• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemeriksaan salmonella species sebagai penunjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pemeriksaan salmonella species sebagai penunjang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI "PEMERIKSAAN SALMONELLA"

Penyusun :

INESTY ELLANANDA R (30113070)

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

(2)

BAB 1 salmonella paratyphi. Yang mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai demam, toksemia, gejala – gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit. Dan penyakit tifus (Typhus Abdominalis) adalah infeksi penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. Selain itu Salmonella mungkin paling dikenal sebagai penyebab keracunan makanan bakteri.

Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada pewarnaan gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. salmonella dapat tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka hamper tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya akan memberikan sifat positif dengan mengeluarkan bau gas H2S dan adanya gelembung pada tabung reaksi. Dan salmonella tahan dalam air yang membeku pada periode yang lama, dan salmonella pun tahan terhadap bahan kimia tertentu

Salmonella banyak ditemui pada makanan-makanan yang tidak dibuat atau diproduksi secara higiens, oleh karena itu sebaiknya kita menghindari ataupun mengurangi makanan yang kurang higienis.

Berdasarkan penjelasan diatas , dilakukanlah pemeriksaan ini guna untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi Salmonella.

1.2 Tujuan

 Agar dapat mengidenifikasi salmonella

 Agar dapat mengetahui bentuk dan morfolgi dari salmonella. 1.3 Prinsip

Pada pemeriksaan Salmonella dilakukan pemeriksaan secara invitro yaitu jenis pemeriksaan yang dilakukan dlam tabung reaksi, piring kultur sel atau diluar tubuh makhluk hidup.Penelitian In vitro mensyaratkan adanya kontak antara bahan atau suatu komponen bahan dengan sel,enzim,atau isolasi dari suatu sistem biologi.

BAB II

(3)

Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada 1885 saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan mikroskop, Smith menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang menyebabkan kematian hewan ternak tersebut.

Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon, rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri tersebut. Salmon menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam genus bakteri enterobakteria gram-negatif, berbentuk batang, bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida, serta menjadi penyebab timbulnya penyakit salmonellosis.

Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.

Klasifikasi Salmonella thyposa adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak.

(4)

berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.

Salmonellosis

Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan menunjukkan gejala berupa diare, kram perut, demam dan sakit kepala, mual, bahkan muntah-muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan cenderung tinggi. Dari masa inkubasi hingga munculnya gejala pertama memakan waktu antara 8-72 jam. Salmonellosis pada manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang lanjut usia.

Bakteri Salmonella berkembang pada saluran pencernaan binatang seperti babi, sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian menyebar melalui makanan hingga menginfeksi manusia. Tak jauh beda dengan binatang, saat menginfeksi manusia, Salmonella bersarang di saluran pencernaan, mulai dari lambung hingga usus halus. Umumnya, bakteri Salmonella menimbulkan salmonellosis berupa penyakit tifus atau paratifus.

Suhu Hangat

Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging, ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi bakteri.

Perkembangan bakteri Salmonella terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.

Membahayakan Nyawa

Salmonellosis terutama tifus dan paratifus yang menyerang manusia bisa membahayakan nyawa. Walaupun bakteri tersebut bisa dihambat perkembangannya oleh asam lambung, tapi dalam kondisi tubuh seseorang tidak dalam keadaan vit, atau terlalu lelah, asam lambung tidak mampu mengatasi perkembangan bakteri tersebut.

Seseorang yang terkena salmonellosis biasanya mengeluarkan banyak cairan karena diare dan muntah-muntah. Di sisi lain, nafsu makan dan minum pun menurun drastis karena sensasi rasa mual. Kekurangan cairan yang berlebihan inilah yang menjadi salah satu penyebab kematian.

(5)

muntahan penderita yang dengan cepat bisa mengontaminasi air, udara, dan makanan di sekitarnya. Karena itu, perlu kehati-hatian dan perhatian khusus agar jangan sampai bakteri berkembang dan menulari orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan dan hati-hati dalam mengonsumsi makanan.

Salmonella pada Telur

Salmonella berkembang pada saluran pencernaan ternak, tidak terkecuali pada ayam dan telur. Ayam yang terinfeksi bakteri Salmonella bisa menyebarkan penyakit tersebut lewat daging, telur, baik kulit maupun isinya. Karena itu, hendaknya kita berhati-hati mengonsumsi telur sebab media inilah yang paling banyak menularkan penyakit.

Saat ini, banyak makanan yang dikonsumsi mengandung telur mentah atau setengah matang. Cara mengonsumsi makanan semacam ini sangat rawan terpapar bakteri tersebut. Karena itu, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi telur dalam kondisi matang dan melalui proses pemanasan yang baik agar bakteri Salmonella di dalamnya mati.

Sebenarnya, secara alami, cangkang telur memiliki lapisan yang melindungi isi telur dari paparan bakteri Salmonella. Namun, lapisan tersebut hanya bertahan sekitar 10 hari. Belum lagi kalau lapisan pada bagian luar cangkang tersebut rusak karena air atau cairan lain. Bakteri Salmonella bisa menembus masuk ke dalam isi telur dan berkembang di dalamnya.

Mencegah Penularan

Untuk mencegah penularan Salmonella, sebaiknya jangan mengonsumsi telur dalam keadaan mentah atau setengah matang. Panaskan terlebih dahulu makanan yang hendak dikonsumsi dengan benar. Perlu diketahui bahwa bakteri Salmonella tidak mati hanya dengan disimpan di dalam lemari pendingin, sebab bakteri tersebut mampu bertahan di suhu dingin.

Mungkin Anda menyimpan daging atau telur di dalam lemari pendingin, dan memanaskannya sebelum dikonsumsi. Tapi hendaknya diperhatikan, segera buang bungkus daging dan telur tersebut begitu Anda mengeluarkannya dari lemari pendingin. Jangan sampai bakteri yang melekat di atas benda-benda tersebut kembali mengontaminasi daging atau telur yang sudah Anda panaskan.

(6)

Selain itu, gunakan selalu alat-alat yang bersih dan steril. Cuci barang-barang tersebut sebelum Anda menggunakannya. Kalau perlu, rebuslah dulu dalam suhu mendidih agar bakteri benar-benar mati.

Patogenitas

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare , keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis Salmonella enterica adalah Salmonella typhi, Salmonella typhimurium, dan Salmonella enteritidis.

(7)

BAB III

a. Media Padat Plate → SSA dan MCA

1.Diambil satu mata ose dari media pemupuk 2.Strepkan pada media

3.Inkubasi 37°C selama 24 jam

b. Media Padat Miring→ Urea dan Citrat

1.Panaskan ose bulat sampai merah membara kemudian didinginkan 2.Ambil satu mata ose kuman dan goreskan pada media

3.Inkubasi 37°C selama 24 jam c. Media dengan lereng→ KIA

1. Panaskan ose jarum sampai merah membara kemudian didinginkan

2. Ambil satu mata ose kuman dan goreskan pada lereng dan tusukan sampai ke dasar 3. Inkubasi 37°C selama 24 jam

d. Media Cair → VP , MR , Indol , Gula-gula

1. Panaskan ose bulat sampai merah membara kemudian didinginkan 2. Ambil kuman dan masukan pada media lalu diaduk

3.Inkubasi 37°C selama 24 jam e. Media Semisolid→ Motil

(8)

2. Ambil kuman dan tusukan pada media dengan tegak lurus sampai ke dasar media 3. Inkubasi 37°C selama 24 Jam

Skema Pemeriksaan Salmonella Sampel

Selenite Broth Ink.37°C 24 Jam

MCA SSA WB

Koloni : Halus Halus Halus

Warna : Jernih Hitam Hitam

Fermentasi : laktosa - Reduksi Telurrite + Bismuth Sulfit +

Pewarnaan Gram

(9)

KIA Ink.37°C 24 Jam

S.Thypi S.Parathypi A S.Parathypi B S.Parathypi C

L : Alkalis Alkalis Alkalis Alkalis

D : Acid Acid Acid Acid

Gas : - + + +

H2S : + - + +

Biokimia Reaksi Ink.37°C 24 Jam

Test Aglutinasi Monovalent (Dari KIA)

Identifikasi

IMVIC : - + - - - + - v - + - + - + - v

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Secara Makroskopis

 Media MCA

Warna : Jernih

Bentuk : Bulat

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Fermentasi :Laktosa -Konsistensi :Semimucoid

(10)

Warna : Hitam

Bentuk : Bulat

Tepi : Rata

Permukaan : Cembung

Fermentasi : reduksi tellurite + Konsistensi : Semimucoid

4.1.2 Secara Mikroskopis

 Media SSA dengan Perwarnaan gram

Bentuk : Batang

Susunan : Menyebar

Warna : Merah

Pewarnaan : Gram

Sifat : Gram –

4.1.3 Hasil dari Media Biokimia Reaksi

(11)

4.4 DISKUSI

 Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab salmonella adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode

pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak.

 Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan

xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisi, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.

(12)

muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

Jadi , berdasarkan hasil identifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa ditemukan bakteri Salmonella parathypi B

(13)

Anonim. 2010. Salmonella. http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella. Diakses tanggal 21 Mei 2012

BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciran-rakyat.com Diakses tanggal 21 Mei 2012

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hartoko. 2007. Keamanan pangan. http://hartoko.wordpress.com/keamananpangan/ analisis- bahaya-pada-pangan/. Diakses tanggal 21 Mei 2012

Sukarta, Wayan. 2008. Mikroorganisme Dalam Bahan Makanan..

Referensi

Dokumen terkait

Proses kontak adalah standar industri untuk produksi bahan kimia ini dalam pemurnian dan volume yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi mulai dari baterai sampai produksi

Apabila penggunaan daya untuk motor multipel tidak berjalan pada saluran yang sama, hal tersebut akan terjadi arus kebocoran untuk mengisi kapasitor diantara konverter frekuensi,

Residence time yang cukup dalam downcomer harus dipenuhi untuk naiknya melepas dari aliran cairan; untuk mencegah cairan teraerasi yang terbawa di bawah downcomer.

yang berada di area yang telah dinyatakan bahaya, hasil pembacaan tersebut akan dikirimkan ke Arduino Uno untuk kemudian diproses dan data hasil pembacaan sensor

Oleh itll, tujuan penyelidikan ini dijalankan ialah lIntuk mengenal pasti sarna ada kokurikulum yang dilaksanakan di politeknik Malaysia, menerapkan kemahiran generik bagi

Penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR), likuiditas berpengaruh

terapi dapson, pedoman dosis dan cara pemberian obat, interaksi dengan obat lain, dan efek samping yang terjadi pada pasien

Meningkatkan pemahaman dan komitmen pimpinan serta pegawai pada unit kerja terhadap substansi tiap-tiap area perubahan guna melakukan perubahan secara nyata di unit kerja, yaitu