• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para anggota di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan. Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik sesuai dengan tujuan organisasi, setiap organisasi mempunyai suatu aturan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mempertahankan eksistensinya dengan sektor lain. Sementara itu proses reformasi koperasi masih terus berlangsung muncul tantangan baru dengan otonomi daerah, tantangan tersebut harus dapat mendorong koperasi agar mampu menunjukkan jati dirinya dalam mewujudkan kemandirian koperasi sehingga koperasi lebih mengutamakan ekonomi kerakyatan. Dimana Ekonomi Rakyat merupakan kegiatan atau mereka yang berkecimpung dalam kegiatan produksi untuk memperoleh pendapatan bagi kehidupannya. Mereka itu adalah petani kecil, nelayan, peternak, pekebun, pengrajin, pedagang kecil

(2)

dll, yang modal usahanya merupakan modal keluarga (yang kecil), dan pada umumnya tidak menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga.

Sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, pada sektor perekonomian disusun sebagai usaha bersama yang berfungsi untuk memajukan usaha dan meningkatkan taraf hidup orang banyak. Perkoperasian di Indonesia merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian bangsa yang mempunyai kedudukan serta peran yang menentukan keberhasilan negara Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 menyatakan :

a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

b. bahwa Koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional

c. bahwa pembangunan Koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan seluruh rakyat;

(3)

d. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan menyelaraskan dengan perkembangan keadaan, perlu mengatur kembali ketentuan tentang perkoperasian dalam suatu undang sebagai pengganti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan ini bukanlah hal yang mudah, selain faktor organisasi dan manajemen serta faktor permodalannya harus terpenuhi, salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha koperasi adalah faktor kualitas Sumber Daya Manusia, baik pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan para anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, Sumber Daya Manusia merupakan modal dasar yang sangat menentukan maju mundurnya suatu organisasi koperasi.

Sebagai konsekwensi logis penerapan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah , maka keluarlah Peraturan Daerah Kota Bandung No.13 tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah dimana terjadi penggabungan dua SKPD yaitu Dinas Koperasi dan Dinas Perindustrian Perdagangan menjadi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Dinas Koperasi sebelum diberlakukannya otonomi daerah merupakan instansi vertikal di bawah departemen koperasi. Keberadaan dinas koperasi

(4)

diperlukan karena koperasi merupakan soko guru ekonomi, untuk itu diharapkan gerakan koperasi mampu memberikan konstribusi sebagai kesempatan kerja dan usaha serta mampu memberikan konstribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di kota bandung dan umumnya di provinsi jawa barat.

Dinas koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung menyelenggarakan penyusunan rencana peningkatan dan pengembangan produksi dan pemasaran, memfasilitasi pengembangan penyediaan pembangunan sarana dan prasarana, bimbingan dan pelatihan SDM, pengawasan dan pengendalian koperasi, usaha kecil menengah perindustrian dan perdagangan dengan maksud untuk mengarahkan kinerja pegawai untuk mencapai tujuannya.

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi organisasi untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber

(5)

daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja organisasional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian pemberian wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang harus dicapai pegawai dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan disepakati oleh pegawai dan atasan. Pegawai bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu. Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas. sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktik manajemen dan sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan operasional semata, namun juga meliputi tingkatan manajerial. Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak dipengaruhi oleh perilaku para pesertanya (partisipannya) atau aktornya.

Peningkatan kinerja pegawai pada Bidang Industri Formal pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung akan meningkatkan kredibilitas pegawai pada Dinas tersebut, karena bagaimanapun juga hal tersebut menempati posisi yang cukup strategis sebagai parameter untuk mengukur kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Ada beberapa aspek penting yang dapat

(6)

meningkatkan kinerja pegawai Bidang Industri Formal pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang dalam melaksanakan tugas pekerjannya. Aspek-aspek tersebut yaitu antara lain bagaimana memperlakukan pegawai sebagai manusia yang utuh membutuhkan interaksi dengan lingkungan luarnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung peneliti menemukan permasalahan kinerja pegawai masih rendah, hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut :

1. Kualitas kerja yang masih rendah. Contoh : Pegawai Bidang Industri Formal kurang melakukan penyuluhan dan pembinaan usaha terhadap perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pengawasan Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan. Ini terlihat dari ketidak mengertian pihak perusahaan Alpen, Artioli, Asia Shoes dan perusahaan-perusahaan lainnya terhadap pembuatan laporan bulanan.

2. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu. Contoh : para Pegawai Bidang Industri Formal tidak tepat waktu dalam melakukan pelaporan pelaksanaan lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka pimpinan. Dengan contoh perusahaan PT. Badan Tekstil Nasional, PT. Aria Busana Ekatama, dan perusahaan lainnya. Ini dikarenakan pegawai tidak memperhatikan perusahaan-perusahaan yang seharusnya memberikan laporan 1 bulan sekali, tetapi menjadi 3 bulan sekali.

(7)

Adapun dugaan dari peneliti pada masalah tersebut di atas ada kaitannya dengan Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas, salah satunya diduga disebabkan oleh :

1. Kualitas intelektual yang kurang. Hal ini terlihat dari kurangnya keterampilan dalam pekerjaan. Contoh : beberapa pegawai Bidang Industri Formal kurang terampil dalam menggunakan alat-alat teknis seperti komputer. Ini terlihat dari salah satu pegawai yang diberi tugas oleh pimpinan untuk mengetik ulang laporan pelaksanaan lingkup industry tekstil, produk tekstil, mesin elektronik, dibebankan kembali pada pegawai yang terampil dalam menggunakan computer.

2. Kualitas spiritual / kejuangan yang kurang. Hal ini terlihat dari semangat kerja pegawai yang kurang. Contoh : para pegawai Bidang Industri Formal kurang memperhatikan jam kerja, terlihat dari pegawai yang telat datang ke kantor dan berleha-leha tanpa mengerjakan tugas yang telah dibebankannya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kualitas pegawai dengan kinerja pegawai bidang pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam. Untuk itu penulis melakukan usulan penelitian dengan judul : “HUBUNGAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA PEGAWAI BIDANG INDUSTRI FORMAL PADA DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG”.

(8)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

3. Usaha-usaha apa saja yang perlu dilakukan oleh Kepala Bidang dalam mengatasi hambatan-hambatan Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindag Kota Bandung.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

b. Mengembangkan data-data yang diperoleh dari hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia

(9)

Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

c. Menerapkan data dan informasi yang diperoleh mengenai Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis

Memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Pasundan Bandung.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang terjadi pada Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

D. Kerangka Pemikiran

Sajian teoritis merupakan tolak ukur atau landasan untuk menyusun suatu skripsi. Serta untuk mempermudah pemecahan masalah laporan dalam suatu penelitian ini memerlukan suatu anggapan dasar atau kerangka pemikiran, yaitu berupa teori yang bertitik tolak pada pendapat para ahli.

(10)

Untuk itu peneliti akan menuangkan definisi tentang Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kinerja Pegawai.

1. Kualitas Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, peneliti mengajukan teori Kualitas Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (2001:59) mengemukakan bahwa “Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi, dan harapan”.

Sumber Daya Manusia dikemukakan pula oleh Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (2001:27), adalah tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan.

Sedangkan pengertian Kualitas Sumer Daya Manusia menurut Emil Salim dalam bukunya Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (1996:35), sebagai berikut :

Kualitas sumber daya manusia adalah nilai dari perilaku seseorang dalam mempertanggung jawabkan semua perbuatannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Peneliti akan membahas lebih lanjut tentang indikator-indikator kualitas sumber daya manusia yang dikemukakan oleh Sudarwan Danim dalam bukunya Transformasi Sumber Daya Manusia (1996:45-46) adalah senagai berikut :

(11)

1) Kualitas Fisik dan Kesehatan

2) Kualitas Intelektual (Pengetahuan dan Keterampilan) 3) Kualitas Spiritual (Kejuangan)

2. Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan suatu hal yang individual, karena setiap individu memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan penilaian yang berlaku di organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan masing-masing individu.

Bernandin dan Russel dalam Gomes dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:135) mengatakan bahwa Kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode tertentu.

Pengertian Kinerja Pegawai menurut Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (2000:67) menyatakan bahwa :

Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang telah diberikan kepadanya.

Adapun definisi Kinerja Pegawai menurut Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi (1991:105) adalah sebagai berikut : Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi yang diperlihatkan oleh pegawai dan kemampuan kerja yang berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor.

(12)

Selanjutnya peneliti kemukakan pengertian Kinerja Pegawai menurut Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (2009:50) menguraikan bahwa Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja/hasil kerja/untuk kerja/penampilan kerja.

Aspek-aspek yang meliputi kinerja yang dapat dijadikan ukuran kerja seseorang menurut Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2004:355) yaitu sebagai berikut :

1) Kuantitas (Jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai) 2) Kualitas (Mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya) 3) Ketepatan Waktu (Sesuai tidaknya dengan wakttu yang

direncanakan)

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis Penelitian

Ada Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Kinerja Pegawai Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi Ukm Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Hipotesis Statistik

H0 ρs = 0 : artinya ada hubungan antara kualitas sumber daya manusia (X) dengan kinerja pegawai (Y).

H1 ρs ≠ 0 : artinya tidak ada hubungan antara kualitas sumber daya manusia (X) dengan kinerja pegawai (Y).

(13)

F. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bidang Industri Formal Pada Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, Jln. Kawaluyaan No. 2 Bandung 40286. Telp/Fax (022) 7308358

2. Lamanya Penelitian

Lamanya penelitian dari mulai tahap persiapan hingga tahap pelaporan kurang lebih 6 (enam) bulan terhitung dari mulai bulan Maret 2010sampai bulan Agustus 2010.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dari hasil uraian di atas hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal materi BRSD adalah (1) kurangnya

Di dalam brand community, para anggota merasakan adanya hubungan yang penting dengan merek, namun mereka merasakan hubungan yang lebih kuat antara satu

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti ialah pendekatan asosiatif yaitu suatu

Skripsi Jon Hanta yang berjudul “Konflik Antar Etnis (Dayak-Madura) di Samalantan Kabupaten Bengkayang Pada Tahun 1996/ 1997” lebih banyak memaparkan tentang

Kes indeks kepada kluster ini ialah kes ke-25,993 melibatkan seorang wanita warga tempatan (Sarawak) berumur 75 tahun yang dikesan melalui saringan individu bergejala

2) Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan

Kitosan udang tidak menghasilkan waktu pematangan dan umur simpan buah sawo yang berbeda nyata dengan kitosan kepiting, sebaliknya kadar kitosan berpengaruh nyata

KAPUSBIN JFA meneliti dokumen memberikan persetujuan/ penolakan pangkat, jabatan, angka kredit PPK PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN AK Pengangkatan Auditor