IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN
NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI
DAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PANGKUR
NGAWI TAHUN 2013
Sri Wahyuni *Siska Diana Sari **
Abstrak
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah terhadap Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan.
Jenis Penelitian yang digunakana dalah penelitian kualitatif, sumber data berasal dari subyek pada penelitian ini adalah 5 orang pasien di Puskesmas Kecamatan Pangkur, 3 dokter dan 3 orang Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur serta 10 orang masyarakat Desa Pangkur. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dilengkapi dengan dokumentasi.Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substansi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan telah sesuai dengan aturan tentang pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Kedua, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur sudah baik. Ketiga, tidak diketemukan penyimpangan-penyimpangan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi.
Kata Kunci : Implementasi, Retribusi, Pelayanan Kesehatan
* Mahasiswa PPKn IKIP PGRI Madiun ** Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun
P
9 PENDAHULUAN
Pada tahun 2008 ada 360 pelayanan publik yang disediakan aparatur pemerintah kepada masyarakat mulai dari urusan kelahiran sampai pada urusan kematian (BPS Kabupaten Ngawi: 2008). Hasil wawancara dengan Bapak Sukamto selaku staf kependudukan diketahui bahwa pada tahun 2011 bertambah 2 unit puskesmas pembantu. Semua jenis pelayanan publik tersebut disediakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk melayani masyarakat. Salah satu yang menjadi poinpenting adalah pelayanan publik yang dinilai sangat kurang memberikan kepuasan terhadap masyarakat yaitu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat desa, terutama pada daerah-daerah yang dikategorikan sebagai daerah berkembang.
Dengan desentralisasi kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini kemampuan pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai
kewenangan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Untuk itu, pemerintah daerah harus mampu memberikan pelayanan yang lebih berkualitas, efisien, efektif dan bertanggung jawab.
Permasalahan di atas tentunya menurut kesiapan sumber daya manusia yang perlu segera diantisipasi secara cermat dan teliti oleh pemerintah daerah.Dampak dari reformasi pasca otonomi dan tuntutan gobalisasi, ada yang menimbulkan kondisi positif dan ada yang negatif, yang positif digunakan dan dikembangkan sedangkan yang negatif dijadikan sebagai kontrol untuk pencapaian perbaikan. Misalnya tanpa dapat dibendung lagi, kerjasama multiliberal dan global secara perlahan akan diperbanyak dan terus ditingkatkan oleh daerah, karena banyak masalah global yang tidak bisa lagi diatasi atau ditanggulangi beberapa negara, tetapi perlu pemecahan bersama dan mengikutsertakan pula aktor-aktor non negara dengan fasilitas
10 kesehatan swasta berkapasitas global
dan memiliki profesional yang teruji. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai pemberi kebijakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yaitu peningkatan manajemen pelayanan kepada masyarakat yang berbasis kemasyarakatan, memberikan jaminan kesehatan terpadu bagi masyarakat desa, dan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) (Fanar Syukuri Agus, 2010: 130). Dalam hal ini para tenaga medis yang dinilai mampu memberikan segala bentuk tindakan yang sesuai kemampuan mereka, serta menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung terciptanya suatu pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat desa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keberhasilan pembangunan Kabupaten Ngawi merupakan bagian integral dari pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur dan pembangunan nasional.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan terpusat pada
pelanggan, kebutuhan, serta harapan. Faktanya, pada tahun 2012 dalam buku katalog data kesehatan menyebutkan bahwa Ngawi sesuai pendataan yang dilakukan pada tiap-tiap puskesmas menunjukan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 27,22 per 1000 ibu melahirkan, dalam 5 tahun terakhir Angka Harapan Hidup (AHH) meningkat 1,5 poin dengan arti bahwa hidup penduduk Kabupaten Ngawi betambah 1,5 tahun. Angka kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan partus lama (BPS Kabupaten Ngawi: 2012).
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat sebanyak 22 dari 3341 kelahiran hidup atau dapat dikatakan 2 bayi dari 1000 kelahiran hidup telah meninggal sebelum usia genap 1 bulan, ini sebagian besar penyebabnya ialah kelahiran yang dilakukan oleh dukun dimana praktek persalinan yang dilakukan masih dengan cara tradisional (BPS Kabupaten Ngawi: 2012).
Selain itu perhatian pemerintah terhadap kesehatan remaja terlihat belum nampak.
11 Laporan kesehatan hanya
melaporkan jumlah remaja usia 15-24 tahun yang mendapat penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan reproduksi sebanyak 1321, HIV/AIDS 34, serta penyuluhan KB 45 (BPS Kabupaten Ngawi: 2012).
Permasalahan diatas dikategorikan sebagai salah satu permasalahan yang rentan terjadi dalam proses pelayanan kesehatan di Kabupaten Ngawi. Ini membuktikan bahwa kurang efektifnya pelayanan yang di berikan dan kebijakan dari pemerintah yang dianggap kurang berpengaruh terhadap proses pelayanan kepada masyarakat (Imbalo S.Pohas, 2007:24).
Berkenaan hal tersebut, Pemerintah Daerah mengembangkan strategi yang dianggap tepat dan meningkatkan kualitas pelayanan publik berdasarkan tafsir daerah masing-masing terkadang menimbulkan inkonsistensi kebijakan penyelenggaraan pemerintahan otonomi di dalam penjelasan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 menyebutkan bahwa pemberian otonomi daerah pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Murti Bhisma, 2006:70).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan diperhitungkan dapat menilai kinerja unit pelayanan kesehatan, sebab kualitas pelayanan menjadi terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini cukup beralasan sebab Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat (tiga) pokok yaitu, rincian kewenangan, jenis pelayanan dan indikator pencapaian atau penyelesaian dari aktifitas pelayanan kesehatan yang dilakukan.
Menurut Arifin (2009:56) Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan merupakan standar pelayanan publik untuk menjamin minimum pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh masyarakat dari pemerintah.Gambaran yang sering
12 melekat pada organisasi publik
adalah berbelit-belit, lambat dan tidak responsive.
Hal tersebut dikembangkan sehingga akan menjadai sumber tuntutan bagi para pejabat publik dalam bertindak. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai salah satu institusi fasilitas pemerintahan daerah dan sebagai instansi terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan non-profit kepada masyarakat dan merupakan ujung tombak dalam sistem kesehatan nasional.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana substansi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi?
2. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatandi Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi?
3. Apakah ada penyimpangan-penyimpangan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatan dalam implementasinya di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Tahun 2013?
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini mengguanakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menganalisis data sekunder, observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam secara langsung (indepth interview) untuk menggali data – data primer tentang Implementasi Perda Nomor 11 Tahun 2010 Kabupaten Ngawi Terhadap Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur karena Peneliti ingin mengetahui apakah Perda yang dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten Ngawi sudah
dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Pangkur.
13 Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah meliputi :
1. Sumber data primer, dalam penelitian ini berupa pengumpulan data hasil wawancara dan hasil observasi yang berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecanatan Pangkur. Wawancara dilakukan dengan Kepala Puskesmas Pangkur, Pegawai administrasi, Perawat dan Pasien yang sedang rawat inap di Puskesmas Pangkur.
2. Sumber data sekunder, dalam penelitian ini yang berupa dokumen dan arsip tentang profil Puskesmas, dokumen tentang retribusi yang diberlakukan di Puskesmas kecamatan Pangkur dan Dokunentasi wawancara Kepala Puskesmas, Pegawai administrasi, Perawat dan pasien.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi
Teknik Keabsahan Data
Untuk memperoleh validitas data, dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi yang bertujuan untuk melakukan pengecekan kembali data yang telah diperoleh sehingga pada saat analisis data dihasilkan data yang valid.
Pada penelitian ini digunakan teknik trianggulasi sumber data, karena dapat dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber data yang berbeda jenisnya yaitu dari informan dalam hal ini diambil dari hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas, Pegawai Administrasi, Perawat dan Pasien Puskesmas Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi. Selain itu sumber data itu juga dapat diambil dari dokumen serta pengamatan atau observasi terhadap objek kajian yang akan diteliti yaitu Retribusi Pelayanan kesehatan yang berlaku di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Tahun 2013.
14 Teknik Analisis Data
1. Data Reduction (Reduksi Data) 2. Data Display (penyajian data) 3. Verification(penarikan kesimpulan.
Berdasarkan proses ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis selama proses pengumpulan data berlangsung. Kemudian sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan penarikan kesimpulan yang mengacu pada rumusan masalah. Penarikan kesimpulan terfokus pada satu hal pokok, yaitu Inplementasi Perda Nomor 11 Tahun 2010 Terhadap Retribusi dan Pelayanan Kesehatan diPuskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Tahun 2013.
PEMBAHASAN
A. Substansi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Tahun 2013
Maksud Peraturan Daerah ini dibentuk yaitu untuk menjamin mutu dan aksesibilitas, serta kelangsungan (sustainabilitas) pelayanan kesehatan di Puskesmas atau di UPT Labkesda sesuai standar yang ditetapkan, agar masyarakat, pemberi pelayanan (provider) dan pengelola pada Puskesmas dan/atau di UPT Labkesda dapat terlindungi dengan baik.
Sesuai dalam Bab II Pasal 3 Tujuan dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah untuk :
1. Terwujudnya masyarakat Ngawi yang sehat dan produktif
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di Puskesmas atau di UPT Lab kesda yang bermutu sesuai standar yang ditetapkan 3. Tersedianya jenis-jenis pelayanan
kesehatan di Puskesmas atau di UPT Lab kesda sesuai dengan perkembangan bidang ilmu kedokteran, keperawatan dan bidang manajemen pelayanan kesehatan serta sesuai kebutuhan masyarakat
4. Meningkatnya kapasitas dan potensi pada Puskesmas atau di
15 UPT Lab kesda (Laboraturim
Kesehatan Daerah) secara berhasil guna dan berdayaguna sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Ngawi.
5. Terlaksananya program dan kegiatan operasional pada Puskesmas atau di UPT Labkesda sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi.
6. Terwujudnya peran serta masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan pada Puskesmas atau di UPT Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah).
Berdasarkan kajian pustaka terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di atas maka Peneliti menganalisis bahwa Peraturan Daerah terbitkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin untuk muwujudkan masyarakat Ngawi yang sehat dan
roduktif dan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, kaitannya dengan kepastian dan kejelasan biaya retribusi yang hrus dibayar oleh pasien.
B. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi
Salah satu indikator keberhasilan Pelayanan Kesehatan antara lain dalam bentul terwujudnya kepuasan pasien dalam pelayanannya oleh Pegawai di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi dengan segala ukuran keberhasilan dan dampak positif serta negatifnya, juga tidak lepas dari kerja keras dan pengabdian Pegawai Puskesmas. Oleh karena itu baik atau tidaknya pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur tergantung pada pelayanan Pegawai Puskesmas yang melayani pasien sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010.
16 Menurut Ibu Tatik Winarni
selaku Pegawai Administrasi sebagai berikut retribusi adalah Pembayaran atas jasa yang diberikan sedangkan menurut Bapak Heri Sucipto, selaku Perawat sebagai berikut retribusi adalah pungutan wajib yang telah ada ketentuannya.
Adapun cara yang dilakukan Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur dalam melaksanakan Pelayanannya yaitu organisasi dan tata kerja Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur yang telah tersusun rapi dan terorganisir. Keaktifan bekerja dalam keseharian, disini Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur tidak pernah membolos kerja ini terlihat pada susunan organisasi dan daftar absensi yang terlampir pada bab IV berdasarkan hasil wawancara dengan Kabag Kepegawaian Bapak Seno didapatkan data bahwa para Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur hampir 90% menunjukkan tidak pernah ijin masuk kerja penilaian berdasarkan data 1 tahun terakhir.
Selain itu keramahan Pegawai dalam Pelayanan terhadap
Pasien juga tampak, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan 2 (dua) pasien yang sedang rawat inap di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi mereka menyatakan puas terhadap Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur dibuktikan dengan tidak adanya protes ataupun keluhan negatif dari pihak pasien yang sedang rawat inap di Puskesmas Kecamatan Pangkur.Respon Informan mengenai adanya Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Puskesmas dan beberapa Fasilitas Kesehatan di wilayah Kecamatan Pangkur beragam, ada yang mengatakan lumayan baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh fakta sementara bahwa masyarakat dalam merasa puas atas pelayanan yang diberkan oleh puskesmas kecamatan Pangkur mereka mengatakan sangat baik.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari informan 2 (dua) orang pasien yaitu Ibu Sukiyem dan
17 Bapak Jatmiko serta Pegawai
Puskesmas di Kecamatan Pangkur dan sesuai fakta di lapangan membuktikan bahwa, Sistem Pelayanan Kesehatan merupakan Jaminan Kesehatan daerah yang telah diatur dalam Peraturan Dearah Kabupaten Ngawi Nomor 11 tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan melalui adanya Peraturan Daerah menurut pasien dan Pegawai Puskesmas di Kecamatan Pangkur yang ditemui mengaku sangat bersyukur dengan adanya Progarm semacam ini, mereka menganggap program semacam ini dapat meringankan beban mereka dalam memperoleh jenis layana kesehatan yang mereka butuhkan. Mereka juga menganggap jenis-jenis pelayanan yang diberikan seperti medical check up dan pemeriksan terhadap ibu hamil merupakan jenis layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususya masyarakat yang berada di Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, ini membuktikan bahwa jenis-jenis layanan kesehatan yang ditawarkan dan diatur dalam
Peraturan Daerah Daerah sangatlah dibutuhkan dan perlu mendapatkan peningkatan.
Berdasarkan uraian tersebut maka jelas bahwa Pelayanan Kesehatan akan berhasil dan lancar apabila Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi sadar akan tanggung jawabnya, serta mentaati peraturan yang telah ditetepkan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi yaitu Peraturan Daeerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan.
Selanjutnya dalam terdapat Jenis Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Peraturan Daerah ini meliputi : 1. Konsultasi medis dan penyuluhan
kesehatan
2. Pemeriksaan dan pengobatan 3. Penunjang diagnostik
4. Tindakan medis dan rehabilitasi medis
5. Pelayanan Obat 6. Administrasi
Dengan bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pelayanan
18 Kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Pangkur Kepala Pskesmas Kecamatan Pangkur Dr Zain Ratna Priyanto memberikan kepercayaan kepada Pegawai Puskesmas Pangkur dengan cara Lintas Progran yang telah dibuat sedemikian rupa dan mengurus segala urusan progamnya masing-masing dan menciptakan adanya suatu kepuasan pasien untuk mendapatkan jenis Pelayanan Kesehatan.
“Guna kelancaran dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, Kepala Puskesmas melakukan upaya-upaya untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Berdasarkan Keterangan yang diperoleh Kepala Puskesmas, didapatkan hasil bahwa semuajenis pelayanan kesehatan yang tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2010 telah di berlaku di seluruh fasilitas kesehatan yang
berada di Kabupaten Ngawi termasuk Wilayah Kecamatan Pangkur. Dengan adanya program semacam ini, dapat dipastikan masyarakat dapat memperoleh semua jenis pelayanan kesehatan dasar dengan mudah, cepat, dan menyeluruh.
C. Penyimpangan-Penyimpangan yang Terjadi di Puskesmas Kecamatan Pangkur
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan penelitian yang dilakukan oleh Peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pangkur yang diberikan kepada masyarakat tidak ditemukannya adanya penyimpangan-penyimpangan
terhada Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur.
19 SIMPULAN
Berdasarkan hasil peneitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka Peneliti dapat menarik kesimpulan dari:
1. Substansi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi
Subtansi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi telah sesuai dengan aturan tentang peraturan Perundang-undangan yang baik hal ini dibuktikan dengan proses formulasi yang baikoleh Pemda Kabupaten Ngawi beserta DPRD Tingkat II Kabupaten Ngawi. 2. Implementasi Peraturan Daerah
Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi da Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur. a. Berdasarkan fakta yang diperoleh
terkait kebijakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat telah berupaya semaksimal mungkin dalam mewujudkan suatu pelayanan kesehatan yang baik, dan menyeluruh terhadap masyarakat. Beberapa kebijakan seperti Sistem Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), yang
dikeluarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi yang bertujuan untuk memudahkan setiap warga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan harga terjangkau di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Wilayah Kabupaten Ngawi. Sistem Pelayanan Kesehatan Daerah tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2010 yang menjadi program politik dari Bupati danWakil Bupati Ngawi selama dua periode melalui kampanye Pemilihan Kepala Daerah.
b. Implementasi kebijakan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan terdapat pengaruh faktor partisipasi, lingkungan, sumber daya serta disposisi/sikap. Di mana yang paling berpengaruh adalah sumber daya yaitu tenaga kesehatan dan sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan yang dinilai belum terlalu memadai. Selain itu faktor disposisi/sikap pelayan kesehatan
20 yang dinilai sebagian masyarakat
masih kurang atau jauh dari angka lumayan baik
3. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Pangkur, bahwa semua peraturan yang adat telah mengikuti Peraturan Pemerintah Kabupaten Ngawi yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Retribusi dan Pelayanan Kesehatan.
SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Puskesmas
Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi
a. Kepala Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi harus tetap membina dokter, perawat dan bidan serta aparat pelayan
kesehatan lainnya dari segi sikap dalam melayani pasien.
b. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi agar mengatasi masalah terkait keberadaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang dianggap masih kurang
2. Bagi Pegawai Puskesmas Kecamatan Pangkur
Terkait retribusi, untuk retribusi harus sesuai dengan peraturan yang ada, agar yang ingin berobat tidak perlu lagi was-was dalam masalah administrasi dan lebih terbuka lagi kepada masyarakat yang akan melakukan pengobatan .
3. Bagi Masyarakat Kecamatan Pangkur
Diharapkan kepada
masyarakat Kecamatan Pangkurikut berperan aktif dalam pengawasan Peraturan Daerah Yang berlaku dikecamatan Pangkur demi kelancaran Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi.
21 DAFTAR PUSTAKA
Djama’an Satori dan Aan Komariah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hamzah B. Uno. 2006. Teori
Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Khairuddin. 2000. Pembangunan
Masyarakat. Yogyakarta:
Liberty.
Mahmud. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Papalia, Diane E. Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman. 2009. Human Development
Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 77/HK/2009 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Soetomo. 2008. Strategi-Strategi
Pembangunan Masyarakat.