ABSTRAKS
Marital adjustment my be defined as the process of modifying, adapting, and altering
individual and couple patterns of behavior and interaction (DeGenova & Rice, 2005).
Marital adjustment is important to achive maximum satisfaction in the relationship.
Condition of marriage where the age of wife is older than husband is not necessarily avoid
the problem. This study was conducted to describe the process of marital adjustment
performed on the married age difference. The research design was qualitative, with
interviews and observation as data collection techniques to two pertisian using purposive
sampling technique. The results showed that both subjects successfully make adjustments
though not running optimally. This is because the adjustment is made still having an effect of
stress and found several problems such as personal habits, finances, relationships with
parents, in-laws and brother in law, and communications. Positive acceptance of the social
environment, equality and commitment in the household are also factors that facilitate
adjustment of marriage.
ABSTRAKS
Penyesuaian perkawinan merupakan serangkaian usaha untuk mengenali dan membiasakan diri pada kehidupan perkawinan, melalui proses adaptasi, modifikasi dan mengubah pola-pola yang bersifat individual menjadi pola-pola perilaku pasangan (DeGenova & Rice, 2005). Penyesuaian perkawinan penting dilakukan dengan harapan tiap individu dapat mencapai kepuasan dan kebahagiaan dalam perkawinan. Kondisi perkawinan dimana usia istri lebih tua dari suami belum tentu terhindar dari masalah. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses penyesuaian perkawinan yang dilakukan pada istri yang menikah beda usia. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan wawancara dan observasi sebagai teknik pengumpulan data kepada dua pertisian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek berhasil melakukan penyesuaian meski belum berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan upaya penyesuaian yang dilakukan masih menimbulkan dampak stress dan didapati beberapa kendala seperti kebiasaan pribadi, keuangan, hubungan dengan orang tua, mertua dan ipar, dan komunikasi. Penerimaan positif dari lingkungan sosial, kesamaan kedudukan dan komitmen dalam rumah tangga menjadi faktor yang mempermudah penyesuaian perkawinan.