• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI

DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Siti Megawati

0907242

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG

Oleh

Siti Megawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan IlmuPengetahuanSosial

© SitiMegawati2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

SITI MEGAWATI 0907242

IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Diketahui oleh PEMBIMBING I

Prof. Dr. Endang Danial AR, M.Pd NIP. 195005021976031002

PEMBIMBING II

Drs. Rahmat, M.Si NIP. 195809151986031003

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

ABSTRAK

Siti Megawati (0907242) Implementasi Model Pembelajaran Terintegrasi dalam Membina Civic Responsibility Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganeagraan di SMA Darul Hikam Bandung.

Pendidikan karakter bangsa merupakan pendidikan yang penting dikembangkan Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan (school culture); kegiatan ko-kulikuler dan/atau ekstra kulikuler serta kegiatan keseharian di rumah, dan di dalam masyarakat.

Bagaimana implementasi pendidikan karakter menggunakan model integrasi tersebut, maka dibuat rumusan masalah sebagi berikut: 1) Bagaimana Proses penerapan model pembelajaran terintegrasi dalam membina civic responsilibity di SMA Darul Hikam? 2) Bagaimana bentuk-bentuk perilaku tanggung jawab peserta didik yang tercermin dalam kegiatan di lingkungan sekolah? 3) Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah dalam membina dan mengembangkan

civic responsibility pada peserta didik? 4) Bagaimana solusi yang dilakukan oleh guru dan pihak sekolah untuk menanggulangi hambatan yang terjadi dalam proses pembinaan dan pengembangan civic responsibility pada peserta didik

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah desktiptif analitik. Penelitian dilakukan di SMA Darul Hikam Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pelaksana pendidikan di SMA Darul Hikam Bandung yaitu Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiswaan, Pembina Ekstrakurikuler, Guru PKn dan Siswa.

(5)

ABSTRACT

Siti Megawati (0907242) Implementation of the Integrated Learning Model in Fostering Civic Responsibility in Civic subject in Darul Hikam Senior High School Bandung.

National character education is an important education developed in micro level. Values / characters development can be divided into four pillars, namely teaching and learning activities in the classroom, daily activities in the form of cultural education unit (school culture); co-curricular and / or extra-curricular activities and daily activities at home, and in society.

To know the way to implement character education using the integration model, the formulation of the problems are made as follow: 1) How is the implementation of an integrated learning model in fostering civic responsilibity in Darul Hikam high school? 2) What forms of responsible behavior of learners are reflected in the activities in the school environment? 3) What obstacles faced by teachers and the school in fostering and developing civic responsibility to the learners? 4) What are the solution made by the teachers and the school to overcome barriers that occur in the process of formation and development of civic responsibility to the learners?

The approach used in this study is qualitative, whereas the method used is descriptive analytic. The study was conducted in Bandung SMA Darul Hikam, while the subject of research is the education executive at Darul Hikam Senior High School Bandung; they are Curriculum Wakasek, Studentship Wakasek, Extracurricular mentor, Civics Teachers and Students.

(6)

viii

2. Model Pembelajaran Terintegrasi ... 8

3. Civic Responsibility ... 8

4. Pendidikan Kewarganegaraan ... 8

5. SMA Darul Hikam Bandung ... 9

F. Teknik Pengumpulan Data ... 9

1. Wawancara ... 10

2. Observasi ... 10

3. Studi Dokumentasi ... 10

G. Teknik Pengolahan dan Analisis ... 10

1. Reduksi Data ... 11

A. Model Pembelajaran Terintegrasi ... 13

1. Pengertian pembeljaran terintegrasi ... 13

(7)

3. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di dalam pembelajaran .. 19

4. Integrasi pendidikan karakter melalui kegiatan kurikuler ... 27

5. Integrasi pendidikan karakter melalui kegiatan ko-kurikuler ... 36

6. Integrasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler ... 37

B. Civis responsibility ... 40

1. Pengertian Civic Responsibility ... 40

2. Macam-macam civic responsibility ... 42

a. Tanggung jawab warga Negara terhadap keluarga ... 42

b. Tanggung jawab warga Negara terhadap masyarakat ... 42

c. Tanggung jawab warga Negara terhadap lingkungan ... 43

d. Tanggung jawab warga Negara terhadap bangsa dan Negara 45

e. Tanggung jawab warga Negara terhadap Tuhan ... 45

3. Tujuan dan manfaat pendidikan Civic Responsibility ... 47

4. Bentuk kegiatan pendidikan Civic responsibility ... 49

C. Pendidikan kewarganegaraan dan pembinaan karakter ... 52

1. Visi dan misi pendidikan kewarganegaraan ... 52

2. Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan ... 55

3. Pendidikan kewarganegaraan dan pembinaan civic responsibility di satuan pendidikan ... 59

a. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas ... 59

b. Kegiatan di Satuan Pendidikan ... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 65

A. Pendekatan penelitian ... 65

a. Memperpanjang penelitian ... 79

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian ... 79

c. Triangulasi data ... 79

1) Triangulasi sumber ... 80

2) Triangulasi teknik ... 80

3) Triangulasi waktu ... 80

d. Analisis kasus negatif ... 81

(8)

x

f. Member check ... 81

2. Validitas eksternal ... 82

3. Reabilitas ... 82

4. Objektivitas ... 83

G. Tahap-tahap penelitian ... 83

1. Tahap pra penelitian ... 83

2. Tahap pelaksanaan ... 84

3. Tahap analisis data ... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 86

1. Profil SMA Darul Hikam ... 86

2. Sejarah Darul Hikam ... 86

3. Sistem pendidikan ... 87

4. Visi, misi,tujuan dan target SMA Darul Hikam Bandung ... 88

5. Sasaran dan target SMA Darul Hikam Bandung ... 89

6. Budaya berakhlak berprestasi sekolah Darul Hikam ... 89

7. Peserta didik dan tenaga pendidik ... 90

8. Sarana pendukung pendidikan ... 91

9. Program pendidikan terintegrasi ... 92

a. Program kurikulum ... 92

b. Program kesiswaan ... 94

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 95

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 202

A. Kesimpulan ... 202

B. Saran ... 204

(9)

DAFTAR TABEL

A. 2.1 Implementasi Karakter Dalam KTSP ... 17

B. 2.2 Nilai-Nilai Karakter Yang Dikembangkan Di Sekolah ... 21

C. 2.3 Substansi Nilai/Karakter Yang Ada Pada SKL SMA/MA/SMALB */Paket C ... 23

D. 2.4 Domain Budi Pekerti Islami Menurut Al-Quran Dan Hadis ... 25

E. 2.5 Contoh Distrubusi Nilai-Nilai (Karakter) Uatma Ke Dalam Mata Pelajaran ... 29

F. 2.6 Integrasi Nilai Pada Kegiatan Pembelajaran ... 35

G. 4.1 Standar Pendidik Dan Tenaga Pendidik ... 90

H. 4.2 Sarana Pendukung Pendidikan ... 91

I. 4.3 Struktur Kurikulum Kelas XI Tahun Ajaran 2012-2013 ... 92

J. 4.4 Kualitas Implementasi 5 Budaya Berakhlak Berkarakter ... 116

K. 4.5 Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik ... 138

L. 4.6 Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik ... 142

M. 4.7 Standar Penilaian Pendidikan ... 144

N. 4.8 Ruang Lingkup Dan Pengembangan Materi, Metode Media Dan Penilaian Pendidikan Kewarganegaraan Di SMA Darul Hikam ... 152

O. 4.9 Karakteristik Pembelajaran Pkn Untuk Pembelajaran Karakter Di SMA Darul Hikam ... 156

P. 4.10 Triangulasi Subjek Penelitian Proses Pembelajaran Karakter pada Mata Pelajaran PKn ... 160

Q. 4.11 Triangluasi Teknik Penelitian Proses Pembelajaran Karakter pada Mata Pelajaran PKn ... 162

R. 4.12 Triangluasi Subjek Penelitian Proses Pembelajaran Karakter pada kegiatan Ekstrakurikuler ... 166

S. 4.13 Triangluasi Teknik Penelitian Proses Pembelajaran Karakter pada Kegiatan Ekstrakurikuler ... 169

T. 4.14 Triangulasi Subjek Penelitian Bentuk-bentuk Tanggung jawab Peserta Didik yang Tercermin dalam Kegiatan di Sekolah ... 181

U. 4.15 Triangulasi Teknik Penelitian Bentuk-bentuk Tanggung jawab Peserta Didik yang TErcermin dalam Kegiatan di Sekolah ... 184

V. 4.16 Standar Pendidik Dan Tenaga Pendidik ... 192 W.4.17 Hambatan Dan Upaya Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter

(10)

xii

Civic Responsibility Di SMA Darul Hikam ... 196

DAFTAR BAGAN

A. 4.1 Pendidikan Karakter Di SMA Darul Hikam Bandung Dalam

Membentuk Tanggung Jawab Peserta Didik ... 121 B. 4.2 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Peserta Didik Yang Tercermin

Dalam Kegiatan Di Lingkungan Sekolah ... 131 C. 4.3 Model Pembelajaran Terintegrasi dalam Membina

Civic Responsibility di SMA Darul Hikam Bandung ... 173 D. 4.4 Implementasi Model Pembelajaran Terintegrasi Dalam

Membentuk Civicresponsibility Pada Mata Pelajaran

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia Pendidikan adalah dunia yang erat dengan generasi muda bangsa Indonesia, dimana melalui jalur pendidikan karakter seseorang dapat terbentuk. Seperti yang diungkapkan oleh Mahpudz dalam Bestari dan Syaifullah (2010: 6)

“pendidikan merupakan faktor utama dalam pemebentukan pribadi manusia”.

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengubah paradigma dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham. Seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Satuan Pendidikan sebenarnya memiliki peran dan kesempatan yang begitu besar dalam pembentukan karakter peserta didik, karena satuan pendidikan merupakan wahana tempat peserta didik menghabiskan waktu kesehariannya dengan melakukan kegiatan-kegiatan di dalam lingkungan satuan pendidikan. Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan (school culture); kegiatan ko-kulikuler dan/atau ekstra kulikuler serta kegiatan keseharian di rumah, dan di dalam masyarakat (Budimansyah, 2010:58).

(13)

rumahnya. Fakta lainnya adalah perasaan acuh peserta didik terhadap kebersihan lingkungan kelasnya. Lalu ada juga beberapa peserta didik yang sering bolos sekolah, dan ada beberapa peserta didik juga yang senang keluyuran saat jam pelajaran berlangsung.

Setelah memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan peserta didik di atas, dapat diketahui bahwa karakter tanggung jawab merupakan karakter yang perlu ditanamkan dan dikembangkan kepada setiap peserta didik. Menurut kamus umum bahasa indonesia tanggung jawab berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Karakter adalah cara berpikir, berperilaku dan bertindak yang dimiliki seseorang dalam melangsungkan kehidupannya. Karakter juga dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai kebajikan (tahu niai kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku (Budimansyah 2010: 23).

Pendidikan karakter terlaksana untuk menanamkan nilai-nilai karakter baik kepada setiap individu yang dalam hal ini adalah peserta didik sebagai objeknya. Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan dalam kegiatan PBM di dalam kelas saja, akan tetapi lebih luas dari itu, seperti kegiatan di luar kelas sampai dengan budaya keseharian yang dilakukan oleh sekolah.

Pendidikan karakter jelas berbeda dengan pelajaran lain yang pada umumnya hasil dilihat dari ketercapaian peserta didik dalam menjawab soal-soal yang berkaitan dengan apa yang telah di sampaikan oleh guru dalam kelas. Karakter tidak dibangun dalam waktu yang singkat dengan hanya beberapa pertemuan tatap muka di dalam kelas, akan tetapi karakter berkaitan dengan kebiasaan (habituation).

(14)

guru melalui pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Budimansyah, bahwa:

Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas pengembangan nilai/karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran (embededapproach). Khusus, untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, karena memang isinya adalah mengembangakan nilai dan sikap pengembangan nilai/karakter harus menjadi fokus utama yang dapat menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan nilai (value/charactereducation).

Untuk kedua mata pelajaran tersebut nilai/karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran (instructional effects) dan juga dampak pengiring (nurturant effects). Sementara itu untuk mata pelajaran lainnya, yang secara formal memiliki misi utama selain pengembangan nilai/karakter, wajib dikembangkan kegiatan yang memiliki dampak pengiring (nurturant effets) berkembangnya nilai/karakter dalam peserta didik (Budimansyah, 2010: 59)

Pendidikan karakter tidak bisa disamakan dengan pembelajaaran pelajaran lain yang mengutamakan konsep. Pendidikan karakter lebih menitik beratkan pada kebermaknaan pengalaman belajar siswa dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada prinsipnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari guru mata pelajaran PAI dan Pendidikan Kewarganegaraan saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab segenap komponen sekolah.

(15)

Sekolah Menengah Atas Darul Hikam merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tengah menanamkan dan mengembangkan karakter dalam setiap kegiatan sekolahnya yang juga telah meraih akreditasi A dari BAN-SM (Badan Akreditasi Nasional-Sekolah Menengah) memiliki visi membangun jati diri siswa yang berakhlak & berprestasi tinggi sebagai calon pemimpin masa depan.

Visi sekolah yang direalisasikan dengan misi yang tepat tentunya akan menjadikan peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan bersama, yaitu menjadi pribadi berakhlak, berprestasi dan unggul. Seperti di SMA Darul Hikam ini, pendidikan yang diterapkan merupakan perpaudan pengetahuan, sikap dan perilaku berlandaskan islami yang sesuai dengan karakter bangsa yang dapat menumbuhkan nilai religius, jujur, disiplin, kreatif, kerja keras, mandiri serta bertanggung jawab.

Sebagai bentuk usaha yang dilakukan oleh SMA Darul Hikam dalam mewujudkan visinya, sekolah memberlakukan beberapa peraturan pembiasaan yang terwujud dalam budaya sekolah. Seperti pembiasaan-pembiasaan dalam kegiatan-kegiatan kerohanian, tanggung jawab memelihara barang-barang pribadi dan barang-barang milik bersama, saling menghormati, bersikap ramah dan masih banyak hal luar biasa yang dilakukan oleh sekolah ini dalam hal pembiasaan sebagai wujud usaha dari pembentukan karakter peserta didiknya.

SMA Darul Hikam menerapkan penanaman tanggung jawab kepada setiap peserta didiknya baik itu kepada apa yang dilakukannya, bahkan kepada apa yang tidak dilakukannya. Dalam agama Islam perintah untuk bertanggung

jawab jelas Allah SWT nyatakan dalam QS Yassiin (36: 12) yang artinya: “kami

menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka

tinggalkan”. Juga dalam QS AL Mudatsir (74: 38) yang artinya: “Tiap-tiap diri

bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Dari kedua ayat tersebut

(16)

lakukan akan memberikan dampak bagi diri kita sendiri, baik itu secara langsung maupun tidak.

Selama peserta didik menempuh proses pendidikan di SMA Darul Hikam ini mereka dibina, dibimbing dan dibiasakan untuk memiliki sifat bertanggung jawab, baik itu kepada diri sendiri, orang tua, lingkungan, bangsa dan negara, juga bertanggung jawab kepada Allah SWT. Usaha dilakukan dengan menerapkan pembiasaan-pembiasaan yang pada akhirnya membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Selain melakukan pembiasaan-pembiasaan pembentukan karakter yang terwujud dalam budaya sekolah, SMA Darul Hikam juga membimbing peserta didik dalam mengasah ilmu di bidang akademik, serta membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan yang telah dimilikinya, bahkan membantu menemukan potensi yang belum tergali dari setiap peserta didik. SMA Darul Hikam dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar yang modern, ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian sekolah untuk mempersiapkan peserta didiknya yang bukan hanya cerdas secara emosional, mahir dalam bidang keahlian, juga cerdas secara intelektual sehingga memiliki kemampuan yang mumpuni untuk berkompetisi di dunia global.

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Model

Pembelajaran Terintegrasi Dalam Membina Civics Responsilibity Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Darul Hikam?

Berdasarkan permasalahan di atas, agar lebih spesifik, maka penulis membatasi masalah tersebut dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Proses penerapan model pembelajaran terintegrasi dalam membina civic responsilibity di SMA Darul Hikam?

2. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku tanggung jawab peserta didik yang tercermin dalam kegiatan di lingungan sekolah?

3. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah dalam membina dan mengembangkan civic responsibility pada peserta didik? 4. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh guru dan pihak sekolah untuk

menanggulangi hambatan yang terjadi dalam proses pembinaan dan pengembangan civic responsibility pada peserta didik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan penerapan pendidikan karakter di SMA Darul Hikam Bandung dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa. Secara khusus ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Proses penerapan model pembelajaran terintegrasi dalam membina

civic responsilibity di SMA Darul Hikam

2. Bentuk-bentuk perilaku tanggung jawab peserta didik yang tercermin dalam kegiatan di lingungan sekolah

3. Hambatan yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah dalam membina dan mengembangkan civic responsibility pada peserta didik

(18)

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu pengembangan keilmuan PKn yang di dalamnya memuat tentang pentingnya pendidikan nilai budaya dan pendidikan karakter, khususnya memberikan pengetahuan tambahan mengenai implementasi pembinaan civic responsibility melalui pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, baik itu kegiatan ko kulikuler maupun kegiatan ekstrakulikuler dalam suatu lembaga pendidikan.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru mata pelajaran PKn dan mata pelajaran lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menerapkan pendidikan nilai budaya dan karakter dalam proses pembelajaran kepada peserta didik.

b. Memberikan contoh penerapan pendidikan nilai budaya dan karakter pada lembaga pendidikan dalam memupuk kompetensi karakter peserta didik.

E. Penjelasan Istilah

Untuk mengjindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut:

1. Implementasi

(19)

2. Model Pembelajaran Terintegrasi

Model pembelajaran terintegrasi atau dapat dikatakan model pembelajaran terpadu (Zubaedi, 2011: 264) karena merupakan suatu konsep pendekatan yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman belajar dalam yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang sudah dipahami anak melalui kesempatannya mempelajari apa yang berhubungan dengan tema atau peristiwa autentik (alami). Dalam penelitian ini model pembelajaran terintegrasi adalah, dimana pembelajaran nilai dan budaya ini diterapkan secara holistik dalam kegiatan pembelajaran dikelas, kegiatan ekstrakulikuler dan dalam kehidupan keseharian budaya sekolah.

3. Civic Responsibility

Civic responsibility atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan tanggung jawab warga negara (Zubaedi, 2011: 76) adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan yang didalamnya memuat tujuan untuk membentuk warga negara yang baik, karena di dalamnya terdapat muatan nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan di antaranya nilai religi, hukum, sosial serta politik, yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Menurut Somantri (2001: 159), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai berikut:

(20)

Lebih lanjut Somantri (2001: 299) mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu:Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

5. SMA Darul Hikam Bandung

Sekolah Menengah Atas Darul Hikam (SMA Darul Hikam) merupakan salah satu sekolah menengah atas yang lebih menerapkan pendidikan agama di dalamnya. SMA Darul Hikam senantiasa mengembangkan kompetensi peserta didik baik itu intelektual, skill atau keterampilan-keterampilan dan pendidikan karakter yang disusun kedalam kurikulum KTSP. Adapun sekolah yang dimaksud alam penelitian ini adalah SMA Darul Hikam yang terletak di Jl. Tubagus Ismail Depan No. 78A Kota Bandung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kualitatif itu sendiri menggunakan peneliti sebagai alat untuk mengungkap data dari sumber, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2010:163) alat pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat radikal, sehingga diperoleh data yang utuh tentang segala pernyataan yang disampaikan sumber data. Sedangkan yang menjadi instrumen pembantu adalah berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi.

(21)

a. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan berdialog yang dilakukan oleh peneliti kepada sumber data, ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari sumber data. Menurut Arikunto (1997:145) wawancara adalah sebuah dialog yang dialkukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (responden). Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan kepada Wakasek bidang Kurikulum, Wakasek bidang Kesiswaan, Pembina Ekstrakulikuler, Guru dan siswa SMA Darul Hikam, untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan , evaluasi pendidikan karakter dan sikap tanggung jawab yang diselenggarakan di SMA Darul Hikam Bandung.

b. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, dimana peneliti mengamati fenomena-fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan penelitian saat penelitian dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan kondisi umum lokasi penelitian serta proses implementasi pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMA Darul Hikam baik melalui kegiatan kokuler, ekstrakulikuler dan penyelenggaraan budaya sekolah.

c. Studi dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah berupa kegiatan mengumpulkan berbagai hal yang berhubungan dengan rumusan masalah, baik itu catatan, buku, agenda dan photo. Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2010: 217) dokumen sering digunakan dalam penelitian karena dokumen merupakan sumber yang stabil, hasil pengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis

(22)

dokumen resmi sekolah, gambar, foto dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, analisis data yang penulis gunakan adalah Model Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Hubermen (Moleong, 2010: 306) dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah satu atau lebih dari satu situs.

Aktifitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction ( Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semkain lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi. Maka langkaah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuntitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of

(23)

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kulaitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikeukakan bahwa masalah dan rumusan maslaah dalam penelitian kulaitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Darul Hikam yang berlokasi di Jl. Tubagus Ismail No. 78A Kota Bandung.

b. Subjek Penelitian

(24)

65

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan untuk memahami subjek secara mendalam, maka dari itu penelitian kualitatif ini meneliti kondisi objektif tertentu, dan peneliti berperan sebagai intsrumen penelitian. Hakikat penelitian kualitatif menurut Moleong (2010:6) adalah:

Penelitian kulitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Lebih lanjut Sugiyono (2008:15) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Seiring dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008:1) mengemukakan pengertian pendekatan kualitatif, sebagai berikut:

(25)

orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Penelitian kualititatif (Moleong, 2010: 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Penelitian kualitatif dirasa sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memberikan kesempatan yang luas kepada peneliti untuk memungkinkan peneliti fokus ke dalam permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Peneliti berusaha menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti yang kemudian digambarkan ke dalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan bagaimana implementasi model pembelajaran terintegrasi dalam membina civic responsibility melalui pembelajaran PKn.

Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor dalam Suwandi dan Basrowi (2008: 22) mengungkapkan harapan dari pendekatan kualitatif, sebagai berikut:

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

(26)

sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Sejalan dengan pendapat Moleong (2007:132) dalam penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.

Peneliti kualitatif pergi ke lapangan dan mengamati dan terlibat secara intensif sampai ia menemukan secara utuh apa yang dimaksudnya. Peneliti kualitatif yang ingin mengetahui tentang penyelenggaraan sekolah yang efektif, ia akan tinggal, berpartisipasi, merekam, memotret, mencatat, berkonsultasi dan melakukan dialog untuk menemukan konsep tentang sekolah efektif, langkah-langkah yang ditempuh sekolah dalam melaksanakan sekolah efektif, kegiatan guru, siswa, laporan dan sebagainya (Satori dan Aan, 2009: 27).

Mengacu pada pendapat para ahli di atas, penulis memandang bahwa penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk penulis meneliti secara fokus dan mendalam mengenai permasalahan yang akan penulis teliti, yaitu mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Proses penerapan pembelajaran karakter terintegrasi dalam membina civic responsibility di SMA Darul Hikam Bandung

2. Bentuk-bentuk perilaku tanggung jawab peserta didik yang tercermin dalam kegiatan di lingungan sekolah

3. Hambatan yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah dalam membina dan mengembangkan civic responsibility pada peserta didik

(27)

Sesuai dengan pendapat-pendapat para ahli yang telah dikemukakan, penelitian kualitatif dapat menciptakan suatu hal baru dalam berbagai hal sesuai dengan apa yang ditemukan oleh peneliti di lapangan selama penelitian berlangsung. Dengan demikian penelitian kualitatif akan sangat membantu peneliti untuk memperoleh apa yang menjadi fokus penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini dilakukan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi yang bertujuan untuk membuat deskripsi/gambaran secara sistematis terhadap masalah yang sedang dikaji. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2006: 72) yang menyatakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adlaah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Peneliti memandang metode ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan secara luas fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan menyatukannya menjadi padu mengenai implementasi pendididikan karakter yang dilakukan di MA Asih Putra.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kualitatif itu sendiri menggunakan peneliti sebagai alat untuk mengungkap data dari sumber, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2010:163):

(28)

Supaya data yang diperoleh akurat, maka penulis bertindak sbeagai instrumen utama (key instrument) dengan cara terjun langsung ke lapangan dan menyatu dengan sumber data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, dimana peneliti mengamati fenomena-fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan penelitian saat penelitian dilakukan. Nasution dalam Sugiyono (2012a: 64) menyatakan bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehngga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Sejalan dengan pendapat Basrowi dan Suwandi (2008: 94) yang

menyatakan bahwa “observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di

mana peneliti mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung

pada kemampuan observer”. Oleh karena itu objektifitas seorang peneliti dalam

hal kegiatan observasi ini sangat diutamakan. Lebih lanjut Basrowi dan Suwandi

(2008: 94) mengngemukakan bahwa “observasi ini dilakukan dengan melibatkan

diri secara aktif dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yakni tinggal di lokasi penelitian dalam waktu yang relatif cukup lama, sehingga mengetahui secara langsung aktivitas dan interaksi masyarakat dalam hal yang

diteliti”.

(29)

peneliti adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan proses terjadinya kegiatan.

Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek/kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau objek yang ada tidak luput dari perhatian dan dapat dilihat secara nyata. Semua kegiatan, objek, serta kondisi penunjang yang ada dapat diamati dan dicatat (Satori dan Aan, 2012: 106).

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan maksud melakukan pengamatan terhadap segala proses yang terjadi secara langsung di lapangan. Observasi langsung juga dapat disebut dengan observasi partisipatif, artinya peneliti terjun secara langsung ke dalam situasi dan kondisi dari subjek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012b: 310) yang mengatakan bahwa:

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Pengamatan langsung dilakukan pada peserta didik dalam melaksanakan program kurikuler, ko-kurikuler dan ektra kurikuler dengan cara mendatangi langsung SMA Darul Hikam tempat peserta didik menimba ilmu, sehingga peneliti dapat merekam segala tindakan yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun jenis data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan terhadap peserta didik yang tengah mengikuti program kurikuler, ko-kurikuler dan ektrakurikuler di SMA Darul Hikam, berkaitan dengan: 1) Pelaksanaan program kurikuler, ko-kurikuler dan ektrakulikuler yang diikuti

(30)

2) Pendidikan karakter yang dilakukan dalam membantuk civic responsibility

(sikap tanggung jawab sebagai warga negara) peserta didik.

3) Perilaku civic responsibility (sikap tanggung jawab sebagai warga negara) di SMA Darul Hikam.

b. Pengamatan terhadap sekolah SMA Darul Hikam, berkaitan dengan gambaran kondisi dan situasi SMA Darul Hikam.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan berdialog yang dilakukan oleh peneliti kepada sumber data, ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari sumber data. Menurut Moleong (2010: 186) “wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu”. Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012a: 72)

menjelaskan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Stainback dalam Sugiyono (2012a: 318) mengemukakan bahwa dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012a: 72) yang

mengemukakan bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

Wawancara adalah kegiatan dialog atau percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanyang pewawancara ajukan. Maksud mengadakan wawancara seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong (2007: 186), antara lain:

“... mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

(31)

untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia (triangulasi)...”

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, dengan maksud untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber dan mendalam. Peserta didik, guru, pembina ektra kurikuler dan wakasek kurikulum dapat menyampaikan pernyataan-pernyataan secara leluasa atas peranyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan kasus yang dialaminya, demikian pula sumber data yang lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012b: 321) “dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden”. Adapun jenis data yang diperoleh dari hasil wawancara secar garis besarnya adalah sebagai berikut: a. Wawancara dengan Wakasek kurikulum SMA Darul Hikam berkaitan dengan

informasi tentang penyusunan dan perencanaan program pendidikan karakter melalui integrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran di SMA Darul Hikam. b. Wawancara dengan guru mata pelajaran, yaitu Guru PKn yang tengah

menerapkan pendidikan karakter, berkaitan dengan informasi yang disampaikan tentang:

1) Perencanaan penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan.

2) Pelaksanaan pendidikan karakter yang diterapkan dalam mata pelajaran yang diampu baik kegiatan pada jam pelajaran maupun kegiatan yang berlangsung di luar jam pelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran di SMA Darul Hikam.

3) Evaluasi pembelajaran yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan penerapan pendidikan karakter yang telah dilaksanakan.

4) Gambaran upaya yang dilakukan guru dalam membentuk tanggung jawab peserta didik melalui pendidikan karakter dalam mata pelajaran yang diampu. 5) Gambaran hasil pembelajaran yang diharapkan bagi peserta didik setalh

(32)

6) Gambaran sikap tanggung jawab yang telah dicapai peserta didik setelah mengikuti pelajaran.

c. Wawancara dengan pembina Ektrakurikuler yang tengah menerapkan pendidikan karakter, berkaitan dengan informasi yang disampaikan tentang: 1) Perencaan penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam

program ektrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Darul Hikam.

2) Pelaksanaan pendidikan karakter yang diterapkan dalam program ektrakurikuler di SMA Darul Hikam.

3) Gambaran upaya yang dilakukan oleh pembina ektrakurikuler dalam membentuk sikap tanggung jawab peserta didik dalam program ektrakurikuler di SMA Darul Hikam.

4) Gambaran hasil tanggung jawab (civic responsibility) yang diharapkan bagi peserta didik setelah mengikuti program ektrakulikuler.

5) Gambaran sikap tanggung jawab (civic responsibility) yang telah dicapai peserta didik setelah mengikuti program ektrakurikuler.

d. Wawancara dengan peserta didik SMA Darul Hikam berkenaan dengan: 1) Gambaran proses pembelajaran kurikuler, ko-kurikuler dan ektrakurikuler

yang dialami di SMA Darul Hikam.

2) Gambaran pendidikan karakter yang dirasakan dalam program kurikuler, ko-kurikuler dan ektrako-kurikuler dalam membentuk sikap tanggung jawab (civic responsibility) di SMA Darul Hikam.

3) Gambaran perubahan sikap tanggung jawab yang dirasakan peserta didik setalah mengikuti pendidikan karakter dalam program kurikuler, ko-kurikuler dan ektrakurikuler di SMA Darul Hikam.

3. Studi dokumentasi

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2007: 216) memaknai dokumen

sebagai “setiap ahan tertulis ataupun film, lain dari record (bukti tertulis) yang

tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik”. dokumen bisa

(33)

Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi Dokumentasi adalah berupa kegiatan mengumpulkan berbagai hal yang berhubungan dengan rumusan masalah, baik itu catatan, buku, agenda dan photo. Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2007: 217) dokumen sering digunakan dalam penelitian karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut ini:

1) Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.

2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

3) Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.

4) Recod relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan.

5) keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

6) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki. Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah, baik berupa catatan, agenda, photo, surat kabar dan sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah melakukan pencatatan tentang bukti fisik kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di MA Asih Putra yang berhubungan dengan proses implementasi pendidikan karakter melalui metode terintegrasi dalam membina civic responsibility (sikap tanggung jawab warga negara). Adapun jenis data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi adalah sebagai berikut:

a. Studi dokumentasi terhadap program kurikuler, ko-kurikuler, dan ektrakurikuler di SMA Darul Hikam, yang berkaitan dengan:

1) Perencanaan program pendidikan karakter di SMA Darul Hikam.

(34)

3) Segala jenis bukti tertulis dalam upaya mendukung pelaksanaan kegiatan pembentukan civic responsibility (sikap tanggung jawab warga negara) peserta didik.

b. Studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen MA Asih Putra, berkaitan dengan:

1) Gambaran umum tentang SMA Darul Hikam.

2) Gambaran tentang pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Darul Hikam.

D. Subjek Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan data dan informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan data dan informasi yang akurat sesuai dengan tujuan dari penelitian. Oleh karena itu harus ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sumber data dan informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012a: 50) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Dalam penelitian ini, penulis menentukan subjek penelitian sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan. Berdasarkan pada hal tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Wakasek Kurikulum SMA Darul Hikam. Hal ini didasarkan bahwa Wakasek Kurikulum sebagai phak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan penyusunan dan perencanaan program pendidikan karkater yang diselenggarakan di SMA Darul Hikam.

(35)

mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pendidikan karakter dalam kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler.

3. Pembina ektrakurikuler sebagai pengembang dan pelaksana program ektrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMA Darul Hikam. Pembina ektrakurikuler merupakan nara sumber yang sangat penting dalam memberikan gambaran mengenai pembentukan civic responsibility (sikap tanggung jawab warga negara) peserta didik SMA Darul Hikam.

4. Peserta didik merupakan objek yang merasakan dan mengalami pendidikan karkater yang diselenggarakan di SMA Darul Hikam. Peserta didik merupakan nara sumber terpenting untuk mengetahui perubahan sikap tanggung jawab (civic responsibility) yang dirasakan peserta didik setelah mengikuti pendidikan karakter yang diselenggarakan di SMA Darul Hikam.

E. Tahap Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk menguraikan suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori dan Aan, 2012: 200).

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007: 248):

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintetisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan ap ayang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(36)

Sugiyono (2012b: 336) analisis lebih difokuskan selama proses dilapangan, bersamaan dengan pengumpulan data.

Analisis data kualitatif selama di lapangan berdasarkan model Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012a: 91) terdiri atas tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Ketiga rangkaian aktivitas teknik analisis data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono: 2012b: 338).

Data yang penulis dapatkan dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan merinci. Karena seiring dengan waktu yang penulis habiskan untuk menghimpun data, data yang terhimpun akan lebih banyak. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan merinci, serta akan memudahkan penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data display (Penyajian data)

Menurut Sugiyono (2012b: 341) “dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,flowchart dan sejenisnya”. Penyajian data kualitatif paling sering

menggunakan teks yang bersifat naratif.

Lebih lanjut Sugiyono (2012b: 341) menjelaskan bahwa “dalam

(37)

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut”. Berkaitan dengan metode penelitian yang penulis pilih yaitu deskriptif analitis, maka display data yang dilakukan oleh penulis lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

3. Conclusion drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2012b: 345).

Penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Agar mendapatkan suatu kesimpulan yang sahih (valid), kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, untuk menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan dalam kesimpulan akhir yang akurat

F. Pengujian Keabsahan Data

Hasil penelitian harus memiliki derajat kepercayaan yang dilakukan dengan pengujian keabsahan data. Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari nara sumber yaitu dari peserta didik yang mengikuti pendidikan karakter di SMA Darul Hikam, guru mata pelajaran, pembina ektrakurikuler, wakasek kurikulum yang merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan pendidikan karakter dengan metode terintegrasi di SMA Darul Hikam.

Satori dan Aan (2012: 164) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif

(38)

(confirmability)”. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012b: 366) “uji keabsahan

data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (Validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.

1. Credibility (Validitas internal)

Sugiyono (2012b: 368) mengemukakan “ujikredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”.

Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dlaam penelitian ini sebagai berikut:

a. Memperpanjang pengamatan

Perpanjangan pengamatan penulis lakukan guna memperoleh data yang akurat dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan interaksi dengan sumber data. Sugiyono (2012b: 369) menegaskan bahwa

“dengan perpanjangan pangamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara

sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling

mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi”.

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Kondisi fisik dan mental peneliti tidak selalu dalam kondisi prima, oleh karena itu terkadang peneliti didera rasa malas sehingga kurang dapat berkonsentrasi pada saat melakukan penelitian. Oleh karena itu peneliti harus meningkatkan ketekunan dalam penelitian, ini dapat dtempuh dengan cara membulatkan tekad dan niat dari peneliti tersendiri serta didorong oleh motivasi yang diberikan oleh orang-orang terdekat. Sugiyono (2012b: 371)

mengungkapkan “meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati”.

(39)

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2012b: 372) “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dalam penelitian ini

triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan Peserta didik, Guru mata pelajaran, Pembina ektrakurikuler dan Wakasek kurikulum.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Bagan 3.1 Triangulasi dengan tiga sumber data (Sumber: Sugiyono, 2012b: 372)

2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Wawancara Observasi Wakasek kurikulum

Peserta didik

(40)

Bagan 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data (Sumber: Sugiyono, 2012b: 372)

3) Triangluasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Bagan 3.3 Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data (Sumber: Sugiyono, 2012b: 373)

d. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dnegan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data-data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya (Sugiyono, 2012b: 374)

e. Menggunakan referensi yang cukup Siang

Pagi

(41)

Yang dimaksud dengan bahan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto (Sugiyono: 2012b: 375).

f. Member check

Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan ole pemberi data (Sugiyono, 2012b: 376).

2. Transferability (Validitas eksternal)

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain (Sugiyono: 2012b: 376).

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahmai hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis membuat laporan dalam bentuk uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian penulis menyimpan harapan bahwa pembaca akan dapat memahami hasil penelitian ini dengan mudah dan mendapatkan penjelasan yang seutuhnya.

(42)

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dpaat mengulangi/ mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependabilitynya (Sugiyono, 2012b: 377).

Sehubungan dengan uji dependability, penulis melakukannya dengan cara bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti.

4. Confirmability (Objektivitas)

Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada (Sugiyono, 2012b: 377).

Berkaitan dengan uji confirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan melakukan evaluasi terhadap hasil penelitian, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

(43)

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui bebrapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian penulis melakukan persiapan penelitian yang diperlukan sebelum terjun ke dlaam kegiatan penelitian. Penyusunan rancnagan penelitian, pertimbangan masalah yang menjadi fokus penelitian, dan mengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

Kemudian penulis memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian yang merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul penelitian dinilai telah mencukup dan disetujui oleh pembimbing maka penulis melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan dijadikan objek penelitian. Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian secara umum, langkah selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian dan instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pedoman wawancara, format observasi dan format studi dokumentasi yang disesuaikan dnegan fokus penelitian.

Pedoman wawancara terdiri dari lima jenis, yaitu pedoman wawancara untuk peserta didik, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Kurikulum, Pembina Ekstrakurikuler, dan Guru Mata Pelajaran yang dalam penelitian ini adalah Guru PKn. Langakah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancaram dan observasi serta studi dokumentasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing, setelah disetujui kamudian dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.

Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:

(44)

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Pembantu Rektor 1 atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah Menengah Atas Darul Hikam Bandung (SMA Darul Hikam Bandung).

d. Selanjutnya penulis menyerahkan surat ijin penelitian dari UPI kepada pihak SMA Darul Hikam untuk melakukan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan penelitian selesai ditempuh, dan persiapan yang menunjang berjalannya penelitian telah lengkap, maka penulis langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, penulis sebagai instrument utama dibantu oleh pedoman observasi dan wawancara antara penulis dan nara sumber atau responden.

Tujuan dari wawancara ini adlaah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan yang belum penulis ketahui sebelumnya. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, penulis menuliskan kembali data-data yang telah dihimun kedalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara utuh.

3. Tahap Analisis Data

Tahap terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap analisis ini penulis berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian tentang “Implementasi Model Pembelajaran Terintegrasi dalam Membina Civic Responsibility pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Darul Hikam Bandung”. Kesimpulan yang penulis rumuskan berdasarkan atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bahasa karya ilmiah. Selain kesimpulan, selanjutnya peneliti menyertakan saran-saran berdasarkan hasil penelitian dengan harapan adanya perbaikan terutama bagi objek penelitian dan pada umumnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa Implementasi model pembelajaran terintegrasi dalam membina civic responsibility pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Darul Hikam dilaksanakan secara utuh dengan komprehensif dalam setiap program pembelajaran, serta disusun secara sistematis dalam program kurikulum dan program kesiswaan dan dilaksanakan secara utuh oleh seluruh kompenen pembelajaran yang ada di sekolah.

Disamping kesimpulan umum di atas, dapat diuraikan kesimpulan secara khusus, yakni:

(46)

b. Bentuk-bentuk perilaku tanggung jawab peserta didik yang tercermin dalam kegiatan di lingkungan sekolah terlihat pada karakteristik-karakteristik tanggung jawab peserta didik sebagai seorang warga Negara. Karakteristik tanggung jawab sudah dibentuk di sekolah dan sebagian besar telah berhasil membentuk karakter tanggung jawab peserta didik karakter yang muncul pada kegiatan peserta didik disekolah adalah rasa tanggung jawab peserta didik terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap Tuhan, tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. . Karakter tanggung jawab tersebut melahirkan watak berusaha untuk melakukan hal terbaik, rajin, semangat, dan tidak mudah penyerah, pengendalian diri ( self-restrain), disiplin diri dan latihan mengolah emosi.

c. Hambatan yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah dalam membina dan mengembangkan civic responsibility pada peserta didik di SMA Darul Hikam yakni; (1) belum meratanya penggunaan silabus dan RPP berkarakter dalam proses perencanaan pembelajaran; (2) Terbatasnya sumber belajar di perpustakaan yang menjadi bahan ajar bagi peserta didik; (3) Metode dan media pembelajaran yang kurang menarik perhatian peserta didik; (4) Penilaian aspek afektif yang belum dapat dilaksanakan secara mandiri oleh Guru PKn; (5) Penyesuaian pelaksanaan program kerja ekstrakurikuler dengan agenda kegiatan kesiswaan dan kurikulum, dan; (6) Terbatasnya fasilitas sekolah yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dari hal yang diuraikan di atas, didapati kenyataan bahwa obyek sengketa tersebut memiliki 2 (dua) buah sertifikat dengan kepemilikan yang

The purpose of this study is to evaluate the effectiveness of home palliative care services for patients with HIV/AIDS on pain and symptoms control, improve quality of

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi tinggal bagaimana keperawatan dan islam berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas

peneliti menggunakan teknik yang sama untuk mendapatkan data dari. sumber

Selanjutnya ketenangan batin pasien terminal di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati sebenarnya tidak terlalu bisa diprediksi karena kebanyakan yang datang di

Mbah Sudo sendiri memiliki Demang bernama Mbah Reso yang diberikan wilayah untuk menjaga wilayah tersebut, dan akhirnya bernama Gunungan, karena Mbah Sudo

 Komoditas yang diekspor adalah tekstil, mesin industri, peralatan elektronik, produk metalurgi, bahan mentah, mobil, perangkat lunak, farmasi, bahan kimia dan produk

Berikutnya, di antara berbagai model gerakan dakwah itu, Muhammadiyah memilih model gerakan Dakwah Pencerahan guna membuktikan dan mempersaksikan kepada seluruh