• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPRAMUKAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANGGOTA PRAMUKA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMBINA WARGA NEGARA YANG BAIK : Studi Deskriptif Pada Gerakan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KEPRAMUKAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANGGOTA PRAMUKA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMBINA WARGA NEGARA YANG BAIK : Studi Deskriptif Pada Gerakan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Wiyato, Anton. (2001). Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta: Mitra Utama.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bestari, Prayoga dan Syaifullah. (Editor). (2010). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa [Nation and Character Building]. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Danial, Endang dan Wasriah Nanan. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Darwis, R. (2003). Pendidikan Hukum Dalam Konteks Sosial-Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara (Dalam Pengukuhan Guru Besar Tetap). Depdiknas UPI. Bandung.

Farida, Ida. (1996). Upaya Meningkatkan Kesadaran Hukum Siswa Di Sekolah Melalui Kegiatan Pramuka Sebagai Salah Satu Unsur Membina Warga Negara Yang Baik Di SMU Negeri Cikarang Kab. Bekasi. Bandung. Universitas Pasundan Bandung.

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Globalosasi. Jakarta: Grasindo.

Kusmiati, M. (2004). Peranan Tata Tertib Asrama Dalam Menumbuhkan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Maksum. (1998). Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Pembentukan Sikap Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Untuk Meningkatkan Kesadaran Hukum Sebagai Salah Satu Upaya Membina Warga Negara Yang Baik. Bandung. Universitas Pasundan Bandung.

(2)

Moloeng, Lexy. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moloeng, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah). Yogyakarta: Pedagogia.

Nurmalina, K dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung. Lab. Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. UPI Bandung.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sri Wuryan dan Syaifullah. (2006). Ilmu kewarganegaraan (Civics). Bandung : Lab. Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. UPI Bandung.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakaraya.

Susilawati. (1995). Suatu Kajian Terhadap Peranan Pembina Pramuka Dalam Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung. Universitas Pasundan Bandung.

(3)

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nomor 104 Tahun 2004.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah

pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna

mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan

fisiknya sehingga menjadi manusia Indonesia yang berkepribadian, berwatak, dan

berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

kuat mental, emosional, dan tinggi moral, kecerdasan dan mutu keterampilannya,

kuat dan sehat jasmaninya.

Selain dari pada itu kepramukaan mengarahkan para anggotanya agar

memiliki karakter yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta

bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki

kepedulian terhadap sesama makhluk hidup dan alam lingkungannya baik lokal

maupun internasional. Sehingga diharapkan dapat menjadi warga negara Republik

Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.

Dari kajian di lapangan pada prapenelitian di SMA Pasundan 1 Bandung

telah menghasilkan data sementara bahwa pada kenyataanya kegiatan

ekstrakurikuler pada saat ini sudah mulai jarang diminati oleh siswa. Terbukti

pada saat peneliti mengunjungi sanggar pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung,

(5)

sisanya anggota yang datang dengan terlambat dan anggota yang jarang atau tidak

lagi mengikuti kegiatan yang diadakan oleh ekstrakurikuler pramuka di sekolah

tersebut.

Secara umum perilaku yang dilakukan oleh anggota pramuka di

lingkungan persekolahan itu mulai kurang memiliki rasa tanggung jawab sebagai

anggotanya, hal ini dikarenakan adanya beberapa anggota yang mengalami

kemerosotan dari sikap rasa tanggung jawab sebagai anggota yang seharusnya taat

dan patuh pada peraturan Gerakan Pramuka.

Kemudian agar para anggota pramuka dapat diarahkan pada pembinaan

watak atau karakter dalam rangka bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarga,

masyarakat, bangsa/negara dan Tuhan YME sebagai penerus yang lebih baik,

anggota pramuka akan sering dilatih atau diberi pengetahuan melalui kegiatan

pramuka agar bisa sadar dan mengetahui apa tanggung jawab anggota pramuka

yang seharusnya dilakukan. Soemarno Soedarsono dalam Waidi (2006: 104)

mengatakan bahwa :

Salah satu keberhasilan mendidik siswa adalah dengan cara memberinya tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan indikator penting bahwa seseorang memiliki nilai lebih. Dalam setiap tindakan apabila tidak dilandasi tanggung jawab biasanya seseorang akan ceroboh. Seseorang yang tidak mengambil tanggung jawab tidak akan pernah belajar. Di dalam tanggung jawab ada sejumlah media pembelajaran, seperti resiko, kesulitan dan keberanian mental. Hal ini akan menyebabkan seseorang tumbuh dewasa, orang yang pintar, cerdas dan terampil. Apabila tidak memiliki tanggung jawab tidak ada orang yang akan memanfaatkan keterampilan tersebut.

Berdasarkan penelitian terdahulu, pramuka dapat menunjang keberhasilan

pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia terutama dalam

(6)

terpisahkan dari lingkungan masyarakat keseluruhan (Maksum: 1998);

menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawabnya selaku pelajar dan insan

masyarakat (Susilawati: 1995).

Berdasarkan hal di atas, penelitian ini sangat penting dilakukan mengingat

saat ini diperlukan rasa tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri

sendiri, keluarga, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa. Karena tanggung jawab mencakup kepada deskripsi nilai

pendidikan budaya dan karakter bangsa yang didalamnya mencakup aspek nilai

disiplin, religius, kerja keras, mandiri, peduli lingkungan, peduli sosial dan

lain-lain.

Merujuk latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian tentang : “PERANAN KEPRAMUKAAN UNTUK

MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANGGOTA

PRAMUKA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMBINA WARGA

NEGARA YANG BAIK”. (Studi Deskriptif Pada Gerakan Pramuka Di SMA

Pasundan 1 Bandung)

B. Rumusan Masalah

Agar memperoleh tujuan dalam penelitian ini dirumuskan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, maka rumusan masalah ini adalah “Bagaimana Peranan

Kepramukaan Untuk Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Anggota

(7)

Selanjutnya masalah tersebut dapat diperjelas dengan sub-sub rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab anggota pramuka melalui kegiatan pramuka di SMA

Pasundan 1 Bandung?

2. Bagaimana metode yang diterapkan dalam mengembangkan karakter

tanggung jawab melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung?

3. Karakter apa saja kah selain karakter tanggung jawab yang dikembangkan

melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung?

4. Kendala-kendala apa saja kah yang dihadapi dalam mengembangkan

karakter tanggung jawab anggota melalui kegiatan pramuka di SMA

Pasundan 1 Bandung?

5. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam

mengembangkan karakter tanggung jawab anggota melalui kegiatan

pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab anggota pramuka melalui kegiatan pramuka di SMA

Pasundan 1 Bandung.

2. Mengidentifikasi metode yang diterapkan dalam mengembangkan karakter

(8)

3. Mengidentifikasi karakter selain karakter tanggung jawab yang

dikembangkan melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung.

4. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan

karakter tanggung jawab anggota melalui kegiatan pramuka di SMA

Pasundan 1 Bandung.

5. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala

dalam mengembangkan karakter tanggung jawab anggota melalui kegiatan

pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan

tentang pengembangan karakter melalui Gerakan Pramuka terhadap PKn

khususnya yang terkait dengan pengembangan karakter tanggung jawab siswa.

2. Praktis

a. Guru dan Pembina Pramuka

1) Diharapkan menjadi langkah strategis dalam upaya mengembangkan

potensi siswa melalui kepramukaan.

2) Diharapkan sebagai bahan evaluasi tentang pembinaan karakter

melalui kepramukaan.

3) Diharapkan menjadi langkah-langkah penyempurnaan pembinaan

(9)

b. Siswa

1) Diharapkan menjadi bahan pengetahuan dan langkah awal untuk

memahami keberadaan organisasi ekstrakurikuler kepramukaan.

2) Diharapkan dapat mengetahui manfaat secara praktis hasil pembinaan

dan pengembangan potensi dirinya.

3) Diharapkan dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang

terarah.

c. Sekolah

1) Diharapkan memberikan sumbangsih praktis tentang upaya untuk

meningkatkan pembinaan ekstrakurikuler yang diharapkan khususnya

kepramukaan.

2) Diharapkan menjadi acuan dalam melaksanakan fungsi instansi

sekolah dalam mengembangkan karakter tanggung jawab.

3) Diharapkan dapat memberikan solusi, khususnya tentang kegiatan

pengembangan karakter melalui pembinaan kepramukaan.

E. Penjelasan Istilah

Dalam melaksanakan penelitian, penjelasan istilah merupakan

istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian yang dijadikan dasar penelitian secara

sederhana. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Gerakan Pramuka

Kegiatan Gerakan Pramuka menitikberatkan pada pembinaan watak/karakter,

(10)

juga pembinaan rasa persaudaraan, persahabatan umat manusia, persatuan dan

kesatuan bangsa, serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan

tersebut tidak ada batasnya dan akan berjalan terus sepanjang eksistensinya

manusia itu sendiri. (Mashudi dalam Maksum 1998: 9)

2. Karakter

Istilah karakter diambil dari bahasa Yunani “charassian” yang berarti to mark

(manandai atau mengikuti). Secara istilah terdapat dua pengertian, pertama,

berkarakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Kedua, istilah

karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang disebut berkarakter

kalau tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. (Wyne yang dikutip

Abdul, Jabar dalam Bestari, Prayoga dan Syaifullah, 2010: 4)

3. Warga Negara yang baik

Warga Negara yang baik itu pada dasarnya adalah orang yang memiliki

kesadaran hukum dan terikat oleh peraturan perundang-undangan sebagai

warga negara serta mampu menampilkan perilaku kewarganegaraannya (hak

dan kewajiban) sebagaimana yang ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan tersebut. (Darwis, 2003: 8)

F. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang

hasil analisis dari penelitian tersebut berupa pemaparan gambaran mengenai

(11)

Maka dari itu Moloeng (2005: 6) mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan,

secara holistik dan dengan cara deskriptif.

Pada dasarnya paradigma penelitian ini adalah kualitatif, tetapi untuk

temuan ini dilengkapi dengan data kuantitatif diperoleh melalui angket. Seperti

yang dikemukakan oleh Danial dan Wasriah (2009: 73), “kuisioner merupakan

alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian”. Alat

tersebut berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada responden sesuai dengan masalah penelitian. Kuisioner disebut juga

angket. Angket memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab

pertanyaan yang lain sesuai dengan apa yang diharapkannya pada titik yang telah

disediakan. Angket tersebut diharapkan dapat mempertegas serta memperkuat

data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan suatu metode yang berguna

untuk memecahkan suatu masalah yang diselidiki, karena dengan menggunakan

metode yang akan digunakan dalam penelitian barulah kita dapat memilih teknik

pengumpulan data sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Metode

merupakan cara utama yang dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Danial dan Wasriah (2009: 62):

(12)

keberadaan suatu fenomena yang ada, misalnya dengan menggunakan sensus, sosial ekonomi penduduk, potensi pendidikan dan lainnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki, karena sesuai dengan sifat dan tujuan

penelitian bukan menguji sebuah hipotesis tetapi berusaha untuk mendapatkan

sebuah gambaran tentang suatu keadaan.

Hal ini cocok dan sejalan dengan maksud penelitian yaitu untuk

memecahkan dan mengetahui permasalahan yang ada pada saat penelitian

dilakukan mengenai peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab sebagai salah satu upaya membina warga negara yang baik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan

dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh

(Danial dan Wasriah, 2009: 71). Moleong (2007: 186) menjelaskan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

(13)

2. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati

keadaan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Jenis-jenis informasi tertentu

dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata, 2006: 220).

3. Angket

Angket yaitu alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan

penelitian. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada responden sesuai dengan masalah penelitian (Nasution, dalam

Danial dan Wasriah, 2009: 73-74)

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan

sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data

statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar,

surat-surat, photo, akte, dsb. (Danial dan Wasriah, 2009: 79)

5. Studi Literatur

Literatur yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan

(14)

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Moleong (2007: 280) analisis data merupakan proses

pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi dan

studi literatur kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan, dan

penyuntingan selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 243), mengemukakan bahwa “aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis

data meliputi : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak maka perlu dicatat

secara teliti dan rinci, karena semakin lama peneliti di lapangan maka jumlah data

akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

(15)

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami peneliti.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan, dengan mengumpulkan data maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

I. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Pasundan 1

Bandung yang terletak di JL.Balong Gede No.28 Bandung 40251 Tlp. (022)

4235729 Penulis mengambil lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa :

SMA Pasundan 1 Bandung termasuk salah satu sekolah swasta favorit dan

siswa terbanyak di antara sekolah yang ada disekitarnya. Mempunyai predikat

sekolah disiplin, terlebih dengan predikat sekolah terakreditasi type A yang harus

menjadi contoh dalam berbagai pengelolaanya termasuk pembinaan

ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang menjadi sasaran penelitian atau

(16)

dengan tujuan tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Moloeng (2007: 224)

bahwa “…pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel

bertujuan”. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah :

1. Wakil Kepala Sekolah (1 orang)

2. Pembina Pramuka (2 orang)

3. Anggota Pramuka (27 orang)

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian menuntut obyektivitas, baik dalam proses, pengukuran maupun

penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian juga memerlukan proses yang

intensif, sistematis, terfokus dan lebih formal. Disamping itu, suatu kerja

penelitian dilakukan dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang memiliki

kekuatan deskripsi atau prediksi. Demikian pula metode dalam suatu penelitian

merupakan hal yang penting, karena di dalam metode penelitian ditentukan

cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui dan diamati sehingga

menghasilkan data-data yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian apabila dipersiapkan dengan baik, teliti, dan teratur, maka

penelitian akan berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan penelitian. Untuk

mencapai kerangka tersebut, maka peneliti harus melakukan persiapan sesuai

dengan prosedur penelitian.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang diteliti, maka peneliti menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi

(2008: 22) mengemukakan pengertian pendekatan kualitatif, sebagai berikut.

(18)

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini,

peneliti berusaha menggambarkan fenomena-fenomena yang diteliti yang

kemudian digambarkan kedalam bentuk uraian-uraian yang menunjukkan

bagaimana peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter tanggung

jawab anggota pramuka.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas

permasalahan yang diteliti yaitu mengenai pengembangan karakter tanggung

jawab melalui Gerakan Pramuka sehingga membutuhkan sejumlah data lapangan

yang sifatnya aktual dan konseptual. Selain itu dipilihnya pendekatan ini

didasarkan pula pada keterkaitan antara masalah yang dikaji dengan sejumlah data

primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alaminya.

Pendekatan kualitatif juga mempunyai adaptabilitas yang tingi sehingga

memungkinkan penulis senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang

berubah-ubah yang dihadapi selama penelitian ini.

Pada dasarnya paradigma penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif,

mengenai pendekatan kuantitaif, Sugiyono (2009: 7) menyebutkan bahwa: ” Data

kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Angka

-angka tersebut diperoleh dari kuisioner/daftar gejala kontinum dengan cara

penskoran. Kemudian, analisis data kuantitatif disini, hanyalah statistik sederhana

yaitu mempersentasekan peran kepramukaan untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab anggota pramuka melalui angket tentang sikap atau perilaku

(19)

Seperti yang dikemukakan oleh Danial dan Wasriah (2009: 73) bahwa

“kuisioner merupakan alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan

penelitian”. Alat tersebut berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara tertulis kepada responden sesuai dengan masalah penelitian. Kuisioner

disebut juga angket, angket dapat memberikan kesempatan kepada responden

untuk menjawab pertanyaan yang lain sesuai dengan apa yang diharapkannya

pada titik yang telah disediakan. Angket tersebut diharapkan dapat mempertegas

serta memperkuat data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Jadi selama proses penelitian ini peneliti akan lebih banyak melakukan

komunikasi dengan subjek penelitian di SMA Pasundan 1 Bandung. Dalam

penelitian ini lebih mengungkapkan secara deskriptif hasil penelitian yang akan

dicapai.

2. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya merupakan cara yang digunakan untuk mencapai

sesuatu. Menurut Arikunto (2006: 160) bahwa metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Mengenai

metode penelitian, peneliti menggunakan metode deskriptif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai

situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan

dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan

(20)

157). Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif

dianggap metode yang sesuai dengan penelitian ini karena metode deskriptif disini

berusaha menggambarkan keadaan suatu subjek dan objek penelitian secara nyata

(real) apa adanya.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah,

pembina pramuka, anggota pramuka dan guru PKn di SMA Pasundan 1 Bandung

dengan tujuan agar mendapatkan informasi yang benar dan jelas mengenai

peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter tanggung jawab anggota

pramuka sebagai salah satu upaya membina warga negara yang baik, dengan

pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. Wawancara berisikan beberapa

pertanyaan seputar permasalahan dan tujuan dari penelitian yang membahas

tentang peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter tanggung jawab

anggota pramuka sebagai salah satu upaya membina warga negara yang baik.

2. Observasi

Dari teknik observasi ini, penulis langsung meneliti ke tempat yang

menjadi lokasi penelitian, yakni SMA Pasundan 1 Bandung, dan langsung

meneliti bagaimana proses peranan pramuka untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab anggota pramuka yang sedang berlangsung di sanggar pramuka,

(21)

mengenai karakter tanggung jawab anggota pramuka sebagai salah satu upaya

membina warga negara yang baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata 2006: 220, yang

didefinisikan sebagai observasi itu sendiri ialah :

Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati keadaan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi ini dilakukan untuk memahami dan mengetahui kegiatan apa

saja yang ada dalam kegiatan kepramukaan di SMA Pasundan 1 Bandung melalui

kegiatan latihan didalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan

tujuan agar memperoleh suatu informasi yang jelas dan benar.

3. Angket

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang

diperlukan selain wawancara dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik pengumpulan data melalui angket. Angket dalam penelitian ini yang

disebarkan kepada anggota pramuka dengan melalui arahan pembina pramuka

digunakan untuk memperoleh hasil data mengenai karakter tanggung jawab

anggota pramuka sebagai salah satu upaya membina warga negara baik. Hal ini

sesuai dengan pengertian angket menurut Nasution, dalam buku Danial dan

Wasriah (2009: 73-74) yang memaparkan bahwa “angket yaitu alat untuk

mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Alat ini berupa

sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden

(22)

Penulis dalam penelitian ini membagikan kuesioner atau angket kepada

anggota pramuka ambalan putra (Otto Iskandardinata) dan ambalan putri (Citra

Resmi) SMA Pasundan 1 Bandung yang berjumlah 27 orang.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Danial dan Wasriah Nanan (2009: 79) pengertian dari

dokumentasi ialah :

Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, photo, akte, dsb.

Teknik dokumentasi ini digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan

menunjang penelitian ini, seperti foto kegiatan pelatihan, dan gambar-gambar

lainnya yang berkenaan dengan ekstrakurikuler pramuka.

5. Studi Literatur

Menurut Danial dan Wasriah (2009: 80) literatur ialah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah,

liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Studi literatur yang

digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan sejumlah sumber atau

(23)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Pasundan 1

Bandung yang terletak di JL.Balong Gede No.28 Bandung 40251 Tlp. (022)

4235729 Penulis mengambil lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

SMA Pasundan 1 Bandung termasuk salah satu sekolah swasta favorit dan siswa

terbanyak di antara sekolah yang ada disekitarnya. Mempunyai predikat sekolah

disiplin, terlebih dengan predikat sekolah terakreditasi type A yang harus menjadi

contoh dalam berbagai pengelolaanya termasuk pembinaan ekstrakurikuler

pendidikan kepramukaan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang menjadi sasaran penelitian atau

sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian

dengan tujuan tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Moloeng (2007: 224)

bahwa : “…pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel

bertujuan. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah :

1. Wakil Kepala Sekolah (1 orang)

2. Pembina Pramuka (2 orang)

3. Anggota Pramuka (27 orang)

(24)

Kemudian subjek penelitian sebagaimana yang dikemukakan Spradley

dalam Basrowi & Suwandi (2008: 93) merupakan sumber informasi. Jadi, subjek

penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau

sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian

dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka subjek yang diteliti akan ditentukan

langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Subjek

tersebut ada yang sifatnya menyeluruh yaitu melibatkan seluruh warga sekolah,

yang dimaksudkan untuk mengamati gambaran segala aktivitas ekstrakurikuler

pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung secara umum melalui observasi. Namun,

ada juga subjek yang ditentukan secara khusus dengan maksud untuk memperoleh

informasi yang diperlukan untuk dijadikan sampel penelitian. Dalam hal ini yang

berperan sebagai informan antara lain adalah kepala sekolah, pembina pramuka,

guru PKn dan anggota pramuka.

D. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap pra-penelitian

Dalam tahap pra-penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah

menentukan masalah, tujuan penelitian, lokasi penelitian dan menentukan judul.

Setelah masalah dan judul penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing,

selanjutnya peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran

(25)

Setelah diperoleh gambaran mengenai subjek yang akan diteliti serta

masalah yang dirumuskan relevan dengan kondisi objektif di lapangan,

selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian. Sebelum melaksanakan

penelitian terlebih dahulu peneliti harus menmpuh prosedur perizinan sebagai

berikut.

a. Langkah pertama, peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada Ketua

Jurusan PKN FPIPS UPI.

b. Setelah memperoleh ijin dari Ketua Jurusan PKN kemudian diteruskan

untuk mendapatkan ijin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah mendapatkan surat ijin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu

Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi ijin penelitian

kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin dari Rektor UPI melalui pembantu Rektor I,

kemudian peneliti memperoleh perizinan kepada Kepala Sekolah SMA

Pasundan 1 Bandung memberikan surat ijin dan surat keterangan

mengadakan penelitian di sekolahnya.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah tahap pra-penelitian selesai, selanjutnya peneliti akan terjun ke

lapangan untuk melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan

untuk mengumpulkan data dari responden. Selain mengumpulkan data melalui

observasi, peneliti juga memperoleh data melalui wawancara dengan responden.

(26)

a. Menghubungi pihak SMA Pasundan 1 Bandung untuk meminta izin untuk

melaksanakan penelitian dan meminta informasi.

b. Menentukan responden yang akan diwawancara yaitu wakil kepala

sekolah, pembina pramuka, guru PKn dan anggota pramuka.

c. Menghubungi responden yang akan diwawancara.

d. Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan waktu yang

telah disepakati sebelumnya.

e. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan

dianggap berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan responden, peneliti akan

menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan

tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail. Data yang diperoleh dari

hasil wawancara selanjutnya disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah

didukung oleh dokumen lainnya. Demikian seterusnya sampai penulis mencapai

titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang

baru.

E. Teknik pengolahan dan analisis data

Menurut Moleong (2007: 280) analisis data merupakan proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan studi

dokumentasi kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan, dan

(27)

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 243) mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas

dalam analisis data meliputi : data reduction, data display, dan verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, maka perlu dicatat

secara teliti dan rinci, karena semakin lama peneliti di lapangan,maka jumlah data

akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik, untuk melihat gambaran

data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian

dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci

dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek

yang akan diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini lebih banyak dituangkan

dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan ini

maka peneliti akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

(28)

3. Verification (Kesimpulan)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Adapun dalam pengolahan data angket, peneliti menggunakan rumus

statistik sederhana. Penulis berpedoman kepada rumus yang dikemukakan oleh

Mohammad Ali sebagai berikut :

Rumus 3.1 Mencari Prosentase

Sumber: Muhamad Ali (Kusmiati, 2004: 81)

Keterangan :

P = Presentase Jawaban

F = Frekuensi Jawaban Responden

N = Jumlah seluruh Responden

100% = Bilangan tetap

Untuk proses penyimpulan dari data kuantitatif seperti hasil pre test, post

test, dan pedoman observasi dengan fokus penelitian siswa yang mana hasil dari

semuanya adalah angka-angka, maka untuk menentukan penilaian terhadap data

P =

(29)

kuantitatif yang diperoleh, diterapkan kriteria penilaian seperti yang disampaikan

oleh Suryadi (Kusmiati, 2004: 81) sebagai berikut:

0% = Ditafsirkan tidak ada 1% - 24% = Ditafsirkan sebagian kecil 25% - 49% = Ditafsirkan hampir setengahnya 50% = Ditafsirkan setengahnya

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan

pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan umum yaitu bahwa peranan

kepramukaan dapat mengembangkan karakter tanggung jawab anggota pramuka

sebagai salah satu upaya membina warga negara yang baik pada Gerakan

Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung.

Adapun kesimpulan khusus dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut.

1. Peranan kepramukaan untuk mengembangkan karakter tanggung jawab

anggota pramuka melalui kegiatan pramuka yaitu: (a) memberikan bekal

positif bagi kaum muda dan aktif mengikuti kegiatan kepramukaan yang

diselenggarakan secara menarik, menantang, edukatif dan rekreatif, (b)

mengajarkan anggota pramuka agar memiliki kemampuan kognitif, afektif

dan psikomotor yang tinggi, (c) sebagai media yang baik bagi peserta didik

dalam pendidikan karakter demi kemajuan bangsa. (d) mengembangkan

karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. (e)

menanamkan nilai-nilai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, negara,

sesama hidup, dan diri sendiri seperti yang tercantum dalam kode kehormatan

(f) membentuk kader-kader bangsa yang bertaqwa, cinta tanah air dan

(31)

2. Metode yang diterapkan dalam mengembangkan karakter tanggung jawab

melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung yaitu melalui: (a)

metode pencapaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara atau

Laksana, (b) metode simulasi atau bermain peran (Role Playing) (c) metode

debat (Sharing), (d). metode ceramah, pemberian contoh dan bahasa tubuh.

3. Karakter lain selain karakter tanggung jawab yang dikembangkan dalam

Gerakan Pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung, yaitu: (a) karakter disiplin,

(b) karakter hemat cermat dan bersahaja, (c) karakter jujur, (d). karakter

religius, (e) karakter kerja keras, (f) karakter kreatif, (g) karakter cerdas, (h)

karakter baik, (i) karakter mandiri, (j) karakter sopan santun, (k) karakter

sigap, (l) karakter berani, (m) karakter percaya diri, (n) karakter nasionalisme,

(o) karakter patriotisme, (p) karakter kerjasama dengan group (gotong royong)

dan (q) karakter toleransi.

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan karakter tanggung

jawab anggota melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan 1 Bandung yang

dihadapi yaitu: (a) pengaruh lingkungan pergaulan dan derasnya teknologi

informasi yang tidak terkontrol, (b) pencitraan yang kurang baik dan tidak

meyakinkan tentang hal yang baik dalam Gerakan Pramuka bagi calon

Bantara yang ingin masuk ekstrakurikuler pramuka, (c) anak yang mempunyai

kebiasaan di lingkungan rumah dan di sekolah yang berbeda, (d) majunya

kehidupan globalisasi dan kemajuan IPTEK sehingga siswa-siswi banyak

meniru sisi negatif dari budaya luar, (e) adanya beberapa anggota yang malas

(32)

5. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam mengembangkan

karakter tanggung jawab anggota melalui kegiatan pramuka di SMA Pasundan

1 Bandung yaitu: (a) diberi tanggung jawab tentang program latihan, tanggung

jawabnya melalui Gerakan Pramuka, (b) memberikan tugas, memberikan

kegiatan yang harus dijalankan sebaik dan sebagus mungkin, (c) guru

memberikan kedisiplinan dan contoh yang baik terhadap siswa-siswinya, (d)

mengadakan sharing atau mengkomunikasi segala hambatan dengan seseorang

yang dianggap dapat memotivasi untuk yang lebih baik dan lebih bersemangat

mengikuti kepramukaan.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan, baik di lapangan maupun secara teoritis, maka

beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai

berikut.

1. Bagi Sekolah :

a. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan fasilitas bagi ekstrakurikuler

pramuka berupa kelengkapan sarana dan prasarana kegiatan kepramukaan

agar kegiatan kepramukaan dapat berjalan dengan lebih baik.

b. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan motivasi, berupa dukungan secara

moril maupun materil kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan pada

tingkat nasional maupun internasional agar anggota pramuka memiliki

(33)

2. Bagi Pembina Pramuka :

a. Pembina hendaknya dapat memberikan pembinaan yang lebih

komprehensif dan terarah sebagai upaya pembentukan karakter anggota

pramuka melalui latihan yang lebih intensif.

b. Pembina hendaknya dapat lebih meningkatkan perhatian terhadap

anggotanya berupa pemberian motivasi, contoh dan teladan guna

membangun perilaku tanggung jawab, displin, kreatif dan kejujuran siswa

yang lebih baik melalui Gerakan Pramuka.

3. Bagi Guru PKn

a. Guru hendaknya memberikan motivasi dan contoh nyata (real) kepada

anggota pramuka.

b. Guru hendaknya lebih meningkatkan para siswa-siswinya dalam

kedinamisan dan keefektifan mengikuti kegiatan pramuka agar terbentuk

karakter tanggung jawab yang lebih baik.

4. Bagi Anggota Pramuka

a. Setiap anggota pramuka hendaknya menanamkan rasa memiliki terhadap

ekstrakurikuler pramuka.

b. Setiap anggota pramuka hendaknya mampu mengamalkan ilmu atau

nilai-nilai karakter baik kepada calon anggota pramuka dan lingkungan sekitar.

c. Setiap anggota pramuka hendaknya lebih memiliki rasa tanggung jawab,

disiplin, mandiri, kreatif, inovatif, baik dalam kehidupan sekolah, keluarga

dan masyarakat melalui kegiatan kepramukaan maupun melalui organisasi

(34)

DAFTAR ISI

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………..……… 11

I. Lokasi dan Subjek Penelitian………..……... 12

1. Lokasi Penelitian………..……… 12

2. Subjek Penelitian………..…….... 12

BAB II LANDASAN TEORI………. 14

A. Kajian Tentang Kepramukaan……….………. 14

1. Konsep Dasar Kepramukaan………..………. 14

2. Fungsi Kepramukaan………..………. 14

3. Tujuan Pokok Kepramukaan………...…………..…… 17

4. Kode Kehormatan dan Ketentuan Moral Kepramukaan……. 18

5. Keanggotaan Kepramukaan ………...… 19

B. Kajian Tentang Karakter ………. 21

1. Pengertian Umum Karakter……… 21

2. Bentuk-Bentuk Karakter……….. 25

3. Nilai-Nilai Pengembangan Karakter……… 28

4. Fungsi Karakter………... 31

C. Kajian Tentang Tanggung Jawab (Responsibility)………….. 32

1. Pengertian Tanggung Jawab……….. 32

2. Macam-Macam Tanggung Jawab………. 32

D. Kajian Tentang Warga Negara Yang Baik………. 35

1. Pengertian Warga Negara………... 35

2. Pengertian Warga Negara Yang Baik………... 36

(35)

BAB III METODE PENELITIAN……….. 41

A. Pendekatan dan Metode Penelitian……….. 41

1. Pendekatan Penelitian……….... 41

2. Metode Penelitian... 43

B. Teknik Pengumpulan Data………... 44

1. Wawancara ………... 44

2. Tahap pelaksanaan penelitian ………... 49

E. Teknik pengolahan dan analisis data………... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 54

A. Deskripsi Umum ……… 54

1. Sejarah SMA Pasundan 1 Bandung………... 54

2. Profil Sekolah………..………... 56

3. Visi, Misi, Motto ………..……..……... 57

4. Organisasi dan Kegiatan Belajar... 58

5. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 59

6. Sejarah Pramuka SMA Pasundan 1 Bandung…………..…. 60

7. Profil Pramuka yang berpangkalan di SMA Pasundan 1 Bandung... . 64

B. Deskripsi Hasil Penelitian………..…………. 65

1. Deskripsi Hasil Observasi………..……... 65

2. Deskripsi Hasil Wawancara………... 67

a. Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah…..…... 68

1) Drs. Rodyana, M.M (RO), selaku Wakil Kepala Sekolah..…………... 68

b. Hasil Wawancara dengan Pembina Pramuka……..……. 71

1) Ade Suryadi, M.T (AS), selaku Pembina Pramuka Putra………..………. 71

2) Mulustianti, S.Pd (MU), selaku Pembina Pramuka Putri………... 77

c. Hasil Wawancara dengan Guru PKn………….….…..… 82

1) Ugum Gumelar, S.Pd (UG), selaku Guru PKn... 83

d. Hasil Wawancara dengan Anggota Pramuka….………... 85

1) Margi Adi Susetio (MA), selaku Pradana Putra... 85

2) Fitri Nurul (FN), selaku Pradana Putri……...…... 88

(36)

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….……….. 99

1. Peranan Kepramukaan Untuk Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Anggota Pramuka Melalui Kegiatan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung….……… 99

2. Pendekatan Dan Metode Dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung……….. 103

3. Karakter Lain Selain Karakter Tanggung Jawab Yang Dikembangkan Melalui Kegiatan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung………... 108

4. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Anggota Melalui Kegiatan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung………. 110

5. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Anggota Melalui Kegiatan Pramuka Di SMA Pasundan 1 Bandung………... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 117

A. Kesimpulan………...... 117

B. Saran ……….…………... 119

DAFTAR PUSTAKA ………... 121 DAFTAR PUSTAKA CHEKLIST

(37)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Skema keangggotaan dalam Gerakan Pramuka………...…….. 20

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 91

Tabel 4.2 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 92

Tabel 4.3 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 93

Tabel 4.4 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 94

Tabel 4.5 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 95

Tabel 4.6 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………... 96

Gambar

Tabel 4.1 Sikap atau Perilaku  Anggota pramuka………................................  91 Tabel 4.2 Sikap atau Perilaku Anggota pramuka………...............................

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR TATA TEKNIK PENTAS PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI MELALUI E-LEARNING. Oleh Wien Pudji

Judul Skripsi : Intensitas Dan Dinamika Perdagangan Produk Industri Mebel Antara Indonesia Dengan Negara Mitra Dagang Utama Tahun 1994-2008 : Pendekatan Perdagangan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Langgeng Wening Puji Universitas

Bale, Roxana., 2012, “ Fine Element Analysis of Beam to Column end plate bolted Connection”, Journal Acta Technica Napocensis, Civil engineering & Architecture,

Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan pelatihan tata rias dalam meningkatkan keterampilan pemangkasan rambut bagi remaja putus sekolah di balai

Penyelenggaraan Pelatihan Tata Rias Dalam Meningkatkan Keterampilan Pemangkasan Rambut Bagi Remaja Putus Sekolah Di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja

Adapun ukuran atau kekuatan pompa air bervariasi,yang masing2 infonya dapat kita lihat pada bagian pompa, kotak,dll biasanya yang penting untuk membandingkan pompa

Research results of Risk Management, HES Consultation and Communication, HES Inspection, Training and Development, Emergency Response Plan, HES Monitoring and