PERCEPATAN REAKSI KIMIA DENGAN PEMANASAN MIKROWAVE
I.N. Sudiana dan M. Zamrun Firihu
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, 93231
E-mail : nyoman.sudiana@uho.ac.id
Abstrak
Penelitian ini untuk membuat silica keramik dengan menggunakan energi mikrowave. Silika diproduksi dari sekam padi yang diperoleh di persawahan di Sulawesi Tenggara. Silika yang diperoleh memiliki kemurnian rata-rata 93.8 %. Silika ini di buat pellet lalu disinterring sampai suhu 1100 oC untuk mendapatkan keramik dengan kualitas tinggi. Mikrowave yang digunakan dari hasil modifikasi oven microwave komersial. Hasilnya dibandingkan dengan pemanasan biasa (dengan tanur listrik). Hasil ekperimen menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan keramik hasil pemanasan biasaterhadap sifat-sifat keramik. Ini menunjukkan bahwa ada ‘microwave effect’ terhadap silika selama sintering.
Kata Kunci: mikrowave, reaksi kimia, microwave effect.
I. PENDAHULUAN
Mikrowave belakangan ini
diaplikasikan di berbagai bidang
kehidupan. Dalam bidang kimia,
pemanasan dan sumber energi pada proses
kimiawi memanfaatkan kemampuan gerak
molekul dan dipole dalam bahan atau
ion-ion konduksi dalam zat yang beperan
mengubah energi ektromagnetik menjadi
panas. Reaksi kimia dengan memanfaatkan
mikrowave umumnya cepat, bersih dan
ekonomis, namun tetap mempertahankan
hasil reaksi dan ramah lingkungan
dibandingkan dengan metode
konvensional. Oleh karena itu mikrowave
diyakini sebagai teknologi masa depan
[1]. Pada proses konvensional energi
termal ditransfer ke material melalui
konveksi, konduksi, dan atau radiasi panas
dari permukaan material. Sebaliknya
energi mikrowave ditransfer langsung pada
material melalui interaksi molekul dengan
medan elektromagnetik [2]. Mikrowave
dapat diterapkan untuk pembuatan
biomass, berbagai tehnik pretreatment
seperti eksploitasi steam, hidrotermal,
ultrasound, dan oksidasi basah telah
dilakukan untuk lignoselulosa biomassa.
Mikrowave pretreatment merupakan
reaksi menjadi lebih cepat [4].
Pretreatment menggunakan mikrowave
yang dipadukan dengan penambahan
NaOH dapat meningkatkan kadar selulosa
batang pisang kepok dibandingkan dengan
metode konvensional [4].
Namun sampai saat ini mekanisme
bagaimana mikrowave meningkatkan
reaksi kimia masih dalam perdebatan.
Beberapa penelitian mengemukakan teori
tentang keberadaan gaya tambahan
(ponderomotive force) ataupun karena
munculnya titik-titik panas baru (new
hotspot) dalam bahan yang bereaksi
selama di radiasi oleh mikrowave. Dalam
tulisan ini dianalisis beberapa hasil
microwave pada reaksi kimia.
II. Mekanisme absorpsi microwave
Saat radiasi microwave diberikan
pada material, beberapa mekanisme
termodinamik bahan.
Secara umum rata-rata energy yang diserap persatuan volume oleh bahan adalah:
dari ruang hampa. Mekanisme pemanasan
oleh komponen medan E dari microwave
diperlihatkan pada Gambar 1 [6]. Medan E
menyebabkan osilasi dari dipole dan ion,
osilasi ini diteruskan ke menjadi vibrasi
kisi dan selanjutnya meningkatkan suhu
benda akibat gerak molekul.
Gambar 1 Konversi energi selama pemanasan microwave oleh komponen medan E [6].
Penyerapan energi ini menyebabkan kenaikan temperature dari bahan,
sesuai
dengan Persamaan 2 [5]. Nampak dari persamaan 2 bahwa laju kenaikan suhu sangat
bergantung pada sifat bahan.
ε ε
(2)
Dimana ε dielectric loss efektif, f adalah frekuensi ( Hz), Erms akar rata-rata kuadrat dari
medan E( V/m), adalah kerapatan ( kg/m3 ) dan Cp adalah kapasitas panas benda
( J/kgoC). Mekanisme serapan gelombang elektromagnetik pada bahan sangat bergantung
pada frekuensi gelombang EM selain suhu dan sifat termodinamik benda lainnya.
Kebergantungan pada frekuensi digambarkan seperti pada Gambar 2.
dan atau tekanan yang tinggi tidak
menimbulkan kerusakan pada microwave.
Gambar 3 dan 4 salah satu contoh desain
kimia dalam pengukurannya.
Gambar 3. Rancangan tabung reaksi untuk mikrowave yang dilengkapi dengan pengaman dan multitabung [6]
Gambar 4. Microwave raktor kimia (kiri) yang dilengkapi dengan pengukur suhu fiber optic dan reactor konvensional (kanan) [6]
III. HASIL-HASIL EKPERIMEN MIKROWAVE MEMPERCEPAT REAKSI KIMIA
Dibawah ini ditampilkan efek microwave terhadap beberapa proses kimiawi.
Walaupun penjelasan teoritiknya belum memadai dapat ekperimen ini dapat diulang dan
menghasilkan hasil yang mengindikasikan bahwa ada percapatan proses akibat gelombang
microwave.Tabel 1 menunjukkan proses kimia dan perbandingan hasilnya dengan
microwave dan cara konvensional.
Tabel 1. Perbandingan hasil reaksi menggunakan radiasi microwave dan metode konvensional [1]
Reaksi Durasi (menit) % Hasil
Konvensional Microwave Konvensional Microwave
Sintesis Fluoresein 600 35 70 82
Kondensasi pada
benzoin dengan Urea 60 8 70 73
Reaksi Biginelli 360 35 70 75
Sintesis Aspirin 130 1 85 92
Hasil lain adalah percepatan reaksi Mannich (Gambar 5) dan efek microwave ditampilkan
Tabel 2. Perbandingan hasil reaksi Mannich menggunakan radiasi microwave dan metode konvensional (oil bath)
Metode Reaksi Suhu (oC) Waktu Hasil (%) Mikrowave (7 W)
Reaksi Mannich
65 5 jam 79
Mikrowave (57 W) 65 5 jam 83
Konvensional 65 5 jam 81
Percepatan oksidasi dari benzyl alcohol pada microwave prosessing dilaporkan oleh
ddd,dkk [7]. Dari grafik ini menunjukkan bahwa oksidasi dari benzyl alcohol pada
microwave (MW) jauh lebih cepat dibandingkan dengan konvensional(CH).
Gambar 6. Oksidasi dari benzyl alcohol pada microwave (MW) dan konvensional(CH) heating [7]
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa
microwave mempercepat reaksi kimia.
Pemanasan dengan cara radiasi microwave
adalah proses yang sangat efisien dan
menghasilkan penghematan energi yang
signifikan. Hal ini terutama karena
microwave memanaskan hanya sampel
bukan wadahnya. Sebuah contoh khas
adalah penggunaan radiasi gelombang
mikro dalam proses pengabuan. Sebagai
sistem pengabuan bisa mencapai suhu
lebih dari 800 ° C dalam 50 menit
dibandingkan dengan cara konvensional
yang lama [8].
Gambar 7 Pemanasan reaksi kimia dengan konvensional (kiri) dan microwave (kanan)
Pemanasan dengan radiasi
microwave tidak seperti metode
pemanasan konvensional, yang
memberikan pemanasan merata di seluruh
campuran reaksi (Gambar 2), yang
meningkatkan suhu dari seluruh volume,
dimana pada pemanasan dalam
konvensional seperti dengan tabung
minyak panas (oil bath) dimana bagian
dinding yang pertama-tama dipanaskan
diikuti dengan campuran reaksi yang
kontak langsung dengan dinding pembuluh
sebelum tersebar ke bahan yang bereaksi
(Gambar7).
Walaupun banyak hasil menunjukkan
microwave mempercepat proses kimiawi
namun beberapa ilmuwan meragukannya.
Hal ini karna susahnya membuat
pengukuran temperature yang akurat
selama reaksi sehingga beberapa peneliti
mengklaim bahwa perbedaan hasil tersebut
bukan karna microwave tapi karna
perbedaan suhu dari reaktan. Analisis dari
level energi diuraikan berikut ini.
Tabel 3. Frekuensi microwave, panjang gelombang, dan energi photon
Frekuensi (GHz) Panjang Gelombang
(mm)
Energi (eV)
0.3 1000 1.24 x 10-6
300 1 1.24 x 10-3
Tabel 4. Level energi ikatan atom
Energi level Gerak Brown (200 K)
Ikatan Hidrogen
Ikatan kovalen Ikatan Ionik
Nampak dari level energi dari microwave
dan ikatan antar atom dan driving force
untuk reaksi kimia menunjukkan bahwa
kecil kemungkinan secara langsung foton
dari microwave mempercepat reaksi.
Namun microwave menimbulkan spot-spot
panas seperti yang dilaporkan oleh hamper
semua peneliti. Hal ini menimbulkan
gradient suhu dalam reaktan sehingga
kemungkinan mampu mempercepat reaksi
seperti hasil ekperimen yang dilaporkan
para peneliti sebelumnya.
IV KESIMPULAN
Mikrowave mempercepat reaksi kimia di
klaim oleh para peneliti. Hasil-hasil
ekperimen belakangan ini menunjukkan
kesesuaian dengan prediksi para ilmuwan.
Namun penjelasan teoritik dari hasil-hasil
tersebut belum memadai. Gradient suhu
dalam reaktan akibat radiasi microwave
kemungkinan salah satu penyebabnya.
REFERENSI
[1] Gaba, M., Dhingra N. 2011. Microwave chemistry: General Features and Applications. Indian Journal of Pharmaceutical Education and Research.
[2] Thostenson E.T., Chou T.W. 1999. Microwave processing : Fundamental and Applications, Elsevier Composites : Part A 30 (1999) 1055-1071.
[3] Kannan S., T. Ahmed A.S, Ani F. N, 2013. Advanced Materials Research Vol. 701 (2013) pp 249-253.
[4] Rosyidin K., K. Yusuf, 2015., Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015.
[5] Sutton, W. H., , Microwave Solutions for Ceramic Engineers, Am. Cer. Soc., Ed.by D.E. Clark, D.C. Folz, C.E. Folgar, M.M. Mahmoud ,
pp. 35-65 ( 2005).
[6] K.I. Rybakov, E.A. Olevsky, E.V. Krikun,2013, , J. of American Ceramic Society 96 (4), 1003-1020
[7] Proefschrift, 2009, thesis, Eindhoven University of Technology.
[8] Taylor M, Atri SS, Minhas S.2005. Evalueserve analysis: Developments in microwave chemistry.