• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENYUSUNAN ANGGARAN SEBAGAI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PENYUSUNAN ANGGARAN SEBAGAI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

21

PERANAN PENYUSUNAN ANGGARAN SEBAGAI FUNGSI

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN UNTUK

MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

Thomas Sumarsan Goh, SE.,MM

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

Abstrak

Anggaran (budgeting) merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Anggaran disusun oleh setiap unit di dalam organisasi sesuai dengan pusat pertanggungjawaban masing-masing sehingga dapat mengukur prestasi yang dicapai. Pusat pertanggungjawaban merupakan pengkoordinasian dan pengaturan pelimpahan tanggung jawab kepada manajer unit dalam menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian. Dengan adanya penyusunan anggaran yang baik di dalam perusahaan, maka fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan optimal, sehingga terjadi peningkatan kinerja yang sesuai dengan rencana. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diambil adalah penyusunan anggaran yang baik dapat meningkatkan perencanaan dan pengendalian di dalam perusahaan, sehingga terjadi peningkatan kinerja perusahaan. Pengaruh penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena masing-masing departemen dan individu di dalam perusahaan telah memiliki peta ke arah mana tujuan perusahaan harus dicapai. Jika terjadi varians atau selisih maka masing-masing individu di dalam perusahaan akan mencari tahu penyebabnya dan memperbaikinya di masa mendatang.

Kata kunci:

anggaran, perencanaan, pengendalian , kinerja

Abstract

Budgeting is a tool that helps the organization to plan and to control the company so that the objective of the company can be achieved. Budget is prepared by each unit in the organization in accordance with their responsibilities centers in order to measure the results. Responsibilities centers are the coordinatioan and delegation of responsibilities to the unit managers in taking the planning and controlling functions. By preparing good budget in a company; thus, the planning and controlling functions can be implemented optimally, so the performance of the company improved according to plan. Data collection method are used library. Data analysis method has used descriptive method. According to the research, the conclusion is the preparation of good budget will improve the planning and controlling in the organization therefore, it will improve the performance of the company. The effect of preparing budget can improve the performance of the company, because each department and individual in the organization had got maps to achieve the goals of the company. If there are variances therefore each individual in the company will try to find out the causes and to improve them in the futures.

(2)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

22

Pendahuluan Latar Belakang

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan memiliki strategi, dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja keuangan. Peningkatan kinerja keuangan tidak dapat diraih tanpa adanya tindakan dan manajemen perusahaan yang baik. Perusahaan memerlukan penerapan suatu sistem yang dapat menangani strategi, perencanaan, dan pengendalian yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah satu metode yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyusun anggaran.

Anggaran merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Anggaran harus disusun oleh setiap unit di dalam organisasi untuk mengukur pusat pertanggungjawaban dan mengukur prestasi yang dicapai. Pusat pertanggungjawaban merupakan pengkoordinasian dan pengaturan pelimpahan tanggung jawab kepada manajer perusahaan dalam menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian di dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya penyusunan anggaran yang baik di dalam perusahaan, maka fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan optimal, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu adanya peningkatan kinerja yang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Berdasarkan uraian di atas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah fungsi perencanaan dan pengendalian pada perusahaan belum berjalan dengan baik, karena terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penerapan fungsi perencanaan pada perusahaan adalah perencanaan keuangan (anggaran) yang meliputi anggaran operasional dan anggaran keuangan serta penerapan fungsi pengendalian pada perusahaan adalah pengendalian atas hasil perencanaan keuangan yang dilakukan.

Berdasarkan masalah yang diidentifikasi oleh penulis dan pembatasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penyusunan anggaran telah diterapkan oleh perusahaan dengan baik, sehingga fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan optimal untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan ?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk:

1. Mengamati prosedur perencanaan dan pengendalian pada perusahaan.

2. Menganalisis penyusunan anggaran terhadap fungsi perencanaan, pengendalian dan pencapaian tujuan pada perusahaan.

Uraian Teoritis

Pengertian Anggaran dan Klasifikasi Anggaran

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:9), anggaran merupakan “alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi”. Menurut M. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Dari pengertian di atas, maka anggaran merupakan suatu perencanaan tujuan dan maksud untuk memantau kemajuan dan juga sebagai pengendalian keuangan perusahaan dalam jangka pendek, misalnya satu tahun. Pada dasarnya, anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan di antara para manajer dan bawahannya. Oleh karena itu, manajemen perlu membuat komitmen sumber daya semacam itu dengan ide yang jelas mengenai ke arah mana organisasi untuk beberapa tahun ke depan.

(3)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

23

Anggaran mempunyai banyak kelebihan

untuk perusahaan, yaitu:

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan, dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

5. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

6. Alat pendidikan bagi manajer.

Dari uraian di atas, diketahui bahwa dengan adanya anggaran, tujuan perusahaan dapat lebih mudah tercapai seperti pencapaian target laba, perusahaan dapat lebih mudah menilai kelebihan dan kekurangan sumber daya, memotivasi pegawai, menciptakan rasa tanggung jawab dalam diri pegawai, sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan dengan efisien, dan sebagai umpan balik bagi manajer perusahaan.

Peranan anggaran selain sebagai alat pencapaian target laba, juga sebagai alat pengendalian untuk menilai prestasi dari setiap manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dalam upaya keberhasilan perencanaan laba. Sebagai fungsi penilaian, maka hasil perbandingan antara realisasi dengan anggaran selama satu tahun pada umumnya merupakan faktor yang menentukan perencanaan laba untuk menilai setiap manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

Proses penyusunan anggaran terdiri dari perencanaan strategis dan prediksi. Perencanaan strategis merupakan proses untuk memutuskan hakikat dan ukuran dari beberapa program yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Laba merupakan tolok ukur yang penting akan efisiensi dan efektivitas. Laba merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input).

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:3):

Klasifikasi anggaran meliputi: 1. Anggaran Pendapatan

2. Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Penjualan

3. Beban Pemasaran 4. Beban Logistik

5. Beban Umum dan Administratif 6. Beban Penelitian dan Pengembangan 7. Anggaran Modal

Anggaran pendapatan merupakan perencanaan jumlah pendapatan yang ingin diperoleh, dan berisi proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang diperkirakan. Anggaran biaya merupakan pernyataan tertulis mengenai rencana pengeluaran biaya perusahaan untuk masa yang akan datang, guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang maksimal. Anggaran biaya yang dikembangkan oleh manajer mungkin saja tidak untuk kuantitas produk yang sama, seperti yang ditunjukkan dalam anggaran penjualan.

Pada perusahaan, pemasaran merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan penjualan. Beban pemasaran merupakan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh dan meningkatkan penjualan. Sebagian besar dari jumlah yang tercantum dalam anggaran, mungkin telah dikomitmenkan tahun sebelumnya. Jika anggaran tersebut adalah untuk suatu organisasi penjualan yang terdiri dari sejumlah karyawan tertentu, maka rencana– rencana untuk merekrut maupun melatih karyawan baru (atau untuk memecat karyawan) haruslah direncanakan jauh sebelum dimulainya tahun anggaran yang bersangkutan.

Beban logistik berhubungan dengan kegiatan pemesanan, pergudangan dan pengambilan pesanan, transportasi ke konsumen, dan penagihan piutang. Beban umum dan administratif merupakan beban operasional perusahaan, yang meliputi beban gaji, beban penyusutan, beban listrik, beban air, dan lainnya. Anggaran beban penelitian dan pengembangan menggunakan salah satu dari dua pendekatan berikut atau kombinasi dari kedua pendekatan berikut. Dalam pendekatan pertama, jumlah total merupakan fokusnya. Jumlah tersebut mungkin merupakan tingkat pengeluaran saat ini yang disesuaikan dengan inflasi, ataupun jumlah yang lebih besar, dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang dapat

(4)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

24

dibelanjakan pada waktu yang tepat. Jika

perusahaan memperkirakan suatu peningkatan dalam pendapatan penjualan, atau jika terdapat peluang yang tepat untuk mengembangkan suatu produk atau proses baru yang signifikan. Modal merupakan suatu investasi dalam pembangunan suatu proyek usaha. Anggaran modal menyatakan proyek-proyek modal yang disetujui, ditambah jumlah sekaligus untuk proyek-proyek kecil, yang tidak memerlukan persetujuan tingkat yang lebih tinggi

Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran meliputi kegiatan perencanaan. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kinerja perusahaan adalah faktor pemasaran, faktor keuangan, faktor ekonomis, dan faktor teknologi.

Dalam faktor pemasaran, perusahaan perlu mempertimbangkan luas pasar, keadaan persaingan, dan keadaan konsumen. Perusahaan perlu mempertimbangkan luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional maupun internasional. Selain itu, keadaan konsumen perlu dipertimbangkan, sehingga dapat diketahui bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli, apakah konsumen perusahaan adalah konsumen akhir, atau konsumen industri. Dalam faktor keuangan, perusahaan perlu mempertimbangkan modal kerja perusahaan, apakah mampu mendukung pencapaian target penjualan yang dianggarkan, seperti untuk membeli produk, membayar gaji, membayar biaya promosi, dan lainnya. Dalam faktor ekonomis, perusahaan perlu mempertimbangkan apakah dengan meningkatnya penjualan akan meningkatkan laba, atau sebaliknya. Dalam faktor teknologi, perusahaan perlu mempertimbangkan apakah kapasitas yang terpasang, seperti mesin, dan alat yang digunakan mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan.

Dengan demikian, penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang harus dilakukan perusahaan, karena akan memberikan arah kepada perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Dalam penyusunan anggaran, dapat menggunakan metode penyusunan atas ke bawah (top-down estimating) atau metode penyusunan bawah ke atas (bottom-up

estimating) atau gabungan kedua metode di atas.

Metode top-down estimating ini merupakan anggaran yang sudah ditentukan dari atas, untuk melakukan seluruh aktivitas/operasional.

Metode bottom-up estimating merupakan kebalikan dari teknik top-down estimating. Metode bottom-up estimating merupakan penyusunan anggaran dari bawahan yang diajukan ke atas. Biasanya metode ini sangat pesimistis. Metode yang terbaik adalah penggabungan kedua metode di atas, yaitu penyusunan anggaran dari tingkat bawah dan dikoreksi dan disetujui oleh atasan atau manajer senior perusahaan.

Fungsi Perencanaan

Menurut M. Nafarin (2007:4), “Fungsi perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”. Berdasarkan definisi di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan merupakan gambaran dari kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam pencapaian suatu tujuan. Perencanaan dimulai dengan mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian tidak dapat berjalan dengan baik.

Fungsi Pengendalian

Menurut Mulyadi (2007: 770), pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan. Fungsi pengendalian merupakan umpan balik daripada perencanaan dengan hasil

(5)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

25

yang dicapai, membandingkan kegiatan nyata

dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Fungsi pengendalian merupakan proses menilai prestasi organisasi dan mengambil koreksi jika diperlukan, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Kinerja dan Ukuran Prestasi

Pengendalian manajemen merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Kinerja suatu perusahaan yang efektif dan efisien selalu didambakan baik melalui pertumbuhan perusahaan, laba perusahaan, dan perkembangan perusahaan. Efektivitas diukur berdasarkan kaitan antara keluaran pusat pertanggungjawaban dengan target yang ditetapkan, sedangkan efisiensi adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai masukan yang diolah dan keluaran yang dihasilkan pusat pertanggungjawaban. Masukan diukur dalam satuan uang yang disebut dengan biaya, sedangkan keluaran diukur dalam satuan uang yang disebut dengan pendapatan. Hal ini merupakan ukuran prestasi perusahaan.

Sistem Pengendalian Manajemen

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:8) mendefinisikan “Pengendalian manajemen merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi”. Selanjutnya, Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:59) menyatakan bahwa, “Management controlling system atau sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi, dimana setiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda

dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat strategi spesifik”.

Jadi, pengendalian manajemen sebagai suatu sistem yang terdiri dari struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajamen yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan berintegrasi antara satu departemen dengan departemen lainnya dan antara satu individu dengan individu lainnya di dalam suatu organisasi. Dengan sistem pengendalian manajemen yang baik di dalam suatu organisasi maka kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan aset dari perusahaan akan terlindungi secara otomatis.

Pusat Pertanggungjawaban

Menurut Thomas Sumarsan (2010:81), “Pusat pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan dalam unit kerjanya”. Fungsi dari pusat pertanggungjawaban adalah untuk memberikan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan.

Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang biasanya digambarkan pada departemen penjualan dan departemen produksi. Departemen penjualan yang memberikan pendapatan kepada perusahaan sehingga perusahaan dapat memenuhi setiap pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan. Biasanya, departemen penjualan membuat peta pencapaian hasil dari masing-masing staf di dalam departemen penjualan dengan membandingkan pencapaian hasil penjualan dengan anggaran penjualan. Fungsi dari anggaran penjualan adalah untuk membantu karyawan perusahaan untuk mencapai target perusahaan melalui usaha pribadi yang dituangkan dalam rentang waktu. Apabila tidak tercapai target penjualan, maka masing-masing karyawan di dalam departemen penjualan akan melakukan evaluasi dan memperbaiki strategi penjualan sehingga pada

(6)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

26

akhirnya tingkat penjualan yang ditargetkan

tercapai. Hal ini juga berlaku untuk departemen produksi, jika produk yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan pelanggan ataupun spesifikasi produk tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan, maka target penjualan perusahaan ini tentu saja tidak dapat dipenuhi.

Sedangkan untuk departemen-departemen lainnya merupakan pusat tanggung jawab biaya (cost center). Menurut Anthony Atkinson (2009:101), “sistem manajemen biaya terdiri dari job order costing dan process costing”. Apabila perusahaan menerapkan pusat pertanggungjawaban biaya maka harus hati-hati karena masing-masing departemen berusaha untuk mengecilkan biaya departemennya. Pengaruhnya adalah jika sebuah suku cadang yang sangat mahal tidak diganti di dalam sebuah mesin dengan alasan mengecilkan biaya maka semua mesin di dalam pabrik tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini akan sangat merugikan perusahaan secara keseluruhan. Secara singkat apabila departemen pemeliharaan dan perawatan berkeinginan untuk mengecilkan biaya departemennya untuk tidak menggantikan suku cadang mesin yang mengakibatkan kerusakan yang lebih besar di dalam pabrik perusahaan. Akhirnya perusahaan rugi dalam hal untuk menggantikan mesin yang rusak, rugi dari segi waktu karena produk yang diminta pelanggan tidak dapat dipenuhi, pelanggan akan beralih ke produk lain.

Terdapat 2 (dua) jenis pusat beban, yaitu pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan. Beban teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan dapat diestimasi dengan keandalan yang wajar. Contoh biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen, perlengkapan dan keperluan-keperluan.

Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif dan pendukung, seperti akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia, dan lainnya. Pada suatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran prestasi. Pada hakikatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang

sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai

output. Pada pusat beban kebijakan, biaya-biaya

yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumah yang memadai dalam kondisi tertentu.

Apabila kinerja keuangan suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba. Menurut Steven M. Bragg (2011:3) laba atau rugi adalah selisih total pendapatan dengan total beban. Maka pusat ini disebut sebagai pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat mengunakan beberapa indikator. Dengan menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba, maka kualitas keputusan dapat meningkat, karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

Pusat laba akan menimbulkan beberapa masalah bagi perusahaan jika tidak ditangani dengan baik, seperti dalam hal pendapatan bersama, biaya bersama, penentuan harga transfer dan konsep laba divisi. Masalah pendapatan bersama dapat terjadi jika departemen pemasaran suatu divisi berhasil mendapatkan pembeli, tetapi pembeli tersebut melakukan transaksi pembelian dengan divisi lain di dalam perusahaan. Hal ini akan menyebabkan antar divisi menjadi saling berebutan pendapatan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu manajemen penjualan yang tepat antar divisi.

Masalah konsep laba divisi dapat terjadi karena terdapat beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengukur laba suatu divisi. Laba kontribusi divisi dihitung dari pendapatan divisi dikurangi biaya variabel terkendali divisi dan biaya variabel tidak terkendali divisi. Laba terkendali divisi dihitung dari pendapatan divisi dikurangi dengan semua biaya terkendali divisi (biaya tetap terkendali dan biaya variabel terkendali). Laba langsung divisi dihitung dari pendapatan divisi dikurangi biaya langsung divisi (biaya total terkendali dan biaya total tidak terkendali). Laba bersih sebelum pajak divisi dihitung dari pendapatan divisi dikurangi biaya langsung divisi, alokasi biaya dari kantor pusat, sebelum diperhitungkan pajak

(7)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

27

penghasilan divisi. Laba bersih setelah pajak

divisi dihitung dari pendapatan divisi dikurangi biaya langsung divisi, alokasi biaya dari kantor pusat dan pajak penghasilan divisi.

Metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi adalah persentase tingkat pengembalian atas investasi (return on investment/ROI), dan nilai tambah ekonomi

(economic value added/EVA).

Hasil Penelitian

Laporan keuangan perusahaan yang dibahas dalam jurnal ini adalah laporan laba rugi dan neraca tahun 2010 dan 2011. Laporan laba rugi perusahaan tahun 2010 dan 2011 seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.

Tabel 3. menunjukkan perbandingan antara anggaran operasional yang disusun perusahaan dengan realisasinya pada tahun 2011 serta menampilkan data realisasi tahun 2010 sebagai perbandingan terhadap perubahan anggaran operasional di tahun 2011.

Tabel 1. Laporan Laba Rugi PT. XYZ untuk Tahun 2010 dan 2011

(8)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

28

Tabel 2. Neraca perusahaan PT. XYZ tahun 2010 dan 2011

(9)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

29

Tabel 3. Perbandingan Anggaran Operasional Tahun 2011

Dengan Realisasi Tahun 2010

Sumber: Data diolah Penulis

Dari perbandingan yang dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Realisasi pendapatan dari penjualan bersih pada tahun 2011 jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 1.513.126.650. Hal ini berarti perusahaan menganggarkan kenaikan penjualan yang jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi penjualan pada tahun 2010 atau

departemen penjualan belum melaksanakan kegiatannya secara maksimal.

2. Realisasi laba setelah pajak (laba bersih) pada tahun 2011 jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 1.232.674.523 dan merupakan penyimpangan yang besar, yang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang direncanakan.

(10)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

30

3. Pembagian dividen pada tahun 2011 tidak

sesuai dengan perencanaan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 616.337.261. 4. Realisasi kenaikan laba ditahan pada tahun

2011 lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi selisih sebesar Rp. 616.337.261.

Tabel 4, menunjukkan perbandingan antara anggaran keuangan yang disusun perusahaan dengan realisasinya pada tahun 2011 serta menampilkan data realisasi tahun 2010 sebagai perbandingan terhadap perubahan anggaran operasional di tahun 2011.

Tabel 4. Perbandingan Anggaran Keuangan Tahun 2011 Dengan Realisasi

Sumber: Data diolah Penulis

Dari perbandingan yang dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Realisasi kas dan setara kas lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan realisasi pemasukkan

kas dan setara kas tidak sesuai yang direncanakan perusahaan, dimana hal ini dapat disebabkan oleh realisasi penerimaan kas dari penjualan yang tidak sesuai dengan yang dianggarkan.

(11)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

31

2. Realisasi piutang usaha jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan terjadinya peningkatan penjualan kredit pada tahun 2010 dan rencana perusahaan untuk mengurangi piutang usaha tidak berhasil.

3. Realisasi persediaan lebih rendah dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan adanya pengurangan investasi persediaan akibat penurunan penjualan.

4. Realisasi kewajiban lebih tinggi dibandingkan dengan yang dianggarkan, baik pinjaman bank dan utang wesel, utang usaha, pajak terutang, kewajiban lainnya terutang dan utang jangka panjang, yang mencerminkan adanya peningkatan kegiatan peminjaman dari bank, peningkatan transaksi pembelian kredit, peningkatan pajak, dan peningkatan kewajiban lainnya yang diakibatkan kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan perencanaan.

5. Realisasi kenaikan laba ditahan lebih rendah dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan penerapan fungsi pengendalian manajemen pada perusahaan yang kurang baik dan perlu diperbaiki.

Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun perusahaan dengan realisasinya disebabkan oleh:

1. Penyusunan anggaran yang tidak realistis dan sesuai dengan kemampuan, kebijakan, manajemen, dan tindakan yang akan diterapkan, sehingga kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada perolehan laba perusahaan yang tidak sesuai dengan perencanaan. 2. Perusahaan tidak mengamati dengan baik

apakah pergerakan aliran kas seperti kenaikan atau penurunan aliran kas yang terjadi telah sesuai kinerja keuangan pada perusahaan.

Pembahasan atas Hasil Penelitian

Dari hasil analisis, diketahui bahwa anggaran yang disusun perusahaan pada tahun 2011 kurang memadai dan realistis serta kurangnya pengendalian di dalam perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsi perencanaan, perusahaan perlu:

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan agar anggaran yang direncanakan dapat diterapkan dengan baik, seperti perencanaan pengubahan sistem penjualan, pengubahan prosedur kerja karyawan, dan lainnya dapat berjalan dengan baik.

2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan perusahaan untuk mendukung fungsi perencanaan tersebut, seperti melakukan pengendalian biaya operasional dan lainnya.

3. Mengkomunikasikan informasi seperti tujuan yang ingin dicapai dan tahapan pencapaiannya.

4. Mengevaluasi informasi seperti memeriksa apakah dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan yang direncanakan.

5. Memutuskan tindakan yang perlu diambil jika terjadi penyimpangan.

6. Mengupayakan agar anggaran yang disusun dapat dilaksanakan dengan optimal oleh karyawan dan hal ini tentunya perencanaan yang disusun harus logis dan sesuai kemampuan.

Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, perusahaan perlu:

1. Memantau pelaksanaan atas perencanaan keuangan yang dilakukan.

2. Memantau cara kerja karyawan dalam melaksanakan fungsi perencanaan.

3. Melakukan perbandingan antara perencanaan keuangan (anggaran) dengan realisasi setiap saat, sehingga memudahkan mengetahui penyimpangan yang terjadi.

Penyusunan anggaran yang baik dapat mendukung peningkatan kinerja dan laba perusahaan. Agar anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka sebelum dilakukan perencanaan keuangan, manajer perusahaan yang terkait dengan fungsi perencanaan perlu melakukan evaluasi prestasi kerja yang dicapai periode sebelumnya agar perencanaan keuangan

(12)

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 2, Nomor 3, September-Desember 2012 : 21-32

|

32

yang disusun dapat realistis dan sesuai

dengan kemampuan perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebih mudah melakukan kegiatan pengendalian untuk mengimplementasikan tujuan perusahaan, yang akhirnya dapat memicu peningkatan kinerja perusahaan dan memperoleh laba yang sesuai dengan perencanaan.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis di atas maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu: penyusunan anggaran yang baik dapat meningkatkan perencanaan dan pengendalian di dalam perusahaan, sehingga terjadi peningkatan kinerja perusahaan; dan pengaruh penyusunan

anggaran dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena masing-masing departemen dan individu di dalam perusahaan telah memiliki peta ke arah mana tujuan perusahaan harus dicapai. Jika terjadi varians atau selisih maka masing-masing individu di dalam perusahaan akan mencari tahu penyebabnya dan memperbaikinya di masa mendatang.

Saran-saran yang dapat diberikan adalah setiap perusahaan harus mempertahankan dan secara berkesinambungan meningkatkan peranan dari anggaran untuk perencanaan dan pengendalian perusahaan, sehingga perusahaan yang menggunakan anggaran dapat beroperasi secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi Ke-11, Buku Ke-1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura dan S. Mark Young. 2009. Akuntansi Manajemen, Edisi Ke-5, Buku Ke-1. Jakarta: Penerbit PT. Indeks.

Bragg, Steven M. 2011. Panduan IFRS, Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT. Indeks.

Cooper, Donald R. dan C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Manajemen, Edisi

Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Sumarsan, Thomas. 2010. Sistem Pengendalian

Manajemen, Jakarta: Penerbit PT.

Gambar

Tabel 2. Neraca perusahaan PT. XYZ tahun 2010 dan 2011
Tabel 3. Perbandingan Anggaran Operasional Tahun 2011   Dengan Realisasi Tahun 2010
Tabel  4,  menunjukkan  perbandingan  antara  anggaran  keuangan  yang  disusun  perusahaan dengan realisasinya pada tahun 2011  serta  menampilkan  data  realisasi  tahun  2010  sebagai  perbandingan  terhadap  perubahan  anggaran operasional di tahun 201

Referensi

Dokumen terkait

Kampung Harapan, (dengan membawa “print out” undangan pembuktian kualifikasi) yang.. akan dilaksanakan

Hasil pengamatan nira batang sorgum menunjukkan bahwa faktor bahan baku yaitu batang sorgum berpengaruh terhadap warna nira, hal tersebut ditinjau secara visual,

Judul Modul: Melakukan Kalibrasi Sensor / Tranducer Modul - Versi 2018 Halaman 11 dari 13 dilakukan dari hasil antara pembacaan sensor / transducer yang dikalibrasi dengan

Proses nyang sangat perlu difokuskan pada tahap pertama adalah disain dan produksi boneka yang secara khusus dibuat untuk kepentingan membuat film4. Ini adalah

LAMPIRAN E Kualitas Akrual ( Accrual Quality ) Tahun 2009 LAMPIRAN F Kualitas Akrual ( Accrual Quality ) Tahun 2010 LAMPIRAN G Kualitas Akrual ( Accrual Quality ) Tahun 2011

5 Tebarkan sheet kedua diatasnya dengan jahitan yang menghadap ke atas,serta ujung sheet bagian atas berada pada tepi matress bag atas dengan posisi sheet ada

Prinsip kerjanya adalah membandingkan input data yang dikirim dengan input data yang diterima oleh robot apakah sesuai dengan program yang dibuat atau tidak. Jika data yang

Untuk mendapatkan informasi tingkat diverstas dan potensi pemanfaatan sumber daya genetik (SDG) telah dilaksanakan kegiatan survey inventarisasi SDG tanaman di Kabupaten