• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Eliminasi mikroorganisme dari infeksi saluran akar adalah faktor yang paling

penting dalam perawatan saluran akar.8Untuk mengurangi aktivitas bakteri pada saluran akar digunakanlah bahan medikamen saluran akar.36 Jenis bahan medikamen yang sering digunakan dalam perawatan saluran akar adalah Ca(OH)2 karena bersifat

antibakteri.2 Namun salah satu bakteri patogen yang ada di saluran akar yang sering dijumpai berkaitan dengan bakteri lain dan mempunyai peran dalam kasus infeksi

saluran akar primer seperti Fusobacterium nucleatummasih ditemukan dalam beberapa kasus setelah pemberian bahan medikamen Ca(OH)2.12 Untuk mencapai

suatu keberhasilan pada penelitian ini dalam mengetahui efek antibakteri dan

mengeliminasi bakteri Fusobacterium nucleatum, diharapkan ekstrak etanol umbi lobak dapat digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar.

2.1 Penggunaan Bahan Medikamen Saluran Akar

Bahan medimaken yang memiliki aktivitas antibakteri sering digunakan untuk

mengeliminasi bakteri yang tersisa setelah preparasi chemomechanical.37Suatu medikamen saluran akar harus memiliki syarat antara lain biokompatibel, memiliki

daya antibakteri, menetralisir sisa – sisa debris di saluran akar, mengontrol nyeri

pascaperawatan, mampu mencegah reinfeksi.7Tujuan dari pemberian bahan medikamen saluran akar adalah untuk mengurangi jumlah bakteri dan mencegah

infeksi kembali dari bakteri tersebut selama perawatan saluran akar, mengurangi rasa

nyeri setelah perawatan saluran akar, menstimulasi perbaikan kembali jaringan

periapikal8,38

Bahan – bahan medikamen dapat dibagi menjadi :

a. Golongan fenol

Golongan fenol dan aldehid umumnya memiliki efek dalam membunuh sel,

(2)

membahayakan jaringan pulpa dan periapeks.8 Golongan fenol terdiri dari bahan kristalin putih yang memiliki bau yang menyegat, rasa yang tidak enak, dan akan

mengalami kehilangan daya aktifnya dalam waktu 24 jam.8,39 Studi in vitro menunjukkan fenol dan turunannya memiliki sifat sangat toksik pada sel mamalia,

tetapi daya antimikrobanya tidak sebanding dengan toksisitasnya.39Contoh dari golongan fenol antara lain camphorated monoparachloropenol (CMCP), metacresylacetate (cresatin), eugenol, parachlorophenol (PCP), camphorated parachlorophenol (CPC), cresol, creosote, thymol.8

b. Golongan aldehid seperti formokresol dan glutaraldehid8

Penggunaan golongan aldehid pada jaringan nekrotik akan membuat jaringan

itu menjadi lebih toksik dan memiliki potensi mutagen serta karsinogen.8,39 Golongan fenol dan formokresol menunjukkan bahwa medikamen ini tidak berpengaruh pada

pencegahan nyeri.8

c. Golongan halida sepertiIodine potassium iodide (IKI)8

Iodine potassium iodide mempunyai kemampuan berdifusi lewat tubulus

dental dan membunuh bakteri in vivo. IKI juga merupakan desinfektan yang efektif

pada dentin yang terinfeksi dan dapat membunuh bakteri pada dentin yang terinfeksi

dalam waktu 5 menit secara in vitro.39 d. Antibiotik

Jenis antibiotik yang sering dipakai adalah pasta Ledermix dan Septomixine

Forte. Keduanya sama – sama mengandung kortikosteroid sebagai agen antiinflamasi,

tetapi spektrum kerja kedua jenis antibiotik tersebut kurang sehingga belum sesuai

digunakan dalam perawatan saluran akar.2 e. Golongan steroid

Golongan steroid dapat menurunkan nyeri setelah perawatan, tetapi tidak akan

menurunkan insiden flare up.8 f. Kalsium hidroksida

Penggunaan kalsium hidroksida sebagai bahan intrakanal antiseptik pertama

kali diperkenalkan oleh B.W.Herman pada tahun 1920. Kalsium hidroksida telah

(3)

Sekarang kalsium hidroksida digunakan sebagai bahan medikamen dalam praktik

endodontik.37,40

Kalsium hidroksida merupakan bahan medikamen saluran akar yang paling

efektif dalam perawatan saluran akar dan sering digunakan hingga sekarang, karena

memiliki sifat basa, dengan suasana basa pada saluran akar yang memiliki daya

antibakteri terhadap bakteri yang tidak tahan terhadap suasana basa.6,7 Kalsium hidroksida memiliki pH yang mendekati 12 - 12,5 yang menunjukkan sebuah

senyawa alkalin yang kuat jika dilarutkan dalam pelarut air.37,41 Di dalam pelarut, Ca(OH)2 akan dilarutkan menjadi kalsium dan ion hidroksil. Macam – macam sifat

biologis yang dimiliki pada Ca(OH)2, seperti aktivitas antimikroba, mencegah

resorpsi gigi, menginduksi perbaikan pada pembentukan jaringan keras. Cara kerja

Ca(OH)2 melalui pelepasan ion Ca2+ yang memiliki peran dalam proses mineralisasi

jaringan dan ion OH- yang menghasilkan alkalin yang tinggi sehingga menyebabkan lingkungan yang tidak sesuai bagi mikroorganisme.2 Pelepasan ion hidroksil pada lingkungan pH alkalin dapat menghancurkan membran sel dari bakteri dan struktur

proteinnya serta memodifikasi genetik dari sel bakteri tersebut.6,41 Kalsium hidroksida juga menghidrolisis lapisan lipid dari lipopolisakarida (LPS) yang biasa

dimiliki oleh bakteri gram negatif, dengan menghasilkan asam lemak hidroksi dalam

jumlah yang banyak dan menonaktifkan enzim dalam membran bakteri serta

menggangu mekanisme transportasi yang mengakibatkan sel keracunan.42 Efek letalnya pada bakteri ditunjukkan pada mekanisme:

a. Penghancuran pada membran sel dari bakteri

Ion hidroksil akan menginduksi lemak peroksida, mengakibatkan kerusakan

pada fosfolipid, struktur dari membran sel, ion hidroksil memindahkan atom hidrogen

dari asam lemak tidak jenuh,menghasilkan lemak peroksida yang lain. Sehingga

peroksida berperan seperti radikal bebas, menginisiasi reaksi rantai autokatalitik, dan

menghasilkan kerusakan lebih lanjut dari lemak jenuh dan kerusakan membran yang

(4)

b. Denaturasi protein

Sifat alkalinasi yang berasal dari kalsium hidroksida menginduksi pelepasan

ikatan ionik yang mempertahankan struktur tersier dari protein. Struktur dari protein

juga dirusak oleh ion hidroksil.

c. Penghancuran pada DNA bakteri

Ion hidroksil bereaksi dengan DNA bakteri dan menginduksi pemisahan dari

untaiannya. Hasilnya, replikasi DNA terhambat dan aktivitas selular terganggu.

Radikal bebas juga menyebabkan induksi dari mutasi yang letal.6,40

Namun kalsium hidroksida (Ca(OH)2) juga memiliki beberapa kelemahan

melalui penelitian Siquiera et al (2007), membuktikan bahwa dari 11 saluran akar

dengan lesi periodontitis apikalis, setelah penggunaan bahan dressing antar kunjungan dengan menggunakan Ca(OH)2 selama satu minggu, ditemukan dua kasus

bakteri postmedikamen, dengan satu takson per kasus, yaitu bakteri F.nucleatum dan Lactococcus garvieae.12Penelitian dari Porteiner .et al (2001)melaporkan bahwa dentin dapat mempengaruhi aktivitas antibakteri dari kalsium hidroksida, dengan

kemampuan buffer dentin yang menghambat kerja dari kalsium hidroksida, sehingga

terjadi penurunan kondisi alkalin yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, serta

menghambat penetrasi ion hidroksil ke jaringan pulpa.43Kalsium hidroksida juga bersifat lambat sebagai agen antibakteri dalam mencapai keefektifitasan, karena

kalsium hidroksida harus berada dalam saluran akar kurang lebih satu minggu.

Penelitian menunjukkan 11% dari saluran akar masih terdapat bakteri setelah dua

perawatan berturut – turut dengan bahan medikamen kalsium hidroksida dan dua per

tiga mengalami kegagalan.37 Hal ini kemungkinan terjadi karena anatomi pulpa yang kompleks sehingga beberapa mikroorganisme dapat berpindah ke kanal lateral,

isthmus, delta saluran akar, dan tubulus dentin setelah dilakukan preparasi chemomechanical.12Penelitian dari De Moor dan De Witte (2002) juga menunjukkan penggunaan kalsium hidroksida yang berlebih dan berkontak langsung ke jaringan

(5)

2.2 Bakteri Fusobacterium nucleatum sebagai Salah Satu Bakteri yang Berperan dalam Infeksi Saluran Akar.

Menurut taksonominya, Fusobacterium nucleatum diklasifikasikan berdasarkan:14

Kingdom : Bacteria

Filum : Fusobacteria

Famili : Bacteriodaceae

Genus : Fusobacterium

Spesies : Fusobacterium nucleatum

Fusobacterium nucleatum merupakan jenis bakteri anaerob obligat gram negatif dengan sel yang tipis, bentuk batang yang bergelendong dengan kedua ujung

yang tajam atau filamen, panjang sel bakteri 5 – 10 𝜇𝜇mdan termasuk kedalam famili

Bacteroidaceae.14,45 (Gambar 1)

(6)

F. nucleatum sebagai bakteri gram negatif memiliki karakteristik pada membran luar bakteri tersebut. Envelope dari bakteri terdiri dari membran luar dan dalam yang terpisah dengan periplasmic space yang mengandung peptidoglikan. Secara umum membran dalam dari bakteri terdiri dari membran ganda fosfolipid

yang simetris dan protein. Membran terluar berfungsi sebagai molekul selektif dan

membran asimetris yang terdiri dari fosfolipid, lipopolisakarida (LPS), lipoprotein,

dan protein.14(Gambar 2)

Kompleks lipopolisakaridayang berupa endotoksin dapat menyebabkan

biological effects yaitu aktivasi komplemen, sitotoksisitas, dan resorpsi tulang. Lipopolisakarida juga memegang peranan penting dalam proses perlekatan bakteri F. nucleatum dengan hidroksiapatit dan sementum pada permukaan gigi.14,46Lipopolisakarida dari Fusobacterium nucleatum juga menginduksi secara cepat respon imun pada jaringan pulpa.47

(7)

F.nucleatum memerlukan media yang baik untuk tumbuh sumbur yang terdapat kandungan trypticase, peptone, dan ekstrak ragi. F.nucleatum menggunakan asam amino untuk menghasilkan energi serta menggunakan glukosa untuk reaksi

biosintesis molekuler interseluler.14Bakteri tersebut bersifat tidak bergerak dan tidak menghasilkan spora dengan produk utama hasil akhir metabolisme berupa asam

butirat serta sejumlah kecil asetat, laktat, format, dan asam propionat.14,17Asam butirat, asam propionat, dan ion amonium dapat menghambat proliferasi sel fibroblas

pada gingiva, yang memberikan jalan masuk bagi F.nucleatum untuk melakukan penetrasi ke epitel gingiva.14 Asam butirat juga berperan dalam inhibisi terbesar dari T-sel blastogenesis dan menstimulasi produksi interleukin-1 yang berkaitan dengan resorpsi tulang.46F.nucleatum juga menghasilkan protease yang dapat melakukan aktivitas proteolitik yang mendegradasi fragmen kolagen yang menyebabkan

kerusakan periodontal dari host.14

Bakteri yang ditemukan pada infeksi primer endodontik adalah bakteri gram

negatif seperti Fusobacterium, Dilaster, Porphyromonas, Prevotella, Tannerella, Treponema, Campylobacter, dan Veillonella.48Penelitian dari Kipalev et al. (2014) menunjukkan bahwa Fusobacterium nucleatum lebih sering ditemukan pada infeksi saluran akar primer dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yaitu sebesar 52,8% dibandingkan dengan infeksi saluran akar sekunder sebesar

25,7%.15Infeksi primer tersebut awalnya dapat terjadi akibat dari adanya jalan masuk bagi mikroorganisme umumnya melalui karies gigi. Adapun cara lain untuk

masuknya mikroorganisme penyebab infeksi primer adalah melalui apeks, kanal

lateral, aksesoris, furkasi dari saluran akar gigi.47Selain itu, infeksi sekunder disebabkan oleh mikroorganisme yang masih terdapat pada saluran akar saat

(8)

Tabel 1. Bakteriyang disiloasi dari saluran akar gigi dengan lesi periapikal.46

Mikroorganisme di dalam saluran akar dapat tumbuh tidak hanya sebagai sel

planktonik, tetapi juga dapat membentuk suatu biofilm yang terdiri dari jaringan kompleks dari berbagai mikroorganisme. Pembentukan biofilm yang terjadi di dalam saluran akar dimulai setelah mikroorganisme kontak dengan tanduk pulpa dan juga

(9)

didukung oleh morfologi saluran akar yang begitu kompleks.18Bakteri yang berkumpul dalam biofilm dapat berkomunikasi intraspesies maupun antarspesies. Komunikasi tersebut dilakukan untuk memperoleh sifat-sifat baru. Quorum sensing adalah komunikasi intraspesies bakteri yang dimediasi oleh molekul rendah yang

berat, yang dapat mengubah aktivitas metabolisme sel-sel tetangga dan

mengkoordinasikan fungsi sel bakteri terdapat dalam biofilm. Quorum sensing juga dapat mengatur properti mikroba seperti faktor virulensi dan penggabungan DNA

ekstraseluler.50,51Beberapa bakteri yang saling berhubungan dengan spesies lainnya melalui rantai makanan dengan metabolisme dari satu spesies menyediakan nutrien

esensial untuk pertumbuhan populasi bakteri yang lainnya. Fusobacterium nucleatum berperan penting dalam pembentukan biofilm karenakemampuannya dalam memecah glukosa dari strukur interseluler dan memanfaatkannya sebagai sumber energi pada

saat kekurangan nutrisi, hal inilah yang mendukung bakteri lain berpindah ke sekitar

permukaan sel Fusobacterium nucleatum yang selanjutnya berikatan dengan dinding selnya.14 Kombinasi Fusobacterium nucleatum, Prevotella spp., Porphyromonas spp. juga berkaitan dengan perkembangan yang menunjukkan keparahan dalam

endodontik flare up, karena adanya sinergi antara bakteri tersebut sehingga meningkatkan intensitas reaksi inflamasi pada jaringan periapikal.15,17F.nucleatum dan P. gingivalis berinteraksi dengan menghasilkan enzim proteolitik dan agregasi dari bakteri tersebut menghasilkan efek sinergisme pada terjadinya kasus infeksi

endo-perio.14,52(Gambar 3) Bakteri yang membentuk biofilm tersebut akan lebih resisten terhadap agen antimikroba dibandingkan dengan bakteri yang hidup sebagai

(10)

2.3 Lobak (Raphanus sativus L.)

Raphanus sativus L. yang berasal dari famili Brassiaceae memiliki banyak manfaat dan telah digunakan sebagai tanaman obat sejak dahulu.32,35Raphanus sativus aslinya berasal dari Eropa dan Asia. Klasifikasi nama dari tanaman lobak (Raphanus sativus L.) adalah:34

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Famili : Brassicaceae

Genus : Raphanus

Spesies : Raphanus sativus L.

Tanaman tersebut dapat tumbuh pada iklim yang memiliki ketinggian antara

190 sampai 1240 m. Tanaman tersebut memiliki tinggi 30 – 90 cm dan akarnya tebal

dengan banyak ukuran, bentuk, dan warna.32 Batangnya bisa bercabang maupun tidak, pada bagian dasar daunnya panjang, biasanya berbentuk lengkung dan bergerigi

kasar, tapi kadang tidak bergerigi jika batangnya yang tidak bercabang dan lurus. Gambar 3.Gambaran SEM dari pembentukan biofilm

(11)

Bunganya terdapat pada ujung tandan yang panjang, biasanya berwarna putih atau

ungu. Buahnya sedikit dan tidak merekah, dengan panjang 2,5 – 7,5 cm dan diameter

1,25 cm, dengan ujung yang panjang dan lonjong. Biasanya memiliki 6 – 12 biji yang

bulat, dengan warna kuning sampai coklat. Umbinya dengan bentuk bervariasi dari

hampir berbentuk bulat, silinder, kerucut, pada jenis orientalnya, dan berat hingga 15

kg. Dagingnya biasanya berwarna putih, meskipun ada beberapa yang berwarna

merah muda hingga merah.34 (Gambar 4)

Lobak telah digunakan sebagai makanan obat – obatan untuk berbagai

penyakit termasuk disfungsi hati dan pencernaan yang buruk. Beberapa penelitian

telah menunjukkan bahwa ekstrak lobak memiliki aktivitas biologi seperti efek

antioksidan, antimutagenik, dan anti proliferatif.34

Sifat antioksidan, antimikroba, dan sifat obat lainnya secara luas dimanfaatkan

untuk kepentingan manusia tentang kesehatan. Penelitian dari Janjua et al. (2013)

menunjukkan hasil KHM dari ekstrak etanol dari Raphanus sativusdengan konsentrasi 50 mg/ml dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus(20 ± 0,6 mm), B. subtilis(21 ± 1,0 mm), M. luteus(22 ± 1,5 mm), E. aerogenes(19 ± 1,0 mm), S. typhi(3 ± 1,3 mm), E. coli(21 ± 1,1 mm), K. pneumoniae(17 ± 2,4 mm), P. aureginosa(14 ± 0,8 mm), B. bronchiseptica(22 ± 0,7 mm).35 Penelitian dari Beevi et al (2009) menunjukkan hasil KHM dari ekstrak aseton umbi lobak dengan

(12)

Staphylococcus aureus (23,53± 1,36 mm), Staphylococcus epidermidis (29,57± 0,81 mm), Enterococcus faecalis (25,53± 0,89 mm), Salmonella typhimurium (36,97±

0,15 mm), Enterobacter aerogenes (34,17± 0,77 mm), Enterobacter cloacae (20,50±

0,44 mm).30

Khasiat obat yang terdapat dalam Raphanus sativus L.telah dihubungkan dengan produksi dari metabolit sekunder yang mengandung tannin, saponin, coumarin, alkaloid, anthraquinone, dan flavonoid.35

a. Tannin

Tannin adalah kelompok zat fenolik primer yang bersifat astringentyang ditemukan hampir di setiap bagian tanaman yang ditandai oleh aktivitas antibakteri

pada inaktivasi sifat adhesi bakteri, enzim, selubung envelope bakteri, dan protein transpor bakteri.54,55 Tannin berperan dalam stimulasi sel fagosit, aktivitas host mediated tumor, antibakteri, antijamur dan berbagai tindakan antiinfeksi.55,56

b. Saponin

Saponin adalah senyawa bioaktif yang dihasilkan terutama oleh tanaman dan

beberapa organisme laut dan serangga. Saponin bersifat seperti sabun dalam air yang

menghasilkan busa. Karena sifat lyobipolar, saponin dapat berinteraksi dengan

membran sel dan juga mampu menurunkan tegangan permukaan larutan berair.

Saponin mengerahkan beberapa aktivitas antibakteri melalui penggabungan dengan

membran sel untuk menimbulkan perubahan morfologi sel yang mengakibatkan sel

lisis. Kegiatan farmakologi yang telah dilaporkan dari saponin adalah antibakteri,

antijamur, antivirus, hepatoprotektif antiinflamasi, anti ulkus, antitumor, antikanker,

antimalaria.57-59 c. Coumarin

Coumarin adalah metabolit sekunder dari tanaman yang memiliki aktivitas

biologis yang bervariasi. Aktivitas dari coumarin seperti aktivitas antiplatelet

agregasi, antiinflamasi, antitumor, antibakteri, antivirus, antijamur, dan kegiatan

vasodilatasi.60-62 Coumarin telah ditemukan untuk merangsang makrofag, yang dapat memiliki efek negatif tidak langsung pada infeksi. Lebih khusus, coumarin telah

(13)

manusia.61 Sifat antimikroba coumarin dengan mengubah konformasi dari asam nukleat dan menghambat replikasi DNA dari bakteri, yang menyebabkan modifikasi

dalam pertumbuhan sel bakteri dan inhibitor enzim. Coumarin juga membentuk

kompleks ion tembaga yang bersifat antibakteri dengan sifat toksisitas terhadap

bakteri.62,63

d. Flavonoid

Flavonoid adalah kelompok utama polifenol yang telah dipublikasikan untuk

bertindak terhadap pengoksidasi seperti radikal hidroksil, anion superoksida, dan

radikal peroksida. Salah satu peran flavonoid adalah melindungi tanaman terhadap

serangan bakteri. Selain itu beberapa flavonoid telah ditemukan dan

didokumentasikan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap strain yang berbeda

dari bakteri Staphylococcusaureus, Streptococcus agalactiae, Escherichia coli and Klebsilla pneumonia.64 Setelah ditemukan untuk disintesis dari tanaman terhadap respon infeksi mikroba, flavonoid menunjukkan keefektifan secara in vitro dalam beragam zat antimikroba. Kemampuan flavonoid disebabkan oleh kemampuannya

untuk bergabung dengan bagian ekstraseluler, protein yang larut, dinding sel bakteri,

serta merusak membran sel bakteri. Flavonoid juga memiliki kemampuan untuk

memodulasi respon imun sel mononuklear dan meningkatkan persentase darah

perifer.55,65,66

e. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa nitrogen heterosiklik bioaktif yang paling awal

terisolasi dari tanaman. Alkaloid berasal dari asam amino dan nitrogen yang memberi

sifat alkali. Mekanisme kerja antibakteri dari alkaloid adalah kemampuan alkaloid

untuk berikatan dengan DNA sel, penghambatan enzim (esterase, RNA polimerase,

DNA polimerase), penghambatan respirasi sel sehingga menggangu fungsi sel.66 Banyak juga penyelidikan tentang alkaloid menunjukkan senyawa ini sebagai

penemuan baru dalam pembentukkan obat melawan banyak penyakit untuk

mengobati banyak penyakit. Peran alkaloid ditemukan dalam mengobati malaria,

kolik lambung dan ulser lambung, serta menghasilkan banyak efek farmakologis

(14)

f. Anthraquinone

Quinone merupakan cincin aromatik dengan dua substitusi keton. Dengan menyediakan sumber radikal bebas yang stabil, quinone diketahui dapat melengkapi asam amino nukleofil dalam protein secara irreversibel, sehingga mengakibatkan

inaktivasi dari protein dan hilangnya fungsi selular. Oleh karena itu, quinone memiliki potensi yang tinggi pada efek antimikroba. Target yang terdapat pada sel

mikroba adalah adhesin yang terdapat pada permukaan, polipeptida dinding sel, dan

(15)

2.4 Kerangka Teori

Ekstrak etanol umbi lobak (Raphanus sativus L.) Infeksi primer dan sekunder saluran akar

Bakteri Fusobacterium nucleatum

Perawatan saluran akar

Medikamen saluran akar

Aktivitas antibakteri

Saponin

Tannin Coumarin Flavonoid Alkaloid Anthraquinone

Gambar

Gambar 1. Koloni  F.nucleatum
Gambar 2. F.nucleatum dibawah mikroskop elektron   Outer membrane (OM), Perisplasmic space (P), dan Cell membrane(CM)14
Tabel 1. Bakteriyang disiloasi dari saluran akar gigi dengan lesi periapikal.46
Gambar 3.Gambaran SEM dari pembentukan biofilmantara F.nucleatum dengan P.gingivalis53
+2

Referensi

Dokumen terkait

SUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian 2. Etiologi 3. Tanda dan gejala / Manifestasi Klinis 4. Patofisiologi 5. Pathways 6. Pemeriksaan

Pada dasar dari timbunan batuan tersebut telah dipasang geotextile tipe HDPE untuk menahan infiltrasi ke dalam tanah dasar yang dapat berpotensi untuk terjadinya air

This paper attempts to diagnose as thoroughly as possible the assumptions of parametric combined ANOVA by using plots and statistical tests, with a view to justifying the use

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Anatomi Fisiologi Reproduksi Perempuan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswi SMP IT Abu Bakar Yogyakarta

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulala (2002), dengan judul “Tingkat Kebutuhan Siswa Terhadap Konseling Kesehatan Reproduksi” menghasilkan kesimpulan bahwa

Dengan pengobatan kanker alternatif tentu tidaklah demikian, herbal akan bekerja membentuk immunitas dan melawan kanker secara alami, sehingga dengan pelan-pelan jaringan kanker bisa

[r]

maka Pokja Pengadaan Barang/ Jasa Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2015 mengumumkan Pemenang Paket tersebut di atas dengan