Jumlah rumah tangga usaha
pertanian di Kabupaten Langkat
Tahun 2013 sebanyak 125,391
rumah tangga
Jumlah perusahaan pertanian
berbadan hukum di Kabupaten
Langkat Tahun 2013 sebanyak 81
Perusahaan
Jumlah perusahaan Ɵ dak
berbadan hukum atau bukan
usaha rumah tangga usaha
pertanian di Kabupaten Langkat
Tahun 2013 sebanyak 9 Unit
Jumlah sapi/kerbau di Kabupaten
Langkat pada 1 Mei 2013
sebanyak 111,160 ekor
Jl. T. Putra Azis No. 1 - Stabat - Sumatera Utara (20814) Telp. : (061) 8910990 Fax. : (061) 8910223
Homepage : http://langkatkab.bps.go.id E-mail : bps1213@bps.go.id
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LANGKAT
1
S
ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang
diselenggarakan Badan Pusat StaƟ sƟ k (BPS) seƟ ap 10 (sepuluh) tahun sekali
sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor
16 Tahun 1997 Tentang StaƟ sƟ k dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO
yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses
Covering Periode 2006-2015”.
Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha
pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei
Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei
Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam seƟ ap subsektor pertanian
pada bulan Mei-Oktober 2014.
Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah
rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan
jumlah perusahaan Ɵ dak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian
di seluruh Indonesia. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan
kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan
hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website hƩ p:\\st2013.bps.
go.id.
Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan
diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih
yang seƟ nggi-Ɵ ngginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun Ɵ dak
langsung yang telah ikut berparƟ spiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga
mengucapkan terima kasih.
Stabat, 12 Agustus 2013
Kepala Badan Pusat StaƟ sƟ k
Kabupaten Langkat
Ir. Sawaluddin Naibaho, M.Si
Seuntai
Kata
2
Dukungan
Kepala
Daerah
Kepada Masyarakat
Petani Dan
Kelompok Tani, Saya
Harapkan Dapat
Membantu Petugas
ST2013 Dengan
Memberi Jawaban
Yang Tepat, Benar,
Dan Apa Adanya...
19
Ucapan
Terima
Kasih
Seluruh jajaran Badan Pusat StaƟ sƟ k Kabupaten Langkat
mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan
dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka
menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian
2013.
Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan
terima kasih kepada:
• BupaƟ Langkat
• Wakil BupaƟ Kabupaten Langkat
• Para Anggota DPRD Kabupaten Langkat
• Koordinator StaƟ sƟ k Kecamatan se Kabupaten Langkat
• Para Camat/Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Langkat
• Lembaga/Instansi yang terkait
• Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013
• Seluruh Warga Kabupaten Langkat yang telah membantu
menyukseskan Sensus Pertanian 2013
Menyediakan
Informasi untuk
Masa Depan
Petani yang
Lebih Baik
18
Penutup
S
eƟ ap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila
diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan
teliƟ serta didasarkan atas angka-angka staƟ sƟ k khususnya di bidang pertanian
yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya
Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari
berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat
kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian.
Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang
Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil
kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
3
Rangkaian
Kegiatan
ST2013
Workshop Internal BPS dan
Rapat Interkementerian/Lembaga
Pembahasan Konsep dan Defi nisi ST2013
PelaƟ han Instruktur Nasional (INNAS)
PelaƟ han Instruktur Daerah (INDA)
PelaƟ han Petugas Pencacah Lengkap (PCL)
Pengolahan ST2013-P di Kabupaten/Kota
Diseminasi Angka Sementara ST2013
Pengolahan ST2013-L di Provinsi
Diseminasi Angka Tetap ST2013
Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013
Pemutakhiran
ST2013-P
Pencacahan
ST2013-L
1. PelaƟ han
Petugas
Pengolah
2. Monitoring
Kualitas
3. Evaluasi Pasca
Survey
4. EdiƟ ng/Coding
(Coaching)
3
4
Rangkaian
Kegiatan
ST2013
17
Penyebaran Sapi dan Kerbau
di Kabupaten Langkat Tahun
2013
16
Penyebaran Perusahaan Tidak
Berbadan Hukum atau Bukan Usaha
Rumah Tangga Usaha Pertanian di
Kabupaten Langkat Tahun 2013
6
1
2
3
SEJARAH
SENSUS PER
TANIAN
DI INDONESIA
1983
Sensus pertanian yang keƟ ga. •
Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian •
Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
•
Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. •
Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: •
- Rumah tangga pertanian pengguna lahan:
Tanaman padi/palawija, tanaman horƟ lkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau.
- Rumah tangga pertanian yang Ɵ dak menggunakan lahan:
Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum
Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui •
pendaŌ aran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes •
dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1973
Sensus Pertanian yang kedua •
Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di •
seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. •
Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan •
rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, •
sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat •
yang melipuƟ data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang melipuƟ luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperƟ struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang melipuƟ rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.
1963
Sensus pertanian pertama. •
Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, •
kecuali Irian Jaya (Papua).
Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. •
Tujuan utama: mendapatkan data staƟ sƟ k di sektor •
pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia.
Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, •
penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian.
Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi •
sampling design rendah, response rate belum opƟ mal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 yang berpengaruh terhadap jawaban responden.
15
Penyebaran Perusahaan
Pertanian Berbadan Hukum di
Kabupaten Langkat Tahun 2013
14
Penyebaran Rumah Tangga
Usaha Pertanian di Kabupaten
Langkat Tahun
2013
14
7
4
5
6
7
2013
Sensus Pertanian keenam. •
Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013. •
Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus. •
Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga •
dan idenƟ fi kasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah •
konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang •
dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga.
Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan •
bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian.
Pengolahan data dilakukan dengan
• scanner.
1993
Sensus pertanian yang keempat. •
PendaŌ aran bangunan dan rumah tangga dilakukan di •
seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian •
hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah •
pencacahan (wilcah).
Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya •
dilakukan pemutakhiran wilcah.
Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan •
dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan seƟ ap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian Ɵ dak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.
2003
Sensus pertanian yang kelima. •
PendaŌ aran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah •
perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004. PendaŌ aran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara •
lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel.
PedaŌ aran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh •
Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. •
Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus •
sebagai persiapan pencacahan.
Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian •
1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD Ɵ dak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up daƟ ng direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan lisƟ ng dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, horƟ kultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas.
Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. •
Pengolahan data dilakukan dengan
8
Konsep dan Defi nisi
Sensus Pertanian 2013
8
Usaha Pertanian
adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian melipuƟ usaha tanaman pangan, horƟ kultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun Ɵ dak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
adalah seƟ ap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada Ɵ ngkat kabupaten/kota, untuk seƟ ap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperƟ penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperƟ , pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakana pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau
adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/ pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).
Catatan:
1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang mengusahakan komoditas dimana seƟ ap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU).
2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013 untuk rumah tangga usaha pertanian.
13
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah,
dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan (ekor)
No. Provinsi 2011 2013 Pertumbuhan 2011-2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Bohorok 11 592 7 842 -3 750 -32.35 2 Sirapit 2 942 2 199 -743 -25.25 3 Salapian 5 821 4 752 -1 069 -18.36 4 Kutambaru 3 809 2 119 -1 690 -44.37 5 Sei Bingai 5 702 4 212 -1 490 -26.13 6 Kuala 6 541 5 472 -1 069 -16.34 7 Selesai 9 757 8 157 -1 600 -16.40 8 Binjai 5 522 2 980 -2 542 -46.03 9 Stabat 6 756 4 519 -2 237 -33.11 10 Wampu 7 752 5 986 -1 766 -22.78 11 Batang Serangan 12 957 10 218 -2 739 -21.14 12 Sawit Seberang 9 527 7 743 -1 784 -18.73 13 Padang Tualang 8 102 6 637 -1 465 -18.08 14 Hinai 5 320 4 105 -1 215 -22.84 15 Secanggang 8 842 5 045 -3 797 -42.94 16 Tanjung Pura 3 510 2 659 -851 -24.25 17 Gebang 4 941 3 797 -1 144 -23.15 18 Babalan 1 864 1 853 -11 -0.59 19 Sei Lepan 5 057 4 516 -541 -10.70 20 Brandan Barat 2 942 2 823 -119 -4.04 21 Besitang 5 089 4 239 -850 -16.70 22 Pangkalan Susu 3 148 2 463 -685 -21.76 23 Pematang Jaya 5 399 6 824 1 425 26.39 Kabupaten Langkat 142 892 111 160 -31 732 -22.21
13
12
P
elaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah,
dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan
serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni
2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni
2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten
Langkat mencapai 142,892 ekor. Sementara itu, dari
hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau
mencapai 111,160 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila
dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi
dan kerbau paling banyak adalah Kecamatan Batang
Serangan dengan jumlah populasi sebanyak 10,218 ekor,
kemudian Kecamatan Selesai (8, 157 ekor), dan Bahorok
(7,842 ekor). Sedangkan daerah yang memiliki sapi dan
kerbau paling sedikit adalah Kecamatan Babalan dengan
jumlah populasi sebanyak 1,853 ekor.
Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau
diKabupaten Langkat Tahun 2011 dan
2013
12
142.892
111.160
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
PSPK2011
ST2013
Jumlah Ternak Sapi/Kerbau
Jumlah Ternak Sapi/Kerbau (ekor)
9
B
erdasarkan angka sementara hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha
pertanian di Kabupaten Langkat sebanyak 125.931
dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 81 dikelola oleh
perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak
16 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan
berbadan hukum.
Secanggang, Sei Bingei, dan Tanjungpura merupakan
Ɵ ga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai
jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak,
yaitu masing-masing 12,836 rumah tangga, 8,443
rumah tangga, dan 8,189 rumah tangga. Sedangkan
Kecamatan Kutambaru merupakan wilayah yang paling
sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu
sebanyak 1,994 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan
hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
rumah tangga di Kabupaten Langkat untuk perusahaan
sebanyak 73 unit dan lainnya 9 unit. Jumlah perusahaan
pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi
di Kecamatan Batang Serangan yaitu sebanyak 10
perusahaan sementara Kecamatan Tanjung Pura sama
sekali Ɵ dak memiliki perusahaan pertanian berbadan
hukum. Sedangkan jumlah perusahaan Ɵ dak berbadan
hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian
terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat dan Kecamatan
Pangkalan Susu, yaitu masing-masing 3 unit.
Gambaran
Umum Usaha
Pertanian di
Kabupaten
Langkat
10
B
erdasarkan angka sementara hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah
tangga usaha pertanian di Kabupaten Langkat
mengalami penurunan sebanyak 19,348 rumah tangga
dari 144,739 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi
125,391 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarƟ
menurun sebesar 13,37 persen. Penurunan terbesar
terjadi di kecamatan Selesai sementara penurunan
terendah terjadi di Kecamatan Wampu, yaitu
masing-masing sebesar -35,05 persen dan -1,76 persen selama
sepuluh tahun.
Sementara itu beberapa kecamatan jumlah rumah tangga
usaha pertanian justru mengalami kenaikan. Kecamatan
Pematang Jaya merupakan kecamatan dengan kenaikan
terƟ nggi yaitu 19,80 persen dan Kecamatan Sawit
Seberang dengan kenaikan terendah yaitu 0,33 persen.
Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga
usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian
berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum di Kabupaten Langkat Tahun 2003 dan 2013
10
144.739 125.391 115000 120000 125000 130000 135000 140000 145000 150000 ST2003 ST2013Rumah Tangga Usaha Pertanian
Rumah Tangga Usaha Pertanian
73 73 0 20 40 60 80 ST2003 ST2013
Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
11
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013
Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha
11
Catatan: Untuk tahun 2003 Ɵ dak dilakukan pendataan terhadap perusahaan Ɵ dak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian Keterangan: RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan
Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)
11
erhadap perusahaan Ɵ dak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tatangga usaha pertanianan terh
Catatan: Untuk tahun 2
Catatan: Untuk tahuun 2003 Ɵ dak d Catatan: Untuk tahun 2
Catatan: Untuk tahun 2003 Ɵ da3 Ɵ Ɵdak diladaak dilakukan pendataanlakukaan peendadataan tataaat an teerhan te adan hukum atau bukan usaha rumah tangg Keterangan: RTP (Rumah Tangga Pertan an , P
Keterangan: RTP (Rumah Ta angga Pertanianian), Peru
Keterangan: RTP (RTP (Rumah Th Tanggga Pertrtaniaan), P), Perusahaan (PePeru haanusah n (PerusaahaaPerusarusahaan Pahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidaak Berbadan Hukum atau Bukan
Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)
Usaha Rumaah Tangga Usaha Perertanit an)
Usa
Usaha Rumumah TaTangga a Usahha Peertan n)nian)
No. Provinsi
2003 2013 Pertumbuhan 2003-2013 RTP Perusa-haan RTP Perusa-haan Lainnya RTP Perusahaan
Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bahorok 5 919 5 6 789 5 1 870 14,70 0 0.00 2 Sirapit 2 333 1 2 517 1 - 184 7,89 0 0.00 3 Salapian 4 585 2 3 649 2 - -936 -20,41 0 0.00 4 Kutambaru 2 529 1 1 994 1 - -535 -21,15 0 0.00 5 Sei Bingai 9 298 1 8 443 1 - -855 -9,20 0 0.00 6 Kuala 6 665 3 5 176 3 1 -1 489 -22,34 0 0.00 7 Selesai 11 723 3 7 614 3 - -4 109 -35,05 0 0.00 8 Binjai 6 003 2 4 344 2 1 -1 659 -27,64 0 0.00 9 Stabat 7 864 1 5 900 3 3 -1 964 -24,97 2 66.67 10 Wampu 6 546 5 6 431 4 1 -115 -1,76 -1 -25.00 11 Batang Serangan 6 600 10 5 095 10 1 -1 505 -22,80 0 0.00 12 Sawit Seberang 2 706 2 2 715 2 - 9 0,33 0 0.00 13 Padang Tualang 8 110 4 5 360 4 - -2 750 -33,91 0 0.00 14 Hinai 6 941 2 5 928 2 - -1 013 -14,59 0 0.00 15 Secanggang 12 529 2 12 836 2 - 307 2,45 0 0.00 16 Tanjung Pura 8 798 0 8 189 0 1 -609 -6,92 0 0.00 17 Gebang 7 147 6 5 508 6 2 -1 639 -22,93 0 0.00 18 Babalan 5 381 2 4 631 2 1 -750 -13,94 0 0.00 19 Sei Lepan 6 066 4 5 889 3 - -177 -2,92 0 0.00 20 Brandan Barat 3 413 3 3 025 3 - -388 -11,37 0 0.00 21 Besitang 6 371 7 5 820 6 1 -551 -8,65 -1 -16.67 22 Pangkalan Susu 5 030 3 4 924 4 3 -106 -2,11 0 0.00 23 Pematang Jaya 2 182 4 2 614 4 - 432 19,80 0 0.00 Kabupaten Langkat 144 739 73 125 391 73 16 -19 348 -13,37 0 0,00