• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MASALAH-MA

MASALAH-MASALAH SISWA SALAH SISWA DI SEKOLAH DI SEKOLAH SERTA PENDEKATANSERTA PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING MAKALAH

MAKALAH disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah

disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yangBimbingan dan Konseling yang diampu oleh diampu oleh Dadang Sudrajat, M.Pd. Dadang Sudrajat, M.Pd. oleh : oleh : Kelompok 5 Kelompok 5 Kelas B 2017 Kelas B 2017 Djihan

Djihan Amir Amir (1702167)(1702167) Haifa

Haifa Zahra Zahra (1700116)(1700116) Revy

Revy Arvyansyah Arvyansyah Permana Permana (1702283)(1702283) Silmi

Silmi Rizki Rizki Utami Utami (1701833)(1701833)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

DEPARTEM

DEPARTEMEN EN PENDIDIKAN BIOLOGIPENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG BANDUNG

2018 2018

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena  berkat

 berkat rahmat-Nya rahmat-Nya kami kami bisa bisa menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah yang yang berjudul berjudul Masalah- Masalah-Masalah Siswa di Sekolah serta Pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Masalah Siswa di Sekolah serta Pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

dan Konseling

Atas dukungan dan bimbingan yang diberikan dalam penyusunan makalah Atas dukungan dan bimbingan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dadang ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dadang Sudrajat, M.Pd. selaku dosen mata

Sudrajat, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling.kuliah Bimbingan dan Konseling.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan, dan semoga dapat dipahami bagi siapapun yang wawasan serta pengetahuan, dan semoga dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

membangun.

Bandung,

Bandung, 26 26 Februari Februari 20182018

Penyusun Penyusun

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR  ... ... ... ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... ... ... iiii BAB I PENDHULUAN BAB I PENDHULUAN ... ... ... 11 A.

A. Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 B.

B. Rumusan Masalah ...Rumusan Masalah ... ... 11 C.

C. Tujuan Penulisan ...Tujuan Penulisan ... ... 22 BAB II PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN ... ... ... 33 A.

A. Mengidentifikasi Masalah yang Dialami Peserta Didik Mengidentifikasi Masalah yang Dialami Peserta Didik ... ... 33 B.

B. Teknik Bimbingan dan Konseling IndividuTeknik Bimbingan dan Konseling Individual ...al ... ... 66 C.

C. Teknik Bimbingan dan Konseling Kelompok Teknik Bimbingan dan Konseling Kelompok ... ... 99 D.

D. Pentingnya Pendekatan Preventif, Kuratif, dan DevelopmentalPentingnya Pendekatan Preventif, Kuratif, dan Developmental dalam

dalam BK BK ... .... 1010 BAB III KESIMPULAN

BAB III KESIMPULAN ... ... 1313 A. A. Kesimpulan Kesimpulan ... ... 1313 B. B. Saran Saran ... ... 1313 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... 1414

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Belajar adalah kegiatan berproses, dan sebagai unsur fundamental Belajar adalah kegiatan berproses, dan sebagai unsur fundamental khususnya dalam dunia pendidikan. Perubahan secara positif dan progresif khususnya dalam dunia pendidikan. Perubahan secara positif dan progresif akan dialami oleh diri individu jika individu yang bersangkutan memiliki akan dialami oleh diri individu jika individu yang bersangkutan memiliki dorongan untuk selalu belajar. Oleh karena itu, peserta didik maupun dorongan untuk selalu belajar. Oleh karena itu, peserta didik maupun mahasiswa harus melakukan kegiatan belajar, untuk membekali diri dalam mahasiswa harus melakukan kegiatan belajar, untuk membekali diri dalam menghadapi masa depannya kelak. Tanpa kegiatan belajar, maka peserta menghadapi masa depannya kelak. Tanpa kegiatan belajar, maka peserta didik maupun mahasiswa ketika kelak dewasa akan mengalami kesulitan didik maupun mahasiswa ketika kelak dewasa akan mengalami kesulitan ketika menghadapi persoalan hidupnya secara mandiri (Soesilo, 2014).

ketika menghadapi persoalan hidupnya secara mandiri (Soesilo, 2014).

Menurut Soesilo (2014) bahwa salah satu faktor penyebab munculnya Menurut Soesilo (2014) bahwa salah satu faktor penyebab munculnya masalah belajar pada peserta didik disignalir adalah berasal dari guru. Banyak masalah belajar pada peserta didik disignalir adalah berasal dari guru. Banyak guru yang melaksanakan pembelajaran tanpa mengimplementasikan prinsip guru yang melaksanakan pembelajaran tanpa mengimplementasikan prinsip dan kaidah belajar. Tidak sedikit guru yang masih memiliki prinsip bahwa dan kaidah belajar. Tidak sedikit guru yang masih memiliki prinsip bahwa  pembelajaran

 pembelajaran merupakan merupakan transfer transfer informasi informasi belaka. belaka. Kondisi Kondisi ini ini cenderungcenderung lebih dominan nampak dibanding guru yang memiliki prinsip student center lebih dominan nampak dibanding guru yang memiliki prinsip student center dalam pembelajarannya.

dalam pembelajarannya.

Selanjutnya Soesilo (2014) menyatakan bahwa masalah belajar adalah Selanjutnya Soesilo (2014) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik yang menghambat suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik yang menghambat kelancaran proses dan hasil belajarnya. Masalah belajar bagi peserta didik kelancaran proses dan hasil belajarnya. Masalah belajar bagi peserta didik tidak berarti bahwa peserta didik tidak melakukan kegiatan belajar, tetapi tidak berarti bahwa peserta didik tidak melakukan kegiatan belajar, tetapi kegiatan belajar yang dilakukannya mengalami hambatan sehingga tidak kegiatan belajar yang dilakukannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tujuan atau hasil yang optimal.

mencapai tujuan atau hasil yang optimal.

Masalah belajar yang dialami peserta didik harus segera diselesaikan Masalah belajar yang dialami peserta didik harus segera diselesaikan karena kegiatan belajar merupakan bagian yang esensial untuk mencapai karena kegiatan belajar merupakan bagian yang esensial untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi masalah-maslah yang dihadapi peserta didik di sekolah, guru juga harus masalah-maslah yang dihadapi peserta didik di sekolah, guru juga harus mengetahui teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk mengetahui teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik, serta guru harus mengetahui pentingnya pendekatan membantu peserta didik, serta guru harus mengetahui pentingnya pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling sehingga dapat membantu peserta didik dalam Bimbingan dan Konseling sehingga dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang ia hadapi di sekolah.

untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang ia hadapi di sekolah.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai  berikut :

 berikut : 1.

1. Bagaimana cara untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dialamiBagaimana cara untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami  peserta didik di sekolah ?

 peserta didik di sekolah ? 2.

2. Bagaimana teknik bimbingan dan konseling individual dalam penyelesianBagaimana teknik bimbingan dan konseling individual dalam penyelesian masalah peserta didik ?

(5)

3.

3. Bagaimana teknik bimbingan dan konseling kelompok dalam membantuBagaimana teknik bimbingan dan konseling kelompok dalam membantu menyelesaikan masalah peserta didik ?

menyelesaikan masalah peserta didik ? 4.

4. Apa pentingnya pendekatan preventif, kuratif, developmental dalam BK?Apa pentingnya pendekatan preventif, kuratif, developmental dalam BK?

C.

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami peserta didik diUntuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami peserta didik di sekolah.

sekolah. 2.

2. Untuk menjelaskan teknik bimbingan dan konseling individual dalamUntuk menjelaskan teknik bimbingan dan konseling individual dalam  penyelesian masalah peserta didik

 penyelesian masalah peserta didik 3.

3. Untuk Menjelaskan teknik bimbingan dan konseling kelompok dalamUntuk Menjelaskan teknik bimbingan dan konseling kelompok dalam membantu menyelesaikan masalah peserta didik

membantu menyelesaikan masalah peserta didik 4.

4. Untuk Untuk mengetahui mengetahui pentingnya pentingnya pendekatan pendekatan preventif, preventif, kuratif,kuratif, developmental dalam BK.

(6)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. MengidentifikaMengidentifikasi Masalah yang Dialami si Masalah yang Dialami Peserta DidikPeserta Didik

Ada beragam masalah belajar yang dapat dialami peserta didik. Guru perlu Ada beragam masalah belajar yang dapat dialami peserta didik. Guru perlu  peka dan

 peka dan segera segera mengidentifkasi mengidentifkasi permasa-lahan permasa-lahan belajar belajar yang dialami yang dialami pesertapeserta didik-nya. Identifikasi masalah perlu dilakukan terkait dengan pemberian didik-nya. Identifikasi masalah perlu dilakukan terkait dengan pemberian  bantuan

 bantuan (pengatasan) (pengatasan) masalah masalah belajar belajar yang yang dialami dialami oleh oleh masing-masingmasing-masing  peserta didik.

 peserta didik. 1.

1. Jenis-Jenis Permasalahan Peserta DidikJenis-Jenis Permasalahan Peserta Didik a.

a. Keterlambatan akademikKeterlambatan akademik

Keterlambatan akademik yaitu keadaan peserta didik yang Keterlambatan akademik yaitu keadaan peserta didik yang diperkirakkan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat diperkirakkan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Untuk mengidentifikasi masalah ini memanfaatkannya secara optimal. Untuk mengidentifikasi masalah ini dapat dilakukan melalui kajian perkembangan hasil-hasil prestasi dapat dilakukan melalui kajian perkembangan hasil-hasil prestasi  peserta didik.

 peserta didik.  b.

 b. Ketercepatan dalam belajarKetercepatan dalam belajar

Masalah ketercepatan dalam belajar yaitu keadaan peserta didik Masalah ketercepatan dalam belajar yaitu keadaan peserta didik yang memiliki kecerdasan tinggi (misal IQ 130 atau lebih), tetapi belum yang memiliki kecerdasan tinggi (misal IQ 130 atau lebih), tetapi belum terfasilitasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Peserta didik seperti itu terfasilitasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Peserta didik seperti itu  perlu

 perlu mendapatkan mendapatkan tugas tugas khusus khusus yang yang lebih lebih menantang menantang bagi bagi dirinya,dirinya, atau lebih berat dibanding tugas teman lainnya. Masalah ini dapat atau lebih berat dibanding tugas teman lainnya. Masalah ini dapat diketahui dari perkembangan hasil belajar dan observasi dari perilaku diketahui dari perkembangan hasil belajar dan observasi dari perilaku  peserta didik.

 peserta didik. c.

c. Sangat lambat dalam belajarSangat lambat dalam belajar

Masalah ini adalah keadaan siswa yang memiliki bakat akademik Masalah ini adalah keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat  pendidikan

 pendidikan atau atau pengajaran pengajaran khusus. khusus. Kemampuan Kemampuan siswa siswa yang yang sangatsangat lambat belajar ini dapat diidentifikasi dari perkembangan prestasi lambat belajar ini dapat diidentifikasi dari perkembangan prestasi  belajarnya.

 belajarnya. d.

d. Kurang motivasi dalam belajarKurang motivasi dalam belajar

Keadaan ini terjadi dimana siswa kurang bersemangat dalam Keadaan ini terjadi dimana siswa kurang bersemangat dalam  belajar,

 belajar, yang yang diperlihatkan diperlihatkan dari dari jera jera dan dan malas malas dalam dalam kegiatankegiatan  belajarnya. Untuk

 belajarnya. Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi siswa siswa yang kurang yang kurang motivasi motivasi belajarbelajar dapat ditinjau dari presensi masuk sekolahnya, dan hasil prestasi dapat ditinjau dari presensi masuk sekolahnya, dan hasil prestasi  belajarnya, wawancara kepada siswa, serta melakukan home visit.

 belajarnya, wawancara kepada siswa, serta melakukan home visit. e.

e. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajarBersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar

Berkebiasaan buruk dalam belajar yaitu kondisi atau perilaku siswa Berkebiasaan buruk dalam belajar yaitu kondisi atau perilaku siswa sehari-harinya bersifat antagonistik dari pada kegiatan belajar sehari-harinya bersifat antagonistik dari pada kegiatan belajar seharusnya dilakukannya. Masalah ini dapat diketahui melalui observasi seharusnya dilakukannya. Masalah ini dapat diketahui melalui observasi terutama ketika pembelajaran sedang berlangsung, melalui penyebaran terutama ketika pembelajaran sedang berlangsung, melalui penyebaran

(7)

Daftar Cek Masalah, dan angket khusus yang terkait dengan kebiasaan Daftar Cek Masalah, dan angket khusus yang terkait dengan kebiasaan  belajar siswa.

 belajar siswa. 2.

2. Teknik Identifikasi Masalah BelajarTeknik Identifikasi Masalah Belajar

Identifikasi masalah belajar siswa pada umumnya dapat dilakukan Identifikasi masalah belajar siswa pada umumnya dapat dilakukan melalui penggunaan instrumen dalam bentuk non-tes dan tes.

melalui penggunaan instrumen dalam bentuk non-tes dan tes. 1)

1) WawancaraWawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara khusus dan terencana. Jika wawancara cara tanya jawab secara khusus dan terencana. Jika wawancara dilakukan lebih mendalam misalnya dalam penelitian kualitatif dilakukan lebih mendalam misalnya dalam penelitian kualitatif disebut wawancara mendalam. Dalam usaha membantu persoalan disebut wawancara mendalam. Dalam usaha membantu persoalan  peserta

 peserta didik didik di di sekolah, sekolah, maka maka lebih lebih membutuhkan membutuhkan wawancarawawancara konseling, yaitu wawancara mendalam, diwarnai afektif, dan bersifat konseling, yaitu wawancara mendalam, diwarnai afektif, dan bersifat menyembuhkan atau membantu persoalan yang dialami siswa.

menyembuhkan atau membantu persoalan yang dialami siswa.

Wawancara terkait dengan masalah belajar lebih banyak Wawancara terkait dengan masalah belajar lebih banyak menekankan (mementingkan) diperolehnya informasi tentang gejala menekankan (mementingkan) diperolehnya informasi tentang gejala atau kebiasaan belajar yang dapat menimbulkan masalah belajar bagi atau kebiasaan belajar yang dapat menimbulkan masalah belajar bagi diri siswa dan untuk mengidentifikasi sumber penyebab masalah diri siswa dan untuk mengidentifikasi sumber penyebab masalah  belajar tersebut

 belajar tersebut 2)

2) ObservasiObservasi

Menurut Slameto (1988), observasi merupakan suatu pengamatan Menurut Slameto (1988), observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya. Dalam kaitannya dengan masalah belajar, observasi lebih lakunya. Dalam kaitannya dengan masalah belajar, observasi lebih  berguna dalam mengamati

 berguna dalam mengamati gejala-gejala mgejala-gejala masalah belajar asalah belajar yang nampakyang nampak atau dialami diri siswa. Hasil observasi tidak dapat menjawab secara atau dialami diri siswa. Hasil observasi tidak dapat menjawab secara runtut tentang sebab-akibat masalah belajar yang dialami siswa. Oleh runtut tentang sebab-akibat masalah belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, data atau informasi tentang penyebabnya harus melalui karena itu, data atau informasi tentang penyebabnya harus melalui teknik pengumpulan data yang lain, misalnya wawancara, atau angket. teknik pengumpulan data yang lain, misalnya wawancara, atau angket. 3)

3) AngketAngket

Seringkali disebut sebagai kuesioner. Menurut Soesilo (2014) Seringkali disebut sebagai kuesioner. Menurut Soesilo (2014) angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal hal yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal hal yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang diri responden yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang diri responden dapat diketahui, misalnya tentang keadaan atau data dirinya seperti dapat diketahui, misalnya tentang keadaan atau data dirinya seperti  pengalaman, sikap, minat,

 pengalaman, sikap, minat, kebiasaan belajar, kebiasaan belajar, dan termasuk dan termasuk pandanganpandangan diri responden terhadap suatu hal.

diri responden terhadap suatu hal. 4)

4) Skala SikapSkala Sikap

Sikap menggambarkan tentang kecenderungan berperilaku atau Sikap menggambarkan tentang kecenderungan berperilaku atau reaksi seseorang terhadap objek atau stimulus yang datang padanya. reaksi seseorang terhadap objek atau stimulus yang datang padanya. Instrumen yang mengukur tentang sikap tersebut biasanya disebut Instrumen yang mengukur tentang sikap tersebut biasanya disebut sebagai skala sikap. Skala sikap hampir sama seperti angket. sebagai skala sikap. Skala sikap hampir sama seperti angket. Perbedaannya hanya terdapat pada variabel yang ditanyakan kepada Perbedaannya hanya terdapat pada variabel yang ditanyakan kepada responden.

(8)

Skala sikap hanya menanyakan tentang sikap responden yang Skala sikap hanya menanyakan tentang sikap responden yang terkait dengan suatu variabel atau objek, Sedangkan angket dapat terkait dengan suatu variabel atau objek, Sedangkan angket dapat mengukur banyak variabel, dan jawaban responden tidak dapat mengukur banyak variabel, dan jawaban responden tidak dapat di-skoring (nilai) dan juga tidak dapat diskalakan.

skoring (nilai) dan juga tidak dapat diskalakan. 5)

5) Daftar Cek Masalah (DCM)Daftar Cek Masalah (DCM)

Merupakan instrumen (sejenis angket) yang khusus disusun untuk Merupakan instrumen (sejenis angket) yang khusus disusun untuk merangsang atau memancing pengutaran masalah-masalah yang merangsang atau memancing pengutaran masalah-masalah yang  pernah

 pernah atau atau sedang sedang dialami dialami seseorang. seseorang. DCM DCM sebagai sebagai sejenis sejenis angketangket yang berisikan item-item pernyataan permasalahan yang kemungkinan yang berisikan item-item pernyataan permasalahan yang kemungkinan terjadi pada diri responden.

terjadi pada diri responden.

DCM terdiri sekitar 12 bidang permasalahan (kesehatan, keuangan, DCM terdiri sekitar 12 bidang permasalahan (kesehatan, keuangan,  pergaulan,

 pergaulan, agama/kepercayaan, agama/kepercayaan, pekerjaan, pekerjaan, keluarga, keluarga, kepribadianl,kepribadianl,  penyesuaian

 penyesuaian terhadap terhadap kurikulum, kurikulum, penyesuaian penyesuaian terhadap terhadap sekolah,sekolah, kebiasaan belajar, rekreasi, dimana setiap bidang disajikan sekitar 20 kebiasaan belajar, rekreasi, dimana setiap bidang disajikan sekitar 20 item pernyataan permasalahan, sehingga total item dalam suatu item pernyataan permasalahan, sehingga total item dalam suatu instrument DCM sekitar 240 butir. Responden hanya memberikan instrument DCM sekitar 240 butir. Responden hanya memberikan tanda centang pada item yang dimaksud, jika mengalami masalah tanda centang pada item yang dimaksud, jika mengalami masalah seperti yang diuraikan dalam item tersebut.

seperti yang diuraikan dalam item tersebut. 6)

6) Bimbingan BelajarBimbingan Belajar

Berbagai persoalan belajar yang dijelaskan di atas, tentu perlu Berbagai persoalan belajar yang dijelaskan di atas, tentu perlu  penanganan oleh guru matapelajaran atau guru kelas

 penanganan oleh guru matapelajaran atau guru kelas maupun guru BKmaupun guru BK melalui kegiatan bimbingan belajar. Penanganan tersebut melalui melalui kegiatan bimbingan belajar. Penanganan tersebut melalui kegiatan bimbingan belajar.

kegiatan bimbingan belajar.

Bimbingan belajar yang dilakukan terhadap peserta didiknya Bimbingan belajar yang dilakukan terhadap peserta didiknya tergantung dari tujuan ingin dicapai. Sedangkan tujuan bimbingan tergantung dari tujuan ingin dicapai. Sedangkan tujuan bimbingan tentang masalah belajar di sekolah antara lain sebagai berikut:

tentang masalah belajar di sekolah antara lain sebagai berikut: a)

a) Membantu pemahaman peserta didik tentang pentingnyaMembantu pemahaman peserta didik tentang pentingnya  beraktivitas belajar bagi dirinya saat ini maupun masa depannya.  beraktivitas belajar bagi dirinya saat ini maupun masa depannya.  b)

 b) Memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam belajar sesuaiMemotivasi peserta didik agar bersemangat dalam belajar sesuai gaya belajar dan potensi serta karakteristiknya sendiri.

gaya belajar dan potensi serta karakteristiknya sendiri. c)

c) Membantu peserta didik agar dapat memanfaatkan sarana danMembantu peserta didik agar dapat memanfaatkan sarana dan  prasarana yang tersedia di lingkungannya secara optimal.

 prasarana yang tersedia di lingkungannya secara optimal. 7)

7) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)Inventori Tugas Perkembangan (ITP)

Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Tim pengembang dari Universitas Pendidikan dikembangkan oleh Tim pengembang dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). Penyusunannya dimaksudkan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). Penyusunannya dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

Angket Inventori Tugas Perkembangan memiliki berbagai Angket Inventori Tugas Perkembangan memiliki berbagai karakteristik yang khas, yaitu Inventori Tugas Perkembangan karakteristik yang khas, yaitu Inventori Tugas Perkembangan  berbentuk

(9)

subaspek. Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang subaspek. Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap aspek. Besar skor yang diperoleh menunjukkan diperoleh pada setiap aspek. Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa. Angket ITP untuk setiap tingkat tingkat perkembangan siswa. Angket ITP untuk setiap tingkat  pendidikan memiliki jumlah soal yang

 pendidikan memiliki jumlah soal yang berbeda.berbeda.

Kelebihan Inventori Tugas Perkembangan, adapun kelebihan ITP Kelebihan Inventori Tugas Perkembangan, adapun kelebihan ITP diantaranya adalah melalui skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah diantaranya adalah melalui skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan individu. Dan sebagai alat asesmen memahami tingkat perkembangan individu. Dan sebagai alat asesmen yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program bimbingan yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program bimbingan dan konseling berbasis perkembangan inividu. Sedangkan kekurangan dan konseling berbasis perkembangan inividu. Sedangkan kekurangan atau keterbatasannya antara lain adalah belum dapat digunakan atau keterbatasannya antara lain adalah belum dapat digunakan sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan kelulusan maupun untuk sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan kelulusan maupun untuk  penempatan.

 penempatan.

B.

B. Teknik Bimbingan dan Konseling IndividualTeknik Bimbingan dan Konseling Individual

Konseling individual merupakan proses interaktif yang dicirikan oleh Konseling individual merupakan proses interaktif yang dicirikan oleh hubungan yang unik antara guru bimbingan dan konseling atau konselor hubungan yang unik antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli yang mengarah pada perubahan perilaku, dengan peserta didik/konseli yang mengarah pada perubahan perilaku, konstruksi pribadi, kemampuan mengatasi situasi hidup dan keterampilan konstruksi pribadi, kemampuan mengatasi situasi hidup dan keterampilan membuat keputusan.

membuat keputusan.

Konseling individual diberikan baik kepada peserta didik/konseli yang Konseling individual diberikan baik kepada peserta didik/konseli yang datang sendiri maupun diundang. Peserta didik/konseli diundang oleh guru datang sendiri maupun diundang. Peserta didik/konseli diundang oleh guru  bimbingan

 bimbingan dan dan konseling konseling atau atau konselor konselor berdasarkan berdasarkan hasil hasil asesmen, asesmen, referal,referal, dan observasi. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) konseling individual dan observasi. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) konseling individual disiapkan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor bagi peserta disiapkan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor bagi peserta didik/konseli yang diundang.

didik/konseli yang diundang.

Adapun laporannya dibuat guru bimbingan dan konseling atau konselor Adapun laporannya dibuat guru bimbingan dan konseling atau konselor  baik

 baik bagi bagi peserta peserta didik/konseli didik/konseli yang yang diundang diundang maupun maupun yang yang datang datang sendiri.sendiri. Keberhasilan proses konseling terhadap pemecahan masalah peserta Keberhasilan proses konseling terhadap pemecahan masalah peserta didik/konseli dievaluasi oleh guru

didik/konseli dievaluasi oleh guru  bimbingan

 bimbingan dan dan konseling konseling atau atau konselor konselor melalui melalui pengungkapan pengungkapan kepuasankepuasan konseli terhadap proses konseling.

konseli terhadap proses konseling. 1.

1. TujuanTujuan

Tujuan konseling individual adalah memfasilitasi peserta didik/konseli Tujuan konseling individual adalah memfasilitasi peserta didik/konseli melakukan perubahan perilaku, mengkonstruksi pikiran, mengembangkan melakukan perubahan perilaku, mengkonstruksi pikiran, mengembangkan kemampuan mengatasi situasi kehidupan, membuat keputusan yang kemampuan mengatasi situasi kehidupan, membuat keputusan yang  bermakna

 bermakna bagi bagi dirinya dirinya dan dan berkomitmen berkomitmen untuk untuk mewujudkan mewujudkan keputusankeputusan dengan penuh tanggungjawab dalam kehidupannya.

dengan penuh tanggungjawab dalam kehidupannya. 2.

2. Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling IndividualLangkah-langkah Bimbingan dan Konseling Individual

Langkah- langkah konseling individual dengan peserta didik/konseli Langkah- langkah konseling individual dengan peserta didik/konseli datang sendiri :

datang sendiri : a)

a) Pra konseling,Pra konseling, 1)

(10)

2)

2) Kesiapan pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselorKesiapan pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor  b)

 b) Proses konselingProses konseling 1)

1) Membangun relasi konselingMembangun relasi konseling 2)

2) Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuaiMelaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai teori yang

teori yang 3)

3) dipilih baik secara tunggal, maupun integratif.dipilih baik secara tunggal, maupun integratif. 4)

4) Mengakhiri proses konseling.Mengakhiri proses konseling. c)

c) Pasca konselingPasca konseling 1)

1) Membuat laporan konselingMembuat laporan konseling 2)

2) Berdasarkan kesepakatan dengan peserta didik/konseli, guruBerdasarkan kesepakatan dengan peserta didik/konseli, guru  bimbingan

 bimbingan dan dan konseling konseling atau atau konselor konselor memonitoring memonitoring dandan mengevaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan peserta mengevaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan peserta didik/konseli.

didik/konseli.

Langkah konseling dengan konseli yang diundang : Langkah konseling dengan konseli yang diundang : a)

a) Pra konselingPra konseling 1)

1) Mengumpulkan dan menganalisis data peserta didik/konseli secaraMengumpulkan dan menganalisis data peserta didik/konseli secara 2)

2) komprehensif (potensi, masalah, latar belakang kondisi konseli)komprehensif (potensi, masalah, latar belakang kondisi konseli) 3)

3) Menyusun RPL konselingMenyusun RPL konseling 4)

4) Menata ruangMenata ruang 5)

5) Kesiapan pribadi guru bimbingan dan konseling atau Kesiapan pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor .konselor .  b)

 b) Proses konselingProses konseling 1)

1) Membangun relasi konselingMembangun relasi konseling 2)

2) Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuaiMelaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integrative

teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integrative 3)

3) Menutup proses konselingMenutup proses konseling c)

c) Pasca konselingPasca konseling 1)

1) Membuat laporan konselingMembuat laporan konseling 2)

2) Berdasarkan kesepakatan dengan peserta didik/konseli, guruBerdasarkan kesepakatan dengan peserta didik/konseli, guru  bimbingan dan

 bimbingan dan 3)

3) konseling atau konselor memonitoring dan mengevaluasikonseling atau konselor memonitoring dan mengevaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan peserta didik/konseli

tindakan/perilaku yang direncanakan peserta didik/konseli Langkah-langkah e-counseling

Langkah-langkah e-counseling a)

a) Pra konselingPra konseling 1)

1) Mendesain menu e-counselingMendesain menu e-counseling 2)

2) Melakukan sosialisasi dan edukasi pada peserta didik/ konseli,Melakukan sosialisasi dan edukasi pada peserta didik/ konseli,  b)

 b) Proses KonselingProses Konseling 1)

1) Membangun relasi konselingMembangun relasi konseling 2)

2) Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuaiMelaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integratif

teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integratif 3)

3) Menutup proses konselingMenutup proses konseling c)

(11)

2)

2) Membuat laporan konseling berdasarkan kesepakatan, pesertaMembuat laporan konseling berdasarkan kesepakatan, peserta didik/konseli melakukan tindakan lanjutan proses konseling

didik/konseli melakukan tindakan lanjutan proses konseling

C.

C. Teknik Bimbingan dan Konseling KelompokTeknik Bimbingan dan Konseling Kelompok

Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan kepada Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam suasana kelompok dengan sejumlah peserta didik/konseli dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah. anggotanya sehingga peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah. Keberhasilan proses konseling terhadap pemecahan masalah sejumlah peserta Keberhasilan proses konseling terhadap pemecahan masalah sejumlah peserta didik/konseli dievaluasi oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor didik/konseli dievaluasi oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui pengungkapan kepuasan konseli terhadap proses konseling.

melalui pengungkapan kepuasan konseli terhadap proses konseling.

Tujuan konseling kelompok adalah memfasilitasi konseli melakukan Tujuan konseling kelompok adalah memfasilitasi konseli melakukan  perubahan

 perubahan perilaku, perilaku, mengkonstruksi mengkonstruksi pikiran, pikiran, mengembangkan mengembangkan kemampuankemampuan mengatasi situasi kehidupan, membuat keputusan yang bermakna bagi diri mengatasi situasi kehidupan, membuat keputusan yang bermakna bagi diri nyanya dan berkomitmen untuk mewujudkan keputusan dengan penuh dan berkomitmen untuk mewujudkan keputusan dengan penuh tanggungjawab dalam kehidupannya dengan memanfaatkan kekuatan (situasi) tanggungjawab dalam kehidupannya dengan memanfaatkan kekuatan (situasi) kelompok.

kelompok.

Ada beberapa metode atau teknik bimbingan kelompok, teknik bimbingan Ada beberapa metode atau teknik bimbingan kelompok, teknik bimbingan kelompok ini dapat digunakan dalam layanan bimbingan klasikal maupun kelompok ini dapat digunakan dalam layanan bimbingan klasikal maupun  bimbingan kelompo

 bimbingan kelompok. Metode tersebut yaitu :k. Metode tersebut yaitu : 1.

1. Metode EkspositoriMetode Ekspositori

Teknik pemberian informasi atau biasa disebut metode ceramah ini, Teknik pemberian informasi atau biasa disebut metode ceramah ini, yaitu pemberian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok yaitu pemberian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok  pendengar dan dilaksanakan dengan mencakup

 pendengar dan dilaksanakan dengan mencakup tiga hal, yaitu perencanaan,tiga hal, yaitu perencanaan,  pelaksanaan dan penilaian.

 pelaksanaan dan penilaian. 2.

2. Metode Diskusi KelompokMetode Diskusi Kelompok

Teknik diskusi kelompok adalah percakapan terencana yang dilakukan Teknik diskusi kelompok adalah percakapan terencana yang dilakukan tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau memperjelas suatu permasalahan.

memperjelas suatu permasalahan. 3.

3. Metode Permainan PerananMetode Permainan Peranan

Teknik permainan peranan bisa disebut sebagai suatu alat belajar yang Teknik permainan peranan bisa disebut sebagai suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan dan pengertian mengenai hubungan antara menggambarkan keterampilan dan pengertian mengenai hubungan antara manusia dnegan jalan yang mereka lakukan dalam memerankan situasi manusia dnegan jalan yang mereka lakukan dalam memerankan situasi yang tak terduga.

yang tak terduga. 4.

4. Metode Permainan SimulasiMetode Permainan Simulasi

Teknik silmulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk Teknik silmulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya seperti lebih kearah diskusi cara menghadapi.

seperti lebih kearah diskusi cara menghadapi. 5.

(12)

Home room adalah suatu program kegiatan yang diulakukan dengan Home room adalah suatu program kegiatan yang diulakukan dengan tujuan agar guru lebih mengenal murid-muridnya lebih baik sehingga tujuan agar guru lebih mengenal murid-muridnya lebih baik sehingga membantu menyelesaikan masalahnya secara efisien.

membantu menyelesaikan masalahnya secara efisien. 6.

6. Metode Field TripMetode Field Trip

Teknik ini menggunakan kegiatan rekreasi untuk bimbingan Teknik ini menggunakan kegiatan rekreasi untuk bimbingan kelompoknya. Teknik ini sangat ampuh karena para siswa dapat terlibat kelompoknya. Teknik ini sangat ampuh karena para siswa dapat terlibat secara lebih lagi tentang tanggung jawab serta bekerja sama dnegan secara lebih lagi tentang tanggung jawab serta bekerja sama dnegan kelompoknya.

kelompoknya.

D.

D. Pentingnya Pendekatan Preventif, Kuratif, dan Developmental dalamPentingnya Pendekatan Preventif, Kuratif, dan Developmental dalam Bimbingan dan Konseling.

Bimbingan dan Konseling.

Dalam hal bimningan konseling, ada beberapa pendekatan yang dilakukan Dalam hal bimningan konseling, ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk dapat mencapai suatu pencapaian, yaitu pendekatan preventif, untuk dapat mencapai suatu pencapaian, yaitu pendekatan preventif,  pendekatan kuratif, dan pendek

 pendekatan kuratif, dan pendekatan developmental.atan developmental.

Pendekatan kuratif, ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang Pendekatan kuratif, ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses mengajar. Program dalam proses itu dapat keberhasilan dalam proses mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap petemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tetentu. diartikan untuk setiap petemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tetentu. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan: Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan: 1.

1. PengulanganPengulangan

Pengulangan ini dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan sesuai Pengulangan ini dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan sesuai dengan diagnostiknya yaitu:

dengan diagnostiknya yaitu: a.

a. Pada setiap akhir pertemuan.Pada setiap akhir pertemuan.  b.

 b. Pada setiap akhir unit pembelajaran tertentu.Pada setiap akhir unit pembelajaran tertentu. c.

c. Pada akhir setiap suatu program studi.Pada akhir setiap suatu program studi. Pelaksanaannya dapat secara:

Pelaksanaannya dapat secara: a.

a. Individual kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas.Individual kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas.  b.

 b. Kelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentuKelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai jenis atau sifat kesalahan/kesulitan bersama.

mempunyai jenis atau sifat kesalahan/kesulitan bersama. Waktu dan cara pelaksanaaannya:

Waktu dan cara pelaksanaaannya: a.

a. Bila sebagian/seluruh kelas mngalami kesulitan sama, diadakanBila sebagian/seluruh kelas mngalami kesulitan sama, diadakan  pertemuan kelas biasa berikutnya

 pertemuan kelas biasa berikutnya 1)

1) Bahan di presentasikan kembali.Bahan di presentasikan kembali. 2)

2) Diadakan latihan/penguasaan/soal bentuknya sejenis.Diadakan latihan/penguasaan/soal bentuknya sejenis. 3)

3) Diadakan kembali pengukuran kembali untuk mendeteksi hasilDiadakan kembali pengukuran kembali untuk mendeteksi hasil  peningkatan kearah ktiteria keberhasilan.

 peningkatan kearah ktiteria keberhasilan.  b.

 b. Diadakan diluar jam pertemuan biasaDiadakan diluar jam pertemuan biasa 1)

1) Diadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami kesulitanDiadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami kesulitan hanya sejumlah orang tertentu (waktu sore, waktu istirahat, dan hanya sejumlah orang tertentu (waktu sore, waktu istirahat, dan sebagainya).

(13)

c.

c. Diadakan kelas remedialDiadakan kelas remedial 1)

1) Bagi siwa yang mempunyai kesulitan khsus dengan bimbinganBagi siwa yang mempunyai kesulitan khsus dengan bimbingan khusus.

khusus. 2)

2) Diadakan penggulangan secara total kalau jauh dibawah kriteriaDiadakan penggulangan secara total kalau jauh dibawah kriteria keberhasilan minimal

keberhasilan minimal 2.

2. Pengayaan atauPengukuranPengayaan atauPengukuran

Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara:

secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara: a.

a. Pemberian tugas/pekerjaan rumah.Pemberian tugas/pekerjaan rumah.  b.

 b. Pemberian tugas/soal dikerjakan d ikelas.Pemberian tugas/soal dikerjakan d ikelas. 3.

3. Percepatan (akselerasi)Percepatan (akselerasi)

Layanan ini ditunjukan kepada siswa yang berbakat tetapi Layanan ini ditunjukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukan kesulitan psikososial (ego emosional).

menunjukan kesulitan psikososial (ego emosional). a.

a. Bila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibandingkanBila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat dinaikan ke tingkat yang lebih

kelompoknya dapat dinaikan ke tingkat yang lebih tinggi.tinggi.  b.

 b. Bila hanya beberapa bidang studi ini dapat diteruskan (majuBila hanya beberapa bidang studi ini dapat diteruskan (maju  berkelanjutan/continuous program).

 berkelanjutan/continuous program).

Lalu, ada juga pendekatan preventif, pendekatan ini ditunjuan kepada Lalu, ada juga pendekatan preventif, pendekatan ini ditunjuan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi dipredisikan atau patut siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi dipredisikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikatagorikan menjadi studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikatagorikan menjadi dua yaitu:

dua yaitu: 1.

1. Bagi yang termasuk katagori normal mampu menyelesaikan programBagi yang termasuk katagori normal mampu menyelesaikan program  belajar mengajar bisa sesuai dengan waktu yang disediakan.

 belajar mengajar bisa sesuai dengan waktu yang disediakan. 2.

2. Bagi mereka yang terlambat atau tidak menyelesaikan program denganBagi mereka yang terlambat atau tidak menyelesaikan program dengan  batas

 batas waktu waktu yang yang ditetapkan. ditetapkan. Berasarkan Berasarkan prediksi prediksi tersebut tersebut makamaka layanan pengajaran perbaikan dapat dalam bentuk:

layanan pengajaran perbaikan dapat dalam bentuk: a.

a. Bentuk kelompok belajar heterogen.Bentuk kelompok belajar heterogen.  b.

 b. Bentuk individualBentuk individual c.

c. Bentuk kelompok dengan kelas remedial (Amadi,Abu dan widodoBentuk kelompok dengan kelas remedial (Amadi,Abu dan widodo supriono.2013:179)

supriono.2013:179)

Selain pendekatan kuratif dan pendekatan preventif, ada juga Selain pendekatan kuratif dan pendekatan preventif, ada juga  pendekatan

 pendekatan developmental. developmental. Pendekatan Pendekatan ini ini merupakan merupakan upaya upaya yangyang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (

dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (duringduring teaching diagnostic

teaching diagnostic). Sasaran pokok dari pendekatan ini ialah agar siswa). Sasaran pokok dari pendekatan ini ialah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena itu mungkin dialami ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil. Pembimbingan yang menggunakan yang telah dirumuskan berhasil. Pembimbingan yang menggunakan  pendekatan

(14)

 pengalaman

 pengalaman khusus khusus yang yang dibutuhkan dibutuhkan siswa siswa untuk untuk mencapai mencapai keberhasilankeberhasilan di sekolah dan di dalam

di sekolah dan di dalam kehidupan.kehidupan. Ciri-ciri Developmental:

Ciri-ciri Developmental: 1.

1. Fokus perhatiannya ditunjukkan kepada seluruh siswa, seluruh tingkatFokus perhatiannya ditunjukkan kepada seluruh siswa, seluruh tingkat umur, dan seluruh aspek pertumbuhan siswa.

umur, dan seluruh aspek pertumbuhan siswa. 2.

2.  Development-Oriented  Development-Oriented    membimbing membimbing siswa siswa dalam dalam prosesproses  perkembangannya dan dalam

 perkembangannya dan dalam total educative processtotal educative process.. 3.

3. Memusatkan diri kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-Memusatkan diri kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat dan segar.

usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat dan segar. 4.

4. Pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program danPembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program dan  pengadministrasian

 pengadministrasian data. data. Jika Jika ia ia menyelenggarakan menyelenggarakan tes, tes, bukan bukan untukuntuk kepentingan individual tetapi untuk keseluruhan siswa yang lebih luas. kepentingan individual tetapi untuk keseluruhan siswa yang lebih luas. 5.

5. Pembimbing juga bukan lagiPembimbing juga bukan lagi record keeper record keeper . Kegiatan tersebut ditangani. Kegiatan tersebut ditangani stafnya, yakni untuk menjaga agar pembimbing tidak terlibat dalam stafnya, yakni untuk menjaga agar pembimbing tidak terlibat dalam hal-hal yang rutin, supaya dapat memikirkan hal-hal-hal-hal lain yang lebih hal yang rutin, supaya dapat memikirkan hal-hal lain yang lebih menyeluruh dan lebih fundamental.

menyeluruh dan lebih fundamental. 6.

6. Dalam kegiatan konseling, lebih banyak digunakan group counselingDalam kegiatan konseling, lebih banyak digunakan group counseling dengan sasaran supaya siswa-siswa secara bersama-sama dapat saling dengan sasaran supaya siswa-siswa secara bersama-sama dapat saling meningkatkan

meningkatkan self acceptance, self direction self acceptance, self direction, dan, dan self development  self development .. 7.

7. Hubungan dengan guru, guru merupakan penanggungjawab utamaHubungan dengan guru, guru merupakan penanggungjawab utama terhadap siswa dalam kelasnya, sedang pembimbing sifatnya terhadap siswa dalam kelasnya, sedang pembimbing sifatnya semata-mata hanya membantu. Bila terdapat kesulitan, guru sendiri yang mata hanya membantu. Bila terdapat kesulitan, guru sendiri yang menghadapi siswa.

menghadapi siswa. 8.

8. Guru memilikiGuru memiliki record record   tentang siswa-siswanya, paling tidak dengan  tentang siswa-siswanya, paling tidak dengan anecdotal record 

anecdotal record . Guru mengumpulkan data tentang siswa dan. Guru mengumpulkan data tentang siswa dan menyimpannya.

menyimpannya. 9.

9. Pertemuan dengan orang tua siswa tidak semata-mata membahas anakPertemuan dengan orang tua siswa tidak semata-mata membahas anak krisis, tetapi terutama untuk mendiskusikan peningkatan situasi belajar, krisis, tetapi terutama untuk mendiskusikan peningkatan situasi belajar, hubungan saling membantu antara sekolah dengan rumah, antara hubungan saling membantu antara sekolah dengan rumah, antara sekolah dengan masyarakat, dan sebagainya.

sekolah dengan masyarakat, dan sebagainya.

Di dalam menghadapi suatu kesulitan, orang akan meminta bantuan Di dalam menghadapi suatu kesulitan, orang akan meminta bantuan untuk memecahkan kesulitan atau masalah yang sedang dialami. untuk memecahkan kesulitan atau masalah yang sedang dialami. Berdasarkan pengertian pendekatan diatas, penting dilakukannya Berdasarkan pengertian pendekatan diatas, penting dilakukannya  pendekatan yang sesuai

 pendekatan yang sesuai kepada individu yang akan kepada individu yang akan melakukan konseling.melakukan konseling. Pendekatan tersebut dilakukan agar masalah yang sedang dihadapi oleh Pendekatan tersebut dilakukan agar masalah yang sedang dihadapi oleh individu tersebut dapat terselesaikan. Melalui beberapa pendekatan ini, individu tersebut dapat terselesaikan. Melalui beberapa pendekatan ini, seorang konselor dapat dengan mudah mengatasi masalah kliennya.

(15)

BAB III BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

A.

A. KesimpulanKesimpulan

Jadi ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi masalah belajar pada Jadi ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi masalah belajar pada siswa umumnya dapat dilakukan melalui penggunaan instrumen dalam siswa umumnya dapat dilakukan melalui penggunaan instrumen dalam  bentuk

 bentuk non-tes non-tes dan dan tes tes daiantaranya daiantaranya adalah adalah wawancara, wawancara, observasi, observasi, angket,angket, skala sikap, daftar cek masalah (DCM), bimbingan belajar, inventori tugas skala sikap, daftar cek masalah (DCM), bimbingan belajar, inventori tugas  perkembangan (ITP).

 perkembangan (ITP).

Kemudian ada beberapa teknik bimbingan dan konseling yang dapat Kemudian ada beberapa teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik adalah teknik bimbingan dan konseling individual serta teknik didik adalah teknik bimbingan dan konseling individual serta teknik  bimbingan dan k

 bimbingan dan konseling kelompok.onseling kelompok.

Konseling individual merupakan proses interaktif antara guru bimbingan Konseling individual merupakan proses interaktif antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli yang mengarah dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli yang mengarah  pada

 pada perubahan perubahan perilaku, perilaku, konstruksi konstruksi pribadi, pribadi, kemampuan kemampuan mengatasi mengatasi situasisituasi hidup dan keterampilan membuat keputusan. Sedangkan Konseling kelompok hidup dan keterampilan membuat keputusan. Sedangkan Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan kepada sejumlah peserta adalah layanan konseling yang diberikan kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika didik/konseli dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga  peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah.

 peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah.

Dalam hal bimningan konseling, ada beberapa pendekatan yang dilakukan Dalam hal bimningan konseling, ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk dapat mencapai suatu pencapaian, yaitu pendekatan preventif, untuk dapat mencapai suatu pencapaian, yaitu pendekatan preventif,  pendekatan

 pendekatan kuratif, kuratif, dan dan pendekatan pendekatan developmental. developmental. Pendekatan-pendekatanPendekatan-pendekatan ini sangat penting dalam proses bimbingan dan konseling.

ini sangat penting dalam proses bimbingan dan konseling.

B.

B. SaranSaran

Banyak sekali teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan Banyak sekali teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Oleh karena itu dalam pengaplikasiannya teknik bimbingan dan didik. Oleh karena itu dalam pengaplikasiannya teknik bimbingan dan konseling

konseling semestinya tidak semestinya tidak hanya terbatas hanya terbatas pada bimbingan pada bimbingan individual danindividual dan kelompok saja, namun masih banyak teknik yang dapat digunakan seperti kelompok saja, namun masih banyak teknik yang dapat digunakan seperti  bimbingan klasikal

 bimbingan klasikal untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan masalah masalah yang sedang yang sedang dihadapi olehdihadapi oleh  peserta didik.

(16)

Daftar Pustaka Daftar Pustaka

Kemdikbud, (2016).

Kemdikbud, (2016).  Panduan  Panduan Operasional Operasional Peyelenggaraan Peyelenggaraan Bimbingan Bimbingan dandan  Konseling Sekolah Menengah

 Konseling Sekolah Menengah Atas.Atas. JakartaJakarta Kemdikbud, (2016).

Kemdikbud, (2016). Panduan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Dasar dan Panduan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.

Sekolah Menengah. JakartaJakarta Soesilo, Tritjahjo Danny. Dkk. (2014).

Soesilo, Tritjahjo Danny. Dkk. (2014).  Asesmen  Asesmen Non-Tes Non-Tes dalam dalam Bimbingan Bimbingan dandan  Konseling.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai masukan dan informasi bagi siswa tentang hubungan antara persepsi terhadap peran guru bimbingan konseling di sekolah dengan kemampuan pemecahan masalah pada siswa,

 Pertemuan dengan orang tua, keluarga peserta didik yang mengalami masalah  Pertemuan dengan orang tua, keluarga peserta didik yang mengalami masalah 14 Himpunan Data

Masalah aspek perkembangan sosial peserta didik tunanetra sebagai dasar penyusunan program bimbingan dan konseling perkembangan di sekolah inklusif adalah pengembangan

Konseling kelompok dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sejumlah peserta didik. Yaitu sejumlah peserta didik yang membutuhkan bantuan dengan

Oleh karena itu saya perlu membangkitkan semangat pada diri peserta didik A agar tidak bergantung kepada orang lain dan juga tidak bergantung kepada saya

i adalah untuk mengetahui : 1) Gambaran masalah siswa te Guru Bimbingan dan Konseling dengan Orangtua dala dala-kendala yang dihadapi dalam melakukan kerjasama

dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem ini mengindentifikasi masalah yang dihadapi siswadan mengidentifikasi layanan yang harus diberikan oleh guru BK menggunakan

Selain itu dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah, guru dapat memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk mengatasi masalah atau