• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIGITALISASI DATA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR INPRES NANGAMETING MAUMERE SEBAGAI PERWUJUDAN PAPERLESS OFFICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DIGITALISASI DATA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR INPRES NANGAMETING MAUMERE SEBAGAI PERWUJUDAN PAPERLESS OFFICE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SENTRA I-271

DIGITALISASI DATA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DASAR INPRES NANGAMETING MAUMERE SEBAGAI

PERWUJUDAN

PAPERLESS

OFFICE

Agustinus Lambertus Suban1, Imelda Dua Reja2

1,2

Program Studi Teknik Informatika –Universitas Nusa Nipa Maumere

Kontak Person : Agustinus Lambertus Suban

Jl. Kesehatan No. 03Maumere – Flores - NTTTelp. (0382) 22388

agustinus2304@gmail.com, imeldareja@gmail.com

Abstrak

Perpustakaan ideal yang mampu memenuhi keinginan pengguna adalah perpustakaan yang menyediakan informasi yang memadai atau menyediakan akses kepada berbagai sumber informasi, dapat diakses kapan saja, dimana saja dan dipandu oleh pustakawan yang profesional. Hal ini se-bagai akibat dari perkembangan aplikasi TI dalam kehidupan masyarakat luas. Pengolahan data Perpustakaan pada SDI Nangemeting Maumere–Flores masih dilakukan secara manual dan penyampaian informasinya pun masih dilakukan secara lisan. Hal ini menyebabkan proses pencarian, peminjaman, dan pengembalian memakan waktu lama karena kurang efektif dan efisien. Selain itu pengolahan data perpustakaan yang dilakukan secara manual tersebut sering terjadi kesalahan. Sistem pengolahan data perpustakaan dengan sistem komputerisasi atau terdigitalisasi diharapkan nantinya dapat mengatasi permasalahan yang telah ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kepustakaan, analisis, perencanaan, perancangan atau desain, pembangunan, uji coba sistem serta implementasi sistem. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pengolahan data perpustakaan sehingga pengolahan data perpustakaan di SDI Nangameting Maumere lebih efektif dan efisien. Dengan adanya proses peralihan pengolahan data yang manual ke dalam bentuk digital, diharapkan mampu mengarahkan lembaga ini ke metode kerja yang meminimalkan penggunaan kertas sebagai bahan kerja atau menuju pada paperless office.

Kata kunci: digitalisasi, perpustakaan, paperless Office, SDI Nangameting,

Pendahuluan

Latar Belakang

Perkembangan teknologi zaman sekarang ini, telah memberi dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia khusunya pengolahan data di bidang pendidikan. Pengolahan data secara komputerisasi lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengolahan data secara manual. Keuntungan tersebut dapat ditinjau dari beberapa segi. Salah satu dalam hal penyajian laporan yang lebih cepat dan efisien dan akurat. Faktor keuntungan inilah yang menjadi alasan mengapa pengolahan data dilakukan secara komputerisasi untuk menggantikan sistem manual.

(2)

I-272 SENTRA

kebutuhannya. Dengan demikian membuat anggota perpustakaan yang mencari buku kadang sulit ditemukan karena informasi yang kurang akurat tentang keberadaan buku yang dibutuhkan, dan juga bagi petugas perpustakaan mengalami kesulitan dalam mengolah data karena jumlah data yang harus diolah cukup banyak dan membutuhkan ruang khusus pengarsipan. Bagi pengunjung perpustakaan baik para guru, pegawai maupun siswa masih melakukan pengisian indetitas di buku kunjungan dengan cara manual.

Ditinjau dari biaya yang dikeluarkan, pengolahan data perpustakaan ini membutuhkan biaya operasional yang cukup besar seperti ketersediaan buku pengunjung, pencetakan laporan yang terkadang mengalami redundansi data / pendobelan field-field yang dicetak sebagai laporan yang dibutuhkan pimpinan. Pelayanan yang masih manual dan membutuhkan banyak biaya opeasional ini menurut penulis masih pada area kerja yang fullpaper. Dengan adanya penerapan aplikasi data perpustakaan ini maka, diharapkan pihak sekolah mampu beralih dari pola kerja yang full paper

menjadi pola kerja yang paperless atau paperless office.

Menurut Georgesku, dkk dalam Ramdhani 2011[1], Paperless Office ( PLO) adalah sebuah lingkungan kerja yang menekankan pada pengurangan bahkan penghapusan sama sekali penggunaan kertas. "Going Paperless" dapat menghemat uang, meningkatkan produktivitas, menyelamatkan dunia, mendokumentasikan aktivitas bisnis secara elektronik, dan berbagai ilmu pengetahuan secara lebih mudah, dan meminimalkan kerusakan. Terdapat beberapa keuntungan dalam penerapan Paperless Office ini antara lain:

1. efisiensi biaya karena mengurangi jumlah pemakaian kertas dan juga pengadaan filling cabinet

ataupun tempat penyimpanan dokumen lainnya.

2. efisiensi waktu dan tenaga dalam distribusi maupun pencarian dokumen yang diperlukan,

3. berkurangnya tumpukan kertas yang dapat mengganggu kerapian ruangan sebuah kantor dan mengganggu kenyamanan bekerja,

4. menjamin keamanan dokumen, karena sebuah dokumen hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu saja sesuai opsi yang ditentukan oleh distributor data,

Ada beberapa manfaat yang di tawarkan oleh penggunan paperless antara lain: Efisien waktu, Manajemen Dokumentasi lebih baik, kenyamanan kerja lebih baik, mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik, manajemen lebih terkendali, dan membaiknya citra organisasi. Paperpless juga dalam banyak aspek mampu mereduksi atau memperkecil pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga. Menurut Ujjal Sandhu (2014)[2], paperless office dapat memberikan kemudahan yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu:

1. Bidang Ekonomi (menghemat kertas, ruang kerja, Biaya pengeluaran) 2. Sebagai salah satu solusi dalam pemeliharaan lingkungan

3. Efisiensi dalam pengelolaan berkas 4. Security atau keamanan data.

Tinjauan Pustaka:

Digitalisasi merupakan implementasi yang ditimbulkan dari perpustakaan digital. Dengan kata lain digitalisasi adalah suatu hal yang tercakup dalam sebuah perpustakaan digital dalam peranannya sebagai pengoleksi dan pengelola sumber daya digital untuk disampaikan kepada sebuah komunitas pengguna yang bersangkutan (Pendit, 2008)[3]. Menurut Rasiman (2011)[4], dalam bidang perpustakaan, proses digitalisasi adalah kegiatan mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Proses digitalisasi ini dapat dilakukan terhadap berbagai bentuk koleksi atau bahan pustaka seperti, peta, naskah kuno, foto, karya seni patung, audio visual, lukisan, dan sebagainya. Menurut Ummi Rodliyah (2011)[5] bahwa aplikasi digital tentu harus dapat menjadi bagian dari integrasi ini. Lebih jauh integrasi ini kemudian menghasilkan sebuah sistem pendidikan yang berbasis perpustakaan

(Libary-base Education).

Pengertian perpustakaan

Menurut Sutarno dalam Arif, 2013 “Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemekian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk

pembaca”(Arif, 2003)[6]. Hal yang senada juga dikatakan olah Soetimah (2006) bahwa perpustakaan

(3)

SENTRA I-273

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan pengertian perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka baik bukubuku ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai informasi. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun mereka yang di didik di sekolah tersebut.

Adapun penerapan perpustakaan dalam bidang TI menurut Sutarno (2006), kehadiran perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai Sistem Manajemen Perpustakaan Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, keanggotaan, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan. [8]

Penerapan

paperless

administration

dalam kegiatan perkantoran

Paperless office (sistem perkantoran tanpa kertas) merupakan suatu kebutuhan dalam administrasi manajemen modern. Hal ini merupakan suatu sistem yang mendukung efektifitas, efisiensi dan produktivitas organisasi. Sistem paperless office merupakan dampak dari perkembangan teknologi komputer. Paperless office merupakan suatu sistem yang mereduksi penggunaan kertas dalam proses adminitrasi perkantoran. Menurut McIndoo: "Paperless Office in Perspective A Document Management System for Today", Paperless office is also a metaphor for the touting of new technology in terms of 'modernity' rather than its actual suitability to purpose” (Todd McIndoo, 2009)[9]. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sandhu dan Rohit (2014)[2], bahwa PaperlessOffice

memiliki manfaat yang sangat beragam diantaranya adalah efisiensi yang diindikasi dapat mengurangi pemakaian kertas, efisiensi waktu dan tenaga dalam distribusi maupun pencarian dokumen, mengurangi sampah kertas, menjamin keamanan dokumen karena dokumen hanya dapat diakses oleh pihak-pihak tertentu dalam suatu instansi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa betapa pentingnya pengolahan data dalam hal ini data peminjam pada perpustakaan sudah saatnya menerapkan aplikasi berbasis komputer yang dapat menghemat penggunaan kertas yang berlebihan, dengan tujuan jangka panjang adalah mampu menuju era peperless office. Sehingga dari penelitian ini, penulis akan mengembangkan sebuah perangkat lunak untuk mengolah data perpustakaan yang terdigitalisasi perwujudan paperlessoffice yang dapat bermanfaat untuk membantu petugas perpustakan dalam menerapkan sistem baru yang lebih efektif dan efisien untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai perpustakaan di SDI Nangameting, lebih meningkatkan keakuratan dalam proses pencarian koleksi buku yang dibutuhkan oleh pengunjung. Siswa sebagai pengguna pun dapat memperoleh kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan proses peminjaman dan pengembalian buku.

Metode Penelitian

1. Motode Pengembangan Sistem

Adapun metodologi penelitiaan untuk mengembangkan sistem yang dilakukan oleh penulis diuraikan sebagai berikut:

1.1. Tahap Perencanaan

Tahapan ini merupakan tahapan dari awal pengembangan sistem. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh kebutuhan dari sistem yang akan dibangun pada Perpustakaan SDI Nangameting Maumere.

1.2. Analisis

Tahap analisis yaitu tahap dimana mengenali segenap perusahaan yang muncul pada pengguna, mengenali komponen-komponen sistem, objek-objek dan hubungan antar objek. Dalam tahap ini penulis menganalisa mengenai kelemahan dari sistem yang sedang berjalan saat ini, menganalisa aspek ekonomis, dan membuat perbandingan ketika menerapkan sistem terkomputerisasi pada data perpustakaan.

1.3. Perancangan

(4)

I-274 SENTRA

1.4. Implementasi

Tahap implementasi yaitu dimana diimplementasikan perencangan sistem ke situasi yang nyata dengan menggunakan software bantu Microsoft Visual Basic dan merancang database menggunakan MS Aceess.

1.5. Pemeliharaan

Tahap pemeliharaan yaitu dimana dimulai untuk melakukan pengoperasian sistem dan jika diperlukan dilakukan perbaikan – perbaikan kecil. Kemudian, jika waktu penggunaan sistem habis maka kita akan masuk lagi pada tahap perencanaan untuk pengembangan.

2. Diagram Konteks yang diusulkan

Dengan menggunakan sistem baru yang dibangun maka data anggota, data buku, data penunjung , data peminjam, dan data pengembalikan akan disimpan dalam Database tersendiri sehingga tidak mudah hilang, dan proses – proses tertentu sistem akan melakukan secara otamatisasi sendiri seperti terjadi perubahan – perubahan dalam proses penyimpanan maupun transaksi. Adapun gambaran diagram konteks dapat terlihat pada gambar 1 sebagai berkut:

Admin

Gambar 1. Diagram Konteks sistem yang akan dikembangkan

Dari diagram konteks tersebut dapat diuraikan lebih detail ke diagram level 0 sebagai berikut:

Admin

Gambar 2. Diagram Level 0 sistem yang akan dikembangkan

Entiti Relation Diagram (ERD)

(5)

SENTRA I-275

Anggota Meminjam Buku

Mengembalikan Kd_Anggota

N N

N N

Kd_Anggota Kd_Buku Kd_Buku

Kd_Buku Kd_Anggota

Mengunjungi N Kd_Buku No_Urut

Admin Kd_User User_Name

Hak_Akses Password

Pengunjung N0_urut

N

Gambar 3. Struktur ERD dari sistem yang akan dikembangkan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Implementasi sistem adalah langkah-langkah atau prosedur-prosedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui, untuk menguji, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki untuk menggantikan sistem yang lama. Adapun gambaran hasil implementasi sistem yang baru dapat diuraikan sebagai berikut:

Menu utama

Gambar 4. Tampilan menu utama

Form Menu Utama merupakan tampilan utama yang menampilkan menu-menu yang dapat diakses oleh pengguna sistem yang terdiri dari beberapa menu pilhan yang dibuat dengan fasilitas menu editor, yang terdapat beberapa pilihan yaitu Menu Master, Menu Data Peminjaman, Menu Data Pengembalian, Menu Cetak Laporan, dan masing-masing menu tersebut memiliki beberapa sub menu lainnya. Form berikutnya adalah form data anggota dan Fom Pengunjung. Adapun tampilan dari kedua form ini dapat terlihat pada gambar berikut:

Gambar 5a, 5b. Form anggota dan form pengunjung

(6)

I-276 SENTRA

Gambar 6a, 6b. Form Cetak data anggota dan Tampilan Laporan sebagai output. Kesimpulan

Dengan menggunakan sistem baru, pengolahan data buku, data anggota, data pengunjung, data peminjaman dan data pengembalian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien menggunakan aplikasi ini, sehingga mudah dsimpan dalam database yang memudahkan pihak petugas perpustakaan Sekolah Dasar Inpres Nangameting, karena data tersebut dapat diupdate kembali apa bila sewaktu-waktu diperlukan.

Proses pembuatan kartu anggota, pembuatan laporan, dan perhitungan denda keterlambatan pengembalian akan dilakukan secara otomatis sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam perhitungan denda keterlambatan pengembalian, pembuatan kartu anggota dan pembuatan laporan. Pada aplikasi ini terdapat system security (pengamanan) yang berguna menjaga keamanan data perpustakaan, sehingga petugas perpustkaan tidak perlu kwatir kehilangan atau kekurangan data perpustakaan. Dengan demikian maka penggunaan kertas dan buku serta arsip-arsip pada pengolahan data sebelumnya akan lebih diminimalisir sehingga terlihat pola hemat kertas atau paperless sudah mulai terasa ketika menerapkan sistem ini.

Referensi

[1] Ramdhani Neila,. (2011). Kajian Psikologis Mengenai Komunikasi Berbasis Paperless Office, JURNAL PSIKOLOGI, VOLUME 38, NO. 2, DESEMBER 2011: 115 – 133

[2] Ujjal, Sandhu., Rohit, Seth. (2014). Paperless Office: A New Name to Technology, IJMBS Vol. 4, Iss ue 2, April - June 2014 ISSN : 2230-9519 (Online). ISSN : 2231-2463 (Print), 34 International Journal of Management & Business Studies www. ijmbs.co.

[3] Pendit, Putu Laxman. (2008). Perpustakaan Digital: A sampai Z. Jakarta. Cita Kami.

[4] Rasiman. ( 2011). Digitalisasi Local Content: Perluasan Pemanfaatan Dan Akses Layanan Perpustakaan, Seminar Nasional Forum Komunikasi Perpustakaan. Medan. Universitas Hkbp Nommensen. 1 Desember 2011.

[5] Rodliyah, Ummi,. (2012). Perpustakaan Digital, Dan Prospeknya Menuju Resource Sharing.

Jurnal Visi Pustaka Vol. 14, No. 1, April 2012.

[6] Arif., Saiful, Nur., dkk. (2013). Aplikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso Medan. Jurnal Saintikom vol. 12, No. 1, Januari 2013.

[7] Soetimah. (2006). Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius. [8] Sutarno, NS. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Sagung Seto. Jakarta

Gambar

Gambar 2. Diagram Level 0 sistem yang akan dikembangkan
Gambar 4. Tampilan menu utama
Gambar 6a, 6b. Form  Cetak data anggota dan Tampilan Laporan sebagai output.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk (variabel X1) dan service recovery (variabel X2) terhadap kepuasan pelanggan (variabel

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kaum perempuan Indonesia maka lahirlah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dimana

Metode yang kami pakai untuk mendeteksi adanya obyek adalah HaarClassifier, yaitu metode object detection yang membangun sebuah boosted rejection cascade, yang akan

Selain berfungsi sebagai tempat memodifikasi sepeda motor, tempat ini juga memiliki fasilitas penunjang yaitu ruang display motor, kafetaria, toko baju, serta area open

Syukur berlimpah atas kasih karunia Tuhan Yesus dan Bapa Allah di Surga atas tuntunan, bimbingan dan pencerahan dari hari ke hari yang begitu indahnya sehingga mendorong

Perencanaan kebutuhan material atau Material Requirement Planning ( MRP ) adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang menerjemahkan kebutuhan produk jadi

sponsible role, to realize himself as a strong male character in the drama, as well as in life, male-female relationship, family, society, man retreats: the weaker he is in the

Hood (1995) mengemukakan bahwa meskipun banyak ragam penjelasan mengenai new public management , tetapi terdapat beberapa kesamaan tema atau nilai yaitu adanya