• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN HADIST MATERI POKOK MEMBACA HURUF-HURUF HIJAIYAH SESUAI MAKHRAJNYA MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF PADA KELAS I MI AL HIKMAH TANJUNGSARI TAMAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN HADIST MATERI POKOK MEMBACA HURUF-HURUF HIJAIYAH SESUAI MAKHRAJNYA MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF PADA KELAS I MI AL HIKMAH TANJUNGSARI TAMAN SIDOARJO."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

AL QUR’AN HADIST MATERI POKOK MEMBACA

HURUF-HURUF HIJAIYAH SESUAI MAKHRAJNYA

MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF PADA KELAS I

MI AL-HIKMAH TANJUNGSARI TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

RIFDATUL UMMAH

D07211024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

AL-QUR’AN HADIST MATERI POKOK MEMBACA

HURUF-HURUF HIJAIYAH SESUAI MAKHRAJNYA

MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF PADA KELAS I MI

AL-HIKMAH TANJUNGSARI TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Oleh:

RIFDATUL UMMAH D07211024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Rifdatul Ummah (NIM: D07211024). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Al Qur’an Hadist Materi Pokok Membaca Huruf-Huruf Hijaiyah Sesuai Makhrajnya Melalui Media CD Interaktif Kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo.

Pembelajaran Al Qur’an Hadist yang disajikan dengan metode ceramah dan hafalan serta latihan individual sering kali tidak disukai oleh para siswa. Akibatnya prestasi belajar selalu diurutan paling bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikan dan dapat meningkatkan prestasi belajar perlu adanya perubahan pembelajaran yang menarik yaitu metode yang mampu meningkatkan semangat siswa diantaranya yaitu pembelajaran menggunakan media CD Interaktif.

Rumusan masalah yang diajukan : 1) Bagaimana penerapan media CD Interaktif pada mata pelajaran al-Quran Hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo?. 2) Bagaimana peningkatan prestasi belajar al-Qur’an Hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo setelah penerapan media CD Interaktif ?

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas I MI Al Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo dengan menggunakan model Kurt Lewin dalam dua siklus, setiap siklus dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan menggunakan instrument lembar observasi, dokumentasi dan tes lisan dengan menggunakan instrument lembar bacaan.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 11

C. Tindakan yang dipilih ……….. 11

D. Tujuan Penelitian ………. 12

E. Lingkup Penelitian ……… 12

F. Manfaat Penelitian ……… 13

G. Definisi Operasional ………. 15

H. Sistematika Pembahasan ……….. 17

BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar ………. 18

(9)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ……….……. 21

3. Jenis Prestasi Belajar ……….. 29

B. Pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah ……….. 30

1. Pengertian Al Qur’an dan Hadist ... 30

2. Tujuan Pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah ... 31

3. Ruang Lingkup Al Qur’an Hadist ... 32

C. Media CD Interaktif ... 33

1. Pengertian Media CD Interaktif ... 33

2. Kelebihan Media Video/ VCD ... 37

3. Kekurangan Media Video/VCD ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 41

B. Setting Penelitian dan Subyek Penelitian ……… 45

1. Setting Penelitian ……… 45

2. Subyek Penelitian ……… 46

C. Variabel Yang Diselidiki ……….. 47

D. Rencana Tindakan ………. 47

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ………. 51

1. Teknik Pengumpulan Data ……….. 51

2. Instrumen Pengumpulan Data ………..52

3. Teknik Analisis Data ………55

F. Indikator Keberhasilan ………. 57

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ……… 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian………..………. 58

1. Profil sekolah……….. 58

(10)

B. Hasil Penelitian ………...………...……….. 59

1. Hasil Penelitian Siklus I……….. 60

2. Hasil Penelitian Siklus II………. 69

C. Pembahasan ……….. 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 81

B. Saran ……….. 82

C. Penutup ……….. 83

DAFTAR PUSTAKA ………... 84 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui kegiatan bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang telah dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.1

Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

Pembelajaran merupakan proses kegiatan yang penting dan sakral dalam dunia pendidikan, karena melalui kegiatan ini akan terjadi transper ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai kehidupan, di

1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : direktorat jendral

(12)

2

mana seorang guru sebagai desainer pembelajaran memiliki otoritas dalam mendesain model kegiatan pembelajaran agar siswanya dapat berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Selain sebagai desainer seorang guru juga sebagai figur (Uswatun Hasanah) bagi siswa-siswinya, untuk itu salah satu kompentensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi kepribadian, artinya seorang guru sebagai sosok penyampai risalah kerasulan yang diharapkan mampu membentuk kepribadian siswa-siswinya secara utuh melalui keteladanan.

Sebagai seorang desainer pembelajaran, guru berkewajiban untuk memilih salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang diampu serta karakteristik tersendiri, termasuk juga dalam pembelajaran membaca Al Quran yang memiliki ketrampilan yang harus diajarkan secara utuh dan proporsional. Dalam mendesain dan melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan aspek kondisi siswa sebagai pembelajar, dengan kata lain guru harus mampu membangun motivasi belajar siswa-siswinya, sebab tanpa adanya motivasi belajar dalam diri siswa mustahil kegiatan pembelajaran akan berhasil secara maksimal.

(13)

3

proposional, namun dalam hal optimalisasi pencapaian terhadap standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar masih perlu ditingkatkan , hal ini disebabkan oleh kapasitas dan kualitas pendidik terutama dalam hal penggunaan strategi dan model pembelajaran, seorang pendidik harus mampu memilih strategi dan model pembelajaran, model pembelajaran tersebut harus mampu membangun motivasi belajar siswa supaya optimalisasi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tercapai dengan baik.

Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para nabi dengan perantara Malaikat Jibril Alaihis Salam, ditulis dalam mushaf mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Naas

.

(14)

4

أﺮ ا

يﺬ ا ر ﺎ

نﺎ ﻹا

أﺮ ا

مﺮ ﻷا رو

ﺎ يﺬ ا

ﺎ نﺎ ﻹا

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam(4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) (Qs Al ‘Alaq: 96: ayat 1-5) (Qs Al ‘Alaq: 96: ayat 1-5)2

Membaca al- Qur’an merupakan sebuah sarana untuk mendapatkan informasi, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Begitu pentingnya kegiatan membaca al- Qur’an sehingga Allah pada saat menurunkan Wahyu pertama yakni surat Al-alaq ayat 1 sampai 5 memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca dengan kalimat perintah “ Bacalah, bacalah, bacalah.

Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis. Membaca pada hakekatnya suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis, oleh karenanya ketrampilan membaca merupakan ketrampilan yang komplek dan rumit.

(15)

5

Suasana pembelajaran ketrampilan membaca biasanya cenderung gaduh, kurang diminati siswa dan membutuhkan waktu yang lama serta guru cenderung enggan melaksanakannya dengan tuntas, begitu juga yang terjadi di MI Al Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo dalam ketrampilan membaca al- Qur’an siswa MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo sangat gaduh, banyak siswa yang keluar kelas dan kurang semangat dan tidak ada gairah untuk belajar, akibatnya data hasil tes ketrampilan membaca huruf-huruf al-Qur’an tidak mencapai ketuntasan baik secara individual maupun secara klasikal.

Dalam pembelajaran ketrampilan membaca al-Qur’an diperlukan teknik yang bisa membangun situasi yang dapat menumbuhkan motivasi belajar membaca al-Qur’an siswa yaitu dengan cara memilih salah satu model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran, siswa dan guru. Salah satu model pembelajaran untuk mengembangkan ketrampilan membaca al-Qur’an adalah dengan menggunakan media CD Interaktif.

(16)

6

secara kaffah. Oleh karena itu belajar membaca al-Qur’an harus ditanamkan kepada anak sedini mungkin.

Ibnu Khaldun menceritakan tentang perjalanan hidupnya sendiri sebagai contoh orang yang hafal al-Qur’an, mampu mempelajari kesusastraan dan kebudayaan, padahal ia belum berusia 10 tahun. Hal ini sebagai bukti bahwa filsafat pendidikan yang berkembang dikalangan kaum muslim sama dengan pandangan ahli sunnah wal jama’ah tentang perlunya memberikan pelajaran permulaan dengan membaca al-Qur’an disamping menulis dan membaca huruf arab. Pendapat demikian berasal dari Abu Bakar Al-Arabi yang didukung oleh Ibnu Khaldun.3

Pernyataan para Ulama’ diatas amat sejalan dengan hadist Rosulullah SAW :

( يرﺎ ا هاور ) ﮫ و ناﺮ ا ﺗ ﺮ

Artinya : “ Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al Quran dan yang mengajarkannya”. (HR. Imam Bukhori).4

Ibnu Sinah berpendapat tentang tingkat awal untuk meningkatkan mutu pendidikan anak sebaiknya diawali dengan

(17)

7

mengajarkan al-Qur’anulkarim tapi dengan cara menghindarkan pengajaran yang bersifat memberatkan jasmani dan akal pikirannya.5

Dalam hal ini Ibnu Khaldun sepakat bahwa pada waktu mengajarkan al-Qur’an anak juga diajarkan huruf-huruf hijaiyah dan beberapa ilmu lainnya, kemudian diperkenalkan syair-syair yang dimulai dari cerita anak-anak glamour karena cerita seperti itu lebih gampang diingat-ingat anak, sedang bait-baitnya lebih pendek serta bobotnya lebih ringan, daripada memilihkan syair yang menceritakan kesusastraan, memuji ilmu pengetahuan dan mencela kebodohan serta mendorong berbuat baik kepada kedua orangtuanya, atau berbuat ma’ruf, menghormati tamu. Jika anak selesai menghafal al-Qur’an dan mempelajari dasar-dasar berbahasa, maka saat itu kita harus memperhatikan, apa yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.6

Menyadari pentingnya pendidikan al-Qur’an bagi anak dan manfaat bagi yang mempelajarinya menjadikan pembelajaran membaca al-Qur’an menjadi suatu yang wajib diberikan di Sekolah Dasar. Seorang guru menjadi ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran membaca al-Qur’an, tidak hanya sekedar mampu melafalkan lambang-lambang bunyi yang disebut huruf yang dalam al-Qur’an menggunakan huruf hijaiyah, akan tetapi harus pula mengenalkan tentang macam-macam

(18)

8

huruf lidah, huruf bibir, huruf tenggorokan serta membaca sesuai dengan makhorijul hurufnya.

Pendidikan al-Qur’an dan hadist di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan dari pendidikan agama memang bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan pembentukan watak serta kepribadian peserta didik, namun mata pelajaran al-Qur’an hadist dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam mengajarkan al-Qur’an diperlukan untuk mengetahui tingkat perkembangan anak. Sebab Psikologi anak juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses belajar. Oleh karena itu, bagaimana pendekatan pembelajaran agar peserta didik benar-benar memiliki minat belajar terhadap al-Qur’an dan hadist.

(19)

9

bahasa. Tingkatan ini sering disebut tingkat membaca (Learning to Read).7

Permasalahan dalam proses belajar dan mengajar sejak dulu hingga sekarang terus-menerus mendapat perhatian dari banyak kalangan, baik dari kalangan pakar ilmu pendidikan dan psikologis (yang melihat dari sisi pedagogis dan psikologis) maupun dari kalangan praktisi pendidikan seperti guru, dosen, konselor, dan para pengelola pendidikan. Dikarenakan dalam proses pembelajaran sekarang ini tidak lagi mengutamakan pada penyerapan dan pemahaman melalui transfer informasi, tetapi lebih kepada mengembangkan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui peran aktif dan latihan atau tugas belajar dengan bekerja secara mandiri, sehingga mampu menjelaskan apa yang telah dijelaskan oleh guru.

Pembelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah menekan proses kegiatan yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang muslim terhadap kedua sumber tersebut, diantaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan mengamalkan al-Qur’an dan Hadist. Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah tersebut, seorang guru sebaiknya mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan

(20)

10

materinya. Selain itu, seorang pendidik yang baik juga dituntut untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya dengan baik, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.8

Sejauh ini, hal yang terjadi di MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo dalam proses belajar mengajar, terutama mata pelajaran al-Qur’an Hadist kelas I pada materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya adalah adanya konsep pembelajaran yang belum tepat dan signifikan antara metode, sumber dan media pembelajaran, sehingga hasil prestasi belajar siswa hanya mencapai ketuntasan nilai rata-rata sebesar 62,44% (KKM = 70).

Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi Madrasah Ibtidaiyah tersebut, seorang guru sebaiknya mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang pendidik yang baik juga dituntut untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya dengan baik, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Sehubungan dengan hal yang terjadi di MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo tersebut, maka peneliti berusaha untuk memberi solusi pemecahan masalah dengan menerapkan Media CD Interaktif. Pada media CD Interaktif ini, peneliti akan menampilkan video pengucapan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.

(21)

11

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadist Materi Pokok Membaca Huruf-Huruf Hijaiyah Sesuai Makhrajnya Melalui Media CD Interaktif Kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo”.

B.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut diatas maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan media CD Interaktif dalam meningkatkan prestasi belajar al-Qur’an hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil prestasi belajar al-Qur’an Hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo setelah dilakukan penerapan media CD Interaktif?

C. Tindakan yang Dipilih

(22)

12

rendahnya prestasi belajar siswa yang meliputi membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya pada mata pelajaran al-Qur’an Hadist peneliti menerapkan media CD Interaktif.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendikripsikan penerapan Media CD Interaktif pada mata pelajaran al-Qur’an Hadist materi pokok Membaca Huruf-huruf hijaiyah Sesuai Makhrajnya kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya media CD Interaktif pada mata pelajaran al-Qur’an Hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah kelas I MI AL-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal di bawah ini:

1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2014-2015, sebanyak dua kali pertemuan.

(23)

13

belajar al-Qur’an Hadist pada materi pokok Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo.

3. Standar Kompetensi yang digunakan yaitu memahami huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya. Kompetensi Dasar membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya dan dengan Indikator sebagai berikut:

a. Membaca huruf-huruf tenggorokan yang bertanda baca dengan fasih.

b. Membaca huruf-huruf lisan (lidah) yang bertanda baca dengan fasih.

c. Membaca huruf-huruf bibir yang bertanda baca dengan fasih.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru mendapatkan pengalaman tentang pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model, strategi atau media yang sesuai.

(24)

14

c. Membuat guru lebih percaya diri karena mampu melakukan analisi terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga dapat menemukan kekuatan dan kelemahan yang kemudian dapat mengembangkan alternatif untuk mengatasinya.

d. Untuk menambah wawasan serta kreativitas berfikir dalam mengembangkan potensi sebagai seorang pendidik.

e. Guru dapat berkesempatan berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri.

2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.

c. Siswa lebih termotivasi dan semangat dalam pembelajaran al-Qur’an Hadist.

d. Siswa mendapat pengalaman yang menyenangkan sehingga materi yang disampaikan guru dapat dipahami dengan baik. 3. Bagi Peneliti

a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peniliti dalam menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama dibangku perkuliahan

(25)

15

G. Definisi operasional

Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat adalah “Peningkatan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadist pada Materi Pokok Membaca Huruf-Huruf Hijaiyah Sesuai Makhrajnya Melalui Media CD Interaktif pada Siswa kelas I MI Al Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo”. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, perlu penulis jelaskan beberapa istilah berikut:

Peningkatan : Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, peningkatan berarti proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya)9

Prestasi Belajar : hasil yang diperoleh murid secara maksimal berupa suatu kecakapan dengan kegiatan belajar pada saaat tertentu.10

Membaca : Proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isiannya. Pengucapan tak selalu dapat di dengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya membaca merupoakan aktifitas yang tak bisa di lepaskan dari menyimak, berbicara dan menulis.11

Huruf Hijaiyah : Jika huruf latin disebut Alphabet, maka huruf-huruf arab disebut huruf-huruf Al Quran atau

9 Dani.K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Putra Harsa, 2002). Hal. 613

(26)

16

Hijaiyah. .Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang berbahasa arab yang ditulis dengan menggunakan tulisan arab atau huruf hijaiyah Media : berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium”12 yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media yang dimaksudkan disini adalah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

CD Interaktif : CD merupakan singkatan dari Compact Disk, untuk menggunakan CD interaktif diperlukan computer. CD interaktif merupakan media pembelajaran audio visual dengan menggunakan computer yang dilengkapi dengan animasi-animasi menarik.13

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar Al Quran melalui media CD Interaktif adalah usaha seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan secara maksimal melalui kegitan belajar dengan menggunakan penyalur informasi melalui audio visual.

12 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Hal.136 13 Ernawati,” CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil

(27)

17

H. Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan, meliputi (a) latar belakang masalah, (b)

rumusan masalah, (c) tindakan yang dipilih, (d) tujuan penelitian, (e) lingkup penelitian, (f) manfaat penelitian, (g) definisi operasional, (h) sistematika pembahasan

BAB II : Kajian Teori, meliputi (a) prestasi belajar, (b) Al-Qur’an

Hadist, (c) Media CD Interaktif.

BAB III : Metode dan Rencana Penelitian, meliputi (a) metode

penelitian, (b) setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian, (c) variabel yang diselidiki, (d) rencana tindakan, (e) data dan cara pengumpulannya, (f) analisis data, (g) indikator kinerja, (h) tim peneliti dan tugasnya.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi (a) hasil

penelitian, (b) pembahasan

(28)

18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk dapat meningkatkan prestasi anak, salah satu faktor penunjang adalah adanya proses belajar yang efektif, dan Winarno menjelaskan bahwa proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan ini merupakan hasil belajar. Perubahan yang di alami seseorang karena hasil belajar menunjukkan pada suatu proses kedewasaan perubahan tidak mungkin terjadi.14

Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan dasar atau kemampuan potensial (inteligensi dan bakat) seseorang berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada individu mempunyai intelegensi ataupun bakat sama dalam berbagai bidang. Meskipun kita terima pengelompokan siswa berdasarkan kategorisasi prestasi tinggi-sedang-rendah, itu hanyalah suatu pendekatan saja. Hakekatnya setiap siswa berbeda secara individual, baik dalam hal prestasi hasil belajar maupun kemampuan potensialnya.

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang tediri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari Bahasa

(29)

19

Belanda yaitu prestatie, kemudian diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.

Sedangkan belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.15 Menurut pendapat yang tradisonal, belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.16

Para ahli mengemukakan dengan definisi yang berbeda-beda, antara lain:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

2. Belajar dapat membawa perubahan yang dikarenakan adanya usaha dan mendapatkan keterampilan baru.17

Prestasi belajar tidak dapat dilepaskan dari perbuatan belajar karena belajar adalah proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasilnya. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh murid secara maksimal berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar.18 Prestasi belajar mengungkap seberapa besar perubahan-perubahan yang telah dilakukan seseorang di dalam melakukan proses belajar yang telah

15 Margaret E. Bell Gredler. Belajar dan Membelajarkan. 1991. Jakarta: Rajawali Pers. hal: 188

16Roestiyah N.K. Didaktik Metodik. 1994. (Jakarta: Bumi Aksara). hal: 8

17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo) hal.232

(30)

20

dilakukannya. Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh Winkel bahwa dalam prestasi belajar akan tampak adanya perubahan yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalaan atau tugas yang diberikan oleh guru-guru.19

Prestasi belajar dapat diketahui dari penulisan hasil dari belajar dalam bentuk tes atau ujian yang diberikan.20 Tes-tes yang ada menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan atau persoalan yang diajukan dalam tes ini guru memberikan suatu nilai. Nilai itulah yang menyatakan prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa. Maksud penilaian tersebut menurut Winkel adalah:

a. Untuk menentukan angka kemajuan siswa dalam belajar, angka, atau nilai ini diperlukan untuk pemberian laporan kepada orang tua.

b. Untuk memberikan umpan balik kepada murid sehingga dapat memperbaiki kekurangan atau kesulitan yang ternyata masih dialami, serta guru dapat mengetahui dalam segi apa siswa mengalami kesukaran, sehingga pengajaran selanjutnya dapat disesuaikan.

c. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya di SMA dalam penentuan jurusan atau seleksi program studi.

(31)

21

d. Untuk menyelidiki kekurangan-kekurangan dan kesulitan siswa dengan mempelajari mata-pelajaran pelajaran tertentu.21

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.22

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang merupakan hasil dan proses tentunya dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut sangatlah menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan proses belajarnya.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa di dalam pendidikan tidak sedikit para siswa yang mengalami kegagalan, kadang-kadang ada siswa yang memiliki kemampuan untuk berprestasi dan kesempatan yang luas untuk meningkatkan prestasi juga ada prestasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal seperti ini menunjukkan bahwa belajar juga prestasi belajar tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagaimana yang diungkapkan oleh Suryabrata dan Winkel dapat

21 Winkel,Op.Cit., hal.19

(32)

22

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam (faktor endogen) dan factor dari luar (faktor eksogen).23 Dalam pelajaran faktor dari luar tentunya secara tidak langsung akan memepengaruhi faktor dari dalam.

a. Faktor Endogen

Yang dimaksud faktor endogen adalah faktor yang datangnya dari dalam individu itu sendiri. Faktor ini dari fisiologis dan faktor psikologis.

Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Di samping kondisi fisiologis umumnya itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran sebagian besar yang dipelajari oleh manusia menggunakan penglihatan dan pendengaran.24

Faktor psikologis juga berpengaruh sebagai faktor yang dapat mendorong dan menentukan keberhasilan belajar. Faktor psikologis dalam diri individu ternyata tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sekitar yang mendukung atau bahkan melemahkan keberhasilan seseorang dalam belajar, adapun beberapa faktor psikologis adalah:

23 Sumadi Suryabrata, Op.Cit, hal.15

(33)

23

1) Intelegensi

Intelegensi diartikan oleh Kagan dan Long sebagai kemampuan yang dianggap umum untuk mempelajari beberapa hal yang baru secara cepat, untuk memecahkan berbagai jenis persoalan yang berbeda secara efisien dan untuk menyesuaikan diri dengan flexible.25 Suryabrata menjelaskan bahwa intelegensi merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mengikuti program pendidikan.26

Tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingket intelegensi yang rendah. Oleh sebab itu faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.27

Jika siswa mempunyai tingkat intelegensi yang rendah maka siswa tidak akan bisa mencerna pelajaran dengan baik, dan dia akan mendapatkan kesulitan dalam belajarnya. Konsep umum dalam kesulitan belajar meliputi masalah dalam mendengarkan, konsentrasi, berbicara dan

25 Kagan dan Long, Psychology and Education: An Introduction, 26 Sumadi Suryabarata,Op.Cit, hal.30

(34)

24

berfikir. Berdasarkan ketentuan remaja tidak dinyatakan mengalami masalah akademis.28

Dari kesulitan belajar inilah akan terjadi kejenuhan dalam belajar pada diri siswa. Dan jenuh dapat diartikan dengan bosan, sehingga dapat mengakibatkan tidak mampu lagi memuat pelajaran apapun. Kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak membuahkan hasil.29

Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar akan merasa pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh tidak ada kemajuan. Siswa yang sedang mengalami kejenuhan dapat berakibat sistem akalnya tidak bekerja dengan baik seperti sebagaimana yang diharapkan. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa sampai pada tingkat berikutnya.30

2) Bakat

Bakat merupakan suatu kemampuan untuk belajar sesuatu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan

(35)

25

pembawaan. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi suatu kenyataan yang nyata sesudah belajar dan berlatih.31

Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, maka akan merusak keinginan anak tersebut.

3) Motivasi

Motivasi untuk belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Penerapannya dalam belajar adalah sebagai pembangkit gairah atau semangat siswa. Motivasi dalam belajar sangatlah penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Mengenai motivasi belajar dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga

(36)

26

motivasi sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

Dalam memberikan motivasi, seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

4) Perasaan

Perasaan merupakan faktor proses yang non intelektual, melalui perasaannya siswa mengadakan penilaian yang spontan terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah, penilaian positif terungkap dalam perasaan senang (rasa puas, gembira dan simpati), sedangkan penilaian negative terungkap dalam perasaan tidak senang (rasa segan, benci, takut, dan sebagainya). Ada siswa yang dihinggapi rasa takut dan cemas (misal mendapat nilai kurang dalam hasil ulangannya).

(37)

27

yang mendalam membuat siswa tidak tenang, gelisah dan gugup, kalut dalam berpikir dan berperasaan tidak senang. 5) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan yang menetap dalam individu menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan pertimbangan tertentu terhadap obyek tertentu.

6) Minat

Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap dalam individu untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu. Individu yang berammat pada suatu hal akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan tertentu tanpa paksaan.

b. Faktor Eksogen

Adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, factor dari luar ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan Keluarga a) Orang Tua

(38)

28

b) Suasana Rumah

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim akan menimbulkan suasana yang kaku dan tegang dalam keluarga, yang menyebabkan anak kurang bersemangat dalam belajar.

c) Sosial Ekonomi

Fasilitas yang diberikan orang tua terhadap anaknya akan turut mempengaruhi prestasi belajarnya. 2) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

(39)

29

3. Jenis Prestasi Belajar

.Jenis prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: a. Ranah kognitif (cognitive domain) adalah: pengetahuan atau

pemahaman.32

b. Ranah afektif (affective domain) adalah kemampuan dalam bertindak.33

c. Ranah psikomotor (psychomotor domain) adalah kemampuan yang mendapat pelatihan kerja fisik yang rutin dilakukan.34

Untuk mengungkap hsail belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan indicator sebagai penunjuk bahwa siswa – siswi telah berhasil meraih prestasi belajar yang hendak diukur.

Dan agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indicator-indikatornya, berikut penulis sajikan sebuah table jenis indikator, dan cara evaluasi prestasi.35

Tabel 2.1

Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar

1. Ranah Cipta (Kognitif)

a. Pengamatan

32 James S. Cangelosi, Merancang tes untuk menilai prestasi siswa, (Bandung, ITB, 1995), JIlid 1 hal. 8

33 Ibid, Jilid 1, hal. 11

34 James S. Cangelosi, Merancang tes untuk menilai prestasi siswa, (Bandung, ITB, 1995) ,kiJilid 1, hal. 12

(40)

30

dan pemilihan secara teliti)

f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)

• Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

• Dapat memberikan contoh

• Dapat menggunakan secara tepat

• Menganggap penting dan bermanfaat

• Menganggap indah dan harmonis

• Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari

• Mengkoordinasi gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.

• Mengucapkan

• Membuat mimic dan gerakan jasmani

B. Pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Al Qur’an dan Hadist

(41)

31

adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada nabi dan rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan kepada kita secara mutawwatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.36

Secara harfiah, hadist berarti komunikasi, kisah (baik masa lampau ataupun kontemporer), “percakapan” (baik yang bersifat keagamaan ataupun umum). Bila digunakan sebagai kata sifat, hadist berarti “baru”, secara istilah hadist menurut para ulama ahli hadist berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik yang berupa ucapan, perbuatan dan takrir (sesuatu yang dibiarkan, dipersilahkan, disetujui secara diam diri).37

2. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah

Pemberian pelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk mampu membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam Al Qur’an surat al-Faatihah, an-Naas sampai dengan surat ad-Dhuhaa. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadist-hadist pilihan tentang akhlak dan amal shalih.38

36

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtpiain-gdl-mutholiah0-5974-1-093111217.pdf

37 Ahmad Lutfi. Op. Cit,hal. 38

38 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 th 2008 tentang Standar Kompetensi

(42)

32

3. Ruang Lingkup Al-Qur’an Hadist

Ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an, dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengalamannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pengalaman dan pemahaman melalui keteladanan dan pembiasaan Hadist-hadist yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraaan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, sholat berjama’ah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh.39

d. Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam al-Qur’an surat al-Faatihah, an-Naas sampai dengan surat ad-Dhuhaa.40

e. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadist-hadist pilihan tentang akhlak dan amal shalih.

39 Ahmad Lutfi. Op. Cit,.hal 20.

40 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 th 2008 tentang Standar Kompetensi

(43)

33

C. Media CD Interaktif

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab adalah perantara (ﺔ و) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.40F

41 Azhar Arsyad dalam bukunya Media pembelajaran mengutip makna kata media dari beberapa ahli sebagai berikut:

a. Menurut Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang mampu membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

b. Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

c. Menurut Fleming media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dalam

(44)

34

istilah ini dapat menunjukkan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan canggih dapat disebut media. Ringkasnya adalah, media merupakan alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.

d. Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.

e. Hamidjojo dalam Latuheru media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

(45)

35

yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianngap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, obyek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya, orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran, produksi dan evaluasinya.42

Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20 alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).43

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alt abntu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Sayangnya sampai saat itu pengaruhnya masih

(46)

36

terbatas pada pemilihan media saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses belajar belum mendapat perhatian.44

CD interaktif merupakan salah satu media interaktif yang bisa terbilang baru. Media ini merupakan pengembangan dari teknologi internet yang sedang berkembang pesat saat ini. Teknologi internet saat ini sudah menjadi tolak ukur majunya sebuah perusahaan. Bahkan dengan kenyataan tersebut, kini setiap perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam bidang apapun merasa berkewajiban untuk memiliki situs sendiri yang berfungsi menyampaikan informasi seputar eksistensi keberadaan dirinya kepada masyarakat di seluruh dunia.

Dalam membahas perangkat VCD sebenarnya sama saia dengan CD. Karena bagian-bagiab atau komponen yang dipergunakan sebagian besar mempunyai kesamaan. Hanya saja pemutaran CD tidak dilengkapi dengan model MPEG yang kita ketahui bahwa bagian ini merupakan bagian yang memproses adanya data-data video dari disk kemudian diteruskan ke layar agar bisa dinikmati gambarnya. Jadi bila sebuah pemutar CD untuk ditingkatkan menjadi VCD tinggal menambahkan saja “sound card” yang mempunyai modul MPEG.45

CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia yang dalam sebuah CD (Compact Disc) dengan tujuan interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat

(47)

37

menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD (Tim Medikomp).

Media ini disebut CD Interaktif karena memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi), dan disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Oleh karena itu, media ini berupa CD dan dapat dikelompokkan sebagai bahan ajar e-learning.

Video/VCD sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dikalangan masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti cerita) bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video/VCD tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.46

2. Kelebihan Media Video/VCD antara lain

a. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.

b. Penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis. c. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam

sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.

d. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang

(48)

38

e. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat obyek yang lagi bergerak atau obyek yang berbahaya seperti harimau, dan lain-lain.

f. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.47

g. Gambar proyeksi bisa dibekukan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut. Kontrol sepenuhnya berada di tangan guru.

h. Ruangan tak perlu digelapkan waktu penyajian.48

i. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh, baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain: penyingkatan atau perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “split/multiple screen image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian). Perpindahan yang lembut dari suatu gambar ke gambar berikutnya dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).49

j. Suatu kegiatan belajar mandiri dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan

47 Arief Sardiman, Op.Cit, hal.77

48 Ibid, hal.77

(49)

39

kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan.50

k. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain. Film/ video merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan obyek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung kita berdenyut.51

l. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal mamakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya bagaimana kejadian mekarnya bunga mulai dari kuncup bunga hingga bunga itu mekar.52

m. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.53

3. Kekurangan dalam Media Video/VCD adalah sebagai berikut:

a. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya yang banyak dan mahal serta waktu yang banyak.

b. Pada saat gambar ditunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui media tersebut.

50Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987)fvf, hal.105

51 Azhar Arsyad, Op.Cit, hal.48

52 Ibid, hal.49

(50)

40

c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan demi tujuan belajar yang diinginkan kecuali film/video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.54

d. Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.55

e. Kurang mampu menampilkan detail dari obyek yang disajikan secara sempurna.56

f. Sifat komunikasinya yang bersifat searah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

g. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.

54 Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputra Pers, 2002) hal.50 55 Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987) hal.107

(51)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) / Classroom Action reaseach yang bersifat kolaboratif dengan melibatkan beberapa pihak yang terkait.57 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu model penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana dalam penelitian ini peneliti akan ikut terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran bersama guru mata pelajaran al-Qur’an Hadist dan mengamati secara langsung guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Classroom Action reasearch merupakan salah satu perspektif baru dalam dunia pendidikan, yang mencoba menjembatani antara praktik dan teori dalam bidang pendidikan. Dalam model penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai pengamat (observer) sekaligus sebagai partisipan.58

Penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

(52)

42

tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktik tersebut dilakukan.59

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, yang artinya dipilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap

langkah dan tindakan harus dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat pada penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat menjadikan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakanmemang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.60

59 Masnur Muslich Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu mudah (Jakarta:PT Bumi Aksara.2009), hal.8-9

(53)

43

Ada beberapa karakteristik khusus yang dapat dicermati dari PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya. Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu masalah, namun PTK dalam segi problem yang harus dipecahkan PTK memiliki karakteristik penting yang harus dicermati, masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. PTK dilakukan apabila guru sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Dari persoalan itu, guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional.61

Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian itu sendiri. PTK memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas, yang disebut dengan “penelitian kelas”.62

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Peneliti menggunakan model ini karena lebih memudahkan peneliti untuk memfokuskan penerapan media CD Interaktif yang akan digunakan. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

61 Basrowi Suwandi, Op.Cit, hal.38

(54)

44

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang meliputi komponen-komponen :

1. Menyusun perencanaan (planning), pada tahap ini yang harus dilakukan adalah (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyusun fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, (3) mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Melaksanakan tindakan (acting), pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Melaksanakan observasi (observing), pada tahap ini yang harus dilakukan adalah (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) memantau kegiatan diskusi/ kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok, (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

(55)

45

kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK dicapai63

Siklus spiral dari tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK:

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist.

(56)

46

b. Waktu penelitian

penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2016 semester genap tahun pelajaran 2015/2016

c. Siklus PTK

PTK ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus untuk dapat mengetahui prestasi belajar melalui media CD Interaktif kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadist pada materi membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya. Setiap siklus dilaksanakan dengan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation).

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

(57)

47

C. Variabel yang diselediki

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan menerapkan media pada mata pelajaran al-Qur’an hadist kelas I. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:

1. Variabel Input : Siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo.

2. Variabel Proses : Penerapan Media CD Interaktif.

3. Variabel Output : Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran a-Qur’an Hadist

D. Rencana Tindakan

Siklus penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti yaitu model Kurt Lewwin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok, yaitu: Perencanaan (Planning), Aksi atau Tindakan (Action), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting).

Penerapan model di atas dilakukan dengan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari satu pertemuan sebagai bentuk langkah atau tindakan. Adapun dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

(58)

48

Hadist. Dari hasil tersebut peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist.

2) Menyiapkan media CD Interaktif, bahan ajar, dan lembar kerja yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung.

3) Membuat alat pedoman observasi murid dan guru untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan, menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpulan data. b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus I ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan dibantu oleh guru (kolaborator) untuk melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan di dalam RPP.

c. Pengamatan

(59)

49

Peneliti akan mencatat semua aktifitas pembelajaran yang positif maupun negatif sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan siklus berikutnya.

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil pembelajaran yang telah didapatkan pada observasi. Dari analisis tersebut, tim peneliti akan melakukan refleksi diri apakah pembelajaran al-Qur’an Hadist tentang materi membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya dengan menggunakan media pembelajaran CD Interaktif meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo. Dari hasil tersebut peneliti merancang tindakan untuk siklus yang kedua.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara peneliti dan guru terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah.

Dari hasil tersebut di atas peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

(60)

50

2) Menyiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan oleh siswa pada proses pembelajaran. 3) Menyiapkan isntrumen pengumpulan data yaitu:

a) Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru b) Lembar tes akhir pembelajaran

4) Merencanakan aspek-aspek yang akan dinilai dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu persiapan, kejelasan materi, pengorganisasian, latihan, bimbingan, penutup.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II peneliti dibantu oleh guru (kolaborator) melaksanakan pembelajaran seperti yang sudah direncanakan di dalam RPP, yaitu Guru melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an Hadist tentang materi yang sama yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya dengan menggunakan media CD Interaktif berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi siklus I.

c. Pengamatan

(61)

51

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti mengevaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti juga berdiskusi dengan guru kelas tentang hasil pengamatan. Hasil evaluasi dan diskusi dengan guru kelas pada siklus II yang menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa, sehingga diputuskan penelitian diberhentikan.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini maka dibutuhkan beberapa cara untuk mengumpulkannya sehingga data yang diperoleh benar-benar valid dan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa cara atau metode yaitu:

a. Metode Observasi

Yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengamatan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan untuk secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui tes.64

(62)

52

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran klasikal dan kelompok, serta kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan media CD Interaktif. b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan dara dengan mancatat data-data yang sudah ada.65 Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data , jumlah siswa, serta skor hasil belajar siswa sesudah diberi tindakan.

c. Metode Tes

Tes adalah serentetan soal atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.66 Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: a. Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data observasi adalah lembar observasi sebagai berikut:

(63)

53

1) Lembar Observasi kegiatan Guru

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan media CD Interaktif, seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Lembar Observasi Kegiatan Guru

Tahap Aspek

Nilai 1 2 3 4 Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran

- Guru mengucapkan salam - Mengabsensi kehadiran siswa Menyampaikan

tujuan dan memotivasi siswa

- Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan

- Guru memotivasi siswa dengan bernyanyi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi dan drill melalui media cd interaktif Guru memutar video CD Interaktif Guru menyampaikan pelajaran dengan cara demonstrasi

Guru mencontohkan membaca huruf hijaiyah sesuai makhrajnya dan diikuti oleh siswa

Guru menjelaskan kepada siswa agar membentuk kelompok belajar dengan memberikan data nama anggota kelompok

Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka membaca tugas mereka

Evaluasi Guru membimbing siswa membaca bergantian secara berkelompok.

(64)

2) Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan media CD Interaktif, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Tahap Aspek

Nilai 1 2 3 4 Kegiatan Awal Siswa siap mengikuti kegiatan

pembelajaran Penyampaian

kompetensi

Siswa aktif mendengar, melihat, bertanya, dan menjawab.

Kegiatan inti Siswa aktif mendengar, melihat, bertanya, dan menjawab, serta membantu melakukan demonstrasi Siswa menyaksikan video dengan tenang

Siswa menirukan bacaan yang dicontohkan oleh guru

Evaluasi Siswa membaca bacaan bergantian dengan anggota kelompok Siswa membaca secara bergantian secara berkelompok

(65)

55

X

N

3. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa adalah setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis serta tes lisan pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhanna yaitu:

a. Untuk menilai peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang seterusnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes akhir dapat dirumuskan:

(66)

56

T Tt

Dengan : X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑ N = Jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (indidvidu) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

KB = x 100%

Dimana KB = Ketuntasan belajar

T = Jumlah siswa yang tuntas Tt = Jumlah siswa

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketentuan

individu) jika persentase jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatan tuntas belajarnya (ketentuan klasikal) jika dalam

kelas tersebut ≥ 85% siswa telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda.67 Pada MI Al Hikmah Tanjungsari

(67)

57

Taman Sidoarjo untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ditetapkan sebesar 70.

F. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan judul penelitian peningkatan prestasi belajar AlQur’an Hadits materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrojnya Melalui media CD Interaktif Pada siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Al Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo Tahun Pelajaran 2015/2016) keberhasilan alternatif ditandai oleh indikator sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan langkah pembelajaran di atas 90% dan mencapai 100% pada siklus terakhir.

2. Prosentase aktivitas siswa yang tinggi pada saat pembelajaran. 3. 85% siswa nilai prestasi mencapai ketuntasan belajar

G. Tim Penelitian dan Tugasnya

(68)

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pembahasan mengenai pengolahan data observasi proses pembelajaran dan data hasil peningkatan prestasi belajar Al Qur’an Hadist materi pokok membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya melalui media CD Interaktif pada kelas I MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo. Pada bagian ini akan dilakukan analisis data dari observasi awal terhadap pembelajaran serta pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Berikut ini adalah gambaran umum MI Al-Hikmah Tanjungsari Taman Sidoarjo sebagai lokasi penelitian:

1. Profil Sekolah

Madrasah ini bernama MI Al-Hikmah dengan status madrasah swasta. Beralamat di Desa Tanjungsari RT.17 RW.03 Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo kode pos 61257. Madrasah ini berdiri pada tahun 1986 di atas tanah waqaf seluas 1200 m2 dan berstatus bangunan milik sendiri. Waktu pembelajaran dimulai pada pukul 06.30 WIB sampai pukul 12.10 WIB.

2. Tenaga Guru dan Karyawan

No Nama Status

Pegawai

NIP Jabatan

Gambar

  Tabel 2.1 Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
gambar berikutnya dan penjelasan gerak (diperlambat atau
Tabel 4.1 Tenaga Guru dan Karyawan
Gambar 4.1  Guru membuka pelajaran dan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Populiariausias tikslusis al- goritmas GSP ( Generalized Sequential Pattern mining algorithm ) (Srikant, Agrawal, 1995a; Srikant, Agrawal, 1995b) daug kart ų perrenka vis ą

Lighting models, also known as Bidirectional Reflectance Distribution Functions (BRDF), model how the light bounces on surfaces and are used to compute the color of each point in

Abdul Halim bin Tamuri, masyarakat dan media arus perdana mula memperkatakan tentang kecemerlangan pelajar aliran tahfiz ini ialah sekitar pada tahun 2004 apabila sebuah

S.H.,M.Hum Fakultas Hukum Membangun Model Upaya Adminstratif Dalam Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Indonesia HIBAH PENELITIAN GRUP RISET 2020 1 1 PN 08.

Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa

Hasil Rasionalisasi Kegiatan pada Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah untuk Refocusing Penanganan Covid-19 yang telah diinput dalam

Pengaruh penambahan air kelapa terhadap kandungan unsur hara makro (CNPK) pupuk cair dari limbah cair ikan memberikan nilai dan perubahan yang beragam dari

Pada umur empat tahun biomasa total tanaman di atas permukaan tanah pada ke dua jenis tanaman sama-sama lebih besar dibandingkan dengan biomassa di bawah permukaan tanah