• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU INDONESIA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Bahasa Indonesia

Keilmuan

Oleh

Roely Ardinsyah, S.Pd.,

M.Pd.

Bahasa Indonesia

Keilmuan

Oleh

(2)

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG

BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN

BAHASA MELAYU INDONESIA

Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.

1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de

Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Putaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara

kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling

menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan

memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

4. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin

(3)

5. Pada tanggal 25–28 Juni 1938 dilangsungkan

Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil

kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia

telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan

budayawan kita saat itu.

6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah

Undang undang Dasar 1945, yang salah satu

pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa negara.

7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan

Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti

Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal

28 Oktober—2 November 1954 adalah juga salah

satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk

terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia

yang diangkat sebagai bahasa nasional dan

(4)

9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.

10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.

11. Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta

pada tanggal 28 Oktober–2 November 1978 merupakan peristiwa yang penting bagi kehidupan bahasa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga

berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. 12. Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21

—26 November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk

(5)

13. Kongres Bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober–3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh

ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai dengan

dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 14. Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28

Oktober–2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara (Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,

Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat). Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan

statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-undang Bahasa Indonesia.

15. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada 26–30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan

dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang memunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.

b. Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status

(6)

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

BAHASA INDONESIA

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memunyai kedudukan yang sangat

penting, seperti yang tercantum pada ikrar ketiga

Sumpah Pemuda. Bahwa bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukan

berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di

dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal

khusus (Bab XV, pasal 36) yang menyatakan bahwa

bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ada dua

kedudukan bahasa Indonesia sebagai berikut.

a. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

bahasa

nasional

sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928.

b. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

bahasa

(7)

Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Nasional:

Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan

Sebagai lambang identitas nasional

Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah,

dan

antarbudaya.

Sebagai pemersatu berbagai suku bangsa

2. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Negara:

Sebagai resmi kenegaraan

Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanan

pembangunan.

(8)

RAGAM

ATAU

VARIASI

(9)
(10)
(11)
(12)

BERBAGAI

RAGAM

(13)

BERBAGAI

RAGAM

BAHASA

(14)

Berdasarkan Cara Pandang

Berdasarkan Cara Pandang

Penutur

(15)
(16)

Berdasarkan Topik

Berdasarkan Topik

Pembicaraan

(17)
(18)

PEMAKAIAN

RAGAM

RESMI

(19)
(20)
(21)

BAHASA INDONESIA

KEILMUAN

Satu di antara ragam bahasa Indonesia yang

digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang

bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur

kebahasan yang bersifat baku (Saparno dkk, 1994:2).

Senada dengan pendapat Yonohudiyono dkk (ibid)

menyatakan bahwa BIK adalah satu di antara ragam

bahasa yang tidak termasuk ragam dialek dan dipakai di

suasana resmi oleh para cendekiawan untuk

(22)

FUNGSI BAHASA INDONESIA

KEILMUAN DALAM RAGAM

(23)

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA

KEILMUAN

No

. Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat

1. Lugas dan Lugas dan Jelas

Jelas

Kalimat-kalimat BIK mengandung gagasan yang jelas dan mudah dipahami.

Para pendidik kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian anak-anak memunyai

tugas yang tidak ringan. (salah)  

Para pendidik kadang-kadang terkena akibatnya oleh sebagian anak-anak, sehingga menjadi tugas yang berat. (benar)

2. ObjektifObjektif Mengungkapkan sesuatu dalam keadaaan

sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya.

Taman-taman bunga di sudut kota itu

membuktikan alangkah besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (salah)  

Taman-taman bunga di sudut kota itu

membuktikan besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (benar)

3. CendekiaCendekia Mampu digunakan untuk

mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.

Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi kerena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (tidak logis)

 

Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (logis)

4. Ringkas dan Ringkas dan padat

padat Pemakaian unsur bahasa di dalamnya hemat

Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga negara Indonesia.

 

(24)

No

. Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat

5. KonsistenKonsisten Harus ajek, taat azas, selaras, dan tidak

berubah-ubah.

Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan dihimbau

mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (tidak konsisten)

 

Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau

mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (konsisten)

6. Gagasan Gagasan sebagai

sebagai

pangkal tolak

pangkal tolak

Berorentasi pada kalimat pasif, bukan kalimat aktif.

Skripsi ini saya tulis untuk memenuhi satu dari beberapa syarat memeroleh gelar sarjana. (berorentasi pada

pelaku)  

(25)

KATA DALAM BAHASA

INDONESIA

Diksi

(Pilihan Kata)

Pengertian Diksi Makna Denotatif dan

Konotatif

Makna Umum dan Khusus

Kata Konkret dan Abstrak

Pembentukan Kata

Ungkapan atau Idiomatik Sinonim

(26)

KATA DALAM BAHASA

INDONESIA

ISTILA

H

DEFINISI

APLIKASI

Diksi

Memilih kata yang tepat

untuk menyatakan sesuatu

yang ingin disampaikannya.

Untuk mengarang

(karya tulis, artikel,

tajuk rencana, dan

esai) dan berpidato.

Makna Denotatif

Makna yang sesuai dengan

apa adanya, suatu

pengertian yang dikandung

sebuah kata secara objektif,

makna umum, dan makna

konseptual.

Kata makan,

bermakna

memasukan sesuatu

ke dalam mulut,

dikunyah, dan

ditelan.

Makna Konotatif

Makna asosiatif, makna yang

dikaitkan dengan suatu

kondisi dan situasi tertentu.

(27)

ISTILAH DEFINISI APLIKASI

Makna

Umum

Kata yang acuannya lebih

luas.

Kata ikan

Makna

Khusus

Kata yang acuannya lebih

khusus

Kata mujaer, lele,

gurami, dan tuna.

Kata

Konkret

Kata yang acuannya

semakin mudah diserap

pancaindra

Kata meja, rumah,

mobil, air, cantik,

hangat, wangi, dan

suara.

Kata Abstrak

Acuan sebuah kata tidak

mudah diserap pancaindra

dan dapat digunakan

untuk mengungkapkan

gagasan yang rumit.

Kata perdamaian

Sinonim

Dua kata atau lebih yang

pada asasnya memunyai

makna sama, tetapi

bentuknya berbeda.

(28)

ISTILAH DEFINISI APLIKASI

Pembentukan

Kata Dari dalam bahasa IndonesiaDari dalam bahasa Indonesia

Dari luar bahasa

Indonesia (kata-kata terbentuk melalui pungutan kata asing)

Kata tata bahasa, daya tarik, serba putih, hari jadi, tutup usia, dan

lepas tangan.

Kata bank, subjek,

standar, hearing, dan de facto.

Kesalahan Pembentukan dan Pilihan Kata

Pada bagian ini

diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, baik secara lisan maupun tulis.

a) Jaksa Agung, Marzuki Darusman, periksa

mantan Presiden Soeharto (salah)

b) Jaksa Agung, Marzuki Darusman,

memeriksa mantan Presiden Soeharto (benar)

Ungkapan

Idiomatik Kontruksi khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak

dapat dihilangkan atau diganti.

a) Menteri Dalam Negeri

bertemu Presiden Gus Dur. (salah)

b) Menteri Dalam Negeri

bertemu dengan

(29)

KATA YANG SALAH KATA YANG BENAR

 terdiri

 Terbagi dari

 Terjadi

 disebabkan karena

 membicarakan tentang

 tergantung kepada

 terdiri atas

 terbagi atas

 terjadi dari

 disebabkan oleh

 berbicara tentang

(30)

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Kalimat terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang sudah

terstruktur dipakai untuk menyampaikan ide dan gagasan, baik secara lisan maupun tulis (Ardiansyah, 2008:26).

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis untuk mengungkapkan pikiran yang utuh (Arifn, 2004:58). Kalimat adalah bagian ujaran yang

memunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P), lalu intonasinya menunjukkan bagian ujaran yang sudah lengkap dengan makna (Finoza, 2002:107).

Ciri-ciri kalimat:

Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik

turun, dan keras lembut, disela jeda, serta diakhiri dengan intonasi akhir.

Dalam wujud tulis, berupa kalimat yang dimulai dari huruf

(31)

JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR

GRAMATIKAL

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat Tunggal Kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.

Mahasiswa berdiskusi S:KB + P:KK

Kalimat Majemuk

Setara Penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju,

tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong

negara berkembang. Kalimat Majemuk

tidak Setara Satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.

Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, tapi masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Ket:

Bercetak miring (anak

kalimat) yang tidak (induk kalimat)

Kalimat Majemuk

Campuran Terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara (bertingkat)

Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena

(32)

JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK

GAYANYA (RETORIKANYA)

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat yang

Berklimaks Disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian

kalimat itu disebut

berklimaks.

Setelah 1.138 hari

disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

Kalimat yang Berimbang

Disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian

kalimat itu disebut

berimbang.

Jika stabilitas nasional mantap, maka

masyarakat dapat

(33)

JENIS KALIMAT MENURUT

FUNGSINYA

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat Pernyataan

(Deklaratif) Dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan bahasanya.

a. Presiden Gus Dur

mengadakan kunjungan ke luar negeri (Positif).

b. Tidak semua nasabah bank memeroleh kredit lemah (Negatif).

Kalimat Pertanyaan

(Introgratif) Dipakai jika penutur ingin memeroleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya,

intonasi menurun; tanda baca tanya), (bagaimana, kapan, berapa, mengapa).

a. Kapan saudara berangkat ke Singapura? (Positif).

b. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati? (Negatif). Kalimat Perintah dan

Permintaan (Imperatif)

Dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.

(biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).

a. Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaannya! (Positif).

b. Sebaiknya kita tidak

berpikiran sempit tentang hak asasi manusia (Negatif). Kalimat Seruan Dipakai jika penutur ingin

mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (biasanya,

ditandai oleh naiknya suara pada kalimat lisan dan

dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis.

a. Bukan, main cantiknya (Positif).

(34)

MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF

DALAM KARYA ILMIAH

Jenis Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat

Lengkap Kalimat yang dapat menyampaikan informasi secara utuh, sehingga makna dapat dengan mudah dicerna oleh akal.

a. Jika harga-harga

kebutuhan pokok naik (KTL).

b. Jika harga-harga

kebutuhan pokok naik, maka kesengsaraan

rakyat jelata akan makin bertambah (KL).

Ketepatan

Fungsi Kata Kalimat yang tepat harus memiliki ketepatan fungsi pula. Apabila tidak tepat fungsinya, maka

menimbulkan

penyimpangan struktur.

a. Di buku ini

membicarakan krisis ekonomi dunia (Kalimat tidak tepat)

b. Di buku ini dibicarakan

krisis ekonomi dunia (Kalimat tepat).

Ketepatan Pembentukan Kata

Ketepatan pembentukan kata dalam kalimat dapat menentukan ketepatan

kalimat yang bersangkutan

a. Pemerintah bantu

korban bencana alam (Kalimat tidak tepat). b. Pemerintah membantu

(35)

Jenis Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat

Logis Kalimat yang informasi (Proposisinya) dapat diterima oleh akal atau nalar

a. Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu (tidak logis).

b. Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya (logis).

Kalimat Jelas dan Tidak Ambiguitas

Kalimat yang

proposisinya mudah dipahami

(36)

PARAGRAF

P

aragraf merupakan seperangkat kalimat

berkaitan erat antara yang satu dengan lainnya

(Barnet, 1974:61). Selain itu, pengertian

paragraf dapat dikatakan inti penuangan buah

pikiran dalam sebuah karangan.

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang

membicarakan suatu gagasan topik (Arifn,

2004:113). Yonohudiyono dkk (2007:15)

menyatakan bahwa paragraf merupakan bagian

tulisan yang berupa kumpulan-kumpulan

(37)
(38)
(39)

Keutuhan dalam Sebuah

Paragraf

Kalimat Penjelas Kalimat Topik

Kalimat Penjelas

Kalimat Penjelas

(40)

Menentukan Keluasan Topik

dalam sebuah Paragraf

Jam Akad Nikah

TOPIK

Bulan Madu Pernikahan

Topik Umum

Topik Sempit

Topik Terbat

(41)

PENULISAN KARYA ILMIAH

Karya Ilmiah merupakan menyajikan fakta umum yang

berdasar pada ilmu pengetahuan, lalu ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar

(Brotowijoyo, 1985:8—9). Oleh karena itu, suatu karya

tulis disebut ilmiah, apabila karya itu telah memenuhi

syarat (hukum) ilmu pengetahuan, maka hasil tulisan

itu dapat dipresentasikan dipertemuan ilmiah.

Ciri-ciri Karya Ilmiah:

Menyajikan fakta objektif secara sistematis;

Tidak emotif;

Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa

pendukung,

kecuali dalam hipotesis kerja;

Tidak melebih-lebihkan sesuatu dan hanya menyajikan

(42)

Jenis Karya Ilmiah

No

. Nama Karya Ilmiah Defnisi

1. Laporan

Sebuah tulisan yang dibuat setelah melakukan observasi, kunjungan, wawancara, pembacaan literatur,

eksperimen/percobaan. 2. Makalah

Karya tulis memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi ilmiah.

3. Skripsi

Berisi hasil penelitian, baik penelitian laboratorium,

penelitian lapangan, maupun penelitian kepustakaan. Hasil penelitian dibahas dan diberi komentar, simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penulisan skripsi yang dilakukan mahasiswa biasanya dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing sesuai dengan bidangnya.

4. Tesis

Jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) sebagai syarat untuk memeroleh gelar master

(Magister). Penulisan Tesis dibimbing oleh dua orang dosen yang telah mencapai gelar Doktor atau guru besar

(Professor), sesuai dengan bidangnya.

5. Disertasi

(43)

KARYA POPULER

Karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah

satu ragam karangan faktawi (Gie, 1992:10).

Karya ilmiah populer menyajikan fakta-fakta

secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik,

dan logis, serta dipaparkannya secara ringkas,

jelas, tegas, dan tepat. Permasalahan yang

dikemukakan berkaitan dengan topik-topik

keilmuan.

Bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat

digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1)

tajuk rencana, (2) esai artikel, (3) pikiran

(44)

Komponen-komponen

Karya Ilmiah

Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa

Skripsi, Tesis, dan Disertasi

dapat dikemukakan secara runtut sebagai berikut:

Komponen-komponen penting yang ada dalam

sebuah Makalah dapat

dikemukakan secara runtut sebagai berikut:

1) Bagian awal

Halaman sampul/judul

2) Bagian pokok/utama

Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, dan manfaat)

Kerangka teoretik dan pengajuan hipotesis (jika diperlukan)

Metode penelitian

Hasil penelitian, pengajuan hipotesis, dan pembahasan

Simpulan, implikasi, dan saran 3) Bagian akhir

Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

1) Bagian awal

Halaman judul (berisi judul makalah dan nama penulis)

2) Bagian pokok/utama Judul makalah

Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, permasalahan, dan tujuan)

Kerangka teoretik/berpikir

Pengajian dan pemecahan masalah Simpulan dan saran

3) Bagian akhir

(45)

SISTEM PENOMORAN DALAM

KARYA ILMIAH

Sistem Huruf dan Angka

Model Lurus Model Lekuk

(46)

Sistem Digit

Model Lurus

Model Lekuk

I BAB

1.1 Subbab

1.1.1 ………

1.1.1.1 ………..

1.1.1.2 ………..

1.2 Subbab

1.2.1 ………...

1.2.1.1 ………

1.2.1.2 ………

I BAB

1.1 Subbab

1.1.1 ………

1.1.1.1 ………..

1.1.1.2 ………..

1.2 Subbab

1.2.1 ………...

1.2.1.1 ………

(47)

Referensi

Dokumen terkait