• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pengetahuan tentang gizi dan pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran pengetahuan tentang gizi dan pe"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN PELAKSANAAN POLA MAKAN

SEHAT PADA MAHASISWA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU

KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO TAHUN 2013

Alva Supit

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

e-mail alva.supit@unima.ac.id

ABSTRAK

Mahasiswa merupakan salah satu populasi yang rentan masalah gizi, seperti asupan yang tidak seimbang, jam makan yang tidak teratur, dan kecenderungan mengkonsumsi makanan cepat saji. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Negeri Manado tentang gizi, aktivitas fisik, hubungan antara mata kuliah Ilmu Gizi dengan tingkat pengetahuan, serta hubungan antara pengetahuan tentang gizi seimbang dengan praktik pola makan sehat pada praktik kehidupan sehari-hari. Dari keseluruhan populasi (N=310) diambil sampel secara stratified random sampling (n=189) dengan taraf signifikansi 95%. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner pilihan ganda. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk gambaran pengetahuan gizi dan karakteristik responden, serta dengan

Pearso ’s Correlatio Produ t Mo e t (Mi rosoft E el Add-ons 2007) untuk

penelitian korelasi antara skor pengetahuan dengan pola makan. Sebanyak 70.89% mahasiswa IKM Unima memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi. Tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat seiring dengan lamanya berkuliah di jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Namun, sebagian besar (66%) tidak menjalankan pola makan yang sehat dan teratur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan praktik pola makan yang sehat.

Kata kunci: gizi, pengetahuan, praktik, pola makan sehat

PENDAHULUAN

Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, termasuk di dalamnya pola konsumsi makanan. Masalah-masalah yang

(2)

2 sehingga untuk mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang. Hal ini banyak terjadi khususnya di kalangan mahasiswa, seperti yang telah digambarkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya (Maharibe, 2014; Kusuma, 2014; Sada, 2012; Sebayang, 2012).

Darlina (2004) dan Bahria (2009) menemukan bahwa mahasiswa saat ini banyak menggemari makanan cepat saji seperti mie instan, sehingga kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, di mana mahasiswa cenderung lebih sering memiliki pola makan tidak sehat dibandingkan dengan mahasiswi. Hal ini sejalan dengan Arisman (2007) yang menyatakan bahwa pola makan orang dewasa saat ini cenderung kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

Pengetahuan tentang gizi merupakan kompetensi dasar seorang sarjana kesehatan masyarakat. Di dalam kurikulum nasional program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) di Indonesia, dasar-dasar gizi merupakan mata kuliah wajib yang harus dikontrak oleh tiap mahasiswa. Untuk itu, sudah seharusnyalah seorang mahasiswa kesehatan masyarakat yang telah lulus mata kuliah ini mengetahui tentang pola makan sehat dan seimbang. Namun pada kenyataannya, belum diketahui apakah pola makan mahasiswa kesehatan masyarakat di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Manado benar-benar melakukan praktik pola makan dan gizi sehat dalam kehidupan sehari-harinya. Penelitian serupa di Universitas Sam Ratulangi Manado menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan teoritis dengan praktik gizi seimbang pada mahasiswa kedokteran (Maharibe, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan mahasiswa IKM FIK Unima tentang gizi, aktivitas fisik, hubungan antara mata kuliah Ilmu Gizi dengan tingkat pengetahuan, serta hubungan antara

pengetahuan tentang gizi seimbang dengan praktik pola makan sehat pada praktik kehidupan sehari-hari.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado (FIK Unima) pada bulan November 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK Unima angkatan 2011 sampai 2013 (N=310). Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling sehingga setiap angkatan terwakili. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner pilihan ganda. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk gambaran pengetahuan gizi dan karakteristik responden, serta dengan Pearson Correlation Product Moment (Microsoft Excel Addons 2007) untuk penelitian korelasi antara pengetahuan dengan pola makan. Nilai signifikansi adalah 95% (p<0.05). Data ditampilkan dalam tabel dan grafik serta narasi.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden

(3)

3 (tahun masuk 2012) terdiri atas 4 kelas, dan angkatan III (tahun masuk 2013) terdiri atas 2 kelas. Dari keseluruhan populasi ini, 202 orang (59,4%) adalah perempuan. Untuk penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum diambil berdasarkan rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005) dan didapatkan hasil sebanyak 183 sampel. Dalam penelitian ini, sampel (n) yang diperoleh adalah sebanyak 189 sampel, yang artinya telah memenuhi kriteria minimum. Sampel diambil secara stratified sampling, sehingga tiap angkatan terwakili. Dari 189 sampel, ternyata 63.68% berasal dari sekolah menengah umum, sedangkan sisanya berasal dari sekolah menengah kejuruan (Gambar 1).

Gambar 1. Karakteristik asal sekolah.

Aktivitas fisik

Dari 189 responden yang diambil, terdapat 9 orang yang tidak memberikan jawaban tentang aktivitas fisik mereka; 120 responden (63,4%) mengaku aktif secara fisik atau suka melakukan olahraga, sedangkan sisanya (67 responden, 36.50%) tidak suka berolahraga (gambar 2)

Gambar 2. Aktifitas fisik/olahraga responden.

Pengetahuan tentang gizi

Seratus enam puluh enam responden (98,41%) setuju bahwa zat makanan dan air sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia, satu orang tidak setuju, sedangkan 2 orang tidak menjawab (Q3). Kegunaan zat gizi (sebagai sumber energi, pembangun, dan pengatur) dijawab benar oleh 70,89% responden, sedangkan sisanya memilih salah satu dari ketiga pilihan yang tersedia. Ketika ditanyakan tentang jenis-jenis makanan sumber tenaga, 149 responden (78.88%) dengan tepat mengidentifikasinya sebagai karbohidrat, lemak, dan protein. Dua puluh

ora g e jawa kar ohidrat , seda gka

sisa a e jawa le ak atau protei .

Terdapat 7 responden yang tidak menjawab pertanyaan ini. Sebanyak 72.47% responden dapat mengidentifikasi dengan tepat makanan-makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, maupun protein.

Sebanyak 84.66% responden mengaku telah mengetahui kegunaan dan manfaat zat gizi dalam tubuh manusia, tetapi hanya 65.08% yang dapat dengan tepat mengidentifikasi kegunaan-kegunaan bahan makanan dengan tepat. Dari kumpulan pertanyaan di section ini, diperoleh 903 pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh responden, dari total 1134 pertanyaan yang diberikan. Tingkat pengetahuan responden tentang gizi yang disajikan dalam gambar 3.

SMK, 35.45%

SMA, 64.55%

Tidak menjawab

Aktif

(4)

4 Gambar 3. Persentase pertanyaan tentang pengetahuan gizi yang terjawab oleh responden.

Pelaksanaan pola makan sehat secara pribadi Hanya terdapat 38 orang yang sarapan pagi setiap hari sebelum beraktivitas (20,10%). Proporsi terbesar, yaitu sebanyak 113 orang (59,79%) mengatakan hanya kadang-kadang sarapan, dan sisanya tidak pernah sarapan. Sebanyak 54.79% responden hanya mengkonsumsi teh, susu, atau roti untuk sarapan, sedangkan sisanya mengkonsumsi nasi dan lauk. Frekuensi makan responden cukup bervariasi; sebanyak 107 orang makan tiga kali sehari, diikuti dengan dua kali sehari (49 orang), lebih dari lima kali sehari (14 orang), empat kali sehari (5 orang), dan sisanya (14 orang) tidak memberikan jawaban (gambar 4). Sebanyak 69,84% mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi menurut pengetahuan mereka.

Gambar 4. Kebiasaan sarapan responden

Pengetahuan tentang masalah pola makan yang tidak sehat

Ketika ditanyakan mengenai pendapat mereka apakah kekurangan bahan makanan sumber tenaga dapat berpengaruh bagi tubuh manusia, 85,64% menjawab ya, 7,98% menjawab tidak, dan sisanya tidak memberikan jawaban. Sebanyak 56,08% mengetahui bahwa tidak sarapan dapat mengakibatkan penyakit lambung, 24.87% menjawab bahwa tidak sarapan dapat mempengaruhi kualitas belajar mereka, dan 11.11% mengaku baik-baik saja bila tidak sarapan, sementara sisanya tidak memberikan jawaban.

Materi tentang gizi

Sebanyak 147 responden (78,19%) mengaku sudah pernah menerima materi tentang gizi. Sebanyak 46,95% memperoleh materi ini dari kuliah ilmu gizi, sedangkan sisanya memperoleh materi dari media massa, baik cetak maupun elektronik. Kebanyakan materi yang diterima (52.38%) berbicara tentang menu sehat dan seimbang, sedangkan yang lainnya tentang 4 sehat 5 sempurna. Sembilan puluh dua persen responden menunjukkan kemauan mereka untuk mengikuti kuliah/penjelasan tentang gizi bila diadakan di kampus.

Hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan angkatan responden

Pada angkatan I dan II, materi kuliah tentang gizi telah diberikan, sedangkan angkatan III belum pernah menerima mata kuliah gizi. Pada angkatan I dan II, rata-rata skor yang diperoleh karena menjawab dengan benar adalah masing-masing 72.82 dan 71.81, sedangkan pada angkatan III ditemukan skor sebesar 65.89 (gambar 5). Analisis korelasi dengan fungsi CORREL (MS Excel 2007, Microsoft corp) menemukan adanya hubungan positif yang bermakna (R = 0,93, p<0.05) antara angkatan 80%

20%

Benar

Salah

Tidak menjawab

Selalu

(5)

5 masuk dengan jumlah jawaban yang benar tentang gizi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat mata kuliah gizi dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara bermakna.

Gambar 5. Skor jawaban yang benar mengenai pengetahuan tentang gizi pada tiap angkatan. Angkatan III belum pernah mendapat

kuliah tentang gizi. Data ditampilkan dalam rerata + simpangan baku.

Hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan perilaku makan sehat responden

Pada penelitian ini juga dicari tahu apakah responden yang menjawab benar pertanyaan tentang pengetahuan dalam ilmu gizi juga mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam kehidupan sehari-hari, yaitu apakah mereka melaksanakan pola makan yang sehat atau tidak. Responden yang menjawab >70% pertanyaan tentang pengetahuan gizi dengan benar dinilai tentang kebiasaan sarapan mereka. Terdapat 134 responden yang memenuhi kriteria, dan ditemukan bahwa ternyata sebagian besar (66%) tidak memiliki pola sarapan yang teratur (Gambar 5). Nilai ini tidak jauh berbeda dengan keseluruhan sampel pada gambar 4. Analisis korelasi dengan fungsi

CORREL pada MS Excel menemukan kesamaan antara perilaku sarapan responden secara umum dengan responden yang memiliki pengetahuan gizi yang baik (R=0.9958). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi tidak berhubungan dengan perilaku makan yang sehat pada responden, dengan kata lain, pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa tentang perilaku makan yang sehat tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa itu sendiri.

Gambar 5. Pola sarapan responden dengan pengetahuan gizi baik. Ternyata bahwa mayoritas

responden (66%) hanya kadang-kadang sarapan, walaupun telah memiliki pengetahuan yang cukup

tentang pola makan yang sehat.

PEMBAHASAN

Terdapat dua unsur utama dalam gizi, yaitu gizi makro dan mikro. Gizi makro meliputi karbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan gizi mikro mencakup vitamin dan mineral. Adapun penelitian ini berfokus pada pengetahuan tentang gizi makro, di mana mahasiswa ditanyakan tentang pengetahuan-pengetahuan teoritis tentang karbohidrat, lemak, dan protein. Penilaian dilakukan berdasarkan poin pertanyaan dan berdasarkan jumlah responden yang mencapai skor tertentu. Didapatkan 80% pertanyaan yang terjawab dengan benar, yang mencerminkan tingkat pengetahuan tentang gizi yang cukup baik. Bila penilaian dilakukan berdasarkan jumlah responden yang mencapai

72.8 71.8

65.9

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Angkatan I Angkatan II Angkatan III

18%

16% 66%

Ya

Tidak

(6)

6 skor 70%, didapatkan 134 responden atau 70.89% yang mencapainya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang gizi cukup baik pada keseluruhan responden. Andini (2010) melakukan penelitian serupa pada mahasiswa S1 ilmu gizi di Semarang (n=76) dan menemukan bahwa 90,8% mahasiwa memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Penelitian pada mahasiswa ilmu keolahragaan di Bandung (n=60) menemukan sebanyak 63.34% responden memiliki pengetahuan yang baik, dengan rincian 28 orang (46,67%) memiliki pengetahuan gizi cukup baik, 10 orang (16,67%) baik (Iqbal, 2013). Penelitian pada siswa SMU oleh Rahmawati (2012) menemukan tingkat pengetahuan gizi yang baik sebanyak 69% (n=65).

Jika dilihat dari jumlah sampel, maka penelitian saat ini merupakan penelitian dengan jumlah sampel terbanyak (n=189) bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian serupa. Syarat untuk penelitian survey deskriptif adalah harus representatif dan dapat digeneralisasi ke keseluruhan populasi dengan rentang kesalahan tertentu, dalam hal ini digunakan rumus Slovin dengan interval kepercayaan 95% (Riduwan, 2005). Terlepas dari perbedaan antara kuesioner yang dipakai pada semua penelitian di atas, Andini (2010) mendapatkan hasil tertinggi pada mahasiswa Ilmu Gizi, yang memang bersesuaian dengan jurusan yang dipelajari oleh responden. Penelitian pada mahasiswa IKM di Universitas Negeri Manado (Unima) menemukan bahwa 70,89% memiliki pengetahuan baik, di atas mahasiswa ilmu keolahragaan di Bandung (Iqbal, 2013), apalagi siswa SMU di Semarang (Rahmawati, 2012). Dapat dilihat bahwa jenis program studi yang ditekuni akan menentukan skor pengetahuan tentang gizi.

Penelitian saat ini juga membandingkan pengetahuan tentang gizi pada tiap-tiap

angkatan di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Unima. Ditemukan bahwa mahasiswa angkatan I dan II memiliki tingkat pengetahuan sebesar 72.81 dan 71.81%, yang secara signifikan lebih tinggi daripada pengetahuan mahasiswa angkatan III (65.88%). Mata kuliah tentang gizi baru diberikan pada semester 3, yang baru dirasakan oleh angkatan II dan III. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian mata kuliah gizi, bersama faktor-faktor lainnya, dapat memberikan kontribusi pada tingkat pengetahuan tentang gizi pada mahasiswa. Adapun faktor-faktor pengganggu lainnya (confounding factors) perlu diteliti lebih lanjut pada penelitian-penelitian berikutnya. Adanya input dari media massa dapat juga mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang gizi, karena pada penelitian ini ditemukan bahwa lebih dari separuh mahasiswa juga memperoleh informasi tentang gizi dari media.

Aktivitas fisik

Pada mahasiswa kesehatan masyarakat Unima, 63,4% mengaku aktif secara fisik. Kesehatan seseorang tidak ditentukan oleh pola makan saja, tetapi juga jenis dan banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan. Jumlah 63,4% ini cukup banyak, mengingat jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Unima bernaung di bawah Fakultas Ilmu Keolahragaan, di mana kegiatan ekstra kurikuler di bidang olahraga amat tersedia, baik secara infrastruktur maupun ketersediaan jam berolahraga (setiap Jumat diadakan olahraga bersama). Sepanjang pengetahuan kami, belum ada survey mengenai tingkat aktivitas fisik di prodi atau fakultas lain di Unima. Hal ini dapat diteliti pada penelitian-penelitian mendatang.

(7)

7 Seharusnya, semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang maka semakin baik pula keadaan gizinya (Irawati dkk, 1992). Namun, pada penelitian ini ditemukan bahwa kebanyakan mahasiswa IKM Unima hanya melakukan sarapan kadang-kadang/bila sempat saja. Kebanyakan mahasiswa yang telah mengetahui pola makan yang sehat berdasarkan penelitian deskriptif di atas justru tidak memiliki pola makan yang teratur (gambar 4). Hal serupa ditemukan oleh Iqbal, dkk (2012) yang menemukan bahwa pengetahuan gizi yang baik tidak menjamin untuk membentuk pola makan yang baik. Iqbal, dkk menemukan nilai R square r2= 0,081, yang artinya terdapat hubungan yang

rendah antara pengetahuan gizi dengan pola makan. Artinya, meskipun nilai atau tingkat pengetahuan gizi tinggi, tidak menjamin pola makan berada pada kategori baik, bahkan sebaliknya pengetahuan gizi seseorang yang rendah dapat memiliki pola makan yang baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pola makan seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan gizi, melainkan ada juga beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Asumsi faktor lain tersebut berupa ketersediaan waktu untuk makan, ketersediaan bahan makanan dan uang jajan atau pendapatan. Faktor faktor tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini dan bisa menjadi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan pola makan dan pengetahuan tentang gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, P. 2010. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Asupan Zat Gizi Makro Dan Mikro Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Undergraduate thesis, Program Studi Ilmu

Gizi. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/24900/ 29 Agustus 2014

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bahria. 2009. Hubungan antara Pengetahuan, Gizi, Kesukaan, dan Faktor lain dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta Barat Tahun 2009 [Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Darlina. 2004. Faktor Pendorong Konsumsi Mi Instan dan Kontribusi Energi dan Proteinnya Pada Mahasiswa di Asrama Mahasiswa USU Tahun 2004 [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Iqbal M, Ruhayati Y, Sulastri A. 2013. Hubungan

Pengetahuan Gizi terhadap Pola Makan pada Mahasiswa yang Aktif Berolahraga. Jurnal IKOR, vol. 1. No. 3. Diunduh dari

http://pkr-ikor.upi.edu/artikel/377-@%20M.%20IQBAL.pdf, 29 Agustus 2014.

Kusuma IA. 2014. Gambaran pola makan dan status gizi mahasiswa program studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Maharibe CC. 2014. Hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan praktik gizi seimbang mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik 2.1.

Rahmawati RF, Wirawanni Y. 2012. Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku Makan dan Asupan Kalsium pada Siswi SMA. Skripsi Fakultas Kedokteran Undip Semarang. Diunduh dari

http://eprints.undip.ac.id/35952/1/430_Rr_Fika_Rahmaw ati_G2C007060.pdf, 29 Agustus 2014.

Riduwan, 2005. Belajar mudah penelitan untuk guru, karyawan, dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta. Sada M. 2012. Hubungan Body Image, Pengetahuan Gizi Seimbang, dan Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Media Gizi Masyarakat Indonesia 2.1.

Gambar

Gambar 2. Aktifitas fisik/olahraga responden.
Gambar 4. Kebiasaan sarapan responden
Gambar 5. Skor jawaban yang benar

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar

Hal yang layak diperhatikan adalah realitas mengenai tidak dijumpainya seorang pun di antara para pengikut Khawa &gt; rij yang berasal dari keturunan suku Quraisy sehingga

Experimental study of the conical emission in dense alkali vapours View project Dionysios Pentaris. IBM BTO Business Consulting

Perbedaan yang tidak bermakna antara kontrol positif dan kontrol negatif yang didapat dari analisis data, dapat disebabkan oleh sifat dari fenilbutazon yang merupakan

terpenuhi, yaitu: penyusunan kerangka hukum; pemilihan sistem pemilu; penetapan daerah pemilihan; hak untuk memilih dan dipilih; badan penyelenggara pemilu; pendaftaran

wholly below the stationary curve and so three critical values of the thermal Raleigh number are required to fully specify the linear stability criteria. Oscillatory instability sets

Hukum Islam : Seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang digunakan oleh masyarakat, berlaku dan mengikat seluruh anggotanya. Sehingga yang dimaksud dengan

Al Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics) is a peer-reviewed journal published by State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta