• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Staf dan Guru SMA Negeri 1 Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Staf dan Guru SMA Negeri 1 Kendari"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4 Nomor 2 Bulan April 2017 E-ISSN: 2443-0218

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Staf

dan Guru SMA Negeri 1 Kendari

1Nur Rahma Musdalifa,2Satrio Wicaksono,3Tien

1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo 2Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo 3*Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

Email:tiensyamsuddin@yahoo.com

ABSTRACT

Background:The nutritional status of adults can be monitored by using the body mass index of nutritional status especially that associated with excess weight and less weight. Overweight can also affect cholesterol levels in the body which is one of the most important factors for determining a person's risk of developing cardiovasculardisease. Research Purposes:The purpose of this research is to know the relationship between body mass index with total cholesterol levels of staff and teachers at SMAN 1 Kendari.Research Methods:This research was an analytic observational study with cross-sectional design. The study population was the entire staff and teachers of SMAN 1 Kendari as many as 103 people. The method used in sampling was total sampling. The number of samples were 51 people. This research was conducted with the approval of spread sheets and questionnaires, measuring height and weight, then measures the total cholesterol level. Data were analyzed using Pearson correlation test. It was considered significant at p value ≤0,05. Research result:The results obtained of this research were the staff and teachers who had a unnormal body mass index as much as 42 respondents (82.3%) and who had normal body mass index by 9 respondents (17.6%). Total cholesterol levels in the staff and teachers gained as much as 20 respondents had normal cholesterol levels (39.2%), as many as 20 respondents had a slightly high cholesterol (39.2%), and as many as 11 respondents had highest cholesterol was (21.6% ). Based on statistical test found that there was a significant relationship between body mass index with total cholesterol (p = 0.001).Conclusion:The Conclusions from this research was there were relationship between body mass index with total cholesterol levels of staff and teachers at SMAN 1 Kendari.

Keywords:Body mass index, total cholesterol levels, staff and teachers SMAN 1 Kendari.

.

PENDAHULUAN

Masalah gizi berhubungan dengan gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang, atau masyarakat. Salah satunya yaitu ketidakseimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh yang mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih. Dengan perkembangan teknologi terjadi perubahan dalam aktivitas fisik, pola makan, komposisi tubuh, dan gaya hidup. Hal ini mengakibatkan masalah gizi berlebih berupa kegemukan dan obesitas. (Malik dkk., 2013).

Lemak tubuh yang berlebihan dan obesitas dapat menimbulkan faktor resiko

terhadap diabetes, penyakit kardiovaskular, dan dislipidemia (Pratiwi, 2010). Kolesterol total termasuk salah satu indikator untuk menentukan risiko penyakit kardiovaskular. Hiperkolesterolemia atau peningkatan kadar kolesterol total umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan untuk pencegahan dan pemeriksaan rutin kadar kolesterol diperlukan sebagai tindakan pencegahan bagi individu yang beresiko tinggi (Shah dkk., 2008).

Studi menunjukkan, penambahan berat badan diiringi pula dengan peningkatan serum kolesterol. Setiap

(2)

peningkatan 1 kg/m , indeks massa tubuh (IMT) berhubungan dengan kolesterol total plasma 7,7 mg/dl dan penurunan HDL 0,8 mg/dl. Selain itu juga, studi menunjukkan obesitas menyebabkan angka sintesis kolesterol endogen sebanyak 20 mg setiap hari untuk setiap kilogram kelebihan berat badan, peningkatan sintesis VLDL dan produksi trigliserida (Laurentia, 2012).

Di Indonesia angka kejadian hiperkolesterolemia menurut penelitian MONICA I (Multinational Monitoring of Trends Deter minantsin Cardiovascular Diseases) sebesar 13,4% untuk wanita dan 11,4% untuk pria. Pada MONICA II terjadi peningkatan sebesar 16,2% untuk wanita dan 14% untuk pria. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini yakni 14,5% atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki (Linawati, 2011). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pria dan wanita dari berbagai kelompok umur mengalami kenaikan kadar kolesterol total dengan meningkatnya IMT (Ecol, 2008).

Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI (2013) mengenai riset kesehatan dasar, prevalensi obesitas (IMT> 25) pada laki-laki dan perempuan dewasa (>18 tahun) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 ditemukan prevalensi obesitas pada laki-laki sebanyak 19,7% dan perempuan sebanyak 32,9%. Di Sulawesi Tenggara telah dilakukan pemeriksaan obesitas pada 4.095 laki-laki dan perempuan yang berusia ≥15 tahun, terdapat 7,26% laki-laki yang mengalami obesitas dan 21,64% perempuan yang mengalami obesitas (Profil Kesehatan Sultra, 2015).

Populasi guru SMA di Kota Kendari yaitu 1.757 orang (Badan Pusat Statistik Provinsi Sultra, 2015). SMA Negeri 1 Kendari mempunyai jumlah staf dan guru

paling banyak di Kendari yakni staf berjumlah 21 orang dan guru berjumlah 82 orang. Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan 60 orang yang mempunyai berat badan berlebih dan 43 orang mempunyai berat badan normal. Dengan kemajuan teknologi yang kini berkembang, SMA Negeri 1 Kendari banyak menggunakan teknologi komputerisasi dalam proses administrasi dan proses belajar mengajar yang membuat aktivitas fisik staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari semakin berkurang, selain itu juga ditunjang oleh pola konsumsi makanan sehari-hari yang tidak teratur dan komposisi yang tidak tepat menyebabkan peningkatan IMT.

Penelitian Gostynski dkk. (2004) pada populasi Switzerland menyatakan bahwa ada hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol total. Sedangkan Wongkar dkk. (2013) pada populasi masyarakat di Kelurahan Bahu Kecamatan Mal Alayang Manado melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol total. Adanya data penelitian hubungan IMT dan kadar kolesterol total yang bertolak belakang, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hubungan IMT dengan kolesterol total pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional design. Populasi pada penelitian ini sebanyak 103 orang dengan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total random sampling. Pengukuran IMT dilakukan dengan teknik antropometri dan kadar kolesterol total dengan metode spektrofotometrik di Laboratorium Maxima

(3)

Kendari. Analisis statistik yang digunakan adalah SPSS 16 dengan analisis korelasi

Pearson untuk melihat hubungan IMT dengan kolesterol total.

HASIL

Tabel 1.Karakteristik Subjek

Variabel Jumlah(51 orang) Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 13 25.5 Perempuan 38 74.5 2. Usia Dewasa Awal (26 – 35 tahun) 5 9.8 Dewasa Akhir (36 – 45 tahun) 12 23.5 Lansia Awal (46 – 55 tahun) 28 55 Lansia Akhir (56 – 65 tahun) 6 11.7

3. Indeks Massa Tubuh Normal (18,5 - 22,9 kg/m2) 9 17.6 Overweight (23,0 - 24,9 kg/m2) 10 19.6 Obes 1 ( 25-29,9 kg/m2) 27 52.9 Obes 2 (≥ 30,0 kg/m2) 5 9.8

4. Kadar Kolesterol Total

Normal 20 39.2

Medium 20 39.2

Tinggi 11 21.6

Tabel 1 memperlihatkan terdapat 13 orang laki-laki (25,5%) dan 38 orang perempuan (74,5%) dengan usia dewasa awal sebanyak 5 orang (9,8%), usia dewasa akhir sebanyak 12 orang (23,5%), lansia awal sebanyak 28 orang (55%), dan lansia akhir sebanyak 6 orang (11,7%).

Karakteristik IMT subjek menunjukkan terdapat 9 orang memiliki IMT normal (17,6%), 10 orang memiliki IMT overweight (19,6%), 27 orang memiliki IMT obes 1 (52,9%), dan 5 orang memiliki IMT obes 2 (9,8%). Sedangkan untuk kolesterol total terdapat 20 orang (39,2%) yang memiliki kadar kolesterol total normal, 20 orang (39,2 %) memiliki kadar kolesterol total medium, dan 11 orang (21,6 %) memiliki kadar kolesterol total tinggi.

Berdasarkan analisis korelasiPearson

(Tabel 2) diperoleh P-value (0,001) < 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol pada staf dan guru SMAN 1 Kendari. Nilai korelasi sebesar 0,455 dengan arah korelasi positif serta nilai korelasi berada pada angka 0,40 <r ≤ 0,60 yang berarti hubungan antar kedua variabel sedang. Tabel 2.Hubungan IMT dengan kadar kolesterol total

Kolesterol Total IMT Total P-value*

Pearson Correlation N %

Kolesterol Total 1 0.455 51 100 0.001

IMT 0.455 1 51 100 0.001

Keterangan:* UjiPearson, p<0,05 menunjukkan hasil yang bermakna PEMBAHASAN

Berdasarkan uji statistik Pearson

menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol total pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari. Hal ini ditunjang pula dengan usia subjek yang umumnya berada pada rentang 46-55 tahun, aktivitas fisik

yang kurang, pola makan tidak teratur, dan asupan makanan yang tidak seimbang. Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Hasrulsah dkk. (2012) meneliti hubungan antara IMT dalam hal ini obesitas dengan kadar kolesterol total. Hasil uji statistik menunjukkan P-value = 0,004 dan derajat kemaknaan α = 0,05, yang berarti terdapat

(4)

dengan kadar kolesterol total. Jumlah subjek yang di teliti sebanyak 50 orang, dan usia subjek > 30 tahun, sesuai dengan hasil penelitian pada guru dan staf SMA 1 Kendari.

Hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian Nugraha dkk. (2014)

pada staf dan guru SMA

MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta dengan desain penelitian cross sectional

dan menggunakan uji Chi-squarediperoleh

P-value = 0,773 (p > 0,05) yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol total.

Adanya perbedaan hasil penelitian Hasrulsah dkk. (2012) dan Nugraha dkk. (2014) dapat disebabkan oleh frekuensi olahraga yang rutin pada guru dan staf SMA MUHAMMADIYAH, dimana tiap dua minggu sekali melakukan senam rutin dan terdapat jadwal penyuluhan dan konseling kesehatan. Sedangkan subjek penelitian Hasrulsah tidak terdapat riwayat olahraga rutin. Demikian juga dengan staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari yang memiliki aktivitas fisik kurang, jarangnya berolahraga dan tidak pernah mendapatkan konseling kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan subjek yang memiliki kadar kolesterol total normal dan IMT obesitas sebanyak 10 orang dan subjek yang memiliki kadar kolesterol total tinggi dan IMT normal sebanyak 1 orang. Subjek yang memiliki kadar kolesterol total normal dan IMT overweight sebanyak 3 orang, subjek yang memiliki kadar kolesterol total sedang dan IMT normal sebanyak 2 orang, subjek yang memiliki kadar kolesterol total sedang dan IMT

overweight sebanyak 4 orang, subjek yang memiliki kadar kolesterol total sedang dan IMT obes sebanyak 14 orang, subjek yang

IMT overweight sebanyak 3 orang, dan subjek yang memiliki kadar kolesterol total tinggi dan IMT obes sebanyak 7 orang.

Penderita obesitas tidak selalu memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kolesterol yang tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh obesitas, tetapi dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti mengkonsumsi daging, jeroan, dan telur yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah karena di dalam makanan seperti daging, jeroan, dan telur terdapat kandungan kolesterol yang cukup tinggi (Sofia, 2008).

Peningkatan IMT berlebih atau obesitas mengindikasikan cukup banyak lemak yang tersimpan dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang ditemukan di dalam darah. Berat badan berlebih dapat menyebabkan kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes dan penyakit serius lainnya. Obesitas merupakan keabnormalan jumlah lipid dalam darah, salah satunya adalah peningkatan kolesterol. Peningkatan kolesterol total dalam darah >240 mg/dl disebut sebagai hiperkolesterolemia (WHO, 2013). Kadar kolesterol dalam tubuh adalah salah satu faktor terpenting untuk menentukan risiko seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung. Ada beberapa faktor yang terbukti melalui penelitian dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah antara lain usia, berat badan, pola makan, aktivitas fisik, merokok, stres dan faktor keturunan (Miranti, 2008).

Staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari memiliki rentang usia 30-59 tahun. Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Menurut Listiana dkk. (2010) bahwa

(5)

terdapat hubungan antara kadar kolesterol total dengan usia seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa usia dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol totalnya relatif lebih tinggi daripada kadar kolesterol total pada usia muda, hal ini karena makin tua usia seseorang maka aktivitas reseptor LDL juga makin berkurang. Sel reseptor ini berfungsi sebagai hemostasis pengatur peredaran kolesterol dalam darah dan banyak terdapat dalam hati, kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor ini terganggu maka kolesterol akan meningkat dalam sirkulasi darah. Jumlah lemak yang ada pada usia tua cenderang lebih banyak daripada usia muda. Jumlah lemak pada pria dewasa muda umumnya berkisar antara 15-20% dari berat badan total dan 20-25% pada wanita. Pada wanita yang memasuki masa menopouse, kadar kolesterol dalam darah cenderung meningkat hal ini dikarenakan hormon estrogen sudah tidak terbentuk. Biasanya jumlah lemak dalam tubuh cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.

Data yang diperoleh dari subjek bahwa terjadi perubahan dari aktivitas fisik pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari. Perubahan aktivitas fisik dan berkurangnya frekuensi olahraga memungkinkan kolesterol yang ada tidak dapat mengalami proses metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini kolesterol yang ada makin menumpuk dalam pembuluh darah. Untuk dapat mempertahankan kadar kolesterol normal pada wanita sedikitnya dibutuhkan 1500-1700 kalori lemak yang dibakar sehari, sementara pada pria dibutuhkan sampai 2000-2500 kalori lemak yang dibakar sehari.

Selain aktivitas fisik yang berkurang, pola makan yang tidak sehat dan lebih

bersifat praktis seperti makanan siap saji maupun junk food yang biasanya banyak mengandung lemak tinggi dan rendah serat juga, berperan dalam terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah Asetil KoA dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol (Andriani dkk., 2012). Demikian juga dengan staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari, ditunjang dengan usia yang makin lanjut dan ditambah makanan yang dikonsumsi mengandung kolesterol tinggi, akan meningkatkan risiko terhadap terjadinya hiperkolesterolemia.

Faktor lain yang didapatkan dari subjek yaitu kebiasaan merokok terutama pada pria pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari. Dari data yang diperoleh terdapat 3 orang subjek yang merupakan perokok aktif. Ketiga subjek tersebut memiliki kadar kolesterol tidak normal dan riwayat olahraga yang kurang. Menurut Povey dalam Listiana dkk. (2010) rokok dapat menurunkan kadar kolesterol HDL sekitar 4,5-6%, akibatnya kadar kolesterol LDL semakin tinggi dan hal ini memberikan pengaruh pada kadar kolesterol total yang relatif semakin tinggi pula.

SIMPULAN

Terdapat hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol total pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari dengan hasil uji Pearson didapatkan nilai P-value = 0,001.

SARAN

1. Kepada subjek penelitian/masyarakat, peneliti menganjurkan untuk mengatur asupan kalori dan pola makan agar memiliki IMT yang normal, sehingga dapat memiliki kondisi badan yang sehat. Selain itu, aktivitas fisik dan frekuensi olahraga juga perlu ditingkatkan, agar

(6)

baik.

2. Perlu adanya parameter klinik darah lainnya yang dapat mendukung studi mengenai IMT berlebih seperti kadar trigliserida, HDL, dan LDL.

3. Studi lanjutan dapat dilakukan untuk melihat kecenderungan atau risiko subjek untuk mengalami penyakit kardiovaskular dikemudian hari melalui marker stres oksidatif seperti kadar NO.

4. Cakupan populasi yang lebih besar untuk melihat hubungan IMT dengan kadar kolesterol total.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, E., Damanik, R., Ekayanti, I. 2012. Hubungan pemberian kapsul serbuk daun torbangun terhadap total kolesterol. Jurnal Teknologi Industri Boga dan Busana [serial online]. 2012 [cited 2013 Jan 14];3 (1):14-22. Available from: http://journal.um.ac.id/index.php/tibbs/arti cle/view/2919.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. 2015. Sulawesi Tenggara

Dalam Angka.

http://sultra.bps.go.id/website/pdf_publ ikasi/Sulawesi-Tenggara-Dalam-Angka-2015---.pdf (Diakses pada tanggal 3 Desember 2016).

Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RIDENKES) Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan. http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/general/Hasil%20Riskesdas% 202013.pdf (Diakses pada tanggal 1 Desember 2016 pukul 21.36).

Profil Kesehatan Kab/Kota 2015 dan

Laporan Program 2015.

http://dinkes.sultraprov.go.id/wp- content/uploads/Profile-Dinkes-2016-1.pdf (Diakses pada tanggal 1 Desember 2016 pukul 21.37).

Ecol, J. 2008. A Study of Correlation Between Lipid Profile and Body Mass Index (BMI) in Patient With Diabetes Melitus.

http://www.krepublisheers.com/02-jurnal/ (Diakses pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 13.45).

Gostynski M., Gutzwiller F., Kuulasmaa , K , Doring, A., Ferrario, M., Grafnetter, D., & Pajak A. 2004. Analysis of the relationship between total cholesterol, age, body mass index among males and females in the WHO MONICA Project. International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders. 28:1082–1090. Hasrulsah, B., Muhartono. Hubungan

Obesitas dengan Tingkat

Kolesteronemia pada Pasien Usia> 30 Tahun di Puskesmas Kiara Padak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Jawa Barat. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Laurentia, Y.S. 2012. Dislipidemia pada

Obesitas dan Tidak Obesitas di RSUP

Dr. Kariadi dan Laboratorium Klinik Swasta di Semarang. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro. Hal:3.

(7)

Linawati, S. 2011. Perbandingan Marker Inflamasi Antara Sindroma Koroner

Akut dan No Sindroma Koroner

Akut.

etd.ugm.ac.id/-index.php?mod=download&sub.act. (Diakses pada tanggal 1 Desember 2016 pukul 19.33).

Listiana, L., Purbosari, Tri, Y. 2010.Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25-60 Tahun. Jurnal.

Malik, M.A., Mewo, Yanti M., Kaligis, Stefana, H.M. 2013. Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Dengan Indeks Massa Tubuh 18,5 – 22,9 Kg/m2

. Vol. 1. Jurnal.

Miranti, Y. 2008. Hubungan Persentase

Lemak Tubuh,Indeks Masa

Tubuh,Asupan Lemak dan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah pada Wanita Dewasa di Perumahan Madu Asri

Kabupaten Karanganyar.

http://eprints.undip.ac.id/7148/.diakses pada tanggal 1 Februari 2017.

Nugraha, Aziz., Widyatmoko, Sigit., Lestari, Nining., 2014. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Guru dan Kariyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. Surakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Pratiwi, Yunita, S. 2010. Diabetes Melitus pada Obesitas. The Indonesia Journal of Health Science.1(1).

Shah, S.Z.A., Devrajani, B.R., Devrajani, T., Bibi, I. 2008. Frequency of Dyslipidemia in Obese versus Non-Obese in Relation to Body Mass Index (BMI), Waist Hip Ratio (WHR) and Waist Circumference (WC). Pakistan Journal of Science. 62(1):27-31.

Sofia, S. 2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Biokimia Darah Pada Karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi

Asih Jaya.

http%252F%252Flontar.ui.ac.id%252F file%253Ddigital%252F126760-S-5637-Hubungan%252520indeks -Abstrak.pdf (diakses 1 Desember 2016).

Wongkar, Mega, C., Kepel, Billy, J., Hamel, Rivelino, S. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol Total pada Masyarakat di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Manado. Journal.

World Health Organisation (WHO).2013.

Obesity and Overweight. http://www.who.int/mediacentre/factsh eets/fs311/en/index.html diakses pada 1 Februari 2017.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subjek

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan  interaksi  dengan manusia yang lain... Sebesar

PARTISIPASI PETANI DALAM UPAYA KONSERVASI DI DESA KULUR KECAMATAN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Isnawati (2014) yang berjudul pengaruh pendekatan problem solving model search, solve, create,

a. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan pencatatan 27. Penulis akan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan dengan kebijakan dividen dan kesempatan

Department of Animal Nutrition, Veterinary College and Research Institute, Namakkal, Tamil Nadu Veterinary and Animal Sciences University, Tamil Nadu, India..

[r]

[r]