• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Audit Siklus Penggajian dan Personalia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Makalah Audit Siklus Penggajian dan Personalia"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

AUDITING II

“AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

NAMA NPK

1. Ghea Eka Putri 11150000091

2. Yuyun Anggrahini 11150000110

3. Vivin Nurlaili Putri 11150000153

4. Aan Andriani 11150000166

5. Hety Kustriani Harianti 11150000180

6. Nony Saraswati Gendis 11150000194

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Makalah Auditing II tentang “Audit Siklus Penggajian dan Personalia” ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Yth:

1. Ibu Apry Linda Diana, SE.,M.Ak. selaku dosen mata kuliah Auditing II

2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu penyelesaian penyusunan

makalah ini

Makalah ini merupakan suatu pembelajaran untuk kami dan diharapkan dengan

adanya makalah ini dapat meningkatkan pemahaman tentang Audit Siklus Penggajian

dan Personalia. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran dan

referensi bagi mahasiswa untuk melihat keadaan yang sebenarnya pada etika profesi

akuntan dan disesuaikan dengan teori-teori yang ada.

Dengan penuh kesadaran, bahwa Makalah Auditing II tentang “Audit Siklus Penggajian dan Personalia” ini masih perlu disempurnakan lagi, sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan.

Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut berpartisipasi

dalam penulisan makalah ini.

Jakarta, 27 April 2018

(3)

DAFTAR ISI 2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia ... .. 5

2.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen dan Catatan Terkait... 5

2.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia ... 5

2.2.2 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi-fungsi Bisnis, Dokumen danPencatatan Terkait untuk Siklus Penggajian dan Personalia ... 6

2.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan Personalia ... 9

2.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian Personalia ...12

2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia ...14

2.4 Program Audit ...15

2.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern ...17

2.6 Aktivitas Pengendalian ...18

2.7 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman ...19

2.8 Penentuan Risiko Pengendalian ...19

2.9 Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi ...20

2.10 Metodologi untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo ...26

(4)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...38

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap

transaksi aliran kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan

uang. Untuk mendapakan berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat

modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Pengunaan uang telah

menerobos ke semua aspek kehidupan. Manusia modern memerlukan akuntansi

sebagai komunikasi keuangan antar individu di dalam masyarakat. Kebutuhan akan

informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang

dimiliki oleh masyarakat.

Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor

berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut

kepada investor. Dalam mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen

perusahaan mengunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu,

perusahaan perlu menyelengarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya

laporan pertanggungjawaban kepada para investor. Pertanggungjawaban keuangan

memerlukan dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan

informasi akuntansi yang dihasilkan. Semakin kompleks perekonomian suatu

masyarakat, semakin kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat

tersebut, sehingga memerlukan kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan

transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran

pertanggungjaawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam

profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat

dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal

bagi masyarakat penting dalam menggambil keputusan pengalokasian sumber daya

(6)

Dalam makalah ini siklus kegiatan perusahaan akan digunakan sebagai objek

pengujian pengedalian khususnya jasa penggajian atau personalia yang

berhubungan langsung dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia

merupakan faktor penting perusahaan dalam menjalankan segala aktivitas

perusahaan . Salah satu kewajiban perusahaan adalah pemberian gaji sebagai balas

jasa perusahaan. Pemberian jasa ini merupakan proses yang dalam pelaksanaannya

butuh suatu pengendalian yang memadai agar tidak terjadi penyimpangan.

Biaya gaji merupakan suatu masalah yang sangat penting, biaya gaji

merupakan biaya yang membutuhkan jumlah yang cukup besar dibandingkan yang

lain. Sehingga perlu adanya audit atas penggajian guna menghindari berbagai

macam kecurangan (fraud) dalam pelaksanaan siklus penggajian.

Bertolak dari uraian diatas, penulis membahas tentang siklus penggajian

beseta prosedur-prosedur nya. Penulis memberikan judul makalah Audit Siklus

Penggajian dan Personalia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat

adalah sebagai berikut :

1. Akun dan dokumen apa saja yang terkait dalam audit siklus penggajian dan

personalia?

2. Fungsi fungsi apa saja yang terkait dalam audit siklus pengganjian dan

personalia?

3. Apa tujuan dari audit siklus pengganjian dan personalia?

4. Apa saja yang menjadi bahan pertimbangan struktur pengendalian intern?

5. Bagaimana menentukan resiko pengendalian dalam audit siklus pengganjian

(7)

6. Bagaimana pengujian pengendalian dalam audit siklus penggajian dan

personalia?

7. Bagaimana pengujian substantif dalam audit siklus penggajian dan personalia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui akun dan dokumen yang terkait dalam audit siklus penggajian dan

personalia.

2. Mengetahui fungsi audit siklus penggajian dan personalia.

3. Mengetahui tujuan audit siklus penggajian dan personalia.

4. Mengetahui pertimbangan struktur pengendalian audit siklus penggajian dan

personalia.

5. Mengetahui cara menentukan risiko pengendalian audit siklus penggajian dan

personalia.

6. Memahami tentang pengujian pengendalian audit siklus penggajian dan

personalia.

7. Memahami tentang pengujian substantif audit siklus penggajian dan

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

Siklus penggajian dan personalia (payroll and per sonnel cycle) melibatkan

pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Ketidaktepatan dalam

penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji laba

bersih yang material.

Perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya :

 Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian.

Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan

dan pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam

periode waktu yang singkat.

 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan daripada akun neraca terkait. Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan

potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi

selama tahun bersangkutan.

 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua perusahaan, bahkan perusahaan yang kecil sekalipun.

Keefektifan dari pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak

penggajian diatur oleh pemerintah. Adanya ketidakadilan dalam pembagian

gaji karyawan dapat menimbulkan masalah moral.

Audit penggajian menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian

(9)

2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk

mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah

dinyatakan secara wajar sesuai degan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima

umum.

Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia umunya dijelaskan

dengan akun T, yang menggambarkan cara informasi akuntansi mengalir melalui

berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia.

Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya digunakan

pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat

apabila karyawan telah benar-benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja

terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir

periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.

2.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen

dan Catatan Terkait

2.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Siklus penggajian dan personalia melibatkan perolehan jasa dari

karyawan yang konsisten dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang tepat

untuk jasa tersebut. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah.

Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening berikut:

1. Biaya gaji dan upah,

2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari

tua, dan sebagainya,

3. Biaya tenaga kerja langsung,

4. Utang gaji dan upah,

5. Pajak penghasilan karyawan,

6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang

(10)

Hubungan antar rekening tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(11)

Kolom ketiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus

penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan

antara fungsi bisnis, kelas transaksi, akun-akun, dan dokumen serta catatan.

1. Personalia dan kesempatan kerja

Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang

independen untuk mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi

kualifikasi. Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang

independen nagi verifikasi internal atas informasi upah.

 Catatan personalia

Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil,

tingkat pembayaran, pembayaran, pengurangan yang diotorisasi,

evaluasi kinerja, dan tanggal berhenti bekerja.

 Formulir otorisasi pengurangan

Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji,

termasuk jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan

dan program tabungan lainnya, obligasi tabungan, serta iuran serikat

pekerja.

 Formulir otorisasi tingkat pembayaran

Digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumbernya

adalah kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau otorisasi

dari dewan direksi.

2. Pencatatan waktu dan persiapan penggajian

Pencatatan waktu dan persiapan penggajian mempengaruhi secara

langsung beban penggajian setiap periode. Untuk mencegah salah saji

dalam empat aktivitas berikut, diperlukan penggajian yang memadai :

 Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

 Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan,

dan pembayaran bersih

 Penyiapan cek gaji

(12)

a. Kartu waktu

Dokumen yang mengindikasikan waktu per jam karyawan mulai dan

berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan.

b. Tiket waktu pekerjaan

Formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan

karyawan selama periode waktu tertentu.

c. File transaksi penggajian

File ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses

oleh sistem akuntansi selama suatu periode.

d. Jurnal atau daftar penggajian

Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya

mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor

dan bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akun atau

klasifikasi setiap transaksi.

e. File induk penggajian

File komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian

bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan

yang dibayar selaa tahun tersebut hingga tanggal saat ini.

3. Pembayaran Gaji

a. Cek gaji

Cek gaji ditulis dan kemudian diserahkan kepada karyawan sebagai

pertukaran atas jasa yang dilaksanakannya. Jumlah dalam cek

tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan

pemotongan lainnya.

b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian

Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi

semua akun kas termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan

dan kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian

terpisah di mana saldo bernilai kecil dipertahankan. Akun imprest

membatasi exposure klien terhadap kecurangan penggajian, serta

(13)

4. Penyiapan SPT Pajak penggajian dan pembayaran pajak

Sebagian besar sistem penggajian yang terkomputerisasi menyiapkan

SPT Pajak penggajian dengan menggunakan informasi tentang transaksi

penggajian dan file induk. Untuk mencegah salah saji dan kewajiban

pajak serta penalti yang potensial, individu yang kompeten harus

memverifikasi output secara independen.

a. Formulir W2

Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan

penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk pembayaran

kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan pemotongan jaminan

sosial.

b. SPT pajak penghasilan

Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian,

dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong

dan pajak perusahaan.

2.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Dokumen-dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam

prosedur penggajian antara lain sebagai berikut :

a. Catatan personalia (personel records)

Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat

pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja dan tanggal

berhenti bekerja.

b. Formulir Otorisasi (Personal Authorization)

Adalah surat keputusan yang berisi penempatan dan penugasan

seseorang karyawan dalam posisi dan jabatan tertentu

c. Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian

Merupakan hal yang penting dalam audit penggajian karena

mempengaruhi secara langsung beban penggajian dalam setiap periode.

Untuk mencegah salah saji dalam tepat aktivitas berikut diperlukan

(14)

• Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

• Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan pembayaran bersih

• Penyiapan cek gaji

• Penyiapan catatan gaji

d. Kartu waktu (time card)

Adalah dokumen yang mengidentifikasi waktu per jam karyawan mulai

dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawa. Kartu

waktu ini dapat berupa formulir kertas atau electronic, dan dapat

disiapkan secara otomatis oleh jam waktu atau pembaca kartu

identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan setiap minggu.

e. Tiket waktu pekerjaan (Time tickect)

Tiket waktu pekerjan adalah formulir yang menunjukkan pekerjaan

mana yang dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu. Formulir

ini hanya digunakan oleh seorang karyawan yang melakukan pekerjaan

berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda. Tiket waktu

pekerjan seringkali diakukan secara electronic dengan system pelaporan

waktu dan beban.

f. File transaksi penggajian

File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaksi

penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode,

seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun. File tersebut berisi

semua informasi yang dimasukkan kedalam sistem dan informasi tentang

setiap transaksi seperti nama karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal,

pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak dan

(15)

g. Jurnal atau data penggajian

Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya

mencantumkan nama karyawan, jumlah penggajian kotor dan bersih,

jumlsh pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi transaksi.

Transaksi yang sama dimasukkan kedalam jurnal atau daftar juga

diposting secara simultan kebuku besar umum dan ke file besar induk

penggajian.

h. File induk penggajian (payroll master file)

Adalah file komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi

penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah

karyawan yang dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini.

Catatan setiap karyawan mencantumkan pembayaran kotor selama setiap

periode penggajian, pengurangan dari pembayaran kotor, pembayaran

bersih, nomer cek, dan tanggal. File induk ini diperbaharui dari file

transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan dalam file induk

sama dengan saldo penggajian kotor dalam berbagai akun buku besar

umum

i. Cek gaji.

Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai

pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya. Jumlah cek tersebut

merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan potongan lainnya.

Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi penyiapan penggajian, tetapi

tanda tangan yang diotorisasi telah membuat cek tersebut sebagai aktiva.

Setelah cek gaji dicairkan oleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu

dikembalikan ke perusahaan dari bank. Cek gaji seringkali disetorkan

(16)

j. Rekonsiliasi rekening bank penggajian

Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua

akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan

kecurangan. Akun penggajian impress (imprest payroll account) adalah

akun penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan.

Jumlah setiap gaji bersih yang ditransfer berdasarkan cek atau transfer

dana elektronik dari akun umum ke akun impress segera sebelum

distribusi penggajian

k. Formulir W2

Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan

penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk pembayaran

kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan pemotongan jaminan sosial.

l. SPT pajak penghasilan

Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian, dan

federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan pajak

perusahaan.

2.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian Personalia

Fungsi personalia melibatkan aktivitas bagian-bagian lain yang

berkaitan dengan pemberian kompensasi kepada sesorang karyawan

perusahaan. Kerjasama diantara berbagai bagian tersebut menunjukkan

fungsi tertentu yang antara lain :

1. Fungsi penerimaan karyawan baru (Hiring Employees)

Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya

seseorang diterima sebagai karyawan baru perusahaan.

2. Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah (Authorizing Payroll

Changes)

Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor (pengawas)

karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat mengusulkan perubahan

(17)

3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja (Pr eparing Attendance

dan Time Keeping Data)

Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara

langsung mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.

4. Fungsi pelaksana gaji dan upah (Preparing the Payr oll)

Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada

sistem komputer). Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan

untuk menentukan (menghitung) gaji dan upah yang didukung dengan

voucher gaji dan upah.

5. Fungsi pencatat gaji upah (Recording the Payroll)

Fungsi ini dipegang oleh bagian accounting. Pengendalian yang

dilakukan oleh fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji dan upah berdasar

salinan cek gaji dan upah yang disukung dengan voucher gaji dan upah.

6. Fungsi pembayar gaji dan upah (Paying the Payroll)

Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor

memegang kopi register voucher dan cek gaji dan upah. Personel

bendahara karyawan kantor kemudian mengecek kesesuaian nama dan

jumlah cek dengan voucher register. Apabila sesuai, maka karyawan

yang berwenang menandatangani cek dan menyerahkan cek pada

karyawan yang berhak.

7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan (Filling

Payroll Tax Return)

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan,

(18)

2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan

keuangan.

1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian

Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada

apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan,

bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal

neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi

gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan tidak ada transaksi

pembayaran gaji dan upah fiktif.

2. Asersi Kelengkapan

Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang

semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan

disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran

gaji dan upah yang belum tercatat.

3. Asersi Hak dan Kewajiban

Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan

mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak

penghasilan karyawan.

4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti

mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang

gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan

keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo

tersebut diperoleh melalui penilaian dan pengalokasian sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan

Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu

menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah

(19)

2.4 Program Audit

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan

upah dibedakan atas prosedur:

1. Pengujian Pengendalian

a. Pengujuan pengendalian biaya gaji dan upah

Langkah-langkahnya:

1. Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan

memeriksa ketepatan perhitungan matematis.

2. Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja

terkait.

3. Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji.

4. Himpun arsip personalianya, kemudian :

- Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut

- Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan

personalia dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan

waktu dan hitung penerimaan kotornya

- Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan

posting-nya

5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh

(20)

b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah

Langkah-langkahnya:

1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled.

2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji dan

upah.

3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan

dalam catatan personalia.

4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung.

5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh

melaui keempat langkah diatas.

2. Pengujian Substantif

a. Program audit awal

1. Buat top schedule.

2. Minta rincian biaya gaji, upah dan rekening terkait.

3. Lakukan tes matematis.

4. Cocokkan.

b. Prosedur analitis

1. Bandingkan saldo gaji, upah dan rekening terkait dengan saldo tahun

sebelumnya.

2. Bandingkan saldo dan anggaran.

3. Hitung rasio.

c. Detail transaksi

1. Telusuri nama dan tarif gaji dan upah untuk dasar pencatatannya.

2. Telusuri waktu yang tampak pada kartu hadir dan pulang serta laporan

yang ditandatangani mandor.

3. Tentukan dasar pengurangan dan penggajian dan bandingkan dengan

catatan pengurangan yang telah diotorisasi.

4. Bandingkan total gaji dan upah dan rekening terkait dari data yang

dibuat.

5. Adakan observasi pengadaan mesin absensi dan kartu absensi yang

(21)

d. Detail Saldo

1. Buat ringkasan daftar kompensasi staff atau pimpinan dan telusuri ke

kontrolnya.

2. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan dan tes perhitungan

PPh apakah sesuai Undang-Undang.

3. Bandingkan total biaya gaji, upah dan rekening terkait dalam laporan

Laba Rugi dan SPT.

4. Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dan upah dengan catatan

personal.

5. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji dan upah.

e. Penyajian dan Pengungkapan

1. Periksa penyajian dan pengungkapan dalam neraca dan Laporan laba

Rugi apakah sudah tepat.

2.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern

transaksi gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian,

yaitu:

- Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan

industrial atau personalia,

- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan

anggaran serta perhitungan varians,

- Adanya internal auditor,

(22)

2. Penaksiran Risiko

Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan

risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan

pengendalian di atas.

3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam

menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama

kali diterapkan dalam komputerisasi.

4. Pemantauan

Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus

personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya

informasi mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat dengan

proses penentuan tunjangan untuknya.

2.6 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian

dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang

berkaitan dengan:

1. Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup review atas kinerja

sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan

pengupahan periode sebelumnya.

2. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis

ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum

ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan

pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian

aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk

masing-masing transaksi tersebut.

3. Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak

seharusnya dan biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus

(23)

4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk

memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan

transaksi penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva

yang dikelola dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan

orang untuk berbuat curang.

2.7 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

1. Review Pendahuluan

Dalam review pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum

mengenai lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi

gaji serta pencatatan semua sistem akuntansinya.

2. Dokumentasi Sistem

Auditor dapat menggunakan flowchart atau kuesioner untuk

mendokumentasikan pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif

pelaksanaan pembayaran gaji dan upah bagi karyawan perusahaan.

3. Menganalisa Alur Transaksi

Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan klien,

auditor dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan

melakukan tracing terhadapnya.

2.8 Penentuan Risiko Pengendalian

Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji

potensial, pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan

risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat

disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor

perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko

understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga

kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari

(24)

Risiko overstatement meliputi:

1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,

2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,

3. Pembayaran melebihi tarif.

Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau

keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan

pengalokasian.

Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat

mencegah dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna

adalah vouching. Auditor pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian

dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Disamping

itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan upah. Dalam hal ini auditor dapat

mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan pembayaran gaji dan upah.

2.9 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian

Substantif Atas Transaksi

Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan

terkendali dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan

dan ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian.

Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan

program penggajian di komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap

perubahan schedule pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa

penggajian dari luar untuk memroses penggajian. Biasanya tidak sulit bagi

perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan

(25)

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan

bagian paling penting dalam menguji penggajian, namun hal ini tidak bersifat

ekstensif. Banyak auditor menghadapi resiko salah saji material yang rendah,

walaupun penggajian seringkali menjadi bagian yang signifikan dari total beban.

Ada tiga alasan untuk hal ini :

 Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen

jika mereka dibayar terlalu rendah.

Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.

 Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan

federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak

(26)

Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas, pengendalian

internal, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi bagi setiap

tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, kita harus mengenal hal – hal berikut:

 Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena itu, auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan

kelemahan yang material untuk setiap organisasi.

 Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian

risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.

 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan

luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang

keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya.

 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan

digabungkan jika memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman

mungkin, dengan menggunakan program audit format kinerja.

Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai

risiko pengendalian:

1. Pemisahan tugas yang memadai

Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan

personalia, terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran

kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus tetap

independen dari departemen sumber daya manusia, yang mengendalikan

aktivitas penggajian kunci, seperti menghapus atau menambahkan karyawan.

Pemprosesan penggajian harus terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah

(27)

2. Otorisasi yang tepat

Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh mengotorisasi untuk

menambah dan menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah

tingkat upah serta potongan. Jumlah jam kerja setiap karyawan, terutama

lembur, harus diotorisasi oleh bagian personalia. Persetujuan dapat dibubuhkan

pada semua kartu waktu atau dilakukan atas dasar pengecualian hanya untuk

jam lembur saja.

3. Dokumen dan Catatan yang memadai

Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem penggajian.

Kartu waktu dan catatan diperlukan untuk karyawan per jam atau paruh-waktu.

Untuk karyawan yang dibayar berdasarkan tingkat potongan atau sistem

intensif lainnya, diperlukan catatan yang berbeda. Bagi banyak perusahaan,

catatan waktu harus memadai untuk mengakumulasi biaya penggajian menurut

pekerjaan atau penugasan.

4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan

Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus

ditandatangani oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian harus

didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan

pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak diklaim atau dicairkan harus

dikembalikan untuk disetor ulang. Jika cek ditandatangani oleh mesin tanda

tangan, akses ke mesin tersebut harus dibatasi.

5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja

Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen, termasuk

perbandingan total batch dengan laporan ikhtisar. Anggota manajemen atau

karyawan lain yang bertanggung jawab harus mereview output penggajian

(28)

6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian

Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus

mereview pengisian dari setidaknya salah satu jenis formulir pajak penggajian

yang merupakan tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang

belum dibayar, denda, dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan

formulir pajak secara benar.

7. Pengujian atas Karyawan yang Tidak Ada

Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja lagi untuk

perusahaan (karyawan yang tidak ada) sering kali diakibatkan oleh masih

dibayarnya cek karyawan padahal dia sudah berhenti bekerja. Contoh orang

yang melakukan jenis penggelapan ini adalah mandor atau rekan karyawan.

Untuk mendeteksi penggelapan, auditor dapat membandingkan nama pada cek

yang dibatalkan dengan kartu waktu dan catatan lainnya untuk mengetahui

tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor

dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal penggajian ke departemen

sumber daya manusia untuk menentukan apakah karyawan telah benar-benar

bekerja selama periode penggajian.

8. Pengujian atas Kecurangan Waktu

Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan waktu yang

lebih banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang

tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu.

Salah satu prosedurnya adalah merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut

catatan penggajian dengan catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi

biasanya jauh lebih mudah bagi klien untuk mencegah jenis penipuan ini

dengan pengendalian yang memadai ketimbang bagi auditor untuk

(29)
(30)

2.10 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo

Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian

saldo setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan

pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi serta menilai

kemungkinan salah saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan

personalia.

Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk

kewajiban penggajian adalah sebagai berikut :

 Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban penggajian.

Resiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak

mungkin terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi, resiko bisnis

klien itu mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks,

yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi

yang ditangguhkan lainnya.

 Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk akun kewajiban penggajian.

Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren berupa

kecurangan penggajian. Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan

pentingnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini

juga berlaku bagi perusahaan manufaktur yang secara signifikan

membebankan tenaga kerjanya ke persediaan, yang berpotensi menimbulkan

misklasifikasi antara beban penggajian dan persediaan atau di antara kategori

persediaan.

Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan personalia.

 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian

substantif atas transaksi untuk siklus penggajian dan personalia.

 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban

(31)

Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus penggajian

dan personalia seperti pada setiap siklus lainnya.

PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG

MUNGKIN

Membandingkan saldo akun

beban penggajian dengan tahun –

tahun sebelumnya (disesuaikan

dengan kenaikan tingkat upah dan

kenaikan volume)

Salah saji akun beban

penggajian

Membandingkan tenaga kerja

langsung sebagai persentase dari

penjualan dengan tahun – tahun

sebelumnya

Salah saji tenaga kerja langsung

(32)

Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca serta

laporan laba rugi dalam siklus penggajian dan personalia :

 Merancang pengujian atas rincian saldo akun kewajiban penggajian untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering kali

disebut sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses), biasanya

bersifat langsung jika pengendalian internal telah beroperasi secara efektif.

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji

kewajiban penggajian adalah :

a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar

(Keakuratan).

b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada

periode yang benar (Pisah Batas). Membandingkan beban komisi

sebagai persentase dari penjualan

dengan tahun – tahun

sebelumnya

Salah saji beban komisi dan

kewajiban komisi

Membandingkan beban pajak

penggajian sebagai persentase

dari gaji dan upah dengan tahun –

tahun sebelumnya (disesuaikan

dengan perubahan tarif pajak

Salah saji beban pajak

penggajian dan kewajiban pajak

penggajian

Membandingkan akun pajak

penggajian akrual dengan tahun –

tahun sebelumnya

Salah saji pajak penggajian

akrual dan beban pajak

(33)

Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa

tidak ada kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa

akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia :

1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan

Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah

dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian,

formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan

pengeluaran kas periode selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah

beroperasi secara efektif, pisah batas dan keakuratan dapat dengan mudah

diuji pada saat yang bersamaan dengan prosedur tersebut.

2. Gaji dan Upah Akrual

Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah

yang telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga

periode selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan

upah akrual tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti

secara konsisten dari tahun ke tahun.

Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan

upah dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya,

prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah

menghitung ulang akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari setiap

signifikansi saldo adalah kelalaian untuk memasukkan jumlah hari yang

tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.

3. Komisi Akrual

Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah

akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini

umumnya lebih sulit diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki

beberapa jenis perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan

(34)

Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu

dilakukan adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian

menguji perhitungannya berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus

membandingkan metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun –

tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.

4. Bonus Akrual

Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada

para pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga

kelalaian untuk mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material.

Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan

membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat

dewan direksi.

5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya

Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan

tahun sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika

mengevaluasi kewajaran jumlahnya.

Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama

kali, baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan

perusahaan ini harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi

kompensasi.

6. Pajak Penggajian Akrual

Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian

serta federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak

yang disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang

(35)

7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban

Disini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor,

gaji dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung.

Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit

terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selain

prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas

transaksi, dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas.

Pengujian tambahan yang ekstensif hanya akan diperlukan apabila auditor

mengungkapkan defisiensi yang signifikan atau kelemahan yang material

dalam pengendalian internal, salah saji yang signifikan dalam pengujian

kewajiban, atau varians utama yang belum dijelaskan dalam prosedur

analitis.

8. Kompensasi Pejabat

Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan

jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya

harus dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan

federal. Verifikasi kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa

individu mungkin saja mampu membayar dirinya sendiri lebih besar dari

jumlah yang diotorisasi. Pengujian audit yang biasa adalah untuk

memperoleh gaji setiap pejabat yang diotorisasi dari risalah rapat dewan

direksi dan membandingkannya dengan catatan pendapatan yang

berhubungan.

9. Komisi

Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi

untuk setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori

tersebut. Jika informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu

untuk menguji pembayaran komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga

(36)

10. Beban Pajak Penggajian

Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula

mula merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian

dengan total penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian

kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai

dengan penggajian yang dikenakan pajak.

Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya

dan biasanya tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits

mengindikasikan bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan

melalui prosedur lainnya.

11. Total Penggajian

Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian

adalah rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum dengan

SPT pajak penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian tersebut

adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian dibebankan ke

akun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat dalam jurnal

penggajian.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan

cara yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut

dalam sebagian besar audit.

12. Tenaga Kerja Kontrak

Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan

kontrak dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang

dibayarkan ke organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah

dengan kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dan

(37)

13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan

Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan

personalia tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang

kompleksi seperti opsi saham dan rencana kompensasi pejabat eksekutif

lainnya mungkin memerlukan pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat

menggabungkan prosedur audit yang berhubungan dengan keempat tujuan

penyajian dan pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo untuk

akun kewajiban dan beban.

d. Perekrutan tenaga kerja

diotorisasi.

komputer yang diterima

(38)

Transaksi

a. Cek diotorisasi sebelum

dikeluarkan.

a. Perhitungan dan jumlah

telah diverifikasi secara

internal.

b. Total batch dibandingkan

dengan laporan ikhtisar

(39)

d. Pemotongan, termasuk

jumlah untuk asuransi

dan tabungan penggajian,

telah diotorisasi secara

layak.

otorisasi dalam file

personalia.

telah diverifikasi secara

internal.

b. Total file induk

penggajian telah di

bandingkan dengan total

buku besar umum.

b. Klasifikasi akun telah

diverifikasi secara

(40)

pekerjaan untuk

tercatat dalam jurnal

penggajian dengan

tanggal pada cek yang

dibatalkan dan kartu

waktu.

2.11 Menjelaskan dan Menilai Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit

Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar,

maka rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi. Risiko

bawaan asersi penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena adanya

kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume,

perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun

jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang

berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.

Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi

gaji dan upah. Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko

(41)

Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor.

Kecurangan semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang dimasukkan dalam

daftar gaji, dan kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun klasifikasi

daftar gaji. Ini berarti ada karyawan yang dihitung dengan tarif yang lebih tinggi.

Disamping adanya kecurangan tersebut, akuntan harus memperhatikan ketelitian

perhitungan sejak penhitungan waktu hadir, insentif sampai dengan pembuatan

daftar gaji dan pembuatan slip gaji.

Berbagai aspek resiko diatas akan mempengaruhi strategi audit siklus

penggajian dan personalia, oleh karena itu hal hal yang harus dipertimbangkan

adalah :

a. Resiko audit yang utama timbul dari pemrosesan transaksi penggajian

b. Perusahaan pada umumnya memperluas cakupan pengendalian intern untuk

transaksi penggajian

c. Saldo hutang gaji pada akhir tahun kadang kala tidak material.

Teknis audit yang disarankan:

1. Verifikasi kecermatan penyajian berbagai saldo, daftar dan buku pembantu

2. Terapkan prosedur analitikal

3. Lakukan inspeksi proses penghitungan daftar gaji dan hutang

4. Hitung kembali dan lakukan pengujian terhadap daftar gaji dan upah

(42)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan

dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji,

upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai

bentuk tunjangan karyawan.

Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan

keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi

penilaian dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.

Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia

mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah

misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah

produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji

berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji

akhir tahun sering tidak material.

Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan

pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.

Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa

personalia meliputi: (1) Review pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3)

menganalisa alur transaksi, dan (4) indentifikasi pengendalian untuk memperoleh

keyakinan.

Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah

saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun

manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan

upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil

karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih

(43)

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan

upah dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan

pengujian pengendalian pendistribusian cek gaji.

Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah meliputi: prosedur analitis,

perhitungan kembali utang gaji dan upah yang dibebankan, verifikasi kompensasi

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S.Beasley. 2008. Auditing dan Jasa

Assurance Edisi 12-Jilid 2.Erlangga. Jakarta

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-personalia/ (Diakses pada 26 April 2018).

https://www.academia.edu/32176335/Pengauditan_Siklus_Jasa_Personalia.docx

Referensi

Dokumen terkait

Auditor melakukan pengujian subtantif sebagai berikut : prosedur audit awal,pengujian analitik,pengujian terhadap transaksi rincian yang berkaitan dengan piutang

Tujuan audit terhadap golongan transaksi pengeluaran kas mencermonkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selama periode yang diaudit, tujuan audit terhadap

Pemeriksaan dokumen yang mengandung transaksi pembeliaan dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca Pengujian terhdp saldo akun

Saldo akun yang terkait dalam siklus jasa personel adalah: utang gaji dan upah, utang pajak penghasilan karyawan,utang dana pensiun, utang bonus, dan utang komisi.. Prosedur analitik,

Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri dengan membayar karyawan tsb atas jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan pajak oleh pemerintah

Saldo ekuitas pemilik disajikan dan diungkapkan dengan semestinya, sebagaimanadidefinisikan oleh tujuan audit terkait – saldo untuk akun ekuitas pemilik (hak  ke!ajiban dannilai

 Untuk jenis salah saji potensial yang berkaitan dengan setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, rancanglah pengujian substantif yang tepat.. Pengujian

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara