TERJEMAHAN AYAT
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfrman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"(al-A’raf:172)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) ftrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut ftrah itu.
tidak ada peubahan pada ftrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
PENAFSIRAN AYAT
1. Akhaza: mengambil (kata ini mengisyaratkan
adanya pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain). Yang dimaksud disini adalah pemisahan anak dari orang tuanya sehingga dia menjadi mendiri.
2. Alastu bi rabbikum: melalui ungkapan ini Allah
mengambil kesaksian dari seorang anak manusia tentang keesaan Allah melalui potensi yang
mereka miliki serta bukti-bukti keesaan yang Dia hamparkan.
3. Bala syahidna: semua anak manusia akan
menjawab bahwa dia bersaksi dan mengakui akan keesaan Allah. Setiap orang pada hakikatnya
memiliki pengetahuan serta ftrah yang
4. ada dua alasan Allah mengambil saksi: a. agar manusia tidak mencari alasan
untuk mengatakan tidak tahu tentang keesaan Allah karena tidak ada hidayah.
b. agar mereka tidak menyalahkan
orang tua mereka sebagai orang yang ingkar.
5. Peristiwa tersebut menurut
A.
Etimologi:
- Kata ftrah dapat berarti:
al-insyiqaq
atau
al-inkisar
(pecah atau belah).
- Kata ftrah juga berarti:
al-khilqah
,
al-ijad
dan
al-ibda
(penciptaan).
Dari sinilah muncul maknanya yang
lazim yakni: terbukanya
sesuatu dan
melahirkannya, terciptanya sesuatu
atau menjadikannya.
B. Makna Nasabi
1. Fitrah berarti suci (al-thahr). Berdasarkan hadis Nabi. Suci yang
dimaksud disini bukanlah suci bagaikan kertas putih, seperti yang ditafsirkan
selama ini (teori John Locke). Tapi suci secara psikis, yakni suci dari dosa
warisan dan penyakit rohani.
2. Fitrah berarti potensi ber-Islam (Abu Hurairah). Makna ini menegaskan bahwa ftrah adalah penyerahan diri
kepada yang Maha Mutlak (sesuai dengan ftrahnya). Jika tidak, maka berarti dia
3. Fitrah juga berarti mengakui keesaan Allah (tauhidullah). Ini adalah
konsekuensi logis dari penciptaan
manusia yang berasal dari ruh Allah,
sehingga dia membawa potensi tauhid, dan selalu berusaha mencari dan
menyempurnakan ketauhidan tersebut. Inilah makna dari ayat 172 surat al-A’raf. Perjanjian tauhid sudah dibuat oleh
manusia dengan Allah di alam ruh. Karena itulah mustahil manusia akan berpaling
dari Allah selama hidupnya. Kalaupun ada manusia yang berpaling (syirik), maka itu semata-mata adalah akibat dari
4. Fitrah juga berarti kondisi selamat (as-salamah) dan berkesinambungan (al-istiqamah). Menurut Ibnu Abdul Bar bahwa ftrah secara potensial merupakan keselamatan dalam proses penciptaan.
Artinya ftrah tidak mengenal iman dan kafr. Karena iman dan kafr muncul
5. Fitrah juga berarti perasaan yang tulus (ikhlas). Manusia lahir senantiasa membawa sifat baik (hanif). Ini adalah watak asli
manusia yang diciptakan oleh Allah, yakni berwatak lurus atau seimbang, tidak berat sebelah (antara dunia dan akhirat).
6. Fitrah juga berarti kesanggupan untuk menerima kebenaran (isti’dad li qabul al-haq). Secara ftrah manusia itu adalah
mencintai kebenaran, dan selalu mencarinya. Namun, setelah menemukannya, ternyata
tidak semua bersedia menerima kebenaran itu, karena pengaruh faktor eksternal
7. Fitrah juga berarti potensi dasar manusia
atau perasaan untuk beribadah
(syu’ur li al-’ubudiyah) dan ma’rifat kepada Allah. Manusia disuruh
beribadah agar dia mengenal Allah.
Pengenalan itulah yang menjadi indikator dari pemaknaan ftrah. Ibadah merupakan bentuk aktualisasi diri (self actualization) yang suci dan tertinggi.
QS. Yasin: 22, menjelaskan ada
keterkaitan yang sangat erat antara
8. Fitrah juga berarti ketetapan atau takdir
asal manusia mengenai kebahagiaan (al-sa’adah) dan kesengsaraan (
as-saqawat) hidup . Manusia lahir ke
duniua ini sudah membawa ketetapan, apakah nantinya menjadi manusia yang bahagia atau sengsara.
Pemaknaan ftrah yang tepat adalah
potensi manusia untuk menjadi baik atau buruk, bahagian atau sengsara.
Ada tiga watak makhluk Tuhan. 1) watak hanif ada pada manusia, 2) watak
9. Fitrah juga berarti tabi’at atau watak asli manusia. (tabi’iyah
al-insaniyah). Ibnu Taimiyah membedakan antrara ftrah dengan tabiat. Fitrah
merupakan potensi bawaan lahir yang berlabel islam dan berlaku untuk semua manusia. Tabiat merupakan sesuatu yang ditentukan oleh Allah melalui ilmu-Nya.
Tabiat manusia secara hakiki adalah baik, seperti apa yang terjadi pada Nabi Adam. Meskipun suatu saat tabiat buruk bisa
10. Fitrah juga bearti sifat-sifat Allah yang ditiupkan kepada manusia
sebelum dia dilahirkan. Sifat itu tersimpul dalam asmaul husna.
Tugas manusia adalah
mengaktualisasikan asmaul husna itu
dengan cara menginternalisasi sifat-sifat Allah dalam kepribadiannya. Jika sifat
Rahman dan Rahim Allah dapat
terinternalisasi dalam diri seseorang,
maka orang itu akan memiliki kepribadian
rabbani atau ilahi. Meskipun manusia tahu bahwa dirinya tidak
MAKNA TERMINOLOGI:
1. Fitrah adalah mewujudkan dan mengadakan sesuatu menurut
kondisinya yang dipersiapkan untuk melakukan perbuatan tertentu. (al-Isfahaniy dalam al-mu’jam).
“sesuatu” yang dimaksud disini masih
umum, bisa apa saja (karakter, sifat atau konstitusi dan lainnya).
“kondisinya: yang dimaksud disini yaitu bisa keselamatan, istiqamah, keislaman, kekufuran dan lainnya.
2. Fitrah adalah kondisi konstitusi dan karakter yang dipersiapkan untuk
menerima agama. (al-Jurjani dalam al-Ta’rifat).
- Disini sudah disebut secara jelas bahwa ftrah adalah sebuah kondisi konstitusi
dan watak manusia. Watak manusia
memiliki kondisi ada baik dan buruknya . Namun tujuan ftrah (penciptaan)
manusia adalah menuju pada kebaikan. Jalan yang dapat mengantarkan kesana adalah jalan Allah yakni agama (tauhid). Karena itulah setiap manusia yang
3. Fitrah adalah sifat yang digunakan untuk mensifati semua yang ada (di
dunia)sewaktu awal penciptaanya. (Abu Ayyub dalam al-Kulliyah).
Fitrah disini dimaknai sebagai “sifat” (baik, buruk, atau bukan keduanya).
Fitrah ini ada pada makhluk hidup atau benda mati.
- Malaikat memiliki ftrah (sifat) baik
selalu. Iblis memiliki ftrah (sifat) jahat selalu. Hewan memiliki ftrah (sifat)
insting dan nafsu. (makhluk hidup).
- Batu memiliki ftrah (sifat) keras. Air
memiliki ftrah (sifat) cair. (benda mati).
4. Fitrah adalah suatu sistem yang
diwujudkan oleh Allah pada setiap makhluk. Khusus untuk manusia adalah sesuatu yang diciptakan Allah padanya yang berkaitan
dengan jasad dan akal (roh). (Quraish Shihab dalam wawasan).
Makna ini berkaitan erat dengan asal
kejadian manusia, dimana mereka telah
membuat perjanjian dengan Allah tentang keyakinan akan keesaan Allah. Ini berarti bahwa setiap manusia telah diciptakan atas dasar keimanan kepada Allah berdasarkan potensi pengetahuan yang sudah ada
padanya. Karena pengetahuan itulah
manusia secara sadar akan patuh dan taat
•
* Fitrah yang dimaksud disini adalah
fitrah keagamaan
. Hal ini sesuai
dengan awal ayat yang menegaskan
tentang usaha mempertahankan agama
yang benar.
•
*. Atas dasar itu dapat dipahami
bahwa
keberadaan agama
sebenarnya
sejalan
dengan
fitrah
manusia
.
* Dengan demikian agama yang lurus
sebenarnya hanyalah satu, yang
menjadi dasar esensial bagi ajaran
* Kata
la tabdila
mengandung makna
bahwa agama yang lurus (islam)
yang sejalan dengan ftrah manusia
tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika
ada orang yang mencoba mengganti
sifatnya hanya sementara, karena
dikemudian hari dia pasti akan
kembali (contoh ekstrim adalah
fr’aun).
* Kata
qayyim
pada penutup ayat
semakin mempertegas bahwa agama
ftrah memiliki sifat yang kokoh,
1. Fitrah: mencipta yaitu mencipta sesuatu
untuk pertama kali tanpa ada contoh.
Fitrah juga diartikan asal kejadian, keyakinan
akan keesaan Allah yang telah ditanamkan pada diri setiap manusia. Fitrah juga berarti tabiat manusia yang Allah ciptakan atas
dasarnya. Sehingga setiap manusia telah
diciptakan atas dasar keimanan kepada Allah berdasarkan potensi pengetahuan yang sudah ada padanya. Karena pengetahuan itulah
menusia secara sadar akan patuh dan taat pada Allah dan mampu menerima kebenaran ilahi.
2. Fitrah juga diartikan sebagai kondisi
2 Fitrah yang dimaksud disini adalah ftrah keagamaan. Hal ini sesuai dengan awal ayat yang menegaskan
tentang usaha mempertahankan agama yang benar. 3. Atas dasar itu dapat dipahami bahwa keberadaan
agama sebenarnya sejalan dengan ftrah manusia. 4. Dengan demikian agama yang lurus sebenarnya
hanyalah satu, yang bermakna dasrta esensial bagi ajaran agama adalah kemanusiaan manusia yang merupakan satu hakikat yang pasti dimiliki secara bersama oleh manusia.
5. Kata la tabdila mengandung makna bahwa agam
yang lurus (islam) yang sejalan dengan ftrah manusia tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika ada orang yang mencoba mengganti sifatnya hanya sementara, karena dikemudian hari dia pasti aakan kembali (fr’aun).
6. Kata qayyim pada penutup ayat semakin