• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA SEWA KAMAR MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA SEWA KAMAR MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA SEWA KAMAR

MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA HOTEL SEMPURNA

LUBUKLINGGAU

Disusun Oleh

Maekorina

2011.01.0018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

BINA NUSANTARA JAYA LUBUKLINGGAU

(2)
(3)
(4)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE DETERMINATION OF RENTS OF ROOMS USING THE METHOD

WEIGHTED PRODUCT (WP) AT THE HOTEL PERFECT LUBUKLINGGAU

Maekorina1, Alfiarini2, Deni Apriadi3

1

Student STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau

2.3Lecturers STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau

Abstract`

The relatively rapid development of technology, making use of technology is especially computers is one of the important roles in the company or institution. Not only that, to help make decisions to suit the objectives to be achieved, the use DSS. In hotel sempurna calculating the selling price of services using traditional calculation system is considered less than the maximum. Traditional calculation system is based on the cost of materials and direct labor costs. Sum costs are accumulated into all services unit produced so often there is a discrepancy in price so could harm consumers and service providers. Application to be made is an application that is guided by the method of Weighted Product (WP). This application was created to help calculation decent room rental price received by producers or service companies inn. After be calculated and compared between the price of the room rental use application with real bedroom rents obtained the price difference is not too far away. Therefore, applications that are based on the method of Weighted Product (WP) is deemed suitable to be used for calculating the price of renting rooms in Hotel Sempurna Lubuklinggau.

(5)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA SEWA KAMAR MENGGUNAKAN METODE

WEIGHTED PRODUCT (WP) PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU

Maekorina1, Alfiarini2, Deni Apriadi 3

1

Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 2.3

Dosen STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau

Intisari

Perkembangan Teknologi yang relatif cepat, membuat penggunaan teknologi yaitu khususnya komputer merupakan salah satu peranan penting dalam perusahaan maupun instansi. Tidak hanya itu, untuk membantu pengambilan keputusan agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai maka menggunakan SPK.Pada Hotel Sempurna dalam perhitungan harga jual jasa dengan menggunakan sistem perhitungan tradisional dirasa kurang maksimal. Sistem perhitungan tradisional didasarkan pada biaya material dan biaya tenaga kerja secara langsung. Total biayanya diakumulasikan ke dalam semua unit jasa yang dihasilkan sehingga sering terjadi ketidaksesuaian harga sehingga dapat merugikan konsumen dan penyedia jasa. Aplikasi yang akan dibuat adalah sebuah aplikasi yang berpedoman dengan metode Weighted Product (WP). Aplikasi ini dibuat untuk membantu perhitungan harga sewa kamar yang layak diterima oleh produsen atau perusahaan jasa penginapan.Setelah dilakukan perhitungan dan membandingkan antara harga sewa kamar menggunakan aplikasi dengan harga sewa kamar sesungguhnya didapat selisih harga yang tidak terlalu jauh. Oleh karena itu aplikasi yang berpedoman pada metode Weighted Product (WP) ini dirasa cocok digunakan untuk menghitung harga sewa kamar pada Hotel Sempurna Lubuklinggau.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Hotel, Penentuan Harga Sewa Kamar, Metode Weighted Product

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hotel Sempurna merupakan salah satu perusahaan jasa penginapan yang terletak di Kota Lubuklinggau khususnya dibidang pariwisata. Didalam perusahaan jasa khususnya perhotelan banyak terjadi persaingan antara perusahaan tersebut. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan dapat ditentukan oleh beberapa hal antara lain Pelayanan, Kualitas, dan Biaya. Peran teknologi di sinilah yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dalam persaingan.

Agar dapat bersaing dengan baik diantara hotel-hotel yang semakin banyak jumlahnya, Manajemen hotel harus dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk memperoleh keuntungan. Adanya pengetahuan dan tingkat kesadaran konsumen yang semakin meningkat terhadap kualitas, harga dan pelayanan produk, akan mendorong manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan demikian setiap perusahaan semakin dipacu untuk menghasilkan produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa yang lebih berkualitas, pelayanan yang lebih memuaskan dan harga yang lebih rasional.

Perhatian utama perusahaan-perusahaan pada umumnya, untuk dapat mencapai target laba adalah penentuan harga jual produk. Salah satu variabel penting dalam penentuan tarif sewa kamar ini adalah informasi tentang fasilitas hotel yang ada. Pengalokasian biaya-biaya yang tidak merata untuk penentuan tarif sewa kamar yang tidak tepat dan

menimbulkan kesalahan dalam pengukuran dan penilaian kinerja. Hal ini mengakibatkan keputusan manajemen menjadi tidak tepat dan dapat membawa dampak buruk terhadap daya saing dan kelangsungan perusahaan. Dengan dasar pengalokasian yang lebih baik maka penentuan tarif sewa kamar akan lebih akurat dan manajemen mempunyai informasi yang lebih baik dalam membuat keputusan yang lebih tepat.

Tujuan utama setiap hotel adalah menjual jasa kamar dengan berusaha menaikkan persentase tingkat hunian kamar hotel. Penjualan tersebut ditandai dengan penggunaan tarif sewa kamar yang tepat kepada para pemakai jasa kamar. Salah satu strategi yang dapat diambil manajemen adalah dalam menetapkan kenaikan harga kamar sesuai dengan jenis kamar berdasarkan tingkat hunian yang ada sehingga dapat menutup biaya produksi dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Atas dasar pemikiran ini, penulis ingin melakukan penelitian kemungkinan dilaksanaknnya sistem penunjang keputusan dalam menentukan jenis kamar yang perlu ada kenaikan harga sewa kamar. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Sistem

Pendukung Keputusan Penentuan Harga Sewa Kamar Menggunakan Metode Weighted Product Pada Hotel Sempurna Lubuklinggau”.

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian yang dilaksanakan penulis pada Hotel Sempurna Kota Lubuklinggau adalah sebagai berikut :

(6)

1) Membangun sebuah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Harga Sewa Kamar di Hotel Sempurna Lubuklinggau untuk membantu pihak manajemen menggunakan metode Weighted Product (WP).

2) Membangun sistem pendukung keputusan yang dapat mempermudah dalam menentukan kenaikan harga sewa kamar.

LANDASAN TEORI

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Murnawan, Akhmad Fadjar Siddiq dalam Jurnal Sistem Informasi (2012) Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. SPK merupakan penggabungan sumber– sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah– masalah semi struktur.

Sedangkan dalam jurnal ilmiah Komputer (Astri Herdiyanti, Utami Dewi Widianti: 2013) Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatifa-lternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.

Jadi Sistem penunjang keputusan adalah sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak tersrtuktur.

Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu:

1) Membantu pengguna dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. 2) Mendukung keputusan pengguna, dan bukannya

mengubah atau mengganti keputusan tersebut. 3) Meningkatkan efektivitas pengguna dalam

pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.

Komponen Dalam Sistem Pendukung Keputusan Dalam Alexander Setiawan (2010), komponen

Sistem Pengambilan Keputusan dapat dibangun dari subsistem berikut ini, dapat dilihat pada Gambar 2.2 : 1. Subsistem Manajemen Data (Data Management

Subsystem), meliputi basis data – basis data yang berisi data yang relevan dengan keadaan dan dikelola software yang disebut DBMS (Database Management System).

2. Subsistem Manajemen Model (Model Management Subsystem), berupa sebuah paket

software yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model kwantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan software management yang sesuai. 3. Subsistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge

Management Subsystem), merupakan subsistem (optional) yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri (independent).

4. Subsistem Antarmuka Pengguna (User Interface Subsystem), merupakan subsistem yang dapat dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface). 5. Pengguna (user), termasuk di dalamnya adalah pengguna (user), manager, dan pengambil keputusan.

Gambar 2.2 Komponen Sistem Penunjang Keputusan Metode yang Digunakan

Metode Weighted Product (WP)

Menurut Kusumadewi dalam jurnal Abdurahman K. Jusuf (2009) Metode WP merupakan salah satu metode penyelesaian yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision

Making (MADM). Metode Weighted Product (WP)

terdapat perkalian dalam perhitungan matematikanya. Metode WP juga disebut analisis berdimensi karena struktur matematikanya menghilangkan satuan ukuran.. Metode WP adalah himpunan berhingga dari alternatif keputusan yang dijelaskan dalam beberapa hal kriteria keputusan. Jadi metode ini tidak perlu dinormalisasikan

Metode WP mengunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, di mana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan (yoon,1989). Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Bobot untuk atribut manfaat berfungsi sebagai pangkat positif dalam proses perkalian antar atribut, sementara bobot berfungsi sebagai pangkat negatif bagi atribut biaya. Preferensi untuk alternatif Ai diberikan sebagai berikut:

𝑆𝑖 = 𝑋𝑖𝑗 𝑤𝑗 𝑛

𝑗 =1 dengan i=1,2,…,m

Dimana : S : Preferensi alternatif dianologikan sebagai vector S

(7)

W : Bobot Kriteria/subkriteria i : Alternatif

j : Kriteria

n : Banyaknya Kriteria

dimana Wj adalah pangkat bernilai

positif untuk atribut keuntungan dan bernilai negatif untuk atribut biaya.

Preferensi relatif dari setiap alternatif diberikan sebagai berikut : 𝑉𝑖 = 𝑋 𝑖𝑗𝑊 𝑗 𝑛 𝑗 =1 𝑋𝑗 ∗ 𝑛 𝑗 =1 dimana i=1,2,…,m

dimana V : Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor V

X : Nilai Kriteria

W : Bobot kriteria/subkriteria i : Alternatif

j : Kriteria

n : Banyaknya kriteria * : Banyaknya kriteria yang telah dinilai pada vektor S

Algoritma Metode Weight Product

Algoritma Weight Product adalah tahapan metode penyelesaian dari masalah MADM. Metode

Weight Product mengevaluasi m alternatif 𝐴𝑖(𝑖 = 1,2, … , 𝑚) terhadap sekumpulan atribut atau

kriteria 𝐶𝑗(𝑗 = 1,2, … , 𝑛), dimana setiap atribut saling

tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X diberikan sebagai :

Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke-i

terhadap atribut ke-j. tabel berikut menunjukan matrik keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut dalam penulisan berbentuk tabel yang berisi rating kinerja.

Tabel 2.1 Tabel Rating Kinerja

Alternatif C1 C2 …. Cn A1 X11 X12 …. X1n A2 X12 X22 …. X2n . . . . . . . . . . . . . . . Am X1m X2m …. Xmn

Nilai bobot menunjukan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai W: W = {W1,W2,…,Wn}.

Secara singkat, algoritma dari metode Weight Product adalah sebagai berikut :

1. Melakukan normalisasi bobot untuk menghasilkan nilai 𝑛𝑗 =1𝑊𝑗 = 1 dimana

j=1,2,…n adalah banyak alternatif.

2. Menentukan kategori dari masing-masing kriteria, apakah termasuk ke dalam kriteria keuntungan atau kriteria biaya.

3. Menentukan nilai vector S dengan mengalikan seluruh kriteria bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pengkat positif untuk kriteria keuntungan dan bobot berfungsi sebagai pangkat negatif pada kriteria biaya.

4. Menentukan nilai vektor V yang akan digunakan untuk perankingan.

5. Membandingkan nilai akhir dari vektor V. 6. Menemukan urutan alternatif terbaik yang akan

menjadi keputusan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis lakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

a. Observasi.

Penulis melakukan pengataman langsung ke Hotel Sempurna Lubuklinggau mengenai proses penentuan kenaikan harga jenis kamar.

b. Wawancara ( Interview ).

Penulis melakukan wawancara langsung dengan pegawai Hotel Sempurna Lubuklinggau tentang bagaimana proses penentuan kenaikan harga jenis kamar. c. Dokumen.

Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain tentang sistem pendukung keputusan menggunakan metode Weighted Product (WP).

Metode Pengembangan Sistem

Dalam penulisan ini, metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah model prototype karena metode ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.

Menurut Rosa (2013) model Prototype dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengambang perangkat lunak.

(8)

Gambar 2.11 Tahapan Metode Prototype

Tahapan-tahapan dalam Prototype adalah sebagai berikut:

1. Tahap Mendengarkan Pelanggan

Pada tahap ini pengembang dan calon pengguna sistem saling bertemu untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan informasi yang akan dicover didalam sistem untuk release pertama. Masing-masing cerita yang dituliskan oleh pengguna kemudian dibuat menjadi sebuah modul program. Di sisi lain, tim yang lain mengidentifikasi teknologi dalam pelaksanaan proyek. Tahapan ini menghasilkan:

a. Dokumentasi atas Visi dan ruang lingkup pekerjaan

b. Dokumentasi struktur proyek yang akan dikembangkan

c. Dokumentasi teknologi yang akan digunakan

2. Tahap Membangun / Memperbaiki Mock-up

Pada tahap ini, yang pengembang membuat sebuah mock-up atau contoh sistem yang disesuaikan dengan keinginan dari pengguna sesuai dengan kebutuhan dari tahap mendengarkan pelanggan. Pada tahap ini juga, pengembang juga melakukan perbaikan-perbaikan mock-up atas perbaikan-perbaikan atau saran-saran dari pengguna setelah mock-up diuji oleh pengguna. Pada tahap ini mnghasilkan contoh sistem yang dimaksud pelanggan.

3. Tahap Pelanggan Melihat / Menguji Mock-up

Pada tahapan ini pelanggan melihat hasil mock-up yang telah dibuat dan pelanggan melakukan pengujian atas mock-up tersebut apakah telah sesuai dengan yang diinkan atau belum. Jika mock-up yang dibuat belum sesuai keinginan, maka pelanggan akan meminta pengembang untuk melakukan perubahan atau perbaikan-perbaikan atas mock-up tersebut. Jika mock-up telah disetujui oleh pelanggan, maka pengembang akan melanjutkan penyelesaian dari sistem tersebut sesuai dengan keinginan pelanggan.

Metode Pengujian Sistem

Metode Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan.

Pengujian yang dilakukan pada tahap ini menggunakan teknik pengujian black box yang berfokus pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak yang memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsionalitas program. Pengujian ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian white-box tetapi pada domain informasi. Adapun tujuan dari teknik pengujian ini adalah: 1. Fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan pada interface

3. Kesalahan pada struktur data atau akses database

4. Kesalahan performansi

5. Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir.

Metode Analisis dan Desain

Metode analisa yang diterapkan pada penelitian ini adalah :

a. Analisa Deskriptif

Merupakan pernyataan deskriptif terhadap penerapan sistem pengambilan keputusan yang digunakan untuk menentukan jenis kenaikan harga sewa kamar.

b. Analisa Kualitatif

Merupakan pernyataan aplikasi terhadap analisa yang dibuat dan digunakan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan dilakukan sehubungan dengan penerapan sistem penunjang keputusan.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem

Analisis Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan maka perlu dibuat sebuah sistem penunjang keputusan untuk membantu pihak hotel, pengambil keputusan dalam hal ini adalah menajer hotel dalam menentukan kamar yang akan dinaikan harganya agar hasil keputusan yang didapat akan lebih baik dan lebih akurat. Berikut prosedur kerja yang penulis tawarkan dalam mengatasi permasalah yang ada.

Jadi dalam proses penentuan kamar yang akan dinaikan harga sewanya harus didasarkan antara lain pada kriteria biaya pengeluaran yang dimana biaya ini dikeluarkan untuk menunjang ketersediaan kamar siap pakai yang meliputi biaya perlengkapan kamar. Kemudian biaya perawatan, dimana biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan properti. Dan biaya

(9)

penjualan, yaitu biaya yang berkaitan dengan penjualan kamar seperti biaya promosi.

Dari kriteria tersebut maka pihak manajer dapat menentukan harga kamar yang akan dinaikan harga sewanya dan dibantu dengan sebuah sistem penunjang keputusan maka akan lebih memaksimalkan keputusan yang diambil.

Kebutuhan Data

Pada aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan harga sewa kamar pada Hotel Sempurna Lubuklinggau ini diperlukan data sebagai berikut: 1) Data Kamar

Data kamar yaitu ID kamar, Nama kamar, jenis kamar, harga sewa, ukuran kamar dan fasilitas kamar

2) Data Kriteria

Data kriteria yaitu biaya pengeluaran, biaya perawatan dan biaya penjualan.

3) Data Bobot Kriteria

Data Bobot Kriteria akan ditentukan oleh pihak hotel dengan jumlah semua bobot kriteria sama dengan 1.

4) Data Nilai Kriteria

Data Nilai Kriteria adalah data untuk setiap kamar yang berkisar antara 1 sampai 5 dengan ketentuan: a. 1 = sangat buruk b. 2 = buruk c. 3 = cukup d. 4 = baik e. 5 = sangat baik Perancangan Sistem 1) Diagram Konteks

Perancangan sistem bertujuan untuk menggambarkan sistem secara umum. Dalam penelitian ini digunakan beberapa gambaran sistem yaitu diagram Konteks, DFD, E-RD, rancangan input, dan rancangan output.

Diagram konteks menggambarkan hubungan

input/output antara sistem dengan dunia luarnya

(entitas luar). Gambar 3.1 merupakan diagram konteks dari sistem yang akan di bangun.

Gambar 3.1 Diagram Konteks 2) DFD Level 1

Diagram level 1 merincikan setiap proses yang ada pada diagram konteks beserta dengan aliran data dan diamana data tersebut disimpan. Gambar 4.3 dibawah ini adalah diagram level 1 pada sistem yang akan dibangun. Untuk diagram level 1 proses dipecah menjadi 5 proses yaitu proses pendataan kamar, proses pendataan kriteria dan bobot, proses pendataan nilai bobot, proses SPK dengan WP dan proses pembuatan laporan.

Gambar 3.2 Data Flow Diagram Level 1

3) Data Flow Diagram Level 2 Proses 4

4.2 Menentukan Vektor S dan Vektor V 4.3 Menentukan Vektor S 4.1 Melakukan normalisasi bobot nilai id_kamar id_kriteria 4.4 Mebandingkan nilai akhir vektor V id_nilai kamar kriteria id_kamar id_kamar id_kamar id_kriteria id_kriteria id_kriteria id_nilai id_nilai id_nilai Admin hasil_spk

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 2 Proses 4 4) Relationship Diagram (ERD)

Pada Entity Relationship Diagram, banyak kamar memiliki banyak kriteria. Dimana relasi yang terjadi adalah banyak ke banyak (many to many) sehingga menghasilkan sebuah tabel baru yaitu tabel nilai. 0 SPK Penentuan Kenaikan Jenis Kmr

Admin data kamar Pimpinan

lap hasil penentuan kriteria dan

bobot

nilai bobot

lap data kamar

(10)

Gambar 3.4 Entity Relationship Diagram (ERD) IMPLEMENTASI

Arsitektur Sistem

Gambar 4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

Cara Manual Metode Weighted Product (WP) Untuk Menentukan Hasil Dari Penentuan Harga Sewa Kamar Pada Hotel Sempurna Lubuklinggau.

Alternatif Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

Superior A 33 5 250

Superior B 33 5 185

Standar 33 5 110

Bobot yang didapat = 5, 4, 3.

 Perbaikan bobot menggunakan rumus : Wj = 𝑤𝑗 𝑤𝑗 W1= 5 5+4+3= 5 12=-0,417 W1= 4 5+4+3= 4 12=-0,333 W1= 3 5+4+3= 3 12=0,25

 Perhitungan nilai vektor S menggunakan

Ket : Pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan dan bernilai negatif untuk atribut biaya.

Rumus :

S1= (33-417) (5-0,333) (2500,25) = 0,541 S2= (33-417) (5-0,333) (1850,25) = 0,502 S3= (33-417) (5-0,333) (1100,25) = 0,441

 Perhitungan nilai vektor V menggunakan Rumus : V1= 0,541 0,541 +0,502+0,441= 0,541 1,484=0.365 V2= 0,502 0,541 +0,502+0,441= 0,502 1,484= 0.338 V3= 0,441 0,541 +0,502+0,441= 0,441 1,484= 0.297

Nilai yang terbesar pada V1, jadi V1 terpilih sebagai alternatif terbaik sehingga dapat di ketahui kamar yang disarankan perlu ada kenaikan harganya.

Implementasi Sistem

1) Halaman Input Data Kamar a) Form Input Data Kamar

Gambar 4.5 Form Input Data Kamar

(11)

Gambar 4.7 Form Input data Kriteria

c) Input Nilai Alternatif

Gambar 4.8 Input Nilai Alternatif d) Input Bobot Kriteria

Gambar 4.9 Input Bobot Kriteria

e) Proses SPK

Gambar 4.10 Form Input Proses SPK 2) Halaman Output

Gambar 4.12 Output Hasil Penentuan KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Hotel Sempurna Lubuklinggau, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Setelah melakukan penelitian dan perancangan serta berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis menghasilkan suatu Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Harga Sewa Kamar Menggunakan Metode Weighted Product (WP) pada Hotel Sempurna Lubuklinggau.

2) Perancangan pendukung pengambilan keputusan penentuan harga sewa kamar ini dianalisis dan dirancang menggunakan penggambaran Data

Flow Diagram, Entity Relation Diagram, Desain

Tabel, Kebutuhan Hardware dan Software,

Desain Input, dan Desain Output.

3) Sistem pendukung keputusan untuk penentuan harga sewa kamar pada hotel sempurna Lubuklinggau menghasilkan laporan data kamar dan laporan hasil penentuan.

(12)

Saran

Sistem Pendukung Keputusan untuk penentuan harga sewa kamar ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap Sistem Pendukung Keputusan untuk penentuan harga sewa kamar ini dapat dikembangkan lebih lanjut demi tercapainya hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu penulis memberikan beberapa saran antara lain:

1) Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan kriteria untuk penentuan harga sewa kamar ini dapat dikembangkan lagi, agar sistem pendukung keputusan ini dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.

2) Sebaiknya pihak Manajemen Hotel Sempurna mempertimbangkan faktor-faktor external yang lain seperti harga sewa kamar pesaing dan kemampuan masyarakat yang dapat mempengaruhi dalam penentuan harga kamar.

Daftar Pustaka

Albahara, 2013, Analisis dan Desain sistem

informasi, Graha ilmu: Yogyakarta.

Astri Herdiyanti dan Utami D.W. 2013, Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Rekrutment Pegawai Baru Di PT.ABC, Jurnal Ilmiah

Komputer dan Informatika, Teknik InformatikaUniversitas Komputer Indonesia, Bandung

Marimin, 2008, Teknik dan Aplikasi Pengambil

keputusan, Gramedia: jakarta.

MadCom. 2011. Membongkar Misteri Adobe Dreamweaver CS6 dengan PHP & MySQL,

Andi : Yogyakarta

Rosa A.S and M Shalahudin, 2014, Rekayasa

Perangkat Lunak, Informatika : Bandung.

Sutabri Tata. 2012, Analisis Sistem Informasi. Andi : Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.11 Tahapan Metode Prototype  Tahapan-tahapan  dalam  Prototype  adalah  sebagai  berikut:
Diagram  konteks  menggambarkan  hubungan  input/output  antara  sistem  dengan  dunia  luarnya  (entitas luar)
Gambar 3.4 Entity Relationship Diagram (ERD)  IMPLEMENTASI
Gambar 4.8 Input Nilai Alternatif  d)  Input Bobot Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji Duncan pada parameter jumlah daun menunjukkan bahwa hasil terbaik ditunjukkan oleh kelompok media TSkn (tanah, sekam dan pupuk kandang) dan TKSKn (tanah,

To this end, we examined (a) types of acute high-risk situations cited by long-term exercisers, (b) cognitive and behavioral cop- ing strategies employed in high-risk situations,

Dalam ritus mereka terdapat budaya Bahuma (berladang) yaitu sistem religi yang dipadukan dengan tradisi berladang. Puncak daripada tradisi ini adalah Aruh baharin

Penelitian ini bertujuan mencari interval konfidensi terpendek untuk angka kematian bayi Propinsi Jawa Timur menggunakan estimator campuran kernel dan spline pada

Ahok berpesan supaya tenaga honorer yang sudah diangkat menjadi CPNS itu tetap bekerja dengan baik dan tidak melakukan kecurangan atau memainkan uang rakyat..

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR, FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA..

Pada penelitian-penelitian terdahulu, terbukti bahwa perusahaan yang dipersepsikan etis oleh karyawannya lebih cenderung disukai, ditandakan oleh kepuasan kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dominasi gliserol, propilenglikol dan interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas gel, serta menemukan area