PEMBENIHAN GURAMI
DI
KOLAM TERPAL DENGAN SISTEM PERGILIRAN TEMPAT*)Oleh : Dra. Nuning Setyaningrum, M.Si **) (email : nuningsetyaningrum@ymail.com)
Drs. Sugiharto, M.Si **) Dra. Sri Sukmaningruril, M.Si **)
PENDAHULUAN
Budidaya
ikan
dapat
dibedakanmenjadi
dua
tahapan,yaitu
tahappembenihan
dan
tahap
Pembesaran. Pembenihanmeliputi;
Pemilihan
danPemeliharaan induk, pemijahan dan pendederan. Sedangkan pembesaran adalah
kegiatan pemeliharaan
ikan
setelah pendederan sampaiukuran
tertentu atau konsumsi.Pemijahan ikan mempunyai peran yang sangat penting untuk keberhasilan budidaya ikan, karena masing-masing jenis ikan memerlukan kondisi lingkungan
sesuai, serta memperhatikan sifat telur. Sedangkan pemilihan induk, penetasan
dan
pendederanpada
ikan
hampir
tidak
banyak
berbeda.Musim
untuk pemijahan ikan gurame Osphronemus gouramy Lac. tidak terjadi sepanjang tahun,sehingga persediaan benih tidak selalu ada dalam jumlah yang cukup (Arfah et al, 2006). Kesulitan
ini
disebabkan karena benih yang dibutuhkan merupakan hasil dari pada pemijahan dan pembenihan alarni yang dipengaruhi oleh musim. Halini
merupakansalah
satu
kendala
dalam
usaha budidaya gurame
yaituketersediaan benih tidak kontinyu dan masih sangat terbatas.
Pada dasarnya pemijahan
ikan
di
kolam dilakukan dengan cara meniru caraikan
mijahdi
alam ataudi
perairan umum/bebas. Pada musim kemarau permukaanair
pada suatu danau/
perairan umum akan menurun, dan padaawal musim penghujan perrnukaan
air
akan naik sehingga daerah yang keringakan tergenang air. Pada saat inilah akan terjadi perubahan ekologi perairan yang dapat merangsang jenis ikan tertentu untuk melakukan pemijahan. Dasar-dasar
inilah yang dijadikan acuan untuk memijahkan ikan di kolam.
A.
Pemilihan IndukSeleksi induk ikan dilakukan untuk mendapatkan induk ikan gurame yang telah matang gonad dan siap untuk dipijahkan (Arfah et al, 2006).Induk ikan gurami menjadi dewasa setelah berumur 4
-
5 tahun baik yang jantan maupun yang betina. Cid-ciri ikan gurami iantao yang dewasa pada kepalaterdapat tonjolan (nonong) yang letaknya diantara
bibir
atas dan mata,*) Makalah Penyuluhan di desa Candiwulan, Kec. Mandiraja Banjarnegarq Oktober 2016
**)
bio.unsoed.ac.id
pangkal
sirip
dada lebih terangjika
dibandingkan dengan yang betina. Pejantan yang baik warnanya cerah, sisik rapi gerakannya lincah. Ciri-ciriikan
gurami betina dewasa;dahi tidak
ada tonjolan, dasarsirip
dadabern'arna gelap. Induk betina yang baik warnanya cerah gerakanya lebih
lamban, sisik lebar dan perut terlihat lebih besar.
B.
KolamKolam
untuk
induk
ikan
gurami pada dasarnya $arna dengan kolam padaumumnya
hanya padakolam
induk ikan
gurami
selalu dilengkapi dengan; songgo (tempat meletakan sarang) dengan diameter 25 cm dan iiuk (buhur sarang). Luas kolam dapat 3 x 3 m2 atau 5x
5 m2 dengan kedalaman antara 75-
10A cm. Songgo dipasang pada bagian tepi kolam dengan letak 15cm
di
bawah permukaanair
dan bahan sarang diletakan dipermukaan air dengan tatakan anyamanbambu
sehingga terapung. Setiapkolam
induk dipelihara satu set induk yang terdiri 1 ekor induk ikan jantan dan antara 3-4 ekor induk betina. Untuk kolam pemeliharaan larva dan benih juga disiapkandengan pemberian pupuk dankedalaman air yang sesuai.
C.
PemijahanSebelum melakukan pemijahan, ikan jantan akan membuat sarang selama
antara 5-7 hari. Satu/dua hari setelah sarang selesai dibuat pejantan akan mengajak betinanya untuk mtjuh dengan cara merayu atau bercumbu dulu, setelah
teriadi
kesepakatanmaka
terjadilah
pemijahan.Ikan
guramibiasanya miajah pada sore hari. Untuk mengetahu ikan sudah
*iuh
cukup melihatlubang/ pintu
sarangjika
sudahditutup
berarti pemijahan telah teradi dan dapat menusukanlidi
pada sarangjika
mengeluarkan lemakbernrara kuning berarti sarang telah ber isi telur dan biasanya induk betina akan selalu meniaganya didepan pintu sambil mengibaskan ekornya.
D.
PenetasanSetelah
telur
dalam
sarang menetas,larva hasil
penetasan tersebut dipelihara selama sepuluhhari.
Berdasarkanjumlah larva yang
hidup sampaiakhir
masa pemeliharaary dapatdihitung tingkat
kelangsunganhidupnya (tufah et al, 2006).
1.. Penetasan di kolam pemijahan
Cara
ini
biasanya dilakukan pada kolam-kolam yang keadaan airnya jernih. Setelah induk memijah maka sarang akan dijaga oleh betinanya,dva
/
tiga
hahari kemudiantelur
menetas
menjadi larvadi
dalamsarang setelah 9
-l2hari
larva dapat dipanen.*) Makalah Penyuluhan di desa Candiwulan, Kec. Mandiraja, Banjarnegara, Oktober 2016 **) Dosen tetap Fak. Biologi Unsoed Purwokerto
bio.unsoed.ac.id
2.
Penetasan dalam wadah terapung di kolan.Satu hari setelah induk bertelur dapat
diambil
(dipanen) kemudian kita masukanke dalam
ember/bokor dantelur
dikeluarkandari
sarangdengan sangat hati-hati, setelah
itu
telur-telur
ini
dibersihkan dari lemak dan dipindahkan pada tar,jar yang dibuat dari strimin halus yang diletakan di tengah kolam.3.
Penetasan dalam pasoPenetasan
ini
dilakukan
menggunakanbrokoh/bokor/ember
yffig
diletakandi
tepi rumah yangtidak
langsung terkena sinar mata hariuntuk
mempertahankantemperatur,
Penetasanini
memerlukanpegantian air secara teratur dan terukur untuk menjaga kualitas air agar tetap stabil.
E.
PendederanPendederan merupakan
pemeliharaan
ikan mulai dari larva
lepassarang sampai mencapai ukuran tertentu atau siap
untuk
dipeliharadi
kolam pembesaran. Pendederan ikan gurami dapat dikelompokan menjadi tiga tahap yaitu pendederan tahap I, dan II. Pada kondisi lingkungan yang optimal pertumbuhan ikan ditentukan oleh jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi. Pakan yang dikonsumsi untuk dapat digunakan dalam prosesbiosintesis
yang
menghasilkanpertumbuhan
harus melalui
prosespencemaan
dan
penyerapan pada saluran pencernaanterlebih
dahulu(Yandes et aI,2003).
Standar produksi benih ikan gurami kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan Standardisasi
Nasional
(BSN) sebagaipihak yang
berwenang mengkoordinasikan standar sesuai dengan Keppres RI No. 13 tahun 1997(Standar Nasional Indonesia, 2000). Produksi benih ikan gurami kelas benih sebar ukuran
lawa,
PI,PII,
PlI,
P
IV
danPV
adalah suatu rangkaiankegiatan
pra
produksi, proses
produksi
dan
pelnanenan
untuk menghasilkan benih ikan gurami kelas benih sebar sesuai dengan SNI 01-5485.2-2000. Pendederan I, adalah pendederan larva hingga benih ukuran Lcm
(biji
oyong). PendederanII
adalah pemeliharaan benih ukuran L cm hingga mencapai ukuran 3-5 cm ( dim ).1.
PendederanlPemeliharaan larva
ikan
gurami sampai menjadi ukuran1
cm
(
biji
oyong ) merupakan pemeliharaan yang paling rawan, karena benih ikangurami masih
sangat
sensitif
terhadap
perubahan-perubahan*) Makalah Penyuluhan di desa Candiwulan, Kec. Mandrajq Banjarnegara, Oktober 2016
*+)
bio.unsoed.ac.id
lingkungan terutama kualitas air. Pemeliharaan pada pendederan tahap I ini memerlukan waktu 30-40 hari. Pendederan tahap I dapat dilakukan
secara tradisional dan intensif'
Pendederan I secara tradisional
Pendederan
tersebut
biasanya
dilakukan
di
kolam
dengan kedalaman antara 30-40 cm-
PersiaPan lahanPematang kolam harus diperbaiki agar
tidak
terjadi kebocotaokemudian baru dilakukan pembajakan dan diratakan dan bagian
tengah
diberi kemalir
kearah caren.
Arah
kemalir
dibuat dlalonal kolam ( lurus antara inlet dengan outlet )Dat
didekatoortutdibuatpetakankecilberukuranl-'5x1-'5mdengan
kedalaman 0,75 m yang berfungsi untuk menalnPung benih padasaat Panen.
-
PengairanKolam yang telah siap,
dipupuk
denganpupuk
kandang baru kemudiandiairi
dengan kedalamanair
antara 15-25cm'
ait diusahakan tidak dibuang (outlet ditutup)'-
Penebaran benihLarva gurami yang ditebar adalah larva yang berumur antara
L0-14hari.Larvayangsudahdisiapkandimasukankedalam
petakandandiberipetindung.Setelahsatumingguataukuning
telur
sudah habis, petakanlarva
dibuka sehinggalarva
akanmenyebaruntukmencaripakan.Padatpenebaranpada
pendederan 1 antara 50-60 ekor/m2'-
Pemberian PakanLarva yang baru ditebar belum diberi pakan tambahan hingga
umur
berkisar 25-30 hari" karenakuning telur
masih ada danpakan alami yang berupa zooplanton masih banyak' Baru setelah umur30haripakanbuatan/tambahandiberikan.
Perawatan; Setelah makanan cadangan
/
kuning telur telah habislarvadiberipakanberupaPakanalamiyangadadikolam
secukupnya selama kurang
lebih
2 hari
setelahitu
diberi
pakan tubifex/cacing. Selama periode pendederanair
media harus selalu dikontrol agar kualitas air tetap terlaga,pH 6,5- 7 dartsuhun-?aw'
*; Makalah Penyuluhan di desa candiwulan, Kec. Mandiraja, Banjarnegara, oktober 2016
**) Dosen tetap Fak. Biologi Unsoed Purwokerto
bio.unsoed.ac.id
2.
PendederanII
Pendederan
II
merupakan pemeliharaan benih ikan gurami mulai dari ukuran 1 cm (biii oyong) hingga ukuran 1 dim (2,5-
5 cm ) pendederan II memerlukan waktu 2- 3 bln.Kegiatan yang dilakukan pada pendederan II adalah sebagai
beriku!
a.
Persiapankolam; Kolam yang diperlukan
untuk
pendederanII
dengan kedalaman 40-6A
cill,
kolam
ini
dilengkapi
ceren dankowean
sebagatempat
penempungbenih pada saat
panen.Pematang
harus
kuat/tidak
bocor.
Kolam
dikeringkan
terlebih dahulu selama satu minggu, selanjutnyadi
tabur kapur sebanyak100-300 grarr./rn2
dan diberi pupuk
kandang 300-600gram/rrf
setelahitu
kolam barudiisi air
dengan kedalaman antara 5-L0 cm dibiarkan selama satu minggu kemudian ditambah airlagi
hinggakedalaman air 45-50 cm, kolam tehah siap untuk ditebar ikan.
b.
Penebaranbenitu
Benih yang ditebar adalah benih yang berukuranl" cm (biji oyong). Padat penebaran 30-50 ekotf rrlP, pelepasan benih
harus dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak setres.
c.
Pemberian pakan; pakan berupahasil
campurandari
beberapabahan baku dan bahan imbuhan pakan, sehingga mempunyai nilai
gizi
tertentu
yang
mampu
mendukung terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gurami (SNI,2009). Benih ikan gurami yang baru ditebar sebaiknya jangan diberi pakan pemberian pakandilakukan apabila pakan
alami yang
tesediadikolam
sudahberkurang atau tinggal sedikit. Pakan yang diberikan sebanyak 3 %
dari berat total badan (biomasa)/hari dapat diberikan dua
kali
pagisetelah
imt9
dan sore jam 15.KESIMPULAN
Pada pembenihan ikan gurami perlu dilakukan tahap-tahap antara
lain
:pemilihan
induk
jantandan
betina matang kelamin, persiapankolam
induk dengan sarangnyayang
sekaligusuntuk
memijah. Kolamuntuk
memeliharabenih serta kolam pendederan yang telah disiapkan dengan menurnbuhkan pakan alami dan adanya pakan tambahan untuk larva dan benih.
+) Makalah Penyuluhan di desa Candiwulan, Kec. Mandiraja Banjarnegnq Oktober 2016
**)
bio.unsoed.ac.id
DAI|IAR
PUSTAKAArfah, H., L. Maftucha
&
O. Carman,. 2006. Pemiiahan Secara Buatan Pada lkan Gurame (osphronemus Sourflmy Lac). Dengan Penyuntikanovaprim'
lurnalAkuakultur Indane sia, 5(2\:
fi3-112
standar Nasional Indonesia, 2000. Produksi benih
ikan
gurame (osph:ronemusgoft1my, Lac) kelas benih sebar.
sNI
: 01- 6485'3-
2000. Badan standarisasiNasional, ]akarta
standar Nasional lndonesia ,2009. Pakan buatan untuk ikan gurami (osphronemus gafinny,Lac).sNISNI7473:20Ag.BadanstandarisasiNasional,]akarta
Yandest,
2.,
R.Affandi
&
I.
Mokogintaz, 20A3. Pengaruh Pemberian Selulosa Dalam Pakan Terhadap Kondisi Biologis Benih Ikan Gurami (osphronemus gouramil',ac)-lurnallktiologilndonesia,Volume3'Nomorl',r; Makalah Penluluhan di desa candiwulan, Kec. Mandiraja' Banjarnegara, oldober 2016
**) Dosen tetap Fak. Biologi Unsoed Purwokerto