• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konstruksi Space Frame Pada Kawasan Kandang Kucing Besar Kebun Binatang Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Konstruksi Space Frame Pada Kawasan Kandang Kucing Besar Kebun Binatang Surabaya"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pener apan Konstr uksi

Space Fr ame

pada Kawasan

Kandang Kucing Besar Kebun Binatang Sur abaya

Afif Fajar Zakar iya, Edi Har i Pr anowo, danTotok Sugiar to

Jur usan Ar sitektur / Fakultas Teknik, Univer sitas Br awijaya Afif.zakar iya@gmail.com

ABSTRAK

Space frame adalah salah satu konstr uksi bentang panjang yang efektif, fleksibel dan memungkink an diter apkan pada fungsi-fungsi k husus sepert i kebun binatang. Kandang kucing besar pada Kebun Binatang Sur abaya (KBS) memilik i per masalahan yang per lu diper baiki dengan cara memenuhi standar . Fleksibilitasspace framemenjadi unggul untuk diter apkan pada area kandang saat melakukan r ot asi kandang. Pener apan space frame didahulukan dengan metode penelitian terhadap penggunanya yaitu sat wa, pengelola dan pengunjung. Metode deskr ipsi analisis untuk mengidentifikasi kandang yang sesuai dengan fungsi, akt ivit as dan kebut uhan pelaku. Kemudian pada per ancangannya bentuk dimensi k andang disesuaikan dengan standar modular space frame. Space frame diter apkan pada bagian at ap dan dinding dan t er lihat fleksibel saat diterapkan pada tapak yang meruncing. Dalam per ancangan kandang k ucing besar per lu memenuhi kebutuhan sat w a, pengelola/ paw ang dan pengunjung dalam segi keamanan dan kenyamanan. Dar i bahasan ini diharapkan dapat digunakan dan dikembangan lagi oleh pihak terkait seper ti lembaga konservasi dan pelaku ar sitekt ur .

Kata k unci:space fr ame, k andang, kucing besar ABSTRACT

Space fr ame is one of the long-span constr uction w hich has advantages such as effect ive, flexible and allow s applied to specific functions such as t he zoo. Big cat enclosur e at Sur abaya Zoo (KBS) has a pr oblem that needs to be fixed in a w ay t o meet the st andar ds. Flexibility of space fr ame can be applied t o the ar ea of the enclosure at enclosur e rotation. Application of pr ecedence space fr ame w ith a study of it s methods are animals, manager s and visit or s. Descr iption of analyt ical methods t o ident ify the enclosure in accor dance w it h the funct ions, act ivit ies and needs. Then in its design adapt ed to t he shape of t he enclosur e dimensions of st andar d modular space fr ame. Space fr ame applied to t he roof and w alls and looks flexible when applied to t he taper ed tr eads. In t he design of a lar ge cat enclosur e needs t o meet the needs of w ildlife, manager / handler and visitor s in t er ms of safety and comfor t. This paper is expected to be used and be expanded again by stakeholder s such as conservation or ganizat ions and ar chit ect.

Kat a kunci: space fr ame, enclosur e, big cat s

1. Pendahuluan

Space fr amemer upak an salah satu sistem konstruksi bentang panjang yang memiliki banyak keunggulan. Konstr uksi yang sangat r ingan ini mudah dibongkar pasang dan tidak

(2)

memiliki batasan bentuk sehingga dapat diter apkan. Space fr ame pada umumnya diter apkan pada bagian penutup atap namun beber apa bangunan yang menggunakanspace fr ame tidak hanya ter lihat pada bagian penutup atapnya saja melainkan juga dapat diter apkan pada dinding. Space fr ame dapat diter apkan secara fleksibel dan efisien ber dasar kan kemudahan dan kecepatan dalam penyusunan dan penger jaan konstr uksi ini. Selain itu space fr ame unggul dalam segi ekonomis yang tampak pada hematnya penggunaan mater ial. Keunggulan space fr ame ter sebut membuka kemungk inan baru pener apan yang lebih k husus seper ti kandang satw a di k ebun binatang.

Kebun Binatang Sur abaya (KBS) yang ter kenal dengan sebutan Bonbin sempat menjadi ik on tidak hanya bagi kota Surabaya tapi bagi Jaw a Timur . Namun ak ibat dar i kelalaian pihak pengelola kebun binatang yang lama pada tahun 2010, menyebabk an KBS ter bengkalai. Salah satu masalah yang terjadi pada KBS adalah banyak satw a yang st r ess ak ibat berada dalam kandang yang tidak sesuai standar . Menurut Ganesa (2012) , per masalahan ter sebut ter utama pada kurangnya sinar matahar i, k urang ger ak nya satwa dan keadaan substr at ( per mukaan tanah) yang tidak sesuai.

Per lunya pener apan sistem konstruk si yang tepat untuk mencapai suatu lingkungan binaan yang tepat bagi satw a-satw a ter sebut. Kebutuhan luasan lingkungan binaan satw a yang cuk up luas mer upakan hal yang har us dipenuhi. Begitu pula dengan memper hatikan pengguna lainnya yaitu pengelola dan pengunjung kebun binatang. Konstr uk si space fr ame memungkinkan hal ter sebut dilaksanakan dengan kemampuan eksplor asi desain yang cukup luas.

2. Pustaka dan Metode 2.1 Pustaka

2.1.1 Space fr ame

Konstr uksi space fr ame atau r angka ruang mer upak an komposisi dar i batang-batang yang masing-masing ber dir i sendir i memikul gaya tekan yang sentr is dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi. Elemen dasar str uktur space fr ameadalah elemen yang meruang atau ber volume. Bahannya terbuat dar i baja atau alumunium. Str uk tur ini ter dir i dar i bentuk sudut, pipa atau bentuk-bentuk lain yang berhubungan dengan bentuk str uktur tiga dimensi.

Bentuk- bentuk dasar unit space fr ameter dir i dar i r angka batang bidang, pir amid dengan dasar segiempat membentuk octahedr on, dan pir amid dengan dasar segitiga membentuk tetr ahedron

Gambar 1. Bent uk-bent uk Dasar Unit Space Fr ame ( Sumber: Schodek, 1999)

(3)

Pr insip penyaluran gaya ber pr insip pada ker jasama antara batang-batangnya yang ver tikal ser ta diagonal dalam satu r angkaian. Penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga hingga menjadi bentuk stabil.

2.1.2 Kandang

Kandang adalah suatu bangunan ber ikut per alatan ser ta bahan dan sar ana penduk ung yang diper lukan sebagai tempat untuk hidupnya satw a, har us memenuhi per syar atan teknis baik lokasi, konstr uksi, sistem dr ainase, k elengkapan sar ana dan pr asarana. Konstr uksi bangunan instalasi har us kuat dan memenuhi per syar atan sehingga dapat menjamin keamanan pengunjung, petugas ataupun pekerja ser ta dilengkapi dengan sarana penunjang yang mudah diber sihkan dan disuci hamak an dan har us memiliki sistem dr ainase dan sar ana pembuangan limbah. Untuk menjamin terhindar nya pencemaran lingkungan oleh limbah dan menghindar i kemungkinan penyebar an hama penyakit hewan.

Kandang ter dir i dar i beber apa jenis menurut kegunaan dan fungsinya. Menurut Tim Identifikasi Satw a KBS(2011), ter dapat tiga jenis kandang yang utama yaitu:

a. Kandang Isolasi

Kandang isolasi adalah kandang yang digunakan untuk melakukan tindakan pengamatan intensif dan tindakan per lak uan khusus terhadap sebagian hew an selama masa adaptasi. Kapasitas tampung sejumlah kapasitas tampung gang way dilengkapi pintu di setiap ujung.

b. Kandang Jepit

Kandang jepit adalah sar ana berupa per alatan sedemikian r upa diper gunakan untuk melakukan r udapak sa penjepitan hewan, guna mengurangi r esiko cider a terhadap hew an maupun petugas. Kandang jepit dibuat dar i besi tahan kor osif atau bahan lain yang k uat dan aman, ukur an panjang (1,5–2) m, lebar 60 cm – 1 m, dan tinggi (1,5– 1,75) m.

c. Kandang Per agaan

Kandang per agaan adalah tempat yang digunakan untuk peragaan, ak tivitas menghibur tanpa unsur eksploitasi satw a. Setiap pen mempunyai kapasitas dengan tingkat kepadatan 2,5 – 4 m2/ ekor .

Dalam merancang kandang har us memper hatikan per syar atan kandang. Kandang har us memenuhi per syar atan teknis baik bangunan/ kontr uksi, kandang, per alatan maupun sarana dan pr asar ana dengan memper hatikan pr insip kesejahteraan hewan dan ber upa pemenuhan kebutuhan dasar fisik, psikologis hew an dan lingkungannya ser ta member ikan r asa aman, nyaman, bebas dar i r asa sakit, ketakutan dan ter tekan.

2.1.3. Kucing besar

Kucing besar adalah penyebutan yang digunakan untuk membedakan spesies kucing yang lebih besar dar i yang lebih kecil. Menurut Davis et.al (2010) salah satu definisi “k ucing besar ” ter masuk empat anggota genus Panther a: har imau, singa, jaguar, dan macan tutul. Anggota dar i genus ini adalah satu-satunya kucing bisa mengaum. Ter dapat empat spesies utama kucing besar diantaranya adalah singa, har imau, jaguar , dan macan tutul. Selain empat spesies utama kucing besar, ditambah dua famili Felidae yaitu Cheetah dan Puma.

(4)

2.2 Met ode

Pada penulisan skr ipsi ini ter dapat dua tahap metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian terhadap kandang kucing besar yang memperhatikan keberadaan tiga pelaku utama yaitu satw a, pengelola, pengunjung. Metode kedua adalah metode per ancangan kandang kucing besar dengan pengaplikasian konstr uksi space fr ame. Metode penelitian menggunakan metode desk r ipsi analisis untuk mengidentifikasi kandang yang sesuai dengan fungsi, aktivitas dan k ebutuhan pelaku. Kemudian pada per ancangannya bentuk dimensi kandang disesuaikan dengan standar d modular space fr ame.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tinjauan Eksisit ing Tapak

Gambar 2. Rencana Lokasi Tapak padaLayoutKBSSaat Ini ( Sumber: Tim Identifikasi Satw a KBS, 2011)

Kebun binatang menggunakan tema ter tentu untuk meletakkan kelompok suatu jenis satw a ter tentu dan tidak dapat diletakkan secara bebas k arena tidak memudahkan pembelajar an sesuai dengan tujuan edukasi kebun binatang. Sehingga lokasi tapak kandang kucing besar ini ditentukan dar i master plan Kebun Binatang Sur abaya, ditandai w ar na mer ah yang ter lihat pada layout.

3.2 Tinjauan Eksisting Kandang Kucing Besar

Ber ikut adalah kondisi ek sisting kandang kucing besar pada Kebun Binatang Sur abaya.

Tabel 1. Kondisi Kandang

Jenis Kandang Kelebihan Kekurangan Saran

Kandang Jaguar - Kandang mudah

diber sihan

- Luas kandang kecil (80 m² )

-Substr at beton menyebabkan abrasi kulit satw a.

- Penggunaan bahan kor osif (besi )

-Luas kandang disesuaikan (minimal 200 m² / satw a) - Penggunaan lantai tidak hanya dari beton -Penggunaan bahan anti kor osi

(5)

Jenis Kandang Kelebihan Kekurangan Saran Kandang Har imau Sumater a A - Kandang mudah

diber sihan

- Luas kandang kecil (80 m² ) -Substr at beton menyebabkan abrasi kulit satw a. - Penggunaan bahan kor osif -Luas kandang disesuaikan (minimal 200 m² / satw a) - Penggunaan lantai tidak hanya dari beton -Penggunaan bahan anti kor osi Kandang Har imau Sumater a B - Kebutuhan luas

kandang mencukupi

-Tidak adanya shelter untuk satw a berteduh saat hujan

- Par it tidak bersih

- Disediak an shelter untuk satw a berteduh - Sist em ai r par it diper baiki

Kandang Har imau Benggala - Kebutuhan luas kandang mencukupi

-Tidak adanya shelter untuk satw a berteduh saat hujan

- Par it tidak bersih

- Disediak an shelter untuk satw a berteduh -Sistem ai r par it diper baiki

Kandang Singa -Kebutuhan luas kandang mencukupi

-Tidak adanya shelter untuk satw a berteduh saat hujan

- Par it tidak bersih

- Disediak an shelter untuk satw a berteduh -Sistem air par it diper baiki

( Sumber: Hasil analisis, 2014)

Tabel 2. Konstr uksi Eksisting Tiap Jenis Kandang

Jenis Kandang Bidang Bawah Bidang Samping Bidang Atas Kandang Jaguar Lantai beton pada

nahok dan kandang per aga

Dinding pasangan batu kali, batu-bata, dan pagar jer uji besi dengan kaw at ayam.

Atap datar pada nahok dan kandang per aga

Kandang Harimau Sumater a A Lantai betopada nahok dan kandang per aga

Dinding pasangan batu kali, batu-bata, dan pagar jer uji besi .

Atap datar pada kandang

per aga&nahok dan atap k asau pada at ap per aga

Kandang Har imau Sumater a B Lantai beton pada nahok dan tanah ber umput pada kandang per aga. Dikelilingi par it ber i si ai r dengan kedalaman 2 m.

Dinding batu bat a dan pagar besi. Pada nahok menggunakan batu-bata dan jer uji besi.

(6)

Jenis Kandang Bidang Bawah Bidang Samping Bidang Atas Kandang Har imau Benggala Lantai beton pada

nahok dan tanah ber umput pada kandang per aga. Dikelilingi par it ber i si ai r dengan kedalaman 2 m.

Dinding batu bat a dan pagar besi. Pada nahok menggunakan batu-bata dan jer uji besi.

Atap kasau. Terdapat pula shelt er .

Kandang Singa Lantai beton pada

nahok dan tanah ber umput pada kandang per aga. Dikelilingi par it ber i si ai r dengan kedalaman 2 m.

Dinding batu bat a dan pagar besi. Pada nahok menggunakan batu-bata dan jer uji besi.

Atap kasau.

( Sumber: Hasil analisis, 2014)

3.3 Analisis Pelaku, Kegiatan dan Kebut uhan Ruang

Dalam per ancangan kawasan k andang kucing besar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona pengunjung/ umum, zona satwa/ kandang, dan zona pengelola/ servis. Pembagian zona ini didasar kan atas fungsi, pelak u, dan ak tivitas yang diw adahi.

Gambar 3. Diagr am Pembagian Zona Kaw asan Kandang Kucing Besar ( Sumber: Hasil analisis, 2014)

3.4 Analisis Kandang

Kandang yang dapat digunakan kar ena cukup sesuai dengan k ucing besar adalah: 1. Kandang ber jeruji, kelebihannya jar ak dengan satw a bisa lebih dek at dan pengunjung

dapat lebih ber inter ak si.

2. Kandang ber par it ker ing maupun basah, dimana ketinggian par it dan jar ak par it dengan batas luar kandang per lu diper hatik an. Kelemahannya adalah kur ang jelasnya satw a k ar ena ter lalu jauh dar i jangkauan penglihatan pengunjung.

3. Kandang kaca, kelemahannya pengunjung tidak dapat ber inter ak si dan mengalami pengalaman bersama kucing besar lebih baik k ar ena sangat ter isolasi.

4. Kandang ber muatan listr ik, dimana menjadi sistem keamanan kandang yang paling efektif. Muatan listr ik dapat dikombinasikan dengan jenis k andang lainnya.

(7)

3.5 Analisis Bent uk

Ter dapat 3 bidang dasar yaitu segitiga, segiempat dan lingkar an.

Tabel 3. Konstr uksi Eksisting Tiap Jenis Kandang

No. Aspek

Segitiga Segiempat Lingkaran

1 Bentuk Stabil St atis Dinamis

Kokoh, tegas Kaku, normal Tanpa sudut, luw es

2 Or ientasi Ruang

Sudut Sisi Pada pusat

Titik berat t er let ak pada sudut-sudutnya

Ber ori entasi pada keempat sisi-sisinya

Pusat lingkar an menjadi acuan

3 Pengolahan Ruang

Ditentukan sudut Mudah, ber variasi Mengikuti pusat Sesuai sudut dan

sumbu ter tentu

Dapat m enggunakan variasi pengolahan

r uang

Menggunakan der ajat-der ajat t er t entu

4 Efisiensi Bentuk

Rendah Tinggi Sedang

Ter bat as pada kondisi sudut, kur ang

fleksibel

Mudah dikombinasikan dengan bentuk lainnya

Dapat dikonfigur asikan dengan bentuk lainnya

5 Efisiensi Ruang

Kurang efisien Tinggi Ber gerak

Tidak efektif jik a sudut ter lalu kecil sehingga terdapat

r uang sisa

Ruang yan dibutuhkan dapat diatur secar a

maksimal

Digunakan pada ruang dengan aktivitas dan

per ger akan tinggi

6 Sir kulasi Linier Linier , bebas Melingkar , memutar

7 Pembentukan Ruang

Menggunakan garis tegak sumbu, atau

simetr i s

Modular

Menggunakan gar is dengan titik pusat

sebagai acuan 8 Konstr uksi

Space Frame

Penggunaan konstr uksi kisi ruang

Penggunaan konstruksi kisi r uang

Penggunaan konstr uksi kubah ter ali (Sumber : Hasil analisis, 2014)

(8)

Gambar 4. Perbedaan Pener apan Mater ial pada Kandang ( Sumber: Hasil analisis, 2014)

Gambar 5. Let ak dan Uk uran Tapak ( Sumber: Hasil analisis, 2014) 3.6 Zoning

Hasil analisis dan pengelompokan dar i fungsi, analisis pelaku dan aktivitas didapatkan beberapa macam fasilitas beser ta kebutuhan luas besar annya. Dar i hasil ter sebut didapatkan pembagian zona pada tapak ber dasar kan jenis pelaku utama dan kegiatan yang diw adahinya yaitu terbagi menjadi, zona kandang satw a, zona pengelola / paw ing, dan zona pengunjung. Pembagian dasar zona. Zona kandang satw a seluas 6400 m² , zona pengelola seluas 440 m² , dan sisanya adalah zona pengunjung.

Gambar 6. Pelet akanBlock Plan

( Sumber: Hasil analisis, 2014) Luas: 11.800 m²

(9)

3.7 Pembagian Ruang dan Sir kulasi

Sir k ulasi pada kaw asan kandang kucing besar ter bagi menjadi 3 yaitu: sirkulasi satw a, sirk ulasi pengunjung dan sir kulasi pengelola. Ketiga sir kulasi ter sebut dibedakan untuk menjaga keamanan baik bagi satwa dan pengunjung, juga membedakan kepentingan antar a pengunjung dan pengelola.

Gambar 7. Pembagian Zona dan Sirkulasi ( Sumber: Hasil analisis, 2014)

3.8 Hasil Desain Kandang Kucing Besar

Kandang kucing besar memer lukan elemen pendukung untuk memaksimalkan fungsinya. Dalam kandang per lu diletakkan beber apa kebutuhan satw a diantar anya pohon, shelter, pengaturan topogr afi, str uktur panjat, penghalang visual dan kolam maupun elemen khusus lainnya.

Gambar 8.LayoutKandang (Sumber: Hasil desain, 2014)

(10)

Ter dapat 12 kandang dengan bentuk dan uk uran r uang yang sama. Sesuai dengan analisis kebutuhan luasan kandang, setiap kandang memiliki luas 400 m² dan standar luasan k andang kucing besar menur ut Global Feder ation of Animal Sactuar ies dalam Standar ts for Animal Car e of Felids (2011), minimal luasan untuk 1-2 kucing besar adalah 1200 sqft (365 m² ) sehingga per masalahan luasan kandang sudah memenuhi dan mencukupi.

Ber dasar kan hasil analisis jenis kandang, kandang yang sesuai adalah kandang kaca, kandang ber par it, kandang ber jer uji/ ber kawat, dan kandang ber alir an listr ik. Jika disesuaik an dengan pemaksimalan luasan kandang, kandang dengan jenis par it sebaiknya tidak digunakan karena akan menghabiskan lebih banyak lahan dar ipada jenis kandang lainnya.

3.8.1 Ket inggian konstr uksi

Untuk menentukan ketinggian konstr uk si kandang kucing besar per lu memper hatikan kemampuan melompat dan ketinggian fasilitas atau elemen pendukung kandang. Selain itu, dalam per timbangan bahw a kucing besar dapat memanjat, maka konstr uksi Geodesic Dome kur ang sesuai untuk diter apkan kar ena ter dapat elemen melengkung atau sudut-sudut diagonal yang dapat dipanjat oleh satw a.

a. Kandang Har imau

Selur uh spesies har imau memiliki k emampuan melompat setinggi kur ang dar i 4,5 meter . Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cukup adalah setinggi 3 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 7,5 meter .

Gambar 9. Desain Kandang Har imau (Sumber: Hasil desain, 2014)

(11)

b. Kandang Singa

Selur uh spesies singa memiliki kemampuan melompat setinggi kur ang dar i 3,7 meter . Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cukup adalah setinggi 3 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 6,7 meter .

Gambar 10. Desain Kandang Singa ( Sumber: Hasil desain, 2014) c. Kandang Jaguar

Selur uh spesies jaguar memiliki kemampuan melompat setinggi kur ang dar i 3 meter . Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cuk up tidak ter lalu tinggi adalah setinggi 2 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 5 meter .

Gambar 11. Desain Kandang Jaguar ( Sumber: Hasil desain, 2014)

(12)

d. Kandang Macan Tutul

Macan tutul memiliki kemampuan melompat setinggi kur ang dar i 3 meter. Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cukup adalah setinggi 3 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 6 meter .

Gambar 12. Desain Kandang Macan Tutul ( Sumber: Hasil desain, 2014)

e. Kandang Cheetah

Cheetah memiliki kemampuan melompat setinggi kurang dar i 2,5 meter . Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cukup tidak ter lalu tinggi adalah setinggi 2 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 4,5 meter .

Gambar 13. Desain Kandang Cheetah ( Sumber: Hasil desain, 2014)

(13)

f. Kandang Puma

Puma memilik i kemampuan melompat setinggi kurang dar i 5,5 meter . Tinggi behaviour al enr ichment seper ti fasilitas panjat yang cukup sedikit lebih tinggi adalah setinggi 3,5 meter . Sehingga tinggi kandang minimal adalah 9 meter .

Gambar 14. Desain Kandang Puma ( Sumber: Hasil desain, 2014)

Ter dapat dua ar ea pener apan konstr uk si space fr ame yaitu pada bagian penutup atap dan dinding. Bentukan modul yang dipakai pada penutup atap, sesuai pada analisis str ukturspace fr amepiramida adalah bentukan segitiga atau tetr ahedr on. Untuk penentuan lanjutan modul diaw ali dengan menentukan panjang bentang baja str uktural. Modul ker angka r uang sebesar 3% bentangan dimungkinkan, namun yang paling ekonomis adalah sekitar 5% dar i bentangan atau 11% dar i r entang penopang. Bentang paling lebar pada kandang kucing besar adalah sekitar 22 m maka modul yang dapat digunakan dar i r entang 1,1 m ( 5%) sampai 2,42 m (11%) , sehingga modul yang dipakai sebaiknya adalah kelipatan 1,5 m atau 2 m.

Gambar 15.Space Framepada Dinding dan Atap Kandang (Sumber: Hasil desain, 2014)

(14)

Konektor t hr ead dipakai k ar ena mudah dalam pemasangan maupun peraw atannya. Konektor ini mempunyai lubang-lubang dar i berbagai sisi dalam satu model. Baja str uktural yang dipak ai nanti ber uk uran lebih dar i 1 meter , maka diameter konektor t hr ead yang digunakan minimal berukur an 60mm. Dalam hal ini besar an diameter k onektor/ node yang dipakai sebesar 100mm.

Gambar 16. Det ail Konek tor / Node ( Sumber: Bachti ar, 2013)

4. Kesimpulan

a. Konstr uksi spacefr ame dapat diter apkan pada kaw asan kandang kucing besar Kebun Binatang Surabaya (KBS) dengan memper hatikan ber bagai aspek kebutuhan penggunanya. Terdapat 3 pengguna utama yaitu satw a kucing besar , pengelola/ paw ang dan pengunjung.

b. Penerapan space fr amepada kawasan kandang kucing besar KBS yang menonjol pada bagian pembatas k andang bagian atas dan dinding yang disesuaikan ter utama ber dasarkan pada kebutuhan dan per ilaku satw a kucing besar yang ak tif seper ti memanjat dan melompat, sehingga tinggi konstr uk si pun menyesuaikan.

c. Fleksibilitas space fr ame ter lihat pada pener apan bentuk denah yang tidak per segi. Bentuk denah kandang yang cender ung segitiga atau melingkar dapat diselesaikan dengan modul-modul yang sesuai. Modul dasar yang digunakan pada atap dan dinding adalah modul pir amida.

d. Kucing besar memilik i banyak kebutuhan lain yang menjadi dasar dalam mer ancang kandang satw a tersebut. Jik a kebutuhan ter sebut ter penuhi maka secar a langsung akan memenuhi pula kebutuhan pengguna lainnya yaitu pengelola/ pawang dan pengunjung dalam segi keamanan dan kenyamanan

Penelitian ini dapat disempur nakan lagi dan dilanjutkan dengan kasus satwa yang ber beda kar ena hubungan ar sitektur dengan satwa tidak ter lalu banyak dibahas. Ada banyak jenis konstruk si space fr ame yang masih dapat dicoba untuk diter apkan kar ena konstr uksispace fr amememilik i kemampuan fleksibilitas yang tinggi. Penelitian konstr uk si lanjutan tidak hanya pada space fr ame saja, tetapi memungkinkan dicoba dengan jenis konstr uksi lainnya.

(15)

Daftar Pustaka

Bachtiar , Dzulfikar . 2013. Per ancangan Akademi Sepakbola di Kedungkandang Malang dengan Pener apan St r uktur Rangka Ruang. Malang: ar sitektur.studentjournal.ub.ac.id Davis, B.W., Li,G., & Mur phy, W.J. 2010. Super matr ix And Species Tr ee Methods Resolve

Phylogenetic Relationships Within The Big Cats, Panther a ( Car nivor a: Felidae) . Molecular Phylogenetics and Evolut ion.http:/ / dx.doi.org/ 10.1016/j.ympev.2010.01.036. Ganesa, Ar i. 2012. Per ilaku Har ian Har imau Sumat er a (Panther a t igr is sumatr ae) dalam Konser vasi ex-sit u Kebun Binat ang Sur abaya. Surabaya: JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, ( September 2012) .

Global Feder ation of Animal Sactuar ies. 2011.St andar ds for Animal Car e of Felids. Schodek, Daniel. 1999.Konst r uksi. Jakar ta: Pener bit Er langga.

Tim Identifikasi Satw a KBS. 2011. Lapor an Ident ifikasi Satwa Kebun Binat ang Sur abaya. Sur abaya.

Gambar

Gambar 1. Bent uk-bent uk Dasar Unit Space Fr ame
Gambar 2. Rencana Lokasi Tapak pada Layout KBSSaat Ini
Tabel 2. Konstr uksi Eksisting Tiap Jenis Kandang
Gambar 3. Diagr am Pembagian Zona Kaw asan Kandang Kucing Besar
+7

Referensi

Dokumen terkait

House ( 1982) dalam Smet (1994:136) juga mengatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari 4 aspek yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informatif dan

Dapatan kajian untuk komik pendidikan juga selari dengan definisi komik instructional yang dinyatakan oleh pelopor seni komik antarabangsa, WillEisner di mana terdapat dua

bahasa Jawa yang digunakan oleh pekerja mebel yaitu tingkat tutur bahasa Jawa. ngoko dan madya yang sudah umum digunakan di masyarakat pekerja

Menganal i si s dan menyi mpul kan i nf ormasi /data persi apan sebel um mengoperasi kan al at ukur , i dent i fikasi peral atan di kai t kan dengan produk yang di ukur ,

Organisasi Panitia Pelaksana/Sangga Kerja Pelaksana Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Bakti Husada Tingkat Nasional IV Tahun 2011 terdiri dari jajaran

Target-target pada rencana strategis yang disusun secara vertical (topdown) mulai dari penetapan tujuan dan sasaran, kemudian outcome program dan output kegiatan,

Motivasi kerja dan sistem pengawasan dipandang dapat memberikan pengaruh pada disiplin kerja serta kinerja tenaga kependidikan di sebuah organisasi.Organisasi tidak

Guru hendaknya melaksanakan dua aspek interaksi di dalam kelas yaitu (1) guru memikirkan cara siswa berpartisi- pasi dan cara guru itu sendiri dalam memandu sistem