81 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)
Nasriana1), Hasan Basri2), Syukriy Abdullah3).
1)Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)Staf Pengajar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi,independensi, obyektivitas, kecermatan profesional, dan pengalaman audit terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini seluruh pemeriksa pada inspektorat kabupaten/kota di Aceh berjumlah 654 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 98 orang. Sumber data penelitian ini adalah data primer yaitu yang diperoleh dari penyebaran kuisioner ke reponden penelitian. Metode analisi data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian, menunjukkan kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan hanya kompetensi, obyektivitas dan kecermatan profesional yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh sedangkan independensi, dan pengalaman audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Kecermatan Profesional, Pengalaman Audit dan Kualitas Audit
Abstract: This study is aimed to examine the effect of competence, independence, objectivity, due professional care, and audit experience on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities of Aceh either simultaneously or partially. The populations in this study are all the examiners at the inspectorate districts / cities in Aceh amount to 654 examiners with 98 samples taken. The data source of this research comes from the primary data obtain from the respondents through distributed questionnaire. Data analysis method use is multiple linear regression analysis. Results of the study show competence, independence, objectivity, due professional care and audit experience simultaneously has a significant effect on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities of Aceh. The results also show that competence, objectivity and due professional care partially have a significant effect on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities of Aceh, whereas independence and audit experience have no significant effect on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities of Aceh.
Keywords : Competence, Independence, Objectivity, Due Professional care, Audit Experience and Audit Quality
1. PENDAHULUAN
Pengawasan terhadap urusan pemerintahan untuk lingkungan pemerintah kabupaten/kota dilaksanakan oleh APIP inspektorat kabupaten/kota, yang bertanggungjawab langsung kepada bupati/walikota (pasal 1 ayat 7 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008). Inspektorat
dianggap sebagai tangan kanan bupati/walikota yang lebih dulu melakukan fungsi pengawasan sebelum pemeriksaan eksternal dilakukan (BPKP, 2013a:28). Tanggung jawab APIP inspektorat tidak sekedar watchdog, tetapi juga berperan sebagai konsultan dan penjamin mutu, yang mana lebih banyak melakukan tindakan yang bersifat preventif (BPKP, 2012:12).
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 82 APIP inspektorat kabupaten/kota belum efektif
dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) terhadap pelaksanaan pengelolaan APBD di berbagai daerah, dapat dilihat banyak dijumpai temuan-temuan, baik itu temuan administrasi maupun keuangan. Temuan BPK tersebut mengidentifikasikan bahwa inspektorat belum bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dan menunjukkan ketidakmampuan APIP dalam menilai dan mendeteksi potensi kecurangan (hasil konferensi Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia tahun 2013, BPKP, 2013b:9). Dengan kata lain, audit yang dilaksanakan oleh APIP inspektorat belum menghasilkan kualitas audit sebagaimana yang diharapkan.
Kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan pelanggaran atau kesalahan yang ditemukan dalam sistem akuntansi kliennya (DeAngelo, 1981b). Maka untuk meningkatkan kualitas audit lampiran Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 mengatur karakteristik APIP yang melakukan kegiatan audit meliputi kompetensi, independensi, obyektivitas, dan kecermatan profesional. Karakteristik tersebut apabila di dukung dengan pengalaman audit maka akan lebih mempermudah auditor dalam membuat kesimpulan audit.
Tujuan paper ini adalah untuk lebih memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit pemeriksa inspektorat serta memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kualitas audit. Paper ini di mulai dengan membahas kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
2. KAJIAN PUSTAKA Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan pelanggaran atau kesalahan yang ditemukan dalam sistem akuntansi kliennya (DeAngelo, 1981b). Probabilitas menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi
auditor (Deis dan Giroux, 1992). Jika auditor mampu mendeteksi dan melaporkan salah saji material yang ada, maka proses audit dianggap lebih berkualitas (Mohamed dan Habib, 2013).
Kualitas audit juga mengacu bagaimana auditor dalam pelaksanaan tugasnya menerapkan standar audit yang meliputi standar umum, standar lapangan, dan pelaporan (Van Harling, et al., 2013). Dalam sektor publik, Government Accountability Office (1986) mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lowenshon, et al., 2007). Oleh karena itu, auditor harus menerapkan standar audit karena ketidaktaatan auditor terhadap standar audit akan menyebabkan penurunan kualitas audit (Yuniarti dan Zumara, 2013).
Kompetensi
Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang dimiliki seorang yang berpengaruh langsung terhadap kesuksesan seseorang ditempat kerja, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik (McClelland, 1973). Standar Umum pertama (IAI 2011) dalam Kadhafi (2013) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Bahkan, auditee sendiri juga mengharapkan seorang auditor memiliki pendidikan dan pengetahuan yang berkaitan dengan profesi mereka (Mansouri, et al., 2009). Kualitas seorang auditor dilihat dari pengetahuan tentang ilmu dan praktik audit, tingkat pelatihan, pengalaman, keterampilan umum, kemampuan mengenali dan mengindentifikasi penyimpangan, serta terus mengikuti perkembangan dalam penyusunan dan mendeteksi penyimpangan (Mautz dan Sharaf, 1986, hlm.140 dalam Mansouri, et al., 2009).
Independensi
Independensi menurut Rai (2008:50) merupakan “sikap yang sangat penting dalam suatu audit karena hasil audit tidak
dimaksudkan untuk memuaskan keinginan
83 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
independensi seorang auditor dapat dilihat dari probabilitas bersyarat bahwa, auditor akan melaporkan pelanggaran yang telah ditemukan pada saat audit (DeAngelo, 1981a).
Independensi merupakan hal yang esesial bagi efektivitas pemeriksaan intern.
Ketidakindependenan auditor menjadi alasan utama dari memburuknya kualitas audit (Kim, et al., 2007 dalam Mohammed dan Habib, 2013). Maka dari itu, auditor harus bersikap independen baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan pada saat melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya (Boynton, et al., 2002:103).
Obyektivitas
Rivai dan Sagala (2009:1044) mendefinisikan “obyektivitas sebagai kebebasan sikap mental yang harus
dipertahankan oleh auditor dalam melakukan audit”. Objektivitas auditor sangat penting karena hasil penilaian profesionalnya akan berguna bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain, dan tanpa obyektivitas hasil penilaian auditor tersebut akan kehilangan nilai
terutama bagi orang lain (Endaya dan Hanefah, 2013). Terkait dengan obyektivitas, lampiran Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 menyebutkan bahwa “auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta
menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya”.
Kecermatan Profesional
Tugiman (2006:31) menyatakan bahwa “ketelitian profesional sepantasnya
menghendaki penerapan ketelitian dan kecakapan yang secara patut diduga akan dilakukan oleh seorang pemeriksa yang bijaksana dan berkompeten, dalam keadaan yang sama atau mirip”. Dalam profesi audit
sikap kehati-hatian diharuskan untuk diterapkan oleh auditor, terutama pada saat merencanakan dan melaksanakan pengawasan (Apriliyani, et al., 2013). Kecermatan
profesional berarti auditor menggunakan kecakapan dan penilaian pada saat melakukan pemeriksaan (Tugiman, 2006:39).
Pengalaman Audit
Pengalaman audit diperoleh auditor selama melakukan proses audit, hal ini dilihat dari segi lamanya waktu audit maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor yang memiliki pengalaman cenderung melakukan praktik audit terbaik (Badara dan Saidin, 2013). Dengan pengalaman, auditor tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan dan kecurangan dalam laporan keuangan tetapi juga memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuan audit (Libby dan Frederick, 1990). Pengalaman audit tercermin dari kemampuan auditor untuk merespon kebutuhan, harapan klien, dengan syarat tidak bertentangan dengan standar audit dan melaksanakan praktek pekerjaan audit secara profesionalisme
(Ussahawanitchakit, 2012).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini merupakan studi lapangan yaitu menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural. Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi satu tahap.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemeriksa pada inspektorat kabupaten/kota di Aceh pada bulan Februari
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 84 tahun 2015 sebanyak 654 orang. Mengingat
populasi penelitian lebih dari 100 maka peneliti dapat menggunakan sampel (Sarjono dan Julianita, 2011:22). Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah probability sampling yaitu stratified random sampling. Jumlah sampel minimal sebanyak 98 orang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diperoleh dari penyebaran kuisioner ke reponden penelitian.
Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen (kualitas audit), variabel independen (kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional pengalaman audit).
Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kualitas audit (Y) merupakan ukuran baik
buruknya pendapat dan simpulan atas hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor. Indikator pengukuran adalah keakuratan temuan audit, kejelasan laporan, tindak lanjut hasil audit dan manfaat audit. Pengukuran menggunakan skala interval,
dengan skala likert 4 alternatif jawaban.
b. Kompetensi (X1) merupakan karakteristik
dan kemampuan dasar auditor yang
berpengaruh terhadap kinerjanya.
Indikator pengukuran meliputi pendidikan
dan pelatihan auditor, penguasaan
terhadap standar akuntansi dan auditing dan wawasan tentang pemerintahan. Pengukuran menggunakan skala interval,
dengan skala likert 4 alternatif jawaban.
c. Independensi (X2) merupakan sikap
auditor dalam memberikan pendapat dan simpulan hasil audit yang tidak memihak.
Indikator pengukuran meliputi:
independensi dalam kenyataan dan
independensi dalam penampilan.
Pengukuran menggunakan skala interval,
dengan skala likert 4 alternatif jawaban.
d. Obyektivitas (X3) merupakan sikap auditor
yang netral, dan menghindari konflik
kepentingan. Indikator pengukuran
meliputi: pengungkapan kondisi sesuai
fakta dan bebas dari benturan
kepentingan. Pengukuran menggunakan
skala interval, dengan skala likert 4
alternatif jawaban.
e. Kecermatan profesional (X4) merupakan
kesungguhan, dan kehati-hatian auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Indikator pengukuran meliputi; skeptisme auditor dan keyakinan yang memadai. Pengukuran menggunakan skala interval, dengan skala
likert 4 alternatif jawaban.
f. Pengalaman audit (X5) merupakan
peristiwa yang membuat auditor mampu
melaksanakan praktek audit secara
profesional dan sesuai standar audit. Indikator pengukuran adalah lamanya waktu bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas dan jenis pemeriksaan auditor. Pengukuran menggunakan skala
interval, dengan skala likert 4 alternatif
jawaban.
85 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan model persamaan sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ b5X5+e
Dimana: Y = variabel kualitas audit, a = konstanta, b = koefisien regresi, variabel kompetensi (X1), variabel independensi (X2),
variabel obyektivitas (X3), = variabel
kecermatan profesional (X4), variabel
pengalaman audit (X5) e = error term
4. HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data dan asumsi klasik. Hasil uji kualitas data berupa uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh valid dan reliabel. Hasil pengujian asumsi klasik berupa uji normalitas, heterokedastisitas dan multikolinearitas menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik. Tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi dan interprestasi dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Model Unstandard ized Coefficients Sta ndardize d Coefficie nts thitun g tta bel S ig. B S td. Error Bet a 1 (Constant) .215 1 .001 3 .405 687 . KOMPETENSI 228 . 11 .1 .158 2.046 ,66 1 044 . INDEPENDENSI . 133 . 087 .10 4 1.5 15 1 ,66 . 133 OBYEKTIVITAS 460 . 192 . .240 2.391 ,66 1 019 . KECERMATAN PROFE . 619 . 143 .44 0 4.3 19 1 ,66 . 000 PENGALAMAN AUDIT . 181 . 155 .08 5 1.1 71 1 ,66 . 245 R = 0,765a F = 25,935 R Square = 0,585 Sig .= 0,000b Adjusted R Square = 0,562 α = 5%
Std. Error of the Estimate = 2,16457
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y=1,215+0,228X1+0,133X2+0,460X3+0,619X4+0,181X5+e
Dari persamaan regresi di atas, diketahui konstanta sebesar 1,215 bermakna bahwa jika variabel kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional, dan pengalaman audit dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel kualitas audit adalah sebesar 1,215.
Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Kecermatan Profesional dan Pengalaman Audit terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan tabel 1 nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,765. Artinya variabel kompetensi independensi, obyektivitas, kecermatan profesional, dan pengalaman audit mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas audit. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,562. Hal ini berarti sebesar 56,2% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit, sedangkan sisanya (43,8%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan nilai Fhitung adalah sebesar 25,935
dan signifikan pada α = 0,000b, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima
Ha. Artinya, kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Mengingat, kualitas Audit merupakan masalah yang paling penting dalam profesi audit (Mohamed dan Habib, 2013), maka
lampiran Permenpan Nomor
PER/05/M.PAN/03/2008 mengharuskan program pengembangan kualitas audit dimulai dari tahap perencanaan hingga pelaporan. APIP inspektorat kabupaten/kota sebagai pelaksana pengawasan terhadap urusan pemerintahan untuk lingkungan pemerintah kabupaten/kota, bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota.
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai thitung untuk
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 86 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,66.
Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,044, (lebih kecil dari α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha. Artinya
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010), menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Bertambah baiknya kompetensi auditor akan meningkatkan kualitas audit (Apriliyani, et al., 2013). Mengingat pentingnya kompetensi maka Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 mengharuskan seorang auditor mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai thitung untuk
variabel independesi adalah sebesar 1,515 atau lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,66.
Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,133 yang lebih besar dari α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya, independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh disebabkan sebagian besar responden penelitian ini tidak bersertifikasi auditor (56%), sehingga kemungkinan pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan dalam menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan diperiksa dan ketakutan dari responden itu sendiri akan di mutasi ke tempat lain atau dicopot dari jabatannya.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sukriah, et al. (2009), yang menyatakan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Sukriah, et al. (2009) independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan disebabkan pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk
menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian yang akan diperiksa serta prosedur-prosedur yang dipilih oleh auditor.
Pengaruh Obyektivitas terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai thitung untuk
variabel obyektivitas adalah sebesar 2,391 atau lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,66.
Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,019, (lebih kecil dari α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha. Artinya,
obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukriah, et al. (2009), yang menyatakan bahwa obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, serta mendukung pernyataan Apriliyani, et al. (2013) yaitu “bertambah baiknya obyektivitas auditor akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas audit”.
Pengaruh Kecermatan Profesional terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai thitung untuk
variabel kecermatan profesional adalah sebesar 4,319 atau lebih besar dari nilai ttabel sebesar
1,66. Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,000, (α lebih kecil dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha.
Artinya, kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bawono dan Singgih (2010) dan Apriliyani, et al. (2013), yang menyebutkan bahwa due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Bertambah baiknya due professional care auditor berpengaruh terhadap peningkatan kualitas audit APIP, begitu pula sebaliknya (Apriliyani, et al., 2013).
Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat
87 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai thitung untuk
variabel pengalaman audit adalah sebesar 1,171 atau lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,66.
Nilai sig. sebesar 0,245 lebih besar dari α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima.
Artinya, pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hal ini dikarenakan responden melihat para pegawai yang mendekati masa akhir pengabdian, kinerjanya relatif kurang. Dugaan lainnya responden melihat kegiatan audit lainnya, lebih sering dilaksanakan oleh para APIP yang masa pensiunnya masih lama.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawono dan Singgih (2010) dan Samsi, et al. (2013) yang menyatakan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Bawono dan Singgih (2010) menyebutkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit karena sebagian besar responden penelitian adalah auditor yang berada pada posisi staf auditor. Sedangkan menurut Samsi, et al. (2013) pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit disebabkan diantara pegawai yang mendekati masa akhir pengabdian terjadi penurunan kinerja, dan bervariatifnya pengetahuan auditor karena latar belakang pekerjaan, pendidikan serta pengalaman kerja.
5. KESIMPULAN, DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh. Sedangkan secara parsial menunjukkan hanya kompetensi, obyektivitas, dan kecermatan profesional yang berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh namun independensi, dan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Saran
Saran untuk Akademis
Untuk peneliti selanjutnya agar dalam mengumpulkan data berupa pengisian kuisioner dapat didampingi sehingga dapat mengurangi kelemahan pengumpulan data yang menggunakan kuisioner dan responden penelitian akan datang adalah pemeriksa inspektorat yang bersertifikasi auditor.
Saran untuk Praktisi
Untuk meningkatkan kualitas audit pemeriksa agar lebih berkualitas maka kepala daerah dan inspektur perlu untuk memahami pentingnya independensi dan obyektivitas bagi pemeriksa inspektorat karena para pemeriksa yang independen dan objektif akan melaksanakan audit dengan jujur, adil, tidak memihak, serta bebas dari pengaruh kepentingan pihak lain, serta pentingnya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan kecermatan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyani, Ika Berty, R. Anugerah dan P. Nurmayanti. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit APIP Pada Inspektorat Provinsi Riau. Pekbis Jurnal, Vol.5, No.3, November: 145-158.
Badara, M.S and S.Z. Saidin. 2013. The
Relationship between Audit Experience and Internal Audit Effectiveness in the Public Sector Organizations.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences.Vol. 3, No.3, July: 329–339.
Bawono, I.R. dan E.M. Singgih. 2010. Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 1, Purwokerto.
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 88 Boynton, William C, R.N. Johnson dan W.G.
Kell. 2002. Modern Auditing, Jilid 1 Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
BPKP. 2012. Warta Pengawasan. Vol. XIX/No.4/Desember.
BPKP. 2013a. Warta Pengawasan. Vol. XX/No.3/September.
BPKP. 2013b. Warta Pengawasan. Vol. XX/No.4/Desember.
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981a. Auditor Independence, 'Low-Balling', and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics 3: 113-127.
--- 1981b. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics 3:183-199.
Deis, D.R and G.A. Giroux. 1992.
Determinants of Audit Quality in the Public Sector. The Acounting Review. Vol.67, No. 3, July: 462-479.
Efendy, Muh. Taufik. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo).
Endaya, Khaled Ali and M.M. Hanefah. 2013. Internal Audit Effectiveness: An Approach Proposition to Develop the Theoretical Framework. Journal of Finance and Accounting, Vol.4, No.10: 92-103.
Kadhafi, Muhammad. 2013. Pengaruh
Independensi, Etika dan Standar Audit tehadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 6 No. 1, Januari: 54-63.
Libby, R and D.M. Frederick. 1990. Experience and the Ability to Explain Audit
Findings. Journal of Accounting Research. Vol.28 No.2: 348-367.
Lowensohn, Suzanne, L.E. Johnson, dan R.J. Elder. 2007. Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction and Audit Fees in the Local Government Audit Market. Journal of Accounting & Public Policy, 26: 705-732.
Mansouri, Ali, Reza Pirayesh dan Mahdi Salehi. 2009. Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy. International Journal of Business and Management. Vol.4 No.2: 17-25.
McClelland, David C. 1973. Testing for Competence Rather Than for "Intelligence". American
Psychologist.Vol.28 No.1. Januari:1-14.
Mohamed, D.M and M.H. Habib. 2013. Auditor independence, audit quality and the mandatory auditor rotation in Egypt. Education, Business and Society: Contemporary Middle Eastern Issues. Vol.6 No.2: 116 – 144.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Sektor Publik: Konsep.Praktik. Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Rivai, Veithzal dan E.J. Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori dan Praktik. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
89 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Samsi, Nur, A. Riduwan dan B. Suryono. 2013.
Pengaruh Pengalaman audit,
Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 1 No.2, Maret: 207-226.
Sarjono, Haryadi dan W. Julianita. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Sukriah, I., Akram dan B. A. Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman audit,
Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII. Palembang.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika,
Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora. Vol.3: 186-202. Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional
Audit Internal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ussahawanitchakit, Phapruke. 2012. Audit Independence of Tax Auditors in Thailand: Roles of Ethical Orientation, Professional Responsibility,
Stakeholder Pressure, and Audit Experience. Journal of Academy of Business Publisher: International Academy of Business and Economics Audience: Academic. Vol. 12, No. 1: p1.
http://www.freepatentsonline.com/articl
e/Journal-Academy-Business-Economics/ 293812411.html tanggal 24 Januari 2015 11.52 WIB.
Van Harling, Marthlin Novten, Supriyati dan Djuwari. 2013. The Effect of Audit Quality Attributes on Client Satisfaction. The Indonesian Accounting Review,Vol. 3 No. 1, January: 67 – 76.
Yuniarti, Rita dan W.M. Zumara. 2013. Audit Quality Attributes and Audit Client
Satisfaction. International Journal of Humanities and Management Sciences (IJHMS) Vol.1 No. 1: 96-100.