• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN FRAKSI TENTANG LPJ APBD 2015.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDANGAN FRAKSI TENTANG LPJ APBD 2015.d"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN WAJO FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA – PERJUANGAN

(PDIP-P)

• Saudara Pimpinan Rapat Paripurna Dewan yang saya hormati, • Saudara Bupati dan Wakil Bupati Wajo yang saya hormati,

• Saudara Wakil Ketua dan Para Anggota DPRD Kabupaten Wajo yang saya hormati, • Saudara Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang saya hormati, • Saudara Ketua Pengadilan Negeri Sengkang yang saya hormati,

• Saudara Ketua Pengadilan Agama Sengkang yang saya hormati,

• Saudara Plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo beserta seluruh jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang saya hormati,

• Para Tenaga Ahli Fraksi DPRD Kabupaten Wajo yang saya banggakan,

• serta Saudara Pimpinan Partai Politik, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Pimpinan Organisasi Profesi, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LSM dan Insan Pers, hadirin dan undangan yang saya hormati, Rapat Paripurna Dewan yang saya muliakan.

Dalam menjalankan amanah serta tugas kelembagaan yang diemban, marilah kita bersama mengawali kegiatan hari ini dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir diruang Rapat Paripurna ini dalam keadaan sehat wal afiat untuk menyelesaikan suatu proses pembahasan yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Wajo.

Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih kepada ; 1. Sdr. Pimpinan Rapat yang telah memberikan kesempatan kepada Fraksi PDI – Perjuangan DPRD Kabupaten Wajo guna menyampaikan Pemandangan Umum terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten

Wajo Tahun Anggaran 2014 dan kepada ;

2. Sdr. Bupati Wajo yang telah menyampaikan Nota Penjelasan tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014 sebagai pengantar awal untuk dilakukannya pembahasan.

Rapat Dewan dan Hadirin yang kami hormati,

Sesuai ketentuan Pasal 184 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka Bupati diwajibkan untuk mengajukan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berupa ; Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah yang disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Rapat Dewan yang terhormat,

Setelah mencermati Nota Bupati Wajo Tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014, maka Fraksi PDI Perjuangan dapat menjelaskan gambaran APBD tahun anggaran 2014 sebagai berikut : Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo sebesar Rp. 1.103.893.523.961,51 ( 1 Trilyun 103 Milyard 893 Juta 523 Ribu 961 Rupiah 51 Sen ) yang terdiri dari :

1. Pendapatan Asli Daerah

Sebesar : Rp. 99.680.372.716.71 ( 99 Milyard 680 Juta 372 Ribu 716 Rupiah 71 Sen ) atau 103,39 % dari target yang direncanakan

(2)

Sebesar : Rp. 985.267.050.883,80 ( 985 Milyard 267 Juta 050 Ribu 883 Rupiah 80 Sen ) atau 102,25 % dari target yang direncanakan

3. Serta Lain – Lain Pendapatan yang Sah

Sebesar : Rp. 18.946.099.847,00 ( 18 Milyard 946 Juta 099 Ribu 847 Rupiah ) atau 89,59 % dari target yang direncanakan

Belanja dan Transfer sebesar Rp. 1.066.973.933.363.07 ( 1 Trilyun 066 Milyard 973 Juta 933 Ribu 363 Rupiah 07 Sen ) meliputi ;

1. Belanja Operasi

Sebesar : Rp. 765.792.852.364,07 ( 765 Milyard 792 Juta 852 Ribu 364 Rupiah 07 Sen ) 2. Belanja Modal

Sebesar : Rp. 270.696.214.261,00 ( 270 Milyard 696 Juta 214 Ribu 261 Rupiah ) 3. Belanja Tak Terduga

Sebesar : Rp. 969.546.500,00 ( 969 Juta 546 Ribu 500 Rupiah ) dan, 4. Transfer

Sebesar : Rp. 29.515.320.238,00 ( 29 Milyard 515 Juta 320 Ribu 238 Rupiah )

Surplus/Defisit (Jumlah Pendapatan – Jumlah Belanja) terhitung sebesar : Rp. 36.919.590.084,44 ( 36 Milyard 919 Juta 590 Ribu 084 Rupiah 44 Sen ).

Untuk Pembiayaan (Penerimaan dan Pengeluaran) terhitung sebesar : Rp. 145.254.666.935,22 ( 145 Milyard 254 Juta 666 Ribu 935 Rupiah 22 Sen ) yang terdiri atas ;

1. Penerimaan Pembiayaan sebesar : Rp. 151.174.159.687.22 ( 151 Milyard 174 Juta 159 Ribu 687 Rupiah 22 Sen ) dan,

2. Pengeluaran Pembiayaan sebesar : Rp. 5.919.492.762,00 ( 5 Milyard 919 Juta 492 Ribu 762 Rupiah ).

Sedangkan untuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran atau SILPA terhitung sebesar : Rp 182.147.257.019,00 ( 182 Milyard 147 Juta 257 Ribu 019 Rupiah ).

Rapat Dewan dan Hadirin yang kami hormati,

Dari gambaran Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Wajo Tahun Anggaran 2014 seperti yang dimaksud, maka Fraksi PDI Perjuangan melihat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain :

1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada tahun anggaran 2014 alami peningkatan dengan realisasi sebesar 109,94 % dari target yang direncanakan, capaian itu pada dasarnya patut mendapat apresiasi positif sebagai sebuah keberhasilan.

Namun demikian, Fraksi PDI – Perjuangan masih menemukan beberapa item yang dinilai perlu untuk mendapat perhatian khusus yakni ;

Dalam pengelolaan dan penarikan retribusi daerah yang sebelumnya ditarget sebesar Rp. 22. 325.406.000,00 ( 22 Milyard 325 Juta 406 Ribu Rupiah ) hanya mampu terealisasi sebesar Rp. 19.798.856.305,00 ( 19 Milyard 798 Juta 856 Ribu 305 Rupiah ) atau sekitar 88,68 % dari target yang direncanakan.

Pada item ini Fraksi PDI – Perjuangan mencermati beberapa jenis Retribusi Daerah yang tidak mencapai target diantaranya :

(3)

– Retribusi Pelayanan Persampahan hanya mampu terealisasi 53,96 % dari target – Retribusi Pelayanan Pasar hanya 81,79 % dari target dan,

– Retribusi Pelayanan Pendidikan hanya 56,28 % dari target.

*) Retribusi Jasa Usaha hanya terealisasi sebesar Rp.1.261.350.445,00 ( 1 Milyard 261 Juta 350 Ribu 445 Rupiah ) atau 73,69 % meliputi ;

– Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah hanya 50,93% dari target – Retribusi Tempat Pelelangan hanya 18,15 % dari target dan,

– Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus hanya 66,67 % dari target. *) Begitupula dengan Retribusi Perizinan Tertentu hanya bisa terealisasi sebesar Rp.

2.123.861.252,00 ( 2 Milyard 123 Juta 861 Ribu 252 Rupiah ) atau hanya sebesar 59,37 % meliputi ; – Retribusi IMB (Izin Mendirikan Bangunan) hanya terealisasi sebesar 54,60 % dari target

– Retribusi Izin Gangguan Keramaian hanya 71,38 % dari target – Retibusi Izin Usaha Perikanan hanya 52,38 % dari target dan,

– Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi hanya bisa terealisasi sebesar 69,51 % dari target Oleh tidak tercapainya beberapa target Retribusi Daerah tersebut, kami menilai bahwa kinerja penertiban dan pengawasan terhadap penarikan retribusi masih lemah meski dalam pelaksanaan penarikan retribusi bersifat mengikat.

“Yang menjadi catatan kami disini adalah, jangan sampai hal itu berpengaruh pada pencapaian PAD dan melemahkan item-item pendapatan lainnya”.

2. Belanja Daerah yang meliputi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang dialokasikan sebesar Rp. 1.220.634.137.343,22 ( 1 Trilyun 220 Milyard 634 Juta 137 Ribu 343 Rupiah 22 Sen ) hanya mampu terealisasi sebesar Rp.1.066.973.933.363,07 ( 1 Trilyun 066 Milyard 973 Juta 933 Ribu 363 Rupiah 07 Sen ) atau sekitar 87.41 % hingga akhir tahun anggaran 2014.

“Capaian ini juga dapat dinilai sebagai sebuah permasalahan dari pelaksanaan program akibat kurang matangnya Satker dalam menyusun perencanaan anggaran kegiatan serta kurang efektifnya monitoring dan pengawasan”

3. Presentase anggaran yang cukup besar khusus untuk belanja pegawai sebesar Rp. 533.347.112.050,00 ( 553 Milyard 347 Juta 112 Ribu 050 Rupiah ) masih mendominasi dan mempengaruhi idealis anggaran Jika Dibanding dengan pengalokasian anggaran untuk Belanja Barang dan Jasa yang hanya terealisasi sebesar Rp. 199.165.785.462,40 ( 199 Milyard 165 Juta 785 Ribu 462 Rupiah ) serta alokasi anggaran untuk Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan yang terealisasi sebesar Rp. 174.082.627.376,00 ( 174 Milyard 082 Juta 627 Ribu 376 Rupiah ) pada tahun anggaran 2014.

“Oleh postur anggaran tersebut, maka Fraksi kami berharap kepada Bupati untuk mengkaji kembali analisa beban kerja yang lebih proporsional terhadap kebutuhan PNS, karena Fraksi kami menilai bahwa akumulasi Pendapatan Daerah dan kebutuhan Belanja Pegawai, Belum Seimbang”

Saudara Pimpinan Rapat Paripurna Dewan yang saya hormati,

(4)

Sebagai tambahan, melalui Pemandangan Umum ini, Fraksi PDI-P mengucapkan selamat kepada rekan-rekan legislatif DPRD Kabupaten Wajo atas kinerjanya dalam penyusunan Perda tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan Pemberhentian dan Masa Jabatan Kepala Desa yang kemudian secara tekhnis ditindaklanjuti oleh Jajaran Eksekutif Pemerintah Kabupaten Wajo dalam Pemilihan Kepala Desa Secara Serentak untuk 108 Desa di Kabupaten Wajo.

Dan tak lupa pula, kami menyampaikan apresiasi kepada Bupati Wajo bersama jajaran atas Rencana Pemerintah Pusat mengalokasikan anggaran untuk Program Normalisasi Danau Tempe, Rencana Pembangunan Irigasi Pertanian Bulu Cefo’ dan beberapa Program terkait lainnya dengan harapan program tersebut bisa terealisasi dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat Kabupaten Wajo.

Demikian Pemandangan Umum Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Wajo, sebelum mengakhiri kami ucapkan “Marhaban Yaa Ramadhan, Selamat menunaikan Ibadah Puasa Bulan Suci Ramadhan 1436 Hijriyah 2015 Miladiyah”, Semoga di bulan yang penuh Rahmat dan Maghfiroh ini kita mampu mengendalikan hawa nafsu dari segala perbuatan keji dan dosa.

Atas kesempatan yang diberikan kami sampaikan terima kasih, apabila ada kata dan kalimat yang kurang berkenan dihati, atas nama Fraksi kami memohon maaf.

Sekian, Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Sengkang, 20 Juni 2015

Pembawa Pemandangan Umum

Ketua Fraksi Partai PDI-P DPRD Kab. Wajo

(5)

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

DPRD KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TERHADAP

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

TENTANG

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD2014

Disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Gunungkidul, Senin 13 Juli 2015

Assalaamu ‘alaikum Wr. Wb

Ykh . Ketua Rapat dan Pimpinan DPRD Ykh. Saudara Bupati dan wakil Bupati

Ykh. Segenap unsur Muspida dan kepala Pengadilan Negeri Wonosari Ykh. Rekan angggota DPRD

Ykh. Saudara Sekretaris daerah beserta para pejabat SKPD Ykh. Rekan pers, tamu undangan dan hadirin yang berbahagia

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, atas perkenan-NYA kita bisa menghadiri rapat paripurna sore hari ini dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia. Amin

Atas nama FPKS kami menyampaikan terima kasih kepada ketua sidang yang telah memberikan kesempatan kepada Fraksi PKS menyampaikan Pemandangan Umum terhadap Raperda Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2014.

Demikian pula kepada saudari Bupati yang telah menyampaikan nota Pengantarnya

Saudara Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia

Setidaknya ada 4 peraturan perundang-undangan yang

menjadi acuan dalamPembahasan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD 2014, yakni UU 32 TAHUN 2004 yang telah dengan Undang-undang No. 23 TAHUN 20014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri No. 13 Tahun 2006

tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah

Kabupaten Gunungkidul No. 8 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. DalamPerda No 8 tahun 2007, Bab X pasal 180 dinyatakan bahwa Kepala

Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah

tentang PertanggungjawabanPelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Badan Anggaran DPRD Gunungkidul Dalam pendapatnya yang disampaikan tanggal 8 Juli yang lalu menyampaikan bahwa secara normatif draft Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2014 yang disampaikan Bupati telah memenuhi persyaratakan sebagaimana diatur dalam ke empat peraturan perundangan tersebut sehingga layak untuk di dibahas sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD No 19 Tahun 2014.

Saudara Bupati dan Hadirin yang berbahagia

(6)

opini atas Laporan keuangan adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dimana ditemukan 9 kelemahan di sistem pengendalian intern dalam penyusunan laporan keuangan dan 17 item ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Dalam surat tersebut BPK juga memberikan 58 rekomendasi BPK kepada Bupati Gunungkidul agar memberikan teguran tertulis kepada kepala SKPD yang masih terdapat kelemahan dan yang dinilai tidak patuh terhadap peraturan perundang-undangan, selanjutnya memerintahkan para kepala SKPD untuk menegur secara tertulis jajarannya yang dinilai lemah dan tidak memenuhi peraturan dalam mengelola keuangan, termasuk didalamnya melakukan penganggaran terhadap belanja kegiatan tertentu yang harus dibiayai dari APBD.

Laporan keuangan yang opininya masih WDP dan masih ditemukannya beberapa kelemahan dalam sistem pengendalian internal dan ketidak patuhan terhadap peraturan perundang-undangan tentu saja tidak memuaskan dan tidak sesuai harapan semua pihak yang menginginkan ada progress penilaian oleh BPK dari Wajar dengan Pengecualian WDP menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagaimana yang sudah di capai semua Kabupaten Kota di DIY. Hal ini dikarenakan waktu yang tersedia sebenarnya relatif mencukupi untuk melakukan pembenahan dan perbaikan yaitu sekitar 8 tahun sejak 2008. Pertanyaanya apakah begitu rumitnya persoalan yang dihadapi terutama pengelolaan aset dan keuangan? Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah bagi Bupati yang akan datang siapapun yang terpilih.

Meskipun tidak sesuai harapan, FPKS tetap memberikan apresiasi kepada saudara Bupati dan jajaran eksekutif atas usaha yang telah dilakukan dengan sungguh–sungguh untuk membenahi berbagai kelemahan yang ada, diantaranya dengan menggandeng BPKP untuk melakukan pendampingan kepada SKPD yang dinilai lemah dalam mengelola.

Apresiasi secara khusus FPKS sampaikan kepada SKPD yang dinilai BPK baik sehingga tidak ditemukan kelemahan dalam sistem pengendalian internal maupun ketidak patuhan terhadap peraturan perundangan, termasuk didalamnya sekretariat DPRD, tentu saja kami berharap hal ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan di tahun depan . Kepada SKPD yang masih ada temuan BPK, FPKS berharap ada langkah -langkah yang lebih kongkrit untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan yang ada sehingga tahun depan ketika di periksa menghasilkan opini WTP.

Hadirin yang berbahagia

Selanjutnya untuk mempersingkat waktu perkenankan kami menyampaikan pertanyaan sebagai berikut :

1. Penerimaan pendapatan Pemerintah Daerah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

(7)

2. Pada pos lain lain pendapatan yang sah (17 sumber) semua di atas target yang

direncanakan kecuali pada Pendapatan bunga dari pinjaman (60,03%) dan dana kapitasi (61,71%). Mohon penjelasan penyebab tidak tercapainya target.

3. Berdasar LHP BPK Serapan anggaran masing masing dinas berdasar urutan

prosentasi adalah sebagai berikut :

 Urusan Wajib : Kapedal 98,66% , ketahanan pangan 97,40%, Bappeda 96,61%,

perpustakaan 95,21%, PU 94,86%, Sosnakertrans 93,80%, Parbud 91,13%, perhubungan 88,66%, koperasi dan usaha kecil menengah ESDM 88,55%, Sekretariat Daerah 87,72%, Dukcapil 84,47%, Kesbangpol 83%, kesehatan 79,18%, BPMPKB 64,46 %, Dikpora 51,54%

 Urusan pilihan: Kehutanan 97%, pertanian 91,65%, kelautan dan perikanan

86,78%, perdagangan 86,10 %

Berdasar data di atas menunjukan kinerja masing–masing SKPD dalam menjalankan program kegiatannya bervariasi, yang tertinggi 98,66 % dan terendah 51,4 %. Mohon penjelasan secara umum apayang menyebabkan Kapedal bisa mencapai target mendekati 100 % sementara dikpora hanya 51,54 % dan BPMPKB 64,46% ?

4. Belanja Hibah dari 313 sasaran, yang tidak terealisir 49 kelompok / organisasi

masyarakat dan dana yang terserap hanya 78,87%. Mohon penjelasan penyebab tidak sampainya dana ke kelompok masyarakat, apakah masalah tehnis atau subtansi?

5. Di pos bantuan sosial di dinas Dukcapil terdapat 76 sasaran yang tidak bisa di

realisir, padahal direncanakan masing-masing sasaran akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 400.000. Mohon penjelasan apa yang menjadi penyebabnya ?

6. Dalam LHP BPK beberapa SKPD ditemukan kelemahan dalam sistem

pengendalian intern, yaitu :

 DPPKAD 5 temuan  RSUD 1 temuan

 Kantor Pengelolaan Pasar 1 temuan

Sementara beberapa SKPD ditemukan ketidak patuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, yaitu :

 Dinas kesehatan 3 temuan

 Dinas kelautan dan perikanan 1 temuan  RSUD 1 temuan

 DPPKAD temuan  Kominfo 2 temuan  BP2KP 1 temuan  DTPH 1 temuan

 Dinas Peternakan 1 temuan

 Sekretariat Daerah Bagian Pemdes 1 temuan  Dinas PU 1 temuan

(8)

Mohon penjelasan bagaimana tindak lanjut atas temuan BPK tersebut , apa yang sudah dan akan dilakukan eksekutif ?

7. Selanjutnya kami mohon penjelasan terkait poin 14 temuan BPK yang

menyebutkan Belum selesainya proses pengadaan tanah pengganti atas pelepasan tanah kas desa sebesar Rp.2.311.249.000,00 dalam penjelasannya dinyatakan bahwa tidak semua pembayaran dari Pemerintah Daerah ditransfer ke rekening khusus desa tetapi ke rekening desa yang bercampur dengan dana-dana desa yang lain yang menyebabkan dana-dana ganti rugi belum bisa digunakan untuk pembelian tanah pengganti dan meningkatnya resiko penyalahgunaan uang ganti rugi oleh pemdes. Mohon penjelasan lebih lanjut sampai hari ini apakah dana tersebut telah digunakan untuk membeli tanah pengganti bagi ke 5 desa yang mendapatkan alokasi tersebut?

8. Dalam LHP BPK Pemerintah Daerah dinilai belum siap menerapkan laporan

berbasis akrual, apa sebabnya dan implikasinya bagi pengelolaan kuangan yang akan datang ketika sistem ini sudah harus di implementasikan? Mohon penjelasannya.

9. Terdapat perbedaan perangkaan realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Daerah

yang Dipisahkan dari BDG sebesar Rp 1.422.019.606 dengan Hasil Penyertaan Modal pada Lampiran 1.6 Raperda sebesar Rp 3.227.567.947. Mohon penjelasan.

10. Terdapat perbedaan perangkaan antara nota pengantar dengan Raperda pada

Lampiran V Laporan Kinerja pada pos dana kapitasi dan pendapatan BLUD. Mohon penjelasan.

11. Mohon penjelasan terkait dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang hanya

terealisasi 75%.

12. Terkait dengan naiknya nilai piutang pajak dan piutang retribusi dibanding tahun

2013, bagaimana potensi terbayarnya dan bagiamana upaya Pemerintah Daerah dalam mengatasi hal tersebut?

Saudara ketua rapat dan hadirin yang berbahagia

Demikian pemandangan umum FPKS yang kami sampaikan, atas perhatian dan responnya disampaikan terima kasih.

Wonosari , 13 Juli

2015

Ketua

Ir. Imam Taufik

Sekretaris

(9)

Pandangan Umum Fraksi Terhadap Raperda Laporan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2015

Kota Mungkid.25/07/2016. Dalam Rapat Paripurna Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Magelang terhadap Raperda Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD TA. 2015, DPRD Kab. Magelang mencermati penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD/ LPP 2015 dan hasil audit BPK. Fraksi-Fraksi di DPRD Kabupaten Magelang , Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PKB, Fraksi Gerindra, Fraksi Golkar, Fraksi PAN, Fraksi PPP berpendapat bahwa, Bupati tidak serius dalam pelaksanaan program yang direncanakan, disini dibuktikan masih banyaknya temuan hasil pemeriksaan BPK dan SILPA yang sangat tinggi adalah salah satu indikator bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang tidak berhasil.

Melalui juru bicaranya Supardi, S.Sos., DPRD Kabupaten Magelang menyatakan bahwa tidak ada konsistensi dari Pemkab Magelang agar sasaran program kegiatan sesuai ketetapan renstra. Tanpa konsistensi program, akan sangat sulit diharapkan misi yang diemban dapat dicapai dan sulit dihindari terjadinya in efisiensi dan in efektifitas pemanfaatan sumberdaya organisasi tidak menutup kemungkinan visi Semakin Semanah tidak pernah akan tercapai

Bupati tidak mampu mengoptimalkan hasil perencanaan program dengan kegiatan. Dampak belum optimalnya konsistensi sasaran program dan kegiatan di beberapa SKPD serta optimalnya komitmen untuk berbuat yang terbaik dari jajaran organisasi akan sangat menghambat tercapainya sasaran hasil atau manfaat yang diharapkan dari setiap kegiatan. Oleh karena itu Fraksi di DPRD menilai kinerja Bupati dalam pelaksanaan APBD 2015 tidak berhasil.

Mencermati SILPA pelaksanaan APBD 2015 sebesar Rp. 492.803.710.268 sungguh merupakan prestasi yang sangat luar biasa, karena SILPA pada tahun anggaran 2014 sebesar 373.919.112.857 sebuah prestasi yang sangat buruk pada pemerintahan tahun ini. Pada pembahasan LPP tahun 2014 sebelumnya fraksi-fraksi DPRD Kab. Magelang telah menyampaikan masukan kepada Bupati agar lebih meningkatkan kinerja, sehingga SILPA yang ada mendekati ideal tidak terlalu gemuk dan benar-benar merupakan hasil dari efisiensi dari setiap program kegiatan. Semakin meningkatnya SILPA tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 menunjukkan Bupati tidak sungguh–sungguh melaksanakan dan mengabaikan masukan DPRD Kab. Magelang yang telah disampaikan oleh fraksi–fraksi didalam pandangan umum.

Banyak hal kegiatan di SKPD yang tidak memenuhi asas ketidakpatuhan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan antara lain; Kekurangan volume atas 26 paket pada Dinas DPU ESDM; Kelebihan pembayaran atas pengadaan kendaraan dinas di DPKKAD; Pelayanan Restribusi pengelolaan Pasar di Dinas Perdangangan dan Pasar tidak sesuai Perundang-undangan; Terdapat kelebihan pembayaran pajak penghasilan PPH 21; Kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan; Belanja listrik atas pembayaran penerangan jalan umum liar atau tidak memiliki ID pelanggan; Pengelolaan pemanfaatan barang milik pemerintah daerah dan pendapatan atas pemanfaatan barangan milik daerah belum optimal dan; Pendaftaran dan pendataan pajak air bawah tanah belum memadai dan sesuai mekanisme pemungutan tidak sesuai ketentuan.

(10)

Kabupaten Magelang gagal total dan mengesampingkan konsepsi dasar penguatan kapasitas perangkat daerah yang ada.

BUPATI sebagai strategi open telah membiarkan kekosongan jabatan Sekda dan beberapa SKPD. Hal ini menunjukan lemahnya Bupati dalam hal pemberdayaan SDM birokrasi di Kabupaten Magelang sehingga tidak adanya kesempatan untuk memberikan kontribusi pada institusi dan masyarakat.

Tidak adanya pembelajaran dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis. Tidak mampu melakukan pencerahan tidak membuka wawasan aparatur untuk berpikir maju dinamis, kreatif yang mengarah pada perubahan peningkatan kinerja aparatur birokrasi.

Sekda sebagai middle line dalam pengendalian internal aparatur tidak berjalan karena posisi Sekda yang dijabat PLT tak ubahnya hanya sebagai Tata Usaha (TU), sehingga tidak mampu mewujudkan produktifitas kerja birokrasi, disamping juga melemahkan sistem pelaksanaan dan pemantauan sinkronisasi dan evaluasi pada tataran oprasional khususnya koordinasi antar SKPD.

Dinas Sebagai Operating Core pelaksana fungsi pembantu kepala daerah dalam mengatur dan mengurus sesuai bidang, tidak berjalan degan baik dihampir keseluruhan SKPD. Tidak adanya konsistensi sasaran porgram kegiatan sesuai ketetapan restra. Tanpa konsistensi program, akan sangat sulit diharapkan misi yang diemban dapat dicapai dan sulit dihindari terjadinya inefisiensi dan inefektifitas pemanfaatan sumberdaya organisasi tidak menutup kemungkinan visi Semakin Semanah tidak pernah akan tercapai.

Lembaga Teknis Daerah sebagai fungsi penunjang yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala daerah/ Bupati untuk melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus dan menunjang kelancaran fungsi inti (operating core) belum melaksanakan sebagaimana mestinya. Kwalitas dan kapasitas aparatur tidak dikelola dengan baik karena tidak adanya kemantapan organisasi, kemantapan koordinasi dalam pelaksanaan, pemantapan sinkronisasi dan evaluasi pada tataran oprasional, internal SKPD maupun antar SKPD.

Dalam RPJMD 2017 Bupati menargetkan untuk mendapatkan opini dari BPK Wajar Tanpa Pengecualian. Dengan lemahnya pengendalian internal birokrasi karena banyaknya kekosongan jabatan strategis di SKPD, DPRD pesimis target RPJMD 2017 untuk mendapatkan opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian bisa terpenuhi.

Dengan permasalahan yang begitu komplek Fraksi-Fraksi DPRD Kabupaten Magelang mempertanyakan langkah-langkah nyata yang akan dilakukan Bupati dan tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh Bupati dalam mengisi kekosongan jabatan strategis dalam rantai birokrasi tersebut. Hasil pemeriksaan BPK Pengelolaan keuangan di Puskesmas tidak sesuai dengan Perbub 35 tahun 2015. Perbub ini pada tahun 2015 berlum diterima oleh Puskesmas. Perbub. No. 35 tahun 2015 baru diundangkan pada bulan Oktober 2015 dan diterima Puskesmas pada bulan April 2016. Hal ini merupakan salah satu bukti Bupati inkonsitusional.

Mencermati LHP BPK tentang pajak penerangan jalan umum ditemukan penerangan jalan umum yang tidak memiliki ID pelanggan sebanyak 46.237, dan memiliki ID pelanggan sebanyak 2.813. Pemerintah daerah telah membayar penerangan jalan umum baik yang legal / ilegal maka DPRD Kab. Magelang menyimpulkan bahwa, Bupati memberikan contoh tidak baik pada masyarakat karena melegalkan sesuatu yang ilegal.

Inefisiensi terhadap anggaran yang digunakan untuk membayar penerangan jalan umum menimbulkan potensi penyelewengan anggaran. Hilangnya potensi pendapatan asli daerah dari sektor pajak karena tidak adanya data base wajib pajak yang valid yang dimiliki Pemda.

Banyaknya SKPD (31 SKPD) melakukan pencairan anggaran melebihi batas waktu ketentuan setelah berakhirnya tahun anggaran 2015 dengan total anggaran Rp. 4,251 Milyar, antara lain: Disdikpora, Dinas Kesehatan, DPU ESDM, Bappeda, Dinas Perhubungan, BLH, BPBD, Sekretariat Daerah, BKD, Bapermaspuan dan KB, Diskominfo, Dinas Peternakan dan Perikanan, Disparbud, Dinas Perdagangan dan Pasar, 11 Kecamatan dan 3 Kelurahan.

DPRD Kab. Magelang masih mencatat, pada jawaban Bupati tahun 2014 yang lalu terhadap permasalahan ini akan ditindaklanjuti dan diperbaiki namun kejadian ini masih berulang dan semakin banyak terjadi. Dibutuhkan kesungguhan dalam merespon dan menindaklanjuti temuan BPK dengan tindakan nyata.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

C. Kegiatan akhir : evaluasi, merapikan alat praktek, menutup pelajaran. Kegiatan awal : Membuka pelajaran, absen siswa, pretest pelajaran sebelumnya. Kegiatan inti :

Sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik dapat menggunakan ekspresi wajah, alat peraga baik yang secara langsung (buku, pensil, penggaris, papan tulis,

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung

jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan tersebut, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi setelah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;.. Bagi PNS yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kadar Asam n-Oktanoat yang dihasilkan oleh konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar hasil preservasi, (2) volume

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Manado telah sesuai dengan teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif. 11) Herman (2014)

Penarikan garis keturunan pada masyarakat Besemah yang menerapkan sistem perkawinan same endean bersifat patrilineal, dan adat menetap setelah menikah bersifat patrilokal,