• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan "X" di Bandung."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan bidang pernikahan pada warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survey.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur orientasi masa depan bidang pernikahan adalah kuesioner orientasi masa depan Nurmi (1991), yang diterjemahkan oleh DR.Hanna Widjaja (1988) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Adapun sampel penelitian ini adalah warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” Bandung yang memenuhi karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang diketahui sebelumnya. (Sutrisno Hadi, 1987).dengan sampel 30 orang. Teknik analisa untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 for Ms. Windows.

Berdasarkan hasil pengolahan data statistik terdapat 50 % warga binaan memiliki orientasi masa depan yang jelas dan 50 % memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas.

Aspek-aspek orientasi masa depan bidang pernikahan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi tidak seluruhnya jelas pada warga binaan yang memiliki orientasi masa depan yang jelas, dan tidak seluruhnya tdak jelas pada warga binaan yang memiliki rientasi masa depan yang tidak jelas.

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa separoh warga binaan memiliki orientasi masa depan yang jelas.

Berdasarkan kesimpulan dapat diajukan beberapa saran bagi penelitian lanjutan, untuk dapat melakukan suatu penelitian dengan sampel lain sehingga dapat terlihat bagaimana gambaran orientasi masa depan bidang pernikahannya, misalkan pada perempuan dan laki-laki. Bagi warga binaan yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas, disarankan hendaknya agar lebih yakin pada diri sendiri dan tidak terlalu trepengaruh oleh pada kegagalan pernikahan yang dialami oleh teman dan saudaranya, agar lebih mudah dalam menghadapi masa depan khususnya bidang pernikahan. Bagi orang tua disarankan bagi orang tua dan orang-orang terdekat dari warga binaan tersebut, agar lebih memberi perhatian dan dukungan yang diperlukan warga binaan, agar warga binaan tidak merasa takut dalam menghadapi masa depan pernikahannya

(2)

DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Bagan ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Orientasi Masa Depan 2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 16

2.1.2 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan ... 17

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8 1.6 Asumsi ...

(3)

2.1.3 Orientasi Masa Depan sebagai Suatu Sistem ... 22

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa 2.1.6 Orientasi Masa Depan pada Dewasa ... 27

2.2 Masa Dewasa Awal 2.2.1 Pengertian Masa Dewasa ... 31

2.2.2 Ciri – ciri Masa Dewasa Awal ... 31

2.2.3 Tugas –Tugas Perkembangan Dewasa Awal ... 34

2.3 Warga Binaan 2.3.1 Pengertian Warga Binaan ... 35

2.3.2 Warga Binaan Ditinjau Dari Segi Hukum ... 35

2.3.3 Jenis Pidana ... 37

2.3.4 Lembaga Pemasyarakatan ... 38

B 3.1 ientasi Masa Depan ... 49

3.3.3 Kuesioner Data Penunjang ... 51

Depan ... 23

2.1.5 Kehidupan Sosial dan Orientasi Masa Depan ... 25

AB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian ... 47

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian ... 47

3.2.2 Definisi Operasional ... 48

3.3 Alat Ukur 3.3.1 Kuesioner Or 3.3.2 Penilaian Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan ... 50

(4)

3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.4.1 Validitas Alat Ukur ... 51

3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 5

Populasi Penelitian 3 3.5 ristik Populasi ... 54

4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 56

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 56

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Anak ke ... 57

4.2 Hasil Pengolahan data ... 57

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

AB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

5.2.1 Saran Teoritis ... 72

5.2.2 Saran Praktis ... 72

KA L 3.5.1 Populasi Sasaran Penelitian ... 54

3.5.2 Karakte 3.6 Teknik Analisis Data ... 5

B

DAFTAR PUSTA DAFTAR RUJUKAN

AMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

T

T

r Orientasi Masa

T

T

saan serius

T

abel 4.10 Tabel tabulasi silang skor Orientasi Masa Depan banyak memberi dukungan.

Tabel 4.1. Persentase responden berdasarkan usia abel 4.2. Persentase Orientasi Masa Depan bidang pernikahan responden

abel 4.3. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa Depan bidang pernikahan dengan aspek motivasi Tabel 4.4. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa

Depan bidang pernikahan dengan aspek perencanaan

Tabel 4.5. Tabel tabulasi silang total sko

Depan bidang pernikahan dengan aspek evaluasi abel 4.6. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa

Depan bidang pernikahan dengan usia

abel 4.7. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa Depan bidang pernikahan dengan penghayatan tentang pera

Tabel 4.8. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa Depan bidang pernikahan dengan menuntut diri untuk menikah

abel 4.9. Tabel tabulasi silang total skor Orientasi Masa Depan bidang pernikahan dengan pengaruh kegagalan menikah.

T

bidang pernikahan yang paling

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Bagan 2.1 Proses Orientasi Masa Depan

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Bagan 2.2 Struktur Kehidupan dan Orientasi Masa Depan

(7)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas Alat Ukur Lampiran 2 Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 3 Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dan Data Penunjang

Lampiran 4 Tabel Hasil Crosstabs Omd Bidang Pernikahan Dengan Data Penunjang

(8)
(9)

LAMPIRAN 1

VALIDITAS ALAT UKUR

VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

VALIDITAS ALAT UKUR

Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan

No.Item Validitas Keterangan

1. 0,661 Diterima

2. 0,476 Diterima

3. 0,328 Diterima

4. 0,354 Diterima

5. 0,612 Diterima

6. 0,630 Diterima

7. 0,493 Diterima

8. 0,400 Diterima

9. 0,474 Diterima

10. 0,423 Diterima

11. 0,427 Diterima

12. 0,627 Diterima

13. 0,470 Diterima

14. 0,453 Diterima

15. 0,331 Diterima

16. 0,456 Diterima

17. 0,654 Diterima

(10)

LAMPIRAN 2

RELIABILITAS ALAT UKUR

RELIABILITAS ALAT UKUR

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

(11)

LAMPIRAN 3

KUESIONER DAN DATA PENUNJANG

KUESIONER ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN DAN

DATA PENUNJANG

PENGANTAR

Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang menyusun usulan Penelitian, dimana akan melaksanakan pengambilan dan pengumpulan data. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon bantuan saudara-saudara untuk dapat meluangkan waktu mengisi angket ini. Setiap angket mempunyai petunjuk masing-masing yang dapat dibaca dan dikerjakan sendiri.

Data yang saudara-saudara berikan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian saja dan kerahasiaan identitas saudara-saudara akan dijaga. Sebelum dan sesudahnya atas kesediaan saudara meluangkan waktu dan bantuan saudara-saudara, saya ucapkan Terima kasih.

Bandung, Oktober 2007

(12)

1. Dilembaga pemasyarakatan. Jika Saudara memikirkan pernikahan di masa mendatang, pernyataan mana dibawah ini yang menggambarkan situasi Saudara? a. Saya belum memikirkan hal-hal yang menyangkut pernikahan di masa

mendatang.

b. Kadang-kadang saya melihat ada beberapa kemungkinan pada pernikahan di masa mendatang.

c. Saya benar-benar serius mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai pernikahan di masa mendatang.

d. Saya sedang mempertimbangkan satu kemungkinan yang serius tentang pernikahan di masa mendatang.

e. Setelah melihat berbagai kemungkinan tentang pernikahan di masa mendatang, saya memusatkan diri pada satu kemungkinan yang serius.

2. Seberapa seringnya Saudara memikirkan dan merencanakan pernikahan di masa mendatang saat berada dilembaga pemasyarakatan?

1 2 3 4 5 tidak pernah jarang kadang-kadang sering setiap saat

3. Seberapa pentingkah pernikahan bagi kehidupan Saudara di masa mendatang?

1 2 3 4 5 sama sekali

tidak penting

tidak begitu penting

agak penting cukup penting

sangat penting

4. Dalam memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan di masa mendatang, pernyatan berikut manakah yang paling sesuai dengan Saudara?

a. Ada begitu banyak kemungkinan yang berlainan sehingga saya sukar memilih salah satu

b. Ada banyak kemungkinan dan semua mungkin untuk dipilih c. Ada beberapa kemungkinan yang mungkin diambil

d. Ada dua kemungkinan dan saya akan memilih salah satu

(13)

5. Sebenarnya apakah Saudara sudah mencari keterangan mengenai berbagai kehidupan pernikahan (rumah tangga) dilembaga pemasyarakatan ini? Seberapa sering Saudara mendapatkan keterangan-keterangan itu?

1 2 3 4 5 tidak pernah jarang kadang-kadang sering setiap saat

6. Menurut Saudara, berapa banyak informasi yang telah Saudara miliki tentang kehidupan pernikahan di masa mendatang?

1 2 3 4 5 Tidak ada

sama sekali

tidak banyak cukup cukup banyak

banyak sekali

7. Jika Saudara memikirkan rencana-rencana pernikahan yang akan datang, saat masa binaar berakhir, pernyataan mana di bawah ini yang paling sesuai dengan Saudara?

a. Sudah jelas saya tidak akan menikah

b. Cukup jelas bahwa saya tidak akan menikah c. Saya ragu apakah saya akan menikah atau tidak d. Cukup jelas bahwa saya akan menikah

e. Jelas bahwa saya akan menikah

8. Saat menjalani masa binaaan Program perencanaan seperti apa yang sedang saudara pertimbangkan untuk pernikahan di masa mendatang? Jika Saudara sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang serius cantumkan semua di bawah ini :

……… ………

9. Menurut Saudara, apa yang menjadi prasyarat dan ciri-ciri pribadi yang harus dimiliki seseorang agar pernikahannya bahagia?

(14)

10.Sejauhmana Saudara bertekad untuk mewujudkan rencana-rencana pernikahan saat masa binaan berakhir nanti?

1 2 3 4 5

11.Menurut perkiraan Saudara, sejauh mana rencana-rencana pencapaian pernikahan Saudara akan terwujud?

1 2 3 4 5

Ragu-ragu yakin bahwa akan

terwujud

yakin akan terwujud

12.Menurut pemikiran Saudara, seberapa penting peran pernikahan bagi kehidupan di masa mendatang?

13.Pada saat ini Saudara memikirkan pernikahan yang akan datang, seberapa sering Saudara telah melakukan sesuatu yang dapat menunjang tercapainya tujuan pernikahan Saudara?

1 2 3 4 5 tidak pernah jarang kadang-kadang sering setiap saat

14.Apa yang telah Saudara lakukan saat ini sehubungan dengan pencapaian tujuan pernikahan di masa depan?

(15)

15.Menurut Saudara, hal-hal apalagi yang dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan

16.Seberapa besar pengaruh masing-masing faktor di bawah ini terhadap realisasi dari rencana-rencana yang Saudara milik sehubungan dengan pernikahan di masa depan? Selanjutnya untuk setiap faktor, berilah tanda positif (+) jika menurut Saudara hal ini terutama akan membantu tercapainya tujuan, atau tanda negative (-), jika terutama akan menghambat tercapainya tujuan pernikahan Saudara.

Tidak

a. Kemampuan pribadi b. Usaha pribadi c. Orang lain d. Tekanan sosial

e. Kondisi/keadaan

f. keberuntungan

17.Pernyataan manakah di bawah ini yang paling sesuai menggambarkan perasaan Saudara tentang masalah-masalah pernikahan?

a. Segala sesuatu akan gagal

b. Umumnya segala sesuatu tidak berjalan seperti yang diharapkan walaupun ada juga beberapa keberhasilan

c. Pada saat-saat tertentu segala sesuatu akan berjalan baik dan pada saat-saat yang lain akan kurang baik

(16)

18.Dalam menjalani masa binaan, Perasaan apa yang muncul pada Saudara saat memikirkan pernikahan di masa depan?

Lihatlah tiap pasangan kata dan berikan tanda X lebih dekat pada kata yang lebih sesuai dengan perasaan-perasaan Saudara

Ketakutan Harapan

Perasaan negatif Perasaan positif

Suasana hati yang tidak menyenangkan

Suasana hati yang menyenangkan

Putus asa Antusiasme

(17)

DATA PENUNJANG

Kuesioner ini terdiri dari sekelompok pertanyaan yang berhubungan dengan pendapat dan pemikiran Saudara mengenai pernikahan di masa mendatang. Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan diri saudara. Jawaban yang benar ialah jawaban yang menggambarkan diri saudara. Oleh karena itu saya harap agar saudara memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan dan keyakinan pribadi.

Agar penelitian ini berhasil, keterbukaan dan kejujuran Saudara dalam menjawab setiap pernyataan sangatlah penting. Keterangan yang saudara berikan bersifat rahasia dan hanya akan digunakan oleh peneliti untuk keperluan penelitian.

Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini pada lembar jawaban secara berurutan dan jangan satu nomor pun terlewat. Pada setiap pernyataan, Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan dan keyakinan Saudara.

(18)

PETUNJUK PENGISIAN DATA PRIBADI

Isilah identitas saudara-saudara pada tempat yang telah disediakan dengan lengkap dan jelas serta sejujur-jujurnya sesuai dengan data yang dibutuhkan

DATA PRIBADI

Usia : ……Tahun.

(19)

LAMPIRAN DATA PENUNJANG

ANGKET

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mengisi atau dengan memberi tanda lingkaran pada jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara.

1. Hal apakah yang dapat membuat saudara berpikiran untuk menikah ? a. Tuntutan dari orang tua

b. Teman-teman saudara yang telah banyak yang menikah c. Usia saudara yang dapat dikatakan telah cukup untuk menikah 2. Apakah Saudara memiliki rencana untuk menikah?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

3. Diantara pilihan dibawah ini, siapakah orang yang paling banyak memberi dukungan bagi saudara untuk menikah?

a. Orang tua b. Saudara c. Teman

4. Berdasarkan jawaban saudara pada soal no 2, apabila saudara memiliki masalah dengan pasangan saudara, apa yang (orang tua/saudara/teman) saudara lakukan? a. (orang tua/saudara/teman) saudara ikut campur dalam menyelesaikan masalah

saudara dengan pasangan saudara

b. (orang tua/saudara/teman) saudara hanya memberikan solusi tanpa campur tangan

c. (orang tua/saudara/teman) saudara hanya mendengarkan cerita saudara

5. Apabila saudara melihat teman saudara mengalami kegagalan dalam pernikahannya, apakah hal tersebut mempengaruhi keputusan saudara untuk menikah?

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

6. Apabila saudara dihadapkan pada situasi dimana saudara mengalami konflik dengan pasangan saudara, apa yang akan saudara lakukan?

(20)

c. Memutuskan hubungan dengan pasangan

7. Jika saudara menikah nanti adakah perasaan takut gagal? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

8. Apa yang membuat saudara dapat memutuskan untuk membina hubungan yang lebih serius dengan pasangan saudara?

a. Keluarga sangat menyetujui pilihan saudara

b. Dukungan dari teman-teman saudara, yang juga sudah memiliki hubungan yang serius

c. Keinginan saudara sendiri

9. Saudara merasa keluarga saudara……….

a. Sangat menaruh harapan pada saudara untuk segera menikah, atau paling tidak memiliki hubungan yang serius

b. Cukup menaruh harapan pada saudara untuk segera menikah, atau paling tidak memiliki hubungan yang serius

c. Tidak terlalu berharap pada saudara untuk segera menikah, atau paling tidak memiliki hubungan yang serius

10.Apakah di usia saudara sekarang, saudara di tuntut untuk memiliki pasangan yang serius ?

a. Ya, karena untuk usia saat ini saya sudah harus memiliki hubungan yang serius

b. Tergantung apakah untuk saat ini saya memiliki hubungan dekat dengan lawan jenis atau tidak.

c. Tidak, karena menurut saya usia bukan merupakan faktor yang penting dalam membina hubungan yang serius.

11. Apabila saudara dihadapkan pada suatu situasi dimana hubungan saudara dengan pasangan, tidak direstui oleh keluarga, apa yang akan saudara lakukan?

a. Saudara dan pasangan akan terus berusaha membujuk keluarga saudara

b. Saudara dan pasangan akan mencoba membujuk keluarga saudara, namun tidak akan memaksakan

c. Saudara dan pasangan akan memutuskan untuk mengakhiri hubungan

12.Dengan melihat lingkungan teman-teman saudara yang telah memiliki hubungan yang serius dengan pasangannya, apakah yang saudara lakukan?

a. Saudara akan memastikan pada pasangan saudara bahwa hubungan saudara itu serius

b. Saudara cukup memikirkan untuk memiliki hubungan yang lebih serius dengan pasangan saudara

(21)
(22)

LAMPIRAN 4

TABEL HASIL CROSSTABS ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG

PERNIKAHAN DENGAN DATA PENUNJANG

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Hal Yang Mempengaruhi Mahasiswa Untuk Menikah

Orientasi Masa Depan * Pikiran untuk menikah Crosstabulation

3

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Cara Penyelesaian Konflik Dengan Pasangan

12 15

Orientasi Masa Depan * Yang dilakukan untuk mengatasi konflik Crosstabulation

2 11 2 15

13.3% 73.3% 13.3% 100.0%

3 12 0 15 Yang dilakukan untuk mengatasi konflik

Total

(23)

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Keputusan Dalam Membina Hubungan Serius

Orientasi Masa Depan * keputusan untuk membina hubungan yang lebih serius Crosstabulation

12 1 2 15

80.0% 6.7% 13.3% 100.0%

9 3 3 15

60.0% 20.0% 20.0% 100.0%

21 4 5 30

70.0% 13.3% 16.7% 100.0%

Count keputusan untuk membina hubungan

yang lebih serius

Total

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Yang Dilakukan Saat Hubungan Tidak Direstui Keluarga

rientasi Masa Depan * yang dilakukan jika hubungan tidak direstui Crosstabulatio

6 7 2 15

40.0% 46.7% 13.3% 100.0%

9 5 1 15

60.0% 33.3% 6.7% 100.0%

15 12 3 30

50.0% 40.0% 10.0% 100.0%

Count g dilakukan jika hubungan tidak dires

(24)

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Kegagalan Mempengaruhi Keputusan Menikah

Orientasi Masa Depan * perasaan takut gagal menikah Crosstabulation

4 5 6 15

26.7% 33.3% 40.0% 100.0%

6 6 3 15

40.0% 40.0% 20.0% 100.0%

10 11 9 30

33.3% 36.7% 30.0% 100.0%

Count

perasaan takut gagal menikah

Total

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Pengaruh Teman Yang Telah Membina Hubungan Serius

tasi Masa Depan * yang dilakukan saat teman-teman telah memiliki hubungan yang serius Crosstabu

9 4 2 15

60.0% 26.7% 13.3% 100.0%

9 0 6 15

60.0% .0% 40.0% 100.0%

18 4 8 30

60.0% 13.3% 26.7% 100.0%

Count ang dilakukan saat teman-teman telah memilik

hubungan yang serius

(25)

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Dukungan Yang Diberikan Oleh Orang Sekitar

Orientasi Masa Depan * Bentuk dukungan Crosstabulation

3 11 1 15

20.0% 73.3% 6.7% 100.0%

2 11 2 15

13.3% 73.3% 13.3% 100.0%

5 22 3 30

16.7% 73.3% 10.0% 100.0%

Count

Hasil Crosstabs antara Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Dengan Harapan Keluarga Terhadap Responden Untuk Menikah

Orientasi Masa Depan * perasaan mengenai keluarga Crosstabulation

6 5 4 15

40.0% 33.3% 26.7% 100.0%

6 4 5 15

40.0% 26.7% 33.3% 100.0%

12 9 9 30

(26)

LAMPIRAN 5

TINJAUAN MENGENAI LP

SEJARAH LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A NARKOTIKA BANCEUY BANDUNG

Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Narkotika Banceuy Bandung berada di wilayah Pemerintahan Kota Bandung terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 187 A, merupakan Lembaga Pemasyarakatan yang sebelumnya terletak di Jalan Banceuy No. 8 Bandung, sampai saat ini nama Banceuy malekat pada Lembaga Pemasyarakatan yang pada saat ini berada di Jalan Soekarno Hatta No. 187 A Bandung. Hal ini, karna nilai historis pada saat itu para pahlawan yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Banceuy.

(27)

Pada tahun 1985 melalui prakarsa Bp. R.A . Basarah ( Alm) selaku Ka. Lapas BAnceuy bandung. Semua penghuni dipindahkan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Jalan Jakarta No. 29 bandung. Adapun bangunan Lapas Banceuy yang masih tersisa adalah 1 (satu) kamar tempat Bapak Bangsa ( Ir. Soekarno) ditempatkan. Dan 1 (satu) bangunan menara penjagaan . Hal ini, merupakan penghargaan sebagai lambang /simbul perjuangan kepahlawanan selaku seorang Bapak Bangsa yang menghantarkan Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia.

Pada tahun 1990, setelah kebutuhan minimal standar Lapas sebagai hunian Narapidana(bangunan kantor, blok hunian, listrik, dan air) tersedia. Maka Bp. KOHAR SAYUTI, S.H.selaku Ka. Kanwil Dep. Kehakiman Jawa Barat, bersama Bp. Marsono, Bc.IP., S.H. sselaku Ka Lapas Banceuy mulai meresmikan lapas Banceuy untuk dihuni oleh Narapidana yang ada di Rutan Kebon Waru jalan Jakarta No. 29 Bandung.

Sebagai mana pola kejahatan ditengah-tengah masyarakat yang semakin komplek.pada tahun 1990para ahli mulai mengingatkan tentang bahaya kejahatan dari penyalahgunaan obat-obatan (psikotropika) dan narkotika.

(28)

Visi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan :

Memulihkan kesatuan hubungan hidup dan penghidupan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk Tuhan Yang Maha Esa, dengan meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan.

Misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan :

Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan serta pengolahan benda sitaan Negara dalam kerangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta penipuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.

BENTUK KEGIATAN DAN ALUR PELAYANAN

1. Terapi Medis

Kegiatan yang dilakukan, antara lain :

a. Pemeriksaan dan perawatan kesehatan umum secara rutin;

b. Pelayanan perawatan khusus penanganan ketergantungan narkoba; c. Pelayanan perawatan kesehatan jiwa /mental;

d. VCT (Voluntary Counseling & Testing); e. Pengambilan sample dahak (Diagnosa TB); f. Pengambilan sample darah;

g. Pemeriksaan rontgen;

(29)

i. Pemeriksaan tes urine (rutin sebulan sekali, waktu yang tidak ditentukan), serta

j. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).

2. Rehabilitasi Sosial

Kegiatan yang dilakukan, antara lain :

a. Program pembinaan kepribadian :

- Penamaman nilai-nilai kebangsaan, etika dan budi pekerti (Mapenaling).

b. Program pembinaan kemandirian (terhimpun dalam satgas-satgas) :

1) Satgas Perkayuan; 2) Satgas Pertanian; 3) Satgas Pertamanan; 4) Satgas Perbengkelan; 5) Satgas Gardu lintrik.

c. Program Pembinaan Kemasyarakatan :

1) Pelaksanaan IMK (Ijin Mengunjungi Keluarga) bersifat insidentil;

2) Pelaksanaan CMK (Cuti Mengunjungi Keluarga) bersifat insidentil);

3) Program lanjutan Assimilasi (di dalam / luar Lapas);

4) Program CMB (Cuti Menjelang Bebas) bekerjasama dengan Bapas;

5) Program PB (Pembebasan Bersyarat) bekerjasama dengan Bapas.

d. Program Penanggulangan Dampak Risiko Buruk Penyalahgunaan Narkotika :

(30)

Annonimous), 5) Program PE (Peer Educator), 6) Program VCT (Voluntary Counseling & Testing); 7) Program Penyucihamaan (ditujukan untuk alat-alat yang diindikasikan menularkan penyakit); 8) Program Penilaian Pengirangan Risiko; 9) Program Perawatan, Pengobatan dan Dukungan ODHA; 10) Program Layanan Kesehatan Dasar; 11) Program Penjangkauan dan Pendampingan;

e. Metoda Therapeutic Community (TC).

f. Morning meeting dan kegiatan terstruktur lainnya.

g. Metoda Keagamaan :1) Penyelenggaraan pondok pesantren; 2) Ceramah umum; 3) Pembelajaran iqro; 4) Pembelajaran seni baca alquran / qiroat; 5) Kegiatan keagamaan nasrani (ibadah rutin di geraja); 6) Diluar Agama Islam dan Nasrani disesuai menurut keyakinannya masing-masing (tidak tersedianya sarana ibadah).

h. Metoda Rehabilitasi Sosial melalui Ketarampilan Seni dan Budaya : 1) Kelompok tari ; 2) Tari saman, 3) Tari jaipong, dan 4) Tari rampak silat); 5) Kelompok vokal : 6) Vokal group, 7) Paduan suara, dan 8) Nasyid; 9) Kelompok instrument :a) Band, b) Angklung, c) Kolintang, d) Rampak kendang, e) Kasidah/ rebana).

-Catatan : Kegiatan rehabilitasi social melalui keterampilan seni dan budaya

sudah sampai pada pentas dan rekaman audio visualisasi.

(31)

1) Senam kesegaran jasmani (seminggu dua kali); 2) Kegiatan tenis lapangan; 3) Kegiatan sepak bola; 4) Kegiatan tenis meja; 5) Kegiatan badminton; dan 6) Kegiatan bola voley.

j. Kunjungan keluarga. k. Reward dan Funishment

1) Pemberian remisi umum, dan remisi khusus;

2) Pemberlakuan hukuman (Leter ”F”).

3. Kegiatan Pengamanan

a. Kegiatan penggeledahan :

1) Penggeledahan di portier (kepada pengunjung) 2) Penggeledahan di kamar-kamar (kepada WBP). b. Penjagaan :

1) Penjagaan di blok-blok

2) Penjagaan di Pos-pos atas benteng keliling. c. Kontrol (Pengawasan)

1) Pengawasan di kamar, blok 2) Pengawasan di ruang kunjungan

3) Pengawasan diseputar lingkungan dalam Lapas. d. Pemindahan WBP

(32)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Warga binaan adalah istilah yang diberikan bagi seorang individu yang di pidana atau dikenakan hukuman kriminal atau narapidana. Istilah tersebut dipakai untuk menggantikan sebutan “orang hukuman” yang berarti manusia yang dihukum. Sama hal dengan yang lainnya warga binaan juga perlu diajak untuk menata masa depannya.

Warga binaan dilembaga pemasyarakatan ”X” Bandung berjumlah 600 orang berjenis kelamin laki-laki yang telah divonis hukuman pidana. Alasan para penghuni harus tinggal dilembaga pemasyarakatan ”X” pada umumnya karena kasus narkoba. Dilembaga pemasyarakatan ”X” ini Sejumlah warga binaan tersebut diberikan pembinaan dalam berbagai bentuk pelatihan, ceramah, kerohanian, keterampilan dan lain-lainnya untuk dipersiapkan kembali ke-masyarakat selama warga binaan tinggal dilembaga peke-masyarakatan.

Mereka dibina agar dapat menjadi warga negara yang baik dan meraih tujuan hidup yang ingin dicapai. Mereka dibina agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki dasar hidup beragama yang kuat, mempersiapkan pekerjaan dan keluarga. Warga binaan diajak untuk mempunyai orientasi masa depan dalam kehidupannya.

Seperti halnya warga negara yang lain, warga binaan ”X” juga memiliki tujuan untuk membina keluarga. Mereka berada pada tahap perkembangan remaja

(33)

2

dan dewasa yang memang menuntut mereka untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan, salah satunya adalah mampu membina relasi dengan lawan jenis dan mempersiapkan pernikahan.

Menurut kepala Staff bimbingan kemasyrakatan dan perawatan. Membina relasi dengan lawan jenis dengan dekat dan berorientasi pada pernikahan tidaklah mudah mengingat mereka sedang diisolasi, lingkungan pergaulan yang terbatas dan status sebagai warga binaan membuat mereka enggan, malu atau sukar untuk merencanakan pembentukan keluarga. Warga binaan merasa tidak yakin diri kerena proses pembekalan yang telah ia dapatkan selama berada dilembaga pemasyarakatan kurang memberikan bekal untuk merencanakan pernikahannya. Selain itu mereka memiliki kekhawatiran tidak akan dapat SKKB (Surat Keterangan Berkelakuan Baik) yang dikeluarkan kepolisian sebagai salah satu syarat untuk melakukan suatu pernikahan. Lebih dari itu, yang menimbulkan ketakutan bagi warga binaan adalah tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk layak melakukan suatu pernikahan. Statusnya dianggap memiliki pengaruh pada masa depannya khususnya dalam bidang pernikahan. Walaupun telah mendapat pembinaan tentang pernikahan, para warga binaan masih menghayati dirinya tidak berguna dan pesimis terhadap masa depannya untuk menikah kerena merasa malu. Warga binaan merasa tidak yakin apa yang telah didapatkan dari hasil pembinaan di lembaga pemasyarakatan dapat membuatnya untuk mudah melakukan suatu pernikahan.

Menurut informasi yang diperoleh, beberapa wanita tidak mau menikah dengan seorang bekas warga binaan. Karena tidak mau ambil resiko akan perilaku

(34)

3

buruk yang dimiliki warga binaan. Selain itu lembaga pemasyarakatan sendiri sebagai badan yang pernah membina narapidana tidak berani memberikan jaminan bahwa bekas warga binaan telah betul-betul sadar dan dapat dipertanggung jawabkan semua tingkah lakunya. (http://www.indopubs..com). Namun demikian dari data yang diperoleh dari petugas di lembaga, ternyata beberapa warga binaan ternyata selama ini telah mempersiapkan masa depan pernikahannya, dan umumnya mereka telah belajar banyak tentang pernikahan dari para pembina yang ada dilembaga tersebut mengenai pernikahan.

Umumnya mereka yang mengalami itu berada dimasa dewasa awal dan telah mengalami kematangan secara seksual. Kematangan seksual pada individu mengarahkan mereka untuk mengadakan hubungan sosial dengan memiliki minat untuk tertarik pada lawan jenisnya, yang akhirnya mengarah pada kehidupan pernikahan selepas dari masa binaaan.

Pernikahan menurut UU RI no 1 tahun 1974, yaitu merupakan suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Suatu pernikahan yang akan terjadi, tidak luput dari pengaruh lingkungan di mana individu berada, khususnya yaitu lingkungan keluarga (Martina Rini S Tasmin, S Psi dalam e-psikologi.com).

Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama seperti halnya tahap-tahap perkembangan pada periode sebelumnya, pada periode ini, individu tetap dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang harus dilakukannya. Adapun tugas-tugas perkembangan masa awal ini menurut

(35)

4

Elizabeth Hurlock (Developmental Psychology, 1991) adalah sebagai berikut:

mendapat pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama dengan seorang suami atau istri, membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai seorang warga negara dan bergabung dalam suatu kelornpok sosial

Tugas-tugas perkembangan ini berhubungan dengan persiapan individu untuk masa depannya, sehingga secara tidak langsung tugas-tugas tersebut mengacu pada orientasi masa depan masing-masing individu sebagai warga Negara.

Orientasi masa depan yaitu cara pandang seseorang terhadap masa depannya. Dengan adanya orientasi masa depan, berarti individu telah melakukan antisipasi terhadap kejadian-kejadian yang mungkin timbul di masa depannya. Banyak hal yang menjadi pemikiran individu dewasa dalam menghadapi masa depannya, salah satunya yaitu mengenai kehidupan pernikahan (Nurmi, 1989). Orientasi masa depan bidang pernikahan terbentuk atas tiga tahap yang berupa tahapan siklus, yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi (Nurmi, 1991).

Motivasi yang kuat akan mendorong individu untuk menetapkan tujuan pernikahannya kelak. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka individu harus memiliki minat dan harapan yang tinggi tentang kehidupan pernikahan di masa depan. Tahap perencanaan dilakukan individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan tersebut berupa strategi yang disusun individu untuk mewujudkan tujuan.Tahapan evaluasi atau penilaian mengenai langkah yang paling memungkinkan untuk tercapainya tujuan pernikahan tersebut.

(36)

5

Tiga tahap orientasi masa depan tersebut diatas, saling berhubungan satu dengan lainnya yaitu memiliki motivasi kuat, perencanaan terarah dan evaluasi yang akurat sehingga dapat dikatakan bahwa orientasi masa depan pernikahannya jelas. Dengan ini individu dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik dimasa depan, karena mereka telah memikirkan dan merencanakan dengan matang mengenai pernikahannya. Begitu pula sebaliknya jika motivasi lemah, perencanaan tidak terarah, atau evaluasi yang dilakukan individu tidak akurat dan tidak saling berhubungan, maka individu tersebut mempunyai orientasi masa depan pernikahan yang tidak jelas, maka kemungkinan kehidupannya di masa depan tidak akan berjalan dengan baik. Misalnya seseorang yang belum memikirkan pernikahannya, maka kemungkinan ketika ia dihadapkan pada pernikahan sesungguhnya, individu tersebut tidak bisa mengantisipasi kejadian yang akan ia hadapi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 10 orang warga binaan lembaga pemasyarakatan “X “ di Bandung, diperoleh 60% diantaranya mempunyai orientasi masa depan yang jelas dalam pencapaian cita-cita kehidupan pernikahannya di masa depan. Dalam pencapaian cita-cita-cita-citanya tersebut, mereka memiliki motivasi yang mengarahkan mereka dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai, terutama dalam kehidupan pernikahan mereka kelak saat masa binaan berakhir nanti, hal ini dapat dilihat dari minat dan keinginan mereka mengikuti pembinaan-pembinaan yang diberikan oleh lembaga pemasyarakatan tersebut. Mereka juga memiliki perencanaan mengenai langkah-langkah yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

(37)

6

perencanaan ini mereka lakukan dengan cara membanca buku yang disediakan oleh pembiana dilembaga, mencari informasi pernikahan kepada pihak keluarga yang berkunjung, berdiskusi dengan warga binaan yang telah menikah mengenai pernikahan yang ingin diwujudkan. Contohnya seorang warga binaan (27 tahun, kasus sabu-sabu) yang ingin menikah, selama dilembaga ia sering mencari informasi kepada keluarga yang berkunjung mengenai wanita yang ingin dinikahinya saat masa binaan berakhir nanti dan bertanya dengan beberapa pembina yang ada disana. dan membuat evaluasi beserta penilaian mengenai langkah-langkah yang paling memungkinkan untuk tercapainya tujuan tersebut dengan cara memahami apa yang harus dilakukan untuk meraih itu semua. Namun demikian , tidak semua warga binaan yang ingin menikah mempunyai minat atau harapan untuk menikah di masa depan.

Dilihat dari 40 % sisanya, mereka yang orientasi masa depan pernikahannya tidak jelas kurang mempunyai motivasi untuk menikah di masa depan, mengingat sisa masa binaan yang cukup lama untuk dijalani sehingga perencanaan dan penilaian mereka mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa depan pun menjadi tidak jelas. Contohnya seorang warga binaan (28 tahun, kasus ganja) yang mengatakan belum merencanakan pernikahannya kelak saat masa binaan berakhir nanti, ia belum memikirkan tentang pernikahan dan belum ada persiapan apapun untuk menghadapi suatu pernikahan dan hal ini dapat terlihat dari pernyataan yang lainnya yang mengatakan bahwa ia belum memikirkan untuk menikah, belum merencanakan untuk menikah, belum siap

(38)

7

untuk melakukan suatu pernikahan, dan belum siap jika dihadapkan pada pernikahan nanti dengan masa binaan yang masih lama.

Berdasarkan kenyataan di atas, ternyata narapidana memiliki cara pandang yang berbeda-beda terhadap suatu pernikahan. Terutama dalam merencanakan masa depan. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti seberapa jelas orientasi masa depan pernikahan pada narapidana lembaga pemasyarakatan “X” di bandung.

1.2.Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana orientasi masa depan pernikahan pada warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” di Bandung.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menjaring data tentang orientasi masa depan bidang pernikahan melalui motivasi, perencanaan dan evaluasi dalam bidang pernikahan pada warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang orientasi masa depan pernikahan pada warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” di Bandung.

(39)

8

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

ƒ Untuk memberikan sumbangan ilmu yang dapat menjadi bahan informasi

mengenai orientasi masa depan pernikahan pada perkembangan bidang ilmu Psikologi pendidikan tentang orientasi masa depan pernikahan pada warga binaan.

ƒ Memberikan informasi mengenai orientasi masa depan bidang pernikahan

kepada peneliti lain, yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bidang pernikahan, khususnya pada warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” di bandung.

1.4.2. Kegunaan Praktis

ƒ Bagi warga binaan lembaga pemasyarakatan “X” di bandung, hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk mengenal orientasi masa depan bidang pernikahan.

ƒ Bagi pihak lembaga pemasyarakatan “X” di Bandung, hasil penelitian ini

dapat dimanfaatkan untuk infromasi tentang gambaran orientasi masa depan para warga binaannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses pembinaan.

(40)

9

1.5. Kerangka Pemikiran

Warga binaan adalah istilah yang diberikan bagi seorang individu yang di pidana/dikenakan hukuman kriminal. Istilah tersebut dipakai untuk menggantikan sebutan “orang hukuman” yang berarti manusia yang dihukum, yang dirasakan kurang tepat karena dirasakan terlalu menekan bagi individu yang dihukum tersebut. Seorang warga binaan yaitu orang yang dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (dalam Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, 1981). Warga binaan merupakan seorang yang terisolasi disuatu tempat yang dinamakan lembaga pemasyarakatan. Warga binaan yang berada di lembaga pemasyarakatan akan mengalami hambatan dalam pemenuhan tugas perkembangannya. Seorang warga binaan sama halnya dengan individu lainnya mempunyai tugas perkembangan antara lain sudah memulai aktivitas bekerja, memilih pasangan hidup, membina kelurga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, dan bertanggung jawab sebagai warga negara

(Santrock, 1998).

Masa dewasa merupakan masa penetapan, masa reproduktif, masa ketegangan emosional, masa bermasalah, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri dengan gaya hidup baru dan masa kreatif. Masa ini, merupakan masa dimana seseorang telah menyesuaikan masa pertumbuhannya dan siap untuk memiliki statusnya dalam masyarakat bersama-sama dengan orang dewasa lainnya. selepas menjalani masa binaan.

Menurut Ruth Westheimer (1990), pernikahan merupakan dunia yang hangat dan sejahtera serta kokoh antara dua orang manusia. Fungsi dari

(41)

10

pernikahan itu sendiri adalah untuk membentuk kehidupan bersama antara pria dan wanita dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan. Namun demikian masalah ini tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu orientasi masa depan seseorang.

Menurut Nurmi (1991:12) tugas-tugas perkembangan yang akan dijalani individu pada masa dewasa berkaitan dengan orientasi masa depan yaitu memilih pasangan hidup, belajar untuk hidup bersama dengan pasangan, memulai kehidupan berkeluarga membesarkan anak-anak, mengatur rumah tangga, dan mulai bekerja. Nurmi (1989), mendefinisikan orientasi masa depan sebagai cara pandang seseorang terhadap masa depannya yang akan tergambar melalui harapan-harapan, tujuan standar, perencanaan dan strategi pencapaian tujuan. Pembentukan orientasi masa depan ini mencakup tiga tahapan, yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi.

Apabila tahap-tahap orientasi masa depan diterapkan dalam bidang pernikahan, maka tahapan motivasi berkaitan dengan minat, perhatian serta penetapan tujuan (goal setting) tentang pernikahan bagi warga binaan. Untuk menetapkan tujuan yang realistik maka minat harus dibandingkan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan masa depan. Misalnya pengetahuan akan kehidupan pernikahan dari orang-orang yang dikenal.

Perencanaan berfungsi untuk merealisasikan tujuan. Dalam proses ini warga binaan mempertimbangkan ide-ide atau gagasan untuk mencapai rencana yang telah ditetapkan individu yaitu mempertimbangkan pengetahuan (knowledge),

(42)

11

ragam perencanaan (plans), dan keterampilan untuk merealisasikan tujuannya (realization). Misalnya dengan minat seperti dijelaskan di atas, maka individu

mulai mempertimbangkan pengetahuannya tadi, lalu ia mulai merencanakan untuk mencari pasangan yang benar-benar cocok dengannya, sehingga dalam pelaksanaannya ia menjadi sangat pemilih dalam menentukan pasangan yang dapat cocok dengannya.

Tahap berikutnya adalah evaluasi. Pada tahap ini warga binaan mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan dan rencana yang telah dibuat. Selain evaluasi kognitif, pada proses terakhir ini juga berperan aspek emosi. Weiner 1985,

(dalam Nurmi 1991) mengemukakan model akibat proses emosi (attribution

emotion) sebagai faktor yang berpengaruh dalam pengevaluasian hasil-hasil

tingkah laku. Dalam proses ini, individu memperkirakan faktor-faktor apa saja yang sekiranya dapat mendukung atau menghambat terwujudnya tujuan dan apakah ia merasa optimistik atau pesimistik dalam memandang masa depannya terutama dalam perkawinannya. Misalnya dengan hal-hal yang sudah ia rencanakan dan ia coba untuk melaksanakannya, individu tersebut optimis dengan ia menjadi seorang yang pemilih, ia akan menemukan pasangan yang cocok dengannya, sehingga dapat memperbesar kemungkinan bahwa pernikahan yang ia jalani akan berjalan dengan baik.

Dalam membentuk orientasi masa depan tersebut, tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada banyak hal yang mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan sebelum seorang individu memulai mengambil keputusan mengenai masa depannya, menyusun rencana dan melaksanakannya.

(43)

12

Trommsdorf (1983) menyebutkan ada empat hal utama yang berkaitan dengan

perkembangan orientasi masa depan pernikahan yaitu, pengaruh dari tuntutan situasi, kematangan kognitif, pengaruh dari social learning, dan proses interaksi. Bila faktor tersebut dikaitkan dengan pembentukan orientasi masa depan pernikahan pada warga binaan, maka tuntutan situasi yang ia hadapi saat ini dan yang akan datang mempengaruhi orientasi masa depannya, misalnya seorang wanita yang berusia 25 tahun sudah diharuskan lingkungan untuk memikirkan pernikahan dibandingkan dengan pria yang sama-sama berusia 25 tahun, sehingga orientasi masa depan pernikahannya pun dapat dianggap lebih sederhana daripada wanita yang sudah memikirkan pernikahan.

Kematangan kognitif individu pun mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan pernikahan. Pada masa dewasa, terjadi peningkatan kognitif (Nurmi,

1991) yang menyebabkan individu dewasa dapat menyusun strategi ketika

menemui masalah pada saat mencapai tujuan. Faktor selanjutnya yaitu pengaruh social learning, selain kematangan kognitif yang berasal dari diri individu,

terdapat pula faktor di luar individu seperti pengalaman belajar yang ia alami dalam lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya maupun lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap pembentukan orientasi masa depannya. Misalkan pada individu dewasa awal yang sering melihat keluarga temannya yang tidak bahagia dalam menjalankan rumah tangga bahkan ironisnya sampai pada tingkat perceraian, sehingga ia belum mau memikirkan pernikahan, sehingga motivasinya pun belum ada, dan secara tidak langsung perencanaan dan evaluasi

(44)

13

Universitas Kristen Maranatha pun tidak terbentuk, maka dapat dikatakan bahwa orintasi masa depan pernikahannya pun tidak jelas.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan yaitu proses interaksi, dalam proses ini, individu yang diharapkan lingkungan untuk berhasil dalam kehidupannya dan mendapat bantuan dari orang tuanya serta dukungan dalam pengambilan keputusan akan membuat individu tersebut lebih percaya diri dengan kemampuannya, lebih memiliki harapan, lebih optimistik memandang masa depannya dan memiliki orientasi masa depan yang lebih jelas

(Rosenthal & Jacobson, 1968; Lewin & Wang 1983).

(45)

14

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran

Warga Binaan lembaga Pemasyarakatan X

Dibandung

Faktor yang mempengaruhi OMD : − Pengaruh Tuntutan

Situasi

− Kematangan Kognitif − Pengaruh Social

Learning Proses Interaksi

Orientasi Masa Depan Pernikahan Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa

Awal :

− Mendapat pekerjaan

− Memilih seorang teman hidup − Belajar hidup bersama dengan

seorang suami atau istri − Membentuk suatu keluarga − Membesarkan anak-anak − Mengelola sebuah rumah tangga − Menerima tanggung jawab sebagai

seorang warga negara

− Bergabung dalamsuatu kelornpok sosial

(46)

15

1.6. Asumsi Penelitian

Berdasarkan pemikiran diatas, dapat ditarik asumsi sebagai berikut :

ƒ Warga binaan lembaga pemasyarakatan X di Bandung berada pada tahap

perkembangan dewasa yang memiliki tugas perkembangan mengantisipasi masa depan dalam bidang pernikahan.

ƒ Orientasi masa depan warga binaan lembaga pemasyarakatan X terdiri atas tahap

motivasi, perencanaan dan evaluasi.

ƒ Orientasi pernikahan pada warga binaan lembaga pemasyarakatan X di Bandung

dipengaruhi oleh faktor pengaruh tuntutan situasi, kematangan kognitif, pengaruh sosial learning dan proses interaksi.

(47)

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 30 responden, yaitu warga binaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. 50 % dari warga binaan memiliki orientasi masa depan bidang pernikahan yang jelas, dan 50% memiliki orientasi masa depan bidang pernikahan yang tidak jelas.

2. Pada warga binaan dengan orientasi masa depan yang jelas, pada tahap motivasi mayoritas kuat, tetapi ada warga binaan dengan orientasi masa depan yang jelas, memiliki perencanaan yang tidak terarah dan evaluasi yang tidak akurat.

3. Pada warga binaan dengan orientasi masa depan yang tidak jelas, ternyata tidak semua tahap didalamnya, yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi semuanya tidak jelas. Ada warga binaan dengan orientasi masa depan yang tidak jelas, memiliki motivasi yang kuat dan perencanaan yang terarah. 4. Faktor-faktor seperti usia, tuntutan situasi, proses interaksi, dan pengaruh social learning mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan pernikahan

warga binaan.

(48)

72

5.2. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang orientasi masa depan bidang pernikahan pada warga binaan, serta dengan menyadari banyaknya kekurangan dalam penelitian ini, maka penelti memandang perlu mengajukan saran sebagai berikut :

1. Saran Teoretis

• Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan suatu penelitian dengan

sampel lain sehingga dapat terlihat bagaimana gambaran orientasi masa depan bidang pernikahannya, misalkan pada perempuan dan laki-laki atau hanya pada perempuan saja.

• Melakukan penelitian dengan menghubungkan orientasi masa depan

bidang pernikahan dengan variable lain yang berhubungan, agar hasil penelitiannya dapat lebih kaya dan luas lagi, misalkan dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan.

2. Saran Praktis

• Bagi pihak lembaga pemasyarakatan “X” bandung, hasil penelitian ini

dapat dipergunakan sebagai informasi dan gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pernikahan pada warga binaan, yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya membina dan mengarahkan peneliti dalam menyiapkan diri menghadapi masa depan khususnya dalam perencanaan pernikahan yang berkaitan dengan membangun rumah tangga setelah masa binaan berakhir.

(49)

73

Universitas Kristen Maranatha • Bagi warga binaan dapat dipergunakan sebagai informasi untuk

membantu pengenalan diri dalam bidang pernikahan dalam rangka menyiapkan dalam menghadapi masa depan khususnya dalam bidang pernikahan. Disarankan bagi warga binaan yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas, hendaknya agar lebih yakin pada diri sendiri dan tidak terlalu terpatok pada kegagalan pernikahan yang dialami oleh teman dan saudaranya, agar lebih mudah dalam menghadapi masa depan khususnya bidang pernikahan.

• Bagi keluarga warga binaan, dapat merupakan informasi mengenai

(50)

74

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Duvall, E. M. & Brent C. Miller. 1985. Marriage and Family Developme, 6th edition. New York: Harper

and Row Publisher.

Gullo, W. 2004 .Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Hurlock, B. Elizabeth. 1991. Terjemahan Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian, cetakan 3. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurmi, Jari-Erik. 1989. Adolescents Orientation To The Future: Development Of Interests and Plans, and Related Attributions and Affects, in The Lfe-Span Contex. Societas

Scientiarum Fennica.

Siegel, Sidney. 1990. Terjemahan oleh Hagul, Peter. Statistik Non-Parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: PT. Gramedia

Stinett, N & Walters. 1977. Relationship in Marriage and Family. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika, edisi 5. Bandung : Tarsito.

Trommsdorf, Gisela. 1983. Future Orientation and Socialization.

Trommsdorf, Gisela. 1983. Future Times Orientation and Its Relevance For Development As Action.

(52)

DAFTAR RUJUKAN

Astrifani, Ghea. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Pada Individu Dewasa Awal Yang Orang Tuanya Bercerai. Skripsi. Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Maulana Rezi Ramadhana. 2005. Gambaran Mengenai Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pekerjaan Pada Narapidana Laki-Laki Dilembaga Pemasyarakatan “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi Univesitas Kristen Maranatha. Dawayanty, Shinta. 2001. Hubungan antara Self Esteem dan Orientasi Masa Depan Bidang

Perkawinan pada Wanita Karir Berusia 30-40 tahun yang Belum Menikah Perusahaan “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi Univesitas Kristen Maranatha.

 

 

 

 

Gambar

TABEL HASIL CROSSTABS ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan bentuk pembelajaran tersebut berpeluang besar guna mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia; dan (5) Kepada

[r]

Gambaran tentang perbedaan fisik rumah gadang Koto Piliang dan Bodi Caniago tersebut diatas memang selalu terkait dengan aspek politik dan pola kepemimpinan yang berkembang dalam

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R², namun karena dalam penelitian menggunakan variabel independen lebih dari

Sistem informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengelola data-data kepegawaian yaitu data Administrasi Kepegawaian seluruh pegawai, pengontrolan kenaikan pangkat pegawai,

Private cloud merupakan salah satu model deployment dari cloud computing , dimana pengelolaan dari infrastruktur yang diperlukan dikelola dalam jaringan internal

Kegiatan diisi dengan berdiskusi tentang membran sel, inti sem dan sitoplasma (struktur dan fungsi serta komponen kimiawi yang menyusunnya) dengan menggunakan LKS,

[r]