada jam sekolah anak-anak yang biasanya berlangsung antara
pukul 07.00 – 12.00 WIB, dikurangi waktu istirahat. Masih berdasarkan data
Nielsen, sebanyak 21 persen pemirsa TV adalah anak-anak dengan usia 5-14
tahun. Waktu menonton TV bagi mereka terutama pada pukul 06.00 – 10.00
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekitar 1,4 juta anak-anak yang menonton TV. Padahal waktu tersebut
seharusnya dipakai untuk belajar di rumah.
Selain itu, sebelumnya di tahun 2002 rata – rata anak-anak di Jakarta
menonton TV selama 30-35 jam. Dalam penelitian YPMA tahun 2006, angka
itu meningkat menjadi sekitar 35-40 jam seminggu. Anak menonton TV
rata-rata selama 3,5 jam per hari pada hari biasa dan 5 jam per hari pada saat libur.
Bila dibandingkan dengan lamanya anak bersekolah selama setahun, maka
didapatkan angka sekitar 1.600 jam untuk menonton TV dan sekitar 800 jam
untuk belajar di sekolah dasar negeri di Jakarta.
Dari data di atas terlihat bahwa anak menonton di atas batas waktu
yang ditoleransi para ahli (maksimal 2 jam per hari). Bahkan, ada anak yang
dapat dikatakan cukup ekstrem menghabiskan waktunya di depan TV, yakni
sekitar 8 jam (dalam kategori 7-8 jam dan lebih dari 8 jam). Artinya, dalam
aktivitas sehari-hari, sepertiga waktu anak tersebut tersita oleh TV (YPMA,
2009).
Data Nielsen Media Januari-Maret 2008 menemukan bahwa anak
menonton TV rata-rata 3 jam per hari. Dari total penonton televisi, 21%
adalah anak usia 5-14 tahun. Jumlah anak yang menonton pada pagi hari
(06.00-10.00) dan siang-malam hari (12.00-21.00) lebih banyak dari
kelompok umur lainnya. Pada pagi hari sebagian besar anak menonton
sendirian sementara pada siang hingga malam hari mereka akan menonton
dengan ibu mereka berbagai tayangan yang tidak ditujukan untuk anak,
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang guru Sekolah Dasar
Negeri yang menyatakan bahwa proses belajar seringkali terabaikan hanya
anak terlalu sering bermain playstation. Di sini jelas terlihat bahwa
ketidakmampuan anak dalam mengatur jadwal belajar dengan bermain
sehingga akan berdampak pada kebiasaan belajar yang kurang baik.
Perkembangan kebiasaan belajar sebenarnya sudah mulai
berlangsung pada saat anak mulai memasuki lingkungan sekolah. Di sekolah,
anak dituntut untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar, misalnya
belajar untuk memusatkan perhatian pada saat pelajaran sedang berlangsung,
mencatat setiap pelajaran yang diperolehnya selama dikelas mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu dituntut perhatian dari
orang tua masing – masing untuk memulai menerapkan disiplin sejak dini.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Gunarsa (1991), bahwa keberhasilan
disiplin diri dan disiplin waktu akan mendukung kelancaran perkembangan
kognitif sehingga anak mampu mencapai keberhasilan prestasi yang optimal.
Menurut Boekaerts : ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan seorang siswa untuk mencapai prestasi yang optimal. Di
antaranya adalah intelegensi, kepribadian, lingkungan sekolah, dan
lingkungan rumah. Namun selain faktor – faktor tersebut ternyata kebiasaan
belajar yang baik turut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi yang optimal. Meskipun seorang siswa memiliki tingkat intelegensi
yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah yang
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa tersebut tidak akan mampu mencapai prestasi yang optimal (Boekaerts,
2005).
Berdasarkan hasil pengamatan guru kelas V di SDIT Irsyadul „Ibad
Pandeglang, masih sering ditemukan siswa yang kebiasaan belajarnya kurang
positif, seperti: ada data siswa tidak masuk sekolah tanpa keterangan,
terlambat datang ke sekolah atau datang tidak tepat waktu, ribut/kurang
memperhatikan disaat guru memberikan penjelasan, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), dan melupakan tugas – tugas sekolah lainnya, mereka
lebih menyukai mangkir dari sekolah dan bermain. Selain itu, hasil
pengamatan wali murid (orang tua siswa) kebanyakan para siswa sering
menghabiskan waktu untuk memainkan games online. Kebiasaan belajar
siswa yang negative atau ragu – ragu dimungkinan dapat mengakibatkan
prestasi belajar rendah dan prestasi di bawah potensi yang dimiliknya.
Kondisi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Aunrrahman
(2011:185), dimana mengungkapkan kebiasaan belajar yang kurang baik yang
dimiliki siswa, diantaranya:
1. Belajar tidak teratur
2. Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa)
3. Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian
4. Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap
5. Tidak biasa membuat ringkasan
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di
dalam menyelesaikan tugas
8. Sering datang terlambat
9. Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok)
Jenis – jenis kebiasaan belajar diatas merupakan bentuk-bentuk
perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa
dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang
diperoleh.
Selain itu, menurut catatan para guru kelas bahwa, para siswa yang
tidak mengerjakan tugas – tugas sekolah rata – rata karena belum adanya
jadwal belajar atau kebiasaan yang kurang baik sehingga waktu senggang
dihabiskan untuk bermain. Hal ini, tentu mengisyaratkan belum adanya
kesadaran yang tumbuh dari internal pribadi siswa dan jika kebiasaan yang
kurang baik ini terus terjadi maka akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa
dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang
diperoleh siswa. Sehingga dibutuhkan adanya usaha dari lingkungan untuk
membiasakan pribadi yang memiliki kebiasaan belajar yang baik melalui
berbagai pendekatan.
Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti. Gambaran bagaimana
program bimbingan akademik yang diharapkan dapat mengembangkan
kebiasaan belajar siswa yang terintegrasi dalam proses pembelajaran secara
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah yang dipaparkan di atas memfokuskan studi
pada upaya peneliti untuk mengetahui bagaimana program bimbingan
akademik sekolah kebiasaan belajar siswa sekolah dasar. Agar diperoleh arah
dan fokus dalam ruang penelitian ini, maka perlu dirumuskan masalahnya
secara jelas. Fenomena yang digambarkan pada latar belakang masalah
mengantarkan pada pentingnya memperoleh gambaran tentang program
bimbingan untuk mengembangkan kebiasaan belajar siswa sekolah dasar
dalam sistem sekolah dasar Islam terpadu berbasis full day yang dilaksanakan
di SDIT Irsyadul „Ibad.
Masalah utama yang perlu dijawab melalui penelitian ini dirumuskan
dalam pertanyaan penelitian berikut ini.
1. Seperti apa profil kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Irsyadul „Ibad?
2. Upaya apakah yang dilakukan wali kelas dalam rangka meningkatkan
kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyadul
„Ibad?
3. Bagaimana rumusan program bimbingan akademik dalam
mengembangkan kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Bagaimana profil kebiasaan belajar siswa setelah implementasi progam
bimbingan akademik siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam terpadu
Irsyadul „Ibad?
Adapun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana rumusan program bimbingan belajar untuk meningkatkan
kebiasaan belajar siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan program bimbingan akademik untuk mengembankan kebiasaan
belajar siswa sekolah dasar. Penemuan program ini bertolak dari karakteristik
siswa kelas V sekolah dasar, upaya – upaya guru dalam mengembangkan
kebiasaan belajar siswa, karakteristik kebiasaan belajar siswa dan konsep –
konsep bimbingan akademik yang ideal bagi anak sekolah dasar.
Untuk mencapai tujuan umum penulisan, didukung oleh tujuan khusus
yaitu :
1. Deskripsi profil kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Irsyadul „Ibad.
2. Upaya yang dilakukan wali kelas dalam rangka untuk meningkatkan
kebiasaan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyadul
„Ibad.
3. Rumusan program bimbingan akademik yang sesuai untuk meningkatkan
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Deskripsi Profil kebiasaan belajar siswa setelah implementasi program
akademik siswa kelas V di Sekolah Dasar Islam terpadu Irsyadul „Ibad.
D. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mengungkap kebiasaan belajar siswa kelas V.
Metode yang digunakan yakni quasi eksperiment, karena metode ini sebagai
bagian dari pendekatan kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri
terutama dengan adanya kelompok yang dikontrol. Desain yang digunakan
adalah kuasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design dimana
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random
(Sugiyono, 2009). Pengukuran pertama sebelum diberikan bimbingan atau
perlakukan dan pengukuran kedua dilakukan setelah adanya intervensi
menggunakan model program bimbingan akademik. Selanjutnya hasil
penelitian ini akan diuji melalui uji t.
1. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada latar (setting) proses pembelajaran di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Irsyaduul „Ibad yang teletak di Jl. Raya Km.
4 Maja Barat Kelurahan Sukaratu Kecamatan Majasari Pandeglang.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V (lima).
2. Pengembangan Instrumen Penelitian
Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Bentuk Instrumen
b. Kisi – Kisi Instrumen
c. Penilaian Instrumen
d. Uji Coba Instrumen
3. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah melalui angket dan
pengamatan, wawancara, studi dokumentasi.
E. Manfaat/Signifikasi Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Pengembangan khasanah baru bagi konselor dalam mengembangkan
kebiasaan belajar melalui progam bimbingan akademik.
b. Memperkaya studi keilmuan tentang bimbingan belajar yang
dipandang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa dan
memberikan kontribusi berupa konsep – konsep dan kajian mengenai
program bimbingan akademik untuk sekolah dasar, baik secara
lengkap bagi penelitian terdahulu maupun pendukung bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Rujukan bagi guru bimbingan dan konseling agar dapat lebih
mengoptimalkan pelayanan dalam pengembangan kebiasaan belajar
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Masukan bagi guru sekolah dasar juga orang tua dalam melaksanakan
perannya sebagai pembimbing, khususnya dalam rangka membantu
optimalisasi potensi siswa sekolah dasar.
c. Masukan yang diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pengelola
sekolah dasar dalam mengembangkan kebiasaan belajar siswa yang
pada akhirnya meningkatkan prestasi belajarnya.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penelitian ini terdiri dari BAB I. Pendahuluan yang
berisi tentang: Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat/Siginifikasi
Penelitian, Sitematika Penulisan. BAB II. Kajian pustaka, mengenai konsep
bimbingan dan konseling, Peran Bimbingan dalam mengembangkan
kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari konsep konsep kebiasaan belajar,.
BAB III. Mengenai Metode Penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,
Pengolahan dan Analisa Data, serta Pendekatan dan langkah-langkah
penelitian. BAB IV. Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. BAB V. Kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan
1
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian dengan pendekatan ini menekankan pada data angka-angka
(numerical) yang dilakukan pengolahan dengan metode statistik. Metoda
penelitian secara kuantitatif dapat diperoleh secara signifikan untuk
memperoleh perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti.
Dalam konteks penelitian ini metoda kuantitatif ditunjukan untuk mengetahui
perbedaan perubahan antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dan
setelah dilakukan tindakan.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian,
guna melihat profil kebiasaan belajar siswa SD, maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian quasi-experiments. Penelitian ini tidak
menggunakan percobaan murni (true experiment), karena tidak mungkin
menempatkan subjek penelitian dalam situasi laboratorik murni yang sama
sekali bebas dari pengaruh lingkungan sosial selama diberikan perlakuan
eksperimental.
Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini
2
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian dengan nonequivalent control groups design, sebuah kelompok
treatment dan sebuah kelompok pembanding (control) dibandingkan dengan
menggunakan ukuran-ukuran pra uji (pretest) dan pasca uji (postest) dalam
menentukan sampel penelitian dilakukan random secara acak berdasarkan
konsep undian (Kartini Kartono, 1996:137). Desain kelompok nonequivalent
dapat diiktisarkan pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Desain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Pretest Perlakukan Postes
Eksperimen Q1 X Q2
Kontrol Q3 - Q4
Penjelasan gambar 3.1 tersebut di atas sebagai berikut: Q1 adalah
skor kebiasaan belajar siswa SD sebelum dilakukan treatment yang dilakukan
melalui pretest layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kebiasaan
belajar. Skor kebiasaan belajar siswa SD didapatkan melalui pengumpulan
data menggunakan Intrumen Kebiasaan belajar atau diberi identitas IKB. X
adalah perlakuan yang diberikan atau treatment yaitu pelayanan bimbingan
belajar. Layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa terlebih
dahulu dilakukan penyusunan program melalui proses penimbangan baik oleh
para ahli sebagai team pen-judgment atau oleh praktisi dilapangan. Q2 adalah
3
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar. Skor kebiasaan belajar siswa SD setelah pelayanan bimbingan belajar
didapatkan melalui posttest pengumpulan data menggunakan instrument yang
sama dengan pretest, yaitu Instrument kebiasaan belajar (IKB). Q2 adalah
skor kebiasaan belajar siswa SD pada kelompok kontrol yang dilakukan
melalui prestest dengan diberikan treatment melalui layanan informasi
melalui metoda atau teknik ceramah. Q4 Adalah tes yang diperlakukan
sebagai posttest terhadap kelompok kontrol yang tidak diberikan layanan
bimbingan belajar.
Adapun prosedur atau tahapan pelaksanaan penelitiannya, yaitu:
Bagan 3.1
Alur Penelitian Pretest-Postest nonequivalent control groups design Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar
Pendahuluan Identifikasi Masalah
4
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Definisi Operasional
1. Kebiasaan Belajar
Konsep kebiasaan belajar dapat dipahami dari dua konsep
mendasar, konsep kebiasaan dan konsep belajar. Pemahaman dari konsep
ini akan membantu memahami hakikat dan karakteristik kebiasaan belajar
itu sendiri.
Konsep pertama, yaitu konsep mengenai kebiasaan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) pengertian kebiasaan adalah
sebagai sesuatu yang biasa dikerjakan.
Masturoh (2000:11) mendefinisikan kebiasaan sebagai suatu
tingkah laku yang sudah terpola yang akan mempengaruhi tindakan dalam
belajar dan prestasi yang dicapai. Adapun Kebiasaan menurut Paul Swartz
5
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
“….integrated systems of conditional responses…leading fearly
steoreotyped forms of responses in the face of recurrent situation of
similar type”.
Kebiasaan tersebut pada dasarnya merupakan suatu sistem
terintegrasi dari usaha yang membawa kepada bentuk kegiatan yang
sifatnya berulang-ulang.
Natawidjaja (Triaji, 1998:48) menyatakan bahwa : “Kebiasaan
adalah cara berbuat atau bertindak, seragam, dan otomatis”. Berdasarkan
pernyataan-pernyataan di atas yang kemudian dihubungkan dengan studi,
maka dapat diatikan bahawa kebiasaan belajar itu adalah perilaku individu
atau siswa yang terintegrasi dilakukan berulang-ulang yang sifatnya
menetap, seragam, dan otomatis.
Beberapa pengertian di atas menunjukkan benang merah
mengenai hakikat kebiasaan, yaitu perilaku individu yang terpola sehingga
menjadi berulang-ulang dan sifatnya menetap, seragama, dan otomatis.
Konsep kedua, yaitu belajar. Syamsu Yusuf, LN (2009:162)
mendefinisikan, di bawah ini:
6
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu, menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984: 252) menyatakan bahwa :
“Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.”
Sedangkan definisi belajar menurut Gagne (1977), adalah :
“Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.”
Wingkel (1997:193) berpendapat bahwa :
“Belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap.”
Moh. Surya (1981:32), mendefinisikan, bahwa:
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.”
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri
siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar
karena perubahan tingkah laku akibat belajar memilki ciri-ciri perwujudan
7
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari beberapa definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang
sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.
Dua konsep utama yang membangun konsep kebiasaan belajar,
yaitu konsep kebiasaan dan konsep belajar, menunjukkan benang merah
mengenai kebiasaan belajar merupakan bagian dari perkembangan
individu yang harus ditingkatkan, sehingga dengan ditingkatkannya
kebiasaan belajar individu dapat mencapai kebiasaan belajar positif
sehingga meningkatkan prestasi belajarnya yang memuaskan.
Selain itu, konsep kebiasaan belajar ditinjau dari beberapa kajian
ilmiah yang dirujuk dalam penelitian ini antara lain:
Kebiasaan belajar menurut Syamsu Yusuf, LN (2006:116), adalah
:
“Perilaku (kegiatan) belajar yang relatif menetap, karena sudah berulang-rulang (rutin) dilakukan, baik cara, strategi belajar, maupun
pendekaatan yang digunakan dalam belajar”. Kebiasaan belajar ini
meliputi kegiatan belajar di rumah, sekolah (di kelas, di perpustakaan, di tempat praktek), dan di perusahaan (industri).”
Adapun ciri – ciri siswa yang memiliki kebiasaan positif,
diantaranya adalah :
8
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Merasa senang untuk mengikuti kegiatan belajar yang diprogramkan
sekolah
c. Mempunyai jadwal belajar yang teratur
d. Mempunyai disiplin diri dalam belajar (bukan karena orang lain)
e. Masuk kelas tepat pada waktunya
f. Memperhatikan penjelasan dari guru
g. Mencatat pelajaran dalam buku khusus secara rapi dan lengkap
h. Senang mengajukan pertanyaan apabila tidak memahami
i. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi di kelas
j. Membaca buku pelajaran secara teratur
k. Mengerjakan tugas-tugas atau PR dengan sebaik-baiknya
l. Meminjam buku-buku ke perpustakaan untuk menambah wawasan
keilmuan
m. Ulet dan tekun dalam melaksanakan pelajaran
n. Senang dalam membaca buku-buku lain, majalah atau koran yang
isinya relevan dengan pelajaran atau program studi yang ditempuh
o. Tidak mudah putus asa apabila mengalami kegagalan dalam belajar
(seperti tidak lulus tes, atau nilainya rendah).
Selanjutnya menurut Prayitno (2004:19) mendefinisikan
kebiasaan adalah “Tingkah laku yang cenderung selalu ditampilkan oleh
9
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keadaan tertentu. Kebiasaan ini dapat terwujud dalam tingkah laku nyata
seperti member salam, tersenyum, ataupun yang tidak nyata seperti: berfikir,
merasa, bersikap. Sikap atau kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
dalam hubungan sosial, mengikuti aturan, belajar serta sikap dan kebiasaan
dalam menghadapi kondisi tertentu seperti: jatuh sakit, menghadapi ujian,
bertemu guru atau orang tua dan juga ketika menjumpai sesuatu yang
menakutkan dan lain sebagainya”.
Adapun definisi kebiasaan belajar menurut Aunurrahman, (2011:
185) adalah :
“Perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.”
Menurut, Sugiyanto (1999:12) kebiasaan belajar merupakan
manisfestasi kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar dengan
metode dan teknik yang tepat.
Adapun menurut Sulaeman (1984:71), kebiasaan belajar adalah
cara-cara atau teknik-teknik yang menetap yang dilakukan siswa pada
waktu ia menerima pelajaran dari guru, membaca buku dan mengerjakan
tugas-tugas sekolah, serta pengaturan waktu untuk menyelesaikan
kegiatan-kegiatan tersebut. Brown & Holtzman dalam Sulaeman (1984:
17) membagi kontsruk kebiasaan belajar menjadi dua bagian yakni Delay
10
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Methods (metode kerja yang meliputi aspek-aspek kebiasaan belajar yang
berhubungan dengan cara-cara belajar yang efektif, efisien, dan kecakapan
dalam teknik belajar).
Adapun sikap mental yang menimbulkan kebiasaan belajar yang
baik menurut Verkuyl dan Lempp dalam Syahrawi (1997:35), yaitu :
1. Membuat ringkasan bahan pelajaran yang dipelajari.
2. Membaca buku.
3. Membuat ikhtisar dari tulisan-tulisan ilmiah.
4. Membuat tugas.
Menurut, Djaali (2008) menambahkan bahwa kebiasaan belajar
adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara
berulang-rulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Oemar
Hamalik (2005) mengemukakan pula bahwa seseorang yang ingin berhasil
dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang
baik.
Adapun kontruk kebiasaan belajar dalam penelitian ini yang
disandur dari Brown dan Holtzman (1967), yaitu :
1) Kebiasaan menyelesaikan tugas-tugas belajar (delay avoidance), dengan
indikator adalah :
a) Ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademik
11
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Pelaksanaan tugas
2) Metode kerja (work methods), dengan indikator adalah:
a) Penggunaan cara belajar yang efektif (meliputi membaca, mempelajari
buku, dan membuat catatan)
b) Efisiensi dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.
c) Kecakapan dalam teknik belajar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas IV, V, dan SDIT
Irsyadul „Ibad Pandeglang. Penentuan populasi didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang merupakan sekolah swasta yang baru
berdiri berada di daerah kabupaten sehingga program yang dapat
memfasilitasi perkembangan siswa belum tersedia.
2. Siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang berada pada rentang usia
anak akhir dimana pada usia ini anak secara psikologis mengalami
berbagai macam perubahan sikap, kebiasaan, ataupun perilaku yang
berubah-ubah dimana faktor lingkungan biasanya sangat mendominasi.
3. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dari hasil wawancara dan studi
dokumentasi ditemukan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang
12
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kebiasaan bermain game online sehingga melupakan waktu belajar,
kurang memperhatikan penjelasan guru, bercanda dikelas atau kurang
konsentrasi.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VI, V, VI SDIT
Irsyadul „Ibad tahun pelajaran 2012/2013.
Tabel populasi Tabel 3.2 Populasi Penelitian
NO Kelas Jumlah
1 Kelas VI 60
2 Kelas V 57
3 Kelas VI 47
JUMLAH 164
Jumlah siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang adalah 60
orang, dengan demikian seluruh siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad
Pandeglang diambil untuk menjadi sampel penelitian.
Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini
menggunakan metode quasi-eksperimen. Penentuan sampel penelitian sesuai
pendapat Tini Kartono (1996:137) bahwa teknik pengambilan sampel dapat
menggunakan cara pengambilan sampel secara pilihan random sembarang
tanpa memilih dulu. Dikarenakan penelitian ini memilih kelas V yang ada dua
kelas maka. Peneliti mengundi kelas untuk pembagiannya maka diperoleh
13
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kontrol. Perlakukan atau treatment ini diberikan kepada kelas yang memiliki
karakteristik kematangan yang berbeda-beda yaitu ada siswa yang tergolong
tinggi, sedang dan rendah. Tujuan perlakukan diberikan kepada kelompok
yang memiliki keragaman kebiasaan belajar didasari oleh prinsip bimbingan
yaitu bersifat development.
Sumber penelitian siswa yang ada di SDIT Irsyadul „Ibad
berjumlah 57 siswa, peneliti juga mengambil sumber lain yang
memungkinkan dapat membantu dalam mengungkap masalah kebiasaan
belajar, dengan guru wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan
orang tua siswa, selain itu untuk mempertajam dan menggali lebih luas demi
akuratnya penelitian ini, peneliti juga mengmbil data-data lain dari para
peneliti terdahulu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan
angket dalam bentuk instrumen kebiasaan belajar (IKB), yaitu cara
pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon reponden hanya
tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan cepat (Sudjana, 1975 :57).
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas studi
14
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen
Berdasarkan fokus masalah di atas, sebelum penulis menyusun
program bimbingan, terlebih dahulu penulis mengetahui profil gambaran
mengenai kebiasaan belajar yang diperoleh siswa Sekolah Dasar Islam
Terpadu Irsyadul „Ibad Pandeglang, maka untuk mendapatkan profil dan
gambaran yang akurat peneliti memerlukan data yang akurat pula. Adapun
instrument yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan
definisi operasional variabel, kemudian menyusun kisi-kisi, dan dilakukan
judgement kepada ahli (dosen) yang kompeten. Setelah instrumen di judge
kemudian dilakukan uji coba (instrument berupa angket kebiasaan belajar
siswa). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk
mengungkap profil kebiasaan belajar siswa.
1. Jenis Instrumen yang digunakan
Instrumen pertama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa angket yang mengungkap profil kebiasaan belajar siswa.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
(berstruktur). Angket tertutup (closed questionnaire), adalah angket yang
pertanyaan atau pernyataannya tidak memberi kebebasan kepada
responden untuk menjawabnya sesuai pendapat dan keinginan mereka
15
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya.Dimana skala yang digunakan
adalah Skala Guttman dimana hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau
“tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala ini karena peneliti ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang ditanyakan.
Bentuk skalanya dibuat dalam pilihan ganda dengan menyediakan jawaban
yang dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban
setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 dengan memberikan
tanda cek list (√).
Secara sederhana, setiap pilihan alternative responden
memiliki pola skor seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel.3.3
Pola Skor Pilihan Respon Angket Kebiasaan Belajar Pernyataan Skor Dua Pilihan Alternatif Respon
Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif 1 0
Keterangan:
Ya = 1 Tidak = 0
2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen
Kisi – kisi dikembangkan berdasarkan definisi operasional
penelitian. Kisi – kisi dibuat dimaksudkan sebagai acuan dalam
16
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian.Adapun fungsi kisi-kisi untuk mengungkap profil atau gambaran
kebiasaan belajar. Kisi – kisi yang disusun adalah seperti pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Kebiasaan Belajar (Sebelum Uji Coba)
Sebelum angket diujicobakan dan digunakan, dilakukan penimbangan
oleh kelompok penilai yaitu pakar yang berkompeten untuk memvalidasi
materi (content), konstruk (construct), redaksi, dan kesesuaian antara butir
pernyataan dengan aspek yang ingin diungkap. Dalam hal yang menjadi
penilai judgment yaitu Prof. Syamsu Yusuf dan Dr. Ilfiandra.
17
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Fase dalam pengembangan program bimbingan dan konseling di
sekolah, menurut Gysbers dan Haenderson (Muro & Kottman, 1995: 55-61)
ada empat fase, yaitu: (1) Perencanaan (Planning), (2) Perancangan
(Designing), (3) Penerapan (Implementing), dan (4).Evaluasi (Evaluating).
Berdasarkan hal tersebut, adapun pengembangan program bimbingan belajar
untuk meningkatkan kebiasaan belajar ini dikembangkan berdasarkan hasil
analisis kebutuhan kepada siswa kelas V SDIT Irsyadul „Ibad Pandeglang
tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh melalui pretest dengan penyebaran
instrumen kebiasaan belajar. Struktur program yang dibuat memuat dasar
pemikiran/rasional, tujuan layanan, sistem sosial, kompetensi konselor,
penunjang teknis layanan, komponen program, materi program, sasaran
program, rencana operasional, evaluasi.
Landasan pengembangan program disusun berdasarkan hasil
analisis kebutuhan siswa setiap indikator yang memiliki kategori rendah pada
siswa. Adapun indikator yang akan dijadikan landasan pengembangan
18
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Rancangan Pengembangan Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar
Aspek Indikator Materi Nama
Kegiatan
Tujuan Media Strategi Teknik Waktu
Delay
Pelaksanaan tugas Tips Melatih Konsentrasi
Belajar yang efektif Trik Belajar Efektif
Kerja yang efisien Yuk, Kenali Gaya belajar yang baik
19
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kecakapan dalam teknik belajar
Cara Membaca yang Efisien
Membaca Efesien
Agar siswa mampu mempelajari buku teks dengan efektif
Hand Out dan Alat tulis
Bimbingan Klasikal
Simulasi dan Diskusi
20
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Program yang dikembangkan yang telah disusun, selanjutnya
diberikan pertimbangan atau judgment oleh dua pakar yakni dosen dari
Prodi Bimbingan dan Konseling dan satu praktisi yakni wali kelas,
dengan tujuan untuk menilai program dan satuan kegiatan layanan
bimbingna pribadi sosial sehingga layak diujicobakan.
Hasil judgment dari pakar dan praktisi tersebut dibuat sebagai
bahan masukan, dan perbaikan pada setiap struktur program. Dengan
penjelasan sebagai berikut.
a. Dasar Pemikiran
Pada bagian rasional dikemukakan latar belakang tentang
pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan
program pendidikan di sekolah. Alasan-alasan pentingnya
menggunakan melaksanakan bimbingan akademik untuk
meningkatkan kebiasaan belajar siswa.
Dasar pemikiran dengan melaksanakan program bimbingan
akademik sebagai upaya untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa
SD, menggambarkan data-data hasil studi pendahuluan dan angket
penelitian yang memperlihatkan kondisi dan fenomena kesadaran
siswa tentang kebiasaan belajar.
21
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan layanan dirumuskan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan siswa, kemudian dirumuskan tujuan untuk yang akan
dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai siswa setelah
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Sistem Sosial
Sistem sosial dalam pelaksanaan program bimbingan
akademik adalah kerangka batasan peran konselor-konseli yang
mengikat dalam situasi hubungan bantuan.
Konselor dan konseli dalam proses pelaksanaan program
bimbingan konseling mengembangkan kesepakatan berupa komitmen
bersama untuk menjalankan proses dengan penuh tanggung jawab.
Komitmen bersama ini menjadi dasar tercapainya keberhasilan atau
kegagalan dalam menjalani proses layanan.
Komitmen bersama yang dibangun mempertegas peran dan
tanggung jawab konselor dan konseli. Berikut ini adalah penjelasan
peran konselor dan konseli dalam seting pemberian layanan melalui
PBA.
d. Kompetensi Konselor
Kompetensi konselor dalam pelaksanaan program bimbingan
22
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terkadung atau melekat pada karakteristik pribadi konselor itu sendiri,
dan dapat dikembangkan melalui pendidikan (Supriatna, 2010: 65).
Berikut ini adalah kompetensi konselor dalam pelaksanaan
program bimbingan akademik, yang diadaptasi dari hasil penelitian
Supriatna (2010: 65) disesuaikan dengan focus penelitian untuk
meningkatkan kebiasaan belajar siswa sekolah dasar, kompetensi
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Konselor memahami potensi diri konseli, baik yang menunjang
maupun menghambat bagi perkembangan kehidupannya.
2) Konselor mampu mengidentifikasi profil kebiasaan belajar siswa
sekolah dasar, yang meliputi : kebiasaan sebelum belajar, kebiasaan
belajar diwaktu senggang, kebiasaan belajar bersama, kebiasaan
belajar di kelas, kebiasaan belajar kelompok, kebiasaan belajar
dirumah.
3) Konselor mampu mengkomunikasikan gagasan melalui ungkapan
pemikiran, perasaan, dan perbuatan yang mendorong konseli
berperan serta dalam proses layanan.
4) Konselor terampil dalam menggunakan pengalaman baik yang
berasal dari riwayat kehidupan, bacaan, simakan, maupun tontonan
23
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) Konselor memahami makna atau keterkaitan antara nilai-nilai yang
terungkap dalam proses bantuan dengan pengalaman keseharian
konseli.
6) Konselor mampu menunjukkan penghargaan dan sikap positif
terhadap upaya, keputusan, dan atau perubahan konseli kea rah
yang lebih baik.
e. Penunjang Teknis Layanan
Pelaksanaaan prorgam bimbingan akademik membutuhkan
sarana penunjang yang membantu keterlaksanaan dan ketercapaian
program bimbingan akademik untuk meningkatkan kebiasaan belajar
siswa sekolah dasar.
Proses pelayanan dalam seting bimbingan akademik pada
dasarnya bukan hanya sekedar proses mengajarkan nilai-nilai sebagai
suatu pengetahuan (knowledge) kepada konseli,melainkan bagaimana
pengetahuan mengenai nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasikan
sebagai bagian yang melekat pada dirinya, sehingga berpengaruh
terhadap cara berpikir, merasa, dan bertindak (Supriatna, 2010:67)
Kerangka kerja pelaksanaan program bimbingan akademik
24
Isuti Rachman, 2013
Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
psikologis guidance/psychoeducational group) yang digagas oleh
Gazda (Supriatna,2010:67), tujuan dari penggunaan aktivitas
kelompok ini adalah untuk pengembangan kecakapan hidup (termasuk
kebiasaan belajar).
f. Komponen Program
Komponen program dalam pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling meliputi: 1) komponen pelayanan dasar bimbingna, 2)
komponen perencanaan individual, 3) komponen pelayanan responsif,
dan 4) komponen dukungan sistem (manajemen).
Komponen program yang dijabarkan dalam program
mengacu pada model bimbingan komprehensif. Program layanan
memfokuskan pada layanan responsif, namun dalam strukturnya tetap
menggunakan seluruh komponen.
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik pengolahan dan analisa data mengikuti tiga prosedur
penelitian sebagai berikut:
1. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk menyeleksi dan
menandai data yang terkumpul pada tahap pengumpulan data. Kegiatan