TULUNGAGUNG
T E S I S
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Oleh:
Mochammad Sinung Restendy
F02715157
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
A B S T R A K
Mochammad Sinung Restendy, 2017. Dakwah Virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia Tulungagung. Tesis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Dakwah, Virtual
Spirit Dakwah Indonesia sebagai lembaga dakwah merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dan inovasi dakwah, dan tidak memihak pada kepentingan aliran. Melalui dakwah virtual Spirit Dakwah Indonesia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan informasi keislaman secara benar. melalui internet dengan bentuk meme dan vlog.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1)Mengapa Lembaga Spirit Dakwah Indonesia menjadikan media virtual sebagai wilayah dakwahnya, 2) Bagaimana bentuk dakwah virtual Spirit Dakwah Indonesia, dan 3) Bagaimana proses dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia
Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan konsep dan alasan yang melatar belakangi dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia, 2) Untuk mendeskripsikan bentuk dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia, dan 3) Untuk mendeskripsikan proses dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah meme dan vlog sebagai media dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dan digali melalui sumber data primer (primary sources) dan sumber data sekunder (secondary sources). Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode interpretatif dan metode analisis kualitatif, yaitu melalui tahap Reduksi data, yaitu pengumpulan data penelitian; Klasifikasi data, yaitu melakukan klasifikasi data sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian; Verifikasi data, yaitu membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah di atas kesimpulan dari penelitan ini ini adalah a) Konsep Dakwah virtual Spirit Dakwah Indonesia menjadi bagian penting dari makna media yang juga sebagi pesan dakwah dalam virtualspace b) Meme dan Vlog dipandang sebagai bentuk dakwah di media virtual paling efektif, yang diterapkan oleh Spirit Dakwah Indonesia, dimana meme dan vlog menjadi embrio budaya bagi anak anak digital dewasa ini c) Proses dakwah virtual Spirit Dakwah Indonesia diawali dengan pembelajaran membuat meme dan vlog dakwah yang baik dan benar, sehingga ketertarikan untuk share dan membuat meme dan vlog dakwah membentuk karakter diri yang tangguh sesuai harapan Spirit Dakwah Indonesia untuk Generasi Super Indonesia 2030. Rekomendasinya adalah pembentukan di daerah daerah Lembaga Krisis Virtual Center yang menangani kerentanan virtual dan resiko virtual dalam masyarakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
D A F T A R I S I
SAMPUL DEPAN ... i
JUDUL DALAM ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PERSETUJUAN PENGUJI ... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 15
C. Tujuan Penelitian ... 15
D. Kegunaan Penelitian ... 16
E. Penegasan Istilah ... 17
F. Kajian Penelitian Terdahulu ... 18
G. Sistematika Pembahasan ... 21
BAB II DAKWAH VIRTUAL A. Konsep Dakwah Dalam Islam ... 24
1. Pengertian Dakwah ... 24
2. Metode Dakwah ... 29
B. Konsep Dakwah Virtual ... 34
1. Pengertian Virtual ... 34
2. Dahwah Virtual ... 35
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
4. Pemanfaatan Internet Untuk Berdakwah ... 38
5. Strategi Berdakwah Melalui Internet ... 41
6. Dahwah Virtual Juga Bisa Disebut Ciber Dakwah ... 43
7. Macam-Macam Media Virtual ... 50
8. Peranan Media Sosial Dalam Pengembangan Dakwah ... 52
C. Konsep Meme Dan Vlog 1. Konsep Meme ... 55
2. Perkembangan Meme di Indonesia ... 58
3. Pengertian Vlog ... 64
4. Tujuan Vlog ... 69
5. Cara Menggunakan Vlog ... 70
D. Alur Berfikir ... 72
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 76
B. Kehadiran Peneliti dan Lokasi Penelitian ... 78
C. Sumber Data Penelitian ... 79
D. Tehnik Pengumpulan Data ... 80
BAB IV DAKWAH VIRTUAL SPIRIT DAKWAH INDONESIA A. Profil Spirit Dakwah Indonesia ... 95
1. Sejarah Spirit Dakwah Indonesia ... 88
2. Struktur Kelembagaan Spirit Dakwah Indonesia ... 91
3. Program Kegiatan di Spirit Dakwah Indonesia ... 92
B. Konsep Dakwah Virtual Spirit Dakwah Indonesia... 95
C. Bentuk Dakwah Virtual Spirit Dakwah Indonesia ... 106
D. Proses Dakwah Virtual Spirit Dakwah Indonesia ... 111
BAB V ANALISIS DAKWAH VIRTUAL LEMBAGA LEMBAGA SPIRIT DAKWAH INDONESIA A. Analisis Konsep Dakwah Virtual Spirit Dakwah Indonesia .... 115
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
C. Analisis Proses Dakwah Virtual Spirit Dakwah Indonesia ... 126
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ... 129
B. Rekomendasi ... 130
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tekhnologi merupakan salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi
karakter generasi penerus bangsa. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dan
akademisi untuk membentuk remaja berkarakter, berjiwa nasionalis dan
religius. Masa remaja merupakan waktu kritis untuk pengembangan akhlak,
nilai-nilai dan kebiasaan yang hanya akan dirasakan satu kali seumur
hidupnya untuk dituntut menjadi kader yang dihadapkan pada tantangan
global. 1
Namun, yang terjadi pada remaja saat ini ialah maraknya kasus-kasus
perilaku seks bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah,
pemerkosaan, merebaknya pelacuran di kalangan remaja, aborsi, penyakit
menular seksual, pelecehan seksual dan penyimpangan-penyimpangan
seksual.2 Data Komnas PA Tahun 2015, sebanyak 97% remaja pernah
menonton film porno dan 93,7% mengaku sudah tidak perawan lagi. Dari
3.339 kasus yang dilaporkan kepada Komnas Anak pada 2013, sebanyak 58
persen merupakan kasus kejahatan seksual. Sedangkan data HIV/AIDS
terdapat 1.283 kasus yang diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung
1
Prihartini, T., Nuryoto, S., Aviatin, T, “Hubungan antara komunikasi efektif tentang seksualitas dalam keluarga dengan sikap remaja awal terhadap pergaulan bebas antar lawan jenis”, Jurnal Psikologi, Vol. 6, No.2. (Maret, 2007). 12.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
es) dan 70% adalah remaja. Sementara soal data penyalahgunaan narkoba
menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78% adalah remaja. 3
Menurut Cheppy Haricahyono dalam buku Dimensi-Dimensi Pendidikan
Moral, moral adalah sesuatu yang berkaitan, atau ada hubungannya dengan
kemampuan menentukan benar salahnya suatu tingkah laku. Remaja sekarang
terjebak dalam lingkungan yang lebih mengedepankan corak hedonisme (acuh
tak acuh) yang merupakan anak kandung kapitalisme. Mereka seperti
kehilangan arah dan tujuan mereka yang dibutakan oleh kesenangan sesaat.
Media cetak dan media elektronik sekarang juga mulai terjangkit virus arus
globalisasi, bacaan dan tontonan yang kita saksikan setiap hari tak jarang
kurang memperhatikan moral, sopan santun dan etika. Lebih parahnya lagi
Lembaga Pertelivisian Indonesia banyak menarik film-film kartun yang
katanya kurang mendidik dan malah membiarkan sinetron-sinetron yang
kurang bermoral, menjadi suguhan dan tontonan sehari hari bagi anak dan
remaja. Kejadian kejadian dan informasi yang belakangan kita temui yaitu,
bagaimana berita tentang kemerosotan moral dan integrasi budaya, seperti
peristiwa seorang siswa SMP memberi kue ulang tahun dan hadiah kepada
seorang siswi SD dan bahkan dalam berita itu di perlihatkan foto-foto mereka
yang saling merangkul dan berpelukan. Bayangkan saja mereka yang masih
SMP dan SD saja sudah berani berpelukan di depan teman-teman mereka, apa
lagi kalau keadaan sepi dan bagaimana saat remaja nanti. 4 Remaja putri
sekarang juga sudah terjangkit virus Fast Food Culture, Fun behavior of
3
Santrock, J.W, Adolescence: Perkembangan Remaja ( Jakarta: Erlangga,2006),
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id hedons and Trend fashion of western. Pakaian mereka sekarang cenderung
terbuka dan ketat, berpakaian tapi seperti telanjang dan fungsi pakaian yang
seharusnya sebagai penutup malah terlihat seperti membungkus. Mereka tidak
malu memajang foto-foto yang kurang etis di akun media sosial.5
Pada saat ini, remaja tidak dapat lepas dari tekhnologi internet, sehingga
internet sangat diperlukan dalam mendukung aktifitas belajar maupun aktifitas
sosial. Hanya dengan mengetik kata kunci pada search engine maka milyaran informasi akan muncul sesuai dengan kata kunci tersebut.6
Aktifitas anak muda dalam menggunakan internet semakin hari semakin
banyak. Data menunjukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di dunia
dalam hal jumlah pengguna internet, pada tahun 2017, eMarketer
memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan
Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya
lebih lamban. Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia
diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada 2015. tiga tahun
setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi
bakal mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan. 7
5Brynko, B., “Greeting The Barbarians at The Gate”. (NFAIS: Dalam Information Today,
2009), 32.
6
Sarwono, S.W, Psikologi Remaja. ( Jakarta: Rajawali Pers 2013 ), 12.
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Gambar 1.1 Peringkat negara pengguna internet tahun 2013-2018
Melihat peringkat Indonesia dan pengguna internet yang terus
meningkat membawa nilai positif dan juga negatif bagi anak dan remaja.
Dampak positif internet bagi pelajar, yaitu bagi yang hobi tulis menulis,
bercerita dapat mempublikasikannya lewat meme, blog, vlog. Namun juga
harus diperhatikan etika dan aturannya, sehingga tidak ada hal-hal yang tidak
diinginkan. Tulisan pada internet akan menjadi referensi sepanjang masa
dengan sistem internet yang 24 jam non stop. Dan diharapkan dapat bermanfaat dari generasi ke generasi. 8
Namun dampak negatif jauh lebih dirasakan dari penggunaan
tekhnologi terutama internet mengakibatkan remaja cenderung untuk
melakukan pornografi, budaya hedonis, ketergantungan pada media sosial
bahkan radikalisme. Remaja dan anak anak mengenal internet diawali dari era
8
American Library Association. 2004. “Information Literacy Competency Standards for
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1990-an, saat itu merupakan era baru di dunia teknologi informasi. Kita
dikenalkan dengan berbagai perangkat dan aplikasi-aplikasi canggih di
bidang teknologi informasi. Perkembangan ini sangat terasa di dunia
pendidikan. Konsep-konsep dan model pembelajaran mengalami perubahan
yang signifikan. Munculnya konsep e-learning, e-research, e-publication,
merupakan efek dari lahirnya teknologi canggih tersebut. Konsep-konsep ini
tentu saja untuk mengakomodir gaya atau karakter peserta didik, yakni
generasi yang lahir di era 1990-an yang disebut digital native. 9
Menurut Jim Marteney (2010), digital native adalah generasi yang lahir
di era 1994 hingga sekarang yang dibagi dalam enam kategori, yaitu:
1. the greatest generation (World War II, 1901–1924), 2. the silent generation (1925–1942),
3. the baby boomers (1943–1960), 4. generation X (1961–1981), 5. millennial (1982–2002),
6. digital natives (generasi Z atau Internet generation. 10
Dengan jelas bahwa generasi digital native adalah mereka yang lahir pada
jaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini.
Anak-anak yang lahir setelah tahun 1990-an tergolong sebagai awal generasi digital
native. Namun, bila ingin dikatakan sebagai sebuah generasi, yang
9
Avarez, B.A. “Digital Natives in The Information Age: How Student Study Habits Reflect
The Need for Change at A University Library”, (Oxford : Education Style, 2009), 11.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
benar digital native adalah mereka yang lahir setelah tahun 2000. Merekalah
penduduk asli dari sebuah dunia yang disebut dunia digital. 11
Generasi digital natives kadang disebut juga the native gadget yang lahir
pada abad digital. Ciri yang menonjol dari generasi ini adalah mengganggap
perangkat komunikasi sebagai bagian integral dari kehidupan. Itu sebabnya
anak-anak yang lahir di era 1990-an sangat familier dengan gadget dan
aplikasi-aplikasi di internet. Orang-orang yang tidak lahir pada abad digital
tetapi mengadopsi teknologi baru dianggap sebagai digital immigrants karena
ada proses adaptasi pada lingkungan dengan mengadopsi teknologi.
Seseorang yang lahir di era digital tumbuh dan memperoleh pendidikan pada
tingkat sekolah dasar dengan perangkat computer sehingga individu tersebut
dianggap sebagai generasi digital natives. Generasi seperti itu sudah
dihadapkan pada teknologi komputer sejak di pendidikan dasar. Mereka
sangat akrab dengan aplikasi komputer untuk pemelajaran seperti, kuiz
interaktif online, video games, handphone, internet, e-mail dan sebagainya.
Persoalan muncul ketika orang tua, guru bahkan masyarakat yang mengajar
justru dianggap sebagai generasi digital immigrants yang mungkin saja
keterampilan literasi komputer didapatkan pada masa kuliah atau memasuki
dunia kerja. 12
Generasi digital native hidup dalam kebebasan digital. Interaksi di media sosial menjadi andalan mereka dibandingkan dengan komunikasi
konvensional. Mereka sangat peduli dengan identitas dan eksistensi dan hal
11
Marc Prensky . “Digital Natives Digital Immigrants” (Horizon: MCB University Press, 2001), 05.
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ini diekspresikan secara terbuka di dunia maya. Mereka lebih menyukai
tantangan dan membenci rutinitas. 13 Tidak suka menunggu dan didikte, tetapi
lebih memilih belajar dengan metode sendiri menggunakan teknologi
multimedia. Mereka cenderung menolak komunikasi searah dalam bentuk
apapun, baik offline maupun online. Dunia digital mendorong orang untuk
berbagi dan berkolaborasi dan ini menjadi salah satu ciri digital native.
Mereka suka berbagi apa saja di dunia maya. Tidak peduli apakah yang
dibagikan itu diperlukan orang lain atau tidak. Karakteristik ini yang muncul
pada orang orang yang lahir pada dunia digital. Sementara itu, masyarakat
banyak yang tergolong kelompok digital immigrant. Mereka bekerja
menggunakan teknologi namun tidak lahir di era teknologi. Perlu ada upaya
dan kreativitas dalam merancang layanan komunikasi spiritual, pembangunan
karakter dan moralitas remaja agar tidak ada gap (kesenjangan). Ini perlu agar
anak dan remaja tidak menjadi tong sampah perkembangan global dalam
dunia digital, yang mengantarkan anak dan remaja menjadi hilang karakter
dan nasionalismenya bahkan kehilangan religiusitasnya atau penyimpangan
penyimpangan yang lain.
Contoh kecil dari penggunaan internet pada anak dan remaja di dunia
digital adalah kewajiban mempunyai akun facebook atau twitter bagi
kalangan pelajar, buktinya 61.1% pengguna internet khususnya facebook
didominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun. Bagi seseorang yang
kecanduan menganggap jejaring sosial sebagai tempat mengadu
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
atau curhat, tempat mencari jodoh/pacar, tempat bersenang-senang (bermain game poker), dan terkadang ada yang menjadikan jejaring sosial sebagai
tempat menipu orang. Pada akhirnya tujuan utama dalam menggunakan jejaring sosial dikesampingkan. 14
Dalam hal pengetahuan umum (common sense) yang menjadi dasar dari peradaban modern saat ini adalah teknologi. Teknologi merupakan dasar
dan pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban modern barat
sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat
penguasaan bangsa itu terhadap teknologi. Suatu masyarakat atau bangsa
tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila
ia tidak mengambil dan mengembangkan teknologi. 15
Dari Penduduk asli dunia digital dan pendatang pada dunia digital
itulah memunculkan era kesadaran kelompok public attentive yang kian adaptif dengan kemajuan ICT (Information Communication Technology) terutama terkait dengan dunia virtual. Menurut data statistik yang dilansir
oleh www.checkfacebook.com tahun 2009 pengguna facebook di Indonesia
masuk 10 besar jumlah pengguna facebook terbesar di dunia. Indonesia
berada di peringkat ketujuh, mengalahkan Australia, Spanyol, dan Kolombia.
Peringkat pertama dipegang Amerika Serikat (67.485.000), kemudian disusul
Inggris ( 17.926.840), Kanada (11.515.660), Turki (11.417.400), Perancis
14
BKKBN [on-line], “Seks Pra Nikah pada Remaja” http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1543 Diakses pada tanggal 23 April 2016.
15Kieron O’hara,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
(10.588.720), Italia (10.179.480), Indonesia (5.949.740) Australia
(5.890.760), Spanyol (5.671.580) dan Kolumbia (5.206. 020). 16
Pengguna internet di Indonesia pun kian hari kian banyak. Menurut
data dari www.internetworldstats.com tahun 2009 yangt menyatakan bahwa:
Indonesia kini menempati peringkat kelima di Asia dengan jumlah user 25 Juta orang di bawah Cina, Jepang, India, Korea Selatan dan masih unggul atas
Vietnam, Filipina, Malaysia dan Taiwan. Sebagian besar penggerak jejaring
sosial berasal dari generasi muda terdidik (well-educated). Banyak fenomena menarik sekarang ini yang berasal dari adanya kesatuan aksi kelompok dalam
dunia maya melalui tindakan mendukung dalam bentuk aksi solidaritas.
Seperti halnya dalam jejaring sosial Facebook yang sekarang ini semakin marak dijadikan sbegai media sekunder dalam menyatukan harapan dan
kebersamaan antar penggunanya. 17 Masih ingat tentunya gerakan satu juta
facebooker mendukung Hamza-Bibit dengan kasus kriminalisasi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), atau gerakan koin cinta untuk Prita karena
terlilit kasus dengan Rumah Sakit Omni Internasional hanya karena sebuah
email dan beragam gerakan atau kelompok yang lahir dan berkembang dalam komunitas maya seperti dalam Facebook.
Komunikasi virtual yang terbentuk berada pada wilayah dunia maya
yang memungkinkan antar anggotanya tidak mengenal secara personal
sebelumnya, hanya saja ditemukan pada wilayah yang sama dalam
16
Adi Badjuri, Santri Virtual, (Kuliah Umum Informatika, UIN Jakarta, 2005), 52
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Facebook.18 Jadi komunikasi virtual menurut catatan Ruang Cendekia dalam
sebuah note di facebook menyatakan, bahwa: Pada prinsipnya komunitas virtual merupakan sebuah forum di mana para anggotanya saling bebas
berhubungan dengan mengeluarkan pendapat, namun hal ini dalam konteks
ruang maya (cyberspace). Komunitas virtual ini, meliputi sekelompok orang yang melakukan komunikasi atau berinteraksi melalui multimedia. Setiap
orang dapat berinteraksi, bertukar isu, meciptakan tema-tema fantasi dan visi
retoris yang dapat membentuk kesadaran kelompok, terbagi dengan
terbentuknya kesadaran kelompok terbagi (shared group conciousness). Misalnya saja, tema cicak vs buaya, kriminalisasi KPK, pemberantasan
korupsi, kasus Prita, dan berbagai tema personal dengan sekejap menjadi
tema-tema yang membangkitkan kesadaran. Pada saat media massa
mempublikasikan tema-tema kesadaran itu, biasanya keterhubungan individu
masih bersifat artificial (gamang/palsu). Hal itu, akan diperteguh dan lebih
personal pada saat dia terhubung dengan komunitas virtualnya dalam
Facebook. 19
Melihat kenyataan tersebut, memungkinkan era pembicaraan ruang
publik dalam arti face-to-face sudah bergeser. Oleh karena hal tersebut, Mark Poster dalam Cyberdemocracy: Internet and the Public Sphere pada tahun 1995 mengatakan bahwa: Apa yang dikatakan Habermas tentang konsep
public sphere sebagai ruang homogen dimana subyeknya mempunyai relasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
simetrikal, telah terabaikan dalam arena publik elektronik. 20 Komunitas
virtual seperti terdapat di electronic cafes, bulettin board, milist, blog, forum interaktif web personal, web jejaring sosial telah menjelma menjadi harapan baru ketersediaan ruang publik yang dapat menyediakan suatu situasi
komunikasi tanpa dominasi.
Maka dari hal itu, untuk mengantisipasi degradasi moral remaja,
mengembalikan pada fitrahnya, membangun karakter yang spiritual dan
bermental juara harus mendekatkan remaja pada tekhnologi dan memberikan
filter keimanan dan ketaqwaan agar tekhnologi digunakan untuk ibadah dan kemanfaatan bersama maka dari hal itu perlu perbaikan persepsi remaja
dalam hal tekhnologi itu bukan untuk Game, Hiburan, pengusir stress, porno
dll, tetapi sebagai sarana mencari ilmu dan berdakwah. Persepsi mempunyai
peranan yang sangat besar pada suatu proses penafsiran pengorganisasian
ataupun pesan baik di Media atau perorangan melalui pola stimuli yang
disampaikan komunikan kedalam sebuah interaksi sosial. 21 Khususnya dalam
hal ini ialah dengan memberikan sebuah arti terhadap komunikasi verbal
maupun Non Verbal seorang individu dan kelompok tertentu kepada
lingkungannya. Salah satu persepsi yang ingin dibahas dalam konteks ini
ialah tentang persepsi remaja dalam konsep Model Dakwah New Design
Spirit Dakwah Indonesia yaitu “1 Hari 1 Status Kebaikan”.
20
Everett M Rogers, Communications Technology, (London: The Free Press Collier Mc Millan Publishing, 1996), 77
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Seiring derasnya perkembangan teknologi yang pesat membuat
masyarakat dunia merasa termanjakan akan hal-hal yang berbau informasi
maupun tayangan-tayangan beraneka ragam yang disajikan oleh beberapa
manajemen pertelevisian. Seakan tak pernah berhenti, berbagai tayangan
dapat hampir kita lihat disetiap layar kaca baik di rumah pribadi, perkantoran,
dan tempat umum lainnya. Bukan hanya itu tapi juga banyak status pribadi
atau figur yang dianggap familiar tiap hari membanjiri internet ataupun media
komunikasi online lainnya seperti FB, Twitter, Line, BBM dll. 22 Baik status yang sifatnya motivasi, harapan dan banyak lagi yang lain jenisnya, tetapi
yang disayangkan adalah banyak status remaja didominasi keluhan,
kesedihan, malas, pacaran, konflik dan bahkan terkesan berbau kekerasan,
radikalisme, asusila ataupun eksploitasi seksual, ini yang sangat
memprihatinkan.
Media komunikasi internet seperti FB, Twitter, Line, BBM dll, sering kali menjadi salah satu pilihan hiburan bagi orang-orang untuk sekedar
melepas stress dan penat, karena dengan melihat status komedi, gambar
informasi apapun kita bisa tertawa, tercerahkan oleh informasi untuk
melunturkan perasaan stres tersebut, tetapi dewasa ini media informasi online
ini menjelma menjadi hal yang menakutkan yang menyebabkan generasi
muda para remaja mengalami degradasi moral dan seolah tidak punya norma,
hilang budaya ketimurannya, karena media virtual dan perkembangan tekhnologi yang tanpa filter dan control apapun, banyak menyebabkan tindak
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
asusila, pemerkosaan, eksploitasi sosial, radikalisme, konflik remaja dan
hilangnya kesopanan. Hampir semuanya disebabkan lingkungan, media virtual dan perkembangan tekhnologi. 23
Lembaga dakwah Spirit Dakwah Indonesia (SPIDI) merupakan
Organisasi Dakwah Sosial Non profit, Spirit Dakwah Indonesia melihat peluang dakwah alternatif dengan munculnya Budaya Populer dan gencarnya
komunikasi virtual di Media Sosial. Tekhnologi dan media sosial yang begitu
berkembang pesat dan minimnya filter menjadi motivasi bagi Spirit Dakwah
Indonesia untuk menawarkan dakwah alternatif yang diminati remaja, sebuah
konsep dakwah di dunia maya dengan prinsip dakwah virtual dengan
menetapkan tema dan sesuatu yang menjadi viral dalam konsep dakwahnya di ruang publik dalam berbagai bentuknya, dengan tujuan akhir yaitu
membentuk Generasi Super Indonesia 2030.
Spirit Dakwah Indonesia (SPIDI) merupakan sebuah lembaga dakwah
sosial non profit yang berkantor pusat di Tulungagung. Tujuan lembaga ini
adalah Berdakwah dan memberdayakan umat menuju Generasi yang Super.
Dua Model Dakwahnya adalah1 Hari 1 Status Kebaikan di Media Sosial dan
Training Emas Berkarakter. Kegiatan lain di lembaga ini adalah Pengasuhan
anak luar panti dan TPQ untuk anak-anak SLB termasuk sosial enterpreneur
yang dikembangkan yaitu usaha es gabus. 24
Perbedaan Spirit Dakwah Indonesia (SPIDI) dengan Lembaga dakwah
yang lain adalah konsep dan model dakwah yang diterapkan oleh Spirit
23‘
Prihartini, T., Nuryoto, S, Hubungan antara komunikasi efektif..., 3.
24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dakwah Indonesia, dalam konsepnya Dakwah dalam tindakan sosial
diwujudkan dalam komunikasi publik dan komunikasi massa dimana dalam
komunikasi publik dan komunikasi massa lebih kepada model komunikasi
dakwah pada media sosial secara persuasive menerapkan dan menebar virus
dakwah “ 1 hari 1 status kebaikan” dalam bentuk meme dakwah dan Vlog
juga model pendekatan “Training Emas Berkarakter” kesemuanya adalah
metode dan Stategi dalam membentuk Generasi Super Indonesia (Indonesian Super Generation) kesemuanya dengan menerapkan 1 kata, kalimat atau tindakan yang menjadi kata kunci ataupun menjadi viral di media virtual. 25
Training Emas Berkarakter merupakan bagian dari pelatihan yang lebih
menguatkan pada sisi ilmu agama, kepribadian, mental dan spiritual (
Edukasi, Mental dan Spiritual ) untuk membentuk pribadi manusia yang berkarakter. 1 hari 1 status kebaikan adalah sebuah model pengembangan
dakwah yang sangat komunikatif dan new design, karena sangat dekat dengan para remaja dan pastinya factual, dengan membuat tulisan, gambar, meme
ataupun status kebaikan di Facebook, BBM, Line dll yang pastinya banyak memberi pengaruh bahkan respon yang positif pula, masih ada lagi Vlog
sebagai wadah ekspresi dan kreatifitas terbaru bagi masyarakat ataupun
remaja untuk berdakwah dan memberi nilai edukasi bagi penikmat media virtual ini. 26 Terlebih adalah media control bagi para remaja kini yang banyak godaannya, sehingga dari struktur dan kultur yang terbangun dan
menjadi kebiasaan berbuat dan berkata yang baik akan membentuk pribadi
25
Median Yopi Saputra, Wawancara, Tulungagung, 08 Agustus 2016.
26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang perfect (sempurna), bermental juara dan spiritualitas tinggi, dalam hal ini adalah konsep dan tujuan utama dari Spirit Dakwah Indonesia yaitu
Generasi Super Indonesia(generasi yang spiritual dan perfect ). 27
Bergesernya pandangan tentang dunia komunikasi dan dakwah yang
lebih efektif, untuk membentuk budaya dan moral manusia dari face to face
ke ruang publik baru yaitu Ciberspace, menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk lebih intensif meneliti penerapan Dakwah Virtual Lembaga
Spirit Dakwah Indonesia. Keinginan tersebut mendasari disusunnya proposal
tesis yang berjudul “Dakwah Virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, penelitian ini
berfokus pada pola dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia.
Berangkat dari fokus penelitian tersebut dijabarkan ke dalam tiga rumusan
masalah yang lebih spesifik yaitu:
1. Mengapa Lembaga Spirit Dakwah Indonesia menjadikan media virtual
sebagai wilayah dakwahnya?
2. Bagaimana bentuk dakwah virtual Spirit Dakwah Indonesia?
3. Bagaimana proses dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada fokus penelitian di atas, maka tujuan
penelitian ini dapat peneliti paparkan sebagai berikut:
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Untuk mendeskripsikan konsep dan alasan yang melatar belakangi dakwah
virtual Lembaga Spirit Dakwah Indonesia.
2. Untuk mendeskripsikan bentuk dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah
Indonesia.
3. Untuk mendeskripsikan proses dakwah virtual Lembaga Spirit Dakwah
Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini
nantinya diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Dapat mengembangkan dan berkontribusi dalam konsep, bentuk
dan proses dakwah yang telah diperoleh di bangku kuliah, serta dapat
menambah wawasan dan pemahaman tentang dakwah secara konsep,
praktek, dan bentuk melalui media virtual, khususnya dakwah yang
dilakukan pada remaja.
2. Kegunaan Praktis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Bagi masyarakat umum, riset diharapkan berguna untuk membangun
kesadaran masyarakat dalam bermedia sosial secara positif dan
mengetahui model model dakwah virtual.
E. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah pemahaman serta untuk menghindari
kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah dalam judul penelitian ini,
maka dalam kesempatan ini peneliti memberikan penjelasan agar maksud dan
artinya menjadi jelas, sebagai berikut:
1. Penegasan secara konseptual
a. Dakwah Virtual
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa arab da’a yang
berarti mengajak, menyeru menyiarkan sedangkan dalam arti luas
dakwah merupakan proses menyeru pada kebaikan dan ketauhidan
amar makruf nahi munkar.28 Virtual menurut kamus besar bahasa indonesia adalah demokrasi,29 Tubb dan Moss sebagaimana dikutip
oleh Deddy Mulyana mendefinisikan Virtual sebagai proses komunikasi tanpa wujud, namun secara luas merupakan wadah
komunikasi ruang maya dalam internet.30Sehingga dakwah virtual
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seruan kebaikan dan
ketauhidan dalam media sosial atau internet.
28
KBBI[on-line], “Dakwah” http://kbbi.web.id/dakwah Diakses pada tanggal 23 November 2016.
29
Ibid.,
30
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Spirit Dakwah Indonesia
Spirit Dakwah Indonesia merupakan lembaga sosial non profit
yang berfokus pada bidang dakwah umat, di era digital ini Spirit
Dakwah Indonesia memberikan referensi dakwah yang diminati oleh
remaja yaitu melalui Meme dakwah dan Vlog Dakwah. Spirit dakwah
Indonesia berkantor pusat di Tulungagung Jawa timur dengan struktur
organisasinya terdiri dari Pembina, Pengurus inti, Pengasuh dan para
Relawan Dakwah Indonesia yang tersebar di beberapa kota di Jawa
timur.
2. Penegasan secara operasional
Secara operasional, judul dalam penelitian ini diartikan sebagai
kajian dalam bentuk dan konsep dakwah virtual yang secara khusus
melalui meme dan vlog dakwah yang berisi seruan kebaikan dan ketauhidan yang dilakukan oleh lembaga Spirit Dakwah Indonesia dalam
media sosial atau internet. 31
F. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang dakwah di media virtual dan menggunakan media
lainnya di internet, telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, di
antaranya adalah:
1. “Strategi Dakwah Via Internet (Studi Kasus Pemanfaatan Internet
Sebagai Media Dakwah Pada Website)”, Tesis Muhammad Kholik, Tahun
31
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2014. Penelitian ini berisi tentang pemenfaatan Internet pada
website The Islamic Network (isnet), bagaimana komitmen mereka dalam
menjalankan dakwah via Internet dan usaha menjadikan cyberspace sebagai sarana dakwah Islam. 32
2. “Pesan Dakwah di Internet (Analisis Wacana Website
www.manajemenqolbu.com)”, Tesis Hidayat Surya Abadi, 2014. Penelitian
ini menitikberatkan pada materi dakwah dan pemanfaatan Internet sebagai
media dakwah Islam di www.manajemenqolbu.com. Penelitian ini
memfokuskan permasalahan pada bagaimana pesan dakwah dilihat dari
struktur tematik, skematik, semantik, sintaksis, dan retoris (sesuai
analisis wacana pendekatan Teun A.Van Dijk). 33
3. “Dakwah Melalui Internet (Analisis Pesan Dakwah pada
www.bengkeldakwah.com), Tesis Nurhidayah, Tahun 2013. Penelitian ini
berkisar seputar pesan dakwah pada sebuah artikel ditinjau dari discourse analysis. 34
4. ”Peran Facebook Sebagai Media Komunikasi Dakwah Group
Jama’ah Muslimin (Hizbullah)” Tesis Laila Nadiatul Falah 2012, Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa peran group facebook
32Muhammad Kholik, “Strategi Dakwah Via Internet (Studi Kasus Pemanfaatan Internet Sebagai
Media Dakwah Pada Website)” (Semarang: Tesis Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Wali Songo Semarang, 2014).
33 Hidayat Surya Abadi, “Pesan Dakwah di Internet (Analisis Wacana Website
www.manajemenqolbu.com)” (Semarang: Tesis Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Wali Songo Semarang, 2014).
34 Nurhidayah, “Dakwah Melalui Internet
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) bila digunakan sebagai media komunikasi
dakwah. 35
5. “Pemanfaatan Langsung Teknologi Informasi Dalam Dakwah
Islam” Tesis Fachrul Kurniawan 2010, Penelitian model dakwah seperti
ESQ (Emotional Spiritual Quotient), dimana teknologi sangatlah dominan. Data penggunaan teknologi informasi sebagai media dakwah juga terlihat
terlihat dari pegguna fitur fitur Islami yang bisa diakses lewat internet, data
statistik (Effective Measure) pengguna internet di Indonesia mencapai 39.100.000 (peringkat 8 dunia). 36
6. “Persepsi Remaja Tentang Komunikasi Verbal dalam Tayangan
Indonesia Lawak Klub (ILK) Di Kelurahan Gunung Lingai Kecamatan
Sungai Pinang Samarinda” Tesis Abdul Wahid, 2015, di bawah bimbingan
Prof. Dr. Inda Fitryarini, S.Sos., M.Si dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi remaja tentang program acara Indonesia Lawak Klub di
Trans7 yang didalamnya mengandung unsur hiburan dan pesan moral bagi
remaja. 37
Kesemua penelitian tersebut mempermasalahkan bagaimana
pengembangan Dakwah Virtual dan nilai pesan yang tersaji dalam media
website, Sosmed, Tekhnologi Informasi dan Program Televisi namun tidak
35 Laila Nadiatul Falah, “
Peran Facebook Sebagai Media Komunikasi Dakwah Group Jama’ah Muslimin (Hizbullah)”( Semarang: Tesis Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Wali Songo Semarang, 2012).
36
Fachrul Kurniawan, “Pemanfaatan Langsung Teknologi Informasi Dalam Dakwah Islam”
Tesis” (Semarang: Tesis Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Wali Songo Semarang, 2010).
37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pernah terpetakan bagaimana pesan dakwah dan bentuk dakwah virtual yang
menarik baik secara konsep maupun bangunan dakwah dalam media dan
tataran praktisnya, ketidakjelasan kriteria itu memberikan peluang bagi
peneliti untuk memberikan gambaran bagaimana bentuk dan pesan dakwah
virtual bisa disampaikan secara menarik oleh Lembaga Spirit Dakwah
Indonesia.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk dapat melakukan pembahasan secara sistematis, maka dalam
pembahasan ini peneliti menggunakan langkah-langkah sebagaimana
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bagian Awal, berisi: halaman sampul, halaman judul, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto,
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan abstrak.
Bagian Utama, tesis ini terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I, Pendahuluhan. Isi uraian bab ini memuat 1) latar belakang
masalah. Berisi pengenalan isi yang sedang dipermasalahkan, dijabarkan
dengan variabel yang ada di dalam judul, data-data yang mendukung
permasalahan, argumentasi tentang mengapa penelitian ini dilakukan,
keunikan lokasi penelitian ataupun pengalaman pribadi yang terkait erat
dengan fokus masalah yang akan diteliti. 2) fokus masalah. Di dalam fokus
masalah ini berisi rumusan pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari
jawabannya melalui penelitian. 3) tujuan penelitian. Di dalam tujuan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada tujuan penelitian ini memuat jawaban dari fokus masalah. 4) kegunaan
penelitian. Di dalam penelitian ini kegunaan penelitian berisi kontribusi yang
diberikan setelah selesai penelitian baik itu secara teoritis dan secara praktis.
Kegunaan penelitian dipaparkan secara riil, sesuai dengan kenyataan dan tidak mengada-ada. 5) penegasan istilah. Di dalam penelitian ini istilah-istilah
dalam variabel penelitian ditegaskan secara konseptual dan operasional. 6)
penelitian tedahulu. Penelitian tedahulu dijadikan bahan pertimbangan atau
pembanding dalam melakukan penelitian, dan 7) sistematika pembahasan.
Bab II, Kajian Teoritis. Bab ini menjelaskan mengenai informasi
sebagai pendukung gambaran umum tentang latar penelitian yang terdiri dari
sub bab tentang kajian teoritis mengenai konsep Dakwah virtual, konsep
Meme, konsep Vlog dalam dakwah, Penelitian terdahulu yang relevan, dan
alur pikir penelitian.
. Bab III, Metode Penelitian. Berisi pemaparan: 1) pendekatan dan jenis
penelitian. 2) kehadiran peneliti. Di dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai instrumen utama dan hadir langsung di lapangan dala mengumpulkan
data. 3) lokasi penelitian. 4) sumber data. Sumber data yang digunakan
peneliti guna memperoleh data adalah sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer diperoleh melalui observasi partisipatif dan wawancara
mendalam (indept interview). Sedangkan sumber sekunder diperoleh melalui data-data dokumentasi. 5) teknik pengumpulan data. 6) analisis data. Di
dalam analisis data peneliti menggunakan: reduksi, penyajian data, dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dalam rangka memperoleh data yang valid peneliti mengadakan pengecekan
keabsahan data menggunakan: derajat keterpercayaan (credibility) yang terdiri dari: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan atau keajegan
pengamatan, triangulasi (peneliti menggunakan triangulasi sumber,
triangulasi tehnik, dan triangulasi waktu), dan member check; keteralihan (transferability); kebergantungan (dependability); dan kepastian (confirmability). 8) tahap-tahap penelitian, dan 9) sistematika pembahasan.
Bab IV, Laporan Hasil Penelitian. Pada laporan hasil penelitian ini
peneliti memaparkan data penelitian hasil dari observasi partisipatif,
wawancara mendalam (indept interview), dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data tersebut
dalam bentuk deskripsi temuan penelitian.
Bab V, Pembahasan. Pada pembahasan memuat keterkaitan antara
pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang
ditemukan terhadap teori-teori sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan
dari temuan teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory).
Bab VI, Penutup. Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat dari hasil penelitian.
Sedangkan saran berisi rekomendasi dari peneliti yang relevan dengan
kegunaan penelitian.
Bagian Akhir. Pada bagian akhir tesis ini memuat daftar rujukan,
24
BAB II
DAKWAH VIRTUAL
A. Konsep Dakwah dalam Islam 1. Pengertian Dakwah
a. Dakwah Secara Etimologi
Dakwah, secara bahasa merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam
bentuk masdar. Kata dakwah berarti seruan, panggilan, undangan atau do'a. Kata dakwah berarti juga memanggil, menyeru, menegaskan atau membela
sesuatu, perbuatan atau perkataan untuk menarik sesuatu kepada sesuatu, dan
memohon atau berdo'a.1 Dalam Al Qur'an telah dijelaskan tentang beberapa
pengertian dakwah yaitu sebagai berikut:
Artinya: “Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh."2
1
Enjang, AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Bandung; Widya Padjadjaran., 2009), 3
2
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa arab da’a yang berarti
mengajak, menyeru menyiarkan sedangkan dalam arti luas dakwah merupakan
proses menyeru pada kebaikan dan ketauhidan amar makruf nahi munkar.3
Menurut Hamka dalam KKBI Online dakwah adalah seruan panggilan
untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan
substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi
mungkar. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah
menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang diwajibkan kepada setiap muslim4
b. Dakwah secara Terminologi
Dakwah bermakna menyebarkan dan menyampaikan, maka dakwah
menjadi kata tersendiri yang mempunyai (tema), karakteristik dan (tujuan)
tertentu. Dengan demikian, dakwah mencakup seluruh ilmu-ilmu Islam.5
Beberapa tokoh dakwah di bawah ini memberikan definisi tentang
dakwah itu sendiri, yaitu:
Yusuf Al-Qaradhawi sebagaimana dikutip oleh Fathul Bahri
menyimpulkan bahwa, dakwah adalah ajakan kepada agama Allah, mengikuti
petunjukNya dalam beribadah, meminta pertolongan dengan ketaatan,
melepaskan diri dari semua thagut yang ditaati selain Allah, membenarkan apa
3
KBBI [on-line], “Dakwah” http://kbbi.web.id/dakwah Diakses pada tanggal 23 November 2016.
4
Ibid.,
5
yang dibenarkan Allah, memandang bathil apa yang dipandang bathil oleh
Allah, amar ma'ruf nahi munkar dan jihad di jalan Allah. Secara ringkas, dakwah adalah ajakan murni paripurna kepada Islam, tidak tercemar dan tidak
pula terbagi.6
Jamaluddin Kafie berpendapat, bahwa dakwah adalah suatu sistem
kegiatan seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi
imaniah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, dan do'a yang disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode,
sistem dan teknik tertentu, agar menyentuh qalbu dan fitrah seseorang,
keluarga, kelompok, massa, dan masyarakat manusia supaya dapat
mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.7
Menurut Hamzah dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya. Dan menurut
Team Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Departemen Agama RI adalah
setiap usaha yang mengarahkan untuk memperbaiki suasana kehidupan yang
lebih baik dan layak untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan
layak sesuai dengan kehendak dan turunan kebenaran.8
Mohammad Natsir, pendiri dan penggagas utama berdirinya Dewan
Da'wah Islamiyah Indonesia sebagaimana dikutip oleh Ulil Amri Syafri kerap
6
Fathul Bahri An-Nabiry. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da'i. (Jakarta; AMZAH, 2008), 20.
7
Ibid, 21.
8
mengungkapkan, bahwa dakwah adalah sebagai suatu upaya, proses menuju
Islam kaffah, sebagai cara hidup total dalam satu bingkai harakatud-da'awah
yang memiliki dimensi bina'an dan difa'an. Beliau juga mengungkapkan, bahwa momentum khutbah wada' adalah momentum serah terima Risalah dari Rasulullah kepada jama'ah kaum Muslimin: Risalah menintis, dakwah
meneruskan.9
Sedangkan menurut Abu Bakar Zakaria yang dikutip oleh Achmat
Mubarok mendefinisikan dakwah sebagai kegiatan para ulama dengan
mengajarkan manusia apa yang baik bagi mereka dalam kehidupan dunia dan
akhirat menurut kemampuan mereka, adapun menurut Muhammad al Khaydar
Husayn mengatakan dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan petunjuk,
serta menyuruh kepada kebajikan (ma’ruf) dan melarang kepada kemungkaran
agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.10
Disamping itu, dakwah juga merupakan usaha pergerakan pikiran dan
perbuatan manusia untuk mengembangkan fungsi kerisalahan disamping
kerahmatan, fungsi kerisahlahan berupa tugas menyampaikan din al-islam
kepada manusia, sedangkan fungsi kerahmatan adalah upaya menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.11
9
Ulil Amri Syafri, MA. Dkk. Da'wah Mencermati Peluang dan Problematikanya (Jakarta; STID Mohammad Natsir Press, 2007),. 3.
10
Achmat Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada media, 2006), 5-6
11
Dari beberapa definisi dakwah di atas, kesemuanya bertemu pada satu
titik, yakni, dakwah merupakan sebuah upaya dan kegiatan, baik dalam wujud
ucapan maupun perbuatan, yang mengandung ajakan atau seruan kepada orang
lain untuk mengetahui, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari, untuk meraih kebahagian di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian, dakwah bukanlah terbatas pada apa penjelasan dan
penyampaian semata, namun menyentuh aspek pembinaan dan نیوكت
(pembentukan) pribadi, keluarga, dan masyarakat Islam.
Islam adalah agama dakwah yang berisi tentang petunjuk-petunjuk agar
manusia secara individual menjadi manusia yang beradab, berkualitas, dan
selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju
untuk menjadi sebuah tatanan kehidupan yang adil. Sebuah tatanan yang
manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari ancaman,
penindasan, dan berbagai kekhawatiran.12
Istilah dakwah dalam agama Islam nampaknya tidak asing lagi, bahkan
sudah dapat dikatakan popular sekali di kalangan masyarakat saat ini. Namun
demikian yang sering kita jumpai sekarang bahwa istilah dakwah oleh
kebanyakan orang diartikan hanya sebatas pengajian, ceramah, khutbah, atau
mimbar seperti hal nya yang dilakukan oleh para mubaligh, ustadz, atau khatib.
Dakwah sering diartikan sebagai sekedar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan
12
ini sebenarnya sudah sering diungkapkan, akan tetapi di dalam pelaksanaannya
tetap saja terjadi penciutan makna.13
Meskipun berbeda pendapat tentang dakwah tersebut di atas dan juga
berbeda dalam redaksinya, namun pada hakikatnya dakwah memiliki
unsur-unsur pokok yang sama, yaitu: Pertama, dakwah merupakan proses
penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia. Kedua, penyampaian ajaran
Islam tersebut dapat berupa mengajak manusia untuk beriman dan mengkuti
jalan Allah serta Amar ma’ruf nahi mungkar, yakni mengajak kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran dengan meningkatkan pemahaman terkait ilmu
agama serta dapat merealisasikannya dalam setiap lini kehidupan.
Dengan demikian, dakwah dapat dipahami sebagai bentuk ajakan,
seruan atau panggilan yang merupakan bentuk aktifitas yang bertujuan untuk
menyebarluaskan Islam kepada yang lain, menjadikan Islam sebagai jalan
hidup bagi seluruh umat manusia serta bentuk seruan kepada manusia untuk
kembali kepada aturan yang Allah tetapkan untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari agar terciptanya hidup yang bahagia baik di dunia maupun di
akhirat.
2. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang
da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah
13
dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus
bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia.14
Ada beberapa pendapat tentang definisi metode dakwah dalam buku
Moh. Ali Aziz15, di antaranya:
a. Al-Bayayuni mengemukakan definisi metode dakwah yakni cara-cara yang
ditempuh oleh pendakwah dalam berdakwah atau cara yang menerapkan
strategi dakwah.
b. Said bin Ali al-Qathani membuat definisi metode dakwah sebagai berikut.
Uslub (metode) dakwah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalanya.
c. ‘Abd al-Karim Zaidan, metode dakwah adalah ilmu yang terkait dengan cara
melangsungkan penyampaian pesan dakwah da mengatasi
kendala-kendalanya.
Metode dakwah juga merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan
arah strategis dakwah yang telah ditetapkan. Ia bagian dari startegi dakwah.
Karena menjadi strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah
bersifat lebih konkret dan praktis. Ia harus dapat dilaksanakan dengan mudah.
Arah metode dakwah tidak hanya meningkatkan efektifitas dakwah, melainkan
pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki
14
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, (Jakarta: Raja Gafindo Persada, 20012), 243
15
keunggulan dan kelemahan. Metodenya berupaya menggerakkan keunggulan
tersebut dan memperkecil kelemahannya.
Setiap metode memerlukan teknik dan implementasinya. Teknik adalah
cara yang dilakukan seorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Teknik berisi langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat metode lebih
berfungsi. Karena ilmu dakwah banyak berhubungan bahkan sangat memerlukan
disiplin ilmu lain, seperti Ilmu komunikasi, Ilmu manajeman, Psikologi, dan
Sosiologi, maka penjabaran metode dan teknik-tehniknya banyak meminjam dari
beberapa ilmu di atas dengan beberapa modifikasi.16
Aktifitas dakwah dikatakan berjalan secara efektif bilamana apa yang
menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai. Strategi yang didukung dengan
metode yang bagus dan pelaksanaan program yang akurat, akan menjadikan
aktifitas dakwah menjadi matang dan berorientasi jelas dimana cita-cita dan
tujuan telah jelas direncanakan. Karena tujuan dan cita-cita yang jelas dan
realistis pasti akan mendorong dakwah untuk mengikuti arah yang telah
terencana. Untuk itu perlu sebuah metode atau cara yang sistematis yang
digunakan untuk menyampaikan materi atau pesan dakwah kepada mad’u.
Dalam aktifitas berdakwah untuk membentuk kondisi umat Islam yang
baik, baik dalam wujud individu maupun wujudnya sebagai komunitas
masyarakat, wajib mengunakan metode dalam berdakwah. Meskipun tugas
seorang da’i hanya untuk menyampaikan, sedangkan masalah hasil akhir dari
16
kegiatan dakwah tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, akan tetapi
sikap ini tidak menafikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan
dakwah yang dilakukan.
Dakwah dalam Islam, sering terjadi bahwa disebabkan metode dakwah
yang salah. Islam dianggap sebagai agama yang tidak simpatik, penghambat
perkembangan, atau tidak masuk akal. Sesuatu yang biasa namun melalui
sentuhan metode yang tepat menjadi sesuatu yang luar biasa. Dakwah
memerlukan metode, agar mudah diterima oleh mitra dakwah. Metode yang
dipilih harus benar, agar Islam dapat diterima dengan benar dan menghasilkan
pencitraan yang benar pula.17Seperti beberapa dasar metode berdakwah yang
sudah dijelaskan dalam Al Quran.
1) Metode Dakwah Bil Lisan
Berdasarkan pada makna dan urgensi dakwah, serta kenyataan
dakwah yang terjadi di lapangan, maka di dalam Al-Quran al-Karim telah
meletakkan dasar-dasar metode dakwah dalam sebuah surat an-Nahl ayat
125 yang berbunyi:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
17
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”18
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah
meliputi: hikmah, mau’idhah hasanah, dan diskusi dengan cara yang baik. Menurut Imam al-Syaukani, hikmah adalah ucapan-ucapan yang tepat dan
benar, atau menurut penafsiran hikmah adalah argumen-argumen yang kuat
dan meyakinkan. Sedangkan mau’idhah hasanah adalah ucapan yang berisi
nasihat-nasihat yang baik dimana ia dapat bermanfaat bagi orang yang
mendengarkannya, atau menurut penafsiran, mau’idhah hasanah adalah
argument-argumen yang memuaskan sehingga pihak yang mendengarkan
dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh pembawa argumen itu.
Sedangkan diskusi dengan cara yang baik adalah berdiskusi dengan cara
yang paling baik dari cara-cara berdiskusi yang ada.19
B. Konsep Dakwah Virtual 1. Pengertian Virtual
18
QS. An Nahl (16): 125
19
Virtual berasal dari kata visual, yang artinya adalah proses pengubahan suatu konsep dan pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan, drafik dan lain-lain agar dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata) untuk disajikan.20 Tubb dan Moss sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana mendefinisikan Virtual sebagai proses komunikasi tanpa wujud, namun secara luas merupakan wadah komunikasi ruang maya dalam
internet.21Sehingga dakwah virtual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
seruan kebaikan dan ketauhidan dalam media sosial atau internet.
Komunikasi virtual tidak dapat lepas dari sebuah media internet yang
menggunakannya sebagai alat komunikasi disini terlihat adanya peralihan gaya
atau kebiasaan manusia dalam berkomunikasi menyampaikan informasi dengan
sesamanya. Dikatakan begitu karena saat ini manusia tidak perlu lagi
berkomunikasi pada waktu, tempat yang sama. Nampaknya melalui komunikasi
virtual saat ini, hambatan-hambatan yang ada terdahulu seperti jarak, waktu, biaya
sera kesulitan lainnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan internet sebagai media
komunikasi virtual tidak terbatas ruangnya sehingga masyarakat luas dapat
menyampaikan informasi kemanasaja dan ke siapa saja. Dalam komunikasi
virtual, memungkinkan seseorang berinteraksi tetapi sebenarnya mereka tidak
berada secara wujud di tempat itu.
20
Tim Bahasa Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), 821
21
Virtual sebenarnya adjective atau kaya sifat yang maknanya bahwa sesuatu
yang diiringinya ini memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu fungsi yang
nyata, tanpa mempunyai sesuatu bentuk yang nyata/dapat dilihat. Kalau simpelnya
ada pengertian yang menyebutkan virtual itu suatu bentuk bayangan dari sesuatu
yang nyata yang diaplikasikan dalam bentuk teknologi.22
2. Dakwah Virtual
Perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang semakin komplek dan
pertumbuhan semakin pesat sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi,
khususnya teknologi komunikasi dan informatika menuntut adanya perimbangan
pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik
berupa siaran keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai dengan
tuntutan era globalisasi Keunggulan teknologi industri telah mencapai efisiensi
yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu menghasilkan alat-alat
informasi, komunikasi dan transportasi sedemikian murahnya dan dalam waktu
yang singkat. Tak mengherankan kalau dunia entertaiment berkembang dengan
pesat, memberikan hiburan secara live atau recorded, cetak atau elektronik. Oleh
karena itu, tugas kita semakin berat, bukan saja siaran itu dapat membimbing umat
Islam dalam pengamalan agama, tetapi juga memberikan motivasi kepada umat
22
dan berupaya menggerakkannya agar meningkatkan partisipasinya secara
maksimal dalam mensukseskan program-program pembinaan keagamaan.23
Dakwah virtual adalah kegiatan dakwah yang dilakukan melalui media
digital atau media teknologi informasi berupa tv, radio, internet dan lainnya.
Manfaatnya adalah para da’I akan menguasai teknologi sehingga dakwah akan
menyebar dengan cepat dan pesat.24
Dakwah virtual adalah dakwah lewat multimedia seperti internet maupun
yang lainnya, dengan asumsi bagaimana menggunakan multimedia sebagai sarana
dakwah kepada masyarakat. Manfaat yang bisa di ambil dari dakwah virtual ini
adalah sangat banyak sekali. Lewat blog misalnya, kita bisa menyampaikan pesan
dakwah dari satu tempat namun bisa di baca oleh seluruh mad'u di manapun
berada. Blog juga menjadikan nuansa dakwah akan sedikit berfariasi dan
menghindari kejenuhan mad'u mengingat dalam aplikasinya tampilan blog bisa di
rubah-rubah sesuai dengan selera penggunanya. Begitu pula kalau menyampaikan
misi dakwah lewat facebook, mad'u biasanya tanpa terasa telah memetik banyak
pelajaran padahal sebenarnya mad'u hanya ingin berbagi dengan teman maupun
keluarganya lewat akun facebook.
3. Kelebihan Internet Sebagai Media Dakwah
23
Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, (Jakarta ), 34-35
24
Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki dua
keunggulan :
a. Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan
unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan
kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
b. Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi
tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa
pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.
Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali
mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin
sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada
sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk
mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir
sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama
seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai
tujuan dakwahnya.