• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah dan perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh:

UMMI HABIBAH (A02213094)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang sejarah lembaga yang berjudul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 1983-2016. Untuk

mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian tersebut maka dirumuskan beberapa masalah antara lain : 1) Bagaimana sejarah berdirinya

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. 2) Bagaimana perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dari tahun 1983-2016. 3) Bagaimana respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya. Yang berdiri tahun 1983-2016.

Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari lima tahap yaitu pemilihan topik, heuristic (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (yang terdiri dari kritik ektern dan intern), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan atau wawancara. Skripsi ini menggunakan pendekatan sosiologi dan menggunakan teori structural fungsional Talcot Parsons.

(7)

ABSTRACT

This thesis examines the history of the institution entitled HISTORY AND DEVELOPMENT OF ARABIC LANGUAGE ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA IN 1983-2016. To find out some of the problems contained in the study then formulated several problems, among others: 1) How the history of the establishment of the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya. 2) How is the development of Arabian Teaching Institution of Sunan Ampel Mosque Surabaya from 1983-2016. 3) How the public response to the Institute of Teaching Arabic Sunan Ampel Great Mosque Surabaya. Which was established in 1983-2016

To answer the problem, the researcher uses a historical research method consisting of five stages: topic selection, heuristic (searching and collecting sources), source criticism (consisting of internal and internal criticism), interpretation (source interpretation), and historiography (historical writing). Methods of data collection is done by literature study, field study or interview. This thesis uses a sociological approach and uses Talcot Parsons functional structural theory.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

E. Penelitian Terdahulu ... 9

F. Pendekatan atau Kerangka Teori ... 10

G. Metode Penelitian... 13

H. Sistematika Bahasan... 18

(9)

A. Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 21

B. Visi-Misi dan Tujuan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 27

C. Tokoh-tokoh yang berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 29

BAB III : PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL TAHUN 1983-2016

A. Kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 35

B. Metode Pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 38

1. Metode Gramatika atau Tarjamah ... 40

2. Metode Langsung (Thariqah Mubassyaroh) ... 41

C. Jumlah Dosen dan Mahasiswa Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ... 49

1. Jumlah Mahasiswa Lokal dan Asing tahun 2014-2016 ... 55

D. Sarana dan Prasarana Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016 ... 58

BAB IV : RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA

PENGAJARAN MASJID AGUNG SUNAN AMPEL

SURABAYA

(10)

B. Kalangan Tokoh Masyarakat ... 70

C. Kalangan Pengunjung atau Santri ... 73

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL (LPBA-MASA)

SURABAYA TAHUN 1983-2016

A. Latar Belakang

Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi

dan dilihat dari segi kegiatannya lebih tampak sebagai lembaga sosial.

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan

dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.1 Tidak

dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ini merupakan

sifat dasar yang mendorong manusia untuk memperhatikan orang-orang

disekitarnya. Hal ini salah satu alasan munculnya yayasan.

Dimana keberadaan yayasan dianggap sebagai jawaban bagi

mereka yang menginginkan suatu wadah atau lembaga yang dapat

menyalurkan keinginan mereka untuk melaksanakan segala kegiatan yang

pada dasarnya bertujuan untuk beramal saleh, sehingga tindakannya

merupakan tindakan sukarela (tabarru) untuk memberikan harta kekayaan. Selain beramal, pendirian yayasan juga dilakukan untuk melestarikan harta

warisan yang telah berlangsung secara turun-temurun.2 Sedangkan

lembaga merupakan suatu (badan) yang bergerak secara sistematis yang

menyangkut kemasyarakatan. Dalam hal ini kawasan Ampel digunakan

1

Undang-Undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Pasal LN. Tahun 2001 No.112, Pasal.1. ayat (1).

2

(12)

sebagai salah satu kegiatan atau lembaga kursus berbahasa arab yang

terletak di kawasan tersebut.

Kawasan Ampel merupakan salah satu kawasan sejarah yang

terletak di kota Surabaya bagian utara. Kawasan Ampel ini merupakan

pertemuan berbagai etnis diantaranya etnis Madura, Jawa, Tionghoa yang

didominasi oleh etnis keturunan Arab sebagai etnis terbesar. Mereka hidup

berdampingan satu sama lain bahkan terdapat tempat yang dinamakan

dengan Kampung Arab dimana kampung tersebut hanya didiami oleh

orang-orang Arab saja sedang etnis Jawa dan Madura terletak di luar

kawasan masjid Ampel.3

Umumnya masyarakat Ampel banyak dihuni orang kalangan

bangsa Arab. Mereka bisa berbaur dengan mudah dengan adanya bahasa

sehari-hari yang mereka pahami sebagai bahasa Kampung Arab. Dalam

berkomunikasi banyak pula yang pengetahuan bahasanya dinilai rendah

terutama dalam berbahasa arab yakni dari kalangan etnis Jawa dan Madura

atau etnis lokal. Bahasa ini tidak hanya dipahami oleh komunitas Arab

saja, tetapi juga oleh komunitas Jawa dan Madura kelahiran asli daerah

tersebut.4 Kebanyakan bahasa yang mudah diingat dan sering dipakai saja

yang mereka gunakan untuk berbicara dengan orang Arab seperti

mengucapkan kata sapaan apa kabar, selamat datang, terima kasih, maaf

dan lain sebagainya yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

3

Tim Penulis Inilah Surabaya, “Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel”, dalam

http://inilahsurabaya.blogspot.co.id/2014/03/kawasan-wisata-religi-sunan-ampel.html (11 Januari 2017).

(13)

Dengan berbeda bahasa, adat istiadat, kebiasaan dan ciri khas dari

masing-masing etnis mereka tetap hidup rukun, saling menghormati dan

toleransi terhadap umat beragama lainnya termasuk etnis Cina yang berada

di wilayah Kembang Jepun. Dalam hal ini tidak lepas dari peran Sunan

Ampel dalam mendirikan Masjid Ampel dan juga pesantren. Beliau

mendirikan pesantren di daerah kawasan Ampel juga.5 Tahun berganti

tahun kemajuan semakin meningkat baik dalam segi sosial, ekonomi juga

pendidikan.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

atau biasa disebut dengan (LPBA-MASA) Surabaya, pada awalnya tempat

LPBA-MASA ini adalah sebuah pondok yang didirikan oleh KH. Nawawi

Muhammad. Dimana tempat ini digunakan berbagai kegiatan keagamaan

seperti mengaji, baik kitab maupun al-Qur’an atau kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan Agama Islam dan warga sekitar Ampel. Tetapi

seiring berjalannya waktu tempat ini diubah menjadi lembaga yang fokus

utamanya tentang pengajaran Bahasa Arab. Pada pagi hari diisi dengan

pengajaran bahasa arab dan pada malam hari diisi dengan pembelajaran

kitab dan al-Qur’an.

Berawal dari hasil pemikiran tiga orang putra Jawa Timur yang

menimba ilmu di Timur Tengah yaitu: A. Hadi Dahlan. Lc, M. Adnan

Syarif BA. Lc, Saefullah Azhari Lc. Tiga orang tersebut kuliah di Timur

Tengah yang sama-sama mengambil jurusan Bahasa Arab namun

5

(14)

berlainan tempat. Saat itu mereka bertemu dalam suatu pertemuan

mahasiswa se-Asia Tenggara yang belajar di Timur Tengah. Pada

pertemuan itulah tiga orang tersebut berkeinginan untuk mengembangkan

ilmunya (Bahasa Arab) di negeri kelahirannya.6

Pembelajaran ini mendapat respon sangat baik oleh masyarakat

sekitar dikarenakan semakin banyak yang masuk untuk belajar disana.

Baik dari kalangan orang Arab sendiri, Jawa, Madura, dan lainnya. Tujuan

memajukan pendidikan dalam bidang bahasa arab sudah pasti termasuk

dalam tujuan sosial, kemanusiaan. Bidang Pendidikan merupakan salah

satu bidang yang banyak mempergunakan badan hukum lembaga. Tujuan

dari lembaga pendidikan ini adalah memajukan dan meningkatkan mutu

pendidikan. Adapun tujuan dari pada pendiri LPBA-MASA Surabaya

yaitu untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu agama lainnya

di Surabaya, disamping itu juga menyatukan umat Islam lewat bahasa

arab.

Bahasa Arab sebagai bahasa Internasional, keberadaan dan

kedudukannya menjadi lebih istimewa dibanding dengan bahasa lainnya

bagi umat Islam, karena selain sebagai bahasa komunikasi juga sebagai

bahasa Agama, bahasa arab juga semakin mudah dipelajari dibandingkan

dengan bahasa lainnya, terutama sejak diturunkannya al-Quran dalam

bahasa arab kepada Nabi Muhammad saw. Tidak ada satu pun bahasa di

dunia ini yang bisa tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap

6

(15)

mengandung informasi kandungan yang kaya, kecuali Bahasa Arab. Maka

wajarlah bila Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an dengan Bahasa Arab

Surat Yusuf (12) ayat 2 Suatu bahasa yang tetap akan terjaga keasliannya.7



Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Qur’an berbahasa

Arab, agar kamu mengerti”.8

Kemahiran dalam berbahasa arab adalah merupakan salah satu

jenis kemampuan yang ingin dicapai dalam pengajaran Bahasa Arab,

karena bahasa arab merupakan sarana utama untuk berkomunikasi dengan

orang Arab dan memahami buku atau kitab yang berbahasa arab.

Pembelajaran bahasa arab merupakan transformasi ilmu, sikap mental dan

prilaku kebahasaan Arab yang diharapkan dapat dilakukan secara

profesional dan berorientasi kepada tujuan tertentu.

Tujuan bahasa arab dapat direalisasikan secara efektif jika

dilandasi oleh visi, misi orientasi yang jelas terhadap prosedur yang

dilakukan berlandaskan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan

relevan dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan

baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan dan masyarakat

(16)

luas. Oleh karena itu penguasaan bahasa arab menjadi pintu gerbang dalam

memahaminya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya berada dalam satu lokasi dengan makam Raden Rahmat Sunan

Ampel yang terkenal dengan sebutan Sunan Ampel yang memiliki nilai

historis dan sangat monumental serta banyak diziarahi oleh mayoritas

muslim di Indonesia, sehingga dengan demikian posisi gedung

perkuliahan LPBA-MASA berada persis di sebelah selatan dan timur

Masjid Agung Sunan Ampel sehingga lebih mudah dikenal dan diketahui

oleh masyarakat Indonesia secara umum.9

Salah satu keinginan dari pendiri LPBA-MASA untuk

mengembangkan bahasa arab dikarenakan area gedung LPBA-MASA

Surabaya ini berada di posisi yang strategis baik ditinjau dari sisi

kondusifitas lingkungan pengajaran maupun publikasi dan promosi.10

Dikatakan strategis karena LPBA-MASA dibangun tepat ditengah-tengah

perkampungan Arab sehingga dengan demikian kajian-kajian keilmuan

tentang kebahasaan yang diterima oleh para siswa dapat secara langsung

diaplikasikan dalam integrasi komunikasi aplikasi dengan penduduk

sekitar maupun dengan para penjual disisi kanan kiri jalan masuk menuju

Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan banyak dilakukan dengan

melakukan kajian ada pada pagi hari dan malam hari. Kegiatan pagi hari

9

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang: LPBA-MASA, 2005), 22.

10

(17)

diisikan dengan materi tentang Bahasa Arab seperti Muhadatsah, Qiroatul

Qur’an, dan materi bahasa arab lainnya, sedangkan malam hari diisikan

dengan materi diniyah seperti yang ada dipondok pesantren, seperti

nahwu, shorof, fiqih, aqidah dan lain-lain. Baik oleh murid yang berada

diluar maupun yang tinggal di asrama yang sudah disediakan.11

Berkenaan dengan latar belakang permasalahan diatas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang: “Sejarah dan

Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya tahun 1983-2016”.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih terarah dan agar pembahasan ini tidak terlalu luas,

maka penelitian ini perlu diberikan batasan dalam penulisannya, adapun

pembatasan dalam penelitian ini yaitu: Sejarah Perkembangan Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, tahun

1983-2016. Berdasarkan judul diatas peneliti memaparkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya?

2. Bagaimana Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya tahun 1983-2016?

3. Bagaimana Respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya?

11

(18)

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan penelitian dalam

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya dari tahun 1983

hingga 2016.

3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

Mengenai kegunaan penelitian dan manfaat tentang sejarah

perkembangan LPBA- MASA Surabaya antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pemahaman

bagi pembaca mengenai khazanah keilmuan serta sebagai referensi

atau rujukan dan tambahan pustaka pada perpustakaan Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan lembaga

pendidikan Islam yang bersangkutan atau instansi lain terkait

khususnya pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Surabaya.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman

(19)

menjadikan sebagai acuan dalam meningkatkan proses belajar sesuai

dengan disiplin ilmu agama.

4. Agar dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat lain dalam bidang

ilmiah, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang sosial.

E. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka merupakan posisi dimana penulis memaparkan

karya ilmiah penulis lain yang hampir sama. Kajian pustaka dapat

dikatakan sebagai bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah

penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkasan dari hasil temuan

penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian.

1. “Problematika Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab dan

Pemecahannya di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung

Sunan Ampel (LPBA-MASA) Surabaya” oleh Indah Kurniawati

mahasiswi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun

2000 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.12

2. “Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab Studi Analisis Teori Chomsky

Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya” oleh

Mochammad Abdurochman Subhki mahasiswa Fakultas Tarbiyah

12

Indah Kurniawati, “Problematika Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab dan Pemecahannya di

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan

(20)

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun 2014 Universitas Islam Negeri

Surabaya.13

3. “Interfensi Bahasa Arab Fusha pada Proses Muhadatsah Mahasiswa

Diploma 2 Semester 4 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya” oleh Ninis Fatkhul Ainin mahasiswi

Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun

2014 Universitas Islam Negeri Surabaya.14

4. “Pengaruh Pembelajaran Qowa’id Terhadap Keterampilan Membaca

Siswa di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya” oleh Choiriyah mahasiswi Fakultas Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tahun 2004 Universitas Islam Negeri

Surabaya.15

F. Pendekatan atau Kerangka Teori

Untuk mempermudah penulis dalam memecahkan masalah, maka

dibutuhkan pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya. Pendekatan yang

digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pendekatan sejarah

atau historis. Pendekatan historis dilakukan dengan menelusuri

13Mochammad Abdurochman Subhki, “Psikologi

Pembelajaran Bahasa Arab Studi Analisis Teori Chomsky Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Tarbiyah, Surabaya 2014).

14 Ninis Fatkhul Ainin, “Interfe

nsi Bahasa Arab Fusha pada Proses Muhadatsah Mahasiswa

Diploma 2 Semester 4 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”,

(Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya 2014). 15 Choiriyah, “Pengaruh Pembelajaran Qowa’

id Terhadap Keterampilan Membaca Siswa di

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan

(21)

sumber pada masa lampau.16 Yakni proses menguji dan menganalisa

secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lalu.17

Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan mampu

menjelaskan sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel di Surabaya serta Perkembangan Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab di Surabaya tahun 1983-2016. Oleh karena itu

penulis mengadakan penelitian di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab

Masjid Agung Sunan Ampel di Surabaya.

Sebagaimana menurut Sartono Kartodirjo, penggambaran kita

mengenai suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan, yaitu dari

segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan, dan

unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan lain sebagainya.18 Kerangka

teoritis maupun konseptual itu sendiri berarti metodologi didalam

pengkajian sejarah dan pokok pangkal metodologi sejarah adalah

pendekatan yang dipergunakan.19

Berdasarkan judul yang penulis tulis, teori yang akan digunakan

yakni teori perubahan sosial. Secara umum perubahan sosial dapat

didefinisikan sebagai terjadinya perubahan dari satu kondisi tertentu ke

kondisi yang lain dengan melihatnya sebagai gejala yang disebabkan oleh

beberapa faktor menurut Kingsley Davis perubahan sosial adalah

16

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 11. 17

Nugroho Noto Susanto, Mengerti sejarah (Jakarta: UI Press, 1986), 32. 18

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), 4.

19

(22)

perubahan yang terjadi didalam struktur dan fungsi masyarakat20 seperti

yang ada di LPBA-MASA struktur dan fungsi masyarakat berubah sesuai

dengan kebutuhan yang ada. Sebagaimana dikatakan oleh Selo

Soemardjan, perubahan sosial segala perubahan-perubahan pada lembaga

kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem

sosialnya.21

Selain itu penulis juga menggunakan Teori struktural Fungsional

adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang

memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari

bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian yang satu tak

dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Seperti

halnya struktur dan fungsi masyarakat yang berkaitan dengan Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel melalui sistem yang

mana masyarakat juga berperan dalam lingkungan Ampel. Dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan teori Struktural Fungsional.

Menurut teori struktural Fungsional, masyarakat sebagai suatu

sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, dimana

masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan

fungsi dengan kompleksitas yang berbeda-beda ada pada setiap

masyarakat, baik masyarakat modern maupun masyarakat primitif.

Misalnya lembaga sekolah atau lembaga pengajaran bahasa berbentuk

20

Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 10-36. 21

(23)

kursus juga mempunyai fungsi mewariskan nilai-nilai yang ada pada

generasi baru.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau

perilaku yang diamati. Kegiatan penelitian ini merupakan data yang

diambil dari lapangan penelitian dengan pendekatan survei. Dalam hal ini

penulis melakukan pengamatan dan mengumpulkan data, kemudian

data-data yang diperoleh disusun dan dikembangkan dan selanjutnya

dikemukakan dengan sesubjektif mungkin kemudian dianalisa. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sejarah dari Kuntowijoyo.22

Penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo mempunyai lima tahapan yaitu:

1. Pemilihan Topik

Pemillihan topik menjadi salah satu tahapan dalam penelitian

sejarah. Menurut Kuntowijoyo, topik sebaiknya dipilih berdasarkan

kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional

yakni apabila seorang peneliti melakukan dengan senang hati dan penuh

motivasi kemungkinan besar akan mencapai hasil yang maksimal dari

yang diteliti. Sedangkan kedekatan intelektual terlihat dari kemampuan

intelektual peneliti dalam menganalisa obyek sejarah. Dengan syarat

22

(24)

yang digunakan harus subyektif dan obyektif dikarenakan sangat

penting.

Karena penulis berdomisili di kota Surabaya kemudian di

Surabaya terdapat sebuah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel, dan juga penulis sering kali berkunjung di

LPBA-MASA. Maka dengan pendekatan emosional penulis tertarik untuk

meneliti sejarah berdirinya dan perkembangan LPBA-MASA di

Surabaya yang bertugas untuk memantau dan mengawasi Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab di Surabaya. Sehingga penelitian ini berjudul

Sejarah dan Perkembangan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel tahun 1983-2016.

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang artinya memperoleh. Heuristik adalah suatu teknik, seni dan ilmu bisa

juga dikatakan pengumpulan sumber. Pengumpulan sumber adalah

suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan

sumber-sumber, data-data atau jejak sejarah. Karena sejarah tanpa

sumber maka tidak bisa bicara, maka sumber dalam penelitian ini

berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data

kualitatif yang paling independen adalah dengan wawancara, observasi,

dan dokumentasi.23

23

(25)

Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dengan

survey ke Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya dengan mewawancarai langsung ketua LPBA-MASA

juga meneliti dokumen-dokumen yang terdapat di LPBA-MASA

Surabaya. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari

literature-literature, maupun dari internet.

1. Sumber primer meliputi antara lain: dokumen tertulis yang berhasil

penulis kumpulkan yakni berupa surat ketetapan pendirian lembaga,

data pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab, biografi para

tokoh, serta buku panduan tentang metode yang digunakan dalam

pengajaran Bahasa Arab. Serta melakukan wawancara kepada

pengurus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab yakni:

a. Ahmad Hifni selaku direktur utama Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

b. Bapak Sholeh Syamsuri selaku wakil bidang pengajaran

c. Bapak Munadji Ahmad selaku bendahara bagian sarana

prasarana.

d. Wawancara kepada para alumni yang menggunakan metode

yang berbeda dari tahun ke tahun.

e. Dokumen lain berupa foto bangunan serta kegiatan yang

(26)

2. Sumber sekunder meliputi antara lain: literature-literature yang

berhubungan dengan penelitian ini seperti metodologi penelitian

sejarah, skripsi-skripsi terdahulu, dan sebagainya.

3. Verifikasi Sumber

Tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik sejarah atau

keabsahan sumber. Untuk mengetahui secara persis topik dan sumber

sudah dikumpulkan.Verifikasi terbagi menjadi dua macam, otensitas

atau keaslian sumber atau kritik ekstern, dan kredibilitas, atau

kebiasaan dipercayai atau kritik intern.24

a. Kritik ekstern

Kritik ekstern dilihat dari apakah sumber itu palsu atau asli

sehingga sejarawan atau peneliti harus mampu menguji tentang

keakuratan dokumen tersebut. Misalnya waktu pembuatan

dokumen, bahan atau materi dokumen tersebut. Penulis

menemukan sebuah surat ketetapan berdirinya LPBA-MASA

Surabaya. Jika dilihat dari warna dan bentuk kertasnya sudah

sangat lama dan agak kuning kecoklatan penulis mendapatkan

dokumen-dokumen tersebut langsung dari sekretaris atau bagian

bidang pengajaran dan kurikulum LPBA-MASA yakni Bapak

Sholeh Syamsuri. Sumber lisan yang diperoleh merupakan hasil

wawancara langsung dengan yang bersangkutan dengan topik

dalam penelitian ini.

24

(27)

b. Kritik intern

Berdasarkan sumber-sumber yang berhasil ditemukan, isi

dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan

dan dapat dipercaya, karena isi dengan fakta yang ada di

masyarakat adalah sama. Tidak ada unsur kebohongan, serta dari

segi waktu menunjukkan bahwa surat ketetapan pendirian

LPBA-MASA Surabaya benar adanya.

4. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sering disebut biang subjektivtas.

Tanpa penafsiran sejarah data tidak bisa berbicara. Interpretasi adalah

suatu kegiatan untuk menguraikan suatu bahan sumber yang diperoleh

dan berhubungan dengan fakta-fakta yang ada baik yang berasal dari

dokumen atau arsip terutama dari hasil wawancara dengan ketua dan

pengurus lain yang bersangkutan.25

Pada penelitian ini penulis akan menguraikan fakta-fakta

asal-usul adanya LPBA-MASA Surabaya, yang dapat diketahui dari hasil

pencarian fakta melalui sumber-sumber tertulis dan wawancara kepada

Bapak Sholeh Syamsuri selaku sekretaris LPBA-MASA Surabaya.

Kemudian penulis menguraikan secara mendetail perkembangan

LPBA-MASA Surabaya dengan wawancara dan sumber-sumber buku.

25

(28)

5. Historiografi

Penulisan hasil penelitian skripsi ini menggunakan metode

penulisan sinkronis, selain memanjang dalam waktu juga melebar

dalam ruang. Dengan menguraikan peristiwa-peristiwa:

a. Sejarah berdirinya LPBA-MASA Surabaya yanng didalamnya

menguraikan awal mula berdiri, visi misi dan tujuan LPBA-MASA,

tokoh-tokoh utama yang berperan dan berpengaruh yang salah

satunya pendiri LPBA-MASA.

b. Perkembangan LPBA-MASA Surabaya tahun 1983-2016 dari

berbagai aspek, seperti perkembangan kelembagaan, metode yang

digunakan, jumlah mahasiswa dan dosen dari tahun ke tahun, sarana

prasana dan lain sebagainya.

c. Respon masyarakat terhadap LPBA-MASA Surabaya terutama

masyarakat Ampel mulai awal berdiri hingga sekarang.

H. Sistematika Bahasan

Penulisan Proposal ini kami bagi kedalam beberapa bab dengan

maksud untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan

penelitian, hal ini dilakukan agar pembahasan tidak menyimpang dari tema

pokok pembahasan dimana antara bab satu dengan bab lainnya saling

berkaitan. Sehingga penulisan skripsi ini menjadi satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan. Dibawah ini di uraikan tentang sistematika pembahasan

(29)

Bab pertama memuat tentang pendahuluan yang menguraikan

tentang latar belakang masalah, yaitu uraian lengkap tentang pokok

permasalahan mengenai sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya serta perkembangan

LPBA-MASA tahun 1983-2016, rumusan masalah yaitu rumusan singkat tentang

permasalahan yang disusun dalam bentuk suatu pertanyaan, tujuan

penelitian yaitu rumusan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti,

manfaat penelitian yaitu ulasan yang mempertegas bahwa masalah yang

diteliti bermanfaat baik bagi dari segi teoritis maupun praktis, pendekatan

dan teori membahas tentang pendekatan apa yang digunakan dalam

penelitian ini serta teori apa yang digunakan dalam penelitian.

Bab kedua penulis membahas tentang sejarah berdirinya

LPBA-MASA Surabaya. Latar belakang berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa

Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Penulis akan memaparkan

tiga pokok bahasan yaitu awal mula berdirinya Lembaga Pengajaran

Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel, visi misi dan tujuan

LPBA-MASA, serta tokoh-tokoh yang berperan dan berpengaruh terhadap

LPBA-MASA Surabaya.

Bab ketiga penulis membahas perkembangan LPBA-MASA

Surabaya tahun 1983-2016. Pada bab ini membagi perkembangan

LPBA-MASA dari setiap tahunnya dari berbagai aspek, seperti aspek metodologi,

kepengurusan atau kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

(30)

Bahasa Arab, jumlah mahasiswa dan dosen, sarana dan prasarana yang

tersedia di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

dan sebagainya.

Bab keempat ini penulis membahas tentang Respon masyarakat

terhadap Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya pada awal berdiri hingga sekarang. Dalam bab ini berisi respon

masyarakat sekitar seperti para pedagang yang ada di Ampel dan

tokoh-tokoh masyarakat yang ada disekitar semisal pengurus atau ta’mir masjid

Ampel yang ada di sekitar LPBA-MASA Surabaya.

Pada bab kelima atau terakhir ini, terdiri dari kesimpulan yang

berisi rangkuman singkat dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang

(31)

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

A. Latar belakang berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Seiring dengan perkembangan zaman, Bahasa Arab mulai banyak

diminati dan dipelajari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebelumnya

bahasa arab hanya dipelajari di kalangan pondok pesantren sebagai

pemantapan dalam pemahaman mempelajari kitab-kitab diniyah dan tafsir

al-Qur’an yang dibacakan oleh pemimpin atau pengasuh pondok pesantren

tanpa adanya materi atau pembelajaran khusus untuk bahasa arab sendiri.

Seiring berjalannya waktu bahasa arab menjadi suatu pembelajaran yang

sangat penting bagi kalangan masyarakat Islam di Indonesia.

Semakin berkembangnya bahasa arab kini juga digunakan di

sekolah-sekolah madrasah, tsanawiyah, aliyah dan sekolah yang berbasis

agama lainnya tidak hanya itu sekolah kalangan pondok pesantren menjadi

kunci utama dalam memahami bahasa arab bahkan universitas-universitas

yang berbasis Islam juga menyediakan mata kuliah tersebut. Selain itu

Bahasa Arab juga banyak dipelajari secara informal di TPA (Taman

Pendidikan al-Qur’an), lembaga-lembaga kursus dan lainnya.26

Lembaga kursus adalah salah satu tempat pembelajaran yang

dinilai merupakan jalur cepat dalam pembelajaran keterampilan. Lembaga

26

(32)

kursus ialah sebuah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis

pendidikan formal merupakan suatu kegiatan belajar mengajar seperti

halnya sekolah yang membedakan adalah bahwa kursus biasanya

diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari suatu

keterampilan tertentu. Salah satu tempat yang menjadi lembaga kursus

Bahasa Arab terletak di kota Surabaya tepatnya di sekitar Masjid Agung

Sunan Ampel Surabaya yakni LPBA-MASA Surabaya.27

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

(LPBA-MASA) merupakan usaha pengisian kegiatan Masjid Agung

Sunan Ampel Surabaya. Sebuah masjid yang semula juga menyediakan

bangunan dan pendidikan ala pondok pesantren di sekelilingnya. Dengan

berbagai kegiatan keagamaan Islam terutama pengajian kitab yang

dilakukan oleh ta’mir masjid agar masyarakat sekitar Ampel semakin

bertambah wawasan keilmuan agamanya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab didirikan pada tanggal 12 Zul

Qa’dah 1403 H bertepatan dengan tanggal 20 Agustus 1983 atas prakarsa

K.H. Nawawi Muhammad, ketua yayasan Masjid Agung Sunan Ampel

dengan tokohnya Ustadz H.A. Hadi Dahlan Lc.28 Atas permintaan itulah

ketua yayasan mengizinkan untuk mendirikan pengajaran Bahasa Arab

tetapi tetap tidak mengganggu masyarakat dan kegiatan yang ada di masjid

Ampel.

27

Putra Wicaksono, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Surabaya: Anugrah, 2007), 240. 28

(33)

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya, pada awalnya tempat LPBA-MASA ini adalah sebuah pondok

yang didirikan oleh K.H. Nawawi Muhammad. Dimana tempat ini

digunakan berbagai kegiatan keagamaan seperti mengaji, baik kitab

kuning maupun al-Qur’an atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan

agama Islam dan kondisi masyarakat waktu itu terhadap warga sekitar

Ampel. Tetapi seiring berjalannya waktu tempat ini diubah menjadi

lembaga yang fokus utamanya tentang pengajaran Bahasa Arab.

Awal berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Surabaya

berasal dari pemikiran tiga orang putra Jawa Timur K.H. Ach. Hadi

Dahlan, Lc (Alm), K.H.M. Adnan Syarif BA, Lc dan Drs. Saefullah

Azhari, Lc yang ketika itu sedang menimba ilmu di Timur Tengah yang

sama-sama mengambil jurusan bahasa arab namun berlainan tempat. Saat

itu mereka bertemu dalam suatu pertemuan mahasiswa se-Asia Tenggara

yang belajar di Timur Tengah. Pada pertemuan itulah mereka berkeinginan

untuk mengembangkan ilmunya (Bahasa Arab) di negeri kelahirannya.29

Sebagian kepulauan Nusantara memeluk agama Islam sebagaimana

yang kita ketahui Islam adalah agama wahyu yang diturunkan oleh Allah

SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril.

Wahyu yang diturunkan kepada nabi muhammad dihimpun menjadi kitab

suci al-Quran yang berbahasa arab. Demikian pula al-Hadits yang

29

(34)

merupakan penjelasan dan penafsiran al-Quran dihimpun dan disusun

dalam bentuk bahasa arab yang kedua-duanya berbahasa arab.30

Melihat kurangnya pemahaman tentang Bahasa Arab di daerah

Ampel saat itu membuat para alumnus Timur Tengah berminat untuk

mengadakan atau mendirikan sebuah lembaga kursus yang berbasis bahasa

arab. Dengan didukung penduduk masyarakat yang mayoritas orang Arab

membuat semakin mudah dalam mempraktekkannya dengan warga sekitar

termasuk orang Arab sendiri. Tidak hanya Bahasa Arab tetapi hadits dan

al-Quran menjadi salah satu kunci penting dalam mengajarkannya kepada

mahasiswa.

Dengan dibantu kawan-kawan seperjuangan yang ada di Timur

Tengah melalui buku-buku atau literatur Bahasa Arab, metode-metode

pengajaran, kaset-kaset yang berbahasa arab, atau alat peraga dalam

bentuk benda juga digunakan dalam pengajaran guna menunjang

kelancaran program yang dirancang dan dilaksanakan ketika masih duduk

dibangku kuliah. Agar mahasiswa mudah memahami dan mengambil inti

sari dari pengajaran yang diberikan.

Dengan visi melalui dakwah itulah bahasa arab disebarkan

perlahan-lahan didaerah sekitar Ampel. Arti dakwah sendiri adalah

mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti

petunjuk Allah SWT dan Rasulullah, yang mana tujuan dakwah itu

30

(35)

mengajak manusia kejalan yang diridhoi Allah, agar dapat hidup bahagia

di dunia dan akhirat.

Dakwah pada hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang kita serukan. Oleh karena

itu, dakwah Islam tidak hanya sebatas pada lisan saja, tetapi mencakup

seluruh aktifitas, baik lisan atau perbuatan yang ditujukan dalam rangka

menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada Islam. Sedangkan

tujuan dakwah merupakan upaya mengaktualisasikan pesan-pesan dakwah,

yaitu yang mengatur nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam

demi tercapainya sebuah tatanan kehidupan yang diridhoi oleh Allah

SWT.31

Keinginan itu terwujud pada tanggal 20 Agustus 1983 didirikan

sebuah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya yang di prakarsai oleh alumnus Timur Tengah, sebagai direktur

pertama K.H. Ahmad Hadi Dahlan dan K.H. Nawawi Muhammad sebagai

ketua yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya membawahi

LPBA-MASA. Uniknya tiga pemuda ini bukan berasal dari kalangan orang Arab

melainkan Jawa dan Madura melihat dari warga Ampel yang mayoritasnya

orang Arab.

Sampai pada tahun 1986 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel mulai terdaftar di Departemen Pendidikan dan

Budaya (DEPDIKBUD) sebagaimana termaktub dalam surat keputusan

31

(36)

pada tanggal 27 Oktober 1986 No. 1201/104.10.B/L4’86 mengenai izin

penyelenggaraan kursus, maka Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya telah resmi mendapat pengakuan dari

DEPDIKBUD.

Dengan tidak melihat dari kalangan manapun, umur berapa pun

juga tidak menjadi kendala lembaga menerima dengan baik dikarenakan

minat dan semangat yang dimiliki membuat lembaga merasa harus

memberikan semangat itu dengan ilmu baik Bahasa Arab maupun

al-Qur’an. Begitu juga dengan non-muslim mereka menerima dengan baik

siapapun dan dari kalangan manapun untuk belajar disana. Selain

memberikan materi perkuliahan bahasa arab juga menambah wawasan

bagi non-muslim mengenai agama Islam sehingga tidak jarang non

muslim yang belajar disana kemudian berikrar membaca syahadat dan

masuk Islam.

Tidak hanya itu letak LPBA-MASA ini berada satu lokasi dengan

makam Raden Rahmat Sunan Ampel yang terkenal dengan sebutan Sunan

Ampel yang memiliki nilai historis dan sangat monumental serta banyak

diziarahi oleh mayoritas muslim di Indonesia. Untuk mengembangkan

Bahasa Arab dikarenakan area gedung LPBA-MASA Surabaya ini berada

di posisi yang strategis baik ditinjau dari sisi kondusifitas lingkungan

pengajaran maupun publikasi dan promosi.32

32

(37)

Dikatakan strategis karena LPBA-MASA dibangun tepat di

tengah-tengah perkampungan Arab yang posisi gedung perkuliahan

LPBA-MASA berada persis di sebelah selatan dan timur Masjid Agung

Sunan Ampel dengan demikian kajian keilmuan tentang kebahasaan yang

diterima oleh para mahasiswa dapat secara langsung diaplikasikan dalam

integrasi komunikasi aplikasi dengan penduduk sekitar.33

B. Visi Misi dan Tujuan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya terbentuk dengan visi misi dan tujuan dari LPBA-MASA mulai

awal berdiri. Visi dari Lembaga Pengajaran Bahasa Arab adalah “Dakwah

melalui Bahasa” yang mana bahasa itu adalah suatu hal yang utama yg

dimiliki oleh kita setiap bangsa terutama dalam penggunaan Bahasa Arab

mengutamakan pentingnya dalam kebahasaan.34

Sedangkan misi utama para Wali Songo khususnya Sunan Ampel

adalah menyebarluaskan Ajaran Islam yang cinta damai

(rahmatallila’lamin) dengan tetap menghormati kearifan lokal dan

pluralisme. Bahasa Arab adalah sarana yang paling efektif dalam

penyebaran nilai-nilai Islam yang cinta damai karena bahasa Arab sebagai

kunci utama untuk memahami nilai-nilai Islam dari berbagai sumber

dengan harapan dapat mengurangi beban umat dalam masalah

33

Ibid., 12. 34

(38)

khilafiah/pluralisme baik di internal ummat Islam sendiri maupun

eksternal (antar ummat beragama).

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya (LPBA-MASA) memiliki tanggung jawab moral untuk

melanjutkan misi Sunan Ampel untuk menyebarkan Islam yang membawa

rahmat melalui pembelajaran dan pengembangan Bahasa Arab terhadap

generasi muda khsususnya dan ummat umumnya.

Tujuan bahasa Arab dapat direalisasikan secara efektif jika

dilandasi oleh visi, misi orientasi yang jelas terhadap prosedur yang

dilakukan berlandaskan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan

relevan dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan

baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan dan masyarakat

luas. Oleh karena itu penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang

dalam memahaminya. Seperti salah satu lembaga yang ada di Ampel ini.

Tujuan Mendirikan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel Surabaya. Tujuan memajukan pendidikan dalam

bidang Bahasa Arab sudah pasti termasuk dalam tujuan sosial,

kemanusiaan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu bidang yang

banyak mempergunakan badan hukum lembaga. Tujuan dari lembaga

pendidikan ini adalah memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan.35

Adapun tujuan dari pada pendiri LPBA-MASA Surabaya yaitu

untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu agama lainnya di

35

(39)

Surabaya, disamping itu juga menyatukan umat Islam lewat Bahasa Arab.

Semakin terlihat bahwa arah dan tujuan pendirian LPBA-MASA adalah:

a. Mengajak para siswa untuk lebih memahami Bahasa Arab sebagai

dasar pijakan ke arah pemahaman Islam.

b. Mengajak para siswa untuk menyebarluaskan Bahasa Arab ke pada

seluruh bangsa Indonesia.

c. Menyadarkan kepada seluruh siswa bahwa dengan pemahaman

Bahasa Arab, generasi Muslim dapat mengurangi beban umat

menghadapi masalah khilafiah.

d. Menciptakan generasi umat yang aktif berbahasa Arab.

C. Tokoh-tokoh yang berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

1. Drs. H. Saefullah Azhari, Lc., M. Ag

Saefullah Azhari adalah seorang yang berpengaruh dan

berperan di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya pada masanya yakni mulai awal berdirinya

LPBA-MASA tahun 1983-2011. Ia lahir pada tanggal 14 Agustus 1956

tepatnya di daerah Sampang Madura, putra ke tiga dari lima

bersaudara. Ia mempunyai keluarga besar yang harmonis dengan di

karunia 5 orang anak dan sekarang bertempat tinggal di Perum Bumi

Candi Asri J2/32 Sidoarjo.

Semasa kecilnya beliau dimasukkan orang tuanya Sekolah

(40)

kemudian dipindahkan oleh kedua orang tuanya di sebuah pondok

pesantren untuk menuntut ilmu agama lebih dalam tepatnya di pondok

pesantren Lirboyo selama kurang lebih 8 tahun hingga lulus menengah

atas. Kemudian ia merantau ke Surabaya guna memperluas wawasan

dan ilmu yang dipelajarinya selama berada di pondok pesantren.

Pada tahun 1970 ia masuk Universitas Islam Negeri Surabaya

Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Setelah empat tahun ia

mendapat beasiswa untuk belajar ke Timur Tengah dengan jurusan

yang sama yakni memperdalam pemahaman Ilmu Bahasa Arab

tepatnya di Univesitas “King Saud” Riyadh, Saudi Arabia.

Sekembalinya ke Indonesia ia ingin mengamalkan ilmu yang di dapat

dari sana dengan membuka lembaga kursus yang mana kesempatan

bagus itu di izinkan oleh ketua ta’mir Masjid Ampel sebagai yayasan

membawahi LPBA-MASA hingga sekarang ini.

Pada tahun 1988 ia menjabat sebagai direktur LPBA-MASA

dan melanjutkan pengajaran sebagai dosen Bahasa Arab. Ia sangat

berperan di LPBA-MASA dalam mengembangkan Bahasa Arab untuk

diberikan kepada mahasiswa yang belajar disana. Hingga sekarang

beliau tetap aktif di LPBA-MASA dan juga mengajar di Universitas

Islam Negeri Surabaya Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa

Arab.36

36

(41)

2. Drs. H.M Adnan Syarif, BA, Lc.

Adnan Syarif ia adalah seorang yang juga berperan di Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya pada

masanya yakni tahun 1983-2000 bersamaan dengan Saefullah Azhari.

Ia lahir pada tanggal 01 Januari 1951 di Lumajang tepatnya di kawasan

PP. Kyai Syarifuddin Wonorejo Kedung Jajang Lumajang dengan di

karunia satu orang anak.37

Pada tahun 1970 ia melanjutkan studinya ke Timur Tengah

memperdalam pembelajaran mengenai Ilmu Agama dan juga

pembelajaran Bahasa Arab di Univesitas “Imam Muhammad bin

Saud” Riyadh, Saudi Arabia Fakultas Bahasa Arab. Sekembalinya ke

Indonesia pada tahun 1983 ia juga mempunyai keinginan untuk

mengamalkan ilmunya dengan cara membuka sebuah lembaga tetapi

banyak kendala yang terjadi hingga suatu hari bertemu dengan salah

satu teman yang juga belajar di Timur Tengah tetapi berbeda

Universitas bersama Saefullah Azhari ia merencanakan untuk

mendirikan tempat kursus Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan

Agama Islam guna mengamalkan ilmu yang didapat dari belajar ke

Timur Tengah.

Ia berperan dalam bidang pengajaran kurikulum bahasa dan

lain sebagainya menerima mahasiswa dari kalangan manapun baik itu

non muslim. Ia juga menjabat sebagai direktur II LPBA-MASA pada

37

(42)

periode 1985-1987 dan hingga sekarang masih aktif dalam membantu

pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan

Ampel Surabaya.

3. H. Ahmad Hifni, SE

Ahmad Hifni ia adalah seorang putra dari pemilik yayasan KH.

Nawawi Muhammad ia berperan dan juga berpengaruh di Lembaga

Pengajaran Bahasa Arab dan juga kawasan lingkungan Masjid Ampel

Surabaya sampai sekarang ini. Ia lahir pada tanggal 28 Agustus 1974

tepatnya di Jl. Ampel Maghfur 64 Surabaya. Mempunyai keluarga

yang harmonis dengan dikarunia tiga orang anak laki-laki. Pendidikan

terakhir beliau S1 Unair sebagai sarjana Ekonomi.38

Semasa kecilnya ia sekolah Islam di daerah kawasan Ampel

tersebut bersama dengan teman-teman sebaya lainnya. Kemudian

melanjutkan sekolah ke pondok pesantren selama 6 tahun di pondok

pesantren An-Nawawi. Ketika lulus kembali lagi ke kota asal

mengikuti tes dan mendaftar di Universitas Unair di Surabaya. Setelah

lulus dari Universitas ia membantu mengelola LPBA-MASA hingga

sekarang ini. Mewujudkan yang ingin ia capai agar tidak redup di

kemudian hari. Menjadi dosen di LPBA-MASA dan kemudian

diangkat menjadi direktur LPBA-MASA pada tahun 2009 hingga

sekarang.

38

(43)

Berbagai usaha dilakukan agar semakin banyak peminat untuk

mempelajari Bahasa Arab dikarenakan meskipun ada seorang

mahasiswa yang berasal dari universitas mengambil jurusan Bahasa

Arab tetapi kenyataannya masih banyak yang belum mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari semisal bercakap-cakap dengan teman

sesama jurusan tetapi memakai bahasa pada umumya yakni Bahasa

Indonesia. Maka dari itu ia mencoba mengupayakan setiap mahasiswa

setelah selesai belajar di LPBA-MASA dapat mengaplikasikannya di

waktu senggangnya. Hingga sekarang merealisasikan LPBA-MASA

menjadi STIBADA (Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa dan Al-Qur’an) pada

(44)

BAB III

PERKEMBANGAN LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 1983-2016

A. Kelembagaan Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Tahun 1983-2016

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

(LPBA-MASA) adalah sebuah lembaga yang berada dibawah naungan

yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Lembaga pengajaran ini

mengajarkan bahasa arab dan al-Quran secara tidak formal artinya waktu

pengajaran bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi saat itu.

Sebagaimana visi, misi dan tujuan LPBA-MASA melakukan dakwah

memalui bahasa yang diharapkan dapat melakukan proses belajar

mengajar dengan profesional dan konsisten terhadap apa yang sudah

menjadi tujuan LPBA-MASA itu didirikan.39

Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel

berdiri pada tahun 1983 tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1983 dan terus

berlanjut hingga sekarang dan mengalami beberapa perkembangan.40

Perkembangan yang terjadi dalam bentuk fisik maupun non fisik. Dalam

bentuk fisik yakni meliputi kelembagaan atau anggota-anggotanya, jumlah

mahasiswa dan dosennya sedangkan dalam bentuk non fisik meliputi

metode pengajaran yang digunakan, buku-buku, sarana prasarana dan

sebagainya. Dalam suatu lembaga wajarlah jika mengalami perubahan

39

Alumni LPBA-MASA angkatan xxxv, Praktek Studi Lapangan (Lumajang, LPBA-MASA 2005), 10.

40

(45)

didalamnya baik itu struktur kepemimpinan atau metode yang diajarkan,

baik itu berkembang ataupun belum berkembang.

Dari awal berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid

Agung Sunan Ampel mengalami banyak perubahan pimpinan dan

kelembagaan yang hanya bertahan beberapa tahun saja akibat dari kurang

efektifnya waktu pengajaran.41 Perubahan pimpinan terjadi seiring

berjalannya waktu ada yang disibukkan dengan hal lain dan ada juga

akibat kondisi tubuh mengalami penurunan sehingga memilih berhenti dari

kepemimpinan yang kemudian pimpinan harus digantikan. Sedangkan

perubahan pada kelembagaan bertujuan untuk menambah pengajaran tidak

sebatas mengajarkan bahasa arab saja melainkan al-Quran juga di ajarkan

tetapi tetap pada dasarnya bahasa arab menjadi kepentingan utama.

Berikut perubahan kelembagaan dari tahun ke tahun yakni:

1. Pada tahun 1983 Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung

Sunan Ampel Surabaya didirikan atas prakarsa KH. Ahmad Hadi

Dahlan dengan dua orang temannya yang telah belajar di Timur

Tengah. Mereka mempunyai inisiatif dan keinginan untuk

mengamalkan ilmunya dengan cara mendirikan LPBA-MASA

dibawah naungan KH. Nawawi Muhammad sebagai ketua yayasan

Masjid Agung Sunan Ampel. Dari situlah LPBA-MASA kemudian

41

(46)

mengalami perubahan dengan jangka waktu 3 tahun kemudian berganti

menjadi LPBIQ.42

2. Pada tahun 1985 pendiri dan pimpinan pertama LPBA-MASA

mendirikan Lembaga Pengajaran Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LPBIQ)

yang dipimpin langsung oleh pendirinya KH. A. Hadi Dahlan Lc.

(Alm) dan membawahi LPBA-MASA yang berada dibawah naungan

yayasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Dengan pembelajaran

yang diberikan waktu itu hanya bertahan selama lima tahun saja

keberadaan LPBIQ tidak bertahan lama yaitu pada tahun 1990 LPBIQ

dibubarkan.

3. Pada tahun 1994 LPBA-MASA mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) jurusan Bahasa Arab yang mengikuti rayon pada

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah “Bahrul Ulum” Tambak Beras

Jombang, yang pada waktu itu STIT jurusan Bahasa Arab

se-KOPERTIS (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) wilayah IV Jawa

Timur yaitu hanya STIT “Bahrul Ulum”. Namun setelah enam tahun,

langkah yang diambil oleh LPBA-MASA dengan mendirikan Sekolah

Tinggi Ilmu al-Qur’an tersebut dalam rangka pengembangan program

pengajaran dan program Bahasa Arab tidak bertahan lama, pada tahun

1998 STIT-MASA berakhir keberadaannya.

4. LPBA-MASA mengembangkan langkah berikutnya dalam rangka

pengembangan dan pemantapan program pengajaran Bahasa Arab

42

(47)

pada tahun 1990 sesuai dengan kebijakan direktur, pihak managemen

pengurus LPBA-MASA mewajibkan kepada setiap mahasiswa untuk

mengikuti kegiatan Praktek Studi Lapangan (PSL) sebagai evaluasi

belajar mahasiswa setelah menerima ilmu dari bangku kuliahnya,

khususnya mengenai praktek mengajar dan penguasaan Bahasa Arab

itu sendiri serta ilmu-ilmu lainnya dari LPBA-MASA. Dilanjutkan

dengan adanya ujian nasional bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui

sampai mana tingkatan kepahaman dalam belajar bahasa arab.

5. Ujian Nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan

kredibilitas output para siswa dianjurkan untuk mengikuti ujian

nasional. Ujian Nasional yang diadakan LPBA-MASA pertama kali

yaitu pada tanggal 21 Juni 1997 pelaksanaan ujian nasional periode I

pada bulan Juli dan ujian nasional periode II dilaksanakan pada bulan

Desember. Dengan demikian bahwa ujian nasional yang diadakan

LPBA-MASA dua kali dalam setahun. Dalam rangka untuk

menunjang kegiatan perkuliahan LPBA-MASA mempunyai dua unit

bangunan yang ada dikelurahan Ampel dan masing-masing unit terdiri

dari tiga lantai. Satu unit bangunan berada di sebelah selatan Masjid

Agung Sunan Ampel dan satu unit bangunan lagi berada di sebelah

timur Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.43

43

(48)

B. Metode Pengajaran Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Kata metode berasal dari perkataan Yunani yaitu methodos yang berarti jalan atau cara memperoleh sesuatu.44 Metode merupakan rencana

program yang bersifat menyeluruh dan berhubungan erat dengan tekhnik

penyampaian materi secara teratur tidak saling bertentangan dan

didasarkan pada tujuan tertentu. Disusun secara teratur agar mudah

diterima, dipahami, dan dikuasai oleh peserta didik. Metode dalam

kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kunci utama dalam

menunjang tercapainya tujuan pengajaran tanpa adanya metode pengajar

akan kesulitan memberikan materi apa yang diajarkan nantinya.

Metode dibagi menjadi dua kelompok metode pembelajaran bahasa

yakni secara umum dan khusus. Metode pembelajaran umum yang

dimaksud bahwa metode tersebut bukan hanya saja dalam obyek material

bahasa melainkan obyek lainnya juga seperti ceramah, diskusi, pengajaran,

individual, pengajaran audio tutorial, simulasi, laboratorium dan lapangan.

Sedangkan metode secara khusus adalah metode yang diturunkan dari

pendekatan-pendekatan bahasa itu sendiri seperti metode tata bahasa,

penerjemahan, metode langsung, metode pembatasan bahasa, metode

alamiah, metode linguistik, dan metode unit. 45

Menurut Lalu Muhammad Azhar dalam bukunya “Proses Belajar

Mengajar Pola CBSA” menjelaskan bahwa metode adalah cara yang

44

Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 11. 45

(49)

didalamnya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang utama.

Yang mana ini berlaku baik bagi pengajar (metode mengajar) maupun bagi

peserta didik (metode belajar). Semakin baik metode yang digunakan

maka semakin efektif dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut.46

Dalam proses belajar mengajar setidaknya terdapat beberapa unsur

pokok yang perlu diperhatikan untuk kesuksesan pembelajaran itu sendiri.

Hal tersebut diantaranya adalah pendekatan pembelajaran, metode

pengajaran, dan teknik pengajaran. Ketiga konsep tersebut dikenal sebagai

tiga istilah penting yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya dalam

pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada awalnya harus menetapkan

pendekatan sebagai seperangkat asumsi dahulu, kemudian metode sebagai

rencana menyeluruh pengajaran dan terakhir adalah tekhnik sebagai

kegiatan spesifik yang diimplementasikan didalam kelas setelah

menetapkan pendekatan dan metode.47

Pada umumnya metode bahasa arab yang ada di sekolah-sekolah

maupun pondok pesantren lebih mengutamakan pengajaran melalui

pemahaman kaidah atau penjelasan melalui buku-buku yang sudah

disediakan oleh pengajar. Pembelajaran bahasa arab disekolah-sekolah

merupakan suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk membimbing,

mendorong, mengembangkan dan membina kemampuan bahasa arab

46

Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 95.

47

(50)

dengan memprioritaskan pada kemampuan membaca serta memahami

bahan bacaan (qira’ah).48

Metode qira’ah yang ada di sekolah dimaksudkan untuk lebih

memantapkan dan mengembangkan materi yang telah dikuasai dalam

hiwar (percakapan). Kalau pada hiwar unsur penekanannya lebih kepada

mendengarkan, mengucapkan, memahami, berkomunikasi sedangkan pada

qira’ah lebih ditekankan pada kemampuan membaca, mendengarkan dan

memahami wacana.49 Metode seperti ini pernah digunakan oleh

LPBA-MASA ketika awal berdiri masih menggunakan kaidah atau penjelasan

tetapi hanya berjalan beberapa tahun saja akibat kurangnya respon peserta

didik terhadap apa yang diajarkan saat itu.

Dalam pembelajaran bahasa arab dikenal beberapa metode

pengajaran bahasa yang cukup luas. Berikut ini penulis akan menyajikan

penjelasan atas beberapa metode pengajaran bahasa yang paling banyak

digunakan dalam pengajaran bahasa arab baik itu di lingkungan sekolah

dan pondok pesantren yakni:

1. Metode gramatika atau tarjamah

Memiliki karekteristik yang tujuannya adalah agar pelajar

mampu membaca karya sastra atau kitab keagamaan, materi yang

digunakan buku nahwu, kamus atau daftar dan teks bacaan, tata

bahasa disajikan secara deduktif, teks bacaan berupa karya sastra

klasik, basis pembelajaran melalui penghafalan kaidah atau tata

48

Sholeh Syamsuri, Wawancara, Surabaya 24 April 2017. 49

(51)

bahasa dan kosa kata, pengajar berperan aktif sedang peserta didik

pasif. 50

Kelebihan dari metode ini pelajar menguasai dalam arti hafal

di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa, memahami isi detail bahan

bacaan yang mampu dipelajarinya dan menerjemahkannya,

memperkuat kemampuan belajar di dalam mengingat dan menghafal,

dilaksanakan dalam kelas yang besar dan tidak menuntut kemampuan

pengajar. Dari metode diatas sudah nampak bahwa aspek kemampuan

belajar banyak menguasai teori dan hafalan.51

2. Metode langsung (Thariqah Mubassyaroh)

Metode ini ada akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran

bahasa dengan metode terjemah yang dikaitkan dengan kebutuhan

masyarakat.52 Metode ini yang digunakan oleh LPBA-MASA sejak

tahun 2000. Adapun ciri-ciri metode ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utamanya adalah penguasaan bahasa secara lisan, agar

mahasiswa bisa berkomunikasi dalam bahasa yang ditargetkan.

2. Materi yang diajarkan berupa buku teks yang berisi daftar kosa

kata dan penggunaannya dalam bentuk kalimat. Kosa kota yang

digunakan adalah kosa kata sehari-hari yang ada dalam lingkungan

mahasiswa.

50

Ahmad Fuad Effendy at al, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Laporan Hibah Pengajaran Proyek DUE-Like Bath III Universitas Islam Negeri Malang, 2002), 38. 51

Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), 171.

52

(52)

3. Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif yakni berangkat

dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.

4. Kata-kata yang diajarkan melalui peraga atau gerakan langsung

menunjuk kepada benda langsung dan gambar yang ada disekitar

kelas atau disekitar pelajar sedangkan yang abstrak menunjuk

kepada asosiasi, konteks dan definisi.

5. Kemampuan komunikasi lisan dilatihkan secara tepat melalui

tanya jawab yang terencana pada interaksi yang bervariasi

kemampuan berbicara dan menyimak kedua-duanya dilatihkan

6. Pengajar dan pelajar sama-sama aktif, tetapi pengajar berperan

memberikan stimulus berupa contoh ucapan, peragaan, dan

pertanyaan. Sedangkan pelajar hanya merespon dalam bentuk

menirukan, menjawab pertanyaan, meragakan dan sebagainya.53

7. Penggunaan bahasa arab menjadi yang utama dari pada bahasa ibu

ketika berada diruang kelas maupun diluar kelas dikarenakan

masing-masing anak harus berbicara menggunakan bahasa arab.

Berikut adalah metode yang umum digunakan oleh

sekolah-sekolah maupun pondok pesantren. Kebanyakan sekolah-sekolah-sekolah-sekolah lebih

condong memakai metode terjemah sedangkan pondok pesantren

menggunakan dengan kedua-duanya walaupun hanya sebagian saja yang

menggunakan metode langsung.

53

(53)

Pada tahun 2000 LPBA-MASA menggunakan metode langsung

atau “thariqah mubassyaroh”. Metode thariqah mubassyarah digunakan

agar peserta didik lebih mudah memahami dan bisa cepat berbicara dalam

bahasa arab. Metode ini lebih fokus kepada gerakan atau praktek secara

langsung terkadang juga menggunakan peraga agar lebih mudah.54

Fokus utama pembelajaran bahasa arab di LPBA-MASA lebih

kepada pengajaran secara praktek melalui gerakan atau gambar dan

sesekali berbicara bahasa arab melalui tatap muka baik ketika

berlangsungnya pengajaran maupun ketika diluar kelas. Penekanan pada

metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara dosen dan

mahasiswa dengan menggunakan bahasa arab tanpa sedikitpun

menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata

maupun menerjemah. Tujuan dari penggunaan metode ini agar mahasiswa

terampil, cakap dan membiasakan diri dalam berbicara bahasa arab secara

langsung dimanapun dan dengan siapapun.55

Metode yang digunakan di LPBA-MASA bisa berubah

sewaktu-waktu dikarenakan mengikuti perkembangan zaman. Metode thariqah

mubassyaroh terbagi menjadi empat bagian yakni:

1. Metode membaca (qira’ah)

Metode membaca atau al-Qira’ah pada dasarnya diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan pelajar dalam membaca kitab-kitab

berbahasa arab. Hal ini dipandang penting mengingat sumber bacaan

54

Sholeh Syamsuri, Wawancara, Surabaya 24 April 2017. 55

Referensi

Dokumen terkait

PT Kalpika Wanatama Unit I juga telah membuat dokumen Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (RKTUPHHK-HTI) Tahun

Alasan dari pemilihan lokasi penelitian adalah karena Kecamatan Tumpang terletak di area Kawasan Strategis Nasional Bromo Tengger Semeru (KSN) dimana nantinya akan terjadi

Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Tuban dan Peraturan Daerah

Perekaman Suara Secara Langsung Penderita Polip Pita Suara Berdasarkan analisa pemilihan operator terbaik yaitu XL, maka dilakukan analisa pada setiap kelainan pita

Pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Magelang selama ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Irwan Adhie Nugroho, Kepala Seksi

Pada awal perkembangan gonad, estradiol akan merangsang sel folikel ovari dalam sintesis prekursor Vg yang akan digunakan dalam proses vitelogenesis (Yano, 1998). Protein

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan fungsi ruang pada blok C,G dan I di Perumahan Bumi Tamalanrea Permai yaitu aspek ekonomi dengan indikator peluang usaha dan

Dengan menganggap hal-hal tersebut sebagai praktek, ditekankan bahwa meskipun tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, namun berdasarkan fakta yang ada