61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data berfungsi untuk menggambarkan sumber data yang ada
dilapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi
sehingga memperoleh gambaran tentang program pembelajaran praktik 2
Shift yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran dan realitas pembelajaran yang terjadi maka selanjutnya dapat
dilakukan program evaluasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran seorang guru
dituntut untuk mempunyai kualifikasi akademik minimum S1, dan latar
belakang pendidikan yang sesuai dengan yang diajarkan. Prasyarat tersebut
tentu akan mempermudah guru dalam hal penguasaan materi pelajaran.
Kemudian untuk mengembangkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan
mengikuti pelatihan. Dengan ditambah dengan pengalaman mengajar, maka
kesemuanya itu akan membantu meningkatkan kemampuan guru dalam
mempersiapkan, melaksanakan, mengelola proses pembelajaran, serta
mengevaluasi hasil belajar. Oleh karenanya penting untuk mengetahui
kualifikasi dari guru Praktik pemesinan agar proses pembelajaran dapat
berlangsung lebih baik.
Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian evaluasi. Penelitian
62
pemesinan Jurusan Teknik Mesin SMK Pangudi Luhur Muntilan. Kelas ini
terbagi menjadi 3, yaitu kelas TP A, TP B dan TP C. Praktik pemesinan
dilaksanakan 1 kali seminggu dengan alokasi waktu 9 jam pelajaran
dilakukan di bengkel pemesinan kelas XII. Dalam proses praktiknya untuk
shift 1 dilakukan dari jam 07.00-14.30, sedangkan untuk shift 2 dilakukan mulai jam 15.00-22.00. Untuk kelas XII TPA, pembelajaran dilaksanakan
pada hari kamis dalam 1 kelas dibagi menjadi dua yang pertama masuk shift
pagi dan yang kedua masuk shift siang,sedangkan untuk kelas TPB hari
jum’at dan TPC hari sabtu pembagiannya sama separuh masuk shift pagi dan separuh masuk shift siang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan instrumen kepada
siswa. Untuk melakukan evaluasi terhadap program maka perlu dilaksanakan
secara sistemik, dimulai dari context, input, process, dan product. Instrumen
diambil menggunakan angket dan dokumentasi. Selanjutnya pembahasan
dilakukan pada tiap bagian sesuai dengan rumusan masalah dan model
evaluasi yang digunakan.
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi. Konteks evaluasi ini membantu
merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh
program, dan merumuskan tujuan program. Tetapi dalam penelitian ini
63
semisal dukungan orang tua terhadap pembelajaran praktik malam, keamanan
lingkungan sekolah untuk praktik di malam hari.
2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
Evaluasi masukan adalah kemampuan awal sumber daya yang masuk
dan kemampuan tempat pelaksana untuk mengolah bahan mentah dalam
kaitannya untuk menunjang program. Evaluasi masukan membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber - sumber yang ada, alternatif apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur
kerja untuk mencapainya (Eko Putro Widoyoko, 2011 : 182). Pada komponen
input penelitian mengenai kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik, media pembelajaran yang digunakan dan kondisi tempat praktik.
3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sejauh mana rencana
telah diterapkan dan komponen-komponen apa yang perlu diperbaiki.
Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di
dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pada komponen ini
peran guru dalam pembelajaran, metode pembelajarannya dan partisipasi
siswa dalam pembelajaran.
4. Evaluasi Produk/Hasil (Product Evaluation)
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk
mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasar data yang didapatkan dari hasil evaluasi, diharapkan dapat
64
sebuah gambaran tentang keberhasilan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran praktik, nilai dan sikap siswa terhadap guru mulai terlihat
antara yang baik dan tidak.
B. Analisis Data dan Deskriptif Data
1. Evaluasi context
Komponen context diukur menggunakan daya dukung siswa dan
orang tua siswa terhadap program yang telah dilaksanakan. Daya dukung
terhadap penggunaan program 2 shift, bila semua komponen mendungkung
terhadap program ini maka akan memberikan dukungan yang berakibat
tercapainya tujuan program.
Gambar 4. Diagram Aspek Context
Melihat dari hasil pengukuran berdasarkan diagram diatas dapat
diketahai sangat baik. Bila dinyatakan dalam bentuk tabel frekuensi dan
presentase tiap kelas dapat dilihat dibawah ini:
0 5 10 15 20 25
Sangat Baik Baik Cukup Baik
18 1 2 24 2 1 17 2 1 Fr e ku e n si Kategori
Context
Kelas A Kelas B65
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Aspek context
Berdasarkan Tabel 7 kelas TP A dan TP B mempunyai hasil diatas 50
% ada pada kategori sangat baik. Namun demikian masih terdapat beberapa
indicator Context yang belum maksimal dapat ditelusuri melalui tabel berikut
ini.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
1 Mendukung dengan adanya program 2 shift. 0 9.52 9.5 80.1 3.71 4 4 0.64 2 Orang tua mendukung adanya program 2 shift. 0 19.05 14.3 66.7 3.48 4 4 0.81 3 Mendukung bila di kelas 2 ditetapkan program 2 shift. 4.76 4.76 19.1 71.4 3.57 4 4 0.81
4 Keamanan lingkungan mendukung untuk pembelajaran praktik 2 shift. 0 14.29 38.1 47.6 3.33 3 4 0.73
Diketahui tabel 9 bahwa mean dari masing-masing butir soal pada
aspek context relatif sama. Median dari masing-masing butir soal ada pada angka 4, artinya bahwa nilai tengah aspek fasilitas pembelajaran siswa ada pada kategori baik. Kemudian modusnya adalah angka 4, mengandung pengertian bahwa sebagian besar siswa menyatakan dukungan terhadap
66
program 2 shift yang dilaksanakannya. Hal tersebut juga bias dilihat melalui setiap kelas untuk mengetahui kekurangannya dan kelebihannya.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
1 Mendukung dengan adanya
program 2 shift. 0 3.70 3.70 92.6 3.9 4 4 0.42 2 Orang tua mendukung adanya program 2 shift. 0 0 14.8 85.2 3.9 4 4 0.36 3 Mendukung bila di kelas 2
ditetapkan program 2 shift. 0 11.11 3.70 85.2 3.7 4 4 0.66 4
Keamanan lingkungan mendukung untuk
pembelajaran praktik 2 shift.
0 18.52 22.2 59.7 3.4 4 4 0.80
Dengan memperhatikan tabel 10 bahwasannya mean dari tiap butir
jawaban responden siswa relatif sama diatas 3,4 dan mean tertinggi 3,9 dalam
hal ini mengandung pengertian yang sangat baik. Sedangkan modusnya 4
mengandung pengertian bahwasannya mendukung adanya program.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP C
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 1 Mendukung dengan
adanya program 2 shift. 5 0 5 90 3.8 4 4 0.70 2 Orang tua mendukung
adanya program 2 shift. 0 5 15 80 3.75 4 4 0.55 3 Mendukung bila di kelas 2
ditetapkan program 2 shift. 5 20 5 70 3.4 4 4 0.99 4 Keamanan lingkungan mendukung untuk pembelajaran praktik 2 shift. 0 5 25 70 3.65 4 4 0.59
Berdasarkan tabel 11 pada tingkat daya dukung pada table diatas dapat
67
penggunaan program 2 shift semua yang berkaitan saling mendukung
jalannya program.
2. Evaluasi Input
Evaluasi input pada program praktik 2 shift dimaksudkan untuk
mengetahui kesiapan yang dilakukan guru dan siswa. Adapun komponen
input proses belajar mengajar diukur menggunakan 3 komponen : a. Guru
Responden dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran praktik
pemesinan di SMK Pangudi Luhur Muntilan. Guru yang mengajar praktik
kelas XII jurusan teknik pemesinan sejumlah 4 orang dengan sistem team
teaching. Tingkat pendidikan guru sudah S1. Selanjutnya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan pelatihan guru dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 12. Guru beserta Latar Belakang Pendidikannya
No Nama Latar belakang
pendidikan Pelatihan Pengalaman mengajar 1 Y. Prasetyo Budi Riswan,S.Pd S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta 3 Bulan pelatihan di ATMI surakarta Uji kompetensi BP. Dikjur semarang Sertifikasi asesor (LSP-LMI) 22 Tahun
2 IG. Priyo budi santoso,S.Pd
S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta
Uji sertifikasi Teknik Sertifikasi asesor
68 3 Antonius cahyono,ST S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta
Uji sertifikasi Teknik Pelatihan CNC BP Dikjur Semarang Sertifikasi asesor (LSP-LMI 10 Tahun 4 R. Setiyawan,S.Pd S1 universitas Negeri Yogyakarta
CNC solo tecno part Pelatihan CNC BP Dikjur Semarang Pelatihan Solidwork Mastercam Pemograman CNC 1,5 Tahun
Data Tabel 12 dapat dikategorikan bahwa guru kelas XII teknik
pemesinan SMK Pangudi Luhur Muntilan dalam kategori baik. Hal ini dapat
dilihat dari lamanya mengajar dan pengalaman mengikuti pelatihan bahkan
sudah mendapatkan sertifikat sebagai acesor uji kompetensi dari (LSP LMI)
telah didapatkan. Dengan ini SMK Pangudi Luhur Muntilan memiliki
harapan besar baik untuk kemajuan sekolah maupun kemajuan peningkatan
kompetensi guru. Sekolah juga mengharapkan agar kompetensi guru dari
waktu ke waktu mengalami peningkatan.
b. Kerja sama siswa
Hubungan kerjasama antarsiswa dalam sekolah merupakan suatu
bentuk interaksi kerjasama yang mengkaitkan keterlibatan siswa dalam
lingkungan yang lebih besar, yang nantinya dapat melatih keterlibatan siswa
dalam kehidupan. Hubungan pertemanan satu dengan yang lainnya dalam
mengerjakan tugas kelompok. Pada komponen ini di ukur dengan 4
69
Gambar 5. Diagram Aspek Kerja Sama Siswa
Melihat bentangan gambar 5 dari ketiga kelas dapat dijelaskan
bahwasannya dalam jawaban sangat baik berada pada kelas TP B yaitu 14
siswa, kelas TP A dengan 11 siswa, kelas TP C dengan 8 siswa. Sedangkan
dalam jawaban kategori baik kelas TP A 5 siswa TP B dan C
masing-masing 6 siswa. Untuk kategori cukup baik kelas TP B 6 siswa, kelas TP A
dan C dengan 5 siswa. Sedangkan untuk jawaban kurang baik dijawab kelas
TP B dan C yaitu masing-masing 1 siswa.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Aspek Kerja Sama Siswa
0 2 4 6 8 10 12 14
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 11 5 5 0 14 6 6 1 8 6 5 1 F re k u en s i Kategori Kerjasama Siswa Kelas A Kelas B Kelas C
70
Berdasarkan tabel 13 kesiapan siswa terhadap program program 2
shift untuk kelas TP A mempunyai frekuensi dan presentase tertinggi dalam
kategori sangat baik. Dengan data tertinggi dapat dinyatakan dalam
menghadapi pembelajaran praktik dengan program 2 shift sangat antusias.
Pada kelas TP C dari semua kelas berada pada paling bawah dalam hal ini
perlu adanya motivasi terhadap siswa guna memperbaiki kerja sama antar
siswa. Namun demikian masih terdapat beberapa aspek input pembelajaran
yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi belajar, yaitu dapat
ditelusuri pada tabel berikut:
Tabel 14. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
5 Saling membantu sesama
teman. 0 23.8 42.86 33.3 3.10 3 3 0.77
6 datang sebelum jam
masuk ptaktek. 0 4.76 33.33 61.0 3.57 4 4 0.60
8 Belajar kelompok antar
siswa. 0 38.1 33.33 28.5 2.90 3 2 0.83
Berdasarkan tabel 14 untuk kelas TP A untuk belajar kelompok antar
siswa masih kurang berada pada angka 2.9 dengan persentase skor 38,10% .
namun kedisiplinan siswa sudah sangat baik dengan kehadiran sebelum jam
praktik dimulai.
Tabel 15. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa Kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
5 Saling membantu sesama
71
6 datang sebelum jam
masuk ptaktek. 0 3.70 18.52 77.78 3.74 4 4 0.53
8 Belajar kelompok antar
siswa. 3.70 40.7 29.63 25.93 2.78 3 2 0.89
Distribusi tendensi sentral aspek kerja sama siswa tabel 15 kelas TP B juga masih sama untuk bagian belajar kelompok antar siswa masih kurang dan untuk kekompakan siswanya juga masih kurang antara satu dengan yang lainnya. Dalam item ini guru seharusnya memberikan motivasitentang pentingnya belajar kelompok.
Tabel 16. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP C No
Butir Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
5 Saling membantu sesama
teman. 0 25 45 30 3.05 3 3 0.76
6 datang sebelum jam masuk
ptaktek. 0 10 15 75 3.65 4 4 0.67
8 Belajar kelompok antar
siswa. 0 50 25 25 2.75 2.5 2 0.85
Dalam kerjasama siswa setelah melihat daftar tabel 16 diketahui
pada belajar kelompok antar siswa masih kurang hal ini dapat diketahui
melalui mean pada item soal no 8 masih dibawah standart karena masih
kurang dari 3 seperti kelas yang lainnya. Pada pernyataan ini kelas TP C ada
di paling yang rendah.
c. Fasilitas Praktik
Fasilitas yang dimaksud adalah segala kelengkapan yang digunakan
sebagai pendukung kelancaran dan pelaksanaan proses pembelajaran praktik
meliputi kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik, Media
72
peralatan yang baik dan memadai maka dalam proses pembelajaran akan
dirasa tercukupi.
1) Kelengkapan peralatan untuk praktik
Fasilitas pembelajaran siswa diukur menggunakan 3 pertanyaan
dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang dinilai dari faktor ini
adalah kondisi mesin praktik, dan kondisi peralatan praktik. Pada jurusan
bengkel teknik tiap tingkatan mempunyai ruangan sendiri- sendiri, untuk
kelas XII mesin dan peralatan yang digunakan banyak yang baru karena
pada akhirnya digunakan untuk uji kompetensi siswa jadi harus sesuai SOP.
Berikut adalah gambar diagram batang Kelengkapan peralatan untuk praktik
untuk kelas TPA, TPB, TPC :
Gambar 6. Diagram Aspek Peralatan Praktik
Berdasarkan gambar 6 diagram kelengkapan peralatan praktik dari
ketiga kelas banyak yang menyebutkan dalam posisi sangat baik. Namun
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sangat Baik Baik Cukup Baik 12 8 1 12 15 0 13 4 3 F re ku ensi Kategori Perlengkapan Peralatan Kelas A Kelas B
73
demikian masih terdapat beberapa aspek yang belum sesuai dengan upaya
peningkatan prestasi belajar, yaitu dapat ditelusuri pada tabel berikut :
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Aspek Peralatan Praktik
Berdasrkan tabel 17 Frekuensi aspek peralatan praktik tersebut
menunjukkan bahwasannya peralatan yang digunakan dalam pembelajaran
praktik sangat baik. Namun dengan berkembangnya teknologi tidak menutup
kemungkinan untuk memperbaikinya lagi sehingga pada penggunaannya
tidak kalah dari yang lain dan nantinya di dunia industri sudah tau cara
pengoperasiannya.
74
Melihat tabel 18 dari hasil jawaban siswa kelas TP A dilihat dari
rata2 ketiga aspek mean dari tiap jawaban sudah berada di atas 3
menunjukkan kategori baik.
Tabel 19. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Peralatan Praktik Kelas TP B
Sama seperti halnya kelas lain bahwa dari hasil aspek yang diteliti
dari tiap item jawaban tabel 19, Mean menunjukkan besaran di atas 3 dan
modus yang sering keluar 3 hal ini dapat dinyatakan bahwasannya tiap aspek
dalam kondisi baik.
Tabel 20. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Peralatan Praktik Kelas TP C
Pada tabel 20 pada no 9 dan 10 berada median dan modus pada
75
kategori sangat baik. Dengan peralatan yang baik dan proses pembelajaran
yang baik akan baik pula yang dihasilkan
2) Media Pembelajaran dan JobSheet
Media pembelajaran dan job sheet diukur menggunakan 4 pertanyaan
dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang dinilai dari faktor ini adalah
kondisi kelengkapaan media pembelajaran, dan kondisi media pembelajaran.
Berikut adalah gambar diagram batang fasilitas pembelajaran siswa untuk
kelas TPA, TPB dan TPC :
Gambar 7. Diagram AspekMedia Pembelajaran dan Job Sheet
Melihat diagram gambar 7 dapat diketahui kelas TP A untuk
jawaban sangat baik berada paling banyak dengan frekuensi 14. Posisi
kedua di ikuti kelas TP B dengan jumlah frekuensi 13 lalu di urutan terkhir
ada pada kelas TP C dengan frekuensi 10. Menunjukkan bahwasannya
dalam media belajar sudah tersedia dengan baik.
0 2 4 6 8 10 12 14
Sangat Baik Baik Cukup
14 6 1 13 13 1 10 7 3 F re ku ensi Kategori
Media Pembelajaran dan Jobshet
Kelas A Kelas B Kelas C
76
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Aspek Media Pembelajaran dan Job Sheet.
Berdasarkan tabel 21 distribusi frekuensi pembelajaran dan job sheet
kelas TP A menyebutkan penyediaan media pembelajaran seperti buku
panduan untuk praktik, lembar kerja jobsheet sudah sangat baik. Dengan
kategori sangat baik harus selalu memperhatikan kebutuhan siswa disaat
sedang pembelajaran praktik. Dari tiga kelas berikut hal-hal yang perlu
dibenai dan diperhatikan.
Tabel 22. Distribusi frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
12 Ketersediaan jobshet saat
sedang praktik. 0 15 50 35 3.2 3 3 0.70 13
Ketersediaan media
pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll).
0 20 50 30 3.1 3 3 0.72
14
Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).
0 0 55 45 3.4
5 3 3 0.51 15
kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.
0 10 70 20 3.1 3 3 0.55
Dengan melihat tabel 22 distribusi frekuensi pada aspek media
pembelajaran dan jobsheet untuk kelas TPA pada kategori baik karena Mean
77
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
12 Ketersediaan jobshet saat
sedang praktik. 0 0 66.6 33.33 3.33 3 3 0.48 13
Ketersediaan media
pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll).
0 3.70 77.7 18.52 3.15 3 3 0.46
14
Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).
0 0 55.5 44.44 3.44 3 3 0.51
15
kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.
0 25.9 59.2 14.81 2.89 3 3 0.64
Melihat data tabel 23 yang ada pada aspek media pembelajaran dari
ketersediaan job sheet, ketersediaan media pembelajaran seperti halnya (
papan tulis, penghapus, dll) dan buku sebagai sumber belajar pada kategori
baik. Namun untuk pernyataan no 15 harus diperhatikan agar siswa diberikan
pelayanan yang baik disaat peminjaman buku pembelajaran.
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP C
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
12 Ketersediaan jobshet saat
sedang praktik. 0 9.52 42.8 47.62 3.38 3 4 0.67 13 Ketersediaan media pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll). 0 14.29 57.1 28.57 3.14 3 3 0.65 14
Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).
0 0 38.1 61.90 3.62 4 4 0.50
15
kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.
0 19.05 66.6 14.29 2.95 3 3 0.59
Distribusi frekuensi pada tabel 24 soal no 12 & 14 angka yang sering
78
diatas angka 3. Akan tetapi mean dari no 15 massih berada dibawah 3 untuk
kelas ini perlu peningkatan pelayanan peminjaman buku. Ketersediaan
proyektor dalam setiap pembelajaan juga tersedi dengan baik. Sama dengan
kelas lainnya dalam kemudahan siswa meminjam buku pembelajaran disaat
sedang praktik masih belum terlayani dengan baik.
3) Kondisi tempat Praktik
Kondisi tempat praktik diukur dengan 2 pertanyaan. Berikut adalah
gambar diagram batang fasilitas pembelajaran siswa untuk kelas TPA, TPB
danTPC :
Gambar 8. Diagram Kondisi Tempat Praktik
Gambar 8 diagram Distribusi frekuensi Kondisi tempat praktik sudah
pada kategori baik. Dengan kategori baik memberikan kenyamanan siswa
untuk belajar di ruang praktik hingga lama. Sehingga siswa tidak merasa
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Sangat Baik Baik Cukup Baik
8 11 2 8 18 1 10 7 3 F re ku ensi Kategori
Kondisi Tempat Praktik
Kelas A Kelas B Kelas C
79
jenuh di saat sedang belajar. Hanya beberapa siswa yang menyatakan kondisi
tempat praktik cukup baik.
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Aspek Kondisi Tempat Praktik
NO KATEGORI RENTANG SKOR
FREKUENSI PRESENTASE ( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 6,50 8 8 10 38,1 30 50 38,1 29,6 50 2 Baik 5,50 < X ≤ 6,50 11 18 7 52,4 67 35 90,5 96,3 85 3 Cukup Baik 4,50 < X ≤ 5,50 2 1 3 9,52 3,7 15 100 100 100 4 Kurang Baik 3,50 < X ≤ 4,50 0 0 0 100 100 100
Presentase kategori kondisi tempat praktik siswa pada program
program 2 shift pada pembelajaran praktik untuk kelas TP C pada tabel 25
sebanyak 50 % berada dalam kategori baik. Namun demikian masih terdapat
beberapa aspek yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi
belajar, yaitu dapat ditelusuri pada tabel berikut.
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi Tempat Praktik Kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
16 Kebersihan ruang praktik. 0 20 40 40 3.2 3 4 0.77
17 Kenyamanan ruang praktik
untuk praktikshift 2. 0 0 55 45 3.45 3 3 0.51
Identifikasi pada aspek kondisi tempat praktik kelas TP A setelah di
80
sebesar 3, mode ( Mo) 4 dan 3. Kebersihan tempat dan kenyamanan saat
praktik pada shift 2 juga terjaga dengan baik. Ketertiban siswa dalam
mengelola tempat praktik dan membuang sampah pada tempatnya yang
menjadi tanggung jawab siswa juga terlaksana dengan baik.
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi tempat Praktik kelas TP B No Butir Soal Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 16 Kebersihan ruang praktik. 0 7.41 70.37 22.22 3.15 3 3 0.53 17 Kenyamanan ruang praktek untuk praktek shift 2. 0 0 74.07 25.93 3.26 3 3 0.45
Melihat tabel 27 untuk kelas TP B bahwasannya mean (M) dari
aspek kondisi tempat praktik sudah berada di atas angka 3. Kondisi tempat
praktik biasanya juga akan berpengaruh dengan kenyamanan belajar siswa.
Tabel 28. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi tempat Praktik kelas TP C
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 16 Kebersihan ruang praktik. 0 9.52 57.1 33.33 3.24 3 3 0.62 17 Kenyamanan ruang praktek untuk praktek
shift 2.
0 0 71.4 28.57 3.29 3 3 0.46
Sama seperti halnya dengan kels TP A dan TP B besaran dari mean
(M) di tabel 28 berada di atas 3, berarti mengenai kondisi tempat praktik
sudah berada pada kategori baik dan mengindikasikan pada saat
81
3. Evaluasi Process
Proses pembelajaran berhubungan dengan aktivitas guru dan siswa
disaat pembelajaran di kelas. Angket process pembelajaran diukur
menggunakan 19 pertanyaan dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang
dinilai dari faktor ini adalah peran guru dalam pembelajaran, program
pembelajaran,dan partisipasi belajar siswa. Berikut adalah gambar diagram
batang process pembelajaran untuk kelas TPA, TPB, TPC :
a. Peran Guru Dalam Pembelajaran
Gambar 9. Diagram Peran Guru Dalam Pembelajaran
Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa sebesaran frekuensi
untuk pada kategori sangat baik dari kelas A sampai C menunjukkan 29
siswa menunjukkan sangat baik, 27 siswa menunjukkan baik, 8 siswa
menujukkan cukup baik, 4 siswa menunjukkan kurang baik. Berikut
merupakan distribusi frekuensi guru dalam pembelajaran praktik.
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 11 8 1 1 4 16 6 1 14 3 1 2 F re ku ens i Kategori
Peran Guru dalam Pembelajaran
Kelas A Kelas B Kelas C
82
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai Pendidik,
Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, Pembaharu (Inovator), Model
dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong Kretivitas. Guru adalah faktor
penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas. Sehingga
berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan
kiprah para guru.
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Aspek Peran Guru Dalam Pembelajaran
NO KATEGORI RENTANG SKOR
FREKUENSI PRESENTASE( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 16,25 11 4 14 52,4 15 70 52,38 14,81 70 2 Baik 13,75 < X ≤ 16,25 8 16 3 38,1 59 15 90,48 74,07 85 3 Cukup Baik 11,25 < X ≤ 13,75 1 6 1 4,76 22 5 95,24 96,3 90 4 Kurang Baik 8,75 < X ≤ 11,25 1 1 2 4,76 3,7 10 100 100 100
Tampak pada tabel 29 untuk kelas TP C menunjukkan bahwa pada
peran guru dalam pembelajaran ada pada kategori sangat baik. Kelas TP B
memperoleh 15 % (4 siswa) berada pada posisi sangat baik. Dari ketiga
kelas juga masih ada jawaban kurang baik hal ini ada yang belum sesuai
yang di inginkan siswa. Namun demikian masih terdapat beberapa aspek
yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi belajar. Melihat tabel
30 mean paling rendah ada pada no 18 dengan angka 3,1. Pada dasarnya
dengan mean sudah diatas 3 merupakan kategori baik. Pada saat
pembelajaran guru juga sering menciptakan suasana menyenangkan dan
83
Tabel 30. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam Pembelajaran kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4 18
Guru membawa buku pegangan dalam Pembelajaran praktek (CNC,Bubut, Frais).
0 14.29 33.33 52.38 3.38 4 4 0.74
19
Guru menciptakan suasana menyenangkan saat pembelajaran.
0 19.05 52.38 28.57 3.10 3 3 0.70
20 Guru memberi motivasi
kepada siswa. 0 4.76 47.62 47.62 3.43 3 3 0.60
21
Siswa diperbolehkan menggunakan buku panduan disaat praktek.
4.8 23.81 28.57 42.86 3.10 3 4 0.94
22 Penyampaian materi untuk
praktek sangat jelas. 0 19.05 33.33 47.62 3.29 3 4 0.78
Tabel 31. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam Pembelajaran kelas TP B
Melihat tabel 31 kelas TP B mean dari no 18 masih dibawah dari 3
dengan presentase skor 44,4 % guru dalam mengajar jarang membawa buku
pegangan. Guru juga jarang menciptakan suasanan menyenankan di kelas.
Saat penyampaian materi terkadang dirasa kurang jelas perlu adanya
penjelasan yang lebih agar siswa benar – benar tau apa yang sedang di
84
Tabel 32. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam PembelajaranKelas TP C
Dengan melihat tabel 32 aspek peran guru dalam pembelajaran pada
kelas TP C menurut siswa guru kurang memberikan motivasi ke siswa. Mean
(M) dari jawaban siswa tiap butir soal sudah berada diatas 3 dengan kategori
baik. Pada butir nomer 18 guru juga selalu membawa buku sebagai refrensi
dalam setiap pembelajaran.
b. Program Pembelajaran Praktik
Dalam penyampaian pembelajaran guru sudah ada pedoman dalam
menyampaikan kepada murid, agar murid dapat mengerti dengan mudah apa
yang disampaikan guru. Beragam metode pembelajaran dan cara sering
digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa. Guru juga harus
mengawasi murid disaat pembelajaran berlangsung untuk menciptakan
interaksi guru dan murid sehingga bisa mengetahui siswa yang terampil dan
yang tidak. Dengan meningkatnya aktifitas belajar dan kemandirian siswa akan
85
Gambar 10. Diagram Aspek Program Pembelajaran Praktik
Melihat diagram gambar 10 dari keseluruhan siswa dengan jumlah 51
siswa menyatakan program pembelajaran praktik berada sangat baik.
Sedangkan 11 siswa menyatakan pada posisi baik dan 5 siswa menyatakan
pada posisi cukup baik.
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Aspek Program pembelajaran Praktik
NO NO KATEGORI RENTANG SKOR FREKUENSI PRESENTASE ( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 13 15 21 15 75 78 75 75 77,78 75 2 Baik 11 < X ≤ 13 3 5 3 15 19 15 90 96,3 90 3 Cukup Baik 9 < X ≤ 11 2 1 2 10 3,7 10 100 100 100 4 Kurang Baik 7 < X ≤ 9 0 0 0 100 100 100
Tabel 33 tentang program pembelajaran praktik dari semua kelas
untuk jawaban dalam kategori sangat baik sudah 75 %. Dapat dipastikan
0 5 10 15 20 25
Sangat Baik Baik Cukup Baik 15 3 2 21 5 1 15 3 2 F re ku ensi Kategori
Metode Pembelajaran Praktik
Kelas A Kelas B Kelas C
86
pembelajaran praktik dengan menggunakan program 2 shift sudah sangat
baik. Dalam mengajari praktik kepada siswa sudah tepat sesuai dengan buku.
Namun hal yang harus perlu ditingkatkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
untuk setiap kelasnya.
Tabel 34. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP A
Memperhatikan tabel 33 mean (M) paling rendah 3,05 dan paling
tinggi 3,67modus yang sering keluar juga berada pada angka 4. Dengan mean
sudah berada diatas 3 berari sudah baik dalam pembelajaran praktik.
Tabel 35. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
24 Guru memantau muridnya
yang sedang praktek. 0 14.8 33.3 51.85 3.37 4 4 0.74
25 Guru tepat dalam mengajari
praktek kepada muridnya. 0 3.70 59.3 37.04 3.33 3 3 0.55
26
Penilaian job praktik sudah sesuai dengan sesuai prosedur.
0 0 25.9 74.07 3.74 4 4 0.45
27 Memperhatikan disaat guru
87
Dari jawaban kelas TP B pada tabel 35 siswa menilai pembelajaran
praktik yang di ajarkan kepada mereka sudah sesuai dengan keinginan dari
siswa. Dalam mengajari pembelajaran praktik serta penilaian dari hasil
praktik sudah sesuai yang di inginkan.
Tabel 36. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP C
Tabel 36 untuk kelas TP C mean (M) dari aspek program
pembelajaran praktik sudah berada di atas angka 3. Dengan demikian pada
aspek ini dapat dikategorikan sudah baik.
c. Partisipasi Siswa
Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal
perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam pembelajaran.
Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan
88
Gambar 11. Diagram Aspek Partisipasi Belajar Siswa
Dengan melihat diagram gambar 11 sebanyak 50 siswa berada pada
kategori sangat baik, 13 siswa pada kategori cukup baik, 5 siswa berada pada
kategori cukup baik.Dengan ini mengindikasikan bahwa siswa selalu
berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Kelas TP B 21 siswa diketahui ada
pada kategori sangat baik hanya ada 1 siswa yang menyatakan ada pada
kategori cukup baik. Berikut ini merupakan hasil distribusi frekuensinya dari
kelas TP A, TP B,TP C :
Tabel 37. Distribusi Frekuensi Partisipasi Siswa
NO KATEGORI RENTANG SKOR
FREKUENSI PRESENTASE ( % ) KOMULATIF ( % ) FREKUENSI
A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 22,75 14 21 15 66,7 78 75 66,67 77,78 75 2 Baik 19,25 < X ≤ 22,75 5 5 3 23,8 19 15 90,48 96,3 90 3 Cukup Baik 15,75 < X ≤ 19,25 2 1 2 9,52 3,7 10 100 100 100 4 Kurang Baik 12,25 < X ≤ 15,75 0 0 0 100 100 100 0 5 10 15 20 25
Sangat Baik Baik Cukup Baik 14 5 2 21 5 1 15 3 2 F re ku ensi Kategori Partisipasi Siswa Kelas A Kelas B Kelas C
89
Hasil instrument dari tabel 37 menunjukan partisipasi siswa sudah ada
pada kategori sangat baik.
Tabel 38. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa Kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4
28 Bertanya bila ada pekerjaan
yang saya belum mengerti. 0 33.3 28.6 38.1 3.05 3 4 0.86 29
Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.
0 14.3 23.8 61.9 3.48 4 4 0.75
31 Job lebih cepat selesai bila
dikerjakan di shift 2. 0 38.1 28.6 33.3 2.95 3 2 0.86
32
Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja
0 9.5 14.3 76.2 3.67 4 4 0.66
34 Tugas-tugas saya dapat selesai
sesuai tepat waktu. 0 19.1 52.4 28.6 3.10 3 3 0.70
35 Bila praktik pada shift 2 pagi
hari digunakan untuk belajar. 9.5 42.9 23.8 23.8 2.62 2 2 0.97
36 Setelah selesai praktik shift 2
langsung pulang ke rumah. 4.76 14.3 4.8 76.2 3.52 4 4 0.93
Memperhatikan tabel 38 bahwa mean nomer 35 berada di bawah 3
banyak dari siswa yang tidak menggunakan waktu luang sebelum masuk
pada shift 2 untuk belajar. Dengan tidak digunakannya jam belajar untuk
belajar atau mengerjakan tugas maka dapat menurunkan prestasi siswa dalam
belajar. Penggunaan waktu belajar di pagi hari kurang dimanfaatkan dengan
maksimal. Nomer 31 mean masih dibawah 3 mengindikasikan bahwa dengan
praktik untuk shift 2 belum tentu cepat selesai. Nomer 31 tentang siswa
bertanya kepada guru sudah melebihi dari 3, hal ini mengindikasikan bahwa
90
Tabel 39. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
28 Bertanya bila ada pekerjaan
yang saya belum mengerti. 0 22.2 22.2 55.7 3.33 4 4 0.83
29
Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.
0 25.9 25.9 48.2 3.22 3 4 0.85
31 Job lebih cepat selesai bila
dikerjakan di shift 2. 0 29.6 37.0 33.3 3.04 3 3 0.81
32
Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja
0 0 22.2 77.8 3.78 4 4 0.42
34 Tugas-tugas saya dapat
selesai sesuai tepat waktu. 0 40.7 29.6 29.6 2.89 3 2 0.85
35 Bila praktik pada shift 2 pagi
hari digunakan untuk belajar. 18.5 29.6 29.6 22.2 2.56 3 2 1.05
36 Setelah selesai praktik shift 2
langsung pulang ke rumah. 0 7.41 25.9 66.7 3.59 4 4 0.64
Pada kelas TP B juga masih yang belum memanfaatkan waktu yang
tersedia ketika masuk shift 2 paginya tidak digunakan untuk belajar pada
tabel 39 bahwasanya untuk item no 35 masih dibawah 3 dan itu berakibat
pada makin sedikitnya tugas sekolah yang dapat diselesaikan tepat waktu
seperti nomer 34 juga masih dibawah angka 3. Perlunya dorongan motivasi
dari guru maupun orang tua agar menggunakan waktu semaksimal mungkin
guna meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Pada tabel 40 juga mean
dari nomer 35 juga masih rendah perlunya arahan agar bisa memanfaatkan
waktu luangnya untuk belajar, mengerjakan tugas yang belum selesai atau
91
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa kelas TP C
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
28 Bertanya bila ada pekerjaan
yang saya belum mengerti. 0 10 40 50 3.4 3.5 4 0.68
29
Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.
0 15 40 45 3.3 3 4 0.73
31 Job lebih cepat selesai bila
dikerjakan di shift 2. 5 25 30 40 3.05 3 4 0.94
32
Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja
0 0 35 65 3.65 4 4 0.49
34 Tugas-tugas saya dapat selesai
sesuai tepat waktu. 0 10 35 55 3.45 4 4 0.69
35 Bila praktik pada shift 2 pagi
hari digunakan untuk belajar. 0 40 25 35 2.95 3 2 0.89
36 Setelah selesai praktik shift 2
langsung pulang ke rumah. 0 10 35 55 3.45 4 4 0.69
4. Evaluasi Product
Evaluasi product dilihat dari pengetahuan dan sikap siswa. Hasil
belajar siswa adalah product dari program pembelajaran yang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Product pembelajaran dalam
penelitian ini diukur menggunakan angket dan nilai praktik. Setiap
pembelajaran praktik mempunyai standart penilaian atau yang biasa disebut
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) siswa untuk mata pelajaran produktif
adalah 7,50. Pada ujian akhir pembelajaran praktik diadakan uji kompetensi
siswa yang dilakukan oleh (LSP-LMI) dalam penilaian uji kompetensi
92
Gambar 12. Diagram Aspek Product
Pada diagram product gambar 12 dari hasil penggunaan
pembelajaran praktik program 2 shift diketahui kelas TP A dan TP C
sudah dalam kategori sangat baik. Siswa mempunyai sikap keberanian
dalam menggunakan mesin dan mampu mengatasi kendala yang terjadi
ketika sedang dalam pembelajaran praktik. Siswa juga berani
mengutarakan argumennya bila terjadi kesalahan dalam pembelajaran.
Tabel 41. Distribusi Frekuensi Aspek product
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sangat Baik Baik Cukup Baik
12 9 0 11 16 0 13 6 1 F re ku ensi Kategori Evaluasi produk Kelas A Kelas B Kelas C
93
Tabel 42. Distribusi Frekuensi product kelas TP A
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 37
Dapat melakukan praktek sendiri tanpa bimbingan guru.
0 9.52 61.9 28.6 3.19 3 3 0.60 38 Bisa mengatur waktu antara
bermain dan belajar. 0 4.76 61.9 33.3 3.29 3 3 0.56 39 Kemampuan mengantisipasi
kecelakaan kerja. 0 0 57.1 42.7 3.43 3 3 0.51 40
Berani mengutarakan pendapat bila punya
argumen tentang pemesinan.
0 0 76.2 23.8 3.24 3 3 0.44
Dari tabel 42 rata rata siswa sudah berani melakukan praktek sendiri
tanpa adanya guru. Setelah lulus siswa diharapkan mampu melakukan
praktik sendiri agar bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
Tabel 43. Distribusi Frekuensi product kelas TP B
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 37
Dapat melakukan praktek sendiri tanpa bimbingan guru.
0 7.41 74.1 18.5 3.11 3 3 0.51 38 Bisa mengatur waktu antara
bermain dan belajar. 0 0 70.4 29.6 3.30 3 3 0.47 39 Kemampuan mengantisipasi
kecelakaan kerja. 0 0 66.7 33.3 3.33 3 3 0.48 40
Berani mengutarakan pendapat bila punya
argumen tentang pemesinan.
0 0 66.7 33.3 3.33 3 3 0.48
Dapat melakukan pekerjaan sendiri adalah hal yang ditujukan
kepada siswa, Dari tabel 43 sebanyak 74,1% siswa sudah mampu
melakukan pekerjaan praktik mandiri tanpa adanya guru. Kemampuan
dalam mempresentasikan tentang pemesinan dan memberikan solusi tentang
94
Tabel 44. Distribusi Frekuensi product kelas TP C
No Butir
Soal
Aspek yang Di Nilai
Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal
M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4
37 Dapat melakukan praktek
sendiri tanpa bimbingan guru. 0 10 55 35 3.25 3 3 0.64
38 Bisa mengatur waktu antara
bermain dan belajar. 0 0 55 45 3.45 3 3 0.51
39 Kemampuan mengantisipasi
kecelakaan kerja. 0 0 50 50 3.5 3.5 3 0.51
40
Berani mengutarakan pendapat bila punya argumen tentang pemesinan.
0 10 60 30 3.2 3 3 0.62
Dari hasil evaluasi siswa mampu melakukan praktik sendiri dan
mampu mengantisipasi kecelakaan kerja berada dalam kategori baik.
Namun pengukuran product bukan hanya itu saja, nilai hasil pembelajaran
praktik dan uji kompetensi siswa juga termasuk penilaian product. Hasil
belajar siswa adalah product dari program pembelajaran yang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) siswa untuk mata pelajaran produktif adalah 7,50. Dari nilai
pada pembelajaran praktik dapat di ketahui seperti di bawah ini.
a) Penilaian Akhir berdasarkan KKM
Gambar 13. Diagram Nilai Bubut
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Lulus Amat Baik
Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 22,10%
16,20%
61,80%
95
Pada pembelajaran praktik bubut nilai semua siswa sudah berada di
atas KKM dengan pengelopokan terbanyak lulus cukup yang berada
dikategori nilai 7,51-8,0 sebanyak 61,8 % sebanyak 42 siswa. Lulus dengan
kategori baik ada 16 % sebanyak 11 siswa. Lulus dengan kategori amat
baik ada 22,1 % sebanyak 15 siswa. Jadi untuk penilaian praktik bubut
siswa sudah dinyatakan lulus dan mampu menggunakan mesin bubut secar
individu
Gambar 14. Diagram Nilai Frais
Pada pembelajaran praktik Frais hanya ada 1 yang masih dibawah
KKM. 20,60% ada pada kategori lulus amat baik. 5,90% ada pada kategori
lulus baik, 72,10% pada kategori lulus cukup baik dan 1,5% belum lulus
karena masih dibawah nilai KKM.
0% 20% 40% 60% 80% Lulus Amat Baik
Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 20,60%
5,90%
72,10%
1,50%
96
Gambar 15. Diagram Nilai CNC
Pada pembelajaran praktik CNC jumlah kelulusan sudah berada di
atas nilai KKM. 17,60% berada pada kategori sangat baik,27,90% ada pada
kategori baik dan sisanya 54% ada pada kategori lulus cukup.
b) Penilaian berdasarkan kelulusan uji kompetensi.
Gambar 16. Diagram Nilai Uji Kompetensi Bubut
Pada penilaian uji kompetensi ini untuk praktik bubut sebanyak
85,30% lulus dan dnyatakan kompeten dalam bidang bubut. Sebanyak
14,70% dinyatakan belum kompeten. Pada tahun sebelumnya kelulusan uji
0% 20% 40% 60% Lulus Amat Baik
Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 17,60% 27,90% 54,40% 0% CNC 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kompeten Belum Kompeten 85,30% 14,70% Fr e ku e n si Interval UKP Bubut
97
kompetensi siswa 76,34% hal ini menunjukkan peningkatan kualitas
kelulusan.
Sedangkan pada uji kompetensi praktik Frais dapat dilihat dibawah
ini.
Gambar 17. Diagram Nilai Uji Kompetensi Bubut
Pada nilai uji kompetensi Frais sebanyak 66,20% dinyatakan
kompeten dan 33,80% dinyatakan belum kompeten. Tada tahun sebelumnya
jumlah kelulusan pada uju kompetensi fraiz sebanyak 36,36% sebelum
menggunakan program shif telah tejadi peningkatan setelah menggunakan
program 2 shift.
C. Pembahasan
Pembelajaran seharusnya direncanakan, dan dilaksanakan dengan baik
serta didukung dengan fasilitas yang memadai, sehingga dapat dicapai hasil
pembelajaran yang optimal. Sebuah pembelajaran dapat dipandang sebagai
kerangka berfikir untuk mencapai tujuan atau kompetensi tertentu. Adapun
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00%
Kompeten Belum Kompeten 66,20% 33,80% Fr e ku e n si Kategori UKP Fraiz
98
pembahasan hasil analisis evaluasi proses pembelajaran dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Evaluasi context
Hasil analisis tentang komponen context yaitu dukungan siswa dan
dukungan orang tua siswa terhadap pelaksanaan penggunaan program 2 shift
pada pembelajaran praktik permesinan masih dalam bentuk sumbangan
pemikiran, saran dan aturan. Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan
kepada siswa diperoleh: 59 siswa (86,8%) menyatakan selalu
mendukung/sangat baik,5 siswa (7,4%) pada kategori baik mendukung adanya
program 2 shift, (1,5%) 1 kadang-kadang / cukup baik, 3 siswa (4,4%) tidak
pernah/kurang baik.
Tabel 45. Evaluasi Context
Gambar 18. Diagram Evaluasi Context
0 20 40 60 Sangat Baik
Baik Cukup Baik Kurang Baik 59 5 1 3 Per sen tase Kategori Conteks
99
Hasil evaluasi context dari kelas TP A, TP B dan TP C sangat baik
dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak peran siswa dan guru
sangat penting untuk keberlangsungan jalannya program. Selain itu sekolah
juga diharapkan proaktif mempersiapkan diri menyongsong perubahan
technology yang semakin lama semakin berkembang. 2. Evaluasi input
a. Guru
Guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan yang
kedudukannya sebagai tenaga professional untuk pembentukan sumber
daya manusia yang potensial. Untuk dapat menjalankan peran tersebut
guru mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai guru
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya guru dituntut
memiliki kualifikasi kemampuan yang memadai, sehingga akan dihasilkan
guru-guru yang berkualitas. Pendidikan yang baik akan tercipta dari guru
berkualitas yang berhasil dalam mendidik siswa dan mengelola
pembelajaran.
Mutu guru adalah faktor utama untuk dapat meningkatkan kualitas
dari pembelajaran. Kemampuan dan keterampilan guru dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengelola pembelajaran akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.
Berdasarkan data dokumentasi dapat dinilai bahwa kualifikasi
Guru Teknik Pemesinan SMK Pangudi Luhur kelas 3 sudah/sesuai. Hal itu
100
pelajaran yang diajarkan yaitu Jurusan Teknik Mesin; (b) guru sudah
mengikuti berbagai macam pelatihan, sehingga meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan guru; (c) Guru sudah mempunyai pengalaman mengajar
yang cukup lama, sehingga seiring dengan itu keterampilan guru dalam
mengajar juga akan meningkat; Serta (d) guru telah bersertifikat sebagai
acecor dari Lembaga Sertifikasi Profesi- Logam Mesin Indonesia ( LSP-LMI)
b. Kerja Sama Siswa
Evaluasi kerja sama siswa diharapkan bagi peserta didik,
diharapkan mampu mengaplikasikan pendidikan yang telah didapat
sekolah bukan yang hanya berupa akademik, tetapi meningkatkan
kreativitas untuk beradaptasi dengan lingkungan melalui kerjasama antar
siswa sekelas. Bagi tenaga pengajar, diharapkan dapat mancapai hasil yang
optimal yaitu melalui pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
khususnya dalam penjalinan kerjasama satu sama lain.Penelusuran lebih
rinci lagi akan dibahas dibawah ini:
Tabel 46. Evaluasi Kerja Sama Siswa
Pada komponen kerja sama siswa pada tabel 46 dari 3 pernyataan
101
kategori cukup baik dan 2,9% pada kategori kurang baik. Pada butir no 8
tentang belajar kelompok masih sangat kurang dari semua kelas, untuk
kelas TP B saling membantu sesama teman juga masih sangat kurang hal
ini perlu ditingkatkan lagi upaya kedisiplinan dan upaya kegiatan yang
mengandung kerjasama siswa agar nantinya tidak ada lagi kerjasama siswa
yang di kategori kurang baik.
c. Fasilitas Pembelajaran Siswa
1) Kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik
Banyak faktor yang mempengaruhi process pembelajaran, satu
diantaranya adalah fasilitas pembelajaran siswa. Dalam Praktik pemesinan,
fasilitas belajar siswa sangat berperan penting untuk kelancaran
pembelajaran. Semakin lengkap fasilitas siswa, maka akan semakin lancar
process pembelajarannya. Pada indicator peralatan praktik dari ke 3 kelas
dapat dirinci dalam kategori sangat baik.
Tabel 47. Evaluasi Kelengkapan Peralatan
Hasil pengolahan instrument pada aspek kelengkapan peralatan
praktik, nilai mean dari komponenen ini berada di atas 3 dan dari jumlah
yang menjawab kategori sangat baik lebih dari 50% pada kategori baik ada
39,7% dan pada hasil kategori cukup baik ada 5,9% dari total semua
102
baik. Pada kelengkapan peralatan praktik terdapat mesin CNC beserta
Computer simulator CNC yang baru saja didatangkan dan akan menambah kelengkapan pelaratan dalam pembelajaran praktik.
Media pembelajaran saat praktik pemesinan dan CNC yang
meliputi job sheet, papan tulis beserta alat tulisnya serta computer dan
proyektor ketika sedang belajar praktik CNC. Bila hal tersebut tersedia
dengan baik maka process pembelajaran akan tercipta dengan baik juga.
2) Media pembelajaran dan jobshet
Media yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa,
menumbuhkan motivasi belajar, memudahkan penyampaian dan
penerimaan materi, mengefisienkan waktu, dan media yang dapat
membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya. Kemudahan siswa
dalam menggunakan fasilitas internet yang tersedia juga akan menambah
minat siswa dalam belajar.
Tabel 48. Evaluasi Media Pembelajaran
Penggunaan multi media oleh guru dalam penyampaian
pembelajaran perlu di tingkatkan agar nantinya siswa tidak ketinggalan
dengan teknologi pendidikan.kemudahansiswa untuk menggunakan buku
sumber belajar mata pelajaran hal ini perlu ditingkatkan agar siswa diberi
103
Untuk semua pada aspek ini sudah berada pada kategori sangat baik
karena memperoleh nilai 54,4%. Dengan dukungan dari guru dan berbagai
pihak seperti perpustakaan untuk memberi motifasi tentang minat siswa
untuk membaca.
3) Kondisi tempat Praktik
Tabel 49. Evaluasi Kondisi Tempat Praktik
Kondisi ruangan juga berpengaruh terhadap berlangsungnya
process pembelajaran. Ruangan yang bersih, tenang, nyaman, pencahayaan
yang baik dan sirkulasi udara yang bagus akan mempermudah siswa dalam
menyerap dan melaksanakan pembelajaran. Sebaliknya kondisi ruangan
yang kurang baik akan membuat process pembelajaran menjadi tidak
efektif. Tujuannya tidak lain agar terjadinya keberhasilan dalam process
belajar dan hasil belajar siswa yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Pada
aspek ini berada pada kategori baik 52,9%. Hal ini dikarenakan pada saat
pembelajaran praktik untuk shift 1 banyak yang merasakan kepanasan jadi
agak kurang maksimal dalam pembelajarannya. Pada aspek ini dapat jadi
masukan bagi sekolah agar mengupayakan peralatan pendingin seperti AC
agar nantinya siswa tidak merasakan kepanasan.
Dari hasil semua komponen input dengan populasi 3 kelas
104
Tabel 49. Evaluasi Input
Adapun grafik input seperti yang di bawah ini :
Gambar 19. Diagram Evaluasi Input
3. Evaluasi Process
Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi sesuatu yang sangat penting
dalam upaya menghasilkan product yang berkualitas. Evaluasi process pada
pembelajaran Mata Pelajaran Praktik pemesinan meliputi 3 faktor, yaitu
program pembelajaran, cara penilaian, dan partisipasi belajar siswa.
a. Peran Guru dalam pembelajaran
Untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru seyogyanya
melakukan banyak hal dalam menilai siswanya. Dengan menguasai materi
pembelajaran dengan baik, memahami karakteristik dan kebutuhan siswa serta
0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%
Sangat Baik Baik Cukup Baik 55,9% 36,8% 7,4% Pe rse n tas e Kategori Input
105
mengembangkan kepribadian keprofesionalannya.Guru juga harus membekali
diri dengan berbagai materi paling mutakhir dari berbagai sumber. Pada
penelitian ini terbukti peran guru dalam pembelajaran praktik pemesinan
sudah baik namun perlu peningkatan agar tidak tertinggal dari yang lainnya.
Tabel 51. Evaluasi Peran Guru Dalam Pembelajaran
Sebanyak 42 % siswa menyatakan peran guru dalam pembelajaran sangat
baik, hanya 5,9 % siswa yang menyatakan kurang baik. Dalam pembelajaran
guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas.
Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan
dengan kiprah para guru.
b. Metode Pembelajaran Praktik
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
membantu process belajar sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Metode pembelajaran mempunyai kaitan dalam pengorganisasian isi materi,
penyampaian materi, dan pengelolaan kegiatan belajar yang dilaksanakan
untuk mendukung efisiensi waktu dan efektifitas pembelajaran. Dalam memilih
metode pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa aspek. metode
pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan materi, kompetensi dan
106
Tabel 52. Evaluasi Metode Pembelajaran Praktik
Pemilihan metode haruslah yang mendukung keaktifan siswa dalam
pembelajarannya agar process pembelajarannya lebih efektif dalam hal
keaktifan, dan lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Strategi
pembelajaran yang menyenangkan merupakan strategi yang dapat
menciptakan proses belajar yang efektif. Dengan suasana yang menyenangkan
maka siswa menjadi lebih mudah menyerap materi pelajaran. Untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan dapat dilakukan dengan
memberikan intermezo atau humor.
Hasil analisis menunjukkan bahwa metode pembelajaran sangat baik,
hal ini membuktikan bahwa peran guru dalam pembelajaran di kelas dapat
memberikan pembelajaran walau harus ditingkatkan lagi untuk dapat
mingikuti perkembangan kurikulum yang berlaku.
c. Partisipasi Belajar Siswa
Pembelajaran akan lebih berhasil apabila memandang siswa sebagai
subjek. Sebagai subjek, partisipasi siswa dalam pembelajaran menjadi suatu
hal yang penting. Keaktifan siswa akan muncul apabila ada kesadaran
menjadikan pelajaran menjadi suatu kebutuhan. Saat siswa sadar akan
kebutuhannya maka siswa akan bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan
107
membangkitkan motivasi siswa, bahwa pembelajaran bukan hanya untuk
pemenuhan nilai saja, melainkan lebih dari itu. Pengalaman dan materi
belajar akan bermanfaat bagi kehidupan siswa.
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar. Oleh karenanya motivasi belajar mempunyai
peranan yang penting dalam mendukung keberhasilan process pembelajaran.
Motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi tumbuh dari dalam diri
seseorang.Dalam pembelajaran, guru adalah seseorang yang bertugas untuk
menumbuhkan motivasi siswa. Dengan tumbuhnya motivasi siswa, maka
akan memunculkan semangat untuk belajar. Siswa yang mempunyai motivasi
yang kuat akan selalu bersemangat dalam melaksanakan semua kegiatan
belajar. Pada soal no 35 untuk (Bila praktik pada shift 2 pagi hari digunakan
untuk belajar) masih tergolong rendah. Hal ini mungkin dapat berguna bagi
pihak sekolah khususnya guru konseling untuk memberikan pengertian
kepada siswa untuk belajar di pagi hari sebelum masuk ke shift siang.
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa partisipasi
belajar siswa kelas TP A- TP C ada pada kategori sangat baik.
Tabel 53. Evaluasi Partisipasi Siswa
Hanya saja untuk pernyataan tentang Bila praktik pada shift 2 pagi
108
berguna semisal untuk istirahat atau belajar. Dalam pernyataan ini dapat
digunakan untuk masukan sekolah, agar pihak guru dapat memberikan
motivasi untuk dapat digunakan belajar / mengerjakan tugas yang belum
terselasaikan.
Dari semua komponen pada indikator Process dapat dikategorikan
sangat baik. Walaupun sudah ada pada kategori sangat baik namun harus
tetap ada perbaikan agar dapat lebih baik lagi.
Tabel 54. Evaluasi Process
Berikut merupakan diagram untuk evaluasi proses pembelajaran
praktik dengan program 2 shift :
Gambar 20. Diagram Aspek proses
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Sangat Baik Baik Cukup Baik 55,90% 36,80% 7,40% Per sen tase Kategori Proses
109
4. Evaluasi Product
Penilaian terhadap product mempunyai peranan dalam memberikan
gambaran tentang keberhasilan program pembelajaran. Dalam melakukan
penilaian product dapat diperoleh dari hasil belajar siswa. Hasil belajar
merupakan cerminan dari kemampuan yang telah diperoleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran praktik. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa pada akhir diadakan uji kompetensi. Bila dalam uji
kompensi lulus akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh
(LSP-LMI). Pada uji kompetensi telah terjadi peningkatan kelulusan setelah
menggunakan program 2 shift.
Evaluasi product yang dinilai baik, sesungguhnya merupakan
cerminan dari keberhasilan komponen suatu program. Keberhasilan product
tidak selalu dipengaruhi oleh keberhasilan semua komponen pembelajaran.
Bahkan keberhasilan beberapa komponen atau keberhasilan dari hanya satu
komponen saja dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan product
suatu program. Komponen yang dapat memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan product suatu program diantaranya komponen context, input,
dan process.
Komponen yang diteliti dalam penelitian ini adalah komponen
context, input dan process. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa keberhasilan product program pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
110
dikarenakan adanya keterbatasan dalam penelitian. Penjabaran dari instrumen
dibuat berdasarkan teori pendukung yang mengacu hanya pada tujuan yang
ingin diteliti.Sehingga tidak semua komponen, aspek, dan indikator yang
berpengaruh dalam program pembelajaran, diukur oleh peneliti.
5. Keefektifan Program Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengolahan instrumen, maka dapat dibuat tabel
mengenai hasil keefektifan dari masing-masing komponen pembelajaran
pada tiap kelas, yaitu:
Tabel 55. Hasil Evaluasi Komponen-Komponen Program Pembelajaran
No Komponen Kategori
1 Context Sangat baik
2 Input Sangat baik
3 Process Sangat baik
4 Product Baik
Memperhatikan tabel diatas, maka dapat diberi kesimpulan tentang
seberapa efektif program pembelajaran Mata Pelajaran Praktik pemesinan
berdasarkan persyaratan yang telah disusun di Bab III sudah sangat efektif.
Hal itu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu program
mempunyai 3 komponen yang ada pada kategori sangat baik. Ketiga
komponen itu adalah komponen context, input dan process. Sedangkan
111
6. Hubungan Antara Input, Process, dan Product Pembelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait dan mendukung satu
sama lain, yang dikelola secara terpadu agar mencapai tujuan
pembelajaran. Secara sederhana, komponen pembelajaran mencakup tiga
hal pokok, yaitu input, process, dan product pembelajaran. Keberhasilan
suatu program pembelajaran (product) akan ditentukan oleh kualitas
input, dan process. Oleh karenanya tiga komponen tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh.
Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia kuantitas atau pun kualitasnya demi berlangsungnya suatu process. Evaluasi input belajar
mengajar dalam penelitian ini difokuskan pada kualitas guru, siswa dan
ketersediaan peralatan dalam pembelajaran praktik. Fasilitas belajar adalah
segala kelengkapan yang diperlukan untuk digunakan sebagai pendukung
kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar. Kelancaran proses
pembelajaran tergantung pada ketersediaan guru dan fasilitas belajarnya
yang akan menciptakan kualitas belajaryang positif pada hasil belajar
siswa.
Process didalam pembelajaran mencakup segala kegiatan belajar mengajar di kelas dengan tujuan terjadi perubahan tingkah laku dan
pengetahuan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut sangat
112
lingkungan yang dapat dikelola secara utuh dan terpadu. Seorang guru
harus mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan,
melaksanakan, dan mengelola pembelajaran secara efektif. Hal itu ditandai
dengan seorang guru yang menguasai materi, serta mampu menggunakan
program dan media yang inovatif.Selanjutnya pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang membuat siswa terlibat aktif dalam setiap
kegiatan belajar.Kualitas process pembelajaran yang baik akan mendukung
pencapaian tujuan belajar menjadi lebih baik.
Product atau hasil belajar adalah product dari suatu program pembelajaran.Hasil belajar merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan
yang dicapai siswa dalam process belajarnya. Hasil belajar perlu diukur
untuk mengetahui bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran, sehingga
dapat dilakukan evaluasi.
Input, process, dan product adalah sebuah sistem yang utuh dalam sebuah program. Dengan ketersediaan input fasilitas yang memadai, maka
dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik juga dapat diperoleh
dengan pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan didukung oleh kualitas
fasilitas yang baik. Semua input dan process dalam pembelajaran di
sekolah tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu dari product