• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. ini kemudian dapat diterapkan pada skala lapangan. Tahapan percobaan adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. ini kemudian dapat diterapkan pada skala lapangan. Tahapan percobaan adalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa percobaan diantaranya seleksi jenis potensial di Rumah Kaca Fakultas Kehutanan IPB pada Juni hingga Agustus 2008, pengujian mutu fisik dan fisiologis di Laboratorium Silvikultur dan rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB pada November sampai dengan Desember 2008 dan pengujian benih jenis terseleksi di lapangan di kebun percobaan Cikabayan pada Januari hingga April 2009. Analisis tanah rutin dan hara tanaman dilakukan di Balai Penelitian Tanah, Laboratorium Penelitian dan uji Tanah, Bogor pada bulan Januari 2009

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran 50 m, kompas, penugal, kamera digital, gembor, cangkul, alat tulis, bak kecambah, oven, timbangan, penggaris, lup, dan lain-lain. Bahan yang dibutuhkan adalah benih sengon (Paraserianrhes falcataria), sengon but0 (Enterolobiurn cyclocaqJum),

saga (Adenanthera pavoniana), merbau (Intsia bijuga), mindi (Melia azedarach),

sonobritz (Dalbergia latifolia), angsana (Pterocarpus indicus), Kihujan (Sarnanea saman), randu (Ceiba pentandra), jati putih (Grnelina arborea), dan plamboyan (Delonix regia).

Prosednr Kerja

Percobaan I Seleksi jenis potensial untuk pembenihan langsung di ~ m a h kaca

Perwbaan ini bertujuan

untuk

menyeleksi jenis - jenis potensial yang dapat digunakan

untuk

pembenihan langsung pada skala rumah kaca. Hasil seleksi ini kemudian dapat diterapkan pada skala lapangan. Tahapan percobaan adalah sebagai berikut :

(2)

Penyiapan Media Kecambah

Media kecambah yang digunakan adalah tanah. Media tersebut diiasukan ke dalam bak-bak kecambah dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah unit percobaan yang diujikan. Ketebalan media i 12 cm.

Perlakuan Benih

Perlakuan awal dilakukan sesuai dengan karakteristik dan perlakuan pendahuluan yang sudah atau pernah diuji pada masing-masing jenis. Perlakuan awal masing- masing jenis tertera pada Tabel 6.

Teknik pembenihan langsung

Pe~abwan

benih

dilakukan

sesuai dengan metodelteknik pembenihan langsung yang diujikan. Oleh karena itu, penaburan benih dalam bak kecambah dilakukan dalam tiga b e n t - yakni penaburan di atas media kecambah, penaburan benih di atas permukaan media kecambah kemudian ditutup dengan seresah serta pembenaman benih dengan kedalaman 1-4

cm.

Pada masing -masing bak kecambah ditanam 25 benih.

Tabel 6 Deskripsi perlakuan awal benih No Jenis 1. Sengon (Paraserirmf/res falcafaria) 2. Sengon Buto (Enterolobim cyclocmpum) 3. Saga (Adenmfherapavonicma) 4. Merbau (Infsia bijuga) 5. Mindi (Melia medmach) 6. Sonobritz

(Dalbergia iahyolia) 7. Angsana

(Pferocmpus indicus)

8. Kihujan (Samunea smun) 9. Randu (Ceiba pentmrdra)

10. Jati Putih (Gmelina arborea) 11. Flambovan (Delonix r e d

Perlakuan pendahuluan

Perlakuan ~endahuluan denrran cara direndam dengan air' mcndidih dibiar-kan dingin sampai dengan 24 jam (Nurhasybi 2000)

Mengikir kulit benih dekat titik tumbuh dan

direndam air dingin selama 24 jam (Djam'an 2003)

Perlakuan pendahuluan dengan cara direndam

dengan air mendidih dibiarkan dingin sampai dengan 24 jam.

Pengikiran kemudian benih direndam dalam air dingin selama 30 menit (Yuniarti 2003)

Dijemw selama 7 hari kemudian diretakkan kulitnya @mu 2002)

Perendaman dalam air dingin selama 24 jam (Pramono 2003)

Tidak ada perlakuan awal (Suita 2008)

Tanpa perlakuan awal Tanpa perlakuan awal

Perendaman dengan air dingin selama 12 jam Perlakuan awal sama den- senzon

(3)

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode penaburan benih sebagai berikut : A1 = pembenaman benih pada kedalaman tanah 1-4 cm, A2 =

penaburan benih yang kemudian ditutup seresah dan A3 = penaburan langsung

diatas p e r m h tanah. Dalam penelitian ini digunakan ulangan sebanyak 3 kali clan masing-masing ulangan terdii dari 25 butir benih. Masing - masing jenis membutuhkan 225 benih sehingga total benih yang dibutuhkan untuk 11 (sebelas) jenis sebanyak 2475 benih.

Model iinier pada rancangan percobaan ini adalah

Yij = p

+

zi

+

~ i j ; dimana : i = 1,2 dm 3., j = 1,2 dm 3

Keterangan :

Yij

=

Nilai setiap pengamatan pada perlakuan ke - i

dan

ulangan ke -

j

P = Nilai rata - rata umum

ri = Pengaruh perlakuan metode penaburan benih ke - i

~ i j = pengaruh acak pada perlakuan metode penaburan benih ke - i dan ulangan ke-j

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang diamati pada percobaan ini adalah :

a. Daya Berkecambah

Daya berkecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi optimum yang diukur dalam persentase kecambah normal terhadap jumlah benih yang ditanam. Daya berkecambah dapat dihitung berdasarkan rumus :

lumlah kecambah normal

Daya Berkecambak (14) = x 100 94

(4)

b. Laju Perkecarnbahan

Jumlah hari yang diperlukan untuk pemunculan radikel atau plhula. Laju perkecambahan dapat dihitung berdasarkan rumus :

NIT1

t

NZTZ

-

...

- N:iTs Laja Pmkecantbairarc (frnrl) =

~ufnkiir

tnta:i

Fjirnilr b&kecon~boA Dimana : N = jumlah benih yang berkecambah

T = waktu atau hari yang dibutuhkan untuk berkecambah.

c. T i g g i bibit

T i g g i diukur dari pangkal batang sampai titik tertinggi semai dengan menggunakan penggaris. Diukur setiap 2 minggu sekali yang dimulai pada dua minggu setelah penaburan benih.

Analisis Data

Data dianalisis sidik ragam dengan menggunakan uji ANOVA (uji-F) dan pengujian lanjutan menggunakan uji lanjut LSD (Mattjik dan Sumarta Jaya 2000).

Percobaan 11 Pengujian Mutu F i i k dan Pisiologis Benih

Tujuan pelaksanaan pengujian mutu fisik dan fisiologis benih adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi awal tentang kondisi benih yang digunakan pada skala lapangan. Kegiatan ini diharapkan sebagai pembanding dengan penerapm pembenihn langsung di lapangan. Pengujian mutu fisik dilakukan dengan menghitung berat 1000 butir benih, sedangkan mutu fisiologis

benih

dilakukan dengan mengecambahkan benih dengan metode standar.

(5)

Berat 1000 butir Benih

a Mengambil dan menghitung 100 benih dengan 8 ulangan secara acak.

b. Menimbang tiap uiangan (dalam gram) dengan j u d a h angka di belakang koma.

c. Menghtung koefisien keragaman dari berat 100 butir benih antara 8 ulangan tersebut.

d. Jiia koefisien keragaman (CV) lebih kecil dari 4,0, maka analisis diterima Jika CV lebih dari 4,0, penghitungan ditambah 8 ulangan lagi.

e. Berat 1.000 butir benih diperoleh dengan mengalikan berat mta-rata 100 benih (x) dengan nilai 10.

Daya Berkecambah Benih

a Pengecambahan dilakukan terhadap benih

mumi

dengan jumlah masing -

masing jenis sebanyak 50 benih dengan 3 (tiga) kali ulangan.

b. Kemudian benih diberi perlakuan awal untuk pematahan dormansi sesuai dengan jenis (Tabel 6).

c. Metode uji daya kecambah yang dipakai adalah metode uji daya berkecambah secara langsung dengan media tanah.

d. Data pengamatan yang akan diambil adalah daya berkecambah dan laju perkecambahan.

Pereobaan 111 Pengujian benih jenis terseleksi di lapangan

Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk ~llendapatkan teknik pembenihan langsung yang sesuai untuk rehabilitasi lahan serta jenis tanaman yang dapat dikembangkan dengan teknik pembenihan langsung tertentu. Tahapan percobaan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Lahan

Lahan yang dijadikan wilayah penelitian diharapkan pada kondisi topograii yang cendemg data. Persiapan lahan diawali dengan perencanaan luas areal objek yang didasarkan pada jumlah plot penelitian. Selanjutnya dilakukan pembersihan lahan dari gulma dan tunggak yang diikuti dengan

(6)

penggemburan plot sampai kepada perataan plot-plot penelitian. Plot dibuat berukuran 1 m x 1 m dengan jarak antar plot 50 cm.

b. Perlakuan Awal Benih

Perlakuan awal dilakukan

untuk

menjamin bahwa benih akan berkecambah dan bahwa perkecambahan berlangsung cepat dan seragam. Perlakuan awal dilakukan sesaat sebelum penaburan serta disesuaikan dengan jenis yang diuji (Tabel 6).

c Metode Penanaman Langsung

Penaburan dilakukan berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan sistem baris pada plot yang berukuran 1 m

x

1 m dengan jumlah benih yang ditabur sebanyak 50 benih yang sudah diberi perlakuan awal dengan jamk antar benih 10

x

20 cm.

d. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga dan mengamati benih yang ditanam dari kondisi ekstrirn maupun predator benih serta kecambah yang telah tumbuh dari vegetasi pesaing secara manual. Penyiraman dilakukan setiap pagi selama satu minggu pertama.

e. Pengamatan

Data yang diamati pada percobaan ini adalah

- Daya berkecambah (%), persentase kecambah normal terhadap jumlah

benih yang ditanm

-

Laju perkecambahan @ari), akurnulasi perkalian jumlah benih yang

berkecambah dengan waktu yang dibutuhkan dibagi dengan total

benih

yang dikecarnbahkan.

-

Tinggi (cm), tinggi diukur sejak satu bulan pertama selanjutnya diukur setiap satu bulan selama tiga bulan penelitian. Diukur dari pangkal batang sampai titik tertinggi dengan penggaris (mistar).

- Diameter (mm), diameter diukur tepat

2

cm pada pangkal batang tanaman

(7)

-

Berat kering akar (g), dengan mengukur berat kering a k a yang

sebelumnya telah dioven pada suhu 70' sampai berat kering konstan.

- Berat kering pucuk (g), dengan mengukur berat kering pucuk yang

sebelumnya telah dioven pada suhu 70°sampai berat kering konstan.

-

Berat kering total (g), dengan mengukur berat kering pucuk dan akar

yang sebelumnya telah dioven pada suhu 70" sampai berat kering konstan.

- Rasio pucuk akar, m e ~ p a k a n perbandiigan antara berat kering bagian

pucuk (batang dan daun) dengan berat kering aka.

- Daya hidup (%), kemampuan hidup semai yang dihitung dengan cara

membandingkan jumlah benih yang berkecambah atau semai (anakan) yang hidup dengan jumlah total benih yang berkecambah diialikan 100%.

-

Persen jadi benih (%), dihitung dengan cara membandingkan jumlah semai (anakan) yang hidup dengan jumlah total benih yang ditabur (ditanam) dikalikan 100%.

-

Serapan hara tanaman N, P dan K, analisa dilakukan oleh Balai

Penelitian Tanah, Laboratorium Penelitian dan uji Tanah, Bogor

-

Keragaman gulma, dengan cara menghitung frekuensi dan kerapatan

relatif masing - masing gulma serta indeks nilai pentingnya

(INP).

- Biomassa gulma (g), dengan mengukur berat kering gulma yang sebelumnya telah dioven pada suhu 70°sampai berat kering konstan

- Analisa biaya pembeniban langsung (review)

: Data penunjang :

1. Kondisi iklim (Badan Meteorologi Kliiatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor)

2. Analisa tanah rutin (Balai Penelitian Tanah, Laboratorium Penelitian dan uji Tanah, Bogor)

(8)

Rancangan Percobaan

Penelitian dilakukan dengan Rancangan Split plot diiana faktor utama (main

plot) adalah penyiangan yang terdiri atas 2 taraf yaitu disiangi (Al) dan tidak disiangi ( M ) , sedangkan sub plotnya adalah metode penaburan benih yang terdiri dari dua perlakuan yaity pembenaman benih pada kedalaman media 1 4 cm @I) dan penaburan benih dibawah lapisan seresah (B2). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dengan 7 (tujuh) jenis tanaman yang diujikan maka terdapat 84 unit percobaan.

Model linier pada rancangan percobaan ini adalah

Yijk = p

+

ai

+

6ik

+

$j

+

(a$)ij

+

Eijk; dirnana : i = 1,2 dm 3., j = 1,2 dm 3

Keterangan :

Yijk - -

Aik - -

Eij - -

Nilai setiap pengamatan pada faktor penyiangan ke - i, faktor metode ke - j dan ulangan ke

-

k

Nilai rata - rata umum

Pengaruh utama faktor penyiangan ke - i

Pengaruh utama faktor metode penaburan benih ke - j

komponen interaksi

dari

faktor penyiangan dengan faktor metode penaburan benih

Komponen acak dari petak utama yang menyebar n o d pengaruh acak dari anak petak yang menyebar normal

Analisis Data

Data dianalisis sidii ragam dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA (uji-F) dan pengujian lanjutan menggunakan uji lanjut LSD (Mattjik clan Sumarta Jaya 2000) dengan menggunakan pengolahan data komputer program CoStat 6311 Win.

Referensi

Dokumen terkait

engklek pada materi sistem pencernaan makanan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian One Shot Case Study. Langkah-langkah pengembangan media yang digunakan dalam

Sesungguhnya telah banyak upaya untuk meningkatkan kompetensi intrapersonal dan interpersonal mahasiswa, di antaranya dengan pendekatan humanistik, Mamat Supriatna

Pada dosis berulang 2 kali sehari setelah pemberian ekstrak A.champeden dihentikan (D5 dan D6), kenaikan pertumbuhan parasit rata-rata pada tiap dosis lebih kecil dibanding

Pada bagian ini pemrakarsa mengutarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Pembangunan Pasar Kota

iz 2014, rezultati ovoga istraživanja pokazuju da na smanjenje broja pušača najma- nje utječe ograničavanje oglašavanja i reklamiranja duhan- skih proizvoda te se znatno

Memberi implikasi bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, maka akan berpengaruh positif pada guru

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT

Lembaga atau organisasi yang bekerjasama dalam praktek assessment antara lain, Dinas Sosial, Psikolog, Psikiater dan juga keterlibatan Pemerintah Pusat seperti,