• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Jaksa Sebagai Pengacara Negara

Dalam Perkara Gugatan Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi Melalui

Surat Kuasa Khusus Di Pengadilan Negeri Kelas 1b Pariaman

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

MALDIAN OPERA

1010012111091

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2015

Reg. No. 106/Pdt/02/VI-2015

(2)
(3)

Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Jaksa Sebagai Pengacara Negara Dalam Perkara Gugatan Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi Melalui Surat Kuasa Khusus Di

Pengadilan Negeri Kelas 1b Pariaman

Maldian Opera1, As Suhaiti Arief1, Syafridatati1

1)

Progam Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta

E-mail: maldian91@gmail.com

ABSTRAK

Insurance is a form of risk transfer. In addition to the bond itself, the insurance may also be made to third parties, as was done by the diaspora Padang which insure visitors as a third party insurance company PT. Prog Son Branch Padang. The formulation of the problem are: 1) How is the implementation of the insurance agreement between the diaspora with PT. Prog Son Branch Padang? 2) How is the implementation of an accident insurance claim filing visitors? 3) What constraints faced in the implementation of the agreement ?. This type of research is juridical sociological research using primary data and secondary data in the form of interviews and document study and data analysis technique is qualitative descriptive analysis technique. From the results it can be concluded (1) insurance agreements held since 2014, as long as there is agreement 4 (four) cases of accidents visitors who get compensation by PT. Prog Son. (2) For filing a claim, the manager who submitted to the insurance company. (3) Constraints encountered is the manager forgot to pay a premium, so the insurer late pay claims

Keywords: state attorney, lawsuit, money substitutes, corruption PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia melalui lembaga penegak hukum ingin menciptakan negara hukum yang terhindar dari segala bentuk tindak kejahatan dan perbuatan kriminal. Dalam ketentuan hukum positif Indonesia saat ini ada beberapa lembaga yang melakukan penangan terhadap tindak pidana korupsi baik dalam kapasitasnya sebagai penyidik, penyelidik, penuntutan dan pemeriksaan sidang di pengadilan (Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Pengadilan).

Kejaksaan merupakan lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara terutama dalam bidang penuntutan. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Undang-undang Kejaksaan, Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.

(4)

Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui Jaksa bertindak dalam bidang hukum pidana sebagai Jaksa Penuntut Umum yang mengajukan dakwaan terhadap terdakwa yang melakukan pebuatan kriminal dan melanggar hukum untuk dibawa ke persidangan di pengadilan. Namun Jaksa juga mempunyai tugas khusus yang diatur dalam Pasal 30 ayat (2) Undang-undang Kejaksaan berbunyi :

Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. Dalam hal ini negara memberikan kuasa kepada Kejaksaan berdasarkan kuasa khusus. Penerima kuasa dapat memberikan kekuasannya kepada orang lain untuk melaksanakan kewenangan yang diberikan kepadanya kecuali bila hal tersebut dilarang secara tegas dalam pemberian kuasa. Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih atau secara umum yaitu meliputi segala kepentingan pemberi kuasa. Seperti Jaksa sebagai pengacara negara bertanggung jawab langsung atas limpahan kuasa yang diberikan oleh KAJARI, KAJATI dan JAM DATUN secara berjenjang.

Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara

dalam Pasal 24 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Rpublik Indonesia yang menyebutkan :

lingkup bidang perdata dan tata usaha negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain kepada negara atau pemerintah, meliputi lembaga/badan negara, lembaga/instansi pemerintah pusat dan daerah, Bada Usaha Milik Negara/Daerah dibidang perdata dan tata usaha negara untuk menyelamatkan, memulihkan kekayaan negara, menegakkan kewibawaan pemerintah dan negara serta memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat.

Di bidang perdata dan tata usaha negara kejaksaan diberikan kuasa khusus oleh instansi Pemerintah yang memerlukan bantuan hukum dalam rangka membela kepentingan instansi yang bersangkutan, dalam rangka mempertahankan hak-hak dan kepentingan negara atau Pemerintah. Pasal 1792 Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyebutkan :

pemberian kuasa adalah suatu persetujuan yang berisikan

(5)

pemberian kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya untuk melaksanakan sesuatu untuk atas nama pemberi kuasa.

Apabila gugatan ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia mengajukan gugatan kepada seseorang atau badan hukum, dalam hal ini yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia adalah Jaksa Pengacara Negara melalui surat kuasa khusus. Dari surat kuasa khusus Kejaksaan dapat mengajukan gugatan perdata dengan dasar hukum Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Perbuatan Melawan Hukum) seperti permohonan perwalian anak, permohonan pembubaran PT, permohonan kepailitan dan gugatan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi untuk menyelamatkan uang negara.

Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, Kejaksaan sudah seharusnya mampu melaksanakan pembaruan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam bidang penegakan hukum untuk mewujudkan jati diri Kejaksaan Republik Indonesia yang lebih profesional dan lebih dinamis guna menghadapi perkembangan masyarakat dan tuntutan zaman ini.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh di Pengadilan Negeri Kelas 1B

Pariaman dalam perkara perdata No.26/PDT.G/2013/PN.PRM yaitu gugatan uang pengganti oleh Pemerintah melalui Jaksa Pengacara Negara dalam perkara tindak pidana korupsi oleh mantan Bupati Padang Pariaman Nasrul Syahrun dan Wakil Bupati Masri Kasim pada periode 1994-1999. Maka dari itu penulis merasa tertarik meneliti tentang masalah di atas dengan judul Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Jaksa Sebagai Pengacara Negara

Dalam Perkara Gugatan Uang

Pengganti Tindak Pidana Korupsi Di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman. B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dibahas di atas maka rumusan masalah yang dibahas antara lain :

1. Bagaimanakah pelaksanaan tugas dan wewenang Jaksa sebagai pengacara negara dalam perkara gugatan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman ?

2. Apakah kendala-kendala yang ditemui Jaksa sebagai pengacara negara dalam perkara gugatan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman ?

3. Bagaimanakah upaya Jaksa pengacara negara dalam mengatasi kendala yang ditemui dalam menangani perkara gugatan uang pengganti dalam tindak

(6)

pidana korupsi di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman ?

C. Metode Penelitian

Penelitian adalah salah satu upaya manusia untuk mencari jawaban masalah yang dialami, sehingga kesulitan yang dihadapi manusia tersebut dapat diatasi. Dalam penelitian yang dicari adalah pengetahuan yang benar mengenai sesuatu hal atau suatu fenomena. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Jenis penlitian

Penulis menggunakan jenis penelitian Yuridis Sosiologis yaitu penelitian hukum yang dilakukan untuk mendapatkan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan. Di samping itu penulis juga menggunakan data yang diperoleh dari perpustakaan hukum untuk mendapatkan data sekunder. Dalam melakukan penelitian penulis melihat penerapan yang ada di lapangan tentang pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan hukum yang ada dengan melakukan analisa terhadap persoalan yang muncul secara realita di lapangan.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian

langsung dilapangan dengan melakukan wawancara dengan dua orang Jaksa di Kejaksaan Negeri Pariaman dan dua orang Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman sebagai informan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dipublikasikan oleh suatu badan atau orang yang bukan mengumpul data tersebut. Data penulis ambil dari perpustakaan hukum yang berkaitan dengan tulisan ini yaitu :

1. Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat yaitu peraturan baik tertulis maupun tidak, antara lain:

a) Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata

(KUHPerdata).

b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) c) Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) d) Undang-Undang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. e) Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas

(7)

Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. f) Undang-undang No. 16

tahun 2001 tentang Paten. g) Undang-undang No. 15

tahun 2001 tentang Merek. h) Undang-undang No. 37

tahun 2004 tentang Kepailitan.

i) Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan j) Undang-undang No. 40

tahun 2007 tentang Pereroan Terbatas.

k) Undang-undang No. 31 tahun 1999 diubah dengan Undang-undang No. tahun

2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

l) Undang-undang No. 18 tahun 2001 diubah dengan Undang-undang No. 28 tahun 2004 tentang Yayasan m) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Rpublik Indonesia.

n) Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. 040/A/J.A/12/2010 tentang

Standart Operating Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Wewenang Perdata dan Tata Usaha Negara.

o) Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia : Kep-115/J.A/10/1999 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia menyebutkan bahwa Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara.

2. Bahan Hukum Sekunder adalah berupa Bahan Hukum yang erat hubungannya dengan bahan Hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer yaitu:

a) Putusan Hakim Pengadilan. b) Buku yang berkaitan

dengan tulisan ini.

c) Artikel Hukum dan Jurnal Hukum.

d) Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tulisan ini.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk melengkapi data dalam penulisan ini penulis juga melakukan penelitian lapangan yang mendukung penulisan ini, dilakukan dengan :

(8)

a. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan, dalam melakukan wawancara tersebut penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan dalam bentuk terbuka sebagai alat pengumpul data.

b. Studi dokumen adalah Untuk mendapatkan bahan bacaan yang berhubungan dengan penulisan ini, penulis mengumpulkan data dari bahan seperti undang-undang, buku bacaan, artikel-artikel dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan tugas Jaksa sebagai pengacara negara dan yang berhubungan dengan tulisan ini.

4. Analisis data

Dari data primer dan sekunder yang diperoleh, dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif yaitu data yang diperoleh dikelompokkan dan disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti kemudian di ambil suatu kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Jaksa Sebagai Pengacara Negara

Dalam Perkara Gugatan Uang

Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi Di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman

Tugas dan wewenang Jaksa dijelaskan dalam berbagai peraturan dari Undang-undang, Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Jaksa Agung. Jaksa tidak hanya bertindak dalam bidang Pidana saja sebagai Jaksa Penuntut Umum tapi juga dibidang Perdata dan TUN sebagai Jaksa Pengacara Negara. Tugas dan wewenang JPN ada dalam Pasal 30 ayat (2) Undang-undang Kejaksaan dikaitkan dengan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 38 tahun 2010 dan Pasal 3 Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. 040/A/J.A/12/2010.

Untuk dapat menggunakan jasa Jaksa sebagai Pengacara Negara, pemerintah atau negara lebih dulu membuat perjanjian kerjasama yang berupa Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kejaksaan dan jangka waktu yang bisa diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Tugas dan wewenang Jaksa Pengacara Negara harus berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang diberikan oleh pemerintah atau

(9)

negara baik sebagai penggugat maupun tergugat di Pengadilan maupun di luar Pengadilan. Pertentangan akan terjadi apabila penggugat adalah masyarakat (untuk kepentingan umum) dan tergugat adalah negara, maka di sini masyarakat dan negara dapat menggunakan jasa Jaksa Pengacara Negara.

Jaksa Pengacara Negara telah nyata memberikan manfaat yang begitu besar karena penyelamatan, pengembalian dan pemulihan kekayaan negara. Kejaksaan Agung mengklaim mengembalikan uang negara mencapai 274,8 miliar dari perkara korupsi selama Januari-November 2014.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Elvia Yulia S.H sebagai Jaksa Pengacara Negara di Kejaksaan Negeri Pariaman mengatakan bahwa surat kuasa yang diterima oleh Jaksa Pengacara Negara berupa Surat Kuasa Substitusi dari Kepala Kejaksaan Negeri Pariaman karena Surat Kuasa Khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada Kepala Kejaksaan Negeri Pariaman dengan klausula dapat dilimpahkan dan dijelaskan dalam Surat Kuasa itu untuk bertindak misalnya dalam hal sebagai kuasa mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman.

Dengan Surat Kuasa Khusus itu Jaksa Pengacara Negara telah mengajukan surat gugatan kepada Ir. H. Nasrul Syahrun, S.H. dan Masri Kasim, B.E selanjutnya disebut tergugat, pada tanggal 7 Juni 2013 dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman tanggal 13 Juni 2013 dengan register Nomor 26/PDT.G/2013/PN.PRM dengan dasar hukum tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum karena tergugat adalah terpidana dalam perkara Tindak Pidana Korupsi Terminal Jati Pariaman.

Dengan rincian perkara pada tingkat pertama di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman dengan amar putusan No.39/Pid/B/1999/PN.PRM tergugat terbukti bersalah melakukan Tindak Pidan Korupsi secara bersama-sama dengan hukuman masing-masing :

1. Pidana penjara selama 1 tahun.

2. Pidana denda sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan masing-masing selama 3 (tiga) bulan.

3. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 150.000.000,-

(10)

(seratus lima puluh juta rupiah)

4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 5. Membayar biaya perkara

sebesar Rp, 5.000,- (lima ribu rupiah)

Pada Tingkat Banding Pengadilan Tinggi Sumatera Barat dengan putusannya Nomor 34/Pid/2000.PT.Pdg tanggal 31 juli 2000 dengan amar putusan :

1. Menerima permintaan banding terdakwa

2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kelas 1B

Pariaman Nomor

39/Pid/B/1999/PN.PRM tanggal 7 Februari 2000 3. Membebankan terdakwa

untuk membayar biaya perkara Tingkat Banding Dan Putusan Mahkamah agung RI No.1831 K/Pid/2000 tanggal 14 Mei 2002 dengan amar putusan :

1. Menolak permohonan Kasasi dari para pemohon Kasasi. 2. Menghukum untuk membayar

biaya perkara dalam tingkat Kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Untuk itu sebagai eksekutor, jaksa harus melaksanakan eksekusi terpidana korupsi, Kejaksaan Negeri Pariaman telah melaksanakan putusan pidana badan tehadap terpidana 1 dan terpidana 2 yang disebut tergugat 1 dan tergugat 2 dalam perkara aquo yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap setelah melalui proses peradilan pada tingkat pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi. Dan membayar denda masing-masing Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) tetapi untuk membayar uang pengganti sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) belum dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Elvia Yulia S.H sebagai Jaksa Pengacara Negara di Kejaksaan Negeri Pariaman mengatakan bahwa terhadap uang pengganti Kejaksaan Pariaman mengalami kerugian Immateril karena mendapat teguran dari Kejaksaan Agung Republik Indonesia maupun Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat dan Kerugian Materiil uang pengganti yang harus dibayar kepada negara berdasarkan amar putusan MA RI No. 1831 K/Pid/2000 tanggal 14 Mei 2002 sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

Melalui Surat Kuasa Khusus dari Kepala Kejaksaan Pariaman, Jaksa

(11)

Pengacara Negara memasukkan surat gugatan ke Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman pada 7 Juni 2013 dan mempunyai kekuatan hukum tetap diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari selasa tanggal 18 Maret 2014. Untuk menjamin pembayaran gugatan uang pengganti Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman melakukan sita jaminan terhadap benda bergerak dan benda tidak bergerak milik tergugat.

Jaksa Pengacara Negara berada di bawah naungan JAM DATUN, KAJATI dan KAJARI secara berjenjang. Tugas dan wewenang jaksa di bidang perdata dan tata usaha negara dalam gugatan uang pengganti tindak pidana korupsi Jaksa Pengacara Negara harus menunggu dan mengikuti proses persidangan pidananya dan mengumpulkan bukti untuk melengkapi surat gugatan.

Mantan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman dengan dakwaan pidananya No.39/Pid/B/1999/PN.PRM bahwa keduanya secara bersama-sama telah melakukan penyelewengan dana pembuatan Terminal Jati Pariaman yang dianggap sebagai korupsi, yang mana putusan pidananya telah dijalankan.

Mantan Bupati dan Wakil Bupati berkerjasama dengan PT Maura Kanalu Prima Megah untuk membuat terminal Jati. Tetapi secara kualitas tidak sesuai dengan gambar, sebagian pekerjaan tidak dikerjakan dan sebagian tata letak tidak sesuai dengan gambar. Dengan begitu PT Maura Kanalu Prima Megah juga terlibat dan dituntut secara terpisah di Pengadilan Niaga karena PT Maura Kanalu Prima Megah merupakan badan hokum.

B. Kendala-Kendala Yang Ditemui

Jaksa Sebagai Pengacara Negara

Dalam Perkara Gugatan Uang

Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi Di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman

Keinginan untuk menjadikan Indonesia Negara Hukum dalam ketimpangan yang terjadi sekarang ini membuat setiap lembaga penegak hukum Indonesia ingin memberikan yang terbaik. Dibutuhkan kerjasama antar lembaga penegak hukum Indonesia untuk menciptakan Indonesia sebagai negara hukum.

Kejaksaan berperan penting dalam penegakan hukum di Indonesia baik dalam bidang pidana maupun perdata. Penyelamatan dan pengembalian uang negara seperti : tunggakan pembayaran listrik kepada

(12)

Perusahaan Listrik Negara (PLN), tunggakan pembayaran kredit nasabah bank dan gugatan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi.

Berdasarkan penelitian penulis lakukan di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman tentang perkara gugatan uang pengganti oleh Jaksa Pengacara Negara kepada mantan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman tahun 1994-1999 penulis kemukakan kendala-kendala yang ditemui dalam menjalankan tugas dan wewenangnya

1. Untuk mengajukan gugatan uang pengganti Jaksa harus menunggu putusan pidana (Tindak Pidana Korupsi).

Korupsi yang dilakukan oleh mantan Bupati dan Wakil bupati Padang Pariaman periode 1994-1999 dengan hasil putusan MA RI No. 1831 K/Pid/2000 tanggal 14 Mei 2002 menyatakan keduanya untuk membayar uang pengganti masing-masing Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah). Setelah itu Jaksa Pengacara Negara dapat memasukkan gugatan perdata dengan perkara Nomor

26/PDT/.G/2013/PN.PRM.

PT Maura Kanalu Prima Megah yang mengerjakan Terminal Jati Pariaman juga akan digugat secara terpisah di Pengadilan Niaga yang berwenang karena :

a. Secara kualitas pelaksanaan tidak sesuai gambar

b. Secara kualitas volume komponen tidak sesuai gambar

c. Sebagian pekerjaan tidak dikerjakan

d. Sebagian tata letak tidak sesuai gambar. (hasil penelitian /TW/LROP 16 Nopember 1998)

2. Sulit untuk mengumpulkan aset tergugat yang akan dijadikan sebagai sita jaminan di pengadilan.

Penyitaan dilakukan untuk menjamin dapat dilaksanakan putusan perdata. Kalau permohonan sita jaminan itu dikabulkan, maka kalau dinyatakan sah dan berharga (van waardeverklaard) dalam putusan, sesudah mana penyitaan itu mempunyai titel eksekutorial, sehingga berubah menjadi sita eksekutirial, yang

(13)

berarti bahwa tuntutan penggugat dapat dilaksanakan.

3. Adanya pilihan lain pemerintah dan negara untuk menggunakan jasa pengacara swasta karena kurangnya informasi yang diterima pemerintah dan negara. 4. Adanya pihak tertentu yang

ingin menghapuskan Jaksa Pengacara Negara dari stuktur organisasi Kejaksaan, bagi sebagian pihak yang merasa dirugikan dengan kehadiran jaksa sebagai pengacara negara sehingga dianggap tidak perlu lagi dipertahankan dalam struktur organisasi Kejaksaan.

C. Upaya Jaksa Pengacara Negara

Dalam Mengatasi Kendala Yang Ditemui Dalam Menangani Perkara Gugatan Uang Pengganti Dalam

Tindak Pidana Korupsi Di

Pengadilan Negeri Kelas 1B

Pariaman

Upaya yang dilakukan Jaksa Pengacara Negara dalam menjalankan tugas dan wewenangnya

1. Mengajukan gugatan uang pengganti jaksa harus menunggu putusan pidana (Tindak Pidana Korupsi) upaya yang dialakukan oleh unit pelaksana yakni selalu

mengontrol dan mengikuti proses persidangan dan mengumpulkan bukti. Proses persidangnya sama dengan persidangan perdata pada umumnya, bedanya hanya pada surat karena setiap surat yang dimasukkan Jakasa Pengacara Negara memiliki kode.

2. Mengumpulkan aset tergugat yang akan dijadikan sebagai sita jaminan di pengadilan dengan upaya mencari aset tergugat di Badan Pemeriksa Keuangan dan mencari informasi di masyarakat tentang aset milik tergugat. Selalu melakukan koordinasi dengan orang Badan Pemeriksa Keuangan seperti menanyakan apakah rumah milik tergugat yang akan dijadikan sita jaminan masih hak miliknya. Mencari informasi di masyarakat dengan menanyakan apakah rumah yang akan dijadikan sebagai sita jaminan itu masih ditempati oleh penggugat maupun keluarga penggugat.

3. Pilihan lain pemerintah dan negara untuk menggunakan jasa pengacara swasta, karena kurangnya informasi yang diterima pemerintah dan negara upaya yang dialakukan adalah dengan setiap tahunnya kasi intel melakukan sosialisasi kepada pemerintah dan

(14)

masyarakat mengenai tugas dan wewenang jaksa yang terdapat dalam undang-undang. Bahwa tugas dan wewenang jaksa tidak hanya sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) tetapi juga sebagai Jaksa Pengacara Negara (JPN) di bidang perdata dan tata usaha negara.

4. Pihak tertentu yang ingin menghapuskan Jaksa Pengacara Negara dari stuktur organisasi Kejaksaan dengan upaya memperlihatkan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan wewenang di bidang perdata dan tata usaha negara yaitu dengan penyelamatan dan pengembalian keuangan negara sehingga lembaga legislatif akan mempertimbangkan keberadaan Jaksa Pegacara Negara.

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Jaksa dari berbagai peraturan yang ada penulis dapat menyimpulkan beberapa tugas pokok Jaksa Pengacara Negara yaitu memberikan Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum, Pelayanan Hukum,

Penegakan Hukum dan Tindakan Hukum Lain.

2. Kendala-Kendala Yang Ditemui Jaksa Sebagai Pengacara Negara Untuk mengajukan gugatan uang pengganti jaksa harus menunggu putusan pidana (tindak pidana korupsi). Sulit untuk mengumpulkan aset tergugat yang akan dijadikan sebagai sita jaminan di pengadilan. Adanya pilihan lain pemerintah untuk menggunakan jasa pengacara swasta karena kurangnya informasi yang diterima pemerintah dan negara. Adanya pihak tertentu yang ingin menghapuskan Jaksa Pengacara Negara dari stuktur organisasi Kejaksaan.

3. Upaya yang dilakukan Jaksa Pengacara Negara Dalam Mengatasi Kendala Yang Ditemui yakni unit pelaksana selalu mengontrol dan mengikuti proses persidangan dan mengumpulkan bukti, mencari aset tergugat di Badan Pemeriksa Keuanagn dan mencari informasi di masyarakat tentang aset milik tergugat. setiap tahunnya kasi intel melakukan sosialisasi mengenai tugas dan wewenang jaksa yang terdapat dalam undang-undang, Bahwa tugas dan wewenang jaksa tidak hanya sebagai Jaksa Penuntut

(15)

Umum (JPU) tetapi juga sebagai Jaksa Pengacara Negara (JPN) di bidang perdata dan tata usaha negara, memperlihatkan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan wewenang dibidang perdata dan tata usaha negara yaitu dengan penyelamatan dan pengembalian keuangan negara sehingga lembaga legislatif akan mempertimbangkan keberadaan Jaksa Pegacara Negara.

B. Saran

Penegakan hukum di Indonesia masih belum efektif, lihat saja masalah yang menimpa lembaga hukum Indonesia sekarang, untuk itu masalah penegakan hukum merupakan hal yang penting untuk di perbaiki maka diperlukannya kerjasama lembaga penegak hukum Indonesia satu sama lain untuk terciptanya Indonesia sebagai negara hukum.

Saran penulis melalui tulisan ini kinerja Kejaksaan yang perlu ditingkatkan lagi di bidang perdata terutama dalam penyelamatan dan pengembalian keuangan negara. Karena tidak semua masyarakat itu mengetahui tugas dan wewenang jaksa maka diperlukannya sosialisasi baik melalui media sosial, media cetak dan melakukan seminar-seminar.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak yang dengan sabar membimbing dan selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Pihak tersebut adalah: (1) Ibu As Suaiti Arief, S.H., M.H, selaku Pembimbing I (2) Ibu Syaridatati, S.H., M.H, selaku Pembimbing II., (3) Bapak Adri, S.H., M.H, Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum dan selaku Penguji II (4) Yoviza Media, S.H., M.H, selaku Penguji I, (5) Bapak Syafril, S.H., M.H, selaku Penguji III, (6) Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan moril maupun materi. (7) serta teman-teman seperjuangan.

Daftar Pustaka A. Buku-buku

Adri, 2012, Hukum Acara Perdata, Bung Hatta University Press, Padang.

As Suhaiti Arief, 2008, Hukum Acara

Perdata, Bung Hatta University

Press, Padang.

Evi Hartanti, 2007,Tindak Pidana

Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta.

Hotman Pardomuan Sibuea, dan Heryberthus Sukartono, 2009,

(16)

Metode Penelitian Hukum,

Krakatau Book, Jakarta.

Ilham Gunawan, 1993, Penegak Hukum

dan Penegakan Hukum, Angkasa,

Bandung.

Andi Hamzah, 2005, pemberantasan

tindak pidana korupsi melalui hukum pidana nasional dan internasional, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Marwan Effendy, 2005, Kejaksaan RI

Posisi dan fungsinya dari perspektif hukum, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

R.Soeroso, 2006, Tata Cara Persidangan dan Proses Persidangan, Sinar Grafika, Jakarta.

Salim H.S, 2006, Hukum Kontrak Teori

dan Teknik Penyusunan Kontrak,

Sinar Grafika, Bandung.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji , 2011, Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singkat, cet.13,

Rajawali Press, Jakarta.

B. Peraturaran Per Undang-Undangan Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Peraturan Hukum Pidana.

Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847

No. 23.

Undang-uindang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-undang No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Indonesia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Rpublik Indonesia.

Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. 040/A/J.A/12/2010 tentang Standart Operating Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Wewenang Perdata dan Tata Usaha Negara.

Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia : Kep-115/J.A/10/1999 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia menyebutkan bahwa Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara.

(17)

C. Sumber Lain

Harian Singgalang, 6 April 2014, 22.10 WIB, hariansinggalang.co.id/dari- kasus-tindak-pidana-khusus-kejati-selamatkan-miliaran-rupiah/.

Padang.Dadang Sukandar, 5 Januari

2012, 23.10 WIB,

http://dadzfla.wordpress.com/2009/ 05/16/217/

Syofyardi, makalah, 2005, Teknik

Pengumpulan Data Yang Diasampaikan Pada Lokakarya Teknik Penulisan Proposal Penelitian Untuk Staf Pengajar Kelompok Sosial Di Lingkungan Universitas Bung Hatta, tanggal

Referensi

Dokumen terkait

Our appl ication is a web client app, which means that what a user sees in the browser is not completely generated by the server and sent to the client, but the client has

proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan tentang materi pembelajaran berkaitan potensi sumber daya alam di Indonesia berupa sumber daya hutan, barang tambang, ikan,

Parameter yang diamati adalah pertumbuhan dan hasil nilam (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, berat basah, kadar minyak dan nilai PA ( Patchouli alcohol ) dan

Uji beda rata-rata posttest hasil belajar kewirausahaan siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dengan metode pembelajaran Jigsaw dan TGT, terlihat bahwa

Mencermati hubungan kausalitas tersebut, dapat diintrepretasikan bahwa harga minyak goreng sawit di pasar dunia tidak dipengaruhi secara signifikan oleh harga

Jumlah buku pedoman tentang Norma, Standar dan Prosedur yang Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di Sektor Agribisnis & Sumber Daya

dengan demikian koefisien korelasi ganda tersebut signifikan, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki, kekuatan otot tungkai,

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel