GURU PEMBELAJAR
PETUNJUK TEKNIS
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar
Moda Tatap Muka
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis
(Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap
Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT),
Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan parapihak. Juknis ini juga
disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu
terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan
penyelenggara program. Semua instansi dan individu yang terlibat dalam Program
Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini diharapkan mampu
melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sebagaimana tertuang dalam juknis.
Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya
peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas
proses pembelajaran di dalam kelas.
Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah
mengirimkan tenaga widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan
pemikirannya.
Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi
Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Terima kasih.
Jakarta, 3 Mei 2016
Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata
iv
BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA ... 5
A. Peserta ... 5
1. Penetapan Peserta ... 5
2. Persyaratan Peserta ... 5
B. Instruktur Nasional ... 5
1. Penetapan Instruktur Nasional... 5
2. Persyaratan Instruktur Nasional ... 6
C. Penyelenggara ... 6
D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka ... 7
BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL ... 9
A. Struktur Program... 9
1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP ... 9
2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP... 9
B. Pendekatan dan Metode... 10
C. Jadwal Pelaksanaan ... 10
1. Tatap Muka Penuh ... 10
2. Tatap Muka In-On-In ... 12
3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru ... 15
BAB IV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT...16
A. Penilaian ... 16
v
C. Sertifikat ... 20
BAB V PENUTUP ...22
Lampiran 1 Format Penilaian Sikap ...23
Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan ...24
Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan ...25
Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan ...26
Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator...27
Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program ...28
Lampiran 7 Contoh Sertifikat ...29
Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah ...30
Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar ...31
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015... 1
Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar .... 6
Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP ... 9
Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP ... 9
Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ...10
Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30:30 ...13
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim) ...12
Gambar 3. 2 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (satu tim) ...13
Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 2 ...14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.
Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015
No Satuan
Pendidikan Jumlah Peserta UKG
1 TK 252.631
Sumber Data: UKG 2015 Ditjen GTK
2
pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jejaring (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jejaring (daring kombinasi).
Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
6. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
3
10.Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
12.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
13.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.
14.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
15.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan.
16.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
17.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
18.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019.
C. Tujuan
Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.
D. Sasaran
Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksana Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:
1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
4
3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi
4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota 5. Satuan Pendidikan;
6. Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling;
7. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan; 8. Asosiasi profesi guru.
E. Pengertian
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung secara tatap muka antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian.
5
BAB II
PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA
A. Peserta
Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun 2015.
1. Penetapan Peserta
Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi:
a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai rata-rata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.
b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.
c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring.
2. Persyaratan Peserta
a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka.
b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.
c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.
B. Instruktur Nasional
1. Penetapan Instruktur Nasional
6
Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional: a. Memiliki skor hasil UKG 71-100.
b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2. c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional.
2. Persyaratan Instruktur Nasional
a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.
b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.
c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.
d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
C. Penyelenggara
Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya Dinas Pendidikan harus bekerja sama dengan PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, serta menyediakan sarana dan prasarana pendukung program. Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK disajikan pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2. 1 Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK
No Nama Penyelenggara
1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan
2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung 3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang
4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta 5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur
6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta 7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung
8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung 9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor 10. PPPPTK Bahasa Jakarta
11. PPPPTK Matematika Yogyakarta 12. PPPPTK PKn IPS Malang
13. LPPPTK Kelautan dan Perikanan dan Teknologi Informasi Telekomunikasi Makassar
7
D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut.
1. Dinas Pendidikan menginformasikan kepada PPPPTK/LPPPTK KPTK penanggung jawab mapel/wilayah mengenai Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka yang akan diselenggarakan.
2. Kelas dibuat oleh PPPPTK/LPPPTK-KPTK secara online di Sistem Informasi Manajemen (SIM) Guru Pembelajar.
a. Operator PPPTK: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur dan operator kelas TM).
b. Pengumuman peserta.
3. Verifikasi peserta oleh Disdik Kab/Kota (Pengecekan ulang peserta oleh Operator Disdik).
4. Penetapan Peserta Moda Tatap Muka dan IN oleh Operator PPPPTK/LPPPTK-KPTK sesuai tanggung jawab kelas.
5. PPPPTK/LPPPTK-KPTK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik dengan mengirimkan undangan ke peserta dengan tembusan ke Disdik.
Pencetakan dan distribusi Surat Tugas ke peserta oleh Disdik melalui Sim Guru Pembelajar.
6. Proses persiapan pelaksanaan guru pembelajar moda tatap muka di Simdiklat TM oleh operator kelas TM.
a. Mengunduh data dari SIM Guru Pembelajar.
- Data kelas
- Peserta
b. Setting Atribut kelas.
- Pejabat, panitia, tempat, tanggal
7. Proses kegiatan Moda Tatap Muka.
a. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM
- Peserta Tetap
- Penggantian Peserta b. Input dokumen kegiatan
- Presensi
- Penilaian (nilai sikap dan keterampilan) c. Laporan Tambahan:
- Laporan Keuangan
- Laporan Kegiatan
8
Dokumen yang diupload adalah kelas, peserta, presensi, nilai (nilai sikap dan keterampilan).
9. Pengiriman data peserta yang akan mengikuti tes akhir dari SIM Guru Pembelajar ke Tempat Uji Kompetensi (TUK).
10.Pelaksanaan tes akhir di TUK bagi peserta yang sudah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
11.Pengiriman hasil tes akhir peserta dari TUK ke SIM Guru Pembelajar.
9
BAB III
STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL
A. Struktur Program
Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah 60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah 100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.
1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP
Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP
No Materi JP
A Umum
1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2
2. Program Guru Pembelajar 2
B Pokok
1. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9 2. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18 3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 9 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 18 C. Penunjang
1 Tes Akhir 2
Total 60
2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP
Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP
No Materi JP
A Umum
1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2
2. Program Guru Pembelajar 2
B Pokok
1. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … 74 2. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … 20 C. Penunjang
1 Tes Akhir 2
10
Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK).
Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan bahan sebagai berikut.
Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka
No. Bahan Keterangan
1. Modul Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Hardcopy
2. Bahan Tayang Softcopy
3. Lembar Kerja Hardcopy
B. Pendekatan dan Metode
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka menggunakan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya. Berdasarkan pendekatan ini maka metode pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu menggali berbagai potensi, pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud di antaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta.
C. Jadwal Pelaksanaan
Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap.
Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-in, atau (3) tatap muka dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP atau 100 JP.
1. Tatap Muka Penuh
11
Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut:
No Waktu Hari ke …
1 2 3 4 5 6 7
1. 07.30-08.15 Reg. B1 B2 B2 B3 B4 B4
2. 08.15-09.00 B1 B2 B2 B3 B4 B4
3. 09.00-09.45 B1 B2 B2 B3 B4 B4
09.45-10.00 PA ISTIRAHAT
4. 10.00-10.45 A1 B1 B2 B2 B3 B4 B4
C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK
b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari.
Contoh jadwal untuk pola 100 JP sebagai berikut:
No Waktu Hari ke …
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. 07.30-08.15 Reg. B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 2. 08.15-09.00 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1* 3. 09.00-09.45 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1*
09.45-10.00 PA ISTIRAHAT
4. 10.00-10.45 A1 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 PU
12
2. Tatap Muka In-On-In
Kegiatan In-Service Learning (In) adalah pembelajaran melalui kegiatan tatap muka antara peserta dengan narasumber dan/atau instruktur. Kegiatan tatap muka pada In diberi istilah TM1, TM2, dan TM3. Materi pada kegiatan TM1, TM2, dan TM3 dijelaskan pada bagian struktur program masing-masing model.
Kegiatan On-the-Job Learning (On) merupakan kelanjutan proses pembelajaran dari kegiatan In-1. Pada saat On peserta diminta untuk melakukan pendalaman materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pada saat In-1. Tingkat pendalaman materi dan jenis tugas yang diberikan kepada peserta disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan ditentukan oleh Tim Pengembang di masing-masing satker. Untuk memastikan bahwa kegiatan mandiri dilakukan dengan baik maka peserta harus membuat jurnal setiap hari yang di dalamnya berisi kegiatan yang dilakukan dalam rangka pendalaman materi dan penyelesaian tugas yang diberikan. Jurnal ditandatangani oleh kepala sekolah atau yang berwenang di sekolah masing-masing.
Hasil-hasil kegiatan mandiri baik berupa pendalaman materi maupun tugas-tugas dipresentasikan pada pertemuan In-2. Peserta harus membuat bahan tayang laporan kegiatan On dan menyerahkan jurnal serta tugas-tugas yang telah dikerjakan.
Tatap muka In-On-In dapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan on. Misalnya, untuk pola 60 JP dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Model In-On-In 30-30
Pemilihan model In-On-In 30-30 terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring kombinasi.
Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim)
13
1) Tim pengajar TM1 mengajar kelas ke-1 pada hari ke -1, kelas ke-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-6.
2) Tim pengajar TM2 mengajar kelas ke-1 pada hari ke-2, kelas-2 pada hari ke-3, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-7.
3) Pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, pada kelas ke-2 hari berikutnya sampai pada kelas ke-6 pada hari ke-20. Alternatifnya, pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, hari ke-16 pada kelas ke-2, dan hari ke-17 pada kelas ke-3, sedangkan pada hari ke-18 tim TM2 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-4, hari ke-19 pada kelas ke-5, dan pada kelas ke-6 pada hari ke-20.
Jika hanya tersedia satu tim, dapat disimulasikan sebagai berikut.
Gambar 3. 2 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (satu tim)
Struktur program kegiatan tatap muka pada model in-on-in 30:30 adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30:30
No Materi JP
A. Tatap Muka 1 (TM1) 10
1. Kebijakan Program Guru Pembelajar 1
2. Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 3 3. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 5
4. Rencana Belajar 1 (informasi tugas) 1
B. Tatap Muka 2 (TM2) 10
1. Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 3 2. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 6
3. Rencana Belajar 2 (informasi tugas) 1
C. Tatap Muka 3 (TM3) 10
1. Presentasi Hasil Kerja Peserta 6
2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2
3. Tes Akhir 2
14
Strategi lain yang dapat ditempuh adalah In-1 selama 1 hari (10 JP), On-1 selama 6 hari (15 JP), In-2 selama 1 hari (10 JP), On-2 selama 6 hari (15 JP), dan kegiatan In-3 selama 1 hari (10 JP).
Simulasi model In-On-In 30-30 untuk guru mapel (60 JP) strategi 2 dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 2
Kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 2 dapat mengacu pada kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 1.
b. Model In-On-In 20-40
Pemilihan model in-on-in 20-40 terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 3-5 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring. Model ini juga dapat ditujukan bagi guru yang membutuhkan 0-2 modul Guru Pembelajar yang tidak berkesempatan menjadi IN/Mentor dengan mengambil modul-modul prioritas untuk ditingkatkan.
Model ini dapat dilakukan dengan kegiatan In-1 selama 1 hari (10 JP), kegiatan On selama 13 hari @ 3-4 JP belajar mandiri (40 JP), dan kegiatan In-2 selama 1 hari (10 JP).
Simulasi model In-On-In 20-40 untuk guru mapel (60 JP) dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. 4 Simulasi Model In-On-In 20:40
15
Tabel 3. 5 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 20:40
No Materi JP
A. Tatap Muka-1 (TM-1) 10
1. Kebijakan Program Guru Pembelajar 1
2. Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke-1 4 3. Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke-2 4
4. Rencana Belajar (informasi tugas) 1
B. Tatap Muka-2 (TM-2) 10
1. Presentasi Hasil Kerja Peserta 6
2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2
3. Tes Akhir 2
Total 20
Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan model in-on-in, peserta akan mendapatkan sertifikat dengan struktur program yang sama dengan struktur program moda tatap muka penuh.
3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru
Tatap muka dalam kegiatan kolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB).
16
BAB IV
PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT
A. Penilaian
Penilaian pada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program.
1. Penilaian peserta
a. Tujuan Penilaian
Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.
b. Aspek Penilaian
Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan.
c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta
1) Tes
Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materi sebagaimana yang tercantum dalam struktur program.
17
a) Bentuk Tes dan Jumlah soal
Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soal kompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional.
b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes
Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkan dalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes.
Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar.
c) Alokasi Waktu
Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.
2) Non Test
Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut.
a) Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta.
Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni:
18
(2)kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian;
(3)kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan
(4)kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] dan juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan.
b) Penilaian Aspek Sikap
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta dalam berbagai aspek antara lain: sikap pada saat menerima materi; sikap pada saat melaksanakan tugas individu dan kelompok; sikap terhadap fasilitator; sikap terhadap teman sejawat; dan sikap pada saat mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Secara sederhana, aspek sikap yang dinilai hanya mengukur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui pengamatan sikap.
Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung.
d. Nilai Akhir
19
1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%] + [TAx 60%]
NA =Nilai Akhir
NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)
NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)
TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)
2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kejuruan
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [TAx 40%]
NA =Nilai Akhir
NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)
NK=Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)
TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)
Predikat nilai akhir untuk peserta moda tatap muka adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Predikat Nilai Akhir untuk Peserta Moda Tatap Muka
Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali
80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup
NA < 70 Kurang
2. Penilaian Fasilitator
Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan dengan skala penilaian 30-100. Penilaian oleh peserta dilakukan di akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator.
Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 1. Penguasaan materi
2. Ketetapan waktu hadir di kelas 3. Sistematika penyajian
20
5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta 6. Penggunaan bahasa
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8. Pencapaian tujuan pembelajaran
9. Kerapihan berpakaian
10.Kemampuan menyajikan materi
11.Cara menjawab pertanyaan dari peserta 12.Kerjasama antar instruktur
13.Sikap dan perilaku
3. Penilaian Penyelenggaraan
Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara program yang dilakukan oleh peserta pada saat mengikuti kegiatan. Penilaian kinerja penyelenggara program dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:
Pada akhir pelaksanaan program, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA).
C. Sertifikat
21
Sertifikat bagi peserta berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Halaman depan sertifikat
1. Logo Kemendikbud
2. Identitas UPT
3. Nomor Sertifikat
4. Identitas Peserta
5. Identitas Instansi Peserta
6. Kegiatan yang Diikuti
7. Periode Pelaksanaan Program
8. Nilai atau Keterangan Capaian Kompetensi (predikat)
9. Tanggal Penerbitan Sertifikat
10.Tanda Tangan Kepala UPT/Penyelenggara
11.Cap Stempel
2. Halaman belakang sertifikat:
a. Struktur Program
22
BAB V
PENUTUP
23
24
25
Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan
Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan
No. Nama
Peserta
Nama Sekolah
Nilai Proses (40%) Nilai pengetahuan
(60%) Nilai Tes akhir
Nilai Akhir
Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan (60%)
Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot
Keterangan:
Nilai Akhir (NA) Predikat
90 < NA < 100 Baik Sekali 80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup
26
Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan
Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan
No. Nama
Peserta
Nama Sekolah
Nilai Proses (60%) Nilai pengetahuan
(40%) Nilai Tes akhir
Nilai Akhir
Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan (60%)
Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot
Keterangan:
Nilai Akhir (NA) Predikat
90 < NA < 100 Baik Sekali 80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup
27
28
Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGAKEPENDIDIKAN …..
FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR
Nama Kegiatan
Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan. B Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan
1 Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan. 2 Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
3 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan.
4 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan. C Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan
1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan.
3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus].
4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas.
6 Kenyamanan kamar penginapan.
7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah.
9 Pembiayaan Kegiatan
10 Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan.
11 Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan. D Bahan Kegiatan
1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan.
3 Keterbacaan pada bahan kegiatan.
4 Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan. E Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1 Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan. 2 Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan.
29
Lampiran 7 Contoh Sertifikat
Halaman depan:
Halaman belakang:
Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka Guru SMA Mapel Kimia
No Materi JP
UMUM 4
1 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2
2 Program Guru Pembelajar 2
POKOK 54
3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi A 9 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi A 18
4 c. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi B 9 d. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi B 18
PENUNJANG 2
5 Tes Akhir 2
30
Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah
Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah
NO PROPINSI P4TK NO PROPINSI P4TK
1 ACEH PPPPTK BBL MEDAN 18 KALIMANTAN BARAT PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 2 SUMATERA UTARA PPPPTK BBL MEDAN 19 KALIMANTAN TENGAH PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 3 RIAU PPPPTK BBL MEDAN 20 KALIMANTAN TIMUR PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 4 SUMATERA BARAT PPPPTK BBL MEDAN 21 KALIMANTAN UTARA PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 5 BENGKULU PPPPTK IPA BANDUNG 22 KALIMANTAN SELATAN PPPPTK PKN IPS MALANG 6 JAMBI PPPPTK IPA BANDUNG 23 SULAWESI UTARA PPPPTK PKN IPS MALANG 7 KEPULAUAN RIAU PPPPTK BAHASA JAKARTA 24 GORONTALO PPPPTK IPA BANDUNG
8 BANGKA BELITUNG PPPPTK BAHASA JAKARTA 25 SULAWESI TENGAH PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 9 LAMPUNG PPPPTK BMTI BANDUNG 26 SULAWESI TENGGARA PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 10 SUMATERA SELATAN PPPPTK PENJAS BK JAKARTA 27 SULAWESI SELATAN LPPPTK KPTK GOWA
11 BANTEN PPPPTK PENJAS BK JAKARTA 28 SULAWESI BARAT LPPPTK KPTK GOWA
12 DI YOGYAKARTA PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 29 PAPUA LPPPTK KPTK GOWA 13 JAWA TENGAH PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 30 PAPUA BARAT LPPPTK KPTK GOWA 14 JAWA TIMUR PPPPTK BOE MALANG 31 N T T PPPPTK BMTI BANDUNG 15 JAWA BARAT PPPPTK PERTANIAN CIANJUR 32 N T B PPPPTK PERTANIAN CIANJUR
31
Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar
Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar
PPPPTK/LPPKS/LPPPTK-KPTK Wilayah
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN SELATAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA
YOGYAKARTA JAWA TENGAH
PPPPTK PERTANIAN CIANJUR JAWA BARAT
NUSA TENGGARA BARAT PPPPTK MATEMATIKA
YOGYAKARTA
DI YOGYAKARTA SULAWESI TENGAH
SULAWESI UTARA SULAWESI
TENGGARA PPPPTK ILMU PENGETAHUAN
ALAM BANDUNG
JAMBI GORONTALO
BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU
BENGKULU
PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA
DKI JAKARTA MALUKU UTARA
MALUKU BANTEN
BALI
PPPPTK BIDANG OTOMOTIF
DAN ELEKTRONIKA MALANG JAWA TIMUR
32