• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiayaan Untuk Pelaku Usaha Perikanan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembiayaan Untuk Pelaku Usaha Perikanan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Pembiayaan Untuk Pelaku

Usaha Perikanan

melalui

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Divisi Bisnis Usaha Kecil

(2)

Outline

2

Sejarah BNI

Jaringan Distribusi BNI

Pendekatan Terpadu Pembiayaan BNI

Pembiayan BNI UKM Sektor Kehutanan dan Perkayuan

Skema dan sasaran KUR 2015

Persyaratan KUR

Pola Penyaluran KUR

(3)

Sejarah BNI

 Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia.

 Lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955.

 Oeang Republik Indonesia atau ORI sebagai alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1946 dicetak dan diedarkan oleh Bank Negara Indonesia.

 Pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peran BNI sebagai bank sentral. BNI lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa pada tahun 1950 dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Kantor cabang BNI pertama di luar negeri dibuka di Singapura pada tahun 1955.

 BNI menjual saham perdananya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1996. Dalam sejarah perbankan nasional, BNI menjadi bank negara pertama yang go-public.

 Melalui Penawaran Umum Terbatas (right issue) pada tahun 2007 dan 2010 BNI memperluas komposisi kepemilikan saham publik menjadi 40%. Dengan meningkatnya kepemilikan publik, BNI dituntut untuk meningkatkan kinerja unggul sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada pemegang saham.

(4)

Penyebaran Jaringan dan Distribusi BNI di Dalam dan Luar Negeri

Beberapa outlet layanan BNI untuk nasabah individu dan institusi*

Highlight Nasabah Individu per Juni 2015

14,7 Juta rekening DPK

1,7 Juta Kartu Kredit

160.487 Nasabah KPR

Highlight Nasabah Korporasi/UMKM per Juni 2015

Mobile banking Call Center Sentra Kredit Konsumer (12) ATM (14.196) Outlet (1.784) Sentra Kredit Kecil (58) Sentra Kredit Menengah (24) Indonesia (1.777 Outlet)

Kantor Cabang Luar Negeri

Singapura (1955) Hong Kong (1963)

Tokyo (Sep 1969) & Osaka (2013) London (1987)

New York Agency (1971) Seoul (2015)

BNI juga bekerjasama dengan perusahaan

terkemuka untuk penyaluran pembayaran, pembiayaan, penyaluran kredit, dan

jaringan / pengembangan gerai

375.919 Rekening DPK Nasabah Institusi

1.842 Rekening Debitur Korporasi

137.744 Rekening Debitur UMKM

*Per 1 September 2015

(5)

Pendekatan Terpadu Pembiayaan BNI

Page 5

Poor :

Unfeasible

And

Unbankable

Productive Poor :

Feasible But

Unbankable

Program :

Feasible But

Unbankable

Commercial :

Feasible and

Bankable

KUR

SME Wholesale

Program Kemitraan

Bina Lingkungan

Community Based

Commercial Based

Peran BNI dalam pengembangan UMKM menggunakan pendekatan kemitraan terpadu yang terdiri dari beberapa tahapan (fase):

 Dimulai dari fase pembinaan untuk nasabah yang belum bankable yaitu dengan penyaluran CSR dan Program Kemitraan

 Kredit Program KUR kepada UMK yang feasible tapi masih belum bankable

 Untuk debitur yang mampu berdikari dikembangkan lebih lanjut dengan kredit komersial kecil dan menengah.

(6)

Pembiayan BNI UKM Sektor Perikanan

Posisi pembiayaan 31 Oktober 2015

Pembiayaan segmen kecil, di luar segmen menengah dan korporasi

No. Nama Sektor Ek Debitur Pembiayaan

1 Penangkapan Ikan Tuna 8 2.296

2 Penangkapan Ikan di laut Lainnya 136 282.162

3 Penangkapan Udang Laut 12 23.720

4 Penangkapan Lainnya 8 5.485

5 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 21 9.872 6 Budidaya Biota Laut Udang 6 1.495 7 Budidaya Biota Laut Rumput Laut 17 6.544 8 Budidaya Biota Laut Lainnya 25 31.255 9 Budidaya Biota Air Tawar Udang 8 17.180 10 Budidaya Biota Air Tawar Lainnya 119 32.598 11 Budidaya Biota Air Payau Udang 6 3.790 12 Budidaya Biota Air Payau Lainnya 11 28.730

13 Pembenihan Biota Laut 3 400

14 Pembenihan Biota Air Tawar dan Air Payau 7 711 15 Jasa Sarana Produksi Perikanan Laut 20 2.330 16 Jasa Sarana Produksi Perikanan Darat 2 650

17 Jasa Perikanan Lainnya 61 32.843

470 482.061 Total

(7)

Skema dan sasaran KUR 2015

No. Jenis Pagu Kredit Suku Bunga Plafon Tahun 2015

1. KUR Mikro • Plafon Kredit s.d. Rp 25 Juta per Debitur;

• Dapat diberikan tambahan, suplesi, restrukturisasi s.d. Rp 75 Juta per Debitur.

12% efektif per tahun Rp 20 Triliun.

2. KUR Ritel • Plafon Kredit s.d. Rp 500 Juta per Debitur 12% efektif per tahun Rp 9 Triliun. 3. KUR Penempatan TKI • Plafon Kredit s.d. Rp 25 Juta per Debitur;

• Jangka waktu kredit paling lama sama dengan masa kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu 3 tahun.

12% efektif per tahun Rp 1 Triliun.

 KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur usaha produktif dan layak namun belum memiliki

agunan sesuai ketentuan bank.

 KUR disalurkan oleh penyalur yaitu bank atau lembaga keuangan bukan bank yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR.  Sumber dana KUR dari dana lembaga keuangan penyalur KUR tersebut, dalam hal ini bank BNI sendiri.

 Penerima KUR adalah individu/perseorangan atau badan hukum yang melakukan usaha produktif berupa:  Usaha mikro, kecil, dan menengah;

 Calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri;

 Anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia;  Tenaga Kerja Indonesia yang purna bekerja di luar negeri;

 Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja.

Skema KUR

(8)

Persyaratan KUR (1)

No.

Uraian

Permenko 8 Tahun 2015

1.

Sektor yang Dibiayai

• Sektor Pertanian:

Seluruh usaha di sektor pertanian

• Perikanan:

Seluruh usaha di sektor perikanan

• Industri Pengolahan:

Seluruh usaha di sektor Industri Pengolahan, termasuk industri kreatif di

bidang media rekaman, film, dan video.

• Perdagangan:

Seluruh usaha di sektor perdagangan.

• Jasa-Jasa:

Seluruh sektor usaha yang masuk dalam: sektor penyediaan akomodasi dan

penyediaan makanan, sektor transportasi – pergudangan - dan komunikasi,

real estate - usaha persewaan - jasa perusahaan, jasa pendidikan

2.

Ketentuan Umum Usaha

Penerima KUR adalah individu/perseorangan atau badan hukum yang meliputi:

• Usaha mikro, kecil, dan menengah yang produktif;

• Calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri;

• Anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap; dan

• Tenaga Kerja Indonesia yang purna dari bekerja di luar negeri;

(9)

Persyaratan KUR (2)

No.

Uraian

Permenko 8 Tahun 2015

3.

Agunan

Agunan pokok KUR adalah usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR.

Agunan tambahan untuk KUR Mikro dan untuk KUR Penempatan TKI tidak

diwajibkan dan tanpa perikatan;

Agunan tambahan untuk KUR Ritel sesuai penilaian Penyalur KUR.

4.

Calon Debitur KUR Mikro

dan Ritel

a.

Calon penerima KUR adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang

produktif, anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan

tetap, TKI yang purna dari bekerja di luar negeri.

b.

Calon penerima KUR harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah

berjalan minimum 6 (enam) bulan.

c.

Calon penerima KUR dapat sedang menerima kredit/pembiayaan lainnya

antara lain berupa kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor,

dan kartu kredit, serta KUR dengan kolektabilitas lancar.

d.

Calon penerima KUR memiliki surat Izin Usaha Mikro dan Kecil yang

diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin lainnya.

5.

Calon Debitur KUR

Penempatan TKI

a. Calon penerima KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia, mempunyai

persyaratan sebagai berikut:

• memiliki Perjanjian Penempatan bagi TKI yang ditempatkan oleh PPTKIS

• memiliki Perjanjian Kerja dengan Pengguna bagi TKI baik yang ditempatkan

oleh PPTKIS, Pemerintah atau TKI yang bekerja secara perseorangan.

b.

Calon penerima KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia tetap harus

memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

(10)

Persyaratan KUR (3)

No. Uraian Permenko 8 Tahun 2015

6. Jangka Waktu Pinjaman KUR Mikro

I. Jangka waktu KUR Mikro:

• paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau • paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi.

II. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 6 tahun dan untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimum 10 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal.

III.Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan maksimal Rp75.000.000,-(tujuh puluh lima juta rupiah) per penerima KUR.

7. Jangka Waktu Pinjaman KUR Ritel

I. Jangka waktu KUR Ritel:

• paling lama 4 (empat) Tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau • paling lama 5 (lima) Tahun untuk kredit/pembiayaan investasi.

II. Jangka waktu KUR Ritel khusus untuk tanaman keras paling lama 10 (sepuluh) tahun dengan grace period yang disepakati oleh penyalur KUR sesuai karakteristiknya. III.Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu

untuk kredit/pembiayaan modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 8 (delapan) tahun dan untuk kredit/pembiayaan investasi dapat diperpanjang menjadi maksimum 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal.

8. Jenis Pembiayaan untuk

Tanaman Keras

Jangka waktu pembiayaan investasi untuk usaha perkebunan tanaman keras dapat diberikan maksimum 10 tahun.

(11)

Pola Penyaluran KUR (1)

Page 11

Pola penyaluran kredit BNI ada 4 (empat) macam, yaitu:

1. Pola

Penyaluran Langsung

kepada UMKM

BNI

End User

BNI

Koperasi / LK

BPR /

End User

Langsung ke End User

Tidak Langsung / Linkage

(12)

Pola Penyaluran KUR (2)

Page 12

Kemitraan dengan Pola Inti Plasma

3. Pola

Kemitraan

dengan pendekatan:

a. Plasma Inti terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, pangan dan

peternakan

BNI

Perusahaan

Inti

PKS

Koperasi /

Kelompok

Tani

Avalist

PK

Jamrindo

Askrindo

Peternak

Petani

PK

(13)

Pola Penyaluran KUR (3)

Page 13

Pola Penyaluran Supply Chain / Value Chain

4. Pola Kerjasama

Supply Chain dan Value Chain

dari debitur Korporasi kepada

pengusaha UMKM untuk mendukung permodalan UMKM

BNI

Perusahaan Korporasi

/ Komersial

PKS

UMKM

PKS

PK

Jamrindo

Askrindo

(14)

Kampoeng BNI Perikanan

Membuat Kampoeng BNI bekerjasama dengan perusahaan inti dan Dinas Kelautan dan Perikanan

setempat tujuan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan minapolitan.

•Kampoeng BNI tersebut sebagai berikut :

• Kampoeng BNI Nelayan di Lamongan

• Kampoeng BNI Nelayan di Muara Angke Jakarta

• Kampoeng BNI Ikan Nila di Ponorogo

• Kampoeng BNI Ikan Bandeng di Karawang

• Kampoeng BNI Rumput Laut di P. Nain, Minahasa Utara

• Kampoeng BNI Nelayan Dhufa Dhufa di Ternate

BNI SKC Pekalongan melalui UKC Tegal telah mendapatkan penghargaan nasional berupa Adibakti

Mina Bahari sebagai apresiasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI kepada pihak yang

berperan aktif, peduli, dan berprestasi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya di sektor

kelautan dan perikanan.

•Pembiayaan terpadu berupa KUR dan Kredit Non KUR kepada nelayan dengan perincian :

• 19 debitur usaha Penangkapan Ikan maks kredit Rp.14,825 M

• 9 debitur usaha Pendukung Penangkapan Ikan maks kredit Rp.13 M

•Total pembiayaan kepada 28 debitur dengan maks kredit Rp.27,825 M

(15)

PARTISIPASI BNI DALAM PROGRAM JARING DI TAKALAR

 PT Boddia Jaya mempekerjakan 150 pekerja dan mengelola 72 nelayan binaan melalui PT

Boddia Jaya untuk bisnis pengolahan telur ikan terbang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Nelayan binaan tersebut juga mendapatkan fasilitas perkreditan dari BNI

 Pembiayaan pembangunan fasilitas milik PT Boddia Jaya tersebut menjadi awal upaya

percepatan penyaluran kredit BNI ke sektor Kelautan dan Perikanan, yang sejalan dengan

program JARING Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kelautan Perikanan

(KKP)

 BNI membiayai pembangunan cold storage

dan pabrik es berskala besar PT Boddia Jaya

di Desa Boddia, Kabupaten Takalar, Sulawesi

Selatan senilai Rp20 miliar.

 Cold storage menampung hasil laut segar

hasil tangkapan nelayan di Sulawesi hingga

Papua Barat sebanyak 500 ton

 Pabrik es batu menghasilkan 2.000 balok es

per hari sehingga dapat menjamin kualitas

hasil laut nelayan sejak penangkapan hingga

dipasarkan.

(16)

KERJASAMA DENGAN JAMKRINDO

DALAM MENYALURKAN KREDIT KEMARITIMAN

 Salah satu penyaluran BNI di sektor kemaritiman adalah dengan memberikan Kredit modal

Kerja (KMK) kepada Koperasi Perikanan Mina Rizki Abadi (KOMIRA). KOMIRA adalah

debitur BNI yang bergerak di bidang penangkapan dan perdagangan ikan laut yang dirintis

sejak tahun 2003 dengan titik lokasi penangkapan dan pengepulan ikan laut terletak di 8

tempat yaitu di Kendari, Banggai, Manado, Natuna, Pelabuhan Ratu, Ambon, Makassar dan

Surabaya.

 Jumlah nelayan tangkap dan pemindang ikan yang menjadi binaan dari KOMIRA saat ini

berjumlah lebih dari 1.000 orang yang tersebar di 8 lokasi diatas serta Jawa dan Bali.

 BNI

bekerjasama

dengan

perusahaan

asuransi milik negara Perusahaan Umum

Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo)

dalam menyalurkan kredit maritim.

 Tujuan kerjasama dengan Perum Jamkrindo

adalah untuk memperluas penyaluran kredit

BNI kepada UMKM khususnya kredit pada

sektor

kemaritiman

yang

dinilai

memiliki

(17)
(18)

PEMBIAYAAN BNI PADA CLUSTER MINAPOLITAN DI TEGAL

Sebagai fasilitator, mendukung melalui pembiayaan dan jasa perbankan

• Pembuatan Kapal Nelayan • KUR 1 debitur (Rp. 500 jt) • Logistik Nelayan

•KUR 1 debitur (Rp. 400 jt) • SPBN

• Non KUR 2 debitur (Rp. 5.400 jt) • Pedagang Garam

• KUR 1 debitur (Rp. 125 jt) • Pabrik Es

• Non KUR 3 debitur (Rp. 3.676 jt)

•Nelayan Tangkap

• KUR 12 debitur (Rp. 4.850 jt) • Non KUR 8 debitur (Rp. 9.975 jt)

• Perdagangan Ikan • KUR 3 debitur (Rp. 600 jt) • Cold Storage

• Non KUR 1 debitur (Rp. 2.600 jt)

(19)

BISNIS MODEL PEMBIAYAAN PERIKANAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

19

MOU

Budidaya Rumput Laut Existing di Sulawesi Selatan dengan avalis PT. Agarindo Bogatama dan Koperasi Kospermindo

Avalis

PT. Agarindo Bogatama

Kospermindo PT. Agarindo

Bogatama, produsen agar-agar yang membeli hasil panen

rumput laut Offtaker Pembina Pembina Offtaker Penjamin Kredit Avalis Avalis

Nelayan Budidaya Rumput Laut di Takalar Sulawesi Selatan Plafon KUR Rp. 10 miliar untuk 505 nelayan Perjanjian

Kerjasama Penjaminan

Perjanjian Kredit

(20)

BISNIS MODEL KEMITRAAN DENGAN POLA KAMPOENG BNI

“KAMPOENG NELAYAN MUARA ANGKE”

20

MOU

Komira

Komira bergerak dalam bidang usaha perdagangan hasil ikan Fasilitas Non KUR kepada Komira sebesar Rp. 15 miliar

Offtaker & Avalis

Pembina

Pembina Offtaker

KUR Kelompok = Rp. 2 miliar Jumlah kelompok penerima 21 anggota

PROGRAM CSR Kredit Kemitraan :

• PKBL Nelayan = Rp. 600 juta • Jumlah penerima 12 orang

Aktualisasi CSR:

• Gapura gerbang masuk • Tempat Sampah • Gerobak Ikan • Pembangunan/Renovasi Saluran Air Penjamin Kredit Perjanjian Kerjasama Penjaminan

Perjanjian Kredit KUR dan Kemitraan

(21)

PROFILE PEMBIAYAAN KEMITRAAN DENGAN POLA KAMPOENG BNI

“KAMPOENG NELAYAN BRONDONG LAMONGAN”

21

KAMPOENG

NELAYAN

BRONDONG

LAMONGAN

KOMERSIAL

AVALIS /Off Taker Kop. MNT :

- PK TSL = Rp. 2.900 juta - PK = Rp. 1.100 juta - PK = Rp. 1.000 juta

NELAYAN :

- Koperasi Nelayan = Rp. 6.000 juta Jumlah anggota 1.300 orang - KUR Perorangan = Rp. 2.000 juta

Jumlah penerima 32 orang

PROGRAM CSR

KREDIT KEMITRAAN:

- PKBL Nelayan = 500 juta Jumlah penerima 5 orang

AKTUALISASI CSR

- Gapura gerbang masuk - Pendopo / Balai pertemuan

- Tempat Cangkrukan/Pos Keamanan Lingkungan - Musholla

(22)

PROFILE PEMBIAYAAN KEMITRAAN DENGAN POLA KAMPOENG BNI

“KAMPOENG BANDENG KRAWANG”

22 KAMPOENG BANDENG KRAWANG

KOMERSIAL

AVALIS PERORANGAN: PK = Rp. 2.500 juta NELAYAN :

- KUR Perorangan = Rp. 4.000 juta Jumlah penerima 25 orang

- KUR Kelompok = 1.000 juta

Jumlah kelompok penerima 20 anggota

PROGRAM CSR

KREDIT KEMITRAAN:

- PKBL Nelayan = 300 juta Jumlah penerima 20 orang

AKTUALISASI CSR

- Gapura gerbang masuk

- Dermaga kecil sandaran perahu - Balai serbaguna untuk pertemuan - Gudang & Musholla

(23)

23

Terima Kasih

Divisi Bisnis Usaha Kecil

Kelompok Anorganik Program

Telp 021 - 2511946 ext 2002, 9921, 8519

(24)

Sektor Ekonomi KUR sesuai Permenko No.8 Tahun 2015

24

No. Sektor Ekonomi KUR

1 Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan Boleh

2 Perikanan Boleh

3 Pertambangan dan Penggalian Tidak

4 Industri Pengolahan Boleh

5 Listrik, Gas, dan Air Tidak

6 Konstruksi Tidak

7 Perdagangan Besar dan Eceran Boleh

8 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Boleh

9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Boleh

10 Perantara Keuangan Tidak

11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan Boleh

12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Tidak

13 Jasa Pendidikan Boleh

14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tidak

15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Tidak

16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Tidak

17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya Tidak

18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya Tidak

(25)

Realisasi Penyaluran KUR BNI 2015

25

 Sejak Program KUR diluncurkan di bulan Agustus 2015 sampai dengan 29 Oktober 2015, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp.727 miliar kepada 3.270 debitur

 Berdasarkan target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp.3.200 miliar tercapai 22,71% (Rp. Milyar) (orang) 22 137 692 22 159 851 31/08/2015 30/09/2015 31/10/2015

Penyaluran

Per bulan Akumulasi

106 648 3,036 106 754 3,790 31/08/2015 30/09/2015 31/10/2015

Jumlah Debitur

Per bulan Akumulasi

(Rp miliar) Deb Maks KUR Mikro 264 5,01 1.000 0,50% KUR Ritel 3.472 844,35 2.000 42,22% KUR TKI 54 1,27 200 0,64% Total 3.790 850,63 3.200 26,58% Pencapaian 31-Oct-15 Target Jenis KUR

(26)

57 14

70

710

26

Realisasi Penyaluran KUR Per Sektor Ekonomi 2015

 Sektor ekonomi yang dibiayai oleh BNI sesuai dengan ketentuan pemerintah perihal Pedoman Pelaksanaan KUR.

 Penyaluran didominasi sektor perdagangan yang terintegrasi dengan sektor pertanian, perikanan dan industri olahan.

255 56

293

3,186

Debitur (orang) Penyaluran (Rp.M)

No. Sektor Debitur Maks Pros

1 Pertanian 255 57 6,68% 2 Perikanan 56 14 1,67% 3 Industri Pengolahan 293 70 8,21% 4 Perdagangan Terintegrasi 3.186 710 83,44% Total 3.790 851 100,00% Pertanian Industri Pengolahan

(27)

27

Realisasi Penyaluran KUR Per Provinsi 2015

 BNI telah menyalurkan KUR ke 33 Provinsi.

 Penyaluran KUR tertinggi di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.122 miliar kepada 496 debitur  Penyaluran KUR terendah di Provinsi Papua sebesar Rp.270 juta kepada 2 debitur

2 3 6 6 8 11 29 31 34 37 43 45 52 53 67 70 72 79 81 81 88 88 95 102 114 124 125 148 239 327 486 496 PAPUA MALUKU GORONTALO SULAWESI BARAT IRIAN JAYA BARAT MALUKU UTARA KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGGARA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN SELATAN BENGKULU NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI TENGAH KALIMANTAN BARAT BANTEN NANGGROE ACEH DARUSSALAM KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SUMATERA BARAT D.I. YOGYAKARTA LAMPUNG SUMATERA SELATAN BALI RIAU SULAWESI SELATAN JAMBI SUMATERA UTARA DKI JAKARTA JAWA TIMUR JAWA BARAT Debitur (orang) 0.2700 1 1 1 2 2 4 4 5 7 7 9 10 12 13 15 16 18 18 19 19 21 22 23 24 31 31 33 50 79 104 122 PAPUA MALUKU GORONTALO SULAWESI BARAT IRIAN JAYA BARAT MALUKU UTARA BENGKULU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SULAWESI TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGAH KALIMANTAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN BARAT NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA BARAT RIAU SULAWESI UTARA D.I. YOGYAKARTA KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU BANTEN SUMATERA SELATAN LAMPUNG SULAWESI SELATAN BALI JAMBI SUMATERA UTARA DKI JAKARTA JAWA TIMUR JAWA BARAT Penyaluran (Rp.M)

(28)

Penyaluran KUR BNI 2007 - 2014

28

Penyaluran KUR

Rp. miliar

Jumlah Debitur

Sejak 2007 – Desember 2014, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp.15.680,84 miliar

Sejak 2007 – Desember 2014, BNI telah menyalurkan KUR kepada 218.222 debitur

8,954 11,567 27,824 77,410 153,050 198,484 218,222 8,954 8,912 20,787 61,819 102,264 113,979 100,762 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Dec-14

Akumulasi Jumlah Debitur Posisi Laporan

-1,000 1,400 1,600 2,500 4,000 4,750 4,750 19 1,145 1,528 1,631 3,348 4,172 3,274 1,727 19 1,002 872 1,778 3,618 5,003 4,195 3,186 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(29)

• Penyaluran KUR terbesar diberikan kepada sektor Perdagangan sebesar Rp.7.504,70 miliar (48%) dengan jumlah penerima sebanyak 160.227 debitur

• Penyaluran BNI di sektor prioritas/hulu sebesar Rp. 3.745,97 miliar (24%) dengan jumlah penerima KUR sebanyak 21.645 debitur

Penyaluran KUR BNI 2007 - 2014 per Sektor Ekonomi

29

Jumlah Debitur Share Pembiayaan

Sektor Pertanian, Perburu an dan Perikanan| 19.928 Industri Pengolahan| 1.717 Konstruksi, 338 Sektor Perdagangan, R

est & Hotel| 160.227 Jasa-jasa Dunia Usaha, 3,457 Jasa-jasa Sosial Masyarakat, 14,09 2 Sektor Lainnya| 18.463 Sektor Pertanian, P erburuan dan Perikanan 22% Industri Pengolahan 2% Konstruksi 1% Perdaganga n, Restora n, & Hotel 48% Jasa-jasa Dunia Usaha 5% Jasa-jasa Sosial Masyarakat 10% Sektor Lainnya 12%

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan dampak pemberian KUR dalam mengentaskan kemiskinan, serta untuk mengetahui

Merupakan pembahasan mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terdiri atas jenis, kriteria calon debitur, persyaratan permohonan KUR, prosedur pelaksanaan KUR,

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Medan Selayang dan perkembangan Usaha Mikro setelah menggunakan KUR

Hal ini disebabkan karena di daerah Binjai Sudirman masyarakat di sektor perikanan tidak mau menggunakan produk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro iB di Bank

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program pemerintah yang bergerak pada bidang pembiayaan yang diperuntukan bagi usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang usahanya layak

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Angsuran tidak berpengaruh terhadap pembiayaan produk kredit usaha rakyat (KUR) mikro kecil iB di BRISyaraih KCP

Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Adapun permasalahannya adalah seberapa jauh peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkatakna kinerja dalam usaha kecil menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta?;