• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGISIAN AKTIVITAS HARIAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM SISTEM APLIKASI KINERJA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGISIAN AKTIVITAS HARIAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM SISTEM APLIKASI KINERJA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BLITAR PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR

NOMOR 59 TAHUN

2020

TENTANG

PEDOMAN PENGISIAN AKTIVITAS HARIAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM SISTEM APLIKASI KINERJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas kinerja Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar yang dilaporkan melalui sistem aplikasi kinerja daerah, Peraturan Bupati Blitar Nomor 41 Tahun

2019

ten tang Pedoman Pelaksanaan Sistem Kinerja Daerah Secara Elektronik Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar dipandang sudah tidak sesuai sehingga perlu dicabut;

Mengingat

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pengisian Aktivitas Harian Aparatur Sipil Negara dalam Sistem Aplikasi Kinerja Daerah;

1. Undang-Undang Nomor

12

Tahun

1950

tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

1950

Nomor

41)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1965

tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor

12

(2)

Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Linglrungan Propinsi Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten/Kota Besar dalam Linglrungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang­ undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

(3)

3

-6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 7 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 ten tang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 ten tang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6340);

9. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Behan Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 483);

13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 ten tang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1842);

(4)

14. Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 10/D);

16. Peraturan Bupati Blitar Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 67 /D);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGISIAN AKTIVITAS HARIAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM SISTEM APLIKASI KINERJA DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 3. Bupati adalah Bupati Blitar.

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Blitar.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar.

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

(5)

5

-7. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat BKPSDM adalah unsur penunJang urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan.

8. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah.

9. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

10. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

11. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi.

12. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan pimpinan tinggi pratama.

13. Pejabat Administrasi adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan administrasi pada instansi pemerintah.

14. Pejabat Fungsional adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan fungsional pada instansi pemerintah.

15. Pejabat yang Dinilai adalah PNS yang dinilai kinerjanya oleh atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk.

16. Pejabat Pelaksana adalah sekelompok pegawai ASN yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

17. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh PNS dalam waktu 1 ( satu) tahun.

18. Tugas Utama adalah aktivitas harian untuk melaksanakan tugas dan fungsi.

19. Togas Tambahan adalah aktivitas harian untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.

20. Aktivitas Harian adalah rincian kegiatan kedinasan yang dilakukan oleh ASN yang berhubungan dengan tugas/kegiatan kedinasan.

(6)

21. Hari Kerja adalah hari dimana ASN harus melaksanakan tugas utama dan fungsinya selama jam kerja yang ditentukan.

22. Waktu Kerja Efektif adalah jam kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja.

23. Sistem Aplikasi Kinerja Daerah yang selanjutnya disebut SIKANDA adalah aplikasi yang digunakan untuk mengisi aktivitas harian dalam jaringan. 24. Sistem Aplikasi Daftar Kehadiran yang selanjutnya disebut SIDARA adalah

aplikasi untuk mengolah data kehadiran ASN dalamjaringan.

25. Verifikasi dan Validasi adalah proses konfirmasi dan persetujuan yang dilakukan oleh atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk atas aktivitas harian pejabat yang dinilai.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman, dan prosedur pengisian aktivitas harian dalam SIKANDA.

Pasal 3

Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mengetahui dan menghimpun aktivitas harian ASN

Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi

a. pengelola SIKANDA; dan b. prosedur pengisian SIKANDA.

(7)

7 -BAB III

AKTIVITAS HARIAN DALAM SIKANDA Bagian Kesatu

SIKANDA Pasal 5

(1) Pengelolaan SIKANDA dilaksanakan oleh masing-masing Perangkat Daerah. (2) Pengelola SIKANDA terdiri atas:

a. pengelola pusat pada BKPSDM; dan

b. administrator SIKANDA pada masing-masing Perangkat Daerah. (3) Pengelola pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a bertugas :

a. memfasilitasi operasional SIKANDA;

b. mengelola dan memelihara operasional SIKANDA; c. memantau dan mengevaluasi operasional SIKANDA.

(4) Administrator SIKANDA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b bertugas:

a. memastikan kebenaran data ASN lingkup Perangkat Daerah terse but dan telah terdaftar dalam SIKANDA;

b. memastikan kebenaran data Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai dari setiap ASN di lingkup Perangkat Daerah masing-masing;

c. memantau pengisian aktivitas harian dan validasi atasan pada SIKANDA di lingkup Perangkat Daerahnya;

d. menginventarisasi dan menyampaikan permasalahan sistem kepada pengelola pusat pada BKPSDM; dan

e. melaksanakan koordinasi dengan pengelola SIKANDA lainnya.

(5) Administrator SIKANDA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diusulkan oleh Kepala Perangkat Daerah masing-masing kepada BKPSDM.

Bagian Kedua

Pengisian Aktivitas Harian dalam SIKANDA Pasal6

( 1) Setiap ASN wajib mengisi Aktivitas Harian pada SI KANDA. (2) Aktivitas Harian meliputi:

a. Togas Utama; dan b. Togas Tambahan.

(8)

(3) Pengisian Aktivitas Harian pada SIKANDA dilaksanakan melalui tahapan: a. ASN mengisi SKP pada SIKANDA;

b. SKP kemudian diverifikasi dan divalidasi oleh atasan langsung pegawai yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk;

c. setelah mendapat verifikasi dan validasi, ASN kemudian dapat mengisi Aktivitas Harian pada SIKANDA; dan

d. Aktivitas Harian yang telah diisikan diverifikasi dan divalidasi oleh atasan pegawai yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk.

Pasal 7

(1) Pengisian Aktivitas Harian pada SIKANDA dilaksanakan setiap hari dengan tidak mengganggu aktivitas kerja yang sedang berjalan.

(2) Pengisian Aktivitas Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sejak pukul 14:00 WIB sampai dengan pukul 08:00 WIB keesokan harinya.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pengisian Aktivitas Harian pada hari libur dapat dilakukan selama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.

(4) Pengisian Aktivitas Harian pada hari-hari tertentu lainnya yang jam kerjanya diputuskan secara khusus, dilaksanakan dengan memperhatikan aturan jam kerja pada hari-hari tertentu tersebut.

(5) Pengisian Aktivitas Harian dilaksanakan tidak melebihi tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya.

(6) Setelah melewati tenggang waktu 1 (satu) hari bulan berikutnya, maka pengisian Aktivitas Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan atau diblokir secara otomatis oleh sistem.

(7) Pengisian Aktivitas Harian dapat dilakukan setelah ASN melakukan presensi atau mengunggah bukti kegiatan pada SIDARA.

(8) Pengisian Aktivitas Harian pada hari-hari tertentu di luar hari kerja efektif dapat dilakukan setelah memberitahukan kepada BKPSDM.

Pasal 8

Batas waktu pengisian Aktivitas Harian maupun Verifikasi dan Validasi Aktivitas Harian dapat diubah lebih cepat atau lebih lambat dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diberitahukan melalui surat edaran atau notifikasi dalam SIKANDA serta dicatat dalam berita acara yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

(9)

9

-Pasal 9

(1) Dalam hal terjadi perpindahan Jabatan ASN, baik di dalam maupun antar Perangkat Daerah, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. ASN yang dipindahtugaskan mengisi Aktivitas Harian dan divalidasi oleh atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk pada Jabatan lama sampai dengan terhitung menempati Jabatan baru;

b. ASN yang dipindahtugaskan melakukan pengisian realisasi SKP sampai dengan terhitung menempati Jabatan baru dan divalidasi oleh atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk pada Perangkat Daerah yang lama; dan

c. ASN yang dipindahtugaskan mengisi SKP sesuai dengan Jabatan baru dan divalidasi oleh atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk pada Perangkat Daerah yang baru.

(2) ASN yang dipindahtugaskan dari luar daerah juga diwajibkan mengisi Aktivitas Harian dalam SIKANDA.

(3) Administrator SIKANDA Perangkat Daerah wajib melaporkan kepada pengelola pusat SIKANDA pada BKPSDM apabila terdapat perpindahan pada masing-masing Perangkat Daerah dengan melampirkan persyaratan yang dibutuhkan.

Bagian Ketiga

Penghitungan Aktivitas Harian Pasal 10

( 1) Penghitungan Aktivitas Harian dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah menit yang dipergunakan untuk melaksanakan aktivitas dengan jumlah waktu kerja efektif dalam 1 ( satu) bulan dikalikan 100 (seratus).

(2) Jumlah Waktu Kerja Efektif setiap ASN ditetapkan 6.000 (enam ribu) menit dalam 1 ( satu) bulan.

(3) Jumlah Waktu Kerja Efektif setiap ASN dapat berkurang atau bertambah dari 6.000 (enam ribu) menit dalam 1 (satu) bulan karena adanya hari libur dan ketentuan jam kerja lainnya yang telah ditentukan.

(4) Apabila hasil penilaian Aktivitas Harian melampaui 100% (seratus persen), maka dihitung sebesar 100% (seratus persen).

(5) Perhitungan Waktu Kerja Efektif tidak berlaku kumulatif pada bulan berikutnya.

(10)

Bagian Keempat Verifikasi dan Validasi

Pasal 11

(1) Aktivitas Harian yang diisikan dalam SIKANDA dilakukan Verifikasi dan Validasi.

(2) Verifikasi dan Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh atasan langsung pegawai yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk. (3) Verifikasi dan Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya dan akan terblokir otomatis oleh sistem apabila melewati tanggal tersebut.

(4) Atasan langsung pegawai yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang menyetujui, merevisi, dan/ atau menolak laporan Aktivitas Harian pegawai atau Pejabat yang Dinilai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 12

Atasan langsung pegawai yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk yang melaksanakan Verifikasi dan Validasi ditentukan sebagai berikut:

a. Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II-a) melaksanakan Verifikasi dan Validasi terhadap:

1. Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II-b); 2. Pejabat Administrator; dan

3. Jabatan Fungsional Tertentu; pada lingkup kerjanya.

b. Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II-b) melaksanakan Verifikasi dan Validasi terhadap:

1. Pejabat Administrator; dan 2. Jabatan Fungsional Tertentu; pada lingkup kerjanya.

c. Pejabat Administrator melaksanakan Verifikasi dan V alidasi terhadap: 1. Pejabat Pengawas; dan

2. Jabatan Fungsional Tertentu; pada lingkup kerjanya.

d. Pejabat Pengawas melaksanakan Verifikasi dan Validasi terhadap: 1. Pejabat Pelaksana; dan

2. Jabatan Fungsional Tertentu; pada lingkup kerjanya.

(11)

11

-e. PNS yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas dapat melaksanakan Verifikasi dan Validasi bagi Pejabat yang Dinilai pada Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Pasal 13

Ketentuan mengenai Verifikasi dan Validasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dikecualikan bagi Sekretaris Daerah.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar Nomor 41 Tahun 2019 ten tang Pedoman Pelaksanaan Sistem Kinerja Daerah Secara Elektronik Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2017 Nomor 57 /E}, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal 31 ,:igustus 2020

BUPATI BLITAR

ttd

RI

J

ANTO

Diundangkan di Blitar

pada tanggal 31 .ligustus 2020

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pemohon telah memiliki hasil pengujian produk yang diajukan untuk disertifikasi, LSPro dapat mengakui hasil uji tersebut selama telah dipastikan kesesuaian laporan

Fungsi ini berguna ketika proses dequeue yaitu ketika sebuah elemen akan diambil, maka harus diperiksa dulu apakah memiliki data atau tidak.. Fungsi ini akan mempunyai

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA MELALUI ELEKTRONIK KINERJA (E-KINERJA) DI LINGKUNGAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrostruktur paduan Zr-0,4%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr pasca perlakuan panas dan pengerolan dingin memperlihatkan apabila semakin tinggi

Serta variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja keuangan yang diukur menggunakan Rasio likuiditas yaitu current ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Asahan Nomor 42 Tahun 2016 tentang Pedoman Struktur organisasi Pelaksanaan dan Standar Biaya Program/Kegiatan