• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI Hubungan Pendidikan Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian BBLR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KTI Hubungan Pendidikan Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian BBLR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ANTARA PENDIDIKAN DAN DAN PARITAS IBU PARITAS IBU BERSALINBERSALIN DENGAN KEJ

DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN ADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH LAHIR RENDAH (BBLR) DI(BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN

PALEMBANG TAHUN 2009 PALEMBANG TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III

Kebidanan Budi Mulia Palembang Kebidanan Budi Mulia Palembang

OLEH

OLEH

APRIYANTI

APRIYANTI

01.07.486

01.07.486

AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA

AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA

PALEMBANG

PALEMBANG

2010

2010

(2)

AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Karya

Karya Tulis Tulis Ilmiah, Ilmiah, Juni Juni 20102010 APRIYANTI

APRIYANTI

Hubungan Antara Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Hubungan Antara Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Berat Badan

Berat Badan Lahir Rendah Lahir Rendah (BBLR) di (BBLR) di Rumah Rumah Sakit Umum Sakit Umum Pusat Dr.Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009 Xvi

Xvi + + 42 42 Halaman Halaman + + 5 5 Tabel Tabel + + 8 8 LampiranLampiran ABSTRAK ABSTRAK

Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 1995 hampir Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal do Negara berkembang atau semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal do Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari dua pertiga kematian adalah BBLR yaitu berat berpenghasilan rendah. Lebih dari dua pertiga kematian adalah BBLR yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan terjadi di Negara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR di

antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah SakitRumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009. Diharapkan dari Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009. Diharapkan dari analisis faktor-faktor tersebut dapat dijadikan masukan bagi institusi pelayanan analisis faktor-faktor tersebut dapat dijadikan masukan bagi institusi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini merupakann kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini merupakann penelitian menggunakan cross sectional yang dikumpulkan dalam waktu penelitian menggunakan cross sectional yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan dengan menggunakan check list. Uji statistik yang dipakai adalah uji bersamaan dengan menggunakan check list. Uji statistik yang dipakai adalah uji chi-square. Sampel yang diambil menggunakan teknik random sampling dari chi-square. Sampel yang diambil menggunakan teknik random sampling dari populasi yang berjumlah 3.139 ibu yang melahirkan. Analisis ini dilakukan untuk  populasi yang berjumlah 3.139 ibu yang melahirkan. Analisis ini dilakukan untuk  mengetahui v

mengetahui variabel independariabel independen pendidikan en pendidikan dan paritas dadan paritas dan variabel n variabel dependendependen (BBLR). Data dianalisa dengan analisa univariat yaitu distribusi frekuensi (BBLR). Data dianalisa dengan analisa univariat yaitu distribusi frekuensi variabel independen dan depende

variabel independen dan dependen serta analisa bivariat n serta analisa bivariat menggunakamenggunakan uji n uji statistik statistik  chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan 355 chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan 355 responden didapatkan responden ibu yang BBLR sebesar 100 (28,2%) responden responden didapatkan responden ibu yang BBLR sebesar 100 (28,2%) responden dan ibu yang melahirkan tidak BBLR sebesar 225 (71,8%) responden sedangkan dan ibu yang melahirkan tidak BBLR sebesar 225 (71,8%) responden sedangkan berdasarkan pendidikan ibu yang pendidikan tinggi sebesar 180 (50,7%) dan berdasarkan pendidikan ibu yang pendidikan tinggi sebesar 180 (50,7%) dan pendidikan rendah sebesar 175 (49,3%). Sehingga paritas tinggi sebesar 35,8% pendidikan rendah sebesar 175 (49,3%). Sehingga paritas tinggi sebesar 35,8% dan paritas rendah sebesar 228 (64,2%). Hasil uji statistik menunjukkan ada dan paritas rendah sebesar 228 (64,2%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna pendidikan ibu dengan kejadian BBLR dimana nilai p hubungan yang bermakna pendidikan ibu dengan kejadian BBLR dimana nilai p value 0,002 lebih kecil α = 0,05 dan adanya hubungan yang bermakna antara value 0,002 lebih kecil α = 0,05 dan adanya hubungan yang bermakna antara paritas ibu terhadap kejadian BBLR dimana nilai p value = 0,008 lebih kecil dari paritas ibu terhadap kejadian BBLR dimana nilai p value = 0,008 lebih kecil dari α = 0,05, s

α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang melahirkan BBLRehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang melahirkan BBLR dari responden yang cara penanggananya lebih baik. Bagi petugas kesehatan agar dari responden yang cara penanggananya lebih baik. Bagi petugas kesehatan agar selalu memberikan penyuluhan mengenai kejadian berat badan lahir rendah, selalu memberikan penyuluhan mengenai kejadian berat badan lahir rendah, sehingga dapat menggurangi angka kejadian BBLR.

sehingga dapat menggurangi angka kejadian BBLR. Kata

Kata Kunci Kunci : : Berat Berat Badan Badan Lahir Lahir RendahRendah Daftar

(3)

MIDWIFERY ACADEMY OF BUDI MULIA

MIDWIFERY ACADEMY OF BUDI MULIA PALEMBANGPALEMBANG Scientific

Scientific Paper, Paper, June June 20102010 APRIYANTI

APRIYANTI

Relationship Between Education and Parity with Birth Mother Incidence of  Relationship Between Education and Parity with Birth Mother Incidence of  Low Birth Weight (LBW) in the General Hospital Center Dr. Mohammad Low Birth Weight (LBW) in the General Hospital Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2009

Hoesin Palembang in 2009 Xvi

Xvi + + 42 42 Pages Pages + + 5 5 Tables+ Tables+ 8 8 AttachmentsAttachments ABSTRACT ABSTRACT

According to estimates the World Health Organization (WHO) in 1995 nearly all According to estimates the World Health Organization (WHO) in 1995 nearly all (98%) of the five million neonatal deaths do low-income developing countries. (98%) of the five million neonatal deaths do low-income developing countries. More than two-thirds of the deaths are low birth weight is birth weight less than More than two-thirds of the deaths are low birth weight is birth weight less than 2500 grams. Globally there are estimated 25 million births per year in which 17% 2500 grams. Globally there are estimated 25 million births per year in which 17% are low birth weight and nearly all occurred in developing countries. The purpose are low birth weight and nearly all occurred in developing countries. The purpose of this study to determine the relationship between maternal education and parity of this study to determine the relationship between maternal education and parity at delivery with LBW General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin at delivery with LBW General Hospital Dr Center. Mohammad Hoesin Palembang Year 2009. Expected from the analysis of these factors can be used as Palembang Year 2009. Expected from the analysis of these factors can be used as input to health care institutions in improving the quality of care. This study uses input to health care institutions in improving the quality of care. This study uses cross sectional study merupakann collected at the same time by using the check  cross sectional study merupakann collected at the same time by using the check  list. The statistical test used was chi-square test. Samples taken using random list. The statistical test used was chi-square test. Samples taken using random sampling techniques from the population of 3139 mothers who gave birth. This sampling techniques from the population of 3139 mothers who gave birth. This analysis was conducted to determine the independent variables of education and analysis was conducted to determine the independent variables of education and parity and the dependent variables (LBW). Data were analyzed by univariate parity and the dependent variables (LBW). Data were analyzed by univariate analysis of the frequency distribution of the dependent and independent variables analysis of the frequency distribution of the dependent and independent variables and bivariate analysis using chi square test with significance level 0.05. The and bivariate analysis using chi square test with significance level 0.05. The results showed 355 respondents showed that respondents LBW mothers of 100 results showed 355 respondents showed that respondents LBW mothers of 100 (28.2%) respondents and mothers who give birth are not LBW for 225 (71.8%) (28.2%) respondents and mothers who give birth are not LBW for 225 (71.8%) respondents, while based on maternal education is higher education for 180 respondents, while based on maternal education is higher education for 180 (50.7%) and low education for 175 (49.3%). Thus amounted to 35.8% of high (50.7%) and low education for 175 (49.3%). Thus amounted to 35.8% of high parity and low parity of 228 (64.2%). Statistical analysis showed there was a parity and low parity of 228 (64.2%). Statistical analysis showed there was a significant relationship between maternal education with LBW p value of 0.002 significant relationship between maternal education with LBW p value of 0.002 which is smaller α = 0.05 and there were significant relations between mate which is smaller α = 0.05 and there were significant relations between maternalrnal  parity on the incidence of LBW in which the p value = 0.008 is smaller than α =  parity on the incidence of LBW in which the p value = 0.008 is smaller than α = 0.05 , so it can be concluded that the respondents who gave birth to LBW of  0.05 , so it can be concluded that the respondents who gave birth to LBW of  respondents penanggananya way better. For health workers in order to always respondents penanggananya way better. For health workers in order to always provide counseling about low birth weight incidence, so it can menggurangi provide counseling about low birth weight incidence, so it can menggurangi incidence of LBW.

incidence of LBW. Keywords

Keywords : : Low Low Birth Birth Weight Weight (LBW)(LBW) Bibli

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan oleh WHO sebagai Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan oleh WHO sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr .Definisi ini bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr .Definisi ini berdasarkan pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa berdasarkan pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi terhadap

terhadap kesehatan kesehatan yang yang buruk.Menurunkburuk.Menurunkan an insiden insiden BBLR BBLR hinggahingga sepertiganya menjadi salah satu tujuan utama

sepertiganya menjadi salah satu tujuan utama “ A World Fit For Children”“ A World Fit For Children” hingga tahun 2010 sesuai deklarasi dan rencana kerja

hingga tahun 2010 sesuai deklarasi dan rencana kerja United NationsUnited Nations General Assembly

General Assembly Special Special Session on Session on Children in Children in 20022002. L. Lebih ebih dari dari 20 ju20 jutata bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran, merupakan BBLR di bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran, merupakan BBLR di Asia

Asia adalah 22% adalah 22% (Rahayu,20(Rahayu,2009).09).

Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 50 per 1000 kelahiran hidup saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 50 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah, karena masih pada tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah, karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara

terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara  –  –  negara di bagiannegara di bagian ASEAN, dan penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan ASEAN, dan penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 -27% disebabkan karena perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 -27% disebabkan karena BBLR. Sementara itu, prevelensi BBLR di Indonesia saat ini di perkirakan 7 BBLR. Sementara itu, prevelensi BBLR di Indonesia saat ini di perkirakan 7  – 

(5)

World Health Organization

World Health Organization (WHO) 1979, telah membagi umur(WHO) 1979, telah membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok yaitu : 1) Pre-term yaitu kurang dari 37 kehamilan menjadi tiga kelompok yaitu : 1) Pre-term yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari), 2)Term, yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau minggu (259 hari), 2)Term, yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau unur antara 259-293 hari, 3) Post-term, yaitu lebih dari 42 minggu (294 unur antara 259-293 hari, 3) Post-term, yaitu lebih dari 42 minggu (294 hari) (Manuaba,2007).

hari) (Manuaba,2007).

Begitu juga menurut perkiraan

Begitu juga menurut perkiraan World Health OrganizationWorld Health Organization (WHO)(WHO) pada tahun

pada tahun 1961 telah me1961 telah mengganti istilah Prengganti istilah Premature baby mature baby dengan low dengan low birthbirth weight baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini weight baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu dilakukan karena tidak semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh : 1) masa lahir bayi premature. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh : 1) masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid yang teratur ;

kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid yang teratur ; 2) bayi small2) bayi small for gestational age (SGA) : bayi yang kurang dari berat badan yang for gestational age (SGA) : bayi yang kurang dari berat badan yang semestinya menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = semestinya menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK); 3) kedua-dua

KMK); 3) kedua-duanya (pernyataan nya (pernyataan 1 dan 2) 1 dan 2) (Sarwono,2006(Sarwono,2006).).

Bila diperhatikan di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Bila diperhatikan di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun, ada satu neonatus meninggal. 20 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun, ada satu neonatus meninggal. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR sebanyak 29%. Insiden Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR sebanyak 29%. Insiden BBLR di Rumah Sakit di

(6)

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Sumatera Selatan tahun (2008), Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Sumatera Selatan tahun (2008), Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Selatan berada pada angka 107 per Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Selatan berada pada angka 107 per 100.000 kelahiran hidup. Hampir mencapai target sasaran yang akan dicapai 100.000 kelahiran hidup. Hampir mencapai target sasaran yang akan dicapai Provinsi Sumatera Selatan pada

Provinsi Sumatera Selatan pada Indonesia Sehat 2010.Indonesia Sehat 2010.

Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang, Angka Kematian Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu per 1000 kelahiran hidup, pada tahun Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 4 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sekitar 2 per 1000 2008 4 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sekitar 2 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Kota

kelahiran hidup (Dinkes Kota Palembang, 2010).Palembang, 2010).

Dari data Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Dari data Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian BBLR pada tahun 2007 adalah 142 kasus BBLR Palembang, angka kejadian BBLR pada tahun 2007 adalah 142 kasus BBLR dari 3.337 bayi yang dilahirkan pada tahun 2008 adalah 233 kasus BBLR dari 3.337 bayi yang dilahirkan pada tahun 2008 adalah 233 kasus BBLR dari 2439 bayi yang dilahirkan dan pada tahun 2009 sebesar 313 kasus dari 2439 bayi yang dilahirkan dan pada tahun 2009 sebesar 313 kasus BBLR dari 2.400 bayi yang dilahirkan (

BBLR dari 2.400 bayi yang dilahirkan ( Medical Record  Medical Record ,2009).,2009).

Oleh karena itulah, berdasarkan latar belakang diatas dan dengan Oleh karena itulah, berdasarkan latar belakang diatas dan dengan adanya data yang ada, Maka penulis ingin melakukan penelitian dengan adanya data yang ada, Maka penulis ingin melakukan penelitian dengan  judul “

 judul “ Hubungan antara Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin denganHubungan antara Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Berat Bad

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah an Lahir Rendah (BBLR) di Rum(BBLR) di Rumah ah Sakit UmumSakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin

Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009.Palembang Tahun 2009.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih tingginya kejadian Berat Badan Lahir Rendah penelitian ini adalah masih tingginya kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Mohammad Hoesin Palembang (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009 (

(7)

1.3

1.3 Pertanyaan PenelitianPertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara pendidikan dan paritas ibu bersalin Apakah ada hubungan antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit

dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit UmumUmum Pusat Dr.Mohamma

Pusat Dr.Mohammad Hoesin d Hoesin Palembang TaPalembang Tahun 2009 ?hun 2009 ?

1.4

1.4 Tujuan Tujuan PenelitanPenelitan

1.4.1

1.4.1 Tujuan UmumTujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan paritas ibu Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir

bersalin dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RumahRendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.

1.4.2

1.4.2 Tujuan KhususTujuan Khusus 1.

1. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian BeratDiketahuinya hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.

Hoesin Palembang tahun 2009. 2.

2. Diketahuinya hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat Diketahuinya hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat BadanBadan Lahir

Lahir Rendah Rendah (BBLR) (BBLR) di di Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Umum Pusat Pusat Dr.Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009.

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009.

1.5

1.5 Manfaat PenelitianManfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : Ruangan Kebidananbermanfaat bagi : Ruangan Kebidanan

1.5.1

1.5.1 Bagi Mahasiswa /PenelitiBagi Mahasiswa /Peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan sebagai pengalaman proses tentang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan sebagai pengalaman proses belajar dalam bidang Metodologi Penelitian.

belajar dalam bidang Metodologi Penelitian.

1.5.2

(8)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan pengetahuan serta untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berguna bagi pengetahuan serta untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berguna bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang.

mahasiswa Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang.

1.5.3

1.5.3 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin PalembangMohammad Hoesin Palembang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam program Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam program kesehatan reproduksi untuk menurunkan angka kejadian Berat Badan Lahir kesehatan reproduksi untuk menurunkan angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan perbaikan mutu

Rendah (BBLR) dan perbaikan mutu pelayanan kebidananpelayanan kebidanan..

1.6

1.6 Ruang Ruang LingkupLingkup

Sasaran penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan oleh ibu- ibu Sasaran penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan oleh ibu- ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit

dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit UmumUmum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.

Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.

BAB II BAB II

(9)

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Berat Badan Lahir RendahBerat Badan Lahir Rendah 2.1.1

2.1.1 PengertianPengertian

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah kelahiran bayi dengan berat badannya kurang dari 2500

berat badannya kurang dari 2500 gram (Manuaba,2007)gram (Manuaba,2007) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurangadalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).

(Prawirohardjo, 2006). BBLR adalah

BBLR adalah bayi yang bayi yang lahir dengan lahir dengan berat badan berat badan kurang dari kurang dari 25002500 gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR biasa terdiri atas gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR biasa terdiri atas BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan

BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan BBLR cukup bulan / lebihBBLR cukup bulan / lebih bulan dengan hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR). BBLR kurang bulan dengan hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR). BBLR kurang bulan / premature khususnya yang masa kehamilannya, biasanya mengalami bulan / premature khususnya yang masa kehamilannya, biasanya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan sebagainya,yang penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan sebagainya,yang apabila tidak dikelola sesuai dengan standar

apabila tidak dikelola sesuai dengan standar pelayanan medis akan berakibatpelayanan medis akan berakibat fatal. Sementara BBLR yang cukup / lebih bulan pada umumnya organ fatal. Sementara BBLR yang cukup / lebih bulan pada umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya (Purwanto,2009).

(10)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Hanifa,2006).

(Hanifa,2006).

2.1.2

2.1.2 Klasifikasi BBLRKlasifikasi BBLR

Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah,yaitu :

berat badan lahir rendah,yaitu :

1.

1. Menurut Hanifa (2006), WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tigaMenurut Hanifa (2006), WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok, yaitu

kelompok, yaitu a.

a. Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Hari)Hari) b.

b. Term: mulai dari 37 minggu samTerm: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 pai kurang dari 42 minggu lengkapminggu lengkap ( 259- 293 hari ).

( 259- 293 hari ).

c.

c. Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih ( 294 hari atau lebih).Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih ( 294 hari atau lebih). 2.

2. Menurut Sarwono Prawiharjo (2006) , diklasifikasikan berdasarkan berat badanMenurut Sarwono Prawiharjo (2006) , diklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir,yaitu:

waktu lahir,yaitu: a.

a. Berat Berat Badan Badan Lahir Lahir Rendah Rendah (BBLR), (BBLR), yaitu yaitu bayi bayi yang yang lahirlahir dengan berat lahir 1.500-2.500 gram

dengan berat lahir 1.500-2.500 gram b.

b. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir denganBerat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.500 gram.

berat lahir <1.500 gram. c.

c. Berat Badan Lahir Ekstrem RBerat Badan Lahir Ekstrem Rendah endah (BBLER), yaitu bayi y(BBLER), yaitu bayi yang lahir denganang lahir dengan berat lahir <1.000 gram

(11)

3.

3. Menurut Ayurai (2009), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagiMenurut Ayurai (2009), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi dua golongan :

menjadi dua golongan : a.

a. Pramunitas murniPramunitas murni

Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR /  dengan masa kehamilan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR /  SMK(sesuai masa kehamilan).

SMK(sesuai masa kehamilan).

b.

b. DismaturitasDismaturitas

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikarenakan berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikarenakan mengalami

mengalami gangguan gangguan pertumbuhan pertumbuhan dalam dalam kandungakandungan.n.

2.1.3

2.1.3 EtiologiEtiologi

Menurut Manuaba (2007).Faktor- faktor yang dapat menyebabkan Menurut Manuaba (2007).Faktor- faktor yang dapat menyebabkan kejadian BBLR, yaitu:

kejadian BBLR, yaitu:

a.

a. Faktor ibu: riwayat kelahiran premature sebelum, perdarahan antepartum,Faktor ibu: riwayat kelahiran premature sebelum, perdarahan antepartum, hipertensi, umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak  hipertensi, umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak  dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi,trauma dan lain-lain.

dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi,trauma dan lain-lain. b.

b. Faktor janin: cacat bawaan, kehamilan Faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah diniganda, hidramnion, ketuban pecah dini c.

c. Keadaan social ekonomi yang rendah.Keadaan social ekonomi yang rendah. d.

d. Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan, merokok.Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan, merokok.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan karena ; Persalinan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan karena ; Persalinan kurang b

kurang bulan ulan / premature / premature dan baydan bayi lahir kecil ui lahir kecil untuk masa ntuk masa kehamilan. kehamilan. PadaPada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mempunyai uterus menahan janin, umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mempunyai uterus menahan janin,

(12)

gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari pada waktunya gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari pada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini sering semakin kurang baik. Kelompok Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini sering mendapatkan penyakit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena mendapatkan penyakit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang /

masa gestasi yang kurang / premature (Kulah kebidanan,2009).premature (Kulah kebidanan,2009).

2.1.4

2.1.4 Tanda dan Karakteristik BBLRTanda dan Karakteristik BBLR Menurut Manuaba

Menurut Manuaba (1998), tanda da(1998), tanda dan karakteristik BBLn karakteristik BBLR, yaitu :R, yaitu :

1.

1. Berat badan < 2.500 gramBerat badan < 2.500 gram 2.

2. Panjang < 45 cmPanjang < 45 cm 3.

3. Lingkar dada < 30 cmLingkar dada < 30 cm 4.

4. Lingkar kepala < 33 cmLingkar kepala < 33 cm 5.

5. Umur kehamilan < 37 cmUmur kehamilan < 37 cm 6.

6. Kepala relative lebih besarKepala relative lebih besar 7.

7. Kulit tipis transparan, rambut lanugo masih Kulit tipis transparan, rambut lanugo masih banyak, lemak kulit kurangbanyak, lemak kulit kurang 8.

8. Otot hipotonik lemahOtot hipotonik lemah 9.

9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnoe Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnoe (gagal napas)(gagal napas) 10.

10. Ekstremitas ; paha abduksi, sendi lutut / kakai flexi lurusEkstremitas ; paha abduksi, sendi lutut / kakai flexi lurus 11.

11. Kepala tidak mampu tegak Kepala tidak mampu tegak  12.

12. Pernapasan sekitar 45 menitPernapasan sekitar 45 menit –  – 50 kali per menit50 kali per menit 13.

(13)

2.1.5

2.1.5 PenatalaksanaanPenatalaksanaan

2.1.5.1

2.1.5.1 Penatalaksanaan BBLRPenatalaksanaan BBLR

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang berguna Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuian diri dengan untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan pengukuran suhu lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan pengukuran suhu lingkungan, pemberian makan dan bila perlu pemberian oksigen, lingkungan, pemberian makan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi, serta mencegah kekurangan vitamin dan zat mencegah infeksi, serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.Penanganan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan besi.Penanganan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

dengan cara sebagai berikut: 1.

1. Pengaturan Pengaturan suhu suhu bayi: bayi: MempertahanMempertahankan kan suhu suhu BBLR BBLR dengan dengan caracara pemanasan, dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan pemanasan, dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat disekitarnya atau memasang lampu meletakkan botol-botol hangat disekitarnya atau memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Dikarenakan BBLR mudah petromaks di dekat tempat tidur bayi. Dikarenakan BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahanka

dipertahankan dengan n dengan ketat.ketat. 2.

2. Makanan Makanan bayi: bayi: pada baypada bayi BBLR bi BBLR belum sempurnaelum sempurnanya refleks nya refleks isap.isap. Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus

Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Padadilakukan dengan cermat. Pada keadaan ini air susu ibu dipompa atau dengan cara diberi susu botol keadaan ini air susu ibu dipompa atau dengan cara diberi susu botol cara pemberian melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian cara pemberian melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu yang lebih sedikit. Frekuensi yang lebih sering dalam jumlah susu yang lebih sedikit. Frekuensi pemberian ini makin berkurang dengan bertambahnya berat badan pemberian ini makin berkurang dengan bertambahnya berat badan bayi, susunya dapat diganti dengan susu buatan yang mengandung bayi, susunya dapat diganti dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna bayi, dan mengandung 20 kalori per 30 ml lemak yang mudah dicerna bayi, dan mengandung 20 kalori per 30 ml

(14)

air atau sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kal/kg berat badan air atau sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kal/kg berat badan perhari.

perhari. 3.

3. PenimbangaPenimbangan ketat: n ketat: Perubahan Perubahan berat badberat badan mencan mencerminkan kerminkan kondisiondisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat pada setiap penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat pada setiap hari.

hari.

2.1.5.2

2.1.5.2 Penatalaksanaan untuk Bayi Kecil Penatalaksanaan untuk Bayi Kecil Untuk Masa KehamilanUntuk Masa Kehamilan

Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus pada umumnya, Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus pada umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak  lain, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak  berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini. berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini.

a.

a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine sertaPemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasografi. Bila bayi lahir melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan ultrasografi. Bila bayi lahir melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai dengan kelainan yang didapat.

kemudian sesuai dengan kelainan yang didapat. b.

b. Memeriksa kadar gula darah (true glukosa) dengan destrostix atau diMemeriksa kadar gula darah (true glukosa) dengan destrostix atau di laboratorium. Bila terbukti adnya hipoglikemia harus segera

laboratorium. Bila terbukti adnya hipoglikemia harus segera diatasidiatasi c.

c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.hiperviskositasnya. d.

(15)

2.1.6

2.1.6 Faktor-Faktor Yang MempengaruFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bayi Dengan Berat hi Bayi Dengan Berat Badan Lahir RendahBadan Lahir Rendah Yang Diteliti

Yang Diteliti a.

a. PendidikanPendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pelajaran untuk  Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pelajaran untuk  mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri (Notoatmodjo,2005).

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri (Notoatmodjo,2005).

Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat dijelaskan bahwa Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat dijelaskan bahwa terdapat

terdapat kecenderungkecenderungan terhadap an terhadap kematian baykematian bayi yang jumlahnyi yang jumlahnya lebiha lebih banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) hingga banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) hingga tidak sekolah),namun dalam uji korelasi tidak terdapat hubungan yang tidak sekolah),namun dalam uji korelasi tidak terdapat hubungan yang bermakna (Hartono dkk, 2006).

bermakna (Hartono dkk, 2006).

Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk  menghadapi berbagai masalah misalnya membutuhkan vaksinasi untuk  anaknya, memberi oralit waktu menceret misalnya kesedian menjadi anaknya, memberi oralit waktu menceret misalnya kesedian menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk  peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk  mencegah timbulnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mencegah timbulnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bahwa ibu mempunyai peranan yang cukup penting d

bahwa ibu mempunyai peranan yang cukup penting dalam kesehatan danalam kesehatan dan pertumbuhan, akan dapat ditunjukan oleh kenyataan berikut, anak- anak  pertumbuhan, akan dapat ditunjukan oleh kenyataan berikut, anak- anak  dan ibu mempunyai latar belakang. Pendidikan lebih tinggi akan dan ibu mempunyai latar belakang. Pendidikan lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik (Rahayu, mendapat kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik (Rahayu, 2008).

(16)

b.

b. ParitasParitas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik  Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik  lahir maupun lahir mati.

lahir maupun lahir mati.

Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesahatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu masalah kesahatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah berhubungan dengan kejadian BBLR. Sebagaimana hasil penelitian berhubungan dengan kejadian BBLR. Sebagaimana hasil penelitian menunjukan bahwa ibu dengan paritas tinggi secara merata terdistribusi menunjukan bahwa ibu dengan paritas tinggi secara merata terdistribusi pada kelompok kasus dan control (50%) yang memberi interprestasi pada kelompok kasus dan control (50%) yang memberi interprestasi bahwa paritas

bahwa paritas yang tinggi tidayang tinggi tidak mempengak mempengaruhi kesehataruhi kesehatan ibu sehinggan ibu sehingga melahirkan dengan berat lahir yang cenderung normal.

melahirkan dengan berat lahir yang cenderung normal.

2.1.7.

2.1.7. Penelitian TerkaitPenelitian Terkait a.

a. PendidikanPendidikan

Berdasarkan hasil penelitian Sudiyem (2007), hasil analisis Berdasarkan hasil penelitian Sudiyem (2007), hasil analisis univariat, diketahui jumlah ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 134 univariat, diketahui jumlah ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 134 atau 37,5% dan yang berpendidikan rendah sebanyak 223 (62,5%). atau 37,5% dan yang berpendidikan rendah sebanyak 223 (62,5%). Berdasarkan analisis bivariat, diketahui ibu yang berpendidikan rendah Berdasarkan analisis bivariat, diketahui ibu yang berpendidikan rendah terdapat 115 (51,6%) yang mengalami kejadian BBLR dan dari 223 ibu terdapat 115 (51,6%) yang mengalami kejadian BBLR dan dari 223 ibu yang berpendidikan tinggi terdapat 29 (21,6%) yang mengalami kejadian yang berpendidikan tinggi terdapat 29 (21,6%) yang mengalami kejadian BBLR.

(17)

b.

b. ParitasParitas

Berdasarkan hasil penelitian Melly Astuti (2008), hasil analisis Berdasarkan hasil penelitian Melly Astuti (2008), hasil analisis univariat

univariat didapatkan didapatkan ibu yibu yang ang memiliki paritas memiliki paritas tinggi tinggi sebesar sebesar 246246 responden (71,1,%) dan pada ibu yang memiliki paritas rendah sebesar responden (71,1,%) dan pada ibu yang memiliki paritas rendah sebesar 100 responden (28,9%).Dari hasil Uji Chi-Square menunjukan ada 100 responden (28,9%).Dari hasil Uji Chi-Square menunjukan ada hubungan bermakna antara paritas ibu bersalin

hubungan bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR.dengan kejadian BBLR.

2.1.8. Prognosis Bayi Dengan Berat Badan

2.1.8. Prognosis Bayi Dengan Berat Badan Lahir RendahLahir Rendah

Prognosis bayi dengan berat badan lahir rendah ini tergantung dari Prognosis bayi dengan berat badan lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/ makin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematian), masa gestasi/ makin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia, /iskemia otak, sindroma gangguan pernafasan, perdarahan intra asfiksia, /iskemia otak, sindroma gangguan pernafasan, perdarahan intra ventrikuler,

ventrikuler, dislasia dislasia bronkopulmonal, bronkopulmonal, retrorental retrorental fibroplasias, fibroplasias, infeksi,infeksi, gangguan metabolic, (asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis gangguan metabolic, (asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung keadaan sosial ekonomi, pendidikan orangtua dan ini juga tergantung keadaan sosial ekonomi, pendidikan orangtua dan perawatan saat kehamilan, persalinan, dan postnatal (pengaturan suhu perawatan saat kehamilan, persalinan, dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia)

pernafasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia)

2.1.9. Pencegahan BBLR 2.1.9. Pencegahan BBLR

Menurut Israr (2008), pada kasus berat lahir rendah (BBLR) Menurut Israr (2008), pada kasus berat lahir rendah (BBLR) pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a.

a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selamaMeningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun waktu kekamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil kurun waktu kekamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil

(18)

yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

kesehatan yang lebih mampu. b.

b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil untuk merawat danMemberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil untuk merawat dan memeriksakan kehamilan dengan baik dan teratur dan mengkonsumsi makanan memeriksakan kehamilan dengan baik dan teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko tinggi yang bergizi sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko tinggi sedini mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi berat badan lahir sedini mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi berat badan lahir rendah.

rendah. c.

c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun reproduksi sehatHendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun reproduksi sehat ( 20-34 tahun ).

( 20-34 tahun ). d.

d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam merekaPerlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

(19)

BAB III BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESA DAN HIPOTESA

3.1

3.1 Kerangka KonsepKerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep

antara konsep –  – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitiankonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian  –  –  penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Cross penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel dependen (BBLR).dan Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel dependen (BBLR).dan variable independen (Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin) dikumpulkan variable independen (Pendidikan dan Paritas Ibu Bersalin) dikumpulkan dalam waktu y

dalam waktu yang bersamaang bersamaan an (Notoatmodjo,2005).(Notoatmodjo,2005).

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti,maka peneliti hanya mengambil 2 (dua) variabel diteliti, yaitu peneliti,maka peneliti hanya mengambil 2 (dua) variabel diteliti, yaitu variabel independen diantaranya pendidikan dan paritas ibu bersalin serta variabel independen diantaranya pendidikan dan paritas ibu bersalin serta variabel dependen dengan BBLR. Adapun penelitian ini secara skematis variabel dependen dengan BBLR. Adapun penelitian ini secara skematis dapat digambarkan seperti dibawah ini :

dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Bagan 3.1 Bagan 3.1 Variabel

Variabel Independen Independen Variabel Variabel DependenDependen

Pendidikan Pendidikan Paritas Paritas Kejadian BBLR Kejadian BBLR

(20)

3.2

3.2 Definisi OperasionalDefinisi Operasional 3.2.1

3.2.1 Variabel DependenVariabel Dependen a.

a. Pengertian Pengertian : : Bayi Bayi baru baru lahir lahir yang yang berat berat badannya badannya saat saat lahirlahir kurang dari 2500 gram (Sarwono, 2007).

kurang dari 2500 gram (Sarwono, 2007).

b.

b. Cara Cara ukur ukur : : Melihat Melihat catatan catatan rekam rekam medik medik  c.

c. Alat Alat ukur ukur :: Check List Check List  d.

d. Hasil Hasil ukur ukur : : 1) 1) BBLR BBLR : : Bila Bila berat berat bayi bayi lahir lahir < < 2500gr2500gr

2) Tidak BBLR

2) Tidak BBLR : Bila : Bila berat bayi berat bayi lahir lahir ≥ 2500g≥ 2500gr r 

3.2.2

3.2.2 Variabel IndependenVariabel Independen 3.2.2.1

3.2.2.1 PendidikanPendidikan a.

a. Pengertian Pengertian : : Suatu Suatu kegiatan kegiatan atau atau proses proses pembelajaran pembelajaran untuk untuk  mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan

tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat

berdiri sendiri (Notoatmodjo,2005). berdiri sendiri (Notoatmodjo,2005).

b.

b. Cara Cara ukur ukur : : Rekam Rekam Medik Medik  c.

c. Alat Alat ukur ukur :: Check List Check List  d.

d. Hasil Hasil ukur ukur : : 1)Tinggi 1)Tinggi : : Bila Bila pendidikan pendidikan ibu ibu ≥ ≥ SMASederajatSMASederajat

2)Rendah

2)Rendah : Bila : Bila pendidikan pendidikan < S< SMA / MA / SederajatSederajat

e.

(21)

3.2.2.2

3.2.2.2 ParitasParitas a.

a. Pengertian Pengertian : : Jumlah Jumlah anak anak yang yang telah telah dilahirkan dilahirkan oleh oleh seorang seorang ibuibu baik lahir hidup maupun lahir mati

baik lahir hidup maupun lahir mati (Joeharno,2008)(Joeharno,2008) b.

b. Cara Cara ukur ukur : : Melihat Melihat catatan catatan rekam rekam medik medik  c.

c. Alat Alat ukur ukur :: Check List Check List  d.

d. Hasil Hasil ukur ukur : : 1) 1) Paritas Paritas Tinggi Tinggi : : > > 3 3 orang orang anak anak 

2)

2) Paritas Paritas Rendah Rendah : : ≤ ≤ 3 3 orang orang anak anak 

e.

e. Skala Skala ukur ukur : : OrdinalOrdinal

3.3

3.3 HipotesisHipotesis 1.

1. Ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian BeratAda hubungan bermakna antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Mohammad Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009.

Hoesin Palembang Tahun 2009. 2.

2. Ada hubungan bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BeratAda hubungan bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dirumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Badan Lahir Rendah (BBLR) dirumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Tahun 2009.

(22)

BAB IV BAB IV

METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN

4.1

4.1 Desain PenelitianDesain Penelitian

Penelitian adalah upaya untuk memahami dan memecahkan masalah Penelitian adalah upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis, yang mana di dalam penelitian ini secara ilmiah, sistematis dan logis, yang mana di dalam penelitian ini menggunakan metode surve analitik dengan pendekatan

menggunakan metode surve analitik dengan pendekatan “Cross Sectional““Cross Sectional“ padapada waktu pengumpulan data variabel dependen dan independen dilakukan dalam waktu pengumpulan data variabel dependen dan independen dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005).

waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah pendidikan Pada penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah pendidikan dan paritas sedangkan variabel dependen adalah Berat Badan Lahir Rendah dan paritas sedangkan variabel dependen adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

(BBLR).

4.2

4.2 Populasi PenelitianPopulasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Instalasi Kebidanan pada bulan Januari sampai dengan Desember melahirkan di Instalasi Kebidanan pada bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang Tahun Tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.

(23)

3139 3139 1 + 3139 (0,05 1 + 3139 (0,0522)) 3139 3139 1 + 3139 (0,00025 1 + 3139 (0,0002522 3139 3139 1 + 7.84 1 + 7.84 3139 3139 8.84 8.84 N N 1 + N(d 1 + N(d22 4.3

4.3 Sampel PenelitianSampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Adapun dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik S

pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Sampel Randomampel Random Sampling.

Sampling.

Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : sebagai berikut : n n = = (Notoatmodjo, (Notoatmodjo, 2005).2005). n = n = n = n = n = n = n = n = n = 355 n = 355

Jadi sampel yang diteliti dan diambil

(24)

Keterangan : Keterangan : N

N = = Besar Besar populasipopulasi n

n = = Besar Besar sampelsampel d

d = = Tingkat Tingkat kepercayaakepercayaan/ketepatan n/ketepatan yang yang diinginkan diinginkan (0.05%)(0.05%) (Notoatmodjo, 2005)

(Notoatmodjo, 2005)

4.4

4.4 Lokasi dan waktu penelitianLokasi dan waktu penelitian 4.4.1

4.4.1 Lokasi PenelitianLokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada ruang Medikal

Lokasi penelitian ini dilakukan pada ruang Medikal Record RumahRecord Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2010.

4.4.2

4.4.2 Waktu PenelitianWaktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Mei 2010 Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Mei 2010

4.5

4.5 Teknik dan Instrumen pengumpulan dataTeknik dan Instrumen pengumpulan data

4.5.1

4.5.1 Teknik Teknik Pengumpulan Pengumpulan DataData

a.

a. Data sekunderData sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari suatu lembaga atau Data sekunder adalah data yang didapat dari suatu lembaga atau instansi (Notoatmodjo, 2005). Data sekunder diambil dari catatan

instansi (Notoatmodjo, 2005). Data sekunder diambil dari catatan medicalmedical record 

(25)

4.5.2

4.5.2 Instrumen Pengumpulan DataInstrumen Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data digunakan Check List sebagai panduan Dalam pengumpulan data digunakan Check List sebagai panduan

menggambil data dari “Medical Record” di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. menggambil data dari “Medical Record” di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009.

4.6

4.6 Teknik Pengolahan DataTeknik Pengolahan Data

Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar ada Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui. Data yang telah empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui. Data yang telah terkumpul kemudian diolah baik secara manual maupun dengan terkumpul kemudian diolah baik secara manual maupun dengan menggunak

menggunakan komputer an komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut.dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a.

a. Pengeditan DataPengeditan Data (Editing)(Editing)

Memeriksa semua yang diperoleh dari kegiatan mengumpulkan data dan Memeriksa semua yang diperoleh dari kegiatan mengumpulkan data dan diteliti satu persatu un

diteliti satu persatu untuk mengetahui apaktuk mengetahui apakah data tersebut ah data tersebut sudah lengkap,sudah lengkap,  jelas, relevan dan konsisten.

 jelas, relevan dan konsisten. b.

b. Mengkode dataMengkode data (Coding)(Coding)

Mengklarifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing jawaban Mengklarifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing jawaban dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pada saat memasukan dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pada saat memasukan data ke komputer.

data ke komputer. c.

c. Memasukkan dataMemasukkan data (Processing)(Processing)

Setelah semua Check List ke tabulasi penuh dan benar, juga sudah Setelah semua Check List ke tabulasi penuh dan benar, juga sudah melewati pengkodean, selanjutnya dilakukan pemprosesan data melewati pengkodean, selanjutnya dilakukan pemprosesan data (memasukkan data) agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan (memasukkan data) agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data dari Check

dengan cara memasukkan data dari Check List kedalam program komputer.List kedalam program komputer. d.

d. Membersihkan data (Membersihkan data (Cleaning Data)Cleaning Data)

Merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara pengecekan kembali Merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara pengecekan kembali

(26)

data yang sudah masuk kedalam komputer dengan cara yang umum data yang sudah masuk kedalam komputer dengan cara yang umum dilakukan, yaitu melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel.

dilakukan, yaitu melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel.

4.7

4.7 Teknik Analisa DataTeknik Analisa Data

Data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, yaitu Data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, yaitu dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-perhitun

perhitungan-perhitungan statistik bila gan statistik bila diperlukan uji statistik :diperlukan uji statistik :

a.

a. Analisis UnivariatAnalisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi baik dari varibael independen maupun variabel dependen distribusi frekuensi baik dari varibael independen maupun variabel dependen

b.

b. Analisis BivariatAnalisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan dependen dengan apakah ada hubungan antara variabel independen dengan dependen dengan menggunakan uji statistik 

menggunakan uji statistik  ChiChi  –  –  SquareSquare dengan menggunakan batasdengan menggunakan batas

kemaknaan

kemaknaan α ≤ α ≤ 0,05 artinya 0,05 artinya apabila diperoleh nilaiapabila diperoleh nilai  p  p ≤ ≤ 0,05 berarti secara0,05 berarti secara signifikan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel signifikan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika

dependen dan jika nilai pnilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel> 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

(27)

BAB V BAB V

GAMBARAN UMUM RSUP Dr. MOHAMMAD GAMBARAN UMUM RSUP Dr. MOHAMMAD

HOESIN PALEMBANG HOESIN PALEMBANG

5.1.

5.1. Identitas Rumah SakitIdentitas Rumah Sakit Nama

Nama Rumah Rumah Sakit Sakit : : RSUP RSUP Dr. Dr. Mohammad Mohammad Hoesin Hoesin PalembangPalembang Kode

Kode Rumah Rumah Sakit Sakit : : 167.1013167.1013 Direktur

Direktur Utama Utama : : Dr. Dr. H. H. Bayu Bayu Wahyudi, Wahyudi, MPHM, MPHM, Sp.OGSp.OG Alamat

Alamat : : Jl. Jl. Jenderal Jenderal Sudirman Sudirman Km.3,5 Km.3,5 PalembangPalembang Kecamatan/Kota

Kecamatan/Kota : : Ilir Ilir Timur Timur I I / / PalembangPalembang Kode/Telepon

Kode/Telepon/Faximile /Faximile : : 0711354088 0711354088 (Hunting), (Hunting), 0711707457707117074577 Faximile

Faximile : : 07113513180711351318

E-mail :

E-mail : rsmh@plasa.com.rsmh.@telkom.net.idrsmh@plasa.com.rsmh.@telkom.net.id

Kelas

Kelas Rumah Rumah Sakit Sakit : : Kelas Kelas B B PendidikanPendidikan Luas

Luas Tanah Tanah : : 216.850 216.850 mm22 Luas

Luas Bangunan Bangunan RS RS : : 59.065,9 59.065,9 mm22 Tahun

Tahun Dibangun Dibangun : : 19531953 Tahun

(28)

5.2.

5.2. Pembangunan GedungPembangunan Gedung Super VIP dibang

Super VIP dibangun tahun (renovaun tahun (renovasi) si) : tahun 2004: tahun 2004 Kelas

Kelas I I dibangun dibangun tahun tahun : : tahun tahun 1986 1986 (renovasi (renovasi 2005)2005) Kelas

Kelas Utama Utama (VIP) (VIP) dibangun dibangun tahun tahun : : tahun tahun 1986 1986 (renovasi (renovasi 2005)2005) Kelas

Kelas III III dibangun dibangun tahun tahun : : tahun tahun 19791979 Kelas

Kelas II II dibangun dibangun tahun tahun : : tahun tahun 1978 1978 (renovasi (renovasi 2006)2006)

5.3.

5.3. Fasilitas Tempat TidurFasilitas Tempat Tidur Super

Super VIP VIP : : 11 11 tempat tempat tidurtidur Kelas

Kelas Utama Utama (VIP) (VIP) : : 76 76 tempat tempat tidurtidur Kelas

Kelas I I : 83 : 83 tempat tempat tidurtidur Kelas

Kelas II II + + Intensive Intensive Care Care : : 188 188 tempat tempat tidurtidur Kelas

Kelas III III : : 474 474 tempat tempat tidurtidur Jumlah

Jumlah tempat tempat tidur tidur : : 832 832 tempat tempat tidurtidur

5.4.

5.4. Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangPalembang a.

a. VisiVisi

Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan, pendidikan dan Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan, pendidikan dan Penelitian terbaik dan bermutu

Penelitian terbaik dan bermutu se-Sumatera.se-Sumatera. b.

b. MisiMisi

-- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif danMenyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi.

(29)

-- Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidangMenyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

kedokteran dan kesehatan.

-- Menjadi pusat promosi Menjadi pusat promosi kesehatan.kesehatan. c.

c. MottoMotto

“Kesembuhan dan Kepuasan Anda Merupakan Kebahagian Kami” “Kesembuhan dan Kepuasan Anda Merupakan Kebahagian Kami” d.

d. TujuanTujuan

-- Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasiMeningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

kepada kepentingan masyarakat.

-- Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakatMeningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan.

di bidang kesehatan.

-- Menghasilkan Tenaga Dokter Umum, Menghasilkan Tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub SpesialisSpesialis dan Sub Spesialis serta Keperawatan yang berkualitas dan bermoral

serta Keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.tinggi.

5.5.

5.5. Sejarah Perkembangan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Sejarah Perkembangan RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangPalembang Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri Kesehatan RI Dr. didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri Kesehatan RI Dr. Mohammad

Mohammad Ali Ali (Dr. Lei Kia(Dr. Lei Kiat Teng). Det Teng). Dengan biaya ngan biaya pemerintah ppemerintah pusat.usat. Pada tanggal 03 Januari 1957 rumah sakit ini mulai operasional, yang Pada tanggal 03 Januari 1957 rumah sakit ini mulai operasional, yang dapat melayani masyarakat se-Sumbagse

dapat melayani masyarakat se-Sumbagsel dimana saat il dimana saat itu meliputi propinsitu meliputi propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung. RSUP Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang baru memiliki pelayanan rawat jalan Dr. Mohammad Hoesin Palembang baru memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan fasilitas 78 tempat tidur dan baru beberapa waktu dan rawat inap dengan fasilitas 78 tempat tidur dan baru beberapa waktu

(30)

kemudian memiliki pelayanan Laboratorium, Apotik, Radiologi dan kemudian memiliki pelayanan Laboratorium, Apotik, Radiologi dan  Emergency

 Emergency juga peralatan penunjang medik lainnya. juga peralatan penunjang medik lainnya.

Tahun 1993-1994 RSUP Palembang mengubah status dari Rumah Tahun 1993-1994 RSUP Palembang mengubah status dari Rumah Sakit Vertikal (RS Penerima Negara Bukan Pajak) menjadi Rumah Sakit Sakit Vertikal (RS Penerima Negara Bukan Pajak) menjadi Rumah Sakit Swadana. Sesuai SK Menkes RI 1297/Menkse/SK/XI/1997 RSUP Swadana. Sesuai SK Menkes RI 1297/Menkse/SK/XI/1997 RSUP Palembang resmi bernama Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Palembang resmi bernama Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Hoesin Palembang.

Dengan UU No.20/1997, menjadi Rumah Sakit Instansi Pengguna Dengan UU No.20/1997, menjadi Rumah Sakit Instansi Pengguna PNBP, dimana Rumah Sakit dapat memanfaatkan dana hasil pendapatan PNBP, dimana Rumah Sakit dapat memanfaatkan dana hasil pendapatan melalui prosedur KPKN disamping itu subsidi pemerintah tetap seperti melalui prosedur KPKN disamping itu subsidi pemerintah tetap seperti sedia kala.

sedia kala.

Tahun 2000 dengan PP No.122/2000, Rumah Sakit Umum Pusat Tahun 2000 dengan PP No.122/2000, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 Rumah Sakit Pemerintah menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Pemerintah menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan Indonesia dan operasionalnya dimulai tanggal 1 J

Indonesia dan operasionalnya dimulai tanggal 1 Januari 2002.anuari 2002.

Kemudian tahun 2005 berdasarkan PP 23/2005 tanggal 13 Juni Kemudian tahun 2005 berdasarkan PP 23/2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengolahan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK 2005 tentang Pengolahan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK Menkes RI No.1243/Menkes/SK/VII/2005 tanggal 11 Agustus tentang Menkes RI No.1243/Menkes/SK/VII/2005 tanggal 11 Agustus tentang pendapatan 13 eks RS Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksanaan Teknis pendapatan 13 eks RS Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksanaan Teknis Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Implementasinya Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Layanan Umum, Implementasinya Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai Badan Pelayanan Umum direncakan pada Januari Palembang sebagai Badan Pelayanan Umum direncakan pada Januari 2006.

(31)

Sejalan dengan kebijakan Departemen Kesehatan RI bahwa semua Sejalan dengan kebijakan Departemen Kesehatan RI bahwa semua Rumah Sakit di Indonesia harus terakreditasi, maka Rumah Sakit Umum Rumah Sakit di Indonesia harus terakreditasi, maka Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah dilakukan akreditasi oleh Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah dilakukan akreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan din

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dinyatakan lulus.yatakan lulus.

5.6.

5.6. Kegiatan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Kegiatan RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangPalembang

5.6.1.

5.6.1. Pelayanan Rawat JalanPelayanan Rawat Jalan

a.

a. Poliklinik Umum Instalasi Rawat JalanPoliklinik Umum Instalasi Rawat Jalan

Poliklinik umum melayani pasien umum, perusahaan, Asuransi Poliklinik umum melayani pasien umum, perusahaan, Asuransi Kesehatan (ASKES) dan Asuransi Kesehatan Miskin (ASKESKIN) Kesehatan (ASKES) dan Asuransi Kesehatan Miskin (ASKESKIN) dengan 29 ruang poliklinik termasuk pelayanan spesialis dan sub dengan 29 ruang poliklinik termasuk pelayanan spesialis dan sub spesialis, yaitu poliklinik penyakit dalam, umum dan khusus, spesialis, yaitu poliklinik penyakit dalam, umum dan khusus, poliklinik bedah umum dan khusus, poliklinik kebidanan dan poliklinik bedah umum dan khusus, poliklinik kebidanan dan ginekologi, poliklinik penyakit kulit dan kelamin, poliklinik penyakit ginekologi, poliklinik penyakit kulit dan kelamin, poliklinik penyakit syaraf, poliklinik penyakit mata, poliklinik penyakit THT, poliklinik  syaraf, poliklinik penyakit mata, poliklinik penyakit THT, poliklinik  rehabilitasi medis dan fisio terapi dan poliklinik kesehatan jiwa dan rehabilitasi medis dan fisio terapi dan poliklinik kesehatan jiwa dan psikologi.

psikologi. b.

b. Poliklinik Graha SpesialisPoliklinik Graha Spesialis

Graha spesialis memiliki lantai yang terdiri atas : lantai I yaitu Graha spesialis memiliki lantai yang terdiri atas : lantai I yaitu pelayanan rawat jalan eksklusif, lantai II yaitu tindakan diagnostik  pelayanan rawat jalan eksklusif, lantai II yaitu tindakan diagnostik  penyakit dalam dan lantai III pelayanan

penyakit dalam dan lantai III pelayanan One Day Care & One DayOne Day Care & One Day Surgey

Gambar

Tabel 5.1Tabel 5.1
Tabel 6.1Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tabel 6.2Tabel 6.2
Tabel 6.3Tabel 6.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

SAPROTAN BENIH UTAMA 027.1/21/E-Cat.PdInbrd- SPR/III/Pml/2020 07-Apr-20 06-Jun-20 15 APBN Pengadaan Benih Padi untuk Pengembangan Budidaya Padi Kaya Gizi.. (Biofortifikasi)

Mivel ez az egy szándéka volt a tiszteletreméltó Ambrosovszky Mihálynak, számos titulusfelsorolás mellett, a „mi püspöki iskolánk igazgatójának” írja Barkóczy, hogy

Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh jenis musim, pentanahan dapat dilakukan dengan menanamkan elektroda pentanahan mencapai kedalaman di mana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap pengolahan tepung rebung termodifikasi sebagai substitusi tepung terigu pada pembuatan roti

Berdasarkan Pasal 31 Peraturan Rektor Universitas Diponegoro nomor 2 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unsur-unsur di Bawah Rektor Universitas Diponegoro,

Faktor karakteristik klinis yang bermakna terhadap status bebas kejang pascaoperasi bedah epilepsi lobus temporal adalah usia onset epilepsi yang kurang dari sama

Gambar 4.1 Plot Distribusi Normal TTF As Intermediate Kempa 1 82 Gambar 4.2 Plot Distribusi Normal TTF Pondasi Gear Box Kempa 2 83 Gambar 4.3 Plot Distribusi Weibull TTF Screw Kempa

Pemeriksaan jumlah trombosit metode micro pipette hematology analyzer dapat digunakan untuk analisis jumlah trombosit sampel darah vena dengan perangkat peluang