• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BESAR MELALUI PERMAINAN SEBOT (SEPAKBOLA DAN BOLA TANGAN) PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BESAR MELALUI PERMAINAN SEBOT (SEPAKBOLA DAN BOLA TANGAN) PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BESAR

MELALUI PERMAINAN “SEBOT” (SEPAKBOLA DAN BOLA TANGAN)

PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

1)

Lutvi Aldrianto

1) Universitas Bina Darma

Jalan Ahmad Yani No.3, Plaju, Palembang Email : lutvi_aldrianto@yahoo.com1)

Abstract

The purpose of this reseach was : 1) generate a model of the learning SEBOT game in physical education, sport, and health for elementary school students fifth grade, 2) determine the effectiveness of the learning SEBOT game in physical education, sport, and health for elementary school students fifth grade, 3) determine the acceptability SEBOT game in teaching physical education, sport and health for elementary school students fifth grade. Developing procedure used are : 1) analyzing product which will be developed, 2) developing preliminary early big ball game product, 3) expert validation, 4) main-field test which cover small group test and big group test, 5) product revision, and the outcome of product development. The results of this research have been resulted : 1) product SEBOT game as one a big ball game material alternative physical education, sport and health in accordance with the characteristics of elementary school students, 2) the use of products SEBOT game influence effective learning for students in physical education, sport and health with the increase in the average pulse rate is 67.45% of learners, 3) the product is acceptable in a SEBOT game learning in elementary physical education, sport and health, 4) the results of the data analysis aspects of cognitive and affective enter in good category, while psikmotor aspects included in the category quite well. The conclusion utilization or use of the product in a SEBOT game learning in elementary physical education, sport and health give effect to the physical intensity of learners, and can cope with limited facilities and infrastructure in schools.

Keywords: Big Ball Games; Development, Elementary

School Students, Physical Education, Sport and Health.

1. Pendahuluan

Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan yang diajarkan di sekolah. Menurut Samsudin [1] pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif siswa. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehu-bungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar [2]. Skinner dalam Dimyati dan Mujiono [3] berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut : 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, 2) Respons si pelajar, dan 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menggunakan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, prilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, prilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.

Penjasorkes sebagai salah satu materi pembelajaran di sekolah dasar (SD) memiliki tujuan, yaitu memberikan keterampilan gerak untuk peserta didik, dengan harapan keterampilan gerak yang sudah dimiliki untuk dapat dikembangkan dan ditingkatkan kedalam pengembangan spesialisasi gerak cabang olahraga tertentu sesuai bakat, minat dan potensi yang dimiliki peserta didik.

Ruang lingkup mata pelajaran Penjasorkes pada jenjang SD meliputi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Ruang lingkup permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan ekplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, bola tangan, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, beladiri, serta aktivitas lainnya [4]. Diantara cabang olahraga dalam permainan bola besar yang ada diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan gerak motorik dasar dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa SD.

(2)

Cabang permainan dan olahraga yang termasuk dalam ruang lingkup Penjasorkes adalah aktivitas permainan bola besar. Permainan bola besar merupakan permainan yang dimainkan secara beregu dan berkompetensi. Cabang dalam permainan bola besar terdiri dari permainan sepakbola, bola voli, bola basket, sepak takraw, dan bola tangan. Substansi dari pembelajaran permainan bola besar yaitu mengembangkan semua domain baik kognitif, afektif, maupun psikomotor melalui aktivitas permainan beregu. Tujuan pembelajaran permainan bola besar melalui aktivitas permainan beregu adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar berbagai cabang olahraga. Isi dalam permainan bola besar salah satunya adalah permainan sepakbola dan bola tangan. Dalam penelitian ini peneliti tertarik pada cabang olahraga permainan sepakbola dan bola tangan, karena dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SD diperoleh hasil dari pengamatan berupa bentuk permainan sepakbola yang masih belum dikemas dalam bentuk permainan yang disesuaikan dengan pertumbuhan peserta didik SD. Selain itu kurang populernya permainan bola tangan di SD, membuat permainan ini masih sangat jarang dilakukan dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SD. Kompetensi dasar pada materi permainan bola besar bagi siswa kelas IV sampai dengan kelas VI, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktekkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Akan tetapi dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 06 sampai 11 Januari 2014, di sembilan (9) SD yang berlokasi di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yaitu; 1) SD N Bangun Harjo, 2) SD N Toto Margomulyo, 3) SD N Rejodadi, 4) SD N Tekorejo 01, 5) SD N Sukoharjo, 6) SD N Pengandonan, 7) SD N Rowodadi, 8) SD N Tekorejo 02, dan 9) SD N Kumpul Rejo, diperoleh beberapa gambaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran permainan sepakbola dan bola tangan yang dilaksanakan disekolah-sekolah yang menjadi tempat observasi.

Hasil observasi yang telah peneliti lakukan pada tanggal 06 sampai 11 Januari 2014 menemukan beberapa permasalahan, yaitu : 1) pelaksanaan pembelajaran permainan bola besar hanya mencakup beberapa cabang olahraga seperti permainan sepakbola dan bolavoli, 2) keterbatasan sarana dan prasarana menjadi faktor yang mengakibatkan tidak semua cabang olahraga dalam permainan bola besar dapat dilaksanakan, 3) kurang populernya permainan bola tangan dikalangan siswa SD, 4) dalam pembelajaran bola besar kurang efektif, karena permainan yang diberikan bagi siswa SD belum dikemas secara sederhana, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan kurang menarik. Hasil observasi pada pelaksanaan materi pembelajaran permainan sepakbola dan bola tangan di SD yang berada di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Sepakbola dan Bola Tangan

No Sekolah Nama

Permainan

Sepak Bola Bola Tangan Permainan

Ya Tidak Ya Tidak 1 SD N Bangun Harjo -  -  2 SD N Toto Margomulyo  -  - 3 SD N Rejodadi - - 4 SD N Tekorejo 01  - -  5 SD N Sukoharjo - - 6 SD N Pengandonan -  -  7 SD N Rowodadi -  -  8 SD N Tekorejo 02 - - 9 SD N Kumpul Rejo -   -

Hasil observasi tentang ketersediaan lapangan permainan sepakbola dan bola tangan di SD yang berada di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dapat dilihat pada table 2 berikut: Tabel 2. Ketersediaan Lapangan Permainan Sepakbola dan Bola Tangan

No Sekolah Nama

Permainan

Sepak Bola Bola Tangan Permainan

Ya Tidak Ya Tidak 1 SD N Bangun Harjo - - 2 SD N Toto Margomulyo  -  - 3 SD N Rejodadi -  -  4 SD N Tekorejo 01 5 SD N Sukoharjo  -  6 SD N Pengandonan -  -  7 SD N Rowodadi -   - 8 SD N Tekorejo 02 - - 9 SD N Kumpul Rejo -  - 

Keadaan di atas menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran permainan bola besar khususnya permainan sepakbola dan bola tangan belum dapat dilaksanakan secara optimal berkaitan dengan kurang beragamnya keterampilan gerak yang dapat dipelajari oleh peserta didik, kurang mendukungnya sarana dan prasarana yang memadai, dan kurang efektifnya proses pembelajaran karena belum ada modifikasi pada proses pembelajaran permainan bola besar. Selain itu, pada proses pembelajaran bola besar khususnya permainan bola tangan masih sangat jarang dipraktikkan, sehingga siswa kurang mengenal permainan bola tangan. Oleh karena itu peneliti membuat produk modifikasi permainan SEBOT sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran permainan bola besar bagi siswa SD. Diharapkan dari modifikasi permainan SEBOT ini

(3)

nantinya dapat memecahkan masalah yang ada pada siswa SD khususnya di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

1.1 Identifikasi Masalah

Uraian pada latar belakang, membuat peneliti untuk mengidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut: 1) Pembelajaran yang dilakukan guru Penjasorkes di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur belum memiliki variasi kegiatan pembelajaran Penjasorkes sehingga peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran yang terkesan monoton, 2) Belum adanya pengembangan aktivitas permainan bola besar dalam kegiatan pembelajaran Penjasorkes di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, dan 3) Perlu adanya inovasi model permainan SEBOT dalam pembelajaran Penjasorkes di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar permasalahan tidak menyimpang dari penelitian yang dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perlu adanya batasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Karena keterbatasan yang dimilki peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini hanya membatasi masalah pada permainan SEBOT yang hanya ditujukan bagi siswa SD kelas V dan permainan bola besar dalam penelitian ini hanya mencakup permainan sepakbola dan bola tangan.

Latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini menjadi dasar perumusan masalah penelitian, perlunya pengembangan permainan bola besar melalui permainan SEBOT merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran Penjasorkes di SD.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.: 1) Bagaimana bentuk model modifikasi permainan SEBOT dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SD kelas V?, 2) Apakah model modifikasi dalam permainan SEBOT memberikan pengaruh yang efektif bagi siswa SD kelas V?, dan 3) Apakah model modifikasi dalam permainan SEBOT dapat diterima dalam pembelajaran penjasorkes di SD kelas V?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasil-kan model permainan SEBOT yang dapat digunamenghasil-kan sebagai alternatif guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Penjasorkes. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) menghasilkan sebuah model permainan SEBOT dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SD kelas V, 2) mengetahui keefektifan permainan SEBOT dalam pembelajaran

Penjasorkes bagi siswa SD kelas V, dan 3) mengetahui keterterimaan permainan SEBOT dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SD kelas V.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian pengembangan yang diharapkan adalah : 1) Manfaat Praktis: a) Sebagai alternatif bahan ajar bagi guru Penjasorkes dalam memberikan materi permainan bola besar, dan b) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai olahraga pengembangan yang baru, dan 2) Manfaat Teoritis: a) Mendapatkan pengetahuan baru tentang permainan bola besar yang dimodifikasi untuk proses pembelajaran siswa SD, b) Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama, dan c) Dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru Penjasorkes di SD dalam memeberikan materi permainan bola besar untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang lebih efektif bagi siswa yaitu melalui pengembangan permainan SEBOT. 1.6 Spesifikasi Produk yang Diinginkan

Produk yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah berupa produk model modifikasi permainan SEBOT dalam pembelajaran Penjasorkes yang sesuai bagi siswa SD kelas V yang dapat mengembangkan semua ranah pembelajaran penjasorkes (kognitif, afektif, dan psikomotor) secara efektif dan efisien. Produk yang telah dihasilkan ini diharapkan: 1) meningkatkan kualitas pembelajaran permainan bola besar yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran, 2) meningkatkan pengetahuan guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran bola besar.

1.7 Pentingnya Pengembangan

Pengembangan model modifikasi permainan bola besar dalam pembelajaran Penjasorkes yang sesuai bagi siswa SD kelas V ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran permainan bola besar yang dilakukan oleh guru Penjasorkes bagi siswa SD kelas V masih belum dimodifikasi sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Solusi untuk pemecahan masalah pembelajaran permainan bola besar di SD kelas V, dibutuhkan model modifikasi permainan. Melalui penerapan pengem-bangan permainan bola besar melalui modifikasi permainan sepakbola tangan pada siswa SD kelas V ini diharapkan dapat digunakan dan membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran permainan bola besar, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

1.8 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Pendidikan jasmani menurut Samsudin [1] adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

(4)

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosional. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Syarifudin, dkk. [5] mengatakan bahwa pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui aktivitas fisik yang bertujuan untuk mengembangkan individu secar organik, neuromuskuler, intelektual, sosial, emosional dan spiritual.

Pendidikan jasmani dan olahraga diartikan sebagai kegiatan mendidik anak dengan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga dengan mata pelajaran lainnya adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik [6].

Samsudin [1] menjelaskan, ada 6 (enam) kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan jasmani yang harus tercakup dalam pengajaran konsep, yaitu : 1) Rangkaian aksi (action words), 2) Kualitas gerak (movement qualities), 3) Prinsip gerak (movement principles), 4) Strategi gerak (movement strategies), 5) Pengaruh gerak (movement effects), dan 6) Emosi gerak (movement affects).

2. Metodologi Penelitian 2.1 Permainan SEBOT

Modifikasi permainan dapat dilakukan dengan perubahan pada aturan sekunder seperti ukuran, berat atau jenis peralatan area bermain, lama permainan, aturan permainan, jumlah pemain, tinggi keranjang, dan metode penilaian.

Gambar 1. Lapangan SEBOT

Berikut ini adalah hasil modifikasi permainan SEBOT, yaitu : 1) Teknik Dasar Permainan SEBOT, 2) Area Permainan, 3) Permukaan Lapangan, 4) Lapangan, 5)

Bola, 6) Gawang, 7) Jumlah Pemain, 8) Perlengkapan Pemain, 9) Wasit, dan 10) Peraturan Permainan.

2.2 Model dan Prosedur Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan biasanya disebut pengembangan berbasis penelitian (research-based development). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model modifikasi permainan bola besar. Menurut Sukmadinata [7] penelitian dan pengem-bangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Prosedur atau langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima langkah atau prosedur yang utama, yaitu : 1) Melakukan analisis yang akan dikembangkan, 2) Mengembangkan Produk, 3) Validasi Ahli, 4) Uji coba Lapangan, dan 5) Revisi Produk. 2.3 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba adalah sasaran pemakai produk, yaitu siswa sekolah dasar (SD) kelas V di tiga sekolah dasar yang berada di Kecamatan Buay Madang Timur Kabupten Ogan Komering Ulu Timur, yaitu Siswa SD N Toto Margomulyo, SD N Kumpul Rejo dan SD N Rejodadi.

Bucher dalam Samsudin [1] menjelaskan bahwa fokus program pendidikan jasmani di SD kelas IV-VI adalah sebagai berikut : 1) Program pendidikan jasmani harus memberikan kesempatan untuk memperoleh kesenangan, belajar ketrampilan baru, dan belajar berbagai cabang olahraga, 2) Anak juga membutuhkan latihan umtuk meningkatkan kebugaran jasmani, 3) Pada tingkat usia ini hampir pasti bahwa pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk membentuk persahabatan yang baru, dan 4) Anak juga menekankan bahwa program pendidikan jasmani memberikan kesempatan untuk beraksi (show off) dan anak juga mampu menghilangkan ketegangannya.

Syamsu dan Nani [8] menjelaskan bahwa fase atau usia sekolah dasar (7 – 12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3. Perkembangan Motorik Anak

Motorik Halus Motorik Kasar

1. Menulis

2. Menggambar atau melukis

3. Mengetik (komputer) 4. Merupa (membuat

kerajinan tanah liat) 5. Menjahit

6. Membuat kerajinan dari kertas

1. Baris berbaris 2. Seni beladiri (seperti

pencak silat dan karate) 3. Senam

4. Berenang 5. Atletik

(5)

2.4 Validasi Ahli

Validasi ahli dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan dalam memperbaiki produk permainan yang dihasilkan. Untuk memvalidasi produk yang akan dihasilkan, peneliti melibatkan 2 (dua) orang ahli Penjasorkes yang berasal dari dosen serta 2 (dua) orang guru Penjasorkes sekolah dasar sebagai ahli pembelajaran.

Ahli Penjas yaitu : 1) Drs. Bambang, US, M.Kes AIFO adalah dosen dan pelatih sepakbola di Universitas PGRI Palembang, dan 2) Drs. Sulaimin, M.Kes adalah dosen permainan bola tangan di Universitas PGRI Palembang. Sedangkan ahli pembelajaran yaitu : 1) Idgom adalah guru Penjasorkes di SD Negeri Toto Margo Mulyo Kec. Buay Madang Timur, Kab. OKU Timur, dan 2) Edi Suranto adalah Guru Penjasorkes di SD Negeri Kumpul Rejo Kec. Buay Madang Timur, Kab. OKU Timur. 2.5 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan kuisioner yang berupa masukan dan saran dari para ahli dan guru Penjasorkes dari pembenahan produk. Selanjutnya data kuantitatif diperoleh dari hasil penghitungan denyut nadi siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk.

2.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk berupa observasi, kuesioner, dokumentasi, denyut nadi dan RPP. Observasi digunakan untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana serta proses pelaksanaan pembelajaran bola besar di sekolah tersebut. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi dari para ahli, dosen, guru Penjasorkes untuk memberikan masukan dan saran tentang produk yang dihasilkan dan siswa sebagai pengguna produk. Kuesioner yang digunakan oleh siswa berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban.

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan keterampilan siswa dan sebagai bukti nyata mengenai suatu kegiatan. Denyut nadi digunakan sebagai indikasi tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran pendidikan jasmani dan tes keterampilan baik teknik maupun game digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban ”1, 2, 3, 4”. Faktor yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek kognitif.

Penelitian ini dalam menentukan validitas menggunakan try out terpakai, jadi peneliti hanya sekali melakukan penyebaran angket kepada subyek penelitian sebanyak 24 peserta didik kelas V (uji coba skala kecil) kemudian dianalisis dengan program SPSS seri 18.

2.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain [9].

Teknik analisis yang digunakan adalah persentase untuk menganalisis dan penilaian subyek pengembangan dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas dan keterterimaan produk.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil dalam penelitian ini adalah berupa kenaikan intensitas fisik yang di ukur dari kenaikan denyut nadi peserta didik serta hasil dari penilaian dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Berikut adalah data hasil denyut nadi siswa SD kelas V dalam uji coba skala besar.

Tabel 4. Data Hasil Denyut Nadi Siswa SD Kelas V Uji Skala Besar No Denyut Nadi Jumla h Siswa DN

Min. Maks. DN Mean DN 1 Sebelum

pembelajaran 75 60 92 71,01 2 Sesudah

pembelajran 75 96 147 118,91 (Sumber peneleitian tahun 2014)

Hasil penghitungan denyut nadi di atas, menunjukkan bahwa rata-rata denyut nadi sebelum pembelajaran adalah 71,01 dan rata-rata denyut nadi sesudah pembelajaran adalah 118,91. Jadi kenaikan rata-rata denyut nadinya adalah 67,45%.

Berikut adalah hasil persentase uji skala besar dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif siswa SD kelas V:

Tabel 5. Persentase Aspek Kognitif, Psikmotor, dan Afektif Uji Skala Besar

Aspek

Ranah Kriteria (%) Kate-gori

Frekuensi Jumlah (%) Kognitif 76% - 100% Baik 68 91% 56% - 75% Cukup Baik 6 8% 41% - 55% Kurang Baik 1 1% < 40% Tidak Baik 0 0% Jumlah 75 100%

(6)

Aspek Ranah Kriteria (%) Kate-gori Frekuensi Jumlah (%) Psiko-motor 76% - 100% Baik 18 24% 56% - 75% Cukup Baik 54 72% 41% - 55% Kurang Baik 2 3% < 40% Tidak Baik 1 1% Jumlah 75 100% Afektif 76% - 100% Baik 61 81% 56% - 75% Cukup Baik 12 16% 41% - 55% Kurang Baik 0 0% < 40% Tidak Baik 2 3% Jumlah 75 100%

(Sumber peneleitian tahun 2014)

3. 1Produk Permainan SEBOT dalam Pembelajaran

Penjasorkes

Permainan SEBOT merupakan gabungan atau kombinasi dari permainan sepakbola dan bola tangan. Produk permainan SEBOT dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran permainan bola besar. Hal itu dibuktikan dengan pembelajaran permainan SEBOT dapat dilakukan pada kondisi permukaan lapangan baik rumput maupun tanah. Serta permainan SEBOT tidak harus dimainkan dalam lapangan yang luas. Halaman sekolah juga bisa digunakan untuk permainan SEBOT. Bola yang digunakan dalam permainan SEBOT adalah bola karet yang dapat digunakan untuk kedua cabang permainan bola besar (sepakbola dan bola tangan) sehingga dengan pengunaan bola ini sangat memungkinkan kedua materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Permainan SEBOT juga memberikan dampak terhadap gerak dasar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam permainan sebot yang mengembangkan gerak dasar seperti berlari, berjalan, melompat, melempar dan menendang. Secara tidak langsung permainan SEBOT telah membuat siswa melakukan berbagai macam gerak dasar.

Analisis data tentang penilaian kualitas produk baik oleh ahli maupun oleh guru Penjasorkes terkait dengan produk permainan yang dikembangkan dapat diperoleh kesimpulan bahwa produk permainan SEBOT dapat digunakan untuk proses pembelajaran permainan bola besar dimana muatan materi dalam permainan SEBOT sudah mencakup materi dalam permainan bola besar. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah produk permainan SEBOT dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya dalam permainan bola besar bagi siswa SD kelas V.

3.2Permainan SEBOT Dapat Memberikan Pengaruh

Yang Efektif Bagi Siswa SD Kelas V

Permainan SEBOT bisa dikatakan memberikan pengaruh yang efektif dilihat dari peningkatan intensitas fisik yang dapat diketahui dari pengambilan data dari denyut nadi. Peningkatan denyut nadi sebagai instrumen peningkatan intensitas fisik, dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat mempengaruhi peningkatan tersebut, antara lain: 1) ukuran lapangan yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan fisik peserta didik akan memudahkan siswa peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, 2) penggunaan bola yang sesuai dengan kedua karakteristik permainan bola besar sehingga membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, dan 3) metode pembelajaran permainan SEBOT membuat peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penggunaan produk permainan SEBOT memberikan dampak atau pengaruh terhadap peningkatan denyut nadi peserta didik. Hasil penghitungan denyut nadi menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan denyut nadi peserta didik adalah adalah 67,45%. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Irianto [10] yang menjelaskan bahwa secara umum intensitas latihan kebugaran adalah 60% - 90% detak jantung maksimal.

Peningkatan denyut nadi dapat digunakan sebagai indikator adanya peningkatan intensitas fisik dari peserta didik. Intensitas fisik dapat meningkat karena respon denyut nadi akibat adanya aktivitas fisik peserta didik saat bermain permainan SEBOT. Peningkatan rata-rata denyut nadi peserta didik sebesar 67,45% terhadap aktivitas yang dilakukan, merupakan salah satu indikator bahwa permainan SEBOT dapat meningkatkan intensitas fisik peserta didik dalam proses pembelajaran permainan bola besar.

3.3Produk Permainan SEBOT Dapat Diterima

Dalam Pembelajaran Penjasorkes di SD

Produk suatu permainan dapat diterima apabila dalam penggunaan produk tersebut memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik sebagai pengguna produk serta mudah dimengerti dan dipahami isi dari produk permainan tersebut.

Produk permainan SEBOT dapat diterima dalam pembelajaran Penjasorkes di SD. Keterterimaan produk permainan SEBOT ditinjau dari 3 unsur ranah Penjasorkes yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Pada aspek kognitif menunjukkan bahwa terdapat 68 siswa atau 91% dari seluruh jumlah siswa dalam uji skala besar yang termasuk dalam kategori baik. Pada aspek psikomotor menunjukkan bahwa terdapat 54 siswa atau 72% dari seluruh jumlah siswa dalam uji skala besar yang termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan pada aspek afektif menunjukkan bahwa terdapat 61 siswa atau 81% dari seluruh jumlah siswa dalam uji skala besar yang termasuk dalam kategori masuk dalam kategori cukup baik.

(7)

3.4 Kelebihan dan Kelemahan Produk

Kelebihan atau keunggulan dari produk permainan SEBOT adalah senagai berikut : 1) Mudah dimainkan meskipun dengan sarana dan prasarana yang terbatas, 2) Produk penelitian ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak mengenal materi pembelajaran Penjasorkes, khususnya dalam cabang olahraga permainan bola besar, 3) Produk penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman baru tentang keterampilan gerak serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan gerak, sikap dan cara pemecahan masalah, dan 4) Produk penelitian ini menguntungkan dalam hal waktu untuk penyampaian materi pembelajaran Penjasorkes, karena dalam satu kali pertemuan sudah mencakup dua materi permainan bola besar yaitu sepakbola dan bola tangan.

Produk penelitian ini selain memiliki kelebihan pasti juga memiliki kelemahan dan kekurangan dalam pengembangannya. Adapun kelemahan produk ini dalam pembelajaran Penjasorkes di Sd adalah sebagai berikut : 1) Produk penelitian ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran oleh guru dalam menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersamaan dalam permainan, dan 2) Khusus untuk siswa putri, permainan dalam produk ini lebih dominan memainkan permainan bola tangan.

4. Kesimpulan

Hasil dari pembahasan dan pengolahan dalam penelitian yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1) Telah dihasilkan produk permainan SEBOT sebagai salah satu alternatif materi permainan bola besar Penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SD.

2) Penggunaan produk permainan SEBOT memberikan pengaruh yang efektif bagi peserta didik dalam pembelajaran Penjasorkes. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya intensitas fisik peserta didik dalam pembelajaran SEBOT. Kenaikan rata-rata denyut nadi peserta didik setelah mengikuti pembelajaran permainan SEBOT adalah 67,45%.

3) Produk permainan SEBOT dapat diterima dalam pembelajaran Penjasorkes di SD. Keterterimaan produk permainan SEBOT ditinjau dari 3 (tiga) unsur ranah Penjasorkes yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Pada aspek kognitif dan afektif masuk dalam kategori baik, sedangkan pada aspek psikomotor masuk dalam kategori cukup baik. Selain itu hasil kuisoner dari guru Penjasorkes juga masuk dalam kategori sangat baik.

Daftar Pustaka

[1] K. Samsudin, Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

[2] M. Syah, Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.

[3] Dimyati and Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rinieka Cipta, 2009.

[4] Depdiknas, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP), 2006.

[5] Syarifudin, et al., Olahraga dan Pendidikan Jasmani dalam Wajah Keutuhan NKRI. Jakarta: Ardadizya Jaya, 2011.

[6] A. Paturusi, Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

[7] N. S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

[8] S. Yusuf and N. M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013.

[9] Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2007.

[10] D. P. Irianto, Bugar & Sehat dengan Berolahraga, 2 ed. Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Lutvi Aldrianto, S.Pd., M.Pd., memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd), Program Studi Pendidikan Olahraga, Universitas PGRI Palembang, lulus tahun 2012. Memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Semarang, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Bina Darma.

(8)

Gambar

Tabel 2. Ketersediaan Lapangan Permainan Sepakbola  dan Bola Tangan
Gambar 1. Lapangan SEBOT
Tabel  5.  Persentase  Aspek  Kognitif,  Psikmotor,  dan  Afektif Uji Skala Besar

Referensi

Dokumen terkait

Adapun variabel yang diteliti antara lain, waktu tiba (jam dan hari masuk), sosiodemografi penderita (umur, jenis kelamin agama, pekerjaan, status perkawinan),

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Edible Coat Kitosan terhadap Kandungan Gizi tepung Kentang pada Kondisi Penge ringan Berbeda”

Salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan peraturan yang lebih bermutu dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu pemerintah melahirkan

4.10 Grafik Pengaruh Coating Kitosan terhadap Kadar Vitamin C pada Tepung Kentang hasil Pengeringan Suhu Kamar (25 o C)

kandungan gizi tepung kentang setelah dilakukan coating kitosan menggunakan. pengeringan pada suhu kamar

Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat APM jenjang pendidikan SMA sederajat adalah jumlah rata-rata anggota rumah tangga yang memiliki korelasi negatif atau dengan

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Hal ini dapat dilihat dari jarangnya permintaan kepada advokat oleh aparat penegak hukum baik polisi maupun jaksa untuk memberikan bantuan hukum ketika ada klien