1.1Latar Belakang
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup
tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama. Maksud
pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang sedang dijalankan sesuai dengan adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika masyarakat.
Sekretaris perlu mengetahui beberapa sikap etis (santun) dalam
berhubungan kerja di kantor maupun kehidupan di masyarakat. Saat kita bekerja
bukan berarti kita tidak memperhatikan tata tertib yang dibuat oleh pihak-pihak
terkait. Dengan adanya tata tertib maka sikap, cara bicara, sopan santun,
kedisiplinan akan tercipta. Maka secara tidak langsung para karyawan memiliki
tata etika kepribadian dengan baik.
Etika didefinisikan sebagai suatu ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang
tidak dapat dinilai tidak baik. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan
akan diperhatikan karena menyangkut harkat dan martabat kita didalam kantor.
Karena penilaian setiap teman dalam kantor akan berbeda antara satu dengan yang
lain. Etika tidak hanya dilaksanakan karena menunjang kepribadian namun masih
ada aspek lain yang mengaitkan antara etika dan pekerjaan, yaitu etika dalam
berprofesi.
Menurut Ernawati (2013:257) istilah ETIKA berasal dari bahasa yunani
kuno, bentuk tunggal kata “Etika” sedangkan bentuk jamaknya yaitu “ta etha”.
Ethos mempunyai banyak arti yaitu : akhlak, watak, sikap, kebiasaan/adat, cara
berfikir. Sedangkan kata Etika yaitu adat kebiasaan. Jadi, Etika merupakan
nilai-nilai atau pola perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi tertentu
dalam interaksinya dengan lingkungan atau kebiasaan yang baik dan dapat
diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang organisasi tertentu.
Menurut Abdullah (2006:12) mengatakan bahwa secara umum, ruang
lingkup etika meliputi : Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia,
Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan,
Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia, Untuk
menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk, Untuk meningkatkan budi
pekerti dan untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya.
Seorang sekretaris yang profesional mempunyai kode etik profesi yang
harus selalu diterapkan didalam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Utara maupun di kehidupan masyarakat. Kode etik profesi ini dibuat
agar dapat mengatur sekretaris dalam menjalankan profesi serta kaidah-kaidah
dengan kode etik perilaku dan kode etik profesi sebagai standar moral. Standar
moral adalah tindakan etis sesuai dengan pedoman dalam berperilaku atau
bertindak sebagai profesional dalam mengambil keputusan dan prosedur yang
akan dilakukannya secara objektif, serta dapat di pertanggungjawabkan.
Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka,
bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan
dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan tersebut. Kata Profesi berasal dari bahasa Latin, yaitu Professues yang
berarti, “suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah
dan janji bersifat religius”. Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara historis
pemakaian istilah profesi tersebut, seorang yang memiliki profesi berarti memiliki
ikatan batin dengan pekerjaannya. Menurut pendapat Ornstein dan Levine
(2004:15) mengemukakan bahwa profesi adalah memerlukan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak semua orang dapat
melakukannya) dan memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
Dalam arti yang lebih luas, menurut Hamalik (2006:2) menyatakan,
profesi itu pada hakekatnya adalah janji terbuka, bahwa seseorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena
orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Profesi sekretaris
adalah pekerjaan yang bukan sekedar kesenangan atau hobi, tetapi sebagai sumber
penghasilan bagi seseorang. Pekerjaannya membutuhkan keahlian dan
keterampilan khusus yang diperoleh dengan mengikuti jenjang pendidikan.
sekretaris, yang sekaligus melindungi martabat profesi dalam pengabdiannya, baik
untuk lembaga maupun masyarakat.
Etika profesi yaitu cabang filsafat yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia. Suatu profesi bukanlah dimaksud untuk mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat.
Penyandang profesi sekretaris harus lebih mengutamakan kepentingan perusahaan
untuk meningkatkan produktifitas kerja perusahaan.
Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap
konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah
untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Jika
tidak disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya
disalah gunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang
dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil
mengcopi program komersial untuk diperjual belikan lagi tanpa ijin dari hak
pencipta atas program yang dikomersilkan itu, sehingga perlu pemahaman atas
etika profesi dengan memahami kode etik profesi. Kode etik ibarat kompas yang
menunjukkan arah moral bagi suatu profesi. sekaligus sebagai sarana untuk
membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya
tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi
kode etik profesi yaitu:
etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana dilapangan kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.
Di zaman ekonomi global dengan tingkat teknologi tinggi, para esekutif
menjadi tergantung pada dukungan staf-nya untuk mengontrol sistem yang baru.
Sedangkan kondisi dari para pelaku bisnis adalah menghadapi berbagai tantangan
dan berada dalam lingkungan yang serba bersaing. Kondisi demikian membuat
para pimpinan perusahaan membutuhkan jasa sekretaris yang lebih handal dan
profesional. Sekretaris merupakan orang yang berperan penting dalam membantu
tugas-tugas pimpinan. Seorang sekretaris diharapkan mampu memperlancar tugas
pimpinan dengan segala kemampuan dan keterampilan yang dia miliki, tetapi
bukan hanya itu saja, seorang sekretaris juga harus memiliki etika sesuai dengan
panggilannya sebagai seorang sekretaris.
Dalam konteks profesional, menjalankan tugas dan tanggung jawab
hanya pilihan. Hal ini berlaku seluruh jajaran sumber daya manusia dalam
perusahaan, termasuk juga untuk seorang sekretaris. Seorang sekretaris mesti
memahami dasar-dasar etika kesekretarisan, yang melandasi profesionalisme
seorang sekretaris. Konsistensi dalam mengimplementasi etika dalam menunjang
kemantapan karir dan sukses berkesinambungan.
Di dalam sebuah kantor seorang sekretaris akan banyak menghadapi
masalah baik dari dirinya maupun orang lain yang sering bertemu di kantor
maupun diluar dengan berbagai suku, agama, daerah dan karakter yang
berbeda-beda. Untuk itulah sekretaris harus mampu menentukan apa yang harus dia
lakukan. Oleh karena itu sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan
dari orang lain apabila dalam dirinya ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
orang lain atau masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi apa yang
semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh menjadi
sebuah pekerjaan yang mencari nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai
dengan nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya
lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada profesi tersebut.
Munculnya etika profesi sebenarnya berasal dari adanya penyimpangan perilaku
dari penyandang profesi terhadap sistem nilai, norma, aturan ketentuan yang
berlaku dalam profesinya. Tidak adanya komitmen pribadi dalam melaksanakan
tugas, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak berdedikasi, tidak menghargai
hak orang lain, tidak adil dan semacamnya.
Menurut Bambang (2007:45) ada tiga alasan mengapa orang memilih
a. Orang akan berbuat apa yang paling leluasa bisa diperbuatnya.
b. Orang akan berbuat demi suatu kemenangan.
c. Orang selalu mencoba merasionalkan pilihan-pilihannya dengan
relativisme.
Pentingnya etika pada seorang penyandang profesi sekretaris pada kantor
wilayah kementerian agama provinsi sumatera utara untuk mengarahkan agar
tidak menyimpang dari peraturan tata tertib serta budaya yang diciptakan di dalam
organisasi terebut. Suatu penyimpangan akan terjadi jika etika tidak dilaksanakan
dengan baik, sehingga mengakibatkan ketidaklancaraan dalam melaksanakan
tugas sebagai seorang sekretaris. Untuk itulah penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana Pelaksanaan Etika dan Sikap Profesi Sekretaris pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka terdapat perumusan masalah dalam
Tugas akhir yang menjadi objek dalam penelitian yaitu, “bagaimana pelaksanaan
etika dan sikap profesi sekretaris dalam dunia kerja pada Kantor Wilayah
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan etika dan sikap profesi sekretaris pada kantor wilayah kementerian
agama.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara,
hasil Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
menghambil perbandingan ke masa yang akan datang.
2. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai
pelaksanaan etika profesi sekretaris dalam perusahaan.
3. Bagi penulis bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan
sebagai dasar pemahaman lebih lanjut dari teori-teori manajemen yang
diterima penulis selama perkuliahan.
4. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan sebagai referensi
tentang etika profesi sekretaris dan dapat dijadikan sumber referensi
bagi teman sekretaris yang lain. Selain itu agar para sekretaris dapat
menjalankan profesinya dengan baik sesuai dengan kode etik
sekretaris.
1.5Jadwal Kegiatan Penelitian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, dibuat jadwal penulisan yang diperlukan
diselesaikan tepat waktu. Jadwal kegiatan ini terdiri dari berbagai kegiatan.
Kegiatan dimulai dari pengajuan judul, pengumpulan data (dimulai dari pencarian
buku-buku referensi mengenai etika profesi seorang sekretaris), pelaksanaan
bimbingan untuk pengolahan data dan pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas
akhir. Penelitian ini dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Utara Jl. Jend. Gatot Subroto No.261 Medan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Maret Minggu Ke- April Minggu Ke -
I II III I II III
1 Penyusunan Draf Tugas Akhir 2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan laporan tugas Akhir Sumber : Penulis (2015)
1.6Sistematika Penulisan
Luas pembahasan Tugas Akhir ini di bagi dalam 4 (Empat) Bab yang
dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan
relevan dengan judul Tugas Akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar Tugas
Akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya, adalah sebagai
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal kegiatan penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II : PROFIL ORGANISASI
Profil Perusahaan yang dibahas dalam Bab ini terdiri dari : Sejarah singkat kantor
wilayah kementerian agama provinsi sumatera utara, struktur organisasi dan
personalia, uraian tugas (job description), kinerja usaha terkini dan rencana
kegiatan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam Bab ini membahas tentang penelitian yang dilakukan penulis hasil
penelitian pelaksanaan etika dan sikap profesi sekretaris pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran tentang pelaksanaan etika dan sikap
profesi sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera