Bahasa Indonesia
Keilmuan
Oleh
Roely Ardinsyah, S.Pd.,
M.Pd.
Bahasa Indonesia
Keilmuan
Oleh
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG
BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN
BAHASA MELAYU INDONESIA
Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.
1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Putaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling
menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan
memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
4. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin
5. Pada tanggal 25–28 Juni 1938 dilangsungkan
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil
kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan kita saat itu.
6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah
Undang undang Dasar 1945, yang salah satu
pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara.
7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan
Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti
Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal
28 Oktober—2 November 1954 adalah juga salah
satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk
terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia
yang diangkat sebagai bahasa nasional dan
9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.
10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
11. Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober–2 November 1978 merupakan peristiwa yang penting bagi kehidupan bahasa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. 12. Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21
—26 November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
13. Kongres Bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober–3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh
ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai dengan
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 14. Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober–2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara (Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat). Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan
statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-undang Bahasa Indonesia.
15. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada 26–30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan
dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang memunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.
b. Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memunyai kedudukan yang sangat
penting, seperti yang tercantum pada ikrar ketiga
Sumpah Pemuda. Bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukan
berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal
khusus (Bab XV, pasal 36) yang menyatakan bahwa
bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ada dua
kedudukan bahasa Indonesia sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa
nasional
sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928.
b. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa
Fungsi Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Nasional:
•
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan
•
Sebagai lambang identitas nasional
•
Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah,
dan
antarbudaya.
•
Sebagai pemersatu berbagai suku bangsa
2. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Negara:
•
Sebagai resmi kenegaraan
•
Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
•
Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanan
pembangunan.
RAGAM
ATAU
VARIASI
BERBAGAI
RAGAM
BERBAGAI
RAGAM
BAHASA
Berdasarkan Cara Pandang
Berdasarkan Cara Pandang
Penutur
Berdasarkan Topik
Berdasarkan Topik
Pembicaraan
PEMAKAIAN
RAGAM
RESMI
BAHASA INDONESIA
KEILMUAN
Satu di antara ragam bahasa Indonesia yang
digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang
bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur
kebahasan yang bersifat baku (Saparno dkk, 1994:2).
Senada dengan pendapat Yonohudiyono dkk (ibid)
menyatakan bahwa BIK adalah satu di antara ragam
bahasa yang tidak termasuk ragam dialek dan dipakai di
suasana resmi oleh para cendekiawan untuk
FUNGSI BAHASA INDONESIA
KEILMUAN DALAM RAGAM
KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA
KEILMUAN
No
. Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat
1. Lugas dan Lugas dan Jelas
Jelas
Kalimat-kalimat BIK mengandung gagasan yang jelas dan mudah dipahami.
Para pendidik kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian anak-anak memunyai
tugas yang tidak ringan. (salah)
Para pendidik kadang-kadang terkena akibatnya oleh sebagian anak-anak, sehingga menjadi tugas yang berat. (benar)
2. ObjektifObjektif Mengungkapkan sesuatu dalam keadaaan
sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya.
Taman-taman bunga di sudut kota itu
membuktikan alangkah besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (salah)
Taman-taman bunga di sudut kota itu
membuktikan besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (benar)
3. CendekiaCendekia Mampu digunakan untuk
mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi kerena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (tidak logis)
Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (logis)
4. Ringkas dan Ringkas dan padat
padat Pemakaian unsur bahasa di dalamnya hemat
Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga negara Indonesia.
No
. Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat
5. KonsistenKonsisten Harus ajek, taat azas, selaras, dan tidak
berubah-ubah.
Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan dihimbau
mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (tidak konsisten)
Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau
mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (konsisten)
6. Gagasan Gagasan sebagai
sebagai
pangkal tolak
pangkal tolak
Berorentasi pada kalimat pasif, bukan kalimat aktif.
Skripsi ini saya tulis untuk memenuhi satu dari beberapa syarat memeroleh gelar sarjana. (berorentasi pada
pelaku)
KATA DALAM BAHASA
INDONESIA
Diksi
(Pilihan Kata)
Pengertian Diksi Makna Denotatif dan
Konotatif
Makna Umum dan Khusus
Kata Konkret dan Abstrak
Pembentukan Kata
Ungkapan atau Idiomatik Sinonim
KATA DALAM BAHASA
INDONESIA
ISTILA
H
DEFINISI
APLIKASI
Diksi
Memilih kata yang tepat
untuk menyatakan sesuatu
yang ingin disampaikannya.
Untuk mengarang
(karya tulis, artikel,
tajuk rencana, dan
esai) dan berpidato.
Makna Denotatif
Makna yang sesuai dengan
apa adanya, suatu
pengertian yang dikandung
sebuah kata secara objektif,
makna umum, dan makna
konseptual.
Kata makan,
bermakna
memasukan sesuatu
ke dalam mulut,
dikunyah, dan
ditelan.
Makna Konotatif
Makna asosiatif, makna yang
dikaitkan dengan suatu
kondisi dan situasi tertentu.
ISTILAH DEFINISI APLIKASI
Makna
Umum
Kata yang acuannya lebih
luas.
Kata ikan
Makna
Khusus
Kata yang acuannya lebih
khusus
Kata mujaer, lele,
gurami, dan tuna.
Kata
Konkret
Kata yang acuannya
semakin mudah diserap
pancaindra
Kata meja, rumah,
mobil, air, cantik,
hangat, wangi, dan
suara.
Kata Abstrak
Acuan sebuah kata tidak
mudah diserap pancaindra
dan dapat digunakan
untuk mengungkapkan
gagasan yang rumit.
Kata perdamaian
Sinonim
Dua kata atau lebih yang
pada asasnya memunyai
makna sama, tetapi
bentuknya berbeda.
ISTILAH DEFINISI APLIKASI
Pembentukan
Kata Dari dalam bahasa IndonesiaDari dalam bahasa Indonesia
Dari luar bahasa
Indonesia (kata-kata terbentuk melalui pungutan kata asing)
Kata tata bahasa, daya tarik, serba putih, hari jadi, tutup usia, dan
lepas tangan.
Kata bank, subjek,
standar, hearing, dan de facto.
Kesalahan Pembentukan dan Pilihan Kata
Pada bagian ini
diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, baik secara lisan maupun tulis.
a) Jaksa Agung, Marzuki Darusman, periksa
mantan Presiden Soeharto (salah)
b) Jaksa Agung, Marzuki Darusman,
memeriksa mantan Presiden Soeharto (benar)
Ungkapan
Idiomatik Kontruksi khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak
dapat dihilangkan atau diganti.
a) Menteri Dalam Negeri
bertemu Presiden Gus Dur. (salah)
b) Menteri Dalam Negeri
bertemu dengan
KATA YANG SALAH KATA YANG BENAR
terdiri
Terbagi dari
Terjadi
disebabkan karena
membicarakan tentang
tergantung kepada
terdiri atas
terbagi atas
terjadi dari
disebabkan oleh
berbicara tentang
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Kalimat terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang sudah
terstruktur dipakai untuk menyampaikan ide dan gagasan, baik secara lisan maupun tulis (Ardiansyah, 2008:26).
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis untuk mengungkapkan pikiran yang utuh (Arifn, 2004:58). Kalimat adalah bagian ujaran yang
memunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P), lalu intonasinya menunjukkan bagian ujaran yang sudah lengkap dengan makna (Finoza, 2002:107).
Ciri-ciri kalimat:
• Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, serta diakhiri dengan intonasi akhir.
• Dalam wujud tulis, berupa kalimat yang dimulai dari huruf
JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR
GRAMATIKAL
Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat Tunggal Kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Mahasiswa berdiskusi S:KB + P:KK
Kalimat Majemuk
Setara Penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih.
Amerika dan Jepang tergolong negara maju,
tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong
negara berkembang. Kalimat Majemuk
tidak Setara Satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, tapi masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Ket:
Bercetak miring (anak
kalimat) yang tidak (induk kalimat)
Kalimat Majemuk
Campuran Terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara (bertingkat)
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena
JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK
GAYANYA (RETORIKANYA)
Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat yang
Berklimaks Disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian
kalimat itu disebut
berklimaks.
Setelah 1.138 hari
disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
Kalimat yang Berimbang
Disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian
kalimat itu disebut
berimbang.
Jika stabilitas nasional mantap, maka
masyarakat dapat
JENIS KALIMAT MENURUT
FUNGSINYA
Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat Pernyataan
(Deklaratif) Dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan bahasanya.
a. Presiden Gus Dur
mengadakan kunjungan ke luar negeri (Positif).
b. Tidak semua nasabah bank memeroleh kredit lemah (Negatif).
Kalimat Pertanyaan
(Introgratif) Dipakai jika penutur ingin memeroleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya,
intonasi menurun; tanda baca tanya), (bagaimana, kapan, berapa, mengapa).
a. Kapan saudara berangkat ke Singapura? (Positif).
b. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati? (Negatif). Kalimat Perintah dan
Permintaan (Imperatif)
Dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.
(biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
a. Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaannya! (Positif).
b. Sebaiknya kita tidak
berpikiran sempit tentang hak asasi manusia (Negatif). Kalimat Seruan Dipakai jika penutur ingin
mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (biasanya,
ditandai oleh naiknya suara pada kalimat lisan dan
dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis.
a. Bukan, main cantiknya (Positif).
MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF
DALAM KARYA ILMIAH
Jenis Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat
Lengkap Kalimat yang dapat menyampaikan informasi secara utuh, sehingga makna dapat dengan mudah dicerna oleh akal.
a. Jika harga-harga
kebutuhan pokok naik (KTL).
b. Jika harga-harga
kebutuhan pokok naik, maka kesengsaraan
rakyat jelata akan makin bertambah (KL).
Ketepatan
Fungsi Kata Kalimat yang tepat harus memiliki ketepatan fungsi pula. Apabila tidak tepat fungsinya, maka
menimbulkan
penyimpangan struktur.
a. Di buku ini
membicarakan krisis ekonomi dunia (Kalimat tidak tepat)
b. Di buku ini dibicarakan
krisis ekonomi dunia (Kalimat tepat).
Ketepatan Pembentukan Kata
Ketepatan pembentukan kata dalam kalimat dapat menentukan ketepatan
kalimat yang bersangkutan
a. Pemerintah bantu
korban bencana alam (Kalimat tidak tepat). b. Pemerintah membantu
Jenis Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat
Logis Kalimat yang informasi (Proposisinya) dapat diterima oleh akal atau nalar
a. Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu (tidak logis).
b. Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya (logis).
Kalimat Jelas dan Tidak Ambiguitas
Kalimat yang
proposisinya mudah dipahami
PARAGRAF
P
aragraf merupakan seperangkat kalimat
berkaitan erat antara yang satu dengan lainnya
(Barnet, 1974:61). Selain itu, pengertian
paragraf dapat dikatakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan.
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan topik (Arifn,
2004:113). Yonohudiyono dkk (2007:15)
menyatakan bahwa paragraf merupakan bagian
tulisan yang berupa kumpulan-kumpulan
Keutuhan dalam Sebuah
Paragraf
Kalimat Penjelas Kalimat Topik
Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas
Menentukan Keluasan Topik
dalam sebuah Paragraf
Jam Akad Nikah
TOPIK
Bulan Madu Pernikahan
Topik Umum
Topik Sempit
Topik Terbat
PENULISAN KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah merupakan menyajikan fakta umum yang
berdasar pada ilmu pengetahuan, lalu ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar
(Brotowijoyo, 1985:8—9). Oleh karena itu, suatu karya
tulis disebut ilmiah, apabila karya itu telah memenuhi
syarat (hukum) ilmu pengetahuan, maka hasil tulisan
itu dapat dipresentasikan dipertemuan ilmiah.
Ciri-ciri Karya Ilmiah:
•
Menyajikan fakta objektif secara sistematis;
•
Tidak emotif;
•
Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa
pendukung,
kecuali dalam hipotesis kerja;
•
Tidak melebih-lebihkan sesuatu dan hanya menyajikan
Jenis Karya Ilmiah
No
. Nama Karya Ilmiah Defnisi
1. Laporan
Sebuah tulisan yang dibuat setelah melakukan observasi, kunjungan, wawancara, pembacaan literatur,
eksperimen/percobaan. 2. Makalah
Karya tulis memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi ilmiah.
3. Skripsi
Berisi hasil penelitian, baik penelitian laboratorium,
penelitian lapangan, maupun penelitian kepustakaan. Hasil penelitian dibahas dan diberi komentar, simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penulisan skripsi yang dilakukan mahasiswa biasanya dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing sesuai dengan bidangnya.
4. Tesis
Jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) sebagai syarat untuk memeroleh gelar master
(Magister). Penulisan Tesis dibimbing oleh dua orang dosen yang telah mencapai gelar Doktor atau guru besar
(Professor), sesuai dengan bidangnya.
5. Disertasi
KARYA POPULER
Karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah
satu ragam karangan faktawi (Gie, 1992:10).
Karya ilmiah populer menyajikan fakta-fakta
secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik,
dan logis, serta dipaparkannya secara ringkas,
jelas, tegas, dan tepat. Permasalahan yang
dikemukakan berkaitan dengan topik-topik
keilmuan.
Bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1)
tajuk rencana, (2) esai artikel, (3) pikiran
Komponen-komponen
Karya Ilmiah
Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
dapat dikemukakan secara runtut sebagai berikut:
Komponen-komponen penting yang ada dalam
sebuah Makalah dapat
dikemukakan secara runtut sebagai berikut:
1) Bagian awal
Halaman sampul/judul
2) Bagian pokok/utama
Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, dan manfaat)
Kerangka teoretik dan pengajuan hipotesis (jika diperlukan)
Metode penelitian
Hasil penelitian, pengajuan hipotesis, dan pembahasan
Simpulan, implikasi, dan saran 3) Bagian akhir
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
1) Bagian awal
Halaman judul (berisi judul makalah dan nama penulis)
2) Bagian pokok/utama Judul makalah
Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, permasalahan, dan tujuan)
Kerangka teoretik/berpikir
Pengajian dan pemecahan masalah Simpulan dan saran
3) Bagian akhir
SISTEM PENOMORAN DALAM
KARYA ILMIAH
Sistem Huruf dan Angka
Model Lurus Model Lekuk
Sistem Digit
Model Lurus
Model Lekuk
I BAB
1.1 Subbab
1.1.1 ………
1.1.1.1 ………..
1.1.1.2 ………..
1.2 Subbab
1.2.1 ………...
1.2.1.1 ………
1.2.1.2 ………
I BAB
1.1 Subbab
1.1.1 ………
1.1.1.1 ………..
1.1.1.2 ………..
1.2 Subbab
1.2.1 ………...
1.2.1.1 ………