• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data berfungsi untuk menggambarkan sumber data yang ada

dilapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi

sehingga memperoleh gambaran tentang program pembelajaran praktik 2

Shift yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran dan realitas pembelajaran yang terjadi maka selanjutnya dapat

dilakukan program evaluasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran seorang guru

dituntut untuk mempunyai kualifikasi akademik minimum S1, dan latar

belakang pendidikan yang sesuai dengan yang diajarkan. Prasyarat tersebut

tentu akan mempermudah guru dalam hal penguasaan materi pelajaran.

Kemudian untuk mengembangkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan

mengikuti pelatihan. Dengan ditambah dengan pengalaman mengajar, maka

kesemuanya itu akan membantu meningkatkan kemampuan guru dalam

mempersiapkan, melaksanakan, mengelola proses pembelajaran, serta

mengevaluasi hasil belajar. Oleh karenanya penting untuk mengetahui

kualifikasi dari guru Praktik pemesinan agar proses pembelajaran dapat

berlangsung lebih baik.

Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian evaluasi. Penelitian

(2)

62

pemesinan Jurusan Teknik Mesin SMK Pangudi Luhur Muntilan. Kelas ini

terbagi menjadi 3, yaitu kelas TP A, TP B dan TP C. Praktik pemesinan

dilaksanakan 1 kali seminggu dengan alokasi waktu 9 jam pelajaran

dilakukan di bengkel pemesinan kelas XII. Dalam proses praktiknya untuk

shift 1 dilakukan dari jam 07.00-14.30, sedangkan untuk shift 2 dilakukan mulai jam 15.00-22.00. Untuk kelas XII TPA, pembelajaran dilaksanakan

pada hari kamis dalam 1 kelas dibagi menjadi dua yang pertama masuk shift

pagi dan yang kedua masuk shift siang,sedangkan untuk kelas TPB hari

jum’at dan TPC hari sabtu pembagiannya sama separuh masuk shift pagi dan separuh masuk shift siang.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan instrumen kepada

siswa. Untuk melakukan evaluasi terhadap program maka perlu dilaksanakan

secara sistemik, dimulai dari context, input, process, dan product. Instrumen

diambil menggunakan angket dan dokumentasi. Selanjutnya pembahasan

dilakukan pada tiap bagian sesuai dengan rumusan masalah dan model

evaluasi yang digunakan.

1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci

lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi. Konteks evaluasi ini membantu

merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh

program, dan merumuskan tujuan program. Tetapi dalam penelitian ini

(3)

63

semisal dukungan orang tua terhadap pembelajaran praktik malam, keamanan

lingkungan sekolah untuk praktik di malam hari.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi masukan adalah kemampuan awal sumber daya yang masuk

dan kemampuan tempat pelaksana untuk mengolah bahan mentah dalam

kaitannya untuk menunjang program. Evaluasi masukan membantu mengatur

keputusan, menentukan sumber - sumber yang ada, alternatif apa yang

diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur

kerja untuk mencapainya (Eko Putro Widoyoko, 2011 : 182). Pada komponen

input penelitian mengenai kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik, media pembelajaran yang digunakan dan kondisi tempat praktik.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sejauh mana rencana

telah diterapkan dan komponen-komponen apa yang perlu diperbaiki.

Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di

dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pada komponen ini

peran guru dalam pembelajaran, metode pembelajarannya dan partisipasi

siswa dalam pembelajaran.

4. Evaluasi Produk/Hasil (Product Evaluation)

Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk

mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasar data yang didapatkan dari hasil evaluasi, diharapkan dapat

(4)

64

sebuah gambaran tentang keberhasilan siswa dalam melaksanakan

pembelajaran praktik, nilai dan sikap siswa terhadap guru mulai terlihat

antara yang baik dan tidak.

B. Analisis Data dan Deskriptif Data

1. Evaluasi context

Komponen context diukur menggunakan daya dukung siswa dan

orang tua siswa terhadap program yang telah dilaksanakan. Daya dukung

terhadap penggunaan program 2 shift, bila semua komponen mendungkung

terhadap program ini maka akan memberikan dukungan yang berakibat

tercapainya tujuan program.

Gambar 4. Diagram Aspek Context

Melihat dari hasil pengukuran berdasarkan diagram diatas dapat

diketahai sangat baik. Bila dinyatakan dalam bentuk tabel frekuensi dan

presentase tiap kelas dapat dilihat dibawah ini:

0 5 10 15 20 25

Sangat Baik Baik Cukup Baik

18 1 2 24 2 1 17 2 1 Fr e ku e n si Kategori

Context

Kelas A Kelas B

(5)

65

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Aspek context

Berdasarkan Tabel 7 kelas TP A dan TP B mempunyai hasil diatas 50

% ada pada kategori sangat baik. Namun demikian masih terdapat beberapa

indicator Context yang belum maksimal dapat ditelusuri melalui tabel berikut

ini.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

1 Mendukung dengan adanya program 2 shift. 0 9.52 9.5 80.1 3.71 4 4 0.64 2 Orang tua mendukung adanya program 2 shift. 0 19.05 14.3 66.7 3.48 4 4 0.81 3 Mendukung bila di kelas 2 ditetapkan program 2 shift. 4.76 4.76 19.1 71.4 3.57 4 4 0.81

4 Keamanan lingkungan mendukung untuk pembelajaran praktik 2 shift. 0 14.29 38.1 47.6 3.33 3 4 0.73

Diketahui tabel 9 bahwa mean dari masing-masing butir soal pada

aspek context relatif sama. Median dari masing-masing butir soal ada pada angka 4, artinya bahwa nilai tengah aspek fasilitas pembelajaran siswa ada pada kategori baik. Kemudian modusnya adalah angka 4, mengandung pengertian bahwa sebagian besar siswa menyatakan dukungan terhadap

(6)

66

program 2 shift yang dilaksanakannya. Hal tersebut juga bias dilihat melalui setiap kelas untuk mengetahui kekurangannya dan kelebihannya.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

1 Mendukung dengan adanya

program 2 shift. 0 3.70 3.70 92.6 3.9 4 4 0.42 2 Orang tua mendukung adanya program 2 shift. 0 0 14.8 85.2 3.9 4 4 0.36 3 Mendukung bila di kelas 2

ditetapkan program 2 shift. 0 11.11 3.70 85.2 3.7 4 4 0.66 4

Keamanan lingkungan mendukung untuk

pembelajaran praktik 2 shift.

0 18.52 22.2 59.7 3.4 4 4 0.80

Dengan memperhatikan tabel 10 bahwasannya mean dari tiap butir

jawaban responden siswa relatif sama diatas 3,4 dan mean tertinggi 3,9 dalam

hal ini mengandung pengertian yang sangat baik. Sedangkan modusnya 4

mengandung pengertian bahwasannya mendukung adanya program.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Aspek Context Kelas TP C

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 1 Mendukung dengan

adanya program 2 shift. 5 0 5 90 3.8 4 4 0.70 2 Orang tua mendukung

adanya program 2 shift. 0 5 15 80 3.75 4 4 0.55 3 Mendukung bila di kelas 2

ditetapkan program 2 shift. 5 20 5 70 3.4 4 4 0.99 4 Keamanan lingkungan mendukung untuk pembelajaran praktik 2 shift. 0 5 25 70 3.65 4 4 0.59

Berdasarkan tabel 11 pada tingkat daya dukung pada table diatas dapat

(7)

67

penggunaan program 2 shift semua yang berkaitan saling mendukung

jalannya program.

2. Evaluasi Input

Evaluasi input pada program praktik 2 shift dimaksudkan untuk

mengetahui kesiapan yang dilakukan guru dan siswa. Adapun komponen

input proses belajar mengajar diukur menggunakan 3 komponen : a. Guru

Responden dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran praktik

pemesinan di SMK Pangudi Luhur Muntilan. Guru yang mengajar praktik

kelas XII jurusan teknik pemesinan sejumlah 4 orang dengan sistem team

teaching. Tingkat pendidikan guru sudah S1. Selanjutnya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan pelatihan guru dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 12. Guru beserta Latar Belakang Pendidikannya

No Nama Latar belakang

pendidikan Pelatihan Pengalaman mengajar 1 Y. Prasetyo Budi Riswan,S.Pd S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta  3 Bulan pelatihan di ATMI surakarta  Uji kompetensi BP. Dikjur semarang  Sertifikasi asesor (LSP-LMI) 22 Tahun

2 IG. Priyo budi santoso,S.Pd

S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta

 Uji sertifikasi Teknik  Sertifikasi asesor

(8)

68 3 Antonius cahyono,ST S1 TeknikMesin Universitas Sarjana wiyata Yogyakarta

 Uji sertifikasi Teknik  Pelatihan CNC BP Dikjur Semarang  Sertifikasi asesor (LSP-LMI 10 Tahun 4 R. Setiyawan,S.Pd S1 universitas Negeri Yogyakarta

 CNC solo tecno part  Pelatihan CNC BP Dikjur Semarang  Pelatihan Solidwork Mastercam Pemograman CNC 1,5 Tahun

Data Tabel 12 dapat dikategorikan bahwa guru kelas XII teknik

pemesinan SMK Pangudi Luhur Muntilan dalam kategori baik. Hal ini dapat

dilihat dari lamanya mengajar dan pengalaman mengikuti pelatihan bahkan

sudah mendapatkan sertifikat sebagai acesor uji kompetensi dari (LSP LMI)

telah didapatkan. Dengan ini SMK Pangudi Luhur Muntilan memiliki

harapan besar baik untuk kemajuan sekolah maupun kemajuan peningkatan

kompetensi guru. Sekolah juga mengharapkan agar kompetensi guru dari

waktu ke waktu mengalami peningkatan.

b. Kerja sama siswa

Hubungan kerjasama antarsiswa dalam sekolah merupakan suatu

bentuk interaksi kerjasama yang mengkaitkan keterlibatan siswa dalam

lingkungan yang lebih besar, yang nantinya dapat melatih keterlibatan siswa

dalam kehidupan. Hubungan pertemanan satu dengan yang lainnya dalam

mengerjakan tugas kelompok. Pada komponen ini di ukur dengan 4

(9)

69

Gambar 5. Diagram Aspek Kerja Sama Siswa

Melihat bentangan gambar 5 dari ketiga kelas dapat dijelaskan

bahwasannya dalam jawaban sangat baik berada pada kelas TP B yaitu 14

siswa, kelas TP A dengan 11 siswa, kelas TP C dengan 8 siswa. Sedangkan

dalam jawaban kategori baik kelas TP A 5 siswa TP B dan C

masing-masing 6 siswa. Untuk kategori cukup baik kelas TP B 6 siswa, kelas TP A

dan C dengan 5 siswa. Sedangkan untuk jawaban kurang baik dijawab kelas

TP B dan C yaitu masing-masing 1 siswa.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Aspek Kerja Sama Siswa

0 2 4 6 8 10 12 14

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 11 5 5 0 14 6 6 1 8 6 5 1 F re k u en s i Kategori Kerjasama Siswa Kelas A Kelas B Kelas C

(10)

70

Berdasarkan tabel 13 kesiapan siswa terhadap program program 2

shift untuk kelas TP A mempunyai frekuensi dan presentase tertinggi dalam

kategori sangat baik. Dengan data tertinggi dapat dinyatakan dalam

menghadapi pembelajaran praktik dengan program 2 shift sangat antusias.

Pada kelas TP C dari semua kelas berada pada paling bawah dalam hal ini

perlu adanya motivasi terhadap siswa guna memperbaiki kerja sama antar

siswa. Namun demikian masih terdapat beberapa aspek input pembelajaran

yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi belajar, yaitu dapat

ditelusuri pada tabel berikut:

Tabel 14. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

5 Saling membantu sesama

teman. 0 23.8 42.86 33.3 3.10 3 3 0.77

6 datang sebelum jam

masuk ptaktek. 0 4.76 33.33 61.0 3.57 4 4 0.60

8 Belajar kelompok antar

siswa. 0 38.1 33.33 28.5 2.90 3 2 0.83

Berdasarkan tabel 14 untuk kelas TP A untuk belajar kelompok antar

siswa masih kurang berada pada angka 2.9 dengan persentase skor 38,10% .

namun kedisiplinan siswa sudah sangat baik dengan kehadiran sebelum jam

praktik dimulai.

Tabel 15. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa Kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

5 Saling membantu sesama

(11)

71

6 datang sebelum jam

masuk ptaktek. 0 3.70 18.52 77.78 3.74 4 4 0.53

8 Belajar kelompok antar

siswa. 3.70 40.7 29.63 25.93 2.78 3 2 0.89

Distribusi tendensi sentral aspek kerja sama siswa tabel 15 kelas TP B juga masih sama untuk bagian belajar kelompok antar siswa masih kurang dan untuk kekompakan siswanya juga masih kurang antara satu dengan yang lainnya. Dalam item ini guru seharusnya memberikan motivasitentang pentingnya belajar kelompok.

Tabel 16. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP C No

Butir Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

5 Saling membantu sesama

teman. 0 25 45 30 3.05 3 3 0.76

6 datang sebelum jam masuk

ptaktek. 0 10 15 75 3.65 4 4 0.67

8 Belajar kelompok antar

siswa. 0 50 25 25 2.75 2.5 2 0.85

Dalam kerjasama siswa setelah melihat daftar tabel 16 diketahui

pada belajar kelompok antar siswa masih kurang hal ini dapat diketahui

melalui mean pada item soal no 8 masih dibawah standart karena masih

kurang dari 3 seperti kelas yang lainnya. Pada pernyataan ini kelas TP C ada

di paling yang rendah.

c. Fasilitas Praktik

Fasilitas yang dimaksud adalah segala kelengkapan yang digunakan

sebagai pendukung kelancaran dan pelaksanaan proses pembelajaran praktik

meliputi kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik, Media

(12)

72

peralatan yang baik dan memadai maka dalam proses pembelajaran akan

dirasa tercukupi.

1) Kelengkapan peralatan untuk praktik

Fasilitas pembelajaran siswa diukur menggunakan 3 pertanyaan

dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang dinilai dari faktor ini

adalah kondisi mesin praktik, dan kondisi peralatan praktik. Pada jurusan

bengkel teknik tiap tingkatan mempunyai ruangan sendiri- sendiri, untuk

kelas XII mesin dan peralatan yang digunakan banyak yang baru karena

pada akhirnya digunakan untuk uji kompetensi siswa jadi harus sesuai SOP.

Berikut adalah gambar diagram batang Kelengkapan peralatan untuk praktik

untuk kelas TPA, TPB, TPC :

Gambar 6. Diagram Aspek Peralatan Praktik

Berdasarkan gambar 6 diagram kelengkapan peralatan praktik dari

ketiga kelas banyak yang menyebutkan dalam posisi sangat baik. Namun

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Sangat Baik Baik Cukup Baik 12 8 1 12 15 0 13 4 3 F re ku ensi Kategori Perlengkapan Peralatan Kelas A Kelas B

(13)

73

demikian masih terdapat beberapa aspek yang belum sesuai dengan upaya

peningkatan prestasi belajar, yaitu dapat ditelusuri pada tabel berikut :

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Aspek Peralatan Praktik

Berdasrkan tabel 17 Frekuensi aspek peralatan praktik tersebut

menunjukkan bahwasannya peralatan yang digunakan dalam pembelajaran

praktik sangat baik. Namun dengan berkembangnya teknologi tidak menutup

kemungkinan untuk memperbaikinya lagi sehingga pada penggunaannya

tidak kalah dari yang lain dan nantinya di dunia industri sudah tau cara

pengoperasiannya.

(14)

74

Melihat tabel 18 dari hasil jawaban siswa kelas TP A dilihat dari

rata2 ketiga aspek mean dari tiap jawaban sudah berada di atas 3

menunjukkan kategori baik.

Tabel 19. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Peralatan Praktik Kelas TP B

Sama seperti halnya kelas lain bahwa dari hasil aspek yang diteliti

dari tiap item jawaban tabel 19, Mean menunjukkan besaran di atas 3 dan

modus yang sering keluar 3 hal ini dapat dinyatakan bahwasannya tiap aspek

dalam kondisi baik.

Tabel 20. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Peralatan Praktik Kelas TP C

Pada tabel 20 pada no 9 dan 10 berada median dan modus pada

(15)

75

kategori sangat baik. Dengan peralatan yang baik dan proses pembelajaran

yang baik akan baik pula yang dihasilkan

2) Media Pembelajaran dan JobSheet

Media pembelajaran dan job sheet diukur menggunakan 4 pertanyaan

dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang dinilai dari faktor ini adalah

kondisi kelengkapaan media pembelajaran, dan kondisi media pembelajaran.

Berikut adalah gambar diagram batang fasilitas pembelajaran siswa untuk

kelas TPA, TPB dan TPC :

Gambar 7. Diagram AspekMedia Pembelajaran dan Job Sheet

Melihat diagram gambar 7 dapat diketahui kelas TP A untuk

jawaban sangat baik berada paling banyak dengan frekuensi 14. Posisi

kedua di ikuti kelas TP B dengan jumlah frekuensi 13 lalu di urutan terkhir

ada pada kelas TP C dengan frekuensi 10. Menunjukkan bahwasannya

dalam media belajar sudah tersedia dengan baik.

0 2 4 6 8 10 12 14

Sangat Baik Baik Cukup

14 6 1 13 13 1 10 7 3 F re ku ensi Kategori

Media Pembelajaran dan Jobshet

Kelas A Kelas B Kelas C

(16)

76

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Aspek Media Pembelajaran dan Job Sheet.

Berdasarkan tabel 21 distribusi frekuensi pembelajaran dan job sheet

kelas TP A menyebutkan penyediaan media pembelajaran seperti buku

panduan untuk praktik, lembar kerja jobsheet sudah sangat baik. Dengan

kategori sangat baik harus selalu memperhatikan kebutuhan siswa disaat

sedang pembelajaran praktik. Dari tiga kelas berikut hal-hal yang perlu

dibenai dan diperhatikan.

Tabel 22. Distribusi frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

12 Ketersediaan jobshet saat

sedang praktik. 0 15 50 35 3.2 3 3 0.70 13

Ketersediaan media

pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll).

0 20 50 30 3.1 3 3 0.72

14

Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).

0 0 55 45 3.4

5 3 3 0.51 15

kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.

0 10 70 20 3.1 3 3 0.55

Dengan melihat tabel 22 distribusi frekuensi pada aspek media

pembelajaran dan jobsheet untuk kelas TPA pada kategori baik karena Mean

(17)

77

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

12 Ketersediaan jobshet saat

sedang praktik. 0 0 66.6 33.33 3.33 3 3 0.48 13

Ketersediaan media

pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll).

0 3.70 77.7 18.52 3.15 3 3 0.46

14

Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).

0 0 55.5 44.44 3.44 3 3 0.51

15

kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.

0 25.9 59.2 14.81 2.89 3 3 0.64

Melihat data tabel 23 yang ada pada aspek media pembelajaran dari

ketersediaan job sheet, ketersediaan media pembelajaran seperti halnya (

papan tulis, penghapus, dll) dan buku sebagai sumber belajar pada kategori

baik. Namun untuk pernyataan no 15 harus diperhatikan agar siswa diberikan

pelayanan yang baik disaat peminjaman buku pembelajaran.

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran dan Job Sheet kelas TP C

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

12 Ketersediaan jobshet saat

sedang praktik. 0 9.52 42.8 47.62 3.38 3 4 0.67 13 Ketersediaan media pembelajaran. (papan tulis, penghapus, dll). 0 14.29 57.1 28.57 3.14 3 3 0.65 14

Ketersediaan media dalam pembelajaran CNC (Proyektor,komputer,dll).

0 0 38.1 61.90 3.62 4 4 0.50

15

kemudahan siswa untuk menggunakan buku sumber belajar mata pelajaran.

0 19.05 66.6 14.29 2.95 3 3 0.59

Distribusi frekuensi pada tabel 24 soal no 12 & 14 angka yang sering

(18)

78

diatas angka 3. Akan tetapi mean dari no 15 massih berada dibawah 3 untuk

kelas ini perlu peningkatan pelayanan peminjaman buku. Ketersediaan

proyektor dalam setiap pembelajaan juga tersedi dengan baik. Sama dengan

kelas lainnya dalam kemudahan siswa meminjam buku pembelajaran disaat

sedang praktik masih belum terlayani dengan baik.

3) Kondisi tempat Praktik

Kondisi tempat praktik diukur dengan 2 pertanyaan. Berikut adalah

gambar diagram batang fasilitas pembelajaran siswa untuk kelas TPA, TPB

danTPC :

Gambar 8. Diagram Kondisi Tempat Praktik

Gambar 8 diagram Distribusi frekuensi Kondisi tempat praktik sudah

pada kategori baik. Dengan kategori baik memberikan kenyamanan siswa

untuk belajar di ruang praktik hingga lama. Sehingga siswa tidak merasa

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Sangat Baik Baik Cukup Baik

8 11 2 8 18 1 10 7 3 F re ku ensi Kategori

Kondisi Tempat Praktik

Kelas A Kelas B Kelas C

(19)

79

jenuh di saat sedang belajar. Hanya beberapa siswa yang menyatakan kondisi

tempat praktik cukup baik.

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Aspek Kondisi Tempat Praktik

NO KATEGORI RENTANG SKOR

FREKUENSI PRESENTASE ( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 6,50 8 8 10 38,1 30 50 38,1 29,6 50 2 Baik 5,50 < X ≤ 6,50 11 18 7 52,4 67 35 90,5 96,3 85 3 Cukup Baik 4,50 < X ≤ 5,50 2 1 3 9,52 3,7 15 100 100 100 4 Kurang Baik 3,50 < X ≤ 4,50 0 0 0 100 100 100

Presentase kategori kondisi tempat praktik siswa pada program

program 2 shift pada pembelajaran praktik untuk kelas TP C pada tabel 25

sebanyak 50 % berada dalam kategori baik. Namun demikian masih terdapat

beberapa aspek yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi

belajar, yaitu dapat ditelusuri pada tabel berikut.

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi Tempat Praktik Kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

16 Kebersihan ruang praktik. 0 20 40 40 3.2 3 4 0.77

17 Kenyamanan ruang praktik

untuk praktikshift 2. 0 0 55 45 3.45 3 3 0.51

Identifikasi pada aspek kondisi tempat praktik kelas TP A setelah di

(20)

80

sebesar 3, mode ( Mo) 4 dan 3. Kebersihan tempat dan kenyamanan saat

praktik pada shift 2 juga terjaga dengan baik. Ketertiban siswa dalam

mengelola tempat praktik dan membuang sampah pada tempatnya yang

menjadi tanggung jawab siswa juga terlaksana dengan baik.

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi tempat Praktik kelas TP B No Butir Soal Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 16 Kebersihan ruang praktik. 0 7.41 70.37 22.22 3.15 3 3 0.53 17 Kenyamanan ruang praktek untuk praktek shift 2. 0 0 74.07 25.93 3.26 3 3 0.45

Melihat tabel 27 untuk kelas TP B bahwasannya mean (M) dari

aspek kondisi tempat praktik sudah berada di atas angka 3. Kondisi tempat

praktik biasanya juga akan berpengaruh dengan kenyamanan belajar siswa.

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentral Aspek Kondisi tempat Praktik kelas TP C

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 16 Kebersihan ruang praktik. 0 9.52 57.1 33.33 3.24 3 3 0.62 17 Kenyamanan ruang praktek untuk praktek

shift 2.

0 0 71.4 28.57 3.29 3 3 0.46

Sama seperti halnya dengan kels TP A dan TP B besaran dari mean

(M) di tabel 28 berada di atas 3, berarti mengenai kondisi tempat praktik

sudah berada pada kategori baik dan mengindikasikan pada saat

(21)

81

3. Evaluasi Process

Proses pembelajaran berhubungan dengan aktivitas guru dan siswa

disaat pembelajaran di kelas. Angket process pembelajaran diukur

menggunakan 19 pertanyaan dalam instrumen kuisioner. Indikator utama yang

dinilai dari faktor ini adalah peran guru dalam pembelajaran, program

pembelajaran,dan partisipasi belajar siswa. Berikut adalah gambar diagram

batang process pembelajaran untuk kelas TPA, TPB, TPC :

a. Peran Guru Dalam Pembelajaran

Gambar 9. Diagram Peran Guru Dalam Pembelajaran

Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa sebesaran frekuensi

untuk pada kategori sangat baik dari kelas A sampai C menunjukkan 29

siswa menunjukkan sangat baik, 27 siswa menunjukkan baik, 8 siswa

menujukkan cukup baik, 4 siswa menunjukkan kurang baik. Berikut

merupakan distribusi frekuensi guru dalam pembelajaran praktik.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 11 8 1 1 4 16 6 1 14 3 1 2 F re ku ens i Kategori

Peran Guru dalam Pembelajaran

Kelas A Kelas B Kelas C

(22)

82

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai Pendidik,

Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, Pembaharu (Inovator), Model

dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong Kretivitas. Guru adalah faktor

penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas. Sehingga

berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan

kiprah para guru.

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Aspek Peran Guru Dalam Pembelajaran

NO KATEGORI RENTANG SKOR

FREKUENSI PRESENTASE( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 16,25 11 4 14 52,4 15 70 52,38 14,81 70 2 Baik 13,75 < X ≤ 16,25 8 16 3 38,1 59 15 90,48 74,07 85 3 Cukup Baik 11,25 < X ≤ 13,75 1 6 1 4,76 22 5 95,24 96,3 90 4 Kurang Baik 8,75 < X ≤ 11,25 1 1 2 4,76 3,7 10 100 100 100

Tampak pada tabel 29 untuk kelas TP C menunjukkan bahwa pada

peran guru dalam pembelajaran ada pada kategori sangat baik. Kelas TP B

memperoleh 15 % (4 siswa) berada pada posisi sangat baik. Dari ketiga

kelas juga masih ada jawaban kurang baik hal ini ada yang belum sesuai

yang di inginkan siswa. Namun demikian masih terdapat beberapa aspek

yang belum sesuai dengan upaya peningkatan prestasi belajar. Melihat tabel

30 mean paling rendah ada pada no 18 dengan angka 3,1. Pada dasarnya

dengan mean sudah diatas 3 merupakan kategori baik. Pada saat

pembelajaran guru juga sering menciptakan suasana menyenangkan dan

(23)

83

Tabel 30. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam Pembelajaran kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4 18

Guru membawa buku pegangan dalam Pembelajaran praktek (CNC,Bubut, Frais).

0 14.29 33.33 52.38 3.38 4 4 0.74

19

Guru menciptakan suasana menyenangkan saat pembelajaran.

0 19.05 52.38 28.57 3.10 3 3 0.70

20 Guru memberi motivasi

kepada siswa. 0 4.76 47.62 47.62 3.43 3 3 0.60

21

Siswa diperbolehkan menggunakan buku panduan disaat praktek.

4.8 23.81 28.57 42.86 3.10 3 4 0.94

22 Penyampaian materi untuk

praktek sangat jelas. 0 19.05 33.33 47.62 3.29 3 4 0.78

Tabel 31. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam Pembelajaran kelas TP B

Melihat tabel 31 kelas TP B mean dari no 18 masih dibawah dari 3

dengan presentase skor 44,4 % guru dalam mengajar jarang membawa buku

pegangan. Guru juga jarang menciptakan suasanan menyenankan di kelas.

Saat penyampaian materi terkadang dirasa kurang jelas perlu adanya

penjelasan yang lebih agar siswa benar – benar tau apa yang sedang di

(24)

84

Tabel 32. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Peran Guru Dalam PembelajaranKelas TP C

Dengan melihat tabel 32 aspek peran guru dalam pembelajaran pada

kelas TP C menurut siswa guru kurang memberikan motivasi ke siswa. Mean

(M) dari jawaban siswa tiap butir soal sudah berada diatas 3 dengan kategori

baik. Pada butir nomer 18 guru juga selalu membawa buku sebagai refrensi

dalam setiap pembelajaran.

b. Program Pembelajaran Praktik

Dalam penyampaian pembelajaran guru sudah ada pedoman dalam

menyampaikan kepada murid, agar murid dapat mengerti dengan mudah apa

yang disampaikan guru. Beragam metode pembelajaran dan cara sering

digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa. Guru juga harus

mengawasi murid disaat pembelajaran berlangsung untuk menciptakan

interaksi guru dan murid sehingga bisa mengetahui siswa yang terampil dan

yang tidak. Dengan meningkatnya aktifitas belajar dan kemandirian siswa akan

(25)

85

Gambar 10. Diagram Aspek Program Pembelajaran Praktik

Melihat diagram gambar 10 dari keseluruhan siswa dengan jumlah 51

siswa menyatakan program pembelajaran praktik berada sangat baik.

Sedangkan 11 siswa menyatakan pada posisi baik dan 5 siswa menyatakan

pada posisi cukup baik.

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Aspek Program pembelajaran Praktik

NO NO KATEGORI RENTANG SKOR FREKUENSI PRESENTASE ( % ) FREKUENSI KOMULATIF ( % ) A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 13 15 21 15 75 78 75 75 77,78 75 2 Baik 11 < X ≤ 13 3 5 3 15 19 15 90 96,3 90 3 Cukup Baik 9 < X ≤ 11 2 1 2 10 3,7 10 100 100 100 4 Kurang Baik 7 < X ≤ 9 0 0 0 100 100 100

Tabel 33 tentang program pembelajaran praktik dari semua kelas

untuk jawaban dalam kategori sangat baik sudah 75 %. Dapat dipastikan

0 5 10 15 20 25

Sangat Baik Baik Cukup Baik 15 3 2 21 5 1 15 3 2 F re ku ensi Kategori

Metode Pembelajaran Praktik

Kelas A Kelas B Kelas C

(26)

86

pembelajaran praktik dengan menggunakan program 2 shift sudah sangat

baik. Dalam mengajari praktik kepada siswa sudah tepat sesuai dengan buku.

Namun hal yang harus perlu ditingkatkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

untuk setiap kelasnya.

Tabel 34. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP A

Memperhatikan tabel 33 mean (M) paling rendah 3,05 dan paling

tinggi 3,67modus yang sering keluar juga berada pada angka 4. Dengan mean

sudah berada diatas 3 berari sudah baik dalam pembelajaran praktik.

Tabel 35. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

24 Guru memantau muridnya

yang sedang praktek. 0 14.8 33.3 51.85 3.37 4 4 0.74

25 Guru tepat dalam mengajari

praktek kepada muridnya. 0 3.70 59.3 37.04 3.33 3 3 0.55

26

Penilaian job praktik sudah sesuai dengan sesuai prosedur.

0 0 25.9 74.07 3.74 4 4 0.45

27 Memperhatikan disaat guru

(27)

87

Dari jawaban kelas TP B pada tabel 35 siswa menilai pembelajaran

praktik yang di ajarkan kepada mereka sudah sesuai dengan keinginan dari

siswa. Dalam mengajari pembelajaran praktik serta penilaian dari hasil

praktik sudah sesuai yang di inginkan.

Tabel 36. Distribusi frekuensi Tendensi Sentral Program Pembelajaran Praktik Kelas TP C

Tabel 36 untuk kelas TP C mean (M) dari aspek program

pembelajaran praktik sudah berada di atas angka 3. Dengan demikian pada

aspek ini dapat dikategorikan sudah baik.

c. Partisipasi Siswa

Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal

perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam pembelajaran.

Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan

keberhasilan pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan

(28)

88

Gambar 11. Diagram Aspek Partisipasi Belajar Siswa

Dengan melihat diagram gambar 11 sebanyak 50 siswa berada pada

kategori sangat baik, 13 siswa pada kategori cukup baik, 5 siswa berada pada

kategori cukup baik.Dengan ini mengindikasikan bahwa siswa selalu

berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Kelas TP B 21 siswa diketahui ada

pada kategori sangat baik hanya ada 1 siswa yang menyatakan ada pada

kategori cukup baik. Berikut ini merupakan hasil distribusi frekuensinya dari

kelas TP A, TP B,TP C :

Tabel 37. Distribusi Frekuensi Partisipasi Siswa

NO KATEGORI RENTANG SKOR

FREKUENSI PRESENTASE ( % ) KOMULATIF ( % ) FREKUENSI

A B C A B C A B C 1 Sangat Baik X > 22,75 14 21 15 66,7 78 75 66,67 77,78 75 2 Baik 19,25 < X ≤ 22,75 5 5 3 23,8 19 15 90,48 96,3 90 3 Cukup Baik 15,75 < X ≤ 19,25 2 1 2 9,52 3,7 10 100 100 100 4 Kurang Baik 12,25 < X ≤ 15,75 0 0 0 100 100 100 0 5 10 15 20 25

Sangat Baik Baik Cukup Baik 14 5 2 21 5 1 15 3 2 F re ku ensi Kategori Partisipasi Siswa Kelas A Kelas B Kelas C

(29)

89

Hasil instrument dari tabel 37 menunjukan partisipasi siswa sudah ada

pada kategori sangat baik.

Tabel 38. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa Kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4

28 Bertanya bila ada pekerjaan

yang saya belum mengerti. 0 33.3 28.6 38.1 3.05 3 4 0.86 29

Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.

0 14.3 23.8 61.9 3.48 4 4 0.75

31 Job lebih cepat selesai bila

dikerjakan di shift 2. 0 38.1 28.6 33.3 2.95 3 2 0.86

32

Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja

0 9.5 14.3 76.2 3.67 4 4 0.66

34 Tugas-tugas saya dapat selesai

sesuai tepat waktu. 0 19.1 52.4 28.6 3.10 3 3 0.70

35 Bila praktik pada shift 2 pagi

hari digunakan untuk belajar. 9.5 42.9 23.8 23.8 2.62 2 2 0.97

36 Setelah selesai praktik shift 2

langsung pulang ke rumah. 4.76 14.3 4.8 76.2 3.52 4 4 0.93

Memperhatikan tabel 38 bahwa mean nomer 35 berada di bawah 3

banyak dari siswa yang tidak menggunakan waktu luang sebelum masuk

pada shift 2 untuk belajar. Dengan tidak digunakannya jam belajar untuk

belajar atau mengerjakan tugas maka dapat menurunkan prestasi siswa dalam

belajar. Penggunaan waktu belajar di pagi hari kurang dimanfaatkan dengan

maksimal. Nomer 31 mean masih dibawah 3 mengindikasikan bahwa dengan

praktik untuk shift 2 belum tentu cepat selesai. Nomer 31 tentang siswa

bertanya kepada guru sudah melebihi dari 3, hal ini mengindikasikan bahwa

(30)

90

Tabel 39. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

28 Bertanya bila ada pekerjaan

yang saya belum mengerti. 0 22.2 22.2 55.7 3.33 4 4 0.83

29

Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.

0 25.9 25.9 48.2 3.22 3 4 0.85

31 Job lebih cepat selesai bila

dikerjakan di shift 2. 0 29.6 37.0 33.3 3.04 3 3 0.81

32

Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja

0 0 22.2 77.8 3.78 4 4 0.42

34 Tugas-tugas saya dapat

selesai sesuai tepat waktu. 0 40.7 29.6 29.6 2.89 3 2 0.85

35 Bila praktik pada shift 2 pagi

hari digunakan untuk belajar. 18.5 29.6 29.6 22.2 2.56 3 2 1.05

36 Setelah selesai praktik shift 2

langsung pulang ke rumah. 0 7.41 25.9 66.7 3.59 4 4 0.64

Pada kelas TP B juga masih yang belum memanfaatkan waktu yang

tersedia ketika masuk shift 2 paginya tidak digunakan untuk belajar pada

tabel 39 bahwasanya untuk item no 35 masih dibawah 3 dan itu berakibat

pada makin sedikitnya tugas sekolah yang dapat diselesaikan tepat waktu

seperti nomer 34 juga masih dibawah angka 3. Perlunya dorongan motivasi

dari guru maupun orang tua agar menggunakan waktu semaksimal mungkin

guna meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Pada tabel 40 juga mean

dari nomer 35 juga masih rendah perlunya arahan agar bisa memanfaatkan

waktu luangnya untuk belajar, mengerjakan tugas yang belum selesai atau

(31)

91

Tabel 40. Distribusi Frekuensi Tendensi Sentra Partisipasi siswa kelas TP C

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

28 Bertanya bila ada pekerjaan

yang saya belum mengerti. 0 10 40 50 3.4 3.5 4 0.68

29

Senang mendiskusikan dengan teman bila ada job yang belum dimengerti.

0 15 40 45 3.3 3 4 0.73

31 Job lebih cepat selesai bila

dikerjakan di shift 2. 5 25 30 40 3.05 3 4 0.94

32

Waktu sedang praktik memperhatikan keselamatan kerja

0 0 35 65 3.65 4 4 0.49

34 Tugas-tugas saya dapat selesai

sesuai tepat waktu. 0 10 35 55 3.45 4 4 0.69

35 Bila praktik pada shift 2 pagi

hari digunakan untuk belajar. 0 40 25 35 2.95 3 2 0.89

36 Setelah selesai praktik shift 2

langsung pulang ke rumah. 0 10 35 55 3.45 4 4 0.69

4. Evaluasi Product

Evaluasi product dilihat dari pengetahuan dan sikap siswa. Hasil

belajar siswa adalah product dari program pembelajaran yang dapat

dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Product pembelajaran dalam

penelitian ini diukur menggunakan angket dan nilai praktik. Setiap

pembelajaran praktik mempunyai standart penilaian atau yang biasa disebut

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) siswa untuk mata pelajaran produktif

adalah 7,50. Pada ujian akhir pembelajaran praktik diadakan uji kompetensi

siswa yang dilakukan oleh (LSP-LMI) dalam penilaian uji kompetensi

(32)

92

Gambar 12. Diagram Aspek Product

Pada diagram product gambar 12 dari hasil penggunaan

pembelajaran praktik program 2 shift diketahui kelas TP A dan TP C

sudah dalam kategori sangat baik. Siswa mempunyai sikap keberanian

dalam menggunakan mesin dan mampu mengatasi kendala yang terjadi

ketika sedang dalam pembelajaran praktik. Siswa juga berani

mengutarakan argumennya bila terjadi kesalahan dalam pembelajaran.

Tabel 41. Distribusi Frekuensi Aspek product

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Sangat Baik Baik Cukup Baik

12 9 0 11 16 0 13 6 1 F re ku ensi Kategori Evaluasi produk Kelas A Kelas B Kelas C

(33)

93

Tabel 42. Distribusi Frekuensi product kelas TP A

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 37

Dapat melakukan praktek sendiri tanpa bimbingan guru.

0 9.52 61.9 28.6 3.19 3 3 0.60 38 Bisa mengatur waktu antara

bermain dan belajar. 0 4.76 61.9 33.3 3.29 3 3 0.56 39 Kemampuan mengantisipasi

kecelakaan kerja. 0 0 57.1 42.7 3.43 3 3 0.51 40

Berani mengutarakan pendapat bila punya

argumen tentang pemesinan.

0 0 76.2 23.8 3.24 3 3 0.44

Dari tabel 42 rata rata siswa sudah berani melakukan praktek sendiri

tanpa adanya guru. Setelah lulus siswa diharapkan mampu melakukan

praktik sendiri agar bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Tabel 43. Distribusi Frekuensi product kelas TP B

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

Mean Me d ian Mo d u s SD 1 2 3 4 37

Dapat melakukan praktek sendiri tanpa bimbingan guru.

0 7.41 74.1 18.5 3.11 3 3 0.51 38 Bisa mengatur waktu antara

bermain dan belajar. 0 0 70.4 29.6 3.30 3 3 0.47 39 Kemampuan mengantisipasi

kecelakaan kerja. 0 0 66.7 33.3 3.33 3 3 0.48 40

Berani mengutarakan pendapat bila punya

argumen tentang pemesinan.

0 0 66.7 33.3 3.33 3 3 0.48

Dapat melakukan pekerjaan sendiri adalah hal yang ditujukan

kepada siswa, Dari tabel 43 sebanyak 74,1% siswa sudah mampu

melakukan pekerjaan praktik mandiri tanpa adanya guru. Kemampuan

dalam mempresentasikan tentang pemesinan dan memberikan solusi tentang

(34)

94

Tabel 44. Distribusi Frekuensi product kelas TP C

No Butir

Soal

Aspek yang Di Nilai

Persentase Berdasarkan Skor Tiap Butir Soal

M ea n M ed ian M o d u s SD 1 2 3 4

37 Dapat melakukan praktek

sendiri tanpa bimbingan guru. 0 10 55 35 3.25 3 3 0.64

38 Bisa mengatur waktu antara

bermain dan belajar. 0 0 55 45 3.45 3 3 0.51

39 Kemampuan mengantisipasi

kecelakaan kerja. 0 0 50 50 3.5 3.5 3 0.51

40

Berani mengutarakan pendapat bila punya argumen tentang pemesinan.

0 10 60 30 3.2 3 3 0.62

Dari hasil evaluasi siswa mampu melakukan praktik sendiri dan

mampu mengantisipasi kecelakaan kerja berada dalam kategori baik.

Namun pengukuran product bukan hanya itu saja, nilai hasil pembelajaran

praktik dan uji kompetensi siswa juga termasuk penilaian product. Hasil

belajar siswa adalah product dari program pembelajaran yang dapat

dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) siswa untuk mata pelajaran produktif adalah 7,50. Dari nilai

pada pembelajaran praktik dapat di ketahui seperti di bawah ini.

a) Penilaian Akhir berdasarkan KKM

Gambar 13. Diagram Nilai Bubut

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Lulus Amat Baik

Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 22,10%

16,20%

61,80%

(35)

95

Pada pembelajaran praktik bubut nilai semua siswa sudah berada di

atas KKM dengan pengelopokan terbanyak lulus cukup yang berada

dikategori nilai 7,51-8,0 sebanyak 61,8 % sebanyak 42 siswa. Lulus dengan

kategori baik ada 16 % sebanyak 11 siswa. Lulus dengan kategori amat

baik ada 22,1 % sebanyak 15 siswa. Jadi untuk penilaian praktik bubut

siswa sudah dinyatakan lulus dan mampu menggunakan mesin bubut secar

individu

Gambar 14. Diagram Nilai Frais

Pada pembelajaran praktik Frais hanya ada 1 yang masih dibawah

KKM. 20,60% ada pada kategori lulus amat baik. 5,90% ada pada kategori

lulus baik, 72,10% pada kategori lulus cukup baik dan 1,5% belum lulus

karena masih dibawah nilai KKM.

0% 20% 40% 60% 80% Lulus Amat Baik

Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 20,60%

5,90%

72,10%

1,50%

(36)

96

Gambar 15. Diagram Nilai CNC

Pada pembelajaran praktik CNC jumlah kelulusan sudah berada di

atas nilai KKM. 17,60% berada pada kategori sangat baik,27,90% ada pada

kategori baik dan sisanya 54% ada pada kategori lulus cukup.

b) Penilaian berdasarkan kelulusan uji kompetensi.

Gambar 16. Diagram Nilai Uji Kompetensi Bubut

Pada penilaian uji kompetensi ini untuk praktik bubut sebanyak

85,30% lulus dan dnyatakan kompeten dalam bidang bubut. Sebanyak

14,70% dinyatakan belum kompeten. Pada tahun sebelumnya kelulusan uji

0% 20% 40% 60% Lulus Amat Baik

Lulus Baik Lulus Cukup Belum Lulus 17,60% 27,90% 54,40% 0% CNC 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kompeten Belum Kompeten 85,30% 14,70% Fr e ku e n si Interval UKP Bubut

(37)

97

kompetensi siswa 76,34% hal ini menunjukkan peningkatan kualitas

kelulusan.

Sedangkan pada uji kompetensi praktik Frais dapat dilihat dibawah

ini.

Gambar 17. Diagram Nilai Uji Kompetensi Bubut

Pada nilai uji kompetensi Frais sebanyak 66,20% dinyatakan

kompeten dan 33,80% dinyatakan belum kompeten. Tada tahun sebelumnya

jumlah kelulusan pada uju kompetensi fraiz sebanyak 36,36% sebelum

menggunakan program shif telah tejadi peningkatan setelah menggunakan

program 2 shift.

C. Pembahasan

Pembelajaran seharusnya direncanakan, dan dilaksanakan dengan baik

serta didukung dengan fasilitas yang memadai, sehingga dapat dicapai hasil

pembelajaran yang optimal. Sebuah pembelajaran dapat dipandang sebagai

kerangka berfikir untuk mencapai tujuan atau kompetensi tertentu. Adapun

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00%

Kompeten Belum Kompeten 66,20% 33,80% Fr e ku e n si Kategori UKP Fraiz

(38)

98

pembahasan hasil analisis evaluasi proses pembelajaran dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Evaluasi context

Hasil analisis tentang komponen context yaitu dukungan siswa dan

dukungan orang tua siswa terhadap pelaksanaan penggunaan program 2 shift

pada pembelajaran praktik permesinan masih dalam bentuk sumbangan

pemikiran, saran dan aturan. Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan

kepada siswa diperoleh: 59 siswa (86,8%) menyatakan selalu

mendukung/sangat baik,5 siswa (7,4%) pada kategori baik mendukung adanya

program 2 shift, (1,5%) 1 kadang-kadang / cukup baik, 3 siswa (4,4%) tidak

pernah/kurang baik.

Tabel 45. Evaluasi Context

Gambar 18. Diagram Evaluasi Context

0 20 40 60 Sangat Baik

Baik Cukup Baik Kurang Baik 59 5 1 3 Per sen tase Kategori Conteks

(39)

99

Hasil evaluasi context dari kelas TP A, TP B dan TP C sangat baik

dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak peran siswa dan guru

sangat penting untuk keberlangsungan jalannya program. Selain itu sekolah

juga diharapkan proaktif mempersiapkan diri menyongsong perubahan

technology yang semakin lama semakin berkembang. 2. Evaluasi input

a. Guru

Guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan yang

kedudukannya sebagai tenaga professional untuk pembentukan sumber

daya manusia yang potensial. Untuk dapat menjalankan peran tersebut

guru mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai guru

bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya guru dituntut

memiliki kualifikasi kemampuan yang memadai, sehingga akan dihasilkan

guru-guru yang berkualitas. Pendidikan yang baik akan tercipta dari guru

berkualitas yang berhasil dalam mendidik siswa dan mengelola

pembelajaran.

Mutu guru adalah faktor utama untuk dapat meningkatkan kualitas

dari pembelajaran. Kemampuan dan keterampilan guru dalam

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengelola pembelajaran akan

berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.

Berdasarkan data dokumentasi dapat dinilai bahwa kualifikasi

Guru Teknik Pemesinan SMK Pangudi Luhur kelas 3 sudah/sesuai. Hal itu

(40)

100

pelajaran yang diajarkan yaitu Jurusan Teknik Mesin; (b) guru sudah

mengikuti berbagai macam pelatihan, sehingga meningkatkan kemampuan

dan pengetahuan guru; (c) Guru sudah mempunyai pengalaman mengajar

yang cukup lama, sehingga seiring dengan itu keterampilan guru dalam

mengajar juga akan meningkat; Serta (d) guru telah bersertifikat sebagai

acecor dari Lembaga Sertifikasi Profesi- Logam Mesin Indonesia ( LSP-LMI)

b. Kerja Sama Siswa

Evaluasi kerja sama siswa diharapkan bagi peserta didik,

diharapkan mampu mengaplikasikan pendidikan yang telah didapat

sekolah bukan yang hanya berupa akademik, tetapi meningkatkan

kreativitas untuk beradaptasi dengan lingkungan melalui kerjasama antar

siswa sekelas. Bagi tenaga pengajar, diharapkan dapat mancapai hasil yang

optimal yaitu melalui pemahaman terhadap karakteristik peserta didik

khususnya dalam penjalinan kerjasama satu sama lain.Penelusuran lebih

rinci lagi akan dibahas dibawah ini:

Tabel 46. Evaluasi Kerja Sama Siswa

Pada komponen kerja sama siswa pada tabel 46 dari 3 pernyataan

(41)

101

kategori cukup baik dan 2,9% pada kategori kurang baik. Pada butir no 8

tentang belajar kelompok masih sangat kurang dari semua kelas, untuk

kelas TP B saling membantu sesama teman juga masih sangat kurang hal

ini perlu ditingkatkan lagi upaya kedisiplinan dan upaya kegiatan yang

mengandung kerjasama siswa agar nantinya tidak ada lagi kerjasama siswa

yang di kategori kurang baik.

c. Fasilitas Pembelajaran Siswa

1) Kelengkapan peralatan dan mesin untuk praktik

Banyak faktor yang mempengaruhi process pembelajaran, satu

diantaranya adalah fasilitas pembelajaran siswa. Dalam Praktik pemesinan,

fasilitas belajar siswa sangat berperan penting untuk kelancaran

pembelajaran. Semakin lengkap fasilitas siswa, maka akan semakin lancar

process pembelajarannya. Pada indicator peralatan praktik dari ke 3 kelas

dapat dirinci dalam kategori sangat baik.

Tabel 47. Evaluasi Kelengkapan Peralatan

Hasil pengolahan instrument pada aspek kelengkapan peralatan

praktik, nilai mean dari komponenen ini berada di atas 3 dan dari jumlah

yang menjawab kategori sangat baik lebih dari 50% pada kategori baik ada

39,7% dan pada hasil kategori cukup baik ada 5,9% dari total semua

(42)

102

baik. Pada kelengkapan peralatan praktik terdapat mesin CNC beserta

Computer simulator CNC yang baru saja didatangkan dan akan menambah kelengkapan pelaratan dalam pembelajaran praktik.

Media pembelajaran saat praktik pemesinan dan CNC yang

meliputi job sheet, papan tulis beserta alat tulisnya serta computer dan

proyektor ketika sedang belajar praktik CNC. Bila hal tersebut tersedia

dengan baik maka process pembelajaran akan tercipta dengan baik juga.

2) Media pembelajaran dan jobshet

Media yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa,

menumbuhkan motivasi belajar, memudahkan penyampaian dan

penerimaan materi, mengefisienkan waktu, dan media yang dapat

membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya. Kemudahan siswa

dalam menggunakan fasilitas internet yang tersedia juga akan menambah

minat siswa dalam belajar.

Tabel 48. Evaluasi Media Pembelajaran

Penggunaan multi media oleh guru dalam penyampaian

pembelajaran perlu di tingkatkan agar nantinya siswa tidak ketinggalan

dengan teknologi pendidikan.kemudahansiswa untuk menggunakan buku

sumber belajar mata pelajaran hal ini perlu ditingkatkan agar siswa diberi

(43)

103

Untuk semua pada aspek ini sudah berada pada kategori sangat baik

karena memperoleh nilai 54,4%. Dengan dukungan dari guru dan berbagai

pihak seperti perpustakaan untuk memberi motifasi tentang minat siswa

untuk membaca.

3) Kondisi tempat Praktik

Tabel 49. Evaluasi Kondisi Tempat Praktik

Kondisi ruangan juga berpengaruh terhadap berlangsungnya

process pembelajaran. Ruangan yang bersih, tenang, nyaman, pencahayaan

yang baik dan sirkulasi udara yang bagus akan mempermudah siswa dalam

menyerap dan melaksanakan pembelajaran. Sebaliknya kondisi ruangan

yang kurang baik akan membuat process pembelajaran menjadi tidak

efektif. Tujuannya tidak lain agar terjadinya keberhasilan dalam process

belajar dan hasil belajar siswa yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Pada

aspek ini berada pada kategori baik 52,9%. Hal ini dikarenakan pada saat

pembelajaran praktik untuk shift 1 banyak yang merasakan kepanasan jadi

agak kurang maksimal dalam pembelajarannya. Pada aspek ini dapat jadi

masukan bagi sekolah agar mengupayakan peralatan pendingin seperti AC

agar nantinya siswa tidak merasakan kepanasan.

Dari hasil semua komponen input dengan populasi 3 kelas

(44)

104

Tabel 49. Evaluasi Input

Adapun grafik input seperti yang di bawah ini :

Gambar 19. Diagram Evaluasi Input

3. Evaluasi Process

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi sesuatu yang sangat penting

dalam upaya menghasilkan product yang berkualitas. Evaluasi process pada

pembelajaran Mata Pelajaran Praktik pemesinan meliputi 3 faktor, yaitu

program pembelajaran, cara penilaian, dan partisipasi belajar siswa.

a. Peran Guru dalam pembelajaran

Untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru seyogyanya

melakukan banyak hal dalam menilai siswanya. Dengan menguasai materi

pembelajaran dengan baik, memahami karakteristik dan kebutuhan siswa serta

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%

Sangat Baik Baik Cukup Baik 55,9% 36,8% 7,4% Pe rse n tas e Kategori Input

(45)

105

mengembangkan kepribadian keprofesionalannya.Guru juga harus membekali

diri dengan berbagai materi paling mutakhir dari berbagai sumber. Pada

penelitian ini terbukti peran guru dalam pembelajaran praktik pemesinan

sudah baik namun perlu peningkatan agar tidak tertinggal dari yang lainnya.

Tabel 51. Evaluasi Peran Guru Dalam Pembelajaran

Sebanyak 42 % siswa menyatakan peran guru dalam pembelajaran sangat

baik, hanya 5,9 % siswa yang menyatakan kurang baik. Dalam pembelajaran

guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas.

Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan

dengan kiprah para guru.

b. Metode Pembelajaran Praktik

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk

membantu process belajar sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Metode pembelajaran mempunyai kaitan dalam pengorganisasian isi materi,

penyampaian materi, dan pengelolaan kegiatan belajar yang dilaksanakan

untuk mendukung efisiensi waktu dan efektifitas pembelajaran. Dalam memilih

metode pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa aspek. metode

pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan materi, kompetensi dan

(46)

106

Tabel 52. Evaluasi Metode Pembelajaran Praktik

Pemilihan metode haruslah yang mendukung keaktifan siswa dalam

pembelajarannya agar process pembelajarannya lebih efektif dalam hal

keaktifan, dan lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Strategi

pembelajaran yang menyenangkan merupakan strategi yang dapat

menciptakan proses belajar yang efektif. Dengan suasana yang menyenangkan

maka siswa menjadi lebih mudah menyerap materi pelajaran. Untuk

menciptakan suasana yang menyenangkan dapat dilakukan dengan

memberikan intermezo atau humor.

Hasil analisis menunjukkan bahwa metode pembelajaran sangat baik,

hal ini membuktikan bahwa peran guru dalam pembelajaran di kelas dapat

memberikan pembelajaran walau harus ditingkatkan lagi untuk dapat

mingikuti perkembangan kurikulum yang berlaku.

c. Partisipasi Belajar Siswa

Pembelajaran akan lebih berhasil apabila memandang siswa sebagai

subjek. Sebagai subjek, partisipasi siswa dalam pembelajaran menjadi suatu

hal yang penting. Keaktifan siswa akan muncul apabila ada kesadaran

menjadikan pelajaran menjadi suatu kebutuhan. Saat siswa sadar akan

kebutuhannya maka siswa akan bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan

(47)

107

membangkitkan motivasi siswa, bahwa pembelajaran bukan hanya untuk

pemenuhan nilai saja, melainkan lebih dari itu. Pengalaman dan materi

belajar akan bermanfaat bagi kehidupan siswa.

Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar. Oleh karenanya motivasi belajar mempunyai

peranan yang penting dalam mendukung keberhasilan process pembelajaran.

Motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi tumbuh dari dalam diri

seseorang.Dalam pembelajaran, guru adalah seseorang yang bertugas untuk

menumbuhkan motivasi siswa. Dengan tumbuhnya motivasi siswa, maka

akan memunculkan semangat untuk belajar. Siswa yang mempunyai motivasi

yang kuat akan selalu bersemangat dalam melaksanakan semua kegiatan

belajar. Pada soal no 35 untuk (Bila praktik pada shift 2 pagi hari digunakan

untuk belajar) masih tergolong rendah. Hal ini mungkin dapat berguna bagi

pihak sekolah khususnya guru konseling untuk memberikan pengertian

kepada siswa untuk belajar di pagi hari sebelum masuk ke shift siang.

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa partisipasi

belajar siswa kelas TP A- TP C ada pada kategori sangat baik.

Tabel 53. Evaluasi Partisipasi Siswa

Hanya saja untuk pernyataan tentang Bila praktik pada shift 2 pagi

(48)

108

berguna semisal untuk istirahat atau belajar. Dalam pernyataan ini dapat

digunakan untuk masukan sekolah, agar pihak guru dapat memberikan

motivasi untuk dapat digunakan belajar / mengerjakan tugas yang belum

terselasaikan.

Dari semua komponen pada indikator Process dapat dikategorikan

sangat baik. Walaupun sudah ada pada kategori sangat baik namun harus

tetap ada perbaikan agar dapat lebih baik lagi.

Tabel 54. Evaluasi Process

Berikut merupakan diagram untuk evaluasi proses pembelajaran

praktik dengan program 2 shift :

Gambar 20. Diagram Aspek proses

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Sangat Baik Baik Cukup Baik 55,90% 36,80% 7,40% Per sen tase Kategori Proses

(49)

109

4. Evaluasi Product

Penilaian terhadap product mempunyai peranan dalam memberikan

gambaran tentang keberhasilan program pembelajaran. Dalam melakukan

penilaian product dapat diperoleh dari hasil belajar siswa. Hasil belajar

merupakan cerminan dari kemampuan yang telah diperoleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran praktik. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa pada akhir diadakan uji kompetensi. Bila dalam uji

kompensi lulus akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh

(LSP-LMI). Pada uji kompetensi telah terjadi peningkatan kelulusan setelah

menggunakan program 2 shift.

Evaluasi product yang dinilai baik, sesungguhnya merupakan

cerminan dari keberhasilan komponen suatu program. Keberhasilan product

tidak selalu dipengaruhi oleh keberhasilan semua komponen pembelajaran.

Bahkan keberhasilan beberapa komponen atau keberhasilan dari hanya satu

komponen saja dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan product

suatu program. Komponen yang dapat memberikan pengaruh terhadap

keberhasilan product suatu program diantaranya komponen context, input,

dan process.

Komponen yang diteliti dalam penelitian ini adalah komponen

context, input dan process. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa keberhasilan product program pembelajaran dapat dipengaruhi oleh

(50)

110

dikarenakan adanya keterbatasan dalam penelitian. Penjabaran dari instrumen

dibuat berdasarkan teori pendukung yang mengacu hanya pada tujuan yang

ingin diteliti.Sehingga tidak semua komponen, aspek, dan indikator yang

berpengaruh dalam program pembelajaran, diukur oleh peneliti.

5. Keefektifan Program Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengolahan instrumen, maka dapat dibuat tabel

mengenai hasil keefektifan dari masing-masing komponen pembelajaran

pada tiap kelas, yaitu:

Tabel 55. Hasil Evaluasi Komponen-Komponen Program Pembelajaran

No Komponen Kategori

1 Context Sangat baik

2 Input Sangat baik

3 Process Sangat baik

4 Product Baik

Memperhatikan tabel diatas, maka dapat diberi kesimpulan tentang

seberapa efektif program pembelajaran Mata Pelajaran Praktik pemesinan

berdasarkan persyaratan yang telah disusun di Bab III sudah sangat efektif.

Hal itu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu program

mempunyai 3 komponen yang ada pada kategori sangat baik. Ketiga

komponen itu adalah komponen context, input dan process. Sedangkan

(51)

111

6. Hubungan Antara Input, Process, dan Product Pembelajaran

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah suatu sistem yang

terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait dan mendukung satu

sama lain, yang dikelola secara terpadu agar mencapai tujuan

pembelajaran. Secara sederhana, komponen pembelajaran mencakup tiga

hal pokok, yaitu input, process, dan product pembelajaran. Keberhasilan

suatu program pembelajaran (product) akan ditentukan oleh kualitas

input, dan process. Oleh karenanya tiga komponen tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh.

Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia kuantitas atau pun kualitasnya demi berlangsungnya suatu process. Evaluasi input belajar

mengajar dalam penelitian ini difokuskan pada kualitas guru, siswa dan

ketersediaan peralatan dalam pembelajaran praktik. Fasilitas belajar adalah

segala kelengkapan yang diperlukan untuk digunakan sebagai pendukung

kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar. Kelancaran proses

pembelajaran tergantung pada ketersediaan guru dan fasilitas belajarnya

yang akan menciptakan kualitas belajaryang positif pada hasil belajar

siswa.

Process didalam pembelajaran mencakup segala kegiatan belajar mengajar di kelas dengan tujuan terjadi perubahan tingkah laku dan

pengetahuan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut sangat

(52)

112

lingkungan yang dapat dikelola secara utuh dan terpadu. Seorang guru

harus mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan,

melaksanakan, dan mengelola pembelajaran secara efektif. Hal itu ditandai

dengan seorang guru yang menguasai materi, serta mampu menggunakan

program dan media yang inovatif.Selanjutnya pembelajaran yang baik

adalah pembelajaran yang membuat siswa terlibat aktif dalam setiap

kegiatan belajar.Kualitas process pembelajaran yang baik akan mendukung

pencapaian tujuan belajar menjadi lebih baik.

Product atau hasil belajar adalah product dari suatu program pembelajaran.Hasil belajar merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan

yang dicapai siswa dalam process belajarnya. Hasil belajar perlu diukur

untuk mengetahui bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran, sehingga

dapat dilakukan evaluasi.

Input, process, dan product adalah sebuah sistem yang utuh dalam sebuah program. Dengan ketersediaan input fasilitas yang memadai, maka

dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mendukung kelancaran

proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik juga dapat diperoleh

dengan pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan didukung oleh kualitas

fasilitas yang baik. Semua input dan process dalam pembelajaran di

sekolah tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu dari product

Gambar

Tabel 14. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP A
Tabel 16. Distribusi Tendensi Sentral Aspek Kerja Sama Siswa kelas TP C
Gambar 6. Diagram Aspek Peralatan Praktik
Gambar 7. Diagram AspekMedia Pembelajaran dan Job Sheet  Melihat  diagram  gambar  7  dapat  diketahui  kelas  TP  A  untuk  jawaban  sangat  baik  berada  paling  banyak  dengan  frekuensi  14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

Anak membutuhkan stimulus dalam meningkatkan kemampuan motorik halus seperti melakukan senam otak, yang bertujuan memfasilitasi bagian otak kanan dan otak kiri agar dapat

Sebagai konsekuensinya, pada tingkat ini pendidikan bukan hanya sebagai hak tetapi juga sebagai kewajiban bagi setiap warga negara pada tingkat umur tertentu (di

1) Humas berperan dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi Manado dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas dengan informasinya mampu memberi pengetahuan

Dengan mengusung tema yang ditujukan untuk memberi informasi bagi pelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum, dengan bangga kami mempersembahkan sebuah acara

Realisasi pembangunan perumahan di Salatiga bukan hanya pembangunan perumahan dalam arti sempit, namun juga mencakup pembangunan infrastruktur dasar perumahan pemukiman,

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam

Oleh karena itu, yang akan dilakukan judul penelitiannya adalah “Pengelolaan Evaluasi Pembelajaran oleh Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di