• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.

Dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam Undang-Undang yang baru. UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memeiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam peraturan pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 dikeluarkan UU No.10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah

(2)

berkembang lebih cepat setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut diberlakukan.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Begitu pula perbankan syariah di daerah, seperti perbankan syariah di Yogyakarta, yakni Bank BPD Syariah. Dengan menggunakan system dual banking atau membuka sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah, Bank BPD Syariah berdiri sejak tahun 2007 ini membuktikan bahwa bank daerah berperan aktif dalam perbankan syariah di daerah khususnya di daerah Kota Yogyakarta.

2. Perkembangan Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah merupakan salah satu jenis simpanan pada bank syariah yang mempengaruhi besarnya total Dana Pihak Ketiga Syariah. Hal ini dimungkinkan karena tabungan sebagai salah satu komponen yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Tabungan Mudharabah ini adalah tabungan yang berdasarkan prinsip

(3)

Mudharabah muthlaqah. Dimana Bank Syariah mengelola dana yang diinvestasikannya

oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama. Apabila tabungan hanya ditimbun tanpa diinvestasikan, hal tersebut bagaikan harta yang tidak berguna karena Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia atau tidak diinvestasikan (Karim, 2004:18).

Dana pihak ketiga Tabungan Mudharabah di sini adalah kumpulan dana yang diperoleh dari nasabah, dalam arti nasabah sebagai masyarakat, individu, perusahaan, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun valuta aing yang dialokasikan atau dikelola oleh perbankan syariah dan kemudian keuntungan tersebut akan dibagi antara kedua belah pihak baik bank dan nasabah.

1) Tabungan Mudharabah di Bank Muamalat

Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

(4)

Sumber data : Bank Indonesia Data diolah

Dilihat dari gambar 2 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar Rp. 49.248.281 dan pembiayaan Mudharabah terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar RP. 34.214.800.

Selama periode perkembangannya, tabungan Mudharabah cenderung meningkat setiap bulannya meskipun sempat mengalami penurunan pada bulan-bulan tertentu. Hal tersebut diperkirakan karena para nasabah lebih nyaman untuk dapat mengambil kapan saja uangnya, dibandingkan mendepositokannya uangnya dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini berdampak positif bagi perkembangan Dana Pihak Ketiga khususnya.

2) Pembiayaan Mudharabah pada bank BPD Syariah

Rp10,000,000 Rp20,000,000 Rp30,000,000 Rp40,000,000 Rp50,000,000 Rp60,000,000 Ma r-13 Ju l-13 N o v-13 Mar-14 Ju l-14 N o v-14 Ma r-15 Ju l-15 N o v-15

Pembiayaan Mudharabah

di bank Muamalat

pembiayaan mudharabah

(5)

Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 2. Pembiayaan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY

Sumber data : Bank Indonesia Data diolah

Dilihat dari gambar 3 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar 325.211 dan pembiayaan Mudharabah terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar 183.435 juta rupiah

Dalam perkembangan bank BPD Syariah ini pun selalu ada peningkatan dari tahun ke ka tahunnya. Dan ini menunjukan hasil yang positif dengan peranan bank syariah di daerah. 100,000 200,000 300,000 400,000 Ma r-13 Ju n -13 Se p -13 De c-1 3 Ma r-14 Ju n -14 Se p -14 De c-1 4 Ma r-15 Ju n -15 Se p -15 De c-1 5

Pembiayaan Syariah BPD

pembiyaan bpd

(6)

2.

Perkembangan Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus, ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama, mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tetapi tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum barang secara terus-menerus selama satu periode (Nopirin, 2000:6).

Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang sangat berpengaruh dan menjadi masalah bagi perekonomian suatu negara. Inflasi yang mengalami kenaikan terus-menerus akan menyebabkan ketidakstabilan yang akan memperburuk kinerja perekonomian suatu negara. Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan inflasi periode Januari 2013 sampai Desember 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

(7)

Sumber: Bank Indonesia Data Diolah

Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa perkembangan inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2013 sebesar 8,3 % dan inflasi terendah terjadi di bulan Juni 2014 sebesar 4,35 %. Secara keseluruhan inflasi diakhir tahun dan pertengahan tahun terjadi penurunan dan peningkatan. Penurunan tekanan inflasi tersebut antara lain tidak lepas dari penurunan harga minyak mentah internasional yang mendorong pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di bulan Juni 2013 tercatat inflasi sebesar 8,6 %, tingginya tekanan inflasi tersebut bersumber dari kelompok bahan pangan yang mengalami kenaikan harga pada beberapa komoditas bahan pangan akibat faktor gangguan cuaca dan perkembangan harga komoditas pangan internasional juga ikut mempengaruhi harga komoditas di dalam negeri.

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS)

Kurs merupakan jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai Tukar Valuta Asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain (Sukirno,2000:358).

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Ma r-13 Ju n -13 Se p -13 De c-1 3 Mar-14 Ju n -14 Se p -14 De c-1 4 Ma r-15 Ju n -15 Se p -15 De c-1 5

Inflasi (%)

inflasi (%)

(8)

Data Nilai Tukar Rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah antar harga jual dan harga beli dollar AS yang dinyatakan dalam satuan unit rupiah. Berdasarkan data yang digunakan dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

Gambar 4. Perkembangan Kurs

Sumber : Data BI Diolah

Sesuai dengan grafik 5 dapat diketahui bahwa perkembangan kurs tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015 sebesar Rp.13.400 dan terendah terjadi di bulan Juli 2011 sebesar Rp. 9.738. Selama periode 2013-2015 perkembangan kurs rupiah mulai menguat dari bulan pertama dari tahun 2013 hingga di akhir tahun 2015. Hal ini diakibatkan ketidakpastian ekonomi dan melemahnya sektor riil perekonomian dalam negri dan sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka menghindari risiko dari aset-aset keuangan di negara emerging market, termasuk Indonesia. 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 Jan -13 Ma r-13 Ma y-1 3 Ju l-13 Se p -13 N o v-13 Jan -14 Ma r-14 Ma y-1 4 Ju l-14 Se p -14 N o v-14 Jan -15 Ma r-15 May -1 5 Ju l-15 Se p -15 N o v-15

Kurs (Rp)

kurs (Rp)

(9)

4. Perkembangan BI Rate

BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank

Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang(Aulia Pohan, 2008:225).

BI Rate yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk persentase. Dan

berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat perkembangan BI Rate periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2015 dibawah ini sebagai berikut.

(10)

Sumber: Bank Indonesia (data diolah)

Berdasarkan grafik 6 dapat diketahui bahwa perkembangan BI Rate di awal tahun 2010 cenderung kontan di angka 5,75% dan naik hingga di akhir tahun 2013 sebesar 6,25% . Selama periode ini BI Rate cenderung konstan dan mengalami kenaikan hingga 7,75%, hal ini karena Bank Indonesia menetapkan kebijakan moneter yang longgar untuk mendorong aktifitas perekonomian masyarakat yang cenderung turun akibat krisis global. Di 2014 BI Rate berada pada level 6,50 %. Kemudian naik kembali hingga Desember 2015 di level 7,75 %hingga akhir periode penelitian.

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Ma r-13 May -1 3 Ju l-13 Se p -13 N o v-13 Jan -14 Ma r-14 Ma y-1 4 Ju l-14 Se p -14 N o v-14 Jan -15 Ma r-15

Bi Rate

bi rate

Gambar

Gambar 2. Pembiayaan Mudharabah pada Bank   BPD Syariah DIY
Gambar 4. Perkembangan Kurs

Referensi

Dokumen terkait

Tema penelitian yang dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2010 ini adalah ektoparasit pada burung tekukur dan puter, dengan judul Ragam Jenis Ekoparasit Burung

Salah satu faktor resiko yang menjadi pemicu terjadinya kanker leher rahim adalah pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Pemakaian AKDR akan berpengaruh

Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mahasiswi muslim jurusan PGSD UST Yogyakarta angkatan 2016 merespon setelah mengakses postingan yang terdapat dalam akun

Hasil penelitian menunjukkan genus yang paling banyak ditemukan pada perakaran bawang mekah ( E. americana ) adalah genus

Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat sekurang-kurangnya 60% (enam

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Hasil pengukuran distribusi diameter dan konsentrasi di lokasi 3 km dari Pusat Penambangan Emas dengan perangkat lunak Impactor Data Processing ditampilkan di Tabel 10 dan Gambar

Duri yang berasal dari daun disebut sebagai spina phyllogenum, misal pada kaktus (Cactus sp). Judul Percobaan: Daun Lengkap, Bentuk Daun, Ujung Daun, Pangkal Daun,