• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DUA SAMPEL Makalah ini disusun untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI DUA SAMPEL Makalah ini disusun untuk"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah

UJI DUA SAMPEL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing: Abdul Aziz, M.Si

Oleh :

Rosy Aliviana (08610010)

Yayuk nurkotimah (08610011)

Dewi kurniasih (08610016)

Emilda Fahrun Nisa’ (08610029)

Lailin Nurul Hidayah (08610036)

Aslihatut Dian (08610039)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALIKI MALANG

(2)

2

Uji Dua Sampel

Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam suatu penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang akan digunakan tergantung pada interaksi dua hal, yaitu macam data yang akan dianalisis dan bentuk

hipotesisnya (untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 1)1. Bentuk hipotesis ada tiga macam,

yaitu:

1. hipotesis deskriptif

2. hipotesis komparatif

3. hipotesis asosiatif

Pada hipotesis komparatif ada dua macam yaitu komparatif dua sampel dan lebih dari dua sample.Untuk masing-masing hipotesis komparatif dibagi menjadi dua yaitu sampel related (berpasangan) dan sampel yang independen. Contoh sampel yang berpasangan adalah sampel yang diberi pretest dan postest, atau sampel yang digunakan dalam penelitian eksperimen sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi, antara sampel yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan adalah sampel related (yang saling berhubungan). Sedangkan contoh sampel yang independen adalah membandingkan antara prestasi kerja pegawai pria dan wanita.

TABEL 1 PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN

NONPARAMETRIS UNTUK MENGUJI HIPOTESIS

Macam

(lebih dari dua sampel) Asosiatif

(hubungan)

Related Independen Related Independen

Nominal

Median Test Friedman Two-Way

1

(3)

3

statistik parametris

Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini dapat berarti menguji kemampuan dari hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel. Bila H0 dalam pengujian diterima berarti nilai perbandingan dua sampel maka dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel tersebut diambil.

Statistik nonparametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan ordinal. Berikut ini adalah statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Sampel-sampel yang berkorelasi biasanya terdapat pada rancangan penelitian eksperimen . Adapun teknik statistik non parametrik yang dapat digunakan:

1. Mc Nemar Test

Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk niminal atau diskrit. Rancangan penilaian biasanya berbentuk “ before after “. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan

(4)

4

Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data perlu disusun ke dalam table segi empat ABCD seperti berikut :

Sebelum

Sesudah

- 0

+ A B

- C D

Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menadai jawaban yang berbeda, jadi tidak harus bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang menunjukan perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam sel A dan D. seseorang dicatat dalam cel A jika berubah dari tambah ke kurang, dan dicatat dalam cel D jika jika ia berubah dari kurang ke tambah. Jika tidak terjadi perubahan yang di observasi yang berbentuk tambah dia di catat di sel B, dan di catat di cel C bila tidak terjadi perubahan yang di observasi yang berbentuk kurang.

A + D adalah jumlah total yang berubah, dan B dan C yang tidak berubah.

Ho = ½ ( A + D ) berubah dalam suatu arah, dan merupakaxn frekuensi yang diharapkan di

bawah Ho pada kedua buah sel yaitu A dan D.

Test Mc Nemer berdistribusi Chi Kuadrat (x2), oleh karena itu rumus yang digunakan

untuk pengujian hipotesis adalah rumus chi kuadrat. Persamaan dasarnya ditunjukkan sebagai berikut :

Dimana :

fo = banyak frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke i

(5)

5 2. Sign Test (Uji Tanda)

Fungsi the the sign test, dalam rancangan eksperimen adalah untuk menilai efek suatu variabel eksperimen atau perlakuan dalam ekspereriment (treatment) bila terdapat keadaan tertentu. Keadaan atau kondisi tersebut menurut John W. Best, adalah :

a. Jika penilaian atas efek variabel atau perlakuan eksperimen tidak dapat diukur, tetapi

hanya dapat dinilai dengan sistem juri dalam bentuk performansi baik atau jelek, superior atau inteferior dsb.

b. Jika anggota-anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri dari 10

pasangan atau lebih, yang di pasangkan atas dasar IQ; bakat, saudara kembar atau dasar-dasar pemasangan lainya. Subjek bisa jadi dipasangkan dengan sendirinya, menurut pola pre-observasi dan post-obserasi. Pada`suatu ketika, mereka bertindak sebagai kelompok kontrol (yakni pada saat per-observasi), dan pada sat yang lain

menjadi kelompok eksperimen (yakni pada saat eksperimen).2

The sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Tehnik ini dinamakan the sign test ( uji test ) karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negative dari perbedaan antara pasangan pengamatan. Bukan didasarkan pada perbedaanya. Uji tanda dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari variabel treatment tidak dapat diukur, melainkan hanya dapat diberikan tanda positif dan negative saja.3

Perlu diingat dalam penggunaan formulasi the the sign test, adalah bahwa tehnik ini sangat tepat digunakan untuk menganalisa perbedaan antara sample-sample terikat, bukan sample bebas (dependen), disamping perlu juga dipahami, bahwa tes ini tidak menunjukan besarnya perbedaan, akan tetapi hanya menilai arah superior atau interior.

Rumusnya adalah :

.

2

Bambang Soepono, Statistik Terapan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),hal 195-196.

3

(6)

6 Keterangan :

N = jumlah pasangan eksperimen dan kontrol

O = jumlah tanpa plus atau minus yang dikehendaki peneliti

Catatan; jika O lebih kecil dari harga digunakan .

jika O lebih besar dari harga digunakan .

3. Wilcoxon Match Pairs Test

Wilcoxon test merupakan pengembangan dari the sign test, ketelitian hasil analisis wilcoxon test dibandingkan the sign test, adalah tidak hanya dapat menunjukkan perbedaan

antara kelompok-kelompok yang dibandingkan4. Uji wilcoxon ini merupakan

penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda besarnya selisih angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal

(berjenjang)5. Uji ini memberikan yang lebih besar kepada pasangan yang menunjukkan

perbedaan yang kecil. Uji ini sering sangat berguna untuk menguji tingkah laku, karena

diantaranya dapat menunjukkan6:

¾ Anggota manakah dalam satu pasangan yang “yang lebih besar”, yaitu yang

menyatakan tanda perbedaan amatan dalam setiap pasangan .

¾ Memuat rang perbedaan didalam urutan dengan memberikan harga absolutnya.

Artinya uji ini dapat membuat penilaian tentang “ lebih besar dari” itu antara dua penampilan pada setiap pasangan, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang berbeda yang

timbul dari setiap dua pasangan dengan memberikan urutan rang7.

Berikut ini langkah-langkah perhitungan wilcoson test:

1. mencari besarnya d yang menunjukkan selisih skor antara pasangan-pasangan yang

diberi perlakuan eksperimen dan perlakuan control harus ada satu d untuk tiap pasangan skor

4

Bambang Soepeno, 2002, statistik terapan, Jakarta : PT Rineka Cipta, hal : 198

5

Sugiyono dan Eri Wibowo, 2004, Statistik untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, hal : 108

6

Furqon, 2008, statistika terapan untuk penelitian, Bandung : Alfabeta, hal : 243

7

(7)

7

2. jenjang atau rangking d tanpa mengindahkan tandanya [(+) atau minus (-)], dengan

memberikan jenjang kesatu untuk selisih terkecil, jenjang kedua untuk selisih terkecil berikutnya, dan seterusnya, jumlah jenjang harus sama dengan jumlah pasangan.

3. untuk tiap jenjang diberi tanda perbedaan plus (+) atau minus (-)

4. jumlahkan jenjang untuk perbedaan plus, dan jumlahkan jenjang untuk perbedaan

minus. Jika jumlah jenjang plus sama dengan jumlah jumlah jenjang minus, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok. Yang perlu diperhatikan adalah, jika skor-skor suatu pasangan tertentu ternyata sama, maka pasangan itu dibuang, atau tidak dipakai dasar perhitungan. Mungkin akan ditemui dua atau lebih perbedaan ternyata menempati jenjang yang sama, maka jenjang itu dicari rata-ratanya

Dalam formulalsi rumus wilcoxon test terdapat tanda T ini adalah tanda untuk jumlah

rangking yang berkonotasi + atau - yang paling sedikit (minoritas). Adapun formulasi rumusannya adalah sebagai berikut:

Z

=

Keterangan :

N = jumlah pasangan yang dijenjangkan

T = jumlah jenjang minoritas yang tandanya sama

Uji wilcoxon dibagi menjadi dua yaitu8:

™ Uji wilcoxon satu sisi

Tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk pengujian ini yaitu:

8

(8)

8

1. Hipotesis

Karena uji ini merupakan cara lain dari uji tanda yang mempertimbangkan unsur perbedaan antar pasangannya, maka bentuk hepotesis statistknya berbeda. Uji statistik satu sisi-kiri bentuk hepotesis statistiknya adalah:

: - = 0

: - < 0

Dan uji statistik satu satu sisi-kanan bentuk hipotesis statistiknya adalah:

: - = 0

: - > 0 2. Statistik uji

Statistik uji yang digunakan adalah statistik atau . Untuk mencari besarnya

harga atau , langkah-langkah perhitungannya adalah: pertama, setiap nilai

sampel kurangi dengan , buang selisih yang sama dengan nol, yaitu = .

Selisih yang diperoleh di rang tanpa menghiraukan tandanya (diberikan harga mutlak). Rang 1 diberikan pada selisih terkecil (yaitu tanpa tanda) dan berada pada urutan pertama, rang 2 pada yang terkecil berikutnya sebagai urutan kedua, dan seterusnya. Jika terdapat dua atau lebih hasil selisih nilai mutlaknya sama, masing-masing diberi rang sama dengan rata-rata rang seandainya nilai itu berbeda. Harga

statistik uji diperoleh dengan cara menjumlahkan bilangan rang yang sebelumnya

merupakan harga hasil selisish yang bertanda positif sebagai hitung atau

untuk uji statistik satu sisi-kiri.

3. Daerah penolakan

Tolak hipotesis nol hanya jika w lebih kecil dari atau sama dengan atau

w< untuk uji statistik satu sisi-kiri dengan taraf signifikasi yang ditentukan sebelumnya.sedangkan dengan uji statistik satu sisi-kanan, tolak hipotesis nol

hanya jika dua sisi lebih besar dari atau w< dengan taraf signifikasi

ditentukan sebelumnya.

™ Uji wilcoxon dua sisi

Prosedur yang dilakukan untuk uji wilcoxon dua sisi tidaklah berbeda juah dari uji statistik satu sisi dengan tahap-tahap seperti berikut:

a. Hipotesis

Bentuk hipotesis statistik untuk uji statistik dua sisi adalah

(9)

9

: - 0

b. Statistik uji

Statistik uji yang digunakan adalah statistik w sebagai w hitung. Untuk

mencari besarnya harga w adalah dengan mengambil harga yang terkecil dari

atau . Sementara itu harga atau diperoleh dengan cara yang

sama seperti pada uji statistik satu sisi.

c. Daerah penolakan

Hipotesis nol , - = 0 dapat ditolak dan menerima tandingannya

- 0, hanya jika dan . Cukup kecil, dengan kata lain w juga

cukup kecil. Sederhananya tolak jika w< dengan taraf signifikasi

yang ditentukan sebelumnya.

Contoh wilcoxon test :

Suatu penelitian, hendak mengetahui ada atau tidaknya perbedaan informasi 13 pasangan anak berdasarkan tingkat kecerdasannya (IQ), pasangan tersebut dipisahkan, yang satu diberi latihan dengan metode A dan yang satunya lagi diberikan latihan dengan menggunakan metode B, setelah latihan selesai kedua pasangan tersebut beri tes keterampilan9.

= tidak ada perbedaan keterampilan kedua pasangan sampel pada tingkat signifikasi 0,05

= ada perbedaan keterampilan kedua pasangan sampel pada tingkat signifikasi 0,05

Ket:

= hipotesis nihil atau hipotesis nol

= hipotesis alternatif

Berikut ini tabelnya:

9

(10)

10

Data hasil tes keterampilan anak yang ber-IQ sama yang dilatih dengan metode A dan metode B

Dari tabel diatas, ternyata ada pasngan yang memiliki skor keterampilan sama, yaitu

Pasangan H dengan skor 87, oleh karenanya pasangan ini dibuang tidak dimasukkan dalam perhitungan . sehingga jumlah pasangan (N) tinggal 12. Sedangkan jumlah jenjang minoritas (T) yang memilki tanda sama (-) yaitu jenjang 2 dan jenjang 7, sehingga T = 2+7 = 9, selanjutnya dilakukan analisis tes wilcoxon, sebagai berikut:

Z =

Z = /

/

Z =

(11)

11 Z =

.

Z = -2.35

Tes signifikasi tes wilcoxon menggunakan harga kritik Z, untuk tes dua ekor pada

tingkat signifikasi 0.05 atau pada taraf kepercayaan 95%, diperoleh harga Z kritik sebesar

-1.96. Jika harga kritik ini dibandingkan dengan harga Z perhitungan (-2.35), ternyata harga

Z perhitungan jauh lebih besar daripada harga kritiknya, oleh karenanya hipotesis nihil yang

diajukan ditolak pada taraf signifikasi 0.05%. sehingga dengan demikian hipotesis alternatifnya diterima, dan peneliti dalam hal ini dapat membuat kesimpulan, bahwa ada perbedaan tingkat keterampilan secara signifikan, antara pasangan anak yang mempunyai IQ sama, setelah dilatih dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu metode A dan metode B, atau dengan artian lain, bahwa metode pelatihan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat keterampilan anak.

Menguji hipotesis dua sampel independen adalah menguji kemampuan generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi. Pada penelitian survey, biasanya sampel-sampel yang digunakan adalah sampel-sampel independen. Sebagai contohnya adalah perbandingan penghasilan petani dan nelayan, disiplin kerja pegawai negeri dan swasta.

Statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen (tidak berkorelasi) antara lain:

1. Chi Kuadrat (x2) dua sampel

Chi kuadrat adalah teknik analisis statistic untuk mengetahui signifikasi perbedaan antara proporsi ( dan atau probabilitas) subjek atau objek penelitian yang datanya telah terkatagorikan. Dasar pijakan analisis dengan chi kuadrat adalah jumlah frekuensi yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Guilford dan further : 1978,193. Sebagai berikut :

“ chi square is used with data in the form of frequencies, or data that can be readily transformed into frequencies. This includes proportions and probabilities……”

(12)

12

kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom). Berikut ini adalah contoh penggunaan tabel

kontingensi untuk menghitung harga chi kuadrat karena lebih mudah.10

Sampel

Frekuensi pada

Jumlah Sampel

Obyek I Obyek II

Sampel A A B A + B

Sampel B C D C + D

Jumlah A + C B + D N

N= jumlah sampel

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah:11

| |

Ada beberapa persyaratan dalam penggunaan teknik analisis chi kuadrat yang harus dipenuhi, disamping berpijak pada frekuensi data kategoris yang terpisah secara mutual excluve, persyaratan lain adalah sebagai berikut, (Bambang Soepeno,2007:102) :

1. Frekuensi tidak boleh kurang dari 5. Jika ini terjadi harus dikoreksi dengan Yetes

Corrections.

2. Jumlah frekuensi hasil observasi (f0) dan frekuensi yang diharapkan (f0) harap sama.

3. Dalam fungsinya sebagai pengetesan hipotesis mengenai korelasi antar variabel, chi

kuadrat hanya dapat dipakai untuk mengetahu ada atau tidaknya korelasi, bukan besar kecilnya korelasi

Fungsi statistic sebagai alat analisis data dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Chi kuadrat sebagia alat estimasi (perkiraan), yaitu mengestimasi apakah frekuensi

dalam sampel yang diobservasi berbeda secara signifikan terhadap frekuensi pada

populasinya. Frekuensi hasil observasi pada sampel penelitian diberi simbal f0,

10

Idem ma dewi hal 139

11

(13)

13

sedangkan frekuensi dari populasi yang diestimasi diberi symbol fe, jenis chi kuadrat

untuk mengestimasi ini, biasanya dipakai untuk sampel tunggal.

2. Chi kuadrat sebagai alat untuk uji sampel yang terpisah. Teknik analisis chi kuadrat

ini berfungsi sebagai alat pengetesan hipotesis penelitian, yaitu dengan membandingkan antara frekuensi yang diperoleh dari sampel lainnya dalam kategori-kategori tertentu. Oleh karena fungsinya sebagai alat pengetesan hipotesis f, tentang perbedaan frekuensi dua sampel, maka penggunaan teknik ini dipakai minimal ada dua kelompok sampai penelitian.

3. Chi kuadrat sebagai alat pengetesan hipotesis penelitian untuk menguji sampel yang

berhubungan (correlation sample). Pengertian sampel berhubungan disini adalah, satu sampel penelitian yang dikenai dengan dua macam perlakuan, yang selanjutnya dilihat perubahannya.

2. Fisher Exact Probability Test

Distibusi ini merupakan salah satu distribusi yang paling banyak digunakan dalam statistika terapan terutama dalam rancangan percobaan. Parameter F didefinisikan sebagai

nisbah dua peubah acak bebas, yang masing-masing dibagi dengan derajat bebasnya

sehingga dapat ditulis menjadi12:

F

=

/

/

Dimana U dan V merupakan peubah bebas yang masing-masing berdistribusi dengan

derajat bebas -1 dan -1.

Statistik F dari contoh yang masing-masing berukuran dan dihitung menurut rumus:

• Jika seragam dan dari kedua populasi diketahui:

F =

• Jika seragam dan dari kedua populasi tidak diketahui:

F =

12

(14)

14 3. Test Median (Median Test)

Test median digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berbentuk ordinal atau nominal. Pengujian didasarkan atas median dari

sampel yang diambil secara acak. Dengan demikian H0 yang akan diuji berbunyi: tidak

terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.

Pada test Fisher digunakan untuk sampel kecil dan test Chi Kuadrat untuk sampel

besar, maka pada test median ini digunakan untuk sampel antara Fisher dan Chi Kuadrat.13

Untuk menggunakan test median, maka pertama-pertama harus dihitung gabungan dua kelompok (median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi dua, dan dimasukkan ke dalam tabel berikut:14

Kelompok Kel.I Kel.II Jumlah

Di atas median

gabungan A B A + B

Di bawah median

gabungan C D C + D

Jumlah A + C = n1 B + D = n2 N = n1 + n2

Keterangan:

A= banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabungan = ½ n1

B= banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan = ½ n2

C= banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabungan = ½ n1

D= banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan = ½ n2

13

Prof. Dr. Sugiono,statistik untuk penelitian,bandung:cv alfabeta, 2007, cetakan ke 10, hal145

14

(15)

15 4. Mann-Whitney U-Test

Uji Mann-Whitney atau lebih dikenal dengan u-test. Uji ini dikembangkan oleh H.B Mann dan D.R. Whitney dalam tahun 1947. Uji Mann-Whitney ini digunakan sebagai alternatif lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak dijumpai. Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang sama. Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana persyaratan-persyaratan parametriknya tidk terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal.

Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil dimana n<20 dan U-test sampel besar bila n=/>20. Oleh karena pada sampel besar bila n=/>20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z pada tabel probabilitas normal. Sedangkan test signifikansi untuk sampel kecil digunakan harga kritik U . Adapun formula rumus Mann-Whitney Test, adalah sebagai berikut:

⁄ ∑

Keterangan:

= Jumlah kasus kelompok 1

= Jumlah kasus kelompok 2

∑ = Jumlah rangking dalam kelompok 1

∑ = Jumlah rangking dalam kelompok 2

a. Contoh perhitungan untuk sampel kecil

(16)

16

Analisis U-Test Tentang perbedaan Prestasi Belajar dari Metode A dan B

Prestasi Metode A

(X1)

Prestasi Metode B

(X2)

Rangking 1 (R1)

Rangking 2 (R2)

45 50 60 65 80

55 75 90 100

1 2 4 5 7

3 6 8 9

- -

Harga dan dapat dicari dengan prosedur sebagai berikut:

Jadi merupakan harga yang terkecil

Test signifikansi U-test untuk sampel kecil digunakan formula sebagai berikut:

(17)

17 Hipotesis Nihil ditolak

Untuk melihat harga kritik ini dilakukan dengan berdasar pada besarnya . Di

mana dan , dalam tabel kritik Runs Test, diperoleh harga 2 untuk taraf

signifikansi 5% dan 9 untuk taraf signifikansi 1%. Dengan mengkonsultasikan pada tabel kritik ini, maka harga U perhitungan lebih kecil untuk taraf signifikansi 1%, sehingga hipotesis nihil yang diajukan ditolak pada taraf signifikansi 1% dan diterima pada taraf signifikansi 5%.

Seandainya hipotesis nihil yang diajukan adalah:

“ Tidak ada perbedaan prestasi dari penggunaan metode mengajar A dan B”

Bilamana yang digunakan adalah taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 5%), maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah perbedaan prestasi dari penggunaan dua metode, yaitu metode A dan B adalah tidak signifikan.

b. Contoh perhitungan untuk sampel besar(n=/>20)

Pada kasus yang sama dengan contoh di atas, namun jumlah sampel dan variasi prestasinya tidak sama, peneliti mengajukan hipotesis nihil seperti contoh pada sampel kecil, sedangkan data yang dapat terkumpul tertabulasikan pada tabel berikut.

Analisis U-Test untuk Sampel Besar Tentang Perbedaan Prestasi dari Penggunaan Metode Mengajar A dan B

Prestasi Metode A (X1)

(18)

18

Perhitungan besarnya U adalah sebagai berikut:

.

. .

Test signifikansi untuk sampel besar , menggunakan harga kritik Z dengan formulasi rumusan sebagai berikut:

⁄ ⁄

** Untuk perhitungan harga Z, U yang digunakan bebas (tidak harus U yang harganya kecil).

. /

/ .

(19)

19

Karena harga Z=3.11 lebih besar dari harga kritik Z 1.96 untuk tes dua sisi untuk test signifikansi 5% maka hipotesis nihil yang diajukan ditolak, peneliti dapat membuat simpulan, bahwa perbedaan prestasi dengan menggunakan metode A dan metodeB, merupakan perbedaan yang signifikan.

5. Test Kolmogrov-Smirnov Dua Sampel

Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang tersusun pada tabel distributif frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval. Uji Kolmogorov Smirnov atau uji goodness of fit (kesesuaian) antara frekuensi yang hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang distribusi populasi dari suatu sampel. Kolmogorov Smirnov dapat digunakan untuk menentukan suatu distribusi sebaran suatu sampel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk membandingkan produktivitas operator mesin CNC (Computered Numerical Controlled) lulusan SMK mesin dan SMU IPA. Pengamatan dilakukan pada sampel yang dipilih secara random. Untuk lulusan SMK 10 orang dan juga untuk lulusan SMU 10 orang. Produktivitas kerja diukur dari tingkat kesalahan kerja selama 4 bulan. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut:

TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR MESIN CNC LULUSAN SMKDAN SMU DALAM %

No. Lulusan SMK Lulusan SMK

1

2

3

4

1,0

2,0

1,0

1,0

3,0

4,0

8,0

(20)

20

Untuk sampel yang besar n1 dan n2 lebih besar 40, pengujian signifikansinya dapat menggunakan rumus di atas. Dalam hal ini besarnya n1 tidak harus sama dengan n2. Jadi bisa berbeda. Di bawah ini akan ditunjukkan berbagai rumus untuk menguji signifikansi harga yang didasarkan pada tingkat kesalahan yangditetapkan. Misalkan kesalahan 5% (0.05) harga

D maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:15

,

6.Test Run Wald-Wolfowitz ¾ Definisi :

Run test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel). Data yang skala

pengukurannya ordinal dimana untuk mengukur urutan suatu kejadian. Pengujian dilakukan dengan

cara mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data

sampel.16

¾ Hipotesis :

Ho : p1 = p2 = 0,5

H1 : p1≠ p2≠ 0,5

Artinya run kelompok 1 sama dengan run kelompok 2. ¾ Uji Satistik :

fo – f h ² f h

15

Sugiyono hal 150-151

16

(21)

21 Dimana : f o = frekuensi yang diobservasi

f h = frekuensi yang diharapkan

¾ Kriteria Uji :

Ho ditolak jika : X ² hitung > X ² tabel

Ho diterima jika : X ² hitung ≤ X ² tabel

Pengujian H0 dilakukan dengan membandingkan jumlah run dalam observasi dengan nilai

yang ada pada tabel (harga r dalam test run), dengan tingkat signifikasi tertentu. Bila run observasi

berada diantara run kecil dan run besar, maka H0 diterima dan H1 ditolak.17

17

(22)

22 Kesimpulan

Dalam uji dua sempel terdapat tiga macam uji hipotesis yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, hipotesis asosiatif. Namun, dalam makalah ini akan membahas tentang hipotesis komparatif. Hipotesis ini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama sampel related (berpasangan) merupakan sampel yang diberi pretest dan posttest atau sampel yang digunakan dalam penelitian eksperiment sebagai kelompok control dan kelompok eksperiment.sampel ini meliputi, mc nemar, sign test dan wilcoxon test. Yang kedua sampel independen yang meliputi, fisher test, median test, mann-whitney u test, chi-square test, kolmogrov test, wald woldfwitz.

Berikut ini penjelasan dari sampel berpasangan dan sampel independen:

Jenis ujidua sampel Pengertian

Uji sampel berpasangan

1. Mc nemar

2. Sign test

3. Wilxocon test

• Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk niminal atau diskrit

• The sign test digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dua sampel berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal

• uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis

komperatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).

Uji sampel independen 1. Fisher test

2. Median test

• Distibusi ini merupakan salah satu distribusi yang

paling banyak digunakan dalam statistika terapan terutama dalam rancangan percobaan

• Test median digunakan untuk menguji signifikasi

(23)

23

3. Mann-whitney u

test

4. Chi-square test

5. Kolmogrov test

6. Run wald-

woldfwitz test

• Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi

perbedaan antara dua populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang sama.

• Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar

• Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang tersusun pada tabel distributif frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval

• Run test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif

(satu sampel). Data yang skala pengukurannya ordinal

dimana untuk mengukur urutan suatu kejadian. Pengujian

dilakukan dengan cara mengukur kerandoman populasi

yang didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data

Gambar

TABEL 1 PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN

Referensi

Dokumen terkait

Bagian dari statistika yang mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan

jarak lokasi yang jauh antara pengguna dengan perpustakaan (sumber informasi; dan 3) pengguna tidak tahu cara menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia. Dalam

Untuk mendekskripsikan serta mengkaji struktur upacara perkawinan pada penelitian ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1981:241), yang

Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Menyatakan definisi kualitas hasil pemeriksaan yaitu laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian

Tujuan utama diadakannya suatu ajang khusus adalah untuk memromosikan produk atau perusahaan agar lebih dikenal oleh khalayak sasaran dan tujuan ini akan lebih terlihat

Kedua sisi evaluasi siswa (positif dan negatif) terhadap kegiatan dan tugas-tugas belajar di program kelas akselerasi ini menjadi hal yang menarik untuk dipelajari

TAK terdiri dari empat jenis, yaitu: sosialisasi, orientasi rea lita, stimulasi persepsi, dan stimulasi sensori (Keliat,2005). Stuart and Sandeen menambahkan bahwa TAK

Robandi, “Desain Pitch Angle Controller Turbin Angin Dengan Permanent Magnetic Synchronous Generator (PMSG) Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA),” in