• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH MAKALAH CARA PEMBUATAN TEMPE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH MAKALAH CARA PEMBUATAN TEMPE (1)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

CONTOH MAKALAH CARA

PEMBUATAN TEMPE

Posted on 3 November 2011 by Sabab Jalal

BAB I

PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG

Tempemerupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh

masyarakat.Tempemerupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi

merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini

sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat

umum.

2.

TUJUAN

Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta dengan tujuan agar

pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai setelah diolah

menjaditempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatantempekedelai dengan baik dan

benar.

Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri,

karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan

lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang lain

kepada kita.

BAB II

PEMBAHASAN

1.

CARA PEMBUATAN TEMPE

1.

1. Cara Sederhana

Cara sederhana adalah cara pembuatantempeyang biasa dilakukan oleh para

(2)

Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai

dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus

lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh

para pengrajintempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan diberi larutempe, dicampur rata

kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam (Gambar 20).

Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakantempesebagai pengganti

daging. Akibatnya sekarangtempediproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya

diIndonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika

Serikat.

Teknik pembuatantempeini telah dikerjakan masyarakatIndonesiakhususnya bermula dari

masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya masih sangat

sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatantempe, tetapi yang

paling populer dan paling banyak dipergunakan adalahtempeberbahan dasar kedelai.

Untuk memperolehtempeyang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang

berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau

dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses

pembuatantempepada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamurtempe, yaitu Rhizopus

sp., pada biji kedelai.

Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang

hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya,

sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatumassayang kompak.Massakedelai inilah yang

selanjutnya disebut sebagaitempe.

Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat

menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji

kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus,

diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak

menunjukkan aktifitas yang nyata.

Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan

terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah

terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama

padatempeyang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau

amoniak. Adanya bau amoniak padatempemenunjukkan bahwatempetersebut mulai mengalami

pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipuntempetelah dimasak, sehingga dapat

menurunkan cita rasa konsumen.

Oleh karena itu, agar diperolehtempeyang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama

proses pembuatantempeperlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum)

yang akan digunakan.

(3)

Alat

8. Peralatan lain yang diperlukan

Bahan

1. Kacang kedelai

2.

Ragi tempe (inokulum RAPRIMA)

atau biakan murni Rhizopus sp.

3. Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

4.

2. Cara Kerja

1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian

dikeringkan.

2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci

hingga bersih.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air

dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).

4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan

menggunakan air bersih.

5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.

6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang

telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil

diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil

diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan

kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong

plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada

kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.

8. Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam

pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera

9. Proses fermentasi63256

10. kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh

permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Catatan:

1. Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan

kualitastempeyang dihasilkan.

(4)

1.

2. Cara Baru

Pada prinsipnya cara pembuatantempedengan cara baru sama dengan cara yang lama atau

tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada

cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh

sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan

menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.

Tempeyang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan

dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam

dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatantempeadalah sebagai berikut:

1. Oksigen

Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan

proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak

pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan

pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang

yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.

1. Uap air

Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena

setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.

1. Suhu

Kapangtempedapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh

baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan

tempat pemeraman perlu diperhatikan.

1. Keaktifan Laru

Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu pada

pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam

pembuatantempetidak mengalami kegagalan.

(5)

Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau larutempedapat dibedakan atas: inokulum

murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun perbedaannya

adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam laru tersebut.

Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempeadalah kapang jenis

Rhizopus oligosporus

, atau

kapang dari jenis

R. oryzae

. Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang

Rhizopus

oligosporus

, dapat dijumpai pula kultur murni

Klebsiella

. Selain bakteri

Klebsiella

, ada beberapa

jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya

adalah:

Bacillus

sp.,

Lactobacillus

sp.,

Pediococcus

sp.,

Streptococcus

sp., dan beberapa genus

bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri

Bacillus

sp padatempe merupakan

kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.

Pada tempeyang berbeda aslnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula

(Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada tempeMalangadalah

R.

oryzae

.,

R. oligosporus

.,

R. arrhizus

dan

Mucor rouxii

. Kapang tempe dari daerah Surakarta

adalah

R. oryzaei

dan

R. stolonifer

sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya

kapang

Mucor javanicus

.,

Trichosporon pullulans

.,

A. niger

dan

Fusarium

sp. Masing-masing

varietas dari kapang

Rhizopus

berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya

perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh

R. arrhizus

dan

R.

stolonifer

. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh

R. oligosporus

dan

R. oryzae

tetapi tidak

disintesa oleh

R. arrhizus

.

Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya.

Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi asan-asam

amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan

dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuktempeyang baik

berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjaditempeakan lebih mudah

dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi

bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga

akan hilang.

Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selama

proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam fermentasi, kadar

air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40 jam fermentasi akan

meningkat lagi menjadi 64% (Sudarmaji dan Markakis, 1977).

Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempeadalah berkurangnya kandungan

oligosakarida penyebab

flatulence

. Penurunan tersebut akan terus berlangsung sampai fermentasi

72 jam.

Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya

akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam (Murata et al., 1967). Kandungan

serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang

lebih dikenal dengan thiamin (Shurtleff dan Aoyagi).

(6)

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri

sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula

menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan

masukan kepasa pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

1. SARAN

Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya, bahwasanya kekayaan

alamIndonesiasangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian

gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas segala nikmat yang

telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian

ini sebagaimana mestinya.

Penyelesaian laporan hasil penelitian ini menjadi salah satu tugas dalam mata

pelajaran Biologi. Oleh karena itu, penyusun laporan hasil penelitian ini bertujuan

untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang beberapa hal

yang dibahas dalam makalah ini.

Ucapan terima kasih penulis diucapkan kepada guru pembimbing yang selalu

memberi banyak masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan

juga kepada teman teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,

meskipun namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis saatu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum terbilang dalam kata sempurna

karena, keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada

pembuatan makalah yang selanjutnya.

Akhirnya penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca terutama bagi penulis.

(8)

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUA ... ... 4

A.

Latar Belakang ... 4

B.

Rumusan Masalah ... 4

C.

Tujuan Penulisan ... 4

D.

Manfaat Penulisan ...

4

BAB II PEMBAHASAN ...

6

A.

Cara Pembuatan Tempe ... 6

B. Gambar Pembuatan Tempe ... 12

BAB III PENUTUP ... 18

A.

Kesimpulan ...

18

B.

Saran ...

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG

(9)

2.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan :

a.

Bagaimanakah peranan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan

tempe?

b.

Bagaimanakah proses pembuatan tempe?

3.

TUJUAN

Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta

dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam

kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara

pembuatan tempe kedelai dengan baik dan benar.

Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik

rumahan sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua

orang untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari

pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita.

4.

MANFAAT PENULISAN

penulisan laporaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik

secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, diharapkan dapat hasil penulisan

laporan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi teori bagi penulisan laporan

hasil penelitian yang lain yang sejenis dengan judul laporan hasil penelitian ini.

Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaat

sebagai berikut :

1)

Menjadi bahan masukan berbagai pihak dalam menganalisis peranan

mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe

(10)

BAB II

PEMBAHASAN

1.

CARA PEMBUATAN TEMPE

a.

Cara Sederhana

Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para

pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih

kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu

perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya

berkisar antara 60-90 menit.

Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah

perendaman, kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya

kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya

perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai

setelah didinginkan dan ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian

dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam

Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe

sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat

di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti

Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.

Teknik telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari

masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya

masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam

pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah

tempe berbahan dasar kedelai.

Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan

juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain,

seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan

harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah

proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.

(11)

Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim

yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga

protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur

Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang

mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.

Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin

turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp.

melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang

berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang

dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak.

Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai

mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah

dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.

Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak

lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi

dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.

1. Alat Dan Bahan

Alat :

1.

Baskom.

2.

Saringan.

3.

Dandang.

4.

Kipas Angin /Kipas.

5.

Sotel kayu.

6.

Tampah.

7.

Kompor.

8.

Peralatan lain yang diperlukan.

Bahan :

1.

Kacang kedelai.

2.

Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.

3.

Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

Cara Kerja

:

(12)

2.

Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur,

kemudian cuci hingga bersih.

3.

Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam

dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air

sebanyak mungkin).

4.

Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas

dengan menggunakan air bersih.

5.

Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.

6.

Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada

tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas

angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

7.

Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi

sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2

kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati

untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai

pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan

menggunakan lidi atau garpu.

8.

Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam

pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera

9.

Proses fermentasi63256

10.

kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau

hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Catatan:

1.

Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan

meningkatkan kualitas tempeyang dihasilkan.

2.

Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada

tempe.

Cara Baru

(13)

Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat

bila dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru

kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada

zat-zat yang larut.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai

berikut:

1.

Oksigen.

Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu

cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan

panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan

kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong

tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya

sekitar 2 cm.

2.

Uap air.

Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini

disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk

pertumbuhannya.

3.

Suhu.

Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,

yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada

waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.

4.

Keaktifan Laru

Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang

keaktifannya. Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum

terlalu lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.

Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau ragi tempe.

Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang

menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung

dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan

kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat

bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.

(14)

campuran. Adapun perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang

terdapat dan berperan dalam laru tersebut.

Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus

oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran

selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella.

Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam

proses fermentasi tempe diantaranya

adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan

beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp

pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.

Pada tempe yang berbeda aslinya sering dijumpai adanya kapang yang

berbeda pula (Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada

tempe Malang adalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii.

Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. Stolonifer sedangkan

pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus.,Trichosporon

pullulans., A. niger dan Fusarium sp. Masing-masing varietas dari

kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya

perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R.

arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R.

oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.

Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik

maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan

diuraikan menjadi asam-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami

peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan

mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai

6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna.

Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang

menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau

langu dari kedelai juga akan hilang.

(15)

Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempe adalah

berkurangnya kandungan oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut

akan terus berlangsung sampai fermentasi 72 jam.

Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan

peningkatannya akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam

(Murata et al., 1967). Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula

selama fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin

(Shurtleff dan Aoyagi).

makalah tempe kedelai

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BIOKIMIA

(16)

“TEMPE KEDELAI”

Dosen Pengasuh :

Drs. H. Hardiansyah, M.Si

Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si.

Disusun Oleh :

Intan Azizah (A1C213043)

Kelompok IA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

MEI

(17)
(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taudiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta kerabat, sahabat dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.

Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. H Hardiansyah, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Biokimia yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dalam menyelesaikan makalah ini dan terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.

(19)

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, dan masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin

Banjarmasin, Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

(20)

BAB II TEMPE KEDELAI

2.1 Pengertian Tempe ... 3

2.2 Proses Pembuatan Tempe Kedelai... 3

2.3 Mekanisme Pembentukan Tempe ... 5

2.4 Nilai Gizi Pada Tempe Kedelai... 6

2.5 Kandungan Zat Gizi Pada Tempe Kedelai………. 8

2.6 Manfaat Tempe Bagi Kehidupan Manusia... 9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 11

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(22)

menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tempe?

2. Bagaimana proses pembuatan tempe kedelai? 3. Bagaimana mekanisme pembentukan tempe? 4. Apa saja nilai gizi yang ada pada tempe kedelai? 5. Apa saja kandungan zat gizi pada tempe kedelai? 6. Apa saja manfaat tempe bagi kehidupan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari tempe.

2. Menjelaskan proses pembuatan tempe kedelai. 3. Menjelaskan mekanisme pembentukan tempe.

4. Menjelaskan nilai gizi yang terdapat pada tempe kedelai.

5. Menyebutkan kandungan zat gizi yang terdapat pada tempe kedelai. 6. Menjelaskan manfaat tempe bagi kehidupan manusia.

1.4 Metode Penulisan

(23)

BAB II

TEMPE KEDELAI

2.1 Pengertian Tempe

(24)

segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal usul dari nama kata “tempe” berasal.

Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai dengan menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi yang dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna.

2.2 Proses Pembuatan Tempe Kedelai

Produksi/ pembuatan tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang tradisional. Artinya, masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat tempe terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi.

Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe:

1. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan penyortiran.

Caranya, tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian ditampi. 2. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.

3. Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian direbus selama

30 menit atau sampai mendekati setengah matang.

4. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan

kondisi asam.

5. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan ke dalam

air, kemudian remas remas sambil dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.

6. Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti mencuci beras

yang hendak ditanak.

7. Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip seperti

(25)

8. Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah. Ditunggu

sampai dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai mengering.

9. Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada kedelai

dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg kedelai menggunakan sekitar 1 gram ragi.

10. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan daun

pisang atau plastik.

11. Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik, pemeraman

dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak. Bila pembungkusnya berupa daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang ditutup goni.

12. Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar

udara segar dapat masuk ke dalam bahan tempe.

13. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan siap

dikonsumsi.

Proses Pembuatan Tempe Kedelai

2.3 Mekanisme Pembentukan Tempe

Mekanisme pembentukan tempe melalui dua tahapan sebagai berikut: 1. Perkecambahan spora

(26)

karbohidrat tertentu diperlukan agar awal pembengkakan spora ini dapat terjadi. Pembengkakan tersebut diikuti dengan penonjolan keluar tabung kecambahnya, bila tersedia sumber-sumber karbon dan nitrogen dari luar. Senyawa-senyawa yang dapat menjadi pendorong terbaik agar terjadi proses perkecambahan adalah asam amino prolin dan alanin, dan senyawa gula glukosa annosa dan xilosa.

2. Proses miselia menembus jaringan biji kedelai

Proses fermentasi hifa jamur tempe dengan menembus biji kedelai yang keras itu dan tumbuh dengan mengambil makanan dari biji kedelai. Karena penetrasi dinding sel biji tidak rusak meskipun sisi selnya dirombak dan diambil. Rentang kedalaman penetrasi miselia kedalam biji melalui sisi luar kepiting biji yang cembung, dan hanya pada permukaan saja dengan sedikit penetrasi miselia, menerobos kedalam lapisan sel melalui sela-sela dibawahnya. Konsep tersebut didukung adanya gambar foto mikrograf dari beberapa tahapan terganggunya sel biji kedelai oleh miselia tidak lebih dari 2 lapisan sel. Sedangkan perubahan kimiawi seterusnya dalam biji terjadi oleh aktiftas enzim ekstraseluler yang diproduksi / dilepas ujung miselia.

2.4 Nilai Gizi Pada Tempe Kedelai

Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia berhasil terhindar dari disentri dan busung lapar karena tempe. Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang berguna bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral, dan antioksidan.

1. Asam Lemak

Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

(27)

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan bijibijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah

dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

3. Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim ftase yang akan menguraikan asam ftat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam ftat, mineral-mineral tertentu (seperti

besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

4. Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isofavon yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal

bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isofavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isofavon tersebut juga terdapat

(28)

pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.

2.5 Kandungan Zat Gizi Pada Tempe Kedelai

Tabel 1. Komposisi zat gizi tempe kedelai dalam 100 gram

No Zat gizi Tempe

Tabel 2. Komposisi asam amino tempe kedelai (mg/gr nitrogen total)

(29)

4

2.5 Manfaat Tempe Bagi Kehidupan Manusia

Adapun beberapa manfaat tempe bagi kehidupan manusia, yaitu:

1. Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik

untuk mengatasi diare.

2. Mengandung zat besi, fafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan

(30)

3. Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas,

baik bagi penderita jantung.

4. Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin

karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe. 5. Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti

bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.

6. Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat

dapat menurunkan kadar kolesterol.

7. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.

8. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta

berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif. 9. Mencegah timbulnya hipertensi.

(31)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Tempe merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi yang melibatkan

Jamur Rhizopus oligosrus (ragi tempe). Jamur ini berperan dalam pembentukan miselia yang berupa benang-benang putih yang terdapat di permukaan tempe. 2. Pembuatan tempe dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu melalui tahap

pengupasan, pencucian, penirisan, peragian, pembungkusan dan fermentasi.

3. Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena

kapang Rhizopus oligosporus dapat berkembang dalam keadaan

aerob(membutuhkan oksigen). Sehingga jika dalam medium fermentasi tidak ada

oksigen yang masuk maka tidak akan ada aktivitas perkembangan dari Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi proses fermentasi.

4. Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang kompleks, seperti

protein, lemak, energi, serat, kalsium, fosfor, besi, karotin dan kandungan lainnya. Secara kuantitatif, nilai gizi tempe mamang lebih rendah dari kedelai. Namun secara kualitatif tempe memiliki nilai cerna yang lebih baik, hal ini disebabkan karena kadar protein akan meningkat akibat aktiftas enzim proteolitik yang mengakibatkan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi mudah dicerna didalam tubuh dibandingkan kedelai.

5. Tempe sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena banyak mengandung nilai

(32)

3.2 Saran

Gambar

Tabel 2. Komposisi asam amino tempe kedelai (mg/gr nitrogen total)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan berupa kapang antara lain Rhizopus

Tempe merupakan salah satu produk pangan terbuat dari bahan utama kedelai melalui proses fermentasi oleh spesies jamur tertentu, yaitu Rizhopus Sp.Tulisan ini bertujuan untuk

Tempe adalah salah satu makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan bantuan kapang golongan Rhizopus oryzae dan dalam pembuatan tempe bahan baku utama yang

Pertumbuhan jamur Rhizopus pada biji kedelai akan terlihat benang-benang halus yang disebut miselium.. Miselium tersebut mengelilingi keping biji kedelai menjadi

PENGARUH LAMA FERMENTASI Rhizopus oligosporus TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT.. SENSORIK TEPUNG TEMPE KEDELAI

Tepung jagung menghasilkan ragi tempe dengan pertumbuhan Rhizopus oligosporus DP02 Bali tertinggi yaitu dengan karakteristik memiliki miselium yang sangat lebat, berat

Fermentasi kedelai menjadi tempe dibantu oleh kapang jenis Rhizopus oligosprorus, Rhizopus oryzae dan Rhizopus stolonifer .Higienitas sangat penting dalam proses fermentasi

Pada uji zona jernih enzim proteolitik tersebut didapatkan pula diameter zona jernih ekstrak kedelai hitam tanpa fermentasi dan dari suspensi spora jamur