• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang. penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang. penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.

3. Menambahkan dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada, khususnya mengenai pendapatan pengusaha industri rumah tangga.

4. Hasil penelitian ini meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri

Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari defenisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat

(2)

perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan uasaha tersebut.

Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut,semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing (Siahaan, 1996) adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:

(3)

industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata dan industri pengolahan rotan.

c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilihan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja dan industri pesawat terbang.

(4)

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didrikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Paliman Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang ( dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan dengan lahan tebu.

(5)

e) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

3. Klasifikasi Industri Berdasarakan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi: a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan

mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,industri pemintalan dan industri baja.

b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif dan industri mebel.

4. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga merupakan bentuk industri yang diklasifikasikan dalam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Pengertian industri rumah tangga adalah industri yang menggunakan tenaga lebih dari

(6)

empat orang. Industri dalam bentuk ini memiliki modal yang sangat terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga. Begitu pula dengan pimpinan, pemilik atau pengelola industri ini merupakan kepala rumah tangga atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industri ini meski kecil dan modal terbatas, namun cukup menjanjikan omset yang diperoleh jika bentuk usaha yang dijalankan memiliki pasar yang baik.

Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan entrepreneur, industri rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk wirausaha. Industri ini biasanya menghasilkan benda-benda industri kreatif, benda kebutuhan sehari-hari, makanan, pakaian dan sebagainya. Untuk mendorong bentuk industri ini, pemerintah juga memberikan bantuan melalui koperasi atau perbankan dalam mengembangkan industri ini.

Kelebihan industri ini adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalankan usaha. Hal ini dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industri. Kepercayaan menjadi faktor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan dan keuangan dalam industri ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika kondisi industri sedang sepi atau lemah, selayaknya keluarga akan saling mendukung dan tidak menuntut banyak keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun industri rumah tangga.

Sebagai sebuah industri yang mengutamakan kreativitas dan jalinan kekeluargaan, industri ini biasanya bergerak dalam bentuk-bentuk

(7)

industri kreatif yang menghasilkan kerajinan tangan, keperluan rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisioanal.

1. Contoh kegiatan industri rumah tangga: a) Industri Kerajinan

Industri ini menghasilkan hasil karya kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan rumah, hiasan mobil maupun oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-bahan yang digunakan dalam industri ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Misalnya, kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga-bunga mawar merah, bambu yang dibuat menjadi pot bunga atau alat musik dan sebagainya. Salah satu industri rumahan yang dikenal menghasilkan barang-barang kerajinan adalah industri Rajapolah di Tasikmalaya.

b) Industri Bahan Makanan

Bahan makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Industri yang bergerak dibidang ini tentu menghasilkan omset yang tinggi karena barang yang dihasilkan menjadi kebutuhan yang selalu dicari orang kebanyakan. Industri bahan makanan biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom dan sebagainya. Tahu dan tempe misalnya , kedua bahan makanan ini begitu digemari oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industri tahu maupun tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan baku menjadi sorotan utama bagi para pelaku industri. Oleh karena itu, ketika kedelai harganya melambung dan harus

(8)

impor ke luar negeri, mereka sangat khawatir untuk melanjutkan usaha mereka. Peran pemerintah penting dalam menjaga stabilitas harga ini.

c) Industri Pakaian Ibadah

Jika industri pakaian sudah mencapai pada level-level perusahaaa raksasa, pakaian ibadah dapat dijadikan sebagai salah satu hasil produksi industri rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dengan berkembangnya industri rumahan yang menghasilkan mukena, sarung, busana muslim dewasa dan anak, dan sebagainya. Keunggulan dengan menggunkan hasil industri ini adalah kualitasnya biasanya lebih bagus karena pembuatannya lebih teliti, bentuknya yang unik dan kreatif, serta harganya yang terjangkau.

Selain ketiga contoh tersebut, masih banyak benda-benda lain yang dihasilkan oleh kreativitas industri rumah tangga. Dengan kualitas yang baik, tidak sedikit dari hasil-hasil industri tersebut yang mencapai pemasarannya ke mancanegara. Oleh karena itu membangun industri rumahan dapat dilakukan sebagai bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran.

2. Faktor-faktor Penting Dalam Industri Rumah Tangga:

Untuk membangun industri rumah tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja hendak memulai membangun industri rumahan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

(9)

a) Modal, Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan faktor utama yang harus dipenuhi. Untuk industri rumah tangga modal yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena berasal dari patungan keluarga maupun dari salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian, dengan di bukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industri rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan menghasilkan.

b) Kreativitas, Industri rumahan merupakan bagian dari industri kreatif. Artinya industri ini mengandalkan kreativitas dalam pengembangan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-ide baru, industri rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda kerajinan dapat mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan masyarakat atau pasar selalu menyenangi dan menantikan hal baru. Untuk meningkatkan kreativitas, para pelaku industri ini harus terus meng-update informasi dan melihat peluang dari fenomena yang terjadi di masyarakat.

c) Pemasaran, Selain proses produksi industri rumahan juga membutuhkan teknik pemasaran yang tepat sasaran. Jika pemasaran tidak berjalan baik, sebagus apapun kualitas

(10)

barang yang dihasilkan tidak akan memberikan keuntungan apapun jika tidak terjual. Oleh karena itu pemasaran merupakan faktor penting dalam industri ini. Pada dasarnya pemasaran suatu barang hasil industri dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yang sedang populer dilakukan adalah pemesanan melalui internet atau online shop. Kelebihan pemasaran melalui internet adalah tidak dibatasi oleh ruang dan jarak. Siapa pun dapat mengakses dimanapun dan kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara ini juga dianggap efektif dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran dengan cara ini.

d) Peluang dan Kesempatan, peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja apabila ingin membangun industri rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca peluang perlu ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industri yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya adalah kesempatan, kesempatan dapat diketahui melalui informasi. Misalnya pameran-pameran, baik dalam maupun luar negeri dapat

(11)

menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi upaya mengembangkan industri rumahan.

Dengan memperhatikan keempat faktor tersebut, industri rumahan merupakan industri yang dapat dibangun menjadi industri yang memberikan banyak keuntungan dan kemakmuran baik bagi keluarga khususnya maupun bagi perekonomian pada umumnya. Selain itu industri rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu pemerintah mengatasi pengangguran. Industri rumah tangga juga membangun kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas sekaligus mengenalkannya sebagai kekayaan karya bangsa dan negara. Keyakinan, kepercayaan, potensi, keahlian dan kemampuan memanfaatkan peluang merupakan hal-hal yang menjadi acuan dalam membangun industri rumah tangga.

2.1.1. Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi

Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang

(12)

lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horizontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.

Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan dan sebagainya Yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.

UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992):

1. Kelompok negara non-industrial apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen.

(13)

2. Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20 persen.

3. Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbangan tersebut antara 20-30 persen

4. Kelompok negara industri jika sumbangan negara tersebutlebih dari 30 persen.

Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri pemimpin akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan erat dengan industri pemimpin tersebut.

2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainnya.

(14)

3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.

2.1.2. Keterkaitan Antar Industri

Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri sebagai suatu prioritas pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan industri menyertai pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa industri merupakan suatu sektor pemimpim karena industri tersebut merangsang dan mendorong investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri.

Konsep pertumbuhan tidak seimbang meunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut. Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke belakang, misalnya industri tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat pewarna untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa juga keterkaitan ke depan, misalnya ada indusrti tekstil domestik mendorong tumbuhnya investasi dalam industri pakaian jadi.

(15)

Badan usaha/perusahaan perseorangan atau individu adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umunya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagangan asongan dan termasuk usaha industri rumah tangga dan sebagainya. Ciri dan sifat perusahaan perseorangan:

1. Relatif mudah didirikan dan juga di bubarkan.

2. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi. 3. Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.

4. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri. 5. Sulit keuntungan dinikmati sendiri.

6. Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar.

7. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup. 8. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.

Suatu ekonomi yang melakukan aktivitas dengan tujuan menghasilkan suatu barang atau jasa untuk dijual atau ditukarkan dengan barang lain dan ada seseorang yang lebih dan bertanggung jawab dan punya wewenang untuk mengelola usaha tersebut. Kewenangan tersebut meliputi kewenangan di bidang kepegawaian, pemasaran, keuangan dan lain sebgainya.

(16)

2.1.4. Pendapatan

Pendapatan adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerjanya dan pekerjanya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.

Menurut pelopor ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo distribusi pendapatan digolongkan ke dalam 3 kelas sosial yang utama pekerja, pemilik modal, dan tuan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan untuk masing-masing kelas sosial tersebut. Smith dan Ricardo meneliti faktor-faktor apa saja yang menentukan pendapatan masing-masing kelompok relatif terhadap pendapatan nasional.

Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan. 2.1.5. Biaya dan Laba

Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan untuk produksi, dalam hal ini produksi yang dimaksud yaitu kegiatan menghasilkan jasa informasi. Dalam keadaan pemadaman listrik yang sedang berlangsung maka dibutuhkan suatu alat pengganti untuk dapat terus melakukan kegiatan industri rumah tangga. Genset adalah satu-satunya alat pengganti listrik yang banyak digunakan oleh para

(17)

pengusaha industri rumah tangga agar dapat terus menjalankan usahanya selama pemadaman listrik berlangsung. Penggunaan mesin genset hanya akan menjadi biaya. Tetapi itu semua mempunyai nilai atau sebagai barang pengganti tenaga listrik. Tidak ada biaya tanpa nilai dan sebaliknya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang tak dapat diputuskan antara nilai dan biaya.

Laba adalah selisih antara penghasilan dengan ongkos (cost). Ada dua konsep laba yang dibedakan berdasarkan ongkos yang digunakan, yaitu laba ekonomi dan laba normal. Laba ekonomi adalah total penghasilan dikurangi dengan ongkos ekonomi (biaya eksplisit dan biaya implisit) dan laba normal adalah perbedaan antara penghasilan terhadap semua ongkos yang dikeluarkan (termasuk upah yang tidak dibayarkan untuk pemilik yang mengoperasikan peusahaan). Dalam arti kata lain yaitu laba yang dibutuhkan untuk mendorong pemilik perusahaan menggunakan sumber daya milik mereka dan bila seluruh sumber daya yang digunakan oleh perusahaan mendapatkan imbalan sesuai dengan opportunity cost mereka.

2.2. Pemadaman Listrik

Pemadaman listrik terjadi dikarenakan PT.PLN mengalami defisit listrik, khususnya pada beban puncak. Seiring dengan munculnya berbagai alat elektronik dan kebutuhan penerangan untuk kebutuhan di malam hari terus meningkat. Satu persatu masyarakat mulai memasukkan instalasi listrik kedalam rumah. Walau masih dalam kategori mahal, namun listrik sudah mulai diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Penambahan permintaan listrik oleh masyarakat

(18)

disambut pihak PT. PLN dan tidak kesulitan untuk memenuhi permintaan listrik masyarakat.

2.3. Dampak

Untuk mengetahui dampak positif atau negatif, maka diperlukan pengertian yang sama tentang apa yang dimaksud dengan dampak itu. Dampak (impact) adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan. Dampak ini dapat berakibat positif maupun negatif yang keduanya perlu diantisipasi. Dalam melihat dampak,perlu dilihat terlebih dahulu tentang program, output, goals, dan impact.

2.4. Penelitian Terdahulu

1. Dalam penelitian sebelumnya oleh Subandi (2005), dengan judul: Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (warnet) Di Kota Medan. Menyimpulkan bahwa variabel waktu pemadaman listrik mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap pendapatan pengusaha warnet, Variabel jumlah pelanggan warnet mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet, Variabel biaya penggunaan warnet mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet,

(19)

dan variabel biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet.

2. Haeril (2011) melakukan penelitinian dengan judul: ‘Kualitas Pelayanan PLN Ranting Rappang Kecamatan Panjarinjang Kabupaten Sidrap. Menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik pengolahan data primer dan sekunder. Hasil pembahasan dari penelitian ini diperoleh bahwa kualitas pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Rappang Kecamatan Pancarijang Kabupaten Sidrap sudah baik/berkualitas. Dari semua dimensi yang digunakan penulis untuk peneliti, yakni dimensi kepastian waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan dan kemudahan mendapatkan pelayanan, mendapatkan persentase yang baik.

2.5. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang sebenarnya harus diuji. Berdasarkan permasalahan diatas maka sebagai jawaban sementara

Pengaruh Pemadaman Listrik

Pendapatan Industri Rumah Tangga

(20)

Terdapat pengaruh negatif pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga yang ada di Kota Medan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengambilan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penulis memilih Kota Medan menjadi lokasi penelitian karena di Kota Medan merupakan salah satu kota yang mendapat pemadaman listrik secara bergilir dan mempunyai

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji odds ratio terkait dengan resesi gingiva berdasarkan bulu sikat yang digunakan adalah 7,529, hal ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jenis bulu

Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas pada SMA Negeri 4 Cimahi penulis memilih software yang akan digunakan yaitu menggunakan Microsoft

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri santri autis di Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah adalah rendah, ditandai dengan mereka ketika bertemu orang lain

Jumlah Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Menurut Status di Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2013/2014.... Jumlah Sekolah, Kelas,

Untuk setiap macam reaksi itu tetapan kesetimbangan dapat diturunkan dan harganya digunakan sebagai patokan keterpakaian reaksi ini dalam suatu pemeriksaan kimia

Berdasarkan karakteristik responden, gambaran gangguan tidur terjadi pada usia yang lebih tua, jenis kelamin perempuan, tinggal terpisah dari orang tua (kost), dan