• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT

CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pedagogik

Oleh Yuanita 0902912

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT

CAHAYA

Oleh Yuanita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yuanita 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT – SIFAT

CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Oleh

Yuanita 0902912

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd. NIP. 195803051984031002

Pembimbing II

Drs. Agus Fany Chandra, M.Pd. NIP. 198108122005011003

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PERNYATAAN

“ Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA

Materi Sifat-Sifat Cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Suntenjaya Kelas V

Semester II Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(5)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT –

SIFAT CAHAYA

Oleh

Yuanita 0902912

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil kajian dan pengamatan langsung di kelas V SDN 2 Suntenjaya yang menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada umumnya disampaikan melalui metode yang kurang inovatif dan masih berpusat pada guru. Selain itu nilai yang dicapai siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya masih rendah. Hal tersebut ditandai dengan 50% siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 65 dan rata-rata kelas 57,5. Salah satu pendekatan yang dapat dijadikan alternatif adalah pendekatan inkuiri karena siswa dituntut aktif dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pendekatan seperti ini lebih bermakna daripada hanya mendengarkan ceramah dari gurunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya setelah menerapkan pendekatan inkuiri. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan dua siklus dan masing-masing satu tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya Lembang yang berjumlah 26 orang. Instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi, LKS, lembar observasi dan wawancara. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan inkuiri menunjukkan adanya peningkatan, terlihat dari aktivitas siswa yang mengalami peningkatan, demikian pula dengan perolehan nilai di setiap siklusnya. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 66,56 dan 72% siswa mencapai KKM. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 78,8 dan 92,3% siswa mencapai KKM. Ini berarti penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

(6)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION INQUIRY APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES ON SCIENCE LEARNING MATERIAL

PROPERTIES OF THE LIGHT

By

Yuanita 0902912

This research is motivated by results of the study and direct observation in class V SDN 2 Suntenjaya indicating that learning science delivered by methods that are less innovative and still centered on teacher. Beside that value achieved by students in the learning science material properties of light still low. It is characterized by 50% of students do not achieve mastery at 65 and the average grade 57,5. one that can be used as an alternative approach is inquiry approach because students are actively and think critically to solve his problems. This approach is more meaningful than just listening to a lecture from the teacher. This research aims to determine the planning, implementation and improvement of student learning outcomes in the material properties of the light after applying the approach to inquiry. the method used is action classroom research to adapt the model Kemmis & Mc. Taggart with two cycles and each one action. Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya Lembang, amounting to 26 people. The instrument used is a matter of evaluation, student worksheets, observation and interview sheet. The results using the inquiry approach shows an increase, visible from the student activity increased, as well as the acquisition value in each cycle. In the first cycle of the average student value reached 66.56 and 72% of students achieving complete. In the second cycle has increased with an average value of 78.8 and 92.3% of students achieving complete. This means that the implementation of inquiry approach can improve student learning outcomes in science learning material properties of light.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………...

KATA PENGANTAR ………

UCAPAN TERIMAKASIH ...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GAMBAR ………..

DAFTAR LAMPIRAN ………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………...

B. Rumusan Masalah ………

C. Hipotesis Tindakan ………..

D. Tujuan Penelitian ……….

E. Manfaat Penelitian ………...

F. Batasan Masalah ………..

G. Definisi Operasional……….

H. Indikator Keberhasilan ……….

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Inkuiri ………..

B. Hasil Belajar ……….………..

C. Pembelajaran IPA di SD ………

D. Materi Sifat-Sifat Cahaya ………... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ………...……….

B. Model Penelitian ………..

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………..

D. Prosedur Penelitian ………..

E. Instrumen Penelitian ……….... F. Pengolahan dan Analisis Data ……….

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal Penelitian ……….

B. Hasil penelitian………

C. Pembahasan ………

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………..

B. Rekomendasi ………...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

39 40 64

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Daftar Siswa SDN 2 Suntenjaya ………..………... 30

Tabel 3.2 Kategori Nilai ………... 37

Tabel 4.1 Nilai LKS Siklus I ……….44

Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ………... 45

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ………... 48

Tabel 4.4 Presentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus I ………….... 49

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ………....... 51

Tabel 4.6 Presentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I ……… 51

Tabel 4.7 Nilai LKS Siklus II ………..…. 57

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ………... 58

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ………. 60

Tabel 4.10 Presentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus II …………. 61

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 62

Tabel 4.12 Presentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ………… 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Siklus Inkuri ……… 16

Gambar 2.2 Cahaya Merambat Lurus ……… 25

Gambar 2.3 Cahaya Menembus Benda Bening ……….. 25

Gambar 2.4 Cahaya Dapat Dipantulkan ……….. 26

Gambar 2.5 Cahaya Dapat Dibiaskan ……….. 26

Gambar 3.1 Model PTK ……….. 28

Gambar 4.1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ……… 47

Gambar 4.2 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ……… 59

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian Lampiran B Hasil Penelitian

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup berbagai komponen pendidikan seperti kurikulum, pendidik, peserta didik, sumber ajar serta alat peraga. Dalam Sistem Pendidikan Nasional (2003) menyatakan bahwa “Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan pendidikan”. Selain itu pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan pendapat di atas, maka proses pembelajaran yang bermakna sangat diperlukan demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mempelajari hal-hal baru yang akan diperlukan bagi masa depannya kelak serta menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif dan bertanggung jawab.

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam sistem pendidikan karena di Sekolah Dasarlah awal mula kemampuan dasar anak dikembangkan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan kata lain Sekolah Dasar merupakan pondasi awal untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan anak agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

(13)

2

pelajaran IPA pun merupakan salah satu upaya agar siswa dapat mempelajari serta mencintai alam sekitarnya, mengetahui asal mula terjadinya alam semesta, mengetahui gejala yang terjadi di lingkungannya dan lain-lain. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar mempunyai arti yang sangat penting bagi siswa karena dengan mempelajari IPA, siswa pertama kali diajarkan tentang gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena pembelajaran IPA harus mudah dipahami dan dibuat lebih menarik dengan menggunakan pendekatan dan metode yang bermakna.

Melihat hal-hal diatas, tentunya para pendidik yang mengajar di Sekolah Dasar harus memiliki keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran agar lebih bermakna dan menarik bagi siswa. Namun, kenyataan di sekolah menunjukkan gambaran tentang metode pembelajaran yang masih konvesional seperti penggunaan metode ceramah dan penugasan yang mengakibatkan hasil belajar siswa di bawah kriteria ketuntasan minimum. Di SDN 2 Suntenjaya khususnya di kelas V yang berjumlah 26 orang, dilihat dari nilai hariannya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA berada pada rata-rata 57,5 dan 50% dari jumlah siswa nilainya masih di bawah KKM yaitu masih di bawah 65, sedangkan peneliti mentargetkan setidaknya sekitar 80% dari jumlah siswa kelas V mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

(14)

3

Beberapa tahap perkembangan kognitif anak yang dikemukakan oleh Piaget dalam Syaodih ( 2007:1.15) yaitu :

1. Periode Sensori Motorik ( dari lahir - usia 2 tahun ). 2. Periode Pra Operasional ( dari usia 2 - 7 tahun ).

3. Peroide Operasional Konkrit ( dari usia 7 tahun - 11 tahun ). 4. Periode Operasional Formal ( dari usia 11 tahun – 15 tahun ).

Berdasarkan tahapan perkembangan kognitif diatas, maka usia siswa kelas 5 termasuk pada tahap operasional konkrit. Pada tahapan ini anak mulai berpikir logis yang dikaitkan dengan obyek nyata. Dengan mengetahui tahap perkembangan siswa, peneliti dapat menentukan pendekatan yang cocok bagi siswa agar hasil belajarnya dapat meningkat dan diharapkan tidak di bawah KKM lagi.

Sebagaimana tuntutan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pembelajaran harus diarahkan ke pemberian kesempatan pada siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang bermakna. Dengan menemukan pengetahuan sendiri, siswa akan lebih lama ingat suatu pembelajaran dibanding hanya dengan mendapat pengetahuan dari gurunya. Inkuri sebagai salah satu pendekatan yang dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik melalui teknik menemukannya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih kongkrit.

Menurut Jauhar (2011:65) menyatakan bahwa:

Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses berpikir reflektif.

(15)

4

1. Pemahaman fundamental mengenai konsep, fakta, prinsip, hukum dan teori.

2. Keterampilan yang mendorong pemerolehan pengetahuan dan pemahaman mengenai fenomena alam.

3. Pembentukan sikap positif terhadap sains.

4. Pemerolehan pengertian mengenai sifat-sifat sains.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan inkuiri, siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan melakukan penyelidikan untuk mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu pendekatan inkuiri cocok untuk pembelajaran IPA karena dapat mendorong siswa berfikir kritis dan terampil dalam memperoleh pengetahuan tentang IPA. Disertai dengan percobaan, sehingga siswa dihadapkan langsung pada objek yang nyata. Pendekatan seperti ini lebih bermakna bagi siswa daripada hanya mendengarkan ceramah dari gurunya. Selain itu pendekatan inkuiri berpusat pada siswa (student center), artinya dalam pembelajaran siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri serta berfikir kritis agar dapat memecahkan masalahnya sendiri.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitiannya dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas, yaitu permasalahan rendahnya nilai siswa kelas V pada mata pelajaran IPA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa kelas V khususnya pada mata pelajaran IPA. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka penelitian difokuskan pada PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA (Penelitian

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

(16)

5

cahaya pada Siswa Kelas V Semester II SDN 2 Suntenjaya Lembang”. Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menggunakan pendekatan inkuiri?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menggunakan pendekatan inkuiri?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V pada materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri?

C.Hipotesis Tindakan

Apabila penerapan pendekatan inkuiri pada materi sifat-sifat cahaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V pada materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat teoritik

(17)

6

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Dengan diterapkannya pendekatan inkuiri diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

1)Diharapkan dapat menambah wawasan baru mengenai pendekatan pembelajaran agar lebih inovatif.

2)Diharapkan dapat mengembangkan potensi.

3)Diharapkan dapat mengembangkan kualitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran.

b.Bagi siswa

1)Diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran IPA. 2)Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan

informasi dan memecahkan masalah yang di dapat.

3)Sebagai masukan bagi siswa dalam memahami dan menguasai teori secara mendalam melalui pengalaman belajar yang lebih kongkrit.

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 2 Suntenjaya khususnya hasil belajar siswa Kelas V pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

d.Bagi Peneliti

1)Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

2)Penelitian ini dapat dijadikan bahan pemikiran dalam mengukur langsung hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

3)Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal peneliti ketika terjun langsung menjadi guru kelas.

F.Batasan Masalah

(18)

7

dalam penelitian ini diambil dari Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Dengan memperhatikan latar belakang permasalahan di atas, maka penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran ini adalah dengan cara melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah dijangkau siswa sehingga siswa dapat menemukan konsepnya sendiri melalui bimbingan guru.

Hasil penelitian yang diharapkan adalah meningkatnya hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran melalui tes evaluasi. Hasil belajar IPA yang dimaksud adalah segala hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya.

G.Definisi Operasional

Dalam bagian ini, dijelaskan tentang definisi dari masing-masing variabel yang dapat dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Inkuiri

Menurut Sagala (2007:196) menyatakan bahwa “Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”.

Menurut Jauhar (2011:69) pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.

b. Inkuiri bebas, pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.

(19)

8

Jadi dalam pendekatan inkuiri, pembelajaran berpusat pada siswa (student center), siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek belajar. Peran guru disini

hanya sebagai fasilitator dan membimbing pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun fokus penggunaan inkuiri dalam penelitian ini adalah menggunakan inkuiri terbimbing.

2. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu nilai hasil evaluasi siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, apakah nilainya mengalami peningkatan atau tidak.

3. Pembelajaran IPA

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:106) menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Sejalan dengan hal tersebut, maka Ilmu Pengetahuan Alam dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang di dalamnya mengkaji tentang gejala-gejala yang ada di alam dan kumpulan pengetahuan faktual yang dalam melaksanakan pembelajarannya diwujudkan secara nyata.

4. Materi sifat-sifat cahaya

(20)

9

a. Merambat lurus

b. Menembus benda bening c. Dapat dipantulkan d. Dapat dibiaskan

Materi sifat-sifat cahaya sangat bermanfaat bagi siswa karena bisa digunakan dalam kehidupan mereka. Dengan mengetahui sifat-sifat cahaya siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemberian materi sifat-sifat cahaya harus dilaksanakan dengan orientasi pada kehidupan nyata.

H. Indikator Keberhasilan

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action Research). Menurut Wardhani (2008:1.15) ”Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Pendapat lain menyatakan bahwa PTK adalah ’suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktiknya tersebut dan mau untuk mengubahnya’ (Menurut Harjodipuro dalam Muslihuddin, 2010:14). PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap (Wardhani, 2008:2.3) yaitu :

1. Merencanakan. 2. Melakukan tindakan. 3. Mengamati.

4. Melakukan Refleksi.

(22)

28

B. Model Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan rancangan Kemmis dan Mc.Taggart. Adapun model PTK yang akan peneliti kembangkan pada penelitian ini adalah seperti di bawah ini :

Gambar 3.1 : Model PTK (Kemmis dan Mc. Taggart dalam Taniredja, dkk.

2012:24) Permasalahan

Masukan baru hasil refleksi I

Perencanaan tindakan I

Refleksi I

Perencanaan tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan data I

Pelaksanaan tindakan II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

(23)

29

Penelitian diawali dengan melakukan perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I, pengamatan dan pengumpulan data I, refleksi dan seterusnya sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Adapun penjelasan dari empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan. Rencana tersebut dibuat dibeberapa siklus sampai adanya peningkatan yang diharapkan. Rencana dibuat dengan merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Tindakan atau Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengaktualisasikan rencana yang telah dibuat sebelumnya dalam RPP.

3. Pengamatan dan Pengumpulan data

Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang didapat pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam setiap siklusnya telah disiapkan alat atau instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil pengamatan ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan refleksi. Jadi pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sebenarnya.

4. Refleksi

Tahapan ini dilakukan untuk merevisi kegiatan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya agar peneliti dapat memperbaiki kinerjanya pada siklus berikutnya.

C.Lokasi dan Subjek Penelitian

(24)

30

kelas, satu ruangan perpustakaan, dan satu ruang guru dan kepala sekolah. Sekolah ini terletak cukup jauh dari jalan raya.

Sekolah Dasar Negeri 2 Suntejaya memiliki enam guru orang guru kelas yang terdiri dari guru kelas satu sampai kelas enam, empat guru bidang studi, satu Tata Usaha dan Operator sekolah serta satu orang penjaga sekolah. Di SD Negeri Suntenjaya ini ada tujuh guru yang sudah di angkat menjadi PNS (Pegawai negeri Sipil) di antaranya satu kepala sekolah, dua guru bidang studi, dua guru kelas, dan satu penjaga sekolah.

.Subjek penelitian pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) yang terdiri dari dua puluh enam (26) orang siswa, tujuh orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. SDN 2 Suntenjaya berjumlah 203 orang siswa yang terdiri atas 92 orang siswa laki-laki dan 111 orang siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 : Daftar siswa SDN 2 Suntenjaya

No. Kelas Jumlah Rombel L P Jumlah

1. I 1 18 18 36

2. II 1 19 20 39

3. III 1 17 19 36

4. IV 1 14 23 37

5. V 1 7 19 26

6. VI 1 17 12 29

Jumlah 6 92 111 203

Pertimbangan penentuan subjek penelitian ini adalah :

1. Karena peneliti cukup mengetahui karakteristik siswa kelas V selama melakukan kegiatan PLP.

(25)

31

3. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pokok bahasan Sifat-Sifat Cahaya dipelajari di kelas V.

D. Prosedur Penelitian

1. Observasi Awal

Melakukan observasi awal di SDN 2 Suntenjaya sebagai subyek penelitian terutama difokuskan pada pembelajaran IPA dengan cara meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SDN 2 Suntenjaya serta melakukan wawancara secara langsung. Masalah yang ditemukan dari hasil observasi awal akan dijadikan acuan dalam perencanaan tindakan.

2. Identifikasi Masalah

Rencana Penelitian Tindakan Kelas diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh peneliti ketika melakukan PLP. Setelah itu melakukan observasi awal maka diperoleh masalah yang tidak beres di kelas yang harus dipecahkan yaitu 50% nilai siswa di bawah KKM akibat dari penerapan metode yang masih konvensional sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkan serta meningkatkan nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 3. Perumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan pendekatan inkuiri melalui percobaan pada materi sifat-sifat cahaya.

4. Penyusunan Rencana Tindakan

(26)

32

dengan merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun pelaksanaan kegiatan setiap siklusnya adalah sebagai berikut :

a. Siklus I

1) Pendahuluan (10 menit)

Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengabsen siswa terlebih dahulu, setelah itu guru mengkondisikan kelas agar situasi pembelajaran kondusif. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan cara melakukan tanya jawab.

2) Kegiatan Inti (50 menit) Tahap Bertanya (Ask)

a) Guru menunjukkan gambar mengenai benda yang memancarkan cahaya dan benda yang tidak memancarkan cahaya.

b) Guru melakukan tanya jawab mengenai arah rambat cahaya. c) Guru menyajikan alat peraga

Tahap Penyelidikan (Investigate)

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

b) Guru membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan sampai siswa mendapatkan data pengamatan

Tahap Menghasilkan (Create)

a) Setelah selesai melakukan percobaan, setiap kelompok menjawab pertanyaan dan menyusun hasil temuan selama penyelidikan di LKS.

Tahap Diskusi (Discuss)

a) Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS melalui diskusi kelompok.

b) Perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.

c) Kelompok lain diberi kesempatan untuk berkomentar.

Tahap Refleksi (Reflection)

(27)

33

b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang

belum dimengerti.

c) Setelah selesai, siswa merapikan tempat duduknya dan kembali ke tempat

masing-masing.

3) Penutup (10 menit)

a) Guru mengevaluasi pemahaman siswa secara individu dengan mengerjakan soal evaluasi.

b) Guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c) Guru menutup pembelajaran.

5. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung, yang bertujuan untuk mengetahui, mencatat, dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini peneliti akan menentukan apakah ada hal – hal yang harus segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam tindakan selanjutnya.

6. Refleksi Sklus I

Pada tahap ini peneliti dengan dibantu hasil data / pengamatan merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Melalui refleksi peneliti akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran/tindakan berikutnya. Jika pelaksanaan tindakan di siklus I belum mencapai hasil yang optimal, maka sebagai evaluasi akan dilaksanakan siklus II untuk mencapai target yang diinginkan. Adapun kegiatan disiklus II adalah sebagai berikut :

b.Siklus II

1) Pendahuluan (10 menit)

(28)

34

Pada kesempatan ini guru lebih memperhatikan tindakannya, diharapkan kekurangan yang dilakukan pada siklus I tidak dilakukan lagi.

2) Kegiatan Inti (50 menit)

Tahap Bertanya (Ask)

a) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab kembali.

Tahap Penyelidikan (Investigate)

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2 orang/ secara berpasangan dengan teman sebangkunya.

b) Siswa menyiapkan alat peraga yang telah ditugaskan sebelumnya.

c) Guru membagikan LKS

d) Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan media yang telah tersedia sesuai dengan petunjuk pada LKS.

Tahap Menghasilkan (Create)

a) Setelah selesai melakukan percobaan, siswa menjawab pertanyaan dan menyusun hasil temuan selama penyelidikan di LKS secara berpasangan.

Tahap Diskusi (Discuss)

a) Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS melalui diskusi.

b) Guru menunjuk perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.

c) Kelompok lain diberi kesempatan untuk berkomentar.

Tahap Refleksi (Reflection)

a) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran.

b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang

belum dimengerti.

3) Penutup (10 menit)

a) Guru mengevaluasi pemahaman siswa secara individu dengan mengerjakan soal evaluasi.

(29)

35

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang akurat dalam mengumpulkan data maka diperlukan alat pengumpul data yang tepat dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Soal Evaluasi

Soal evalusi merupakan sekumpulan soal yang diberikan pada siswa setelah

memperoleh pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Dengan soal tersebut peneliti dapat mengukur sejauh mana ketuntasan yang dicapai siswa. Soal evaluasi disusun berdasarkan indikator dan tujuan yang ingin dicapai disetiap siklusnya yang mencakup kemampuan kognitif siswa.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa adalah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi atau gambaran keberhasilan dari proses tindakan yang telah dilaksanakan. Tes tersebut dilakukan setiap siklus secara kelompok. Hasil yang didapat dari LKS dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya.

3. Lembar wawancara

Lembar wawancara adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab untuk mendapatkan keterangan tertentu dari responden. Manfaat dari lembar wawancara ini adalah untuk merefleksikan apa saja yang telah dilakukan ketika melaksanakan tindakan.

4. Lembar observasi guru dan siswa

(30)

36

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu selama kegiatan, yang dapat diamati secara langsung. Observasi difokuskan pada aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

5. Dokumentasi

Merupakan bukti dari segala tindakan yang dilaksanakan selama kegiatan penelitian berlangsung. Bukti semua kegiatan tersebut dicetak melalui foto. Pengambilan foto dilaksanakan setiap siklus, yaitu pada saat pembelajaran, baik pengambilan foto terhadap kegiatan guru, siswa, antara guru dan siswa, kegiatan antara siswa dan siswa maupun kegiatan diskusi antara guru dan observer pada setiap tindakan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan ini merupakan tahap yang penting dalam setiap siklusnya, karena

berdasarkan analisis data dapat dilakukan refleksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pelaksanaan siklus berikutnya. Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data.

Analisis data dilakukan dengan cara menganalisis data yang di dapat dari instrumen yang telah diberikan peneliti di setiap tahapan penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang didapat selama penelitian berlangsung, mendeskripsikan perencanaan tindakan, observasi dan refleksi, lalu setelah itu menganalis data hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar yang telah dicapai. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu :

1. Hasil Tes

(31)

37

[image:31.612.114.528.174.618.2]

melakukan penskoran setiap soal dengan standar yang telah ditentukan lalu menentukan kategori nilai yang didapat siswa seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 : Kategori nilai (Arikunto, 2009:245)

Skala angka

100 Skala angka 10 Huruf Keterangan 80-100 8,1 – 10 A Baik sekali

66-79 6,6 – 8,0 B Baik

56-65 5,6 – 6,5 C Cukup

40-55 4,1 – 5,5 D Kurang

30-39 0,0 – 4,0 E Gagal

Selain menentukan kategori nilai diatas, peneliti juga menghitung rata-rata setiap siklusnya guna mengetahui peningkatan yang diperoleh siswa secara kesuluruhan. Perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = X = Rata-rata hitung

Persamaan 3.1 ∑X = Skor

N = Banyaknya data (jumlah siswa)

(Sudjana, 2009:109)

Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar di dalam kelas pada setiap siklusnya digunakan rumus sebagai berikut:

R=

Persamaan 3.2

2. Hasil Observasi

(32)

38

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Adapun cara menghitung pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :

% keterlaksanaan pembelajaran =

x 100% Persamaan 3.3 Keterlaksanaan Pembelajaran

(Yuliati, 2011:82) 3. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih rinci dalam prroses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Hasil wawancara dijadikan sebagai bahan refleksi pada pembelajaran yang akan dijabarkan secara deskriptif.

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN 2 Suntenjaya melalui beberapa siklus mengenai “Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri mencakup pembuatan RPP yang diawali dengan pemilihan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tepat untuk dikembangkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran dibuat dengan mengacu pada tahap-tahap pendekatan inkuiri yaitu tahap bertanya (ask), tahap penyelidikan (investigation), tahap menghasilkan (create), tahap diskusi (discuss), tahap refleksi (reflection). Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan melakukan percobaan menggunakan alat dan sumber belajar yang tersedia sesuai dengan materi sifat-sifat cahaya. Pada akhir pembelajaran siswa menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Selain itu kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan LKS, pedoman observasi aktivitas guru dan siswa serta pedoman wawancara. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dapat

(34)

70

media kongkrit, tahap penyelidikan siswa dibagi menjadi berpasangan. Lalu siswa menuliskan hasil temuannya secara berpasangan dan mempresentasikan hasil temuannya. Setiap akhir pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.

3. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri pada materi sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD. Adapan saran yang diajukan, yaitu:

1. Bagi guru

Penerapan pendekatan inkuri ini diharapkan dapat dijadikan sebuah alternatif pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Selain itu alangkah lebih baiknya jika pendekatan inkuiri dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran karena pembelajaran yang diterima siswalebih bermakna.

2. Bagi sekolah

Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengembangkan kurikulum. Selain itu pihak sekolah harus memberikan keleluasaan dan kewenangan kepada guru untuk melakukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2012). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Bandung: ALFABETA.

Arikunto, Suharsimi. ( 2009 ). DASAR – DASAR EVALUASI PENDIDIKAN. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dharma Bhakti.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Hamruni. (2012). STRATEGI PEMBELAJARAN. Yogyakarta: Insan Madani.

Jauhar, Mohammad. (2011). IMPLEMENTASI PAIKEM DARI BEHAVIORISTIK SAMPAI KONSTRUKTIVISTIK. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Muslihudin. (2010). KIAT SUKSES MELAKUKAN TINDAKAN KELAS & SEKOLAH. Bandung: RIZQI PRESS

Purwanto. (2011). EVALUASI HASIL BELAJAR. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

(36)

72

Sanjaya, Wina. (2010). STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES PENDIDIKAN. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Sudjana, Nana. (2009). PENILAIAN HASIL PROSES BELAJAR MENGAJAR. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edi. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Syaodih, Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Taniredja, Tukiran dkk. (2012). PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU. Bandung: Alfabeta.

Tim Dosen. (2010). Pembelajaran_IPA_di_SD. Bandung: UPI PRESS

Wardhani, IGAK. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulianti, Yuyu (2007). Penerapan Model Learning Cycle SE Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tersedia :

Gambar

Gambar 3.1 : Model PTK (Kemmis dan Mc. Taggart dalam Taniredja, dkk.
Tabel 3.1 : Daftar siswa SDN 2 Suntenjaya
Tabel 3.2 : Kategori nilai (Arikunto, 2009:245)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil Combination Index (CI) dari kombinasi ekstrak etanol daun pugun tanoh dengan albendazol pada keadaan LD 50 yaitu 1,23065 mg/mL.dosis kombinasi ¼ LD 50 EEDPT dengan ¼.. LD 50

Dari percobaan prosedur pemadatan kedua Alat Pemadat Roller Slab (APRS) dengan penggunaan beban 130kg dan 25 lintasan serta menggunakan agregat 45 kg, didapat kesimpulan

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

[r]

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal melakukan variasi gaya mengajar yang dilakukan pada saat proses

Seperti diketahui, strech film memiliki permeabilitas paling tinggi dari semua kemasan yang digunakan (Lampiran 2), baik WSF maupun LDPE. Oleh karena itu, dengan

Hal ini sejalan dengan pernyataan Sutedi (2009: 64) bahwa tujuan metode eksperimental adalah untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,