1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT
(
Kappaphycus alvarezii
)
Sry Wulan Dangkua 1, Asri Silvana Naiu 2,Faiza A Dali 2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimiawi produk stik rumput laut K. Alvarezii yang menggunakan perlakuan penambahan kosentrasi rumput laut yang berbeda yaitu 5%, 7.5% 10%. Percobaan yang dipakai menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua ulangan. Parameter yang diuji adalah karakteristik kimia yang terdiri atas kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat.Hasil uji kimiawi dan analisis sidik ragam (ANSIRA) menunjukan bahwa penambahan rumput laut berpengaruh nyata terhadap kadar air, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu, lemak, protein dan karbohidrat. Stik rumput laut dengan penambahan rumput laut meningkatkan protein tetapi tidak nyata. Lemak dan karbohidrat terdeteksi tinggi dengan kisaran lemak adalah 39,11% - 46,91%, sedangkan kadar karbohidrat berkisar antara 43,71% - 56,52%, air berkisar antara 1,73% - 3,22%, abu berkisar antara 0,25% - 0,27%, dan protein berkisar antara 2,32% - 2,36%.
Kata Kunci : Stik rumput laut, karakteristik stik.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki kawasan perairan pantai yang luas sehingga potensi untuk
memproduksi rumput laut besar. Produksi rumput laut Indonesia tahun 2009 sebesar 2,574
juta ton dan tahun 2010 sebesar 3,082 juta ton dengan produksi tersebut menjadikan
Indonesia sebagai negara produsen nomor satu di dunia menggeser dominasi Filipina
(Kementrian Kelautan Perikanan, 2011). Lokasi budidaya rumput laut tersebar di tiga
kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo, namun yang paling dominan adalah di Kecamatan
Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara (Harun dkk 2012). Produksi rumput laut Gorontalo
tahun 1999-2004 telah mengalami peningkatan yaitu dari 3.150 ton menjadi 5.228 ton pada
tahun 2009 (KKP, 2011).
Rumput laut berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku stik sebab rumput
laut mengandung serat sama halnya dengan sumber karbohidrat dari darat. Gorontalo
menjadikan rumput laut sebagai komoditi unggulan daerah sehingga pemanfaatan rumput laut
baik dalam bentuk segar dan olahannya terus dikembangkan. Adanya pengolahan stik
berbahan rumput laut diharapkan sebagai upaya diversifikasi rumput laut yang ada, sehingga
masyarakat mempunyai pilihan akan produk penganan yang disukai karena kandungan
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
gumpalan kotoran sehingga memudahkan dalam pengeluaran feses dari dalam usus (Wisnu
dan Rachmawaty, 2010).
Kajian-kajian yang melaporkan tentang pemanfaatan rumput laut sebagai produk
penganan stik, atau tentang formulasi bahan baku stik dari rumput laut yang dapat
menghasilkan stik rumput laut yang terbaik dilihat dari karakteristiknya belum banyak
dilakukan. Produk stik yang telah beredar di pasaran Gorontalo belum memiliki informasi
mengenai karakteristik produk stik rumput laut K .alvarezii. Hal ini mendorong penulis untuk
melakukan penelitian tentang karakteristik produk stik dari rumput laut K. alvarezii yang
sebagai penganan ringan fortifikasi yang ditinjau dari karateristik organoleptik dan kimia.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik organoleptik dan kimiawi stik
rumput laut K. alvarezii.
Hipotesis
1. H1 adalah konsentrasi rumput laut K. alvarezii berpengaruh pada karakteristik
organoleptik dan kimiawi produk stik rumput laut K.alvarezii.
2. H0 adalah konsentrasi rumput laut K. alvarezii tidak berpengaruh pada karakteristik
organoleptik dan kimiawi produk stik rumput laut K.alvarezii.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 hingga Juli 2013 di Laboratorium
Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo.
Penelitian dilakukan dengan 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan trial and error dan juga
mengacu pada UMKM Sari Laut yang menggunakan rumput laut kosentrasi 5% dalam
pembuatan stiknya. Dilakukan juga uji waktu penggorengan dan diperoleh waktu
penggorengan yang terbaik adalah 3 menit. Produk UMKM telah dijual dan dipasarkan
secara lokal.
Berdasarkan penelitian pendahuluan maka penelitian utama ini melakukan perlakuan
penambahan rumput laut dengan kosentrasi 5%, 7.5%, dan 10%. Adapun formulasi stik
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Tabel 1. Formulasi stik rumput laut
Bahan penyusun Formulasi
I Formulasi II Formulasi III
Kontrol
Rumput laut 5% 7,5% 10% 0%
Tepung ketan 100 (gr) 100 (gr) 100 (gr) 110
Gula 60 (gr) 60 (gr) 60 (gr) 60
Telur 27 (gr) 27 (gr) 27 (gr) 27
Santan 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87 (gr) 0,87
Margarin 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32
Bawang putih 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77
Bawang merah 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77 (gr) 0,77
Vanili 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32 (gr) 0,32
Karakterisasi kimia merupakan penilaian obyektif produk sebab menggunakan alat
pengukuran dalam analisisnya. Karakterisasi kandungan proksimat terdiri atas kadar air,
kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar karbohidrat.
Untuk analisis kimiawi (proksimat) menggunakan analisis data dengan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) satu perlakuan yaitu perbedaan konsentrasi rumput laut dua kali
ulangan. Secara matematis, RAL dirumuskan dengan persamaan (Daha, 2002):
Keterangan
adalah nilai hasil pengamatan pada perlakuan ke i ulangan ke j
adalah rata-rata nilai perlakuan
adalah pengaruh konsentrasi rumput laut
ε adalah faktor kesalahan (galat)
Apabila terjadi berbeda nyata, maka selanjutnya diuji lanjut menggunakan Beda
Nyata Terkecil (BNT) dimana nilai tengah dihitung dengan rumus
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kimiawi Stik Rumput Laut K. alvarezii
Stik rumput laut hasil perlakuan dianalisis kandungan proksimatnya, dan rata-rata
kandungan proksimat stik rumput diuraikan sebagai berikut.
A. Kadar air
Kadar air dapat dihitung sebagai persentase kandungan air suatu bahan yang
dinyatakan dalam basis basah atau kering. Kadar air hasil analisis pada stik rumput laut
masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang berbeda menunjukan pengaruh nyata.
Gambar 1. Kadar air stik rumput laut berpengaruh nyata.
Gambar 1 menunjukan terjadi penurunan kadar air seiring bertambahnya konsentrasi
rumput laut yang digunakan. Berdasarkan hasil Analisis Statistik Sidik Ragam (ANSIRA)
maka penambahan konsentrasi rumput laut ( K. alvarezii ) berpengaruh nyata (p < 0,05) pada
kadar air stik rumput laut. Uji BNT menunjukan bahwa penambahan rumput laut 10% dan
7,5% memberikan pengaruh yang sama namun berbeda dengan konsentrasi rumput laut 5%
serta kontrol.
Penurunan kadar air ini diduga terjadi karena kandungan air yang terdapat dalam stik
rumput laut diikat oleh komponen tepungnya. Berdasarkan Indriyani (2007) bahwa golongan
tepung khususnya tepung terigu dan tepung rumput laut akan mengikat air yang ada di dalam
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
B. Kadar abu
Hasil analisis kadar abu pada stik rumput laut K. alvarezii dapat digambarkan melalui
Gambar 2.
Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama.
Gambar 2. Kadar abu stik rumput laut K. Alvarezii
Gambar 2 menunjukan semakin tinggi konsentrasi rumput laut K. alvarezii semakin
tinggi pula kadar abu yang terkandung pada stik rumput laut. Kadar abu tertinggi terdapat
dalam stik dengan jumlah konsentrasi penambahan 10% yaitu 0,33%. Berdasarkan Analisis
Sidik Ragam (ANSIRA) penambahan rumput laut dengan berbagai konsentrasi tidak
berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap kadar abu stik rumput laut yang diteliti.
Peningkatan kadar abu pada stik rumput laut diduga berasal dari rumput laut itu
sendiri. Kandungan abu pada rumput laut K. alvarezii adalah 15,13 % (Wisnu dan
Rachmawaty, 2010), sehingga diduga abu yang tinggi akan memberikan sumbangsih kadar
abu pada produk-produk dari rumput laut tersebut. Penelitian Harun dkk (2012) yang
melaporkan bahwa rumput laut K. alvarezii yang dibudidayakan di Gorontalo Utara pada
umur panen 2 bulan mengandung kadar abu pada tepung karageenan dengan kisaran 14,62%
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
C. Kadar lemak
Hasil analisis lemak stik rumput laut yang terlihat pada Gambar 3 menunjukan bahwa
kadar lemakyang tinggi pada stik rumput laut K. alvarezii.
Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama.
Gambar 3. Kadar lemak pada stik rumput laut K. alverezii
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA), penambahan konsentrasi rumput laut
tidak menunjukan pengaruh yang nyata (p > 0,05) terhadap kadar lemak, Gambar 3
menunjukan bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi rumput laut semakin menurun
kadar lemak. Kadar lemak terendah terdapat pada stik rumput laut dengan penambahan 10%
yaitu 39,11%, sedangkan kadar lemak tertinggi terdapat pada stik tanpa penambahan rumput
laut 0% yaitu 50,75%.
Secara alami, rumput laut sedikit mengandung lemak 0,58% (Wisnu dan
Rachmawaty, 2010). Kandungan lemak pada stik rumput laut dipengaruhi oleh bahan-bahan
yang mengandung lemak dalam formulasinya seperti santan, margarine namun
meningkatknya kadar lemak diduga dipengaruhi oleh penggunaan minyak sebagai media
penggorengan. Namun semakin bertambahnya konsentrasi rumput laut maka semakin
menurun kadar lemak stik rumput laut, hal ini berdasarkan Hasanah (2007) yang menyatakan
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
D. Kadar protein
Kadar protein pada stik rumput laut dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4
menunjukan rata-rata nilai protein stik rumput laut berkisar 2,31- 2,36 %.
Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh sama.
Gambar 4. Kadar protein stik rumput laut K. alvarezii
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA), penambahan konsentrasi rumput laut
tidak menunjukan pengaruh yang nyata pada nilai protein stik rumput laut hasil perlakuan,
meskipun pada Gambar 4 menunjukan kadar protein yang lebih tinggi pada stik yang
diformulasi dengan rumput laut. Kisaran protein pada stik rumput laut rendah, sebab rumput
laut tidak tergolong sebagai sumber protein namun sebagai sumber karbohidrat. Kadar
protein rumput laut K. alvarezii dari hasil penelitian (Wisnu dan Rachmawaty, 2010) adalah
2,09%.
E. Kadar karbohidrat
Gambar 5 menunjukan kadar karbohidrat stik rumput laut mengalami peningkatan
seiring dengan penambahan konsentrasi rumput laut K. alvarezii. Kadar karbohidrat tertinggi
yaitu 56,52 % terdapat pada stik dengan penambahan rumput laut dengan konsentrasi 10%
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Keterangan: Angka-angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf subscribt yang sama menunjukan pengaruh yang sama.
Gambar 5. Kadar karbohidrat stik rumput laut K. alvarezi
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) (Lampiran 10), penambahan
konsentrasi rumput laut tidak menunjukan pengaruh yang nyata pada kadar karbohidrat stik
rumput laut tetapi menunjukan hasil yang sama.
Tingginya kadar karbohidrat pada stik rumput laut hasil perlakuan dipengaruhi oleh
akumulasi bahan yang mengandung karbohidrat dalam formulasinya seperti tepung ketan dan
rumput laut. Semakin tinggi konsentrasi rumput laut yang ditambahkan dalam formulasi,
maka akan semakin meningkatkan jumlah karbohidrat dalam produk stik.
Menurut Hasanah (2007), karbohidrat yang terdapat dalam terigu yang dipakai
sebagai komposisi stik merupakan komponen pati yang terdiri atas amilosa dan amilopektin,
sedangkan jenis karbohidrat pada rumput laut merupakan komponen nonpati yang sebagian
besar terdiri atas senyawa gumi atau serat sehingga produk pangan yang mengandung rumput
laut memiliki kandungan serat yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan jika
mengkonsumsinya.
PENUTUP Kesimpulan
Penambahan rumput laut K. alvarezii memberikan pengaruh nyata terhadap
kandungan air stik rumput laut tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak, abu,
protein dan karbohidrat. Produk stik yang ditambahkan dengan rumput laut K. alvarezii
secara rata-rata meningkatkan kadar abu dan karbohidrat sedangkan kadar air dan lemak
1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian UNG 2 Tenaga Pengajar di Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Daha, La. 2002. Rancangan Percobaan Untuk Bidang Biologi dan Pertanian Teori dan Aplikasinya. Masagena Press. Makasar.
Harun M, Montolalu R, Suweja K. 2012. Karateristik Fisiko Kimia Karagenan Rumput Laut Jenis Kappahycuss alvarezii pada Umur Panen Yang Berbeda Di Perairan Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara. Artikel hasil penelitian. Manado:Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Universitas Samratulangi Manado.
Hasanah, R. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut (Glacilaria sp.) Dalam Peningkatan Kandungan Serat Pangan Pada Sponge Cake.[Skripsi]. Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indriyani, A. 2007. Cookies Tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) Dengan Pengkayaan Serat Pangan. [Skripsi]. Jurusan Teknologi Pangan dan hasil Pertanian. Fakulas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kementrian Kelautan Dan Perikanan [KKP], 2011. Produksi Rumput Laut Indonesia Geser Filipina. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/4060/Produksi-Rumput-Laut-Indonesia-Geser-Filipina/ [09 mei 2013].
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.